Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
sosiologi tentang Komisi Pemberantasan Korupsi.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan
makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka
kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah
ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk
masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Bengkulu, Agustus 2017

Penyusun,

i
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kelompok sosial terbentuk setelah di antara individu yang satu dan individu yang
lain bertemu. Pertemuan antar individu yang menghasilkan kelompok sosial haruslah
berupa proses interaksi, seperti adanya kontak, komunikasi, kerja sama, akomodasi,
asimilasi, dan akulturasi untuk mencapai tujuan bersama, bahkan mungkin mengadakan
persaingan, pertikaian, dan konflik. Dengan demikian, interaksi merupakan syarat
utama yang harus dipenuhi agar terbentuk kelompok sosial.

1.2 Tujuan Penulisan


Tujuan penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk memahami KPK.
2. Untuk mengetahui sejarah KPK.
3. Untuk mengetahui struktur KPK.

1.3 Rumusan Masalah


Kami merumuskan pembahasan sebagai berikut :
1. Bagaimana sejarah tentang?
2. Apa saja visi dan misi KPK?
3. Apa itu KPK?

-1-
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian
Komisi Pemberantasan Korupsi Republik Indonesia (biasa disingkat KPK) adalah lembaga
negara yang dibentuk dengan tujuan meningkatkan daya guna dan hasil guna terhadap
upaya pemberantasan tindak pidana korupsi. KPK bersifat independen dan bebas dari
pengaruh kekuasaan mana pun dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya. Komisi ini
didirikan berdasarkan kepada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2002
mengenai Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Dalam pelaksanaan tugasnya, KPK
berpedoman kepada lima asas, yaitu: kepastian hukum, keterbukaan, akuntabilitas,
kepentingan umum, dan proporsionalitas. KPK bertanggung jawab kepada publik dan
menyampaikan laporannya secara terbuka dan berkala kepada Presiden, DPR, dan BPK.

2.2 Sejarah
Wacana pembubaran Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang dilontarkan oleh Ketua
Umum PDIP Megawati Soekarno Putri tampaknya belum bisa terwujud dalam waktu dekat.
Pasalnya, kejaksaan dan kepolisian belum bisa diandalkan menjadi ujung tombak
pemberantasan korupsi.
Meski sudah berkali-kali menangkap pejabat negara, anggota DPR, menteri, kepala
daerah sampai petinggi parpol, namun praktik korupsi masih tumbuh subur di Tanah Air.
Bagaimana sejarah berdirinya KPK sebagai ujung tombak pemberantasan korupsi?
KPK didirikan pada tahun 2002 oleh Presiden Megawati Soekarnoputri. Pendirian KPK ini
didasari karena Megawati melihat institusi kejaksaan dan kepolisian saat itu terlalu kotor,
sehingga untuk menangkap koruptor dinilai tidak mampu. Namun jaksa dan polisi sulit
dibubarkan sehingga dibentuklah KPK.
Jauh sebelumnya, ide awal pembentukan KPK sudah muncul di era Presiden BJ Habibie
yang mengeluarkan UU Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang bersih
dan bebas dari KKN. Habibie kemudian mengawalinya dengan membentuk berbagai komisi
atau badan baru seperti KPKPN, KPPU atau lembaga Ombudsman.
Agar lebih serius lagi dalam penanganan pemberantasan korupsi, presiden berikutnya,
Abdurrahman Wahid (Gus Dur) membentuk Tim Gabungan Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi (TGPTPK). Badan ini dibentuk dengan Keppres di masa Jaksa Agung Marzuki
Darusman dan dipimpin Hakim Agung Andi Andojo. Namun, di tengah semangat menggebu-
gebu untuk memberantas korupsi dari anggota tim, melalui suatu judicial review Mahkamah
Agung, TGPTPK akhirnya dibubarkan.
Sejak itu, Indonesia mengalami kemunduran dalam upaya pemberantasan KKN. Di
samping membubarkan TGPTPK, Gus Dur juga dianggap sebagian masyarakat tidak bisa
menunjukkan kepemimpinan yang bisa mendukung upaya pemberantasan korupsi.

