PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1945, yang menjunjung tinggi hak asasi manusia, dan menjamin semua
serta wajib menjunjung hukum dan pemerintah itu dengan tidak ada
perbuatan hukum yang mungkin akan terjadi dan kepada alat perlengkapan
aspek kehidupan baik sosial, politik, dan ekonomi senantiasa diatur oleh
1
UUD 1945 Pasal 1 Ayat (3) Amandemen ke 3.
1
disepakati bersama. Oleh karena itu hukum wajib dipertahankan dan
ditaati serta dijunjung tinggi oleh semua pihak, baik pihak penguasa
Tindak pidana ini tidak hanya merugikan keuangan negara, tetapi juga
Dalam segi sosial korupsi telah menjadi hal lumrah dalam potret
“dijangkiti” virus korupsi yang jauh lebih dasyat dampaknya dari virus-
virus penyakit jasmani. Tindak pidana korupsi ini sudah meluas dalam
jumlah kasus yang terjadi dan jumlah kerugian keuangan negara maupun
dari segi kualitas tindak pidana yang dilakukan semakin sistematis serta
KTP, SIM, Akta Lahir dan Paspor agar prosesnya lebih cepar. Padahal
dengan cepat. Jenis korupsi lainnya muncul antara lain dalam bentuk
harus menanggung pajak yang tinggi akibat dari korupsi yang dilakukan
oleh para penguasa seperti pejabat pemerintah bahkan dari aparat penegak
2
hukum itu sendiri. Korupsi para pejabat mengakibatkan defisit APBN.
pajak, menaikkan harga BBM , harga PLN, dan lain-lain. Tetapi sampai
saat ini belum begitu jelas peran aparat hukum yang benar-benar tegas
korupsi yang tidak terkendali akan membawa bencana tidak saja terhadap
dan bernegara pada umumnya. Tindak pidana korupsi yang meluas dan
ekonomi masyarakat, karena itu maka tindak pidana korupsi ini tidak lagi
kejahatan luar biasa. Begitu pun dalam upaya pemberantasannya tidak lagi
dapat dilakukan secara biasa, tetapi dituntut dengan cara yang luar biasa.
3
Pembaharuan hukum hukum nasional untuk tindak pidana korupsi
dapat kita lihat pada Undang-undang No. 3 Tahun 1971 yang diganti
berkesinambungan.
4
kewenangan penyidikan yang dimana antara masing-masing aparat
Pidana Korupsi yang dikaitkan pula dengan ketentuan Pasal 30 ayat (1)
dalam tindak pidana umum termasuk tindak pidana korupsi. Hal ini dapat
kita lihat dalam Pasal 1 ayat (1) KUHAP yang kemudian diatur lebih
lanjut dalam Pasl 6 ayat (1) KUHAP. Setelah terbentuknya KPK yang
mempunyai wewenang yang sangat luar biasa yang tidak hanya dalam
5
menentukan tersangka dalam tindak pidana berdasarkan bukti permulaan
B. Rumusan Masalah
korupsi di Indonesia?
C. Tujuan
Indonesia.
6
BAB II
PEMBAHASAN
pembentuk kata, yaitu straafbaar dan feit. Perkataan feit dalam bahasa
2
Evi Hartanti, 2008, Tindak Pidana Korupsi Edisi Kedua, Sinar Grafika, Jakarta, Hal : 9.
7
orang-orang yang mempunyai status sosial atau pangkat yang bukan
yang miskin akan tetap atau bahkan tambah makin miskin, sedangkan di
pihak lain orang-orang tingka atas yang korupsi akan tambah kaya.
Dengan demikian, setiap saat jurang perbedaan sosial akan selalu tambah
melebar3.
untuk menentukan apakah seorang tersangka terbukti atau tidak dalam hal
Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu yang diberi wewenang khusus oleh
penyakit yang melanda hampir yang semua negara di era lampau dan
3
Andi Hamzah, Asas-asas Hukum Pidana, 2008, , PT. Rineka Cipta, Edisi Revisi,
Jakarta, Hal : 76-77.
4
KUHAP ,2014, Pasal 1 angka 1 , Sinar Grafika,Jakarta, Hal : 5.
5
Adib Bahari, Khotibul Umam, 2009, KPK Komisi Pemberantasan Korupsi dari A
sampai Z, Pustaka Yustisia, Yogyakarta, Hal : 25.
8
hingga era modern ini. Keprihatinan terhadap bahaya korupsi juga telah
berkelanjutan.
country) juga tidak luput dari masalah korupsi ini. Era demokrasi liberal,
tidak pernah sepi dari isu-isu korupsi. Korupsi yang dulu dilakukan oleh
tahun ke tahun, baik dari jumlah kasus yang terjadi dan jumlahnya
9
kerugian keuangan negara maupun dari segi kualitas tindak pidana yang
10
beberapa argumen mengapa konsep dan strategi
kemasyarakatan.
11
KPK merupakan Undang-undang yang dapat menundukan
kepolisian.
tersangkanya.
12
wewenang Kepolisian dalam proses pidana dapat kita lihat
(1).
2. Kejaksaan
oleh Jaksa dalam perkara korupsi adalah dalam Pasal 284 ayat
13
Jaksa sebagai Penyidik untuk tindak pidana yang bersifat
pidana korupsi.
14
internasional saat ini sepakat untuk menempatkan korupsi
yang selama ini telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari
15
Status dan sifat KPK dikarenakan 3 ciri dominan yaitu KPK
kehidupan masyarakat.
16
Penegakan hukum untuk memberantas tindak pidana
6
Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
17
d. Melakukan tindakan-tindakan pencegahan tindak pidana
korupsi; dan
e. Melakukan monitor terhadap penyelenggaraan
7
pemerintahan negara .
7
Undang-undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi.
18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
berdasarkan Pasal 1 ayat (1) dan Pasal 6 ayat (1) KUHAP adalah Pejabat
Polisi Negara Republik Indonesia dan Pejabat Pegawai Negeri Sipil yang
B. Saran
kepada aparat penegak hukum, karena tindak pidana korupsi ini tidak
hanya dilakukan oleh para pejabat dan penguasa saja tetapi juga dilakukan
19