Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PENERAPAN NILAI DAN PRINSIP ANTIKORUPSI SEBAGAI UPAYA


PEMBERANTASAN KORUPSI

Dosen Pengampu :

Dr. Indah Sri Utari S.H.,M.Hum.

Shofriya Qonitatin Abidah S.H., M.H.

Oleh :

Nailizza Weni Bhamatika

2308010086

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………i


BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………...1
1.1 Latar Belakang …………………………………………………………………..1
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………………..1
1.3 Tujuan……………………………………………………………………………1
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………………….2
2.1 Pengertian Korupsi……………………………………………………………….2
2.2 Faktor Penyebab Korupsi………………………………………………………...2
2.3 Nilai-Nilai dan Prinsip Antikorupsi Serta Penerapannya dalam Kehidupan …... 4
A. Nilai………………………………………………………………………4
B. Prisip……………………………………………………………………...6
BAB III PENUTUP………………………………………………………………………….7
3.1 Kesimpulan………………………………………………………………………7
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………..8

i
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Permasalahan Korupsi di Indonesia semakin banyak dari tahun ke tahun.
Permasalahan korupsi ini tidak akan bisa kita atasi jika tidak ada kesadaran dari diri
sendiri akan fatalnya akibat yang ditimbulkan dari korupsi tersebut. Menurut laporan
Transparency International, Indonesia memiliki skor indeks persepsi korupsi (IPK) 34
dari skala 0-100 pada 2022. Skor ini menjadikan Indonesia sebagai negara terkorup
ke-5 di Asia Tenggara.
Bagaimana peran kita sebagai mahasiswa dalam memberantas korupsi
sehingga negara kita bisa terbebas dari kasus korupsi yang sudah menjadi budaya
turun-menurun yang tidak bisa dihindari?
Makalah ini akan membahas mengenai peran mahasiswa sebagai pemberantas
korupsi dengan menumbuhkan kesadaran akan pentingnya pemberantasan korupsi
dengan memahami nilai dan prinsip anti-korupsi.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah yang akan kami bahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian korupsi?
2. Apa saja Faktor Penyebab Korupsi?
3. Apa saja nilai dan prinsip antikorupsi itu?
4. Bagaimana penerapan nilai-nilai tersebut dan menumbuhkan kesadaran dalam
diri mahasiswa sebagai generasi antikorupsi?

1.3 Tujuan
Dari latar belakang dan rumusan masalah diatas, maka penulis dapat memberikan
tujuan dibuatnya makalah adalah sebagai berikut :
1. Memberikan informasi mengenai pengertian korupsi dan faktor yang
mempengaruhi seseorang untuk melakukan korupsi
2. Memberikan informasi mengenai nilai dan prinsip antikorupsi
3. Menumbuhkan kesadaran akan bahaya korupsi dan cara pencegahannya
melalui penerapan nilai dan prinsip korupsi.

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Korupsi
Korupsi sendiri secara harfiah berarti kebusukan, keburukan, kebejatan,
ketidakjujuran, dapat disuap, tidak bermoral, penyimpangan dari kesucian. Dalam
Black’s Law Dictionary, korupsi adalah perbuatan yang dilakukan dengan maksud
untuk memberikan suatu keuntungan yang tidak resmi dengan hak-hak dari pihak lain
secara salah menggunakan jabatannya atau karakternya untuk mendapatkan suatu
keuntungan untuk dirinya sendiri atau orang lain, berlawanan dengan kewajibannya
dan hak-hak dari pihak lain. Korupsi berarti memperoleh keuntungan dari orang lain
atas wewenang yang dimiliki atau secara singkatnya adalah penyalahgunaan
wewenang atau jabatan untuk menguntungkan diri sendiri.
Berdasarkan kenyataan tersebut, perbuatan korupsi menyangkut sesuatu yang
bersifat amoral, sifat dan keadaan yang busuk, menyangkut jabatan instansi atau
aparatur pemerintah, penyelewengan kekuasaan dalam jabatan karena pemberian
menyangkut faktor ekonomi-politik dan penempatan keluarga atau golongan kedalam
kedinasan dibawah kekuasaan jabatan.

2.2 Faktor Penyebab Korupsi


1. Faktor Penyebab Internal
Faktor penyebab internal berasal dari individu itu sendiri, yang terdiri atas :
● Sifat Tamak/Rakus Manusia
Sifat tamak ini berasal dari dalam diri individu. Hal ini terjadi ketika
seseorang mempunyai hasrat besar untuk memperkaya diri sendiri dan
tidak pernah puas dengan apa yang telah dimiliki. Sifat tamak ini yang
menyebabkan seseorang melakukan korupsi, karena ingin memperkaya
diri dengan cara apapun.

