Anda di halaman 1dari 5

Nama : Rini Marsiana

Nim : 201802031

Klas : 3A

A. KONSEP PEMBERANTASAN KORUPSI DAN UPAYA PEMBERANTASAN


KORUPSI
1. Knsep pemberantasan korupsi
pemberantasan korupsi dengan melihat karakteristik dari berbagai
pihak yang terlibat serta lingkungan di mana mereka bekerja atau
beroperasi. upaya yang paling tepat untuk memberantas korupsi adalah dengan
memberikan pidana atau menghukum seberat-beratnya pelaku
korupsi. Dengan demikian bidang hukum khususnya hukum pidana
akan dianggap sebagai jawaban yang paling tepat untuk
memberantas korupsi.
2. Upaya penanggulangan kejahatan (korupsi) dengan menggunakan hukum pidana
upaya penal dengan memanggil atau menggunakan hukum pidana atau
dengan menghukum atau memberi pidana atau memberikan
penderitaan atau nestapa bagi pelaku korupsi. Ada hal penting yang
patut dipikirkan dalam menggunakan upaya penal. Hal ini didasarkan
pada pertimbangan bahwa sarana penal memiliki ‘keterbatasan’ dan
mengandung beberapa ‘kelemahan’ (sisi negatif ) sehingga fungsinya
seharusnya hanya digunakan secara ‘subsidair’.
3. Kelemahan dan kelebihan pemberantasan korupsi
a. Kelemahan KPK yang pertama adalah yang terdapat pada komisioner.

