Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PENDIDIKAN ANTI KORUPSI

DOSEN PEMBIMBING :

DISUSUN OLEH KELOMPOK 8 :

1. M. Mumtaz Al Zamzami (221103034)


2. Dewi (221103043)
3. Dinda Dwi Febriani (221103049)
4. Arisatur Rosyadah (221103053)
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GRESIK

TAHUN 2022/2023

KATA PENGANTAR

Alhamdullilah,puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat

dan inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul pendidikan anti
korupsi.

Terimakasih saya ucapkan kepada bapak/ibu dosen universitas miuhamadiyah gersik membantu
kami baik secara moral maupun materi. Terimakasih juga saya

ucapkan kepada teman-teman seperjuangan yang telah mendukung kami sehingga

kami bisa menyelesaikan tugas ini tepat waktu.

Kami menyadari, bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata

sempurna baik segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu,

kami sangat mengharapkan kritik dan saran membangun dari semua pembaca

guna menjadi acuan agar penulis bisa menjadi lenih baik lagi dimasa datang.

Semoga makala ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa bermanfaat

untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.


Gresik, 3 Oktober 2022

Bab 1

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Dimata internasional, bangsaIndonesia sebagai bagian dari masyarakat dunia,citra buruk akibat
korupsi menimbulkan kerugian. Kesan buru kini menyebabkan rasa rendah diri saa tmenghadapi
dengan negara lain dan kehilangan kepercayaan pestalain. Ketidak percayaan pelaku bisnis dunia
pada pegawai mengakibatkan investor luar negeri berpihak ke negara negara tetangga yang
dianggap memiliki iklim yang lebih baik. Kondisi seperti ini merugikan perekonomian dengan
segala aspeknya dinegara ini. Pemerintah Indonesia telah berusaha keras untuk melawan korupsi
dengan berbagaicara. KPK sebagai lembaga mandiri yang secara khusus pegangan tindak
korupsi, menjadi upaya pencegahan dan penindakan tindak pidana. Korupsi dilihat sebagai
kejahatan luar biasa (tambahan biasa kejahatan) yang oleh karena itu membutuhkan upaya luar
biasa pula untuk pemberantasannya.Upaya pemberantasan korupsi-yang terdiri dari doa bagian
besar, yaitu penindakan dan pencegahan-tidak akan pernah berhasil optimal jika hanya dilakukan
oleh pemerintah saja tanpa melibatkan peranserta masyarakat. Oleh karena itu sedang berlebihan
jika mahasiswa-sebagai salah satu bagian penting dari masyarakat yang merupakan pewaris masa
depan diharapkan dapat terlibat aktif dalam upaya pemberantasan korupsi diIndonesia.

Keterlibatanmahasiswadalamupayapemberantasankorupsitentu sajatidak
padaupayapenindakanyangmerupakankewenanganinstitusipenegak
hukum.peranaktifmahasiswadiharapkanlebihperhatianpadaupaya
pencegahankorupsidenganikutmembangunbudayaantikorupsidi
masyarakat.mahasiswadiharapkandapatberperansebagaiagen perubahan dan motor penggerak
gerakan anti korupsi dimasyarakat. untukdapatberperanaktif,mahasiswaperludiberikandengan

pengetahuan yang cukup tentang seluk beluk korupsi dan penghapusannya Yang tidak kalah
penting, untuk dapat berperan aktif kampanye, seminar atau perkuliahan. Untuk keperluan
perkuliahan dilihat perlu membuat sebuah Buku Terbuka sedikit yang berisikan bahan dasar
Anti korupsi bagi mahasiswa bertujuan untuk memberikan pengetahuan yang cukup tentang
seluk beluk korupsi dan pemberantasannya serta menanamkan nilai-nilai anti korupsi. Tujuan
jangka panjangnya adalah Mahasiswa harus dapat mengerti dan menerapkan nilai-nilai anti
korupsi dalam kehidupan sehari-hari. Upaya pembekalan mahasiswa dapat dicapai dengan
berbagai cara antara lain melalui kegiatan sosialisasi, mata kuliah pendidikan Anti korupsi bagi

mahasiswa. Pendidikan menumbuhkan budaya anti korupsi dikelas mahasiswa dan


mendorong mahasiswa untuk dapat berperan serta aktif dalam upaya pemberantasan korupsi di

Indonesia.

