RINGKASAN
Artikel ini bertujuan untuk melihat perbandingan antara dua hukum di dua negara yaitu
Indonesia yang menggunakan Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 jo Undang-Undang Nomor
20 Tahun 2001 dan Malaysia yang menggunakan Akta Suruhanjaya Pencegahan Rasuah Malaysia
2009 (Akta SPRM 2009) atau Akta 694. Pengaturan bentuk tindak pidana korupsi (suap) dalam
hukum pidana Indonesia dan hukum pidana Malaysia yang memiliki beberapa persamaan baik
dalam pengaturan rumusan tindak pidana nya maupun dalam pengaturan sanksi pidana. Baik
Indonesia maupun Malaysia memiliki keunggulan dan kelemahan dalam pengaturan tindak
pidana suap. Kesimpulan: Dalam Undang Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dan
Akta Surahanjaya Pencegah Rasuah Malaysia 2009 memiliki persamaan dan perbedaan tindak
pidana korupsi (suap) yang meliputi subjek hukum, unsur-unsur pada pasal, bentuk suapan,
rumusan sanksi yang digunakan, pola perumusan pidana, pola ancaman pidana, dan besaran
ancaman pidana.
Kata kunci :Perbandingan, Tindak Pidana Suap, Indonesia, Malaysi
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara Dalam perspektif hukum pidana Indonesia,
hukum, hal ini termuat dalam Pasal 1 ayat tindak pidana korupsi tergolong sebagai
(3) Undang-Undang Dasar Negara Republik kejahatan yang sangat berbahaya, kerugian
Indonesia Tahun 1945. Negara hukum yang keuangan negara dan perekonomian negara
dimaksud adalah setiap langkah pergaulan adalah akibat nyata yang menjadi dasar
hidup manusia dalam kehidupan pembenaran dilakukannya kriminalisasi
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara terhadap berbagai bentuk perilaku koruptif
tidak lepas dari norma hukum yang dalam kebijakan perundang-undangan
merupakan tata aturan yang dapat pidana.Akan tetapi, hilangnya kepercayaan
dijadikan pedoman atau pegangan dalam masyarakat terhadap pemerintah suatu
usaha mewujudkan ketentraman dan negara justru lebih berbahaya daripada
kedamaian dalam bermasyarakat. Indonesia hanya sekedar kerugian dari sudut pandang
terdapat hukum publik, hukum privat, keuangan dan ekonomi semata. Tindak
hukum adat dan sebagian hukum islam pidana korupsi yang terjadi selama ini telah
yang mana hukum-hukum tersebut menghambat pertumbuhan dan
mengacu pada tujuan pembangunan kelangsungan pembangunan nasional yang
nasional. menuntut adanya efesiensi yang tinggi.
Pembangunan nasional bertujuan Dalam rangka mewujudkan suatu
mewujudkan keadaan manusia yang adil, masyarakat yang adil dan makmur sebagai
makmur dan sejahtera berdasarkan tujuan kebangsaaan berdasarkan pancasila
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. dan Undang-Undang Dasar 1945, maka
Untuk mewujudkan masyarakat Indonesia korupsi harus diberantas.
yang adil, makmur, dan sejahtera perlu Tindak pidana korupsi di Indonesia
secara terus menerus meningkatkan usaha- sudah meluas dalam masyarakat.
usaha pencegahan dan pemberantasan Perkembangannya terus meningkat dari
tindak pidana khususnya tindak pidana tahun ke tahun. Meningkatnya tindak
korupsi1. pidana korupsi yang tidak terkendali akan
membawa bencana, tidak saja terhadap menyalahgunakan jabatan yang di dapatkan
kehidupan perekonomian nasional tetapi dengan menerima suapan dari pihak lain
juga pada kehidupan berbangsa dan untuk kepentingan dirinya atau
bernegara pada umumnya. Tindak pidana kepentingan sekelompok golongan.