Ketergantungan yang besar terhadap komisioner, kerap menjadika


komisioner jadi target kriminalisasi yang dilakukan oleh para koruptor.
Kelemahan utama KPK terletak di komisionernya, ketika komisionernya
diserang KPK kolaps.
b. Sedangkan kelemahan kedua terletak pada penyidik KPK. Penyidik KPK
yang berasal dari kepolisian dan kejaksaan, kadang dimanfaatkan ketika
institusi KPK memiliki masalah dengan kepolisian. Kepolisian dapat menarik
para penyidiknya yang berada di KPK.
c. Kelemahan ketiga adalah terletak pada penuntut yang dimiliki KPK.
Penuntut KPK yang berasal dari kejaksaan dapat membuat posisi KPK
lemah ketika KPK memiliki masalah dengan Kejaksaan.
B. GERAKAN KERJASAMA DAN INSTRUMEN INTERNASIONAL PENCEGAHAN
KORUPSI
1. Gerakan dan kerjasama internasional pencegahan korupsi
a. Transparency International
Transparency International (TI) adalah sebuah organisasi
internasional non-pemerintah yang memantau dan mempublikasikan
hasil-hasil penelitian mengenai korupsi yang dilakukan oleh korporasi dan
korupsi politik di tingkat internasional.
b. TIRI
TIRI (Making Integrity Work) adalah sebuah organisasi
independen internasional nonpemerintah yang memiliki
head-office di London, United Kingdom dan memiliki kantor
perwakilan di beberapa negara termasuk Jakarta.
2. Instrument internasional pencegahan korupsi
a. United Nations Convention against Corruption (UNCAC)
b. Convention on Bribery of Foreign Public Official in International
Business Transaction
C. Gerakan, Kerjasama dan Instrumen Internasional Pencegahan Korupsi
1. Pencegahan anti korupsi belajar dari negara lain
Ada 2 (dua) alasan mengapa seseorang melakukan korupsi, alasan
tersebut adalah kebutuhan (need) dan keserakahan (greed). Untuk
menjawab alasan kebutuhan, maka salah satu cara adalah dengan
menaikkan gaji atau pendapatan pegawai pemerintah. Namun cara
demikian juga tidak terlalu efektif, karena menurutnya keserakahan
sudah diterima sebagai bagian dari kebiasaan masyarakat. Dengan
demikian iklim sosial untuk memberantas korupsi harus terus
dikembangkan dengan memberi stigma yang buruk pada korupsi
atau perilaku korupti.
2. Arti penting ratifikasi konvensi anti korupsi bagi Indonesia
.Ratifikasi Konvensi Anti Korupsi merupakan petunjuk yang merupakan
komitmen
nasional untuk meningkatkan citra bangsa Indonesia dalam percaturan politik
internasional arti penting dari ratifikasi Konvensi tersebut, yaitu :
a. Untuk meningkatkan kerja sama internasional khususnya dalam melacak,
membekukan,menyita, dan mengembalikan aset-aset hasil tindak pidana korupsi
yang ditempatkan diluar negeri
b. meningkatkan kerja sama internasional dalam mewujudkan tata pemerintahan
yang baik
c. meningkatkan kerja sama internasional dalam pelaksanaan perjanjian ekstradisi,
bantuan hukum timbal balik, penyerahan narapidana, pengalihan proses pidana,
dan kerja sama penegakan hokum mendorong terjalinnya kerja sama teknis dan
pertukaran informasi dalam pencegahan dan pemberantasan tindak pidana korupsi
di bawah payung kerja sama pembangunan ekonomi dan bantuan teknis pada
lingkup bilateral, regional, dan multilateral perlunya harmonisasi peraturan
perundang-undangan nasional dalam pencegahan dan pemberantasan korupsi.
D. TINDAK PIDANA KORUPSI DALAM PERUNDANG-UNDANGAN INDONESIA
1. DELIK KORUPSI KUHP
KUHP yang diberlakukan di indonesia sejak 1 januari 1918 merupakan warisan dari
belanda. Ia merupakan kondifikasi(pengumpulan hukum-hukum) dan unifikasi
(Penyatuan) yang berlaku bagi semua golongan di indonesia yang diundangkan dalam
staatblad 1915 Nomor 752 berlandaskan KB 15 Oktober 1915. KUHP telah mengatur
banyak perbuatan korupsi, seperti uud No 1 tahun 1946, UUD No. 20 tahun 1946, dan
UUD 73 Tahun 1958.
2. SEJARAH PEMBERANTASAN KORUPSI
Berbagai upaya pemberantasan korupsi dilakukan oleh pemerintah sejak
kemerdekaan, baik dengan menggunakan peraturan perunda-undangan yang ada
maupun dengan membentuk peraturan perundang-undangan baru yang secara khusus
mengatur mengenai pemberantasan tindak pidana korupsi. Tindak pidana korupsi
bukan merupakan barang baru di indonesia. Sejak jaman kerajaan-kerajaan terdahulu.
Ketika indonesia mulai membangun dan dan mengisi kemerdekaan, korupsi terus
mengganas hingga mengganggu jalannya pembangunan nasional.
3. MACAM-MACAM TINDAK PIDANA KORUPSI
a. Kerugian keuangan Negara
b. Suap-menyuap
c. Penggelapan dalam jabatan
d. Pemerasan
e. Perbuatan curang
f. Benturan kepentingan dalam pengadaan
g. Gratifikasi
E. TINDAK PIDANA KORUPSI DALAM PERATURAN PERUNDANG –UNDANGAN
INDONESIA
1. Latar belakang perubahan perundang-undangan tindak pidana korupsi & perundang –
undangan lain yang terkait
 Pertimbangan Undang-Undang Nomor 30 tahun 2002 tentang Komisi
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi adalah
1. bahwa dalam rangka mewujudkan masyarakat yang adil,
makmur, dan sejahtera berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, pemberantasan tindak pidana
korupsi perlu ditingkatkan secara profesional, intensif, dan
berkesinambungan karena korupsi telah merugikan keuangan negara,
perekonomian negara, dan menghambat pembangunan nasional;
2. bahwa lembaga pemerintah yang menangani perkara tindak
pidana korupsi belum berfungsi secara efektif dan efisien dalam
memberantas tindak pidana korupsi;
3. bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 43 Undang-Undang
Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001
tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, perlu dibentuk Komisi
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi yang independen dengan tugas dan
wewenang melakukan pemberantasan tindak pidana korupsi
4. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a,
huruf b, dan huruf c perlu membentuk Undang-Undang tentang Komisi
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi;
2. Bentuk – bentuk perubahan perundang-undangan anti korupsi
Hukum merupakan gambaran/refleksi dari masyarakat dimana hukum itu berlaku.
Hukum yang berlaku di Indonesia akan menjadi efektif apabila hukum itu berasal dari
nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat Indonesia yang selanjutnya mengkristal dan
mewujud menjadi hukum yang tercipta dan berlaku di tengah-tengah masyarakat
hukum Indonesia.
3. Bagi bangsa Indonesia, Pancasila mempunyai fungsi dan peranan yang bermacam-
macam antara lain:
a. Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa.
b. Pancasila Sebagai Dasar Negara Republik Indonesia.
c. Pancasila Sebagai Ideologi Negara dan Bangsa Indonesia.
d. Pancasila Sebagai ideologi terbuka.
4. Dalam aplikasinya ideologi Pancasila yang bersifat terbuka, dikenal ada 3 tingkat
nilai yaitu nilai dasar yang tidak berubah yaitu pembukaan UUD 1945 yang
merupakan pencerminan dari Pancasila, kemudian nilaiinstrumental sebagai sarana
mewujudkan nilai dasar yang senantiasa sesuai dengan keadaan. Nilai praktis yang
berupa nilai pelaksanaan secara nyata yang sesungguhnya dalam kehidupan yaitu UU
dan peraturan pelaksanaan lainnya, yang sewaktu-waktu dapat berubah seiring
dengan derap perkembangan yang ada.
F. PERAN MAHASISWA DALAM PENCEGAHAN KORUPSI
1. PENGERTIAN KORUPSI
Korupsi adalah tindakan yang dilakukan oleh setiap orang yang secara melawan
hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu
korporasi yang dapat merugikan Negara atau perekonomian negara.
2. GERAKAN ANTI KORUPSI
Korupsi di Indonesia sudah berlangsung lama. Berbagai upaya pemberantasan
korupsipun sudah dilakukan sejak tahun-tahun awal setelah kemerdekaan. Berbagai
peraturan perundangan tentang pemberantasan korupsi juga sudah dibuat. Demikian
juga berbagai institusi pemberantasan korupsi silih berganti didirikan, dimulai dari
Tim Pemberantasan Korupsi pada tahun 1967 sampai dengan pendirian KPK pada
tahun 2003.
3. PERAN MAHASISWA
a. Dilingkungan keluarga
b. Dilingkungan kampus
c. Dilingkungan masyarakat
d. Nasional
4. PERAN MAHASISWA KEBIDANAN DALAM MEMPELAJARI ANTI KORUPSI
Peran Pendidikan Anti Korupsi Dini Dikalangan Mahasiswa Dalam Mencegah
Terjadinya Tindak Korupsi. Dalam mempelajari nilai-nilai ini akan ditemukan
manfaat jika kita mematuhi pagar aturan tersebut dan apa akibanya jika kita
melanggarnya.
G. PERAN MAHASISWA DALAM PENCEGAHAN KORUPSI
1. MACAM-MACAM PENCEGAHAN ANTI KORUPSI
Di dalam Rencana Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi, ada
enam (6) strategi nasional yang telah dirumuskan, yaitu :
a. Pencegahan
b. Penegakan hokum
c. Harmonisasi peraturan perundang-undangan
d. Kerja sama internasional dan penyelamatan aset hasil tindak pidana korupsi
e. Pendidikan budaya antikorupsi Mekanisme pelaporan pelaksanaan pemberantasan
korupsi.
2. strategi pemberantasan korupsi tersebut ke dalam 3 strategi berikut:
1. strategi represif
2. Strategi perbaikan sistem
3. Strategi edukasi

Anda mungkin juga menyukai