● Gaya Hidup Konsumtif


Setiap orang memiliki keinginan yang tak terbatas. Apalagi di era
modern dan hidup di kota, disinilah mendorong gaya hidup konsumtif.
Oleh karena inilah, gaya hidup yang konsumtif namun tidak dibarengi
dengan pemasukkan yang memadai maka mendorong seseorang untuk
melakukan tindakan korupsi.

● Moral
Seseorang dengan moral yang lemah cenderung tergoda untuk
melakukan korupsi. Karena tergiur akan keuntungan yang didapatkan
tanpa perlu bekerja keras.

2. Faktor Penyebab Eksternal


Faktor penyebab eksternal berasal dari berbagai aspek diluar individu, seperti :
● Aspek Sosial
Selain karena faktor internal yang telah disebutkan, Faktor eksternal
seperti aspek sosial ini yang mendorong seseorang melakukan tindak
korupsi. Terutama lingkungan keluarga yang merupakan lingkungan
terdekat kita, keluarga yang selalu tidak puas dengan pencapaian kita
sehingga menekan kita untuk melakukan korupsi. Nilai dan budaya
yang berkmbang dimasyarakat seperti menghargai seseorang
berdasarkan kekayaan yang dimilikinya. Kurangnya kesadaran
masyarakat akan pentingnya peran masyarakat dalam memberantas
korupsi.

● Aspek Politik
Pada kenyataannya, ruang politik merupakan salah satu sarana praktek
KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme). Budaya korupsi yang
dilakukan pejabat sudah turun-temurun sejak dulu. Hal ini dikarenakan
tumpang-tindihnya kewenangan lembaga penegak hukum. Pelanggaran
hukum dilakukan tanpa sungkan oleh elit politik dan realita sosial
mengenai penyalahgunaan kekuasaan terus dilakukan. Hal yang bisa
kita lakukan untuk mengurangi hal ini adalah kontrol sosial dari
masyarakat dan keterbukaan elit politik dalam merancang undang-
undang atau rancangan perbaikan fasilitas umum.

● Aspek Hukum
Terdapat dua sisi faktor korupsi dalam aspek hukum ini, yakni dari
aspek perundang-undangan dan aspek lemahnya penegak hukum.
Koruptor akan mencari celah di perundang-undangan untuk bisa
melakukan aksinya. Selain itu, penegakan hukum yang tidak bisa
menimbulkan efek jera akan membuat koruptor semakin berani dan
korupsi terus terjadi. Hukum menjadi faktor penyebab korupsi jika
banyak produk hukum yang tidak jelas aturannya, undang-undang
dibuat untuk menguntungkan pihak tertentu dan menekan pihak yang
tak berdaya. Selain itu, hukuman yang tidak setimpal juga membuat
koruptor tidak mendapat efek jera.

● Aspek Ekonomi
Faktor ekonomi sering dianggap sebagai penyebab utama korupsi. Di
antaranya tingkat pendapatan atau gaji yang tak cukup untuk
memenuhi kebutuhan. Namun, fakta di lapangan menunjukkan korupsi
dilakukan oleh orang dengan pendapatan besar dan berpendidikan
tinggi. Faktor gaji kecil tidak menjadi jaminan dia selalu melakuak
korupsi, malah yang berpendapatan besar dan selalu merasa dirinya
miskinlah yang sering melakukan tinndak korupsi.

● Aspek Organisasi
Faktor eksternal yang terakhir adalah aspek organisasi lingkungan
koruptor itu berada. Misalnya tidak adanya teladan integritas dari
pemimpin, kultur yang benar, kurang memadainya sistem
akuntabilitas, atau lemahnya sistem pengendalian manajemen.

2.3 Nilai-Nilai dan Prinsip Antikorupsi Serta Penerapannya dalam Kehidupan


Dalam buku Pendidikan Antikorupsi oleh Kementerian Riset, Teknologi, dan
Pendidikan Tinggi disebutkan terdapat sembilan nilai antikorupsi yang akan
mendukung prinsip-prinsip antikorupsi untuk dapat dijalankan dengan baik.
a. Nilai
Nilai-nilai tersebut terdiri atas :
1. Kejujuran
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), jujur adalah lurus hati,
tidak curang, dan kejujuran adalah kelurusan hati, ketulusan hati. Nilai
kejujuran ini harus dijunjung tinggi dalam kehidupan kita sehari-hari,
terutama kehidupan sebagai mahasiswa. Karena apabila kita bersikap
tidak jujur, maka orang lain akan meragukan apa yang kita lakukan dan
untuk mengembalikan kepercayaan tersebut bukanlah sesuatu yang
mudah. Dalam penerapannya, mulai dari kita jujur dalam membeli
makanan, jujur dalam mengerjakan tugas, jujur pada saat ujian adalah
langkah awal yang dapat kita lakukan dalam upaya memberantas
korupsi.