-2-
Setelah Gus Dur lengser, Mega pun menggantikannya. Di era putri Presiden pertama RI
ini, Mega mewujudkan semangat pemberantasan korupsi. UU Nomor 30 Tahun 2002
Tentang Komisi Pemberantasan Korupsi diselesaikan era pemerintahan Megawati. Termasuk
melahirkan lima pendekar pemberantasan korupsi pertama.
KPK merupakan lembaga negara yang dibentuk dengan tujuan meningkatkan daya guna
dan hasil guna terhadap upaya pemberantasan tindak pidana korupsi. KPK bersifat
independen dan bebas dari pengaruh kekuasaan manapun dalam melaksanakan tugas dan
wewenangnya. Dalam pelaksanaan tugasnya, KPK berpedoman kepada lima asas, yaitu:
kepastian hukum, keterbukaan, akuntabilitas, kepentingan umum, dan proporsionalitas.
KPK mempunyai empat tugas penting yakni, koordinasi dengan instansi yang berwenang
melakukan pemberantasan tindak pidana korupsi, supervisi terhadap instansi yang
berwenang melakukan pemberantasan tindak pidana korupsi, melakukan penyelidikan,
penyidikan, dan penuntutan terhadap tindak pidana korupsi, melakukan tindakan-tindakan
pencegahan tindak pidana korupsi, dan melakukan monitor terhadap penyelenggaraan
pemerintahan negara.
Sementara dalam melaksanakan tugas koordinasi, KPK berwenang mengoordinasikan
penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan tindak pidana korupsi; menetapkan sistem
pelaporan dalam kegiatan pemberantasan tindak pidana korupsi; meminta informasi
tentang kegiatan pemberantasan tindak pidana korupsi kepada instansi yang terkait;
Selanjutnya, melaksanakan dengar pendapat atau pertemuan dengan instansi yang
berwenang melakukan pemberantasan tindak pidana korupsi; dan meminta laporan instansi
terkait mengenai pencegahan tindak pidana korupsi.
KPK bertanggung jawab kepada publik dan menyampaikan laporannya secara terbuka
dan berkala kepada Presiden, DPR, dan BPK. KPK dipimpin oleh pemimpin KPK yang terdiri
atas lima orang, seorang ketua merangkap anggota dan empat orang wakil ketua
merangkap anggota.
Pemimpin KPK memegang jabatan selama empat tahun dan dapat dipilih kembali hanya
untuk sekali masa jabatan. Dalam pengambilan keputusan, pimpinan KPK bersifat kolektif
kolegial.
Di masa awal berdirinya KPK, bisa dikatakan modalnya adalah 'nol besar'. Para pemimpin
KPK dilantik tanpa gedung kantor untuk bisa bekerja dan tanpa karyawan. Mereka bahkan
membawa staf dari kantor lamanya masing-masing dan menggajinya sendiri.

-3-
2.3 Visi dan Misi
Visi dan misi KPK 2015-2019:
Visi KPK adalah Bersama Elemen Bangsa, Mewujudkan Indonesia Yang Bersih Dari Korupsi
dan Misi KPK adalah Meningkatkan efisiensi dan efektivitas penegakan hukum
dan menurunkan tingkat korupsi di Indonesia melalui koordinasi, supervisi, monitor,
pencegahan, dan penindakan dengan peran serta seluruh elemen bangsa.

