0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
5 tayangan5 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang konsep dan upaya pemberantasan korupsi, gerakan kerjasama internasional, instrumen anti korupsi, peran mahasiswa dalam pencegahan korupsi, dan peraturan perundang-undangan terkait korupsi di Indonesia.
Dokumen tersebut membahas tentang konsep dan upaya pemberantasan korupsi, gerakan kerjasama internasional, instrumen anti korupsi, peran mahasiswa dalam pencegahan korupsi, dan peraturan perundang-undangan terkait korupsi di Indonesia.
Dokumen tersebut membahas tentang konsep dan upaya pemberantasan korupsi, gerakan kerjasama internasional, instrumen anti korupsi, peran mahasiswa dalam pencegahan korupsi, dan peraturan perundang-undangan terkait korupsi di Indonesia.
A. KONSEP PEMBERANTASAN KORUPSI DAN UPAYA PEMBERANTASAN
KORUPSI 1. Knsep pemberantasan korupsi pemberantasan korupsi dengan melihat karakteristik dari berbagai pihak yang terlibat serta lingkungan di mana mereka bekerja atau beroperasi. upaya yang paling tepat untuk memberantas korupsi adalah dengan memberikan pidana atau menghukum seberat-beratnya pelaku korupsi. Dengan demikian bidang hukum khususnya hukum pidana akan dianggap sebagai jawaban yang paling tepat untuk memberantas korupsi. 2. Upaya penanggulangan kejahatan (korupsi) dengan menggunakan hukum pidana upaya penal dengan memanggil atau menggunakan hukum pidana atau dengan menghukum atau memberi pidana atau memberikan penderitaan atau nestapa bagi pelaku korupsi. Ada hal penting yang patut dipikirkan dalam menggunakan upaya penal. Hal ini didasarkan pada pertimbangan bahwa sarana penal memiliki ‘keterbatasan’ dan mengandung beberapa ‘kelemahan’ (sisi negatif ) sehingga fungsinya seharusnya hanya digunakan secara ‘subsidair’. 3. Kelemahan dan kelebihan pemberantasan korupsi a. Kelemahan KPK yang pertama adalah yang terdapat pada komisioner.
Ketergantungan yang besar terhadap komisioner, kerap menjadika
komisioner jadi target kriminalisasi yang dilakukan oleh para koruptor. Kelemahan utama KPK terletak di komisionernya, ketika komisionernya diserang KPK kolaps. b. Sedangkan kelemahan kedua terletak pada penyidik KPK. Penyidik KPK yang berasal dari kepolisian dan kejaksaan, kadang dimanfaatkan ketika institusi KPK memiliki masalah dengan kepolisian. Kepolisian dapat menarik para penyidiknya yang berada di KPK. c. Kelemahan ketiga adalah terletak pada penuntut yang dimiliki KPK. Penuntut KPK yang berasal dari kejaksaan dapat membuat posisi KPK lemah ketika KPK memiliki masalah dengan Kejaksaan. B. GERAKAN KERJASAMA DAN INSTRUMEN INTERNASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI 1. Gerakan dan kerjasama internasional pencegahan korupsi a. Transparency International Transparency International (TI) adalah sebuah organisasi internasional non-pemerintah yang memantau dan mempublikasikan hasil-hasil penelitian mengenai korupsi yang dilakukan oleh korporasi dan korupsi politik di tingkat internasional. b. TIRI TIRI (Making Integrity Work) adalah sebuah organisasi independen internasional nonpemerintah yang memiliki head-office di London, United Kingdom dan memiliki kantor perwakilan di beberapa negara termasuk Jakarta. 