PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Korupsi merupakan fenomena sosial yang hingga kini masih belum dapat diberantas
oleh manusia secara maksimal. Korupsi tumbuh seiring dengan berkembangnya peradaban
manusia. Tidak hanya di negeri kita tercinta, korupsi juga tumbuh subur di belahan dunia
yang lain, bahkan di Negara yang dikatakan paling maju sekalipun
Di mata Internasional, bangsa Indonesia sebagai bagian dari masyarakat dunia, citra
buruk akibat korupsi menimbulkan kerugian. Kesan buruk ini menyebabkan rasa rendah diri
saat berhadapan dengan negara lain dan kehilangan kepercayaan pihak lain.
Ketidakpercayaan pelaku bisnis dunia pada birokrasi mengakibatkan investor luar negeri
berpihak ke negara-negara tetangga yang dianggap memiliki iklim yang lebih baik. Kondisi
seperti ini merugikan perekonomian dengan segala aspeknya di negara ini. Pemerintah
Indonesia telah berusaha keras untuk memerangi korupsi dengan berbagai cara.
KPK sebagai lembaga independen yang secara khusus menangani tindak korupsi,
menjadi upaya pencegahan dan penindakan tindak pidana. Korupsi dipandang sebagai
kejahatan luar biasa (extra ordinary crime) yang oleh karena itu memerlukan upaya luar biasa
pula untuk memberantasnya. Upaya pemberantasan korupsi yang terdiri dari dua bagian
besar, yaitu penindakan dan pencegahan tidak akan pernah berhasil optimal jika hanya
dilakukan oleh pemerintah saja tanpa melibatkan peran serta masyarakat. Oleh karena itu
tidaklah berlebihan jika mahasiswa sebagai salah satu bagian penting dari masyarakat yang
merupakan pewaris masa depan diharapkan dapat terlibat aktif dalam upaya pemberantasan
korupsi di Indonesia. Keterlibatan mahasiswa dalam upaya pemberantasan korupsi tentu tidak
pada upaya penindakan yang merupakan kewenangan institusi penegak hukum. Peran aktif
mahasiswa diharapkan lebih difokuskan pada upaya pencegahan korupsi dengan ikut
membangun budaya antikorupsi di Masyarakat. Mahasiswa diharapkan dapat berperan
sebagai agen perubahan dan motor penggerak gerakan anti korupsi di Masyarakat. Untuk
dapat berperan aktif, mahasiswa perlu dibekali dengan pengetahuan yang cukup tentang seluk
beluk korupsi dan pemberantasannya. Yang tidak kalah penting, untuk dapat berperan aktif
mahasiswa harus dapat memahami dan menerapkan nilai-nilai antikorupsi dalam kehidupan
sehari-hari.
1
Upaya pembekalan mahasiswa dapat ditempuh dengan berbagai cara antara lain melalui
kegiatan sosialisasi, kampanye, seminar atau perkuliahan. Untuk keperluan perkuliahan
dipandang perlu membuat sebuah Buku Ajar yang berisikan materi dasar mata
kuliah Pendidikan Antikorupsi bagi mahasiswa.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN KORUPSI
Kata “korupsi” berasal dari bahasa Latin “corruptio” atau “corruptus”. Selanjutnya
dikatakan bahwa “corruptio” berasal dari kata “corrumpere”. Dari bahasa Latin tersebut
kemudian dikenal istilah “corruption, corrupt” (Inggris), “corruption” (Perancis) dan
“corruptie/korruptie” (Belanda). Dari asal-usul bahasanya korupsi bermakna busuk,
rusak, menggoyahkan, memutarbalik, menyogok, memfitnah, menyimpang dari kesucian
atau perkataan menghina).
Korupsi menurut wikipedia dalam arti yang luas, korupsi atau korupsi politis adalah
penyalahgunaan jabatan resmi untuk keuntungan pribadi. Semua bentuk
pemerintah/pemerintahan rentan korupsi dalam prakteknya. Beratnya korupsi berbeda-
beda, dari yang paling ringan dalam bentuk penggunaan pengaruh dan dukungan untuk
memberi dan menerima pertolongan, sampai dengan korupsi berat yang diresmikan, dan
sebagainya.Jadi, korupsi adalah tindakan yang dilakukan oleh setiap orang yang secara
melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu
korporasi yang dapat merugikan negara atau perekonomian Negara. Pemerintah Indonesia
memang sudah berupaya untuk melakukan pemberantasan korupsi melaui proses
penyelidikan, penyidikan, penuntutan, dan peradilan sesuai dengan undang-undang yang
berlaku. Namun semuanya juga harus melihat dari sisi individu yang melakukan korupsi,
3
karena dengan adanya faktor-faktor yangt menyebabkan terjadinya korupsi maka perlu
adanya strategi pemberantasan korupsi yang lebih diarahkan kepada upaya-upaya
pencegahan berdasarkan strategi preventif, disamping harus tetap melakukan tindakan-
tindakan represif secara konsisten. Serta sukses tidaknya upaya pemberantasan korupsi
tidak hanya ditentukan oleh adanya instrument hukum yang pasti dan aparat hukum yang
bersih, jujur,dan berani serta dukungan moral dari masyarakat, melainkan juga
dari political will pemimpin negara yang harus menyatakan perang terhadap korupsi
secara konsisten.