Rumusan Masalah.
1.apa pengertian korupsi?
2.Bentuk dan Faktor Penyebab korupsi?

3.Bagaimana Strategi dan atau Upaya dalam Pemberantasan korupsi?

Tujuan Pembahasan.
1.tahu pengertian dari korupsi.

2.Mengatahui dan memahami Bentuk dan Faktor Penyebab korupsi.

3.Mengerti Bagaimana Strategi dan/atau Upaya dalam Pemberantasan korupsi.

Pembahasan

Pengertian korupsi

Kata"korupsi” berasal dari bahasa Latin "korupsi" atau "korupsi".

Selanjutnya dikatakan bahwa korupsi berasal dari kata "korumper", suatu bahasa Latin yang
lebih tua. Dari bahasa Latin tersebut kemudian dikenal istilah korupsi, korup (Inggris), "korupsi
(Perancis) dan "korupsi/korupsi" (Belanda). Dari asal usul bahasanya korupsi berarti busuk,
rusak, menggoyahkan, memutarbalik, menyogok) adalah tindakan pejabat umum, baik politik
maupun pegawai negeri, serta pesta lain yang terlibat dalam tindakan itu yang secara tidak wajar
dan tidak hukum menyalah gunakan kepercayaan umum yang dikuasakan untuk mereka untuk
mendapatkan keuntungan sepihak

Dari sudut pandang hukum, tindak pidana korupsi secara garis besar mencakup tidak-tidak
sebagai berikut:

1. Perbuatan melawan hukum;

2. Penyalahgunaan kewenangan, kesempatan, atau sarana;


3. Memperkaya diri sendiri, orang lain, atau korporasi;

4. Merugikan keuangan negara atau perekonomian negara;

Selain itu terdapat beberapa jenis tindak pidana korupsi yang lain, di antaranya:

1.Memberi atau menerima hadiah atau janji (penyuapan);

2. Penggelapan dalam jabatan;

3. Pemerasan dalam jabatan;

4. Ikut serta dalam pengadaan (bagi pegawai negeri/penyelenggara negara);

5. Menerima gratifikasi (bagi pegawai negeri/penyelenggara negara).

Jika melihat dari pengertian korupsi diatas, bisa disimpulkan jika korupsi

adalah sejenis penghianatan, dalam hal ini adalah penghianatan terhadap

rakyat yang telah memberikan amanah dalam mengemban tugas tertentu.

Bentuk dan Faktor Penyebab Korupsi

Bentuk-Bentuk Korupsi

 Penyuapan

Penyuapan merupakan sebuah perbuatan kriminal yang melibatkan sejumlah pemberian kepada
seorang dengan sedemikian rupa sehingga bertentangan dengan tugas dan tanggungjawabnya.
Sesuatu yang diberikan sebagai suap tidak harus berupa uang, tapi bisa berupa barang berharga,
rujukan hak-hak istimewa, keuntungan ataupun janji tindakan, suara atau pengaruh seseorang
dalam sebuah jabatan public.

 Penggelapan (embezzlement) dan pemalsuan atau penggelembungan (froud).


Penggelapan merupakan suatu bentuk korupsi yang melibatkan pencurian uang, properti, atau
barang berharga. Oleh seseorang yang diberi amanat untuk menjaga dan mengurus uang, properti
atau barang berharga tersebut. Penggelembungan menyatu kepada praktik penggunaan informasi
agar mau mengalihkan harta atau barang secara suka rela.