2. Kepedulian
Definisi kata peduli adalah mengindahkan, memperhatikan dan
menghiraukan. Nilai kepedulian sangatlah penting kita tumbuhkan
dalam diri kita. Sebagai makhluk sosial, kita tidak dapat hidup sendiri
dan membutuhkan bantuan orang lain. Peduli kepada sesama dan
saling membantu apabila ada yang kesusahan. Peduli pada lingkungan
seperti menjaga kebersihan lingkungan, tidak melakukan perusakan
alam dan lain sebagainya. Selain itu, peduli terhadap kasus korupsi
yang semakin meningkat dan berupaya untuk menumbuhkan kesadaran
kepada sesama untuk saling mengingatkan untuk tidak berbuat korupsi.

3. Kemandirian
Dalam KBBI disebutkan bahwa mandiri adalah tidak tergantung pada
orang lain sedangkan kemandirian adalah keadaan dapat berdiri sendiri
tanpa bergantung pada orang lain. Dimana kita sebagai manusia harus
bisa untuk melakukan pekerjaan dengan usaha sendiri. Sebagai
mahasiswa, kita tentunya sudah dibiasakan untuk hidup mandiri dan
teratur. Seperti halnya mengatur dan mengelola keuangan sendiri,
merencanakan dan mengelola waktu agar tidak saling bertabrakan dan
mengurangi kelalaian. Mengatasi masalah yag telah dibuat sendiri
tanpa menyalahkan orang lain.

4. Kedisiplinan
Disiplin berarti tata tertib, ketaatan atau kepatuhan kepada peraturan,
mengusahakan supaya menaati dan mematuhi tata tertib. Dalam
penerapannya, kita sudah terbiasa dididik sedari kecil untuk taat pada
aturan yang telah dibuat. Seperti saat sekolah, harus datang tepat
waktu, menggunakan seragam dan atribut sesuai jadwal. Hal ini
membuat diri kita lebih menghargai waktu dan menjaga komitmen
orang lain dalam perjanjian dan tidak membuang waktu secara sia-sia.
Dilingkungan kampus juga banyak sikap disiplin yang dapat
diterapkan, seperti mengerjakan waktu tepat pada waktunya, datang
tepat waktu, dan berpakaian sopan juga beretika.

5. Tanggung Jawab
Tanggung jawab berarti melakukan semua pekerjaan dengan sungguh-
sungguh dan serius. Jika kita sudah memilih atau sedang menjalankan
suatu pekerjaan, maka sikap tanggung jawab inilah yang harus
diutamakan. Bertanggung jawab menjadi penilaian utama suatu
individu, apabila ia tidadk bertanggung jawab maka orang tersebut
tidak bisa diandalkan. Contoh sikap tanggung jawab dalam kehidupan
sehari-hari yakni ; tidak melemparkan kesalahan kepada orang lain,
menyelesaikan jobdesk atau tupoksi dengan sebaik mungkin, tidak lari
dari masalah, antara omongan dan kenyataan sesuai.

6. Kerja Keras
Dalam menjalankan kehidupan, tentu saja kita harus bekerja keras
untuk mencapai sesuatu yang kita inginkan. Tidak mungkin dengan
kita berleha-leha semua yang kita cita-citakan tercapai begitu saja.
Mahasiswa tentu saja memiliki segudang cita-cita yang harus
diwujudkan, salah satunya adalah memberantas korupsi. Kita harus
bekerja keras untuk mendapatkan hasil yang lebih besar bukan malah
korupsi dan mengambil apa yang bukan milik kita. Kita harus sadar
betul bahwa dengan bekerja keras akan membawa kejayaan di
kemudian hari.

7. Sederhana
Di era modern ini, budaya hedonisme sudah masuk dan berkembang di
negara kita, terkhusus di perkotaan. Namun, kita harus menolak
budaya hedonisme tersebut karena tidak sesuai dengan nilai yang
berkembang di masyarakat. Untuk itulah dengan hidup sederhana kita
dapat menjalani hidup yang tenang tanpa harus takut ketinggalan
trend-trend yang sedang marak saat ini. Hidup sederhana sesuai dengan
pendapatan yang kita terima tidak membuat kita akan dikucilkan dalam
masyarakat.

8. Keberanian
Dalam KBBI berani adalah mempunyai hati yang mantap dan rasa
percaya diri yang besar dalam menghadapi bahaya, kesulitan, dan
sebagainya, tidak takut (gentar, kecut). Nilai keberanian ini yang
sangat dibutuhkan dalam memberantas korupsi. Karena jika kita tidak
berani mengungkap atau melakukan tindakan pemberantasan korupsi,
maka koruptor akan terus menang dan merajalela yang akan
menimbulkan efek domino yang semakin sulit untuk diatasi.

