Anda di halaman 1dari 17

KEJAKSAAN NEGERI SITUBONDO

TINDAK PIDANA KORUPSI


DAN SANKSI HUKUMNYA

MENYAMBUT HARI ANTI KORUPSI


SEDUNIA TAHUN 2013
KATA PENGANTAR

Korupsi adalah merupakan bentuk kejahatan


ekonomi dan jabatan, virus ini sangat senang dan
mudah menyerang birokraski pemerintah terutama di
negara-negara berkembang seperti de negara kita
Indonesia, penyebabnya tidak lain sangat
multidimensional tetapi yang sangat dominan adalah
watak non demokratis serta tata pemerintahan dan demi
pembangunan ekonomi negara biasaya cenderung
bersikap totaliteristik dan konservatif, karakter demikian
mengakibatkan pola dan manajemen pemerintahan
sentralistik tertutup, korup, boros dan tidak efektif hal ini
mengakibat birokrasi tidak dari berbasis prestasi
sehingga terjadi pemerintahan tidak mapan dan tidak
transparan yang akibatnya pada tingkat pengetahuan
masyarakat menjadi rendah pula (Well Informed)
Untuk menambah pengetahuan di bidang hukum
hususnya tentang tidak pidana korupsi yang saat
sekarang menjadi booming dalam perbincangan baik
dikalangan pusat maupun di daerah bahkan merambah
kepada masyarakat bawah akhitr-akhir ini masyarakat
dihadapkan pada pokok persoalan ekonomi dengan
adanya kenaikan Bahan Bakar minya (BBM) yang
selanjutnya dikuti dengan konpensasi atas naiknya BBM
tersebut yang kita ketahui bersama dengan ujud
bantuan berupa Bantuan Langsung Sementara
(BLSEM), Bantuan Siswa Miskin (BSM) dan Program
Keluarga Harapan (PKH)
Dan dari beberapa program tersenbut diatas tidak
lepas dari pengawasan Pemerintah baik Pemerintah
pusat maupun Pemerinta Daerah yang kesemuanya
apabila terjadi penyimpangan dalam penyalurannya
maka hal tersebut merupakan ranah tindak pidana
korupsi.
PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA
KORUPSI

SEJARAH KORUPSI

 Bahwa istilah Korupsi secara Normatif di kenal di


Indonesia sejak tahun 1957 yaitu ketika
diberlakukannya peraturan penguasa Militer pada
tanggal 9 April 1957 yang pada bagian
konsiderannya mengatakan “bahwa berhubungan
tidak adanya kelancaran dalam usaha – usaha
memberantas perbuatan –perbuatan yang
merugikan keuangan dan perekonomian yang
menurut hal layak ramai pada saat itu dimakan
korupsi dan dengan demikian diperlukan suatu tata
cara untuk menerobos kemacetan dalam
memberantas korupsi.
 Kemudian istilah korupsi dikenal dengan perbuatan
pidana yang menyangkut keuangan negara atau
daerah atau badan hukum lainnya dan /atau
kelonggaran yang lain dari masyarakat. Dalam
Undang –undang NO.24 tahun 1960 tentang
Pengusutan, Penuntutan dan Pemeriksaan tindak
pidana korupsi dan instilah Korupsi pada tahun
1960 sudah disebut dengan Tindak Pidana Korupsi
.

 Terahir saat ini istilah korupsi adalah perbuatan


melawan hukum yang mengakibatkan kerugian
negara dan atau perekonomian negara
sebagaimana dalam Undang-undang N0.20 tahun
2001 atas perubahan Undang –undang No.31
tahun 1999, tentang pemberantasan tindak pidana
korupsi.
PENGERTIAN KORUPSI
 Asal kata : Corrution atau Corruptus (latin),
corruotie (Belanda), Riswah (Malaysia).
 Karena pengertiannya luas korupsi = penyuapan
 Di Indonesia korupsi ialah perbuatan yang buruk
seperti penggelapan uang, penerimaan uang
sogok, dsb.
 Menurut Pasal. 1 ayat (1) UU No. 30 tahun 2002
tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi adalah Tindak Pidana yang dimaksud UU
No.20 tahun 2001 Jo. UU No.31 tahun 1999.