 Pemerasan (Extorion)

Pemerasan berarti penggunaan ancaman kekerasan atau penampilan informasi yang


menghancurkan guna membujuk seseorang agar mau bekerjasama. Dalam hal ini pemangku
jabatan dapat menjadi pemeras atau korban pemerasan.

 Nepotisme (nepotism)

Kata nepotisme berasal dari kata Latin "nepos" yang berarti "nephew" (keponakan). Nepotisme
berarti memilih keluarga atau teman dekat berdasarkan pertimbagan hubunga, bukan karena
kemamuannya.

Faktor Penyebab Korupsi

FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL PENYEBAB KORUPSI

Perilaku korupsi menyangkut berbagai hal yang bersifat kompleks. Faktor-faktor penyebabnya
bisa dari internal pelaku-pelaku korupsi, tetapi bisa juga bisa berasal dari situasi lingkungan yang
kondusif bagi seseorang untuk melakukan korupsi. Dengan demikian secara garis besar
penyebab korupsi dapat dikelompokan menjadi dua yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

Faktor internal, merupakan faktor pendorong korupsi dari dalam diri, yang dapat dirinci
menjadi:

Aspek Perilaku Individu :

Sifat tamak/rakus manusia. Korupsi, bukan kejahatan kecil-kecilan karena mereka


membutuhkan makan. Korupsi adalah kejahatan orang profesional yang rakus. Sudah
berkecukupan, tapi serakah. Mempunyai hasrat besar untuk memperkaya diri. Unsur penyebab
korupsi pada pelaku semacam itu datang dari dalam diri sendiri, yaitu sifat tamak dan rakus.
Maka tindakan keras tanpa kompromi, wajib hukumnya.

Moral yang kurang kuat. Seorang yang moralnya tidak kuat cenderung mudah tergoda untuk
melakukan korupsi. Godaan itu bisa berasal dari atasan, teman setingkat, bawahannya, atau pihak
yang lain yang memberi kesempatan untuk itu.

Gaya hidup yang konsumtif. Kehidupan di kota-kota besar sering mendorong gaya hidup
seseong konsumtif. Perilaku konsumtif bila tidak diimbangi dengan pendapatan yang memadai
akan membuka peluang seseorang untuk melakukan berbagai tindakan untuk memenuhi
hajatnya. Salah satu kemungkinan tindakan itu adalah dengan korupsi.

Aspek Sosial:

Perilaku korup dapat terjadi karena dorongan keluarga. Kaum behavioris mengatakan bahwa
lingkungan keluargalah yang secara kuat memberikan dorongan bagi orang untuk korupsi dan
mengalahkan sifat baik seseorang yang sudah menjadi traits pribadinya. Lingkungan dalam hal
ini malah memberikan dorongan dan bukan memberikan hukuman pada orang ketika ia
menyalahgunakan kekuasaannya.

Faktor eksternal, pemicu perilaku korup yang disebabkan oleh faktor di luar diri pelaku.

Aspek sikap masyarakat terhadap korupsi :

Pada umumnya jajaran manajemen selalu menutupi tindak korupsi yang dilakukan oleh segelintir
oknum dalam organisasi. Akibat sifat tertutup ini pelanggaran korupsi justru terus berjalan
dengan berbagai bentuk. Oleh karena itu sikap masyarakat yang berpotensi menyuburkan tindak
korupsi terjadi karena :

Nilai-nilai di masyarakat kondusif untuk terjadinya korupsi. Korupsi bisa ditimbulkan oleh
budaya masyarakat. Misalnya, masyarakat menghargai seseorang karena kekayaan yang
dimilikinya. Sikap ini seringkali membuat masyarakat tidak kritis pada kondisi, misalnya dari
mana kekayaan itu didapatkan.

Masyarakat kurang menyadari bahwa korban utama korupsi adalah masyarakat sendiri.
Anggapan masyarakat umum terhadap peristiwa korupsi, sosok yang paling dirugikan adalah
negara. Padahal bila negara merugi, esensinya yang paling rugi adalah masyarakat juga, karena
proses anggaran pembangunan bisa berkurang sebagai akibat dari perbuatan korupsi.