2. Instrument internasional pencegahan korupsi a. United Nations Convention against Corruption (UNCAC) b. Convention on Bribery of Foreign Public Official in International Business Transaction C. Gerakan, Kerjasama dan Instrumen Internasional Pencegahan Korupsi 1. Pencegahan anti korupsi belajar dari negara lain Ada 2 (dua) alasan mengapa seseorang melakukan korupsi, alasan tersebut adalah kebutuhan (need) dan keserakahan (greed). Untuk menjawab alasan kebutuhan, maka salah satu cara adalah dengan menaikkan gaji atau pendapatan pegawai pemerintah. Namun cara demikian juga tidak terlalu efektif, karena menurutnya keserakahan sudah diterima sebagai bagian dari kebiasaan masyarakat. Dengan demikian iklim sosial untuk memberantas korupsi harus terus dikembangkan dengan memberi stigma yang buruk pada korupsi atau perilaku korupti. 2. Arti penting ratifikasi konvensi anti korupsi bagi Indonesia .Ratifikasi Konvensi Anti Korupsi merupakan petunjuk yang merupakan komitmen nasional untuk meningkatkan citra bangsa Indonesia dalam percaturan politik internasional arti penting dari ratifikasi Konvensi tersebut, yaitu : a. Untuk meningkatkan kerja sama internasional khususnya dalam melacak, membekukan,menyita, dan mengembalikan aset-aset hasil tindak pidana korupsi yang ditempatkan diluar negeri b. meningkatkan kerja sama internasional dalam mewujudkan tata pemerintahan yang baik c. meningkatkan kerja sama internasional dalam pelaksanaan perjanjian ekstradisi, bantuan hukum timbal balik, penyerahan narapidana, pengalihan proses pidana, dan kerja sama penegakan hokum mendorong terjalinnya kerja sama teknis dan pertukaran informasi dalam pencegahan dan pemberantasan tindak pidana korupsi di bawah payung kerja sama pembangunan ekonomi dan bantuan teknis pada lingkup bilateral, regional, dan multilateral perlunya harmonisasi peraturan perundang-undangan nasional dalam pencegahan dan pemberantasan korupsi. D. TINDAK PIDANA KORUPSI DALAM PERUNDANG-UNDANGAN INDONESIA 1. DELIK KORUPSI KUHP KUHP yang diberlakukan di indonesia sejak 1 januari 1918 merupakan warisan dari belanda. Ia merupakan kondifikasi(pengumpulan hukum-hukum) dan unifikasi (Penyatuan) yang berlaku bagi semua golongan di indonesia yang diundangkan dalam staatblad 1915 Nomor 752 berlandaskan KB 15 Oktober 1915. KUHP telah mengatur banyak perbuatan korupsi, seperti uud No 1 tahun 1946, UUD No. 20 tahun 1946, dan UUD 73 Tahun 1958. 2. SEJARAH PEMBERANTASAN KORUPSI Berbagai upaya pemberantasan korupsi dilakukan oleh pemerintah sejak kemerdekaan, baik dengan menggunakan peraturan perunda-undangan yang ada maupun dengan membentuk peraturan perundang-undangan baru yang secara khusus mengatur mengenai pemberantasan tindak pidana korupsi. Tindak pidana korupsi bukan merupakan barang baru di indonesia. Sejak jaman kerajaan-kerajaan terdahulu. Ketika indonesia mulai membangun dan dan mengisi kemerdekaan, korupsi terus mengganas hingga mengganggu jalannya pembangunan nasional. 3. MACAM-MACAM TINDAK PIDANA KORUPSI a. Kerugian keuangan Negara b. Suap-menyuap c. Penggelapan dalam jabatan d. Pemerasan e. Perbuatan curang f. Benturan kepentingan dalam pengadaan g. Gratifikasi E. TINDAK PIDANA KORUPSI DALAM PERATURAN PERUNDANG –UNDANGAN INDONESIA 1. Latar belakang perubahan perundang-undangan tindak pidana korupsi & perundang – undangan lain yang terkait Pertimbangan Undang-Undang Nomor 30 tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi adalah 1. bahwa dalam rangka mewujudkan masyarakat yang adil, makmur, dan sejahtera berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, pemberantasan tindak pidana korupsi perlu ditingkatkan secara profesional, intensif, dan berkesinambungan karena korupsi telah merugikan keuangan negara, perekonomian negara, dan menghambat pembangunan nasional; 2. bahwa lembaga pemerintah yang menangani perkara tindak pidana korupsi belum berfungsi secara efektif dan efisien dalam memberantas tindak pidana korupsi; 3. bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 43 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, perlu dibentuk Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi yang independen dengan tugas dan wewenang melakukan pemberantasan tindak pidana korupsi 4. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c perlu membentuk Undang-Undang tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi; 2. Bentuk – bentuk perubahan perundang-undangan anti korupsi Hukum merupakan gambaran/refleksi dari masyarakat dimana hukum itu berlaku. Hukum yang berlaku di Indonesia akan menjadi efektif apabila hukum itu berasal dari nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat Indonesia yang selanjutnya mengkristal dan mewujud menjadi hukum yang tercipta dan berlaku di tengah-tengah masyarakat hukum Indonesia. 3. Bagi bangsa Indonesia, Pancasila mempunyai fungsi dan peranan yang bermacam- macam antara lain: a. Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa. b. Pancasila Sebagai Dasar Negara Republik Indonesia. c. Pancasila Sebagai Ideologi Negara dan Bangsa Indonesia. d. Pancasila Sebagai ideologi terbuka. 4. Dalam aplikasinya ideologi Pancasila yang bersifat terbuka, dikenal ada 3 tingkat nilai yaitu nilai dasar yang tidak berubah yaitu pembukaan UUD 1945 yang merupakan pencerminan dari Pancasila, kemudian nilaiinstrumental sebagai sarana mewujudkan nilai dasar yang senantiasa sesuai dengan keadaan. Nilai praktis yang berupa nilai pelaksanaan secara nyata yang sesungguhnya dalam kehidupan yaitu UU dan peraturan pelaksanaan lainnya, yang sewaktu-waktu dapat berubah seiring dengan derap perkembangan yang ada. F. PERAN MAHASISWA DALAM PENCEGAHAN KORUPSI 1. PENGERTIAN KORUPSI Korupsi adalah tindakan yang dilakukan oleh setiap orang yang secara melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang dapat merugikan Negara atau perekonomian negara. 2. GERAKAN ANTI KORUPSI Korupsi di Indonesia sudah berlangsung lama. Berbagai upaya pemberantasan korupsipun sudah dilakukan sejak tahun-tahun awal setelah kemerdekaan. Berbagai peraturan perundangan tentang pemberantasan korupsi juga sudah dibuat. Demikian juga berbagai institusi pemberantasan korupsi silih berganti didirikan, dimulai dari Tim Pemberantasan Korupsi pada tahun 1967 sampai dengan pendirian KPK pada tahun 2003. 3. PERAN MAHASISWA a. Dilingkungan keluarga b. Dilingkungan kampus c. Dilingkungan masyarakat d. Nasional 4. PERAN MAHASISWA KEBIDANAN DALAM MEMPELAJARI ANTI KORUPSI Peran Pendidikan Anti Korupsi Dini Dikalangan Mahasiswa Dalam Mencegah Terjadinya Tindak Korupsi. Dalam mempelajari nilai-nilai ini akan ditemukan manfaat jika kita mematuhi pagar aturan tersebut dan apa akibanya jika kita melanggarnya. G. PERAN MAHASISWA DALAM PENCEGAHAN KORUPSI 1. MACAM-MACAM PENCEGAHAN ANTI KORUPSI Di dalam Rencana Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi, ada enam (6) strategi nasional yang telah dirumuskan, yaitu : a. Pencegahan b. Penegakan hokum c. Harmonisasi peraturan perundang-undangan d. Kerja sama internasional dan penyelamatan aset hasil tindak pidana korupsi e. Pendidikan budaya antikorupsi Mekanisme pelaporan pelaksanaan pemberantasan korupsi. 2. strategi pemberantasan korupsi tersebut ke dalam 3 strategi berikut: 1. strategi represif 2. Strategi perbaikan sistem 3. Strategi edukasi