B. PERILAKU KORUPSI
Korupsi termasuk perbuatan yang tergolong dalam kejahatan luar biasa (extra
ordinary crime), yang tentunya para pelakunya sepantasnya mendapat hukuman yang
setimpal akibat dari perbuatannya. Untuk mewujudkan hal tersebut, maka dibuatlah
aturan yang mamayunginya.
4
9. Advokat menerima suap
10. Pegawai negeri menggelapkan uang atau membiarkan penggelapan.
11. Pegawai negeri memalsukan buku untuk pemeriksaan administrasi.
12. Pegawai negeri merusakan bukti.
13. Pegawai negeri membiarkan orang lain merusakkan bukti.
14. Pegawai negeri membantu orang lain merusakkan bukti
15. Pegawai negeri memeras.
16. Pegawai negeri memeras pegawai negeri yang lain.
17. Pemborong membuat curang .
18. Pengawas proyek membiarkan perbuatan curang.
19. Rekanan TNI/Polri berbuat curang
20. Pengawas rekanan TNI/Polri berbuat curang
21. Penerima barang TNI/Polri membiarkan perbuatan curang
22. Pegawai negeri menyerobot tanah negara sehingga merugikan orang lain.
23. Pegawai negeri ikut dalam pengadaan yang diurus olehnya.
24. Pegawai negeri mengamankan gratifikasi tanpa membuat laporan ke KPK.
25. Merintangi proses pemeriksaan perkara korupsi .
26. Tersangka tidak memberikan keterangan mengenai kekayaan .
27. Bank yang tidak memberikan keterangan rekening tersangka.
28. Saksi atau ahli yang memberikan keterangan palsu atau tidak memberikan
keterangan sama sekali .
29. Seseorang yang memegang rahasia jabatan, namun memberikan keterangan
palsu atau tidak memberikan keterangan.
30. Saksi yang membuka identitas pelapor
Dari ke-30 jenis korupsi di atas, disederhanakan lagi menjadi tujuh kelompok tindak
5
merugikan keuangan negara karena anggaran program jauh lebih tinggi kenyataan
yang sebenarnya.
2. Suap Menyuap
Suap menyuap adalah menjanjikan atau memberi sesuatu kepada ASN, hakim,
advokat, penyelenggara negara agar si penerima mau berbuat sesuatu atau tidak
melakukan apapun dalam jabatannya.
Tindak korupsi yang satu ini bisa terjadi antar pegawai atau antara pihak luar
dengan pegawai. Contoh suap antar pegawai misalnya seperti memberikan barang
demi kenaikan pangkat atau jabatan. Sedangkan suap pihak luar dengan pegawai
misalnya perusahaan swasta memberikan sejumlah uang kepada pegawai
pemerintah agar dipilih menjadi tender.
4. Pemerasan
Pemerasan adalah tindakan pemaksaan yang dilakukan oleh seorang pegawai
negeri atau penyelenggara negara dengan cara menyalahgunakan kekuasaannya
untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain.Pemaksaan ini bisa dilakukan
untuk memberikan sesuatu, menerima pembayaran dengan potongan, membayar,
atau untuk mengerjakan sesuatu bagi dirinya sendiri. Contohnya seperti seorang
pegawai negeri yang bertugas membuat KTP meminta tarif sebesar Rp50 ribu,
padahal pemerintah tidak pernah meminta masyarakat membayar untuk
pembuatan KTP.
5. Perbuatan Curang
Perbuatan curang adalah tindakan yang sengaja dilakukan untuk kepentingan
pribadi dan dapat membahayakan orang lain. Contohnya seperti pemborong atau
penjual bahan bangunan melakukan perbuatan curang pada saat membuat gedung
6
pemerintahan. Perbuatan mereka ini dapat membahayakan keamanan masyarakat
atau barang-barang milik pemerintah.
7. Gratifikasi
Gratifikasi adalah pemberian barang kepada pegawai negeri atau
penyelenggara negara yang dianggap sebagai pemberian suap jika berhubungan
dengan jabatannya atau yang berlawanan dengan kewajiban tugasnya. Contohnya
seperti seorang pengusaha yang memberikan sebuah mobil kepada Bupati dengan
tujuan untuk mendapatkan proyek dari Pemerintah Daerah setempat. Jika Bupati
tersebut tidak melaporkan hal ini kepada KPK maka akan dianggap sebagai suap.
Dalam prosesnya, pembuktian bahwa gratifikasi yang bernilai Rp 10 Juta atau
lebih bukan merupakan suap dilakukan oleh penerima gratifikasi. Sedangkan
untuk barang yang bernilai kurang dari Rp10 juta, pembuktiannya dilakukan oleh
penuntut umum.
Selain bentuk korupsi yang sudah disebutkan di atas, menurut nominalnya,
korupsi juga bisa dibedakan menjadi 5 jenis, yaitu:
a. Korupsi Gurem: nominalnya kurang dari Rp 10 juta
b. Korupsi Kecil: nominalnya mulai dari Rp 10 juta sampai kurang dari Rp 100
juta
c. Korupsi Sedang: nominalnya mulai dari Rp 100 juta sampai Rp 1 miliar.
d. Korupsi Besar: nominalnya mulai dari Rp 1 miliar sampai Rp 25 miliar
e. Korupsi Kakap: nominalnya lebih dari Rp 25 miliar
f. Temukan penjelasan lengkap tentang bentuk-bentuk korupsi di menurut
Undang-Undang dalam buku Himpunan Peraturan Perundang-Undangan
Republik Indonesia Tindak Pidana Korupsi dan Suap yang disusun oleh
Tim Redaksi BIP.
7
D. JENIS JENIS KEGIATAN KORUPSI
Jenis korupsi pertama dibedakan menjadi dua, yaitu Administrative Corruption dan
Corruption Against The Rule
1. Adminstrative Corruption
Segala sesuatu yang dijalankan adalah sesuai dengan hukum/peraturan yang
berlaku. Akan tetapi individu- individu tertentu memperkaya dirinya sendiri.
Misalnya proses rekruitmen pegawai negeri, dimana dilakukan ujian seleksi mulai
dari seleksi administratif sampai ujian pengetahuan atau kemampuan, akan tetapi
yang harus diluluskan sudah tertentu orangnya.
2. Against The Rule Corruption Artinya korupsi yang dilakukan adalah sepenuhnya
bertentangan dengan hukum, misalnya penyuapan, penyalahgunaan jabatan untuk
memperkaya diri sendiri atau orang lain atau korporasi.
Jenis yang kedua dibedakan menjadi tiga, yaitu Material Corruption, Political
Corruption, dan Intellectual Corruption.
1. Material Corruption
Material corruption adalah korupsi yang berhubungan dengan manipulasi di
bidang ekonomi dan yang menyangkut kepentingan umum yang meliputi:
a. Manipulasi keuangan dan decisious berbahaya bagi perekonomian sering
dicap korup. Kondisi ini sering berlaku pada kesalahan keputusan oleh
para pejabat di dalam ekonomi public.
b. Pembayaran samaran dalam bentuk hadiah, biaya hukum, ketenagakerjaan,
nikmat untuk kerabat, pengaruh sosial, mengorbankan atau kepentingan
hubungan yang umum dan kesejahteraan, dengan atau tanpa pembayaran
tersirat uang, biasanya dianggap korup. Jadi di sini adalah korupsi yang
menyangkut masalah penyuapan yang berhubungan dengan manipulasi
bidang ekonomi dan yang menyangkut bidang kepentingan umum adalah
korupsi di bidang materiil.
8
2. Political Corruption
Political corruption oleh Chalmers (1987) ditulis sebagai korupsi pada
pemilihan termasuk memperoleh suara dengan uang, janji-janji tentang jabatan
atau hadiah-hadiah khusus, pelaksanaan intimidasi dan campur tangan terhadap
kebebasan memilih. Korupsi dalam jabatan melibatkan penjualan suara-suara
dalam legislatif, keputusan administratif atau keputusan pengadilan, atau
menyangkut pemerintahan. penetapan yang
3. Intellectual Corruption
Intellectual corruption diterangkan sebagai seorang pengajar yang
berkewajiban memberikan pelajaran kepada murid namun ia tidak memenuhi
kewajibannya secara wajar; pegawai negeri yang selalu meninggalkan tugasnya
tanpa alasan; memanipulasi (membajak) hasil karya orang lain.