ASAS UNDANG – UNDANG KORUPSI


 Dengan demikian Nilai keadilan dan kemakmuran
yang harus diwujutkan dengan salah satunya
melindungi dari dampak tindak pidana korupsi.
Nilai tersebut menjadi sebuah asas
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi yang
mengedepankan rasa keadilan dan kemakmuran
bagi bangsa dan Negara.
 Mengacu pada undang – undang NO 31 Tahun
1999, karena undang – undang NO 20 Tahun 2001
merupakan perubahan bersifat melengkapi
sehingga tidak dapat dipisahkan yaitu dalam
konsideran huruf a pada undang – undang NO 31
Tahun 1999 tentang pemberantasan tidak pidana
korupsi yang dikatakan bahwa tindak pidana
korupsi sangat merugikan keuangan negara atau
peekonomian negara dan menghambat
pembangunan nasional,sehingga harus diberantas
dalam rangka mewujudkan masyarakat adil dan
makmur berdasarkan Pancasilan dan Undang –
undang Dasar 1945.
 Hal tersebut dipertegas dalam bagian penjelasan
bahwa pembangunan Nasional seutuhnya dan
masyarakat indonesia seluruhnya adil, makmur
sejahtera dan tertib berdasarkan Pncasila dan
Undang –undang Dasar 1945.
SIFAT MELAWAN HUKUM TINDAK PIDANA
KORUPSI

 Melawan hukum dalam arti Formil, yaitu apabila


perbuatan yang dilakukan bertentangan dengan
Undang –undang / perundang-undangan lainnya.
 Melawan hukum dalam arti materiil, yaitu apabila
perbuatan yang dilakukan tidak bertentangan
dengan undang - undang/ peraturan lainnya
namun dinilai melanggar / bertentangan
dengan nilain kepatutan (norma sosial)dlm
masyarakat.

DIMENSI KEJAHATAN KORUPSI

 Kejahatan korupsi masuk kualifikasi (sophisticate


crime) kejahatan yang ahli yang terbagi level atas
dan level bawah.
 Kejahatan korupsi tidak hanya bertolak pada
maslah keuangan negara, tetapi juga pada soal
penyuapan (Bribery dan Kickbacks) penerimaan
komisi secara tidak sah yang dilakukan dalam
kegiatan tercela oleh oknom baik pemerintah
maupun oleh pihak swasta (Bureaucratic
corruption/Private Corruption). Seperti dibidang
kredit perbankan, penggelapan pajak dan
penyalagunaan dana masyarakat dan negara.
TANDA-TANDA ATAU GEJALA ADANYA KORUPSI

 Adanya kesempatan untuk melakukan tindak


pidana korupsi karena jabatan

 Tidak saat atau cenderung membelokkan atau


melanggar peraturan yang telah ada;

 Perilaku yang suka membuat kebijaksanaan sendiri


padahal telah ada peraturan yang telah jelas;

 Pengadaan barang dan jasa tanpa melalui


prosedur yang benar;

 Adanya perlakuan istimewa yang diberikan pada


rekanan tertentu;

 Kontrak pengadaan barang dan jasa dengan hanya


menunjuk rekanan tertentu saja (pilih kasih)

 Secara perorangan adanya gaya hidup yang boros


dan serba mewah yang tidak sepadan dengan
penghasilan atau gajinya.

TUJUAN UNDANG – UNDANG KORUPSI


 Undang – undang NO 31 tahun 1999 dalam
kosideran hurf b Bahwa akibata tindak pidana
korupsi yang terjadi selama ini selain merugikan
keuangan negara atau perekonomian negara, juga
menghambat pertumbuhan dan kelangsungan
pembangunan yