NIM : 4001420046
Tugas Antikorupsi dalam Word
11. Apa yang dimaksud dengan nilai peduli dan berikan contoh dalam kehidupan
mahasiswa di kampus!
Jawab :
Menurut KBBI, kata peduli memiliki arti mengindahkan, memperhatikan,
menghiraukan. Kepedulian berarti perihal sangat peduli, sikap mengindahkan dan
memperhatikan orang lain. Peduli adalah sebuah sikap keberpihakan kita untuk
melibatkan diri dalam persoalan, keadaan atau kondisi yang terjadi di sekitar kita.
Orang-orang peduli adalah mereka yang terpanggil melakukan sesuatu dalam
rangka memberi.
Contoh nilai peduli dalam kehidupan mahasiswa di kampus
Dalam perilaku sehari-hari di kampus, mahasiswa harus menunjukan kepedulian,
misalnya mengambil sampah yang berserakan di depan ruang kuliah, membantu
temannya yang kesusahan karena kehabisan uang untuk makan, menyuarakan
aspirasi masyarakat dengan mendiskusikan UU Omnibus Law, dan perilaku
peduli lainnya
12. Apa yang dimaksud dengan nilai adil dan berikan contoh dalam kehidupan
mahasiswa di kampus!
Jawab :
Menurut KBBI, adil memiliki arti sama berat, tidak berat sebelah, tidak memihak.
Adil berarti berpihak kepada yang benar, berpegang pada kebenaran. Selain itu,
adil dapat diartikan sepatutnya dan tidak sewenang-wenang. Adil berasal dari
bahasa Arab yang berarti berada di tengah-tengah, jujur, lurus, dan tulus. Secara
terminologis, adil bermakna suatu sikap yang bebas dari diskriminasi dan
ketidakjujuran.
Contoh nilai adil dalam kehidupan mahasiswa di kampus
Dalam pemilihan ketua HIMA atau BEM tidak menonjolkan calon dari suku atau
etnis tertentu, dalam membentuk kelompok tugas tidak memilih-milih teman, dan
perilaku adil lainnya.
13. Mengapa dalam mengimplementasikan nilai-nilai antikorupsi, mahasiswa harus
berpegang pada prinsip-prinsip antikorupsi? Jelaskan disertai contoh!
Jawab :
Prinsip antikorupsi adalah aturan atau standard dalam membangun sebuah sistem
yang memiliki control kuat dalam menghindari situasi berpotensi korupsi (Sofia et
al., 2020). Dalam membangun sistem antikorupsi yang kokoh, terdapat lima prinsip
yang harus diwujudkan yaitu akuntabilitas, transparansi, kewajaran, kebijakan
antikorupsi, dan kontrol kebijakan
a. Akuntabilitas
Akuntabilitas mengacu pada kesesuaian antara aturan dan pelaksanaan kerja.
Semua lembaga mempertanggungjawabkan kinerjanya sesuai aturan main baik
dalam bentuk konvensi (de facto) maupun konstitusi (de jure), baik pada level
budaya (individu dengan individu) maupun pada level lembaga. Akuntabilitas
harus dapat diukur dan dipertanggungjawabkan melalui mekanisme pelaporan
dan pertanggungjawaban atas pelaksanaan semua kegiatan. Evaluasi atas kinerja
administrasi, proses pelaksanaan, dampak dan manfaat yang diperoleh
masyarakat baik secara langsung maupun manfaat jangka panjang dari sebuah
kegiatan.
b. Transparansi
Transparansi merupakan prinsip yang mengharuskan semua proses kebijakan
dilakukan secara terbuka, sehingga segala bentuk penyimpangan dapat diketahui
oleh publik. Transparansi menjadi pintu masuk sekaligus kontrol bagi seluruh
proses dinamika struktural kelembagaan. Dalam bentuk yang paling sederhana,
transparansi mengacu pada keterbukaan dan kejujuran untuk saling menjunjung
tinggi kepercayaan (trust).
c. Kewajaran
Prinsip fairness ditujukan untuk mencegah terjadinya manipulasi
(ketidakwajaran) dalam penganggaran, baik dalam bentuk markup maupun
ketidakwajaran lainnya.
d. Kebijakan Antikorupsi
Kebijakan antikorupsi mengatur tata interaksi agar tidak terjadi penyimpangan
yang dapat merugikan negara dan masyarakat. Kebijakan antikorupsi tidak
selalu identik dengan undang-undang anti-korupsi, namun bias berupa undang-
undang kebebasan mengakses informasi, undang-undang desentralisasi, undang-
undang anti-monopoli, maupun lainnya yang dapat memudahkan masyarakat
mengetahui sekaligus mengontrol terhadap kinerja dan penggunaan anggaran
negara oleh para pejabat negara.
e. Kontrol kebijakan
Kontrol kebijakan merupakan upaya agar kebijakan yang dibuat betul-betul
efektif dan mengeliminasi semua bentukkorupsi. Dalam system pemerintahan di
Indonesia, misalnya, terdapat tiga pihak yang memiliki peran saling mengontrol
yaitu legislatif, eksekutif, dan yudikatif. Dalam system politik juga terdapat tiga
unsur yang memungkinkan suatu kebijakan dapat dikontrol dengan baik yaitu
adanya partisipasi, adanya opisisi, dan adanya revolusi untuk mengubah
kebijakan.