2.4 Tata Tertib

A. KEWAJIBAN PESERTA
Selama KPK PENMAS 2013, maka peserta memiliki kewajiban sebagai berikut :

1. Peserta PENMAS 2013 wajib untuk mengikuti KPK yang termasuk dalam
PENILAIAN PENMAS 2013
2. Menaati tata tertib yang ada.
3. Hadir 15 menit sebelum acara dimulai untuk melakukan absensi, dengan toleransi
keterlambatan 10 menit setelah acara dimulai (sesuai waktu yang ditentukan).
4. Melaksanakan 5 S No S (Senyum, Sapa, Salam, Sopan dan Santun serta No Smoking)
selama acara KPK PENMAS 2013.
5. Berperan aktif menciptakan suasana kondusif selama acara berlangsung.
6. Menghormati dan memperhatikan setiap pemateri saat acara berlangsung.
7. Menjaga nama baik diri sendiri, kolegium FKUB, dan almamater Universitas
Brawijaya.
8. Menaati Standar Pakaian Mahasiswa Kesehatan (SPMK), dengan ketentuan sebagai
berikut :
o Baju kemeja berkerah bukan kaos dan tidak transparan
o Perempuan : rok panjang bukan jeans (panjang rok maksimal 10cm di atas mata
kaki)
o Laki - laki : celana kain bukan jeans/celana gunung
o Memakai kaos kaki
o Memakai sepatu (bukan sandal atau sepatu sandal)
10. Menjaga kebersihan lingkungan serta alatalat inventaris FKUB dan milik pribadi.
11. Bertanggungjawab terhadap barang pribadi yang dibawa. (Kehilangan barang bukanlah
tanggung jawab panitia).
12. Handphone dinon-aktifkan atau dalam mode silent saat acara KPK berlangsung.
13. Bagi peserta yang ingin mengajukan pendapat harap mengangkat tangan telebih dahulu
dan berbicara setelah dipersilahkan/ditunjuk.
a. Menggunakan bahasa yang sopan dan tidak menyinggung SARA
b. Saling menghargai pendapat peserta lain

-4-
B. LARANGAN
1. Memakai pakaian tidak sesuai dengan SPMK.
2. Tidak melakukan 5S No S terhadap selama acara KPK berlangsung.
3. Masuk ke lokasi acara tanpa seizin dari panitia terkait bila terlambat lebih dari 10
menit tanpa memberikan keterangan terlebih dahulu yang dapat
dipertanggungjawabkan.
4. Menciptakan dan/atau melakukan kegaduhan, keributan, keonaran, sehingga
mengganggu proses atau jalannya rapat.
5. Melakukan kecurangan seperti memalsukan identitas atau tanda tangan orang lain
untuk kepentingan pribadi atau kelompok.

6. Memberikan keterangan atau pernyataan palsu.


7. Membawa atau menyimpan atau menggunakan senjata tajam atau tumpul.
8. Membawa atau menyimpan atau menggunakan senjata api.
9. Membawa atau menyimpan atau mengkonsumsi atau mengedarkan minuman keras
atau narkoba atau zat aditif lainnya.
10. Membawa barang berlebih (materi kuliah, teks book) kecuali barang yang bersifat
pribadi.
11. Membawa barang-barang elektronik selain Handphone dan jam tangan.

-5-
2.5 Struktur

-6-
Adapun nama-nama anggota dari KPK:

Nama Jabatan
AGUS RAHARJO KETUA
BASARIA PANDJAITAN WAKIL KETUA
ALEXANDER MARWATA WAKIL KETUA
SAUT SITUMORANG WAKIL KETUA
LAODE M.SYARIF WAKIL KETUA
BUDI SANTOSO PENASIHAT
MOH. TSANI ANNAFARI PENASIHAT
SARWONO SUTIKNO PENASIHAT
PAHALA NAINGGOLAN DEPUTI BIDANG PENCEGAHAN
SUJANARKO DIREKTUR DIKYANMAS
GIRI SUPRAPDIONO DIREKTUR GRATIFIKASI
CAHYA HARDIANTO HAREFA DIREKTUR PENDAFTARAN DAN
PEMERIKSAAN LHKPN
WAWAN WARDIANA DIREKTUR LITBANG
HANAFI HARI SUSANTO KEPALA SEKRETARIAT BIDANG PENCEGAHAN
HERU WINARKO DEPUTI BIDANG PENINDAKAN
HERRY MURYANTO DIREKTUR PENYELEDIKAN
ARIS BUDIMAN DIREKTUR PENYELIDIKAN
SUPARDI Plt. DIREKTUR PENUNTUTAN
TARYANTO KEPALA SEKRETARIAT BIDANG PENINDAKAN
HARY BUDIARTO DEPUTI BIDANG INDA
JERMIA DJATI Plt. DIREKTUR PENGOLAHAN INFORMASI
DAN DATA
DEDIE A RACHIM DIREKTUR PJKAKI
BUDI PRIBADI Plt. DIREKTUR MONITOR
BUDI HARYANTA KEPALA SEKRETARIAT BIDANG INFORMASI
DAN DATA
HARY BUDIARTO Plt. DEPUTI BIDANG PIPM
EKO MARJONO Plt. DIREKTUR PENGAWASAN INTERNAL
EKO MARJONO DIREKTUR PENGADUAN MASYARAKAT
SUGIHARTONO KEPALA SEKRETARIAT BIDANG PIPM
R. BIMO GUNUNG SEKRETARIS JENDERAL
ABDUL KADIR KEPALA BIRO PERENCANAAN DAN
KEUANGAN
SYARIEF HIDAYAT KEPALA BIRO UMUM
DIAN NOVIANTHI KEPALA BIRO SUMBER DAYA MANUSIA
SETIADI KEPALA BIRO HUKUM
FEBRI DIANSYAH KEPALA BIRO HUBUNGAN MASYARAKAT