9. Keadilan
Keadilan yang dimaksud disini yakni tidak adanya keberpihakan
terhadap suatu golongan dan memberikan sanksi yang jera kepada
koruptor. Penegakkan keadilan ini dilakukan oleh seluruh masyarakat
dan aparat penegak hukum, agar tidak ada lagi yang berani untuk
melakukan tindak korupsi.

b. Prinsip
Setelah disebutkan nilai-nilai antikorupsi di atas, maka prinsip
pendukung pemberantasan korupsi adalah sebagai berikut :
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kesesuaian antara aturan dan pelaksanaan kerja.
Semua lembaga mempertanggung jawabkan kinerjanya sesuai aturan
main, baik dalam bentuk nyata ataupun konstitusinya. Akuntabilitas
digunakan sebagai alat untuk mengawasi dan mengarahkan perilaku
administrasi dengan cara memberikan kewajiban untuk dapat
memberikan jawaban kepada sejumlah otoritas eksternal. Seseorang
yang diberikan jawaban ini haruslah seorang yang memiliki legitimasi
untuk melakukan pengawasan. Kita sebagai mahasiswa merupakan
bagian dari civitas akademika harus mengedepankan integritas kerja
dan pengembangan sumber daya manusia yang terdidik agar terlepas
dari tindakan korupsi.

2. Transparansi
Transparansi mengacu pada keterbukaan dan kejujuran untuk saling
menjunjung tinggi kepercayaan. Prinsip transparansi ini sangat penting
karena pemberantasan korupsi dimulai dari proses kebijakan yang
dilakukan secara terbuka sehingga penyimpangan-penyimpangan yang
terjadi dapat diketahui oleh publik.

3. Kewajaran
Prinsip kewajaran ini ditujukan untuk mencegah terjadinya manipulasi
dalam penganggaran. Dalam penerapannya, mahasiswa dapat
menjadikan prinsip ini sebagai rambu-rambu agar dapat bersikap lebih
waspada dalam mengatur berbagai aspek. Seperti penganggaran,
sistem belajar, pertemanan. Menumbuhkan moral yang baik dimana
kejujuran merupakan bagian pokok yang harus dimiliki.

4. Kebijakan
Kebijakan ini mengatur tata interaksi agar tidak terjadi penyimpangan
yang dapat merugikan negara dan masyarakat. Aspek kebijakan terdiri
dari isi kebijakan, pembuat kebijakan, pelaksana kebijakan, dan kultur
kebijakan. Aspek tersebut harus saling berkaitan dan menjalankan
kewajibannya sesuai dengan tupoksi yang telah diberikan.

5. Kontrol Kebijakan
Kontrol kebijaan adalah upaya agar kebijakan yang dibuat lebih efektif
dan mengeliminasi segala bentuk korupsi. Semua elemen dalam
bermasyarakat ikut dan sadar dalam kontrol kebijakan ini sebagai
upaya pemberantasan korupsi.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Korupsi berarti memperoleh keuntungan dari orang lain atas wewenang yang dimiliki
atau secara singkatnya adalah penyalahgunaan wewenang atau jabatan untuk
menguntungkan diri sendiri. Dalam upaya penanggulangannya, kita sebagai mahasiswa
mampu untuk menumbuhkan nilai-nilai dan prinsip anti korupsi di lingkungan kampus
dan masyarakat. Nilai-nilai tersebut yakni kejujuran, kepedulian, kemandirian,
kedisiplinan, tanggung jawab, kerja keras, sederhana, keberanian dan keadilan.
Dengan melakukan hal-hal kecil yang mengacu pada nilai-nilai tersebut, maka kita
sudah ikut berpartisipasi dalam penanggulangan korupsi. Hal tersebut karena nilai-nilai
tersebut merupakan kontrol diri yang utama, dimana orang yang melakukan tindakan
korupsi tidak menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupannya. Oleh karena itu, kita
sebagai mahasiswa, penerus bangsa dan masa depan negara harus menerapkan nilai-nilai
mulia dan menjadi individu bermoral dan beretika luhur.
DAFTAR PUSTAKA

Annur, C. M. (2023, February). Indonesia Negara Terkorup ke-5 di Asia Tenggara pada
2022. Retrieved from databoks:
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2023/02/02/indonesia-negara-terkorup-
ke-5-di-asia-tenggara-pada-2022
Nanang T. Puspito, H. N. (2018). Pendidikan Anti Korupsi untuk Perguruan Tinggi.
Sekretariat Jenderal Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi.
Pusat Edukasi Antikorupsi. (2022, April 7). Retrieved from Pusat Edukasi Antikorupsi:
https://aclc.kpk.go.id/aksi-informasi/Eksplorasi/20220407-kenapa-masih-banyak-
yang-korupsi-ini-penyebabnya

Anda mungkin juga menyukai