Masyarakat kurang menyadari bila dirinya terlibat korupsi. Setiap perbuatan korupsi pasti
melibatkan anggota masyarakat. Hal ini kurang disadari oleh masyarakat. Bahkan seringkali
masyarakat sudah terbiasa terlibat pada kegiatan korupsi sehari-hari dengan cara-cara terbuka
namun tidak disadari.

Masyarakat kurang menyadari bahwa korupsi akan bisa dicegah dan diberantas bila masyarakat
ikut aktif dalam agenda pencegahan dan pemberantasan. Pada umumnya masyarakat
berpandangan bahwa masalah korupsi adalahtanggung jawab pemerintah semata. Masyarakat
kurang menyadari bahwa korupsi itu bisa diberantas hanya bila masyarakat ikut melakukannya.

Aspek ekonomi:

Pendapatan tidak mencukupi kebutuhan. Dalam rentang kehidupan ada kemung-kinan seseorang
mengalami situasi terdesak dalam hal ekonomi. Keterdesakan itu membuka ruang bagi seseorang
untuk mengambil jalan pintas diantaranya dengan melakukan korupsi.

Aspek Politis:

Menurut Rahardjo (1983) bahwa kontrol sosial adalah suatu proses yang dilakukan untuk
mempengaruhi orang-orang agar bertingkah laku sesual dengan harapan masyarakat. Kontrol
sosial tersebut dijalankan dengan menggerakkan berbagai aktivitas yang melibatkan penggunaan
kekuasaan negara sebagai suatu lembaga yang diorganisasikan secara politik, melalui lembaga-
lembaga yang dibentuknya. Dengan demikian Instabilitas politik, kepentingan politis, meraih dan
mempertahankan kekuasaan sangat potensi menyebabkan perilaku korupsi.

Aspek Organisasi :

Kurang adanya sikap keteladanan pimpinan. Posisi pemimpin dalam suatu lembaga formal
maupun informal mempunyal pengaruh penting bagi bawahannya. Bila pemimpin tidak bisa
memberi keteladanan yang baik di hadapan bawahannya, misalnya berbuat korupsi, maka
kemungkinan besar bawahnya akan mengambil kesempatan yang sama dengan atasannya.

Tidak adanya kultur organisasi yang benar. Kultur organisasi biasanya punya pengaruh kuat
terhadap anggotanya. Apabila kultur organisasi tidak dikelola dengan baik, akan menimbulkan
berbagai situasi tidak kondusif mewarnai kehidupan organisasi. Pada posisi demikian perbuatan
negatif, seperti korupsi memiliki peluang untuk terjadi.

Kurang memadainya sistem akuntabilitas. Institusi pemerintahan umumnya pada satu sisi belum
dirumuskan dengan jelas visi dan misi yang diembannya, dan belum dirumuskan tujuan dan
sasaran yang harus dicapai dalam periode tertentu guna mencapai hal tersebut. Akibatnya,
terhadap instansi pemerintah sulit dilakukan penilaian apakah instansi tersebut berhasil mencapai
sasaranya atau tidak. Akibat lebih lanjut adalah kurangnya perhatian pada efisiensi penggunaan
sumber daya yang dimiliki. Keadaan ini memunculkan situasi organisasi yang kondusif untuk
praktik korupsi.

Kelemahan sistim pengendalian manajemen. Pengendalian manajemen merupakan salah satu


syarat bagi tindak pelanggaran korupsi dalam sebuah organisasi. Semakin longgar/lemah
pengendalian manajemen sebuah organisasi akan semakin terbuka perbuatan tindak korupsi
anggota atau pegawai di dalamnya.