Jenis korupsi yang ketiga lebih operasional juga diklasifikasikan oleh tokoh
reformasi, M. Amien Rais yang menyatakan sedikitnya ada empat jenis korupsi, yaitu
(Anwar, 2006:18):
1. Korupsi Ekstortif, yakni berupa sogokan atau suap yang dilakukan pengusaha
kepada penguasa.
2. Korupsi Manipulatif, seperti permintaan seseorang yang memiliki kepentingan
ekonomi kepada eksekutif atau legislatif untuk membuat peraturan atau Undang-
undang yang menguntungkan bagi usaha ekonominya.
3. Korupsi Nepotistik, yaitu terjadinya korupsi karena ada ikatan kekeluargaan,
pertemanan, dan sebagainya.
4. Korupsi Subversif, yakni mereka yang merampok kekayaan negara secara
sewenang-wenang untuk dialihkan ke pihak asing dengan sejumlah
keuntungan pribadi
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Korupsi adalah semua tindakan tidak jujur yang memanfaatkan jabatan atau
kuasa untuk mendapatkan keuntungan bagi pribadi atau orang lain. Di Indonesia,
tindak korupsi diatur dalam Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 Tentang
Pemberantasan Tidak Pidana Korupsi.
Berdasarkan undang-undang tersebut, korupsi adalah setiap orang yang secara
melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri, orang lain, atau suatu
korporasi yang dapat merugikan keuangan negara dan perekonomian negara. Tujuh
kelompok yang termasuk ke dalam tindak pindana korupsi yaitu : Keruguan keuangan
negara, Suap menyuap, Penggelapan dalam jabatan,Pemerasan, Perbuatan curang,
Benturan kepentingan dalam pengadaan, Gratifikasi.
B. Saran
Pemiskinan koruptor menuang mendapat sambutan positif dari banyak
kalangan. Namun perlu dipertimbangkan lagi mengenai pelaksanaannya. Saran yang
dapat penulis sumbangkan, yaitu:
1. Perlu adanya rekonseptualisasi mengenai konsep pemiskinan koruptor.
Rekonseptualisasi dengan memberikan arahan yang jelas bagi penegak hukum
mengenai konsep pemiskinan koruptor, sehingga pelaksanaan pemiskinan koruptor
dapat dijalankan sebagai suatu terobosan hukum yang memberikan efek jera dalam
tindak pidana korupsi.
2. Perlu adanya suatu gerakan yang mendorong pelaksanaan pemiskinan koruptor.
Contohnya seperti pendidikan, pemahaman, penjelasan, integritas dari para
penegak hukum agar para penegak hukum di Indonesia melaksanakan sanksi
pidana pemiskinan koruptor dalam upaya pembera ntasan tindak pidana korupsi.
10
DAFTAR PUSTAKA
https://www.gramedia.com/best-seller/kasus-korupsi-di-indonesia/
https://www-detik-com.cdn.ampproject.org/v/s/www.detik.com/edu/detikpedia/d-
5803362/korupsi-pengertian-jenis-dan-cara-memberantasnya/amp?
amp_gsa=1&_js_v=a9&usqp=mq331AQIUAKwASCAAgM%3D#amp_tf=Dari
%20%251%24s&aoh=16964946095074&referrer=https%3A%2F
%2Fwww.google.com&share=https%3A%2F%2Fwww.detik.com%2Fedu
%2Fdetikpedia%2Fd-5803362%2Fkorupsi-pengertian-jenis-dan-cara-
memberantasnya
https://www.detik.com/tag/korupsi?
_gl=1*xlvfnt*_ga*RUpsYnd5Wm5zWHdXUlJ1WHVPaUtjUG9vdHgtUGNBMDVYOU
VYRkVZZEFzdWZ0ZHQ2b0RqUEZGMUtQUmY5NmRKUQ..*_ga_CY42M5S751*
MTY5NjQ5NDYzMS4zLjAuMTY5NjQ5NjI0NS42MC4wLjA
https://aclc.kpk.go.id/aksi-informasi/Eksplorasi/20220411-mengenal-pengertian-
korupsi-dan-antikorupsi
http://berita.ikatanpsikologisosial.org/index.php/perilaku-korupsi/
https://www.academia.edu/28659374/
KORUPSI_pengertian_ciri_ciri_dan_jenis_jenis_korupsi_serta_korupsi_dalam_berbag
ai_perspektif_KORUPSI
11