-7-
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kelompok sosial terbentuk setelah di antara individu yang satu dan individu yang
lain bertemu. Pertemuan antar individu yang menghasilkan kelompok sosial haruslah
berupa proses interaksi, seperti adanya kontak, komunikasi, kerja sama, akomodasi,
asimilasi, dan akulturasi untuk mencapai tujuan bersama, bahkan mungkin menga dakan
persaingan, pertikaian, dan konflik. Dengan demikian, interaksi merupakan syarat
utama yang harus dipenuhi agar terbentuk kelompok sosial.
Untuk kelompok sosial, kami mengambil contoh Komisi Pemberantas Korupsi ( KPK ).
Komisi Pemberantasan Korupsi Republik Indonesia (biasa disingkat KPK) adalah lembaga
negara yang dibentuk dengan tujuan meningkatkan daya guna dan hasil guna terhadap
upaya pemberantasan tindak pidana korupsi.

3.2 Saran
Tiada gading yang tak rentak begitulah kata pepatah. Seperti halnya makalah ini, masih
jauh dari kesempurnaan, maka dari itu kritik saran dari pembaca yang bersifat membangun
sangat kami harapan agar makalah ini bisa menjadi referensi bagi pembaca dan semua
orang.

-8-
DAFTAR PUSTAKA
http://westbatavia.blogspot.com/2015/04/3-contoh-kata-pengantar-makalah-yang-
baik.html
https://www.kpk.go.id/id/tentang-kpk/struktur-organisasi
https://www.kpk.go.id/id/tentang-kpk/pejabat-struktural-kpk
https://docs.google.com/file/d/0BzsA2bslBOfqdmJWaFZqODN1Mms/view
https://www.kpk.go.id/id/tentang-kpk/visi-misi
https://nasional.sindonews.com/read/1034861/19/mengingat-kembali-kelahiran-kpk-
1439997900
http://usegarcia.blogspot.co.id/2015/04/pengertian-kelompok-sosial-contoh-ciri_3.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Komisi_Pemberantasan_Korupsi_Republik_Indonesia

-9-
MAKALAH SOSIOLOGI
TENTANG
KOMISI PEMBERANTAS KORUPSI

Disusun oleh:
- Haris Dwi Pambudi
- Wally Putra Marizon
- Abdi Bazazi
- Fedro Leonard
- Anggun Rahayu Adriani
- Jesica Mei

DIKNAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


KOTA BENGKULU

Tahun ajaran 2017


Daftar isi

Kata pengantar ....................................................................................................................... i


Daftar isi .................................................................................................................................. ii
Bab I Pendahuluan .................................................................................................................. 1
1.1. Latar belakang .................................................................................................................. 1
1.2. Rumusan masalah ............................................................................................................ 1
1.3. Tujuan pembahasan.......................................................................................................... 1

Bab II Pembahasan ................................................................................................................. 2


2.1. Pengertian ....................................................................................................................... 2
2.2. Sejarah KPK ...................................................................................................................... 2
2.3. Visi dan Misi KPK ............................................................................................................. 4
2.4. Tata Tertib KPK ................................................................................................................ 4
2.5. Struktur Organisani KPK .................................................................................................. 6

Bab III Penutup ....................................................................................................................... 8


3.1. Kesimpulan ...................................................................................................................... 8
3.2. Saran ................................................................................................................................ 8

Daftar Pusataka ...................................................................................................................... 9

ii

Anda mungkin juga menyukai