Lemahnya pengawasan. Secara umum pengawasan terbagi menjadi dua, yaitu pengawasan
internal (pengawasan fungsional dan pengawasan langsung oleh pimpinan) dan pengawasan
bersifat eksternal (pengawasan dari legislatif dan masyarakat). Pengawasan ini kurang bisa
efektif karena beberapa faktor, diantaranya adanya tumpang tindih pengawasan pada berbagai
instansi, kurangnya profesional pengawas.

Berbagai Strategi dan/atau Upaya Pemberantasan Korupsi

Berikut akan dipaparkan berbagai upaya atau strategi yang dilakukan untuk memberantas
korupsi :

1. Pembentukan Lembaga Anti-Korupsi

1. Salah satu cara untuk memberantas korupsi adalah dengan membentuk lembaga yang
independen yang khusus menangani korupsi. Sebagai contoh di beberapa negara di-dirikan
lembaga yang dinamakan Ombudsman. Lembaga ini pertama kali didirikan oleh Parlemen
Swedia dengan nama Justitieombudsmannen pada tahun 1809. Peran lembaga ombudsman yang
kemudian berkembang pula di negara lain antara lain menyediakan sarana bagi masyarakat yang

hendak mengkomplain apa yang dilakukan oleh Lembaga Pemerintah dan pegawainya. Selain

itu lembaga ini juga memberikan edukasi pada pemerintah dan masyarakat serta
mengembangkan standar perilaku serta code of conduct bagi lembaga pemerintah maupun
lembaga hukum yang membutuhkan. Salah satu peran dari ombudsman adalah mengembangkan
kepedulian serta pengetahuan masyarakat mengenai hak mereka untuk mendapat perlakuan yang
baik, jujur dan efisien dari pegawai pemerintah (UNODC 2004). Di Hongkong dibentuk lembaga
anti korupsi yang bernama Independent Commission against Corruption (ICAC); di Malaysia
dibentuk the Anti-Corruption Agency (ACA). Kita sudah memiliki Lembaga yang secara khusus
dibentuk untuk memberantas korupsi. Lembaga tersebut adalah Komisi Pemberantasan Korupsi
(KPK).

2. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah memperbaiki kinerja lembaga peradilan baik
dari tingkat kepolisian, kejaksaan, pengadilan dan Lembaga Pemasyarakatan. Pengadilan adalah
jantungnya penegakan hukum yang harus bersikap imparsial (tidak memihak), jujur dan adil.
Banyak kasus korupsi yang tidak terjerat oleh hukum karena kinerja lembaga peradilan yang
sangat buruk. Bila kinerjanya buruk karena tidak mampu (unable), mungkin masih dapat
dimaklumi. Ini berarti pengetahuan serta ketrampilan aparat penegak hukum harus ditingkatkan.
Yang menjadi masalah adalah bila mereka tidak mau (unwilling) atau tidak memiliki keinginan
yang kuat (strong political will) untuk memberantas korupsi, atau justru terlibat dalam berbagai
perkara korupsi. Tentunya akan menjadi malapetaka bagi bangsa ini bukan? Dimana lagi kita
mencari keadilan ?

2. Pencegahan Korupsi di Sektor Publik

1. Salah satu cara untuk mencegah korupsi adalah dengan mewajibkan pejabat publik
untuk melaporkan dan mengumumkan jumlah kekayaan yang dimiliki baik sebelum maupun
sesudah menjabat. Dengan demikian masyarakat dapat memantau tingkat kewajaran peningkatan
jumlah kekayaan yang dimiliki khususnya apabila ada peningkatan jumlah kekayaan setelah
selesai menjabat. Kesulitan timbul ketika kekayaan yang didapatkan dengan melakukan korupsi
dialihkan kepemilikannya kepada orang lainmisalnya anggota keluarga.