korupsi merupakanpelanggaran terhadap Perbuatan suap bertentangan dengan
hak sosial dan hak ekonomi masyarakat. norma kesusilaan dan norma pancasila,
Tindak pidana korupsi telah menjadi suatu yang membahayakan kehidupan
kejahatan yang luar biasa2. Korupsi itu tidak masyarakat dan bangsa. Kenyataan
pernah membawa akibat positif oleh sebab menunjukan bahwa perbuatan suap telah
itu tindak pidana korupsi digolongkan ke terjadi dalam berbagai bentukdalam
dalam Extraordinary Crime atau kejahatan masyarakat dan oleh karena itu harus
luar biasa yang telah nyata menggerogoti segera diberantas.
dan membahayakan keuangan dan Pada dasarnya suap adalah bagian
perekonomian negara, sehingga dari jenis tindak pidana korupsi sehingga
diperlukan usaha yang keras. bilamana seseorang telah melakukan tindak
Dalam pemberantasanya. Dalam hal pidana penyuapan maka dianggap telah
memberantas korupsi bukan hanya pihak. melakukan tindak pidana korupsi. Menurut
Komisi Pemberantasan Korupsi yang harus Poerwadminta dalam buku Dirjo Sisworo
menyelesaikannya, namun juga dibutuhkan mengenai korupsi adalah perbuatan buruk
peran serta dari masyarakat untuk yang dapat disuap5.
membasmi kejahatan luar biasa itu. Kata Jika dipertajam definisi suap sekedar
korupsi berasal dari kata corrupt dan untukmembedakan dengan korupsi adalah
corruptus yang berarti rusak, busuk, dapat pemberian seseorang yang disertai dengan
disuap dan dalam kamus bahasa indonesia ajakan untuk melakukan atau tidak
korupsi berarti penggelapan uang negara, melakukan perbuatan yang melanggar
perusahaan, dan sebagaiannya untuk hukum.Sedangkan pengertian korupsi
kepentingan pribadi dan orang lain3. dalam bahasa yang sederhana adalah
Menurut Barda Nawawi Arief menyatakan menyalahgunakan jabatan untuk
bahwa tindak pidana korupsi merupakan keuntungan pribadi maupun golongan6.
perbuatan yang sangat tercela, terkutuk dan Penting untuk diperhatikan bahwa
sangat dibenci olehmasyarakat, tidak hanya seseorang yang menerima suap berarti
oleh masyarakat Indonesia, tetapi juga melakukan korupsi atau melakukan
masyarakat bangsa-bangsa di dunia4 kejahatan, tetapi seseorang yang melakukan
Terdapat 30 (tiga puluh) jenis tindak tindak pidana korupsi tidak selalu dengan
pidana korupsi menurut Undang- Undang cara menerima suap.
Nomor 31 Tahun 1999 jo Undang-Undang Mengingat akan hal tersebut, berbagai
Nomor 20 Tahun 2001 yang mana upaya telah dilakukan untuk mencegah dan
dikelompokan menjadi 7 (tujuh) jenis memberantas tindak pidana korupsi.
antara lain, kerugian keuangan negara, Pemerintah secara terus- menerus
suap-menyuap, penggelapan dalam jabatan, berusaha untuk memperbaharui peraturan
pemerasan, perbuatan curang, benturan dalam masalah tindak pidana korupsi
kepentingan dalam pengadaan, dan menyesuaikan dengan perkembangan
gratifikasi. zaman.
Banyak profesi di Indonesia yang
3Tim Redaksi KBBI, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi ke-5, Gramedia Pustaka Utama,
hlm. 133.
5Dirjo Sisworo, Korupsi dalam Pengelolaan Proyek Pembangunan, Akademia Persindo,
Obor Indonesia dan Partnership for Govermance Reform In Indonesia, Jakarta, 2002, hlm. 3.