2. Untuk kontrak pekerjaan atau pengadaan barang baik di pemerintahan pusat, daerah
maupun militer, salah satu cara untuk memperkecil potensi korupsi adalah dengan melakukan
lelang atau penawaran secara terbuka. Masyarakat harus diberi otoritas atau akses untuk dapat
memantau dan memonitor hasil dari pelelangan atau penawaran tersebut. Untuk itu harus
dikembangkan sistem yang dapat memberi kemudahan bagi masyarakat untuk ikut memantau
ataupun memonitor hal ini

3. Korupsi juga banyak terjadi dalam perekruitan pegawai negeri dan anggota militer
baru. Korupsi, kolusi dan nepotisme sering terjadi dalam kondisi ini. Sebuah sistem yang
transparan dan akuntabel dalam hal perekruitan pegawai negeri dan anggota militer juga perlu
dikembangkan.

3. Pencegahan Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat

Salah satu upaya memberantas korupsi adalah memberi hak pada masyarakat untuk
mendapatkan akses terhadap informasi (access to information). Sebuah sistem harus dibangun di
mana kepada masyarakat (termasuk media) diberikan hak meminta segala informasi yang
berkaitan dengan kebijakan pemerintah yang mempengaruhi hajat hidup orang banyak. Hak ini
dapat meningkatkan keinginan pemerintah untuk membuat kebijakan dan menjalankannya secara
transparan. Pemerintah memiliki kewajiban melakukan sosialisasi atau diseminasi berbagai
kebijakan yang dibuat dan akan dijalankan.

4.Pencegahan dengan memasukan pendidikan anti korupsi di sekolah / perguruan tinggi.

Pendidikan antikorupsi bagi siswa mengarah pada pendidikan nilai, yaitu nilai-nilai
kebaikan. Suseno (dalam Djabbar, 2009) berpendapat bahwa pendidikan yang mendukung
orientasi nilai adalah pendidikan yang membuat orang merasa malu apabila tergoda untuk
melakukan korupsi, dan marah bila ia menyaksikannya. Menurut Suseno, ada tiga sikap moral
fundamental yang akan membuat orang menjadi kebal terhadap godaan korupsi. Ketiga sikap
moral fundamental tersebut adalah kejujuran, rasa keadilan, dan rasa tanggung jawab.
Melaui pendidikan karakter antikorupsi inilah yang pertama, para siswa sejak usia dini
sudah mengetahui tentang seluk-beluk praktek korupsi sekaligus konsekuensi yang akan diterima
oleh para pelaku. Yang kedua, juga memberikan proses pembelajaran tentang kepakaan terhadap
praktek-praktek korupsi yang ada disekitar kita. Ketiga, mendidik para siswa dari usia dini
tentang akhlak atau moral yang sesuai dengan ajaran ajaran sosial keagamaan. Keempat,
menciptakan generasi penerus yang bersih dari perilaku penyimpangan, dan Kelima, membantu
seluruh cita cita warga bangsa dalam menciptakan clean and good-goverment demi masa depan
yang lebih baik dan beradab.
PENUTUP

Kesimpulan
Dari berbagai penjelasan diatas kami menarik kesimpulan bahwa korupsi adalah
kejahatan yang sangat merugikan public. Korupsi adalah penghianatan, dalam hal ini adalah
penghianatan terhadap rakyat yang telah memberikan amanah dalam mengemban tugas tertentu.

Korupsi merupakan perbuatan yang bertentangan dengan kaidah-kaidah umum yang


berlaku di masyarakat. Korupsi di Indonesia telah dianggap sebagai kejahatan luar biasa. Melihat
realita tersebut timbul public judgement bahwa korupsi adalah manisfestasi budaya bangsa.
Telah banyak usaha yang dilakukan untuk memberantas korupsi. Namun walaupun begitu
dengan upaya apapun memang harus terus dilakukan untuk memberantas korupsi Seperti yang
sekarang ini kita lakukan di lingkungan mahasiswa ,memasukan Pendidikan Anti korupsi guna
mengoptimalkan intelektual, sifat kritis dan etika integritas mahasiswa agar kedepannya bisa
menghasilkan sosok sosok pembangun bangsa yang berjiwa anti korupsi tentunya.

Anda mungkin juga menyukai