Jika dilihat dari sejarah, pemberlakuan 1. Pasal 5 ayat (1) huruf a, (b) dan pasal 5
Undang-Undang tindak pidana korupsi di ayat (2) mengenai suap- menyuap
Indonesia dimulai dari Peraturan Penguasa terhadap pegawai negeri;
Militer, No.PRT/PM/061957, Tahun 1957, 2. Pasal 6 ayat (1) huruf a, (b) dan pasal 6
Peraturan Pemberantasan Korupsi ayat (2) mengenai suap- menyuap
Penguasa Perang Pusat, No. terhadap hakim dan advokat;
PRT/Peperpu/031/1958, Undang-Undang 3. Pasal 11 mengenai pegawai negeri yang
No. 24/Prp/1960 tentang Pemberantasan menerima hadiah;
Korupsi, Keppres No. 228/1967 (tanggal 2 4. Pasal 12 huruf a dan b mengenai
Desember 1967), Keppres No. 12/1970 pegawai negeri yang menerima suap
(tanggal 31 Januari 1970), Inpres No. 5. Pasal 12 huruf c dan d mengenai hakim
9/1977, Tap MPR No. XUMPR/1998 tentang dan advokat yang menerima suap.
pemerintahan yang bersih dan bebas KKN, Dalam Akta Suruhan Jaya
Undang-undang No. 28/1999 tentang Pencegahan Rasuah Malaysia 2009
Penyelenggaraan Negara yang bersih dan (Akta 694) terdapat 3 (tiga) jenis tindak
bebas KKN, Undang- Undang No. 31/1999 pidana suap antara lain:
tentang Pemberantasan Tindak Pidana
1. Seksyen 16 mengenai kesalahan
Korupsi, dan yang terbaru Undang Undang menerima suapan;
No. 20 Tahun 2001 tentang perubahan atas
2. Seksyen 17 mengenai kesalahan
Undang- Undang No. 31/1999 tentang
menerima suapan oleh ejen;
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi7.
3. Seksyen 21 mengenai penyogokan
PEMBAHASAN
pegawai awam;
Di Indonesia Undang-
Undang yang mengatur 4. Seksyen 22 mengenai penyogokan
tentang tindak pidana suap pegawai awam asing;
yaitu Undang-Undang Nomor 5. Seksyen 23 mengenai kesalahan
31 Tahun 1999 jo Undang- menggunakan jawabatan atau
Undang Nomor 20 Tahun kedudukan untuk suapan.
2001. Dalam Undang-Undang Dari kedua Pengaturan tersebut terdapat
tersebut terdapat 5 (lima) persamaan dan perbedaan terhadap
rumusan Tindak Pidana Suap dalam Hukum
jenis pasal yang terkait Pidana Indonesia dan Hukum pidana
dengan suap menyuap antara Malaysia
lain:
Persamaan Rumusan Tindak Pidana Suap dalam Hukum Pidana
Indonesia Dan Hukum Pidana Malaysia
Tabel 1
No Persamaan Indonesia Malaysia
Tabel 2
Perbedaan Rumusan Tindak Pidana Suap dalam Hukum Pidana
Indonesia dan Hukum Malaysia
No Perbedaan Indonesia Malaysia
1. Banyak pasal Dalam Undang-Undang Dalam Akta SPRM
yang mengatur. Penberantasan Tindak Pidana terdapat 5 seksyen
Korupsi terdapat 12 pasal tentang tindak pidana
yang mengatur tentang tindak suap dari 16 seksyen.
pidana suap dari 30 Pasal.
2. Rumusan Sanksi. Dalam Undang-Undang Dalam Akta SPRM,
Penberantasan Tindak Pidana aturan dan sanksi
Korupsi aturan dan sanksi diatur dalam seksyen
diatur dalam pasal yang sama. yang berbeda.
Suherman, Ade
maman, Pengantar
Perbandingan Sistem
Hukum, PT raja
grafindo persada,
2006.
Syamsudin, Aziz. Tindak
Pidana Khusus, Cetakan Ket-
3, Sinar Grafika, Jakarta,
2013.
Wiyanto, Romi. Asas-Asas
Hukum Pidana Indonesia.
MandarMaju, Bandung, 2012.
Zulkarnain Abdul
Rahman, dkk, Sejarah
perjuangan SPRM Satu
Perjalanan, Penerbit
Universiti Malaya,
Malaysia, 2017.
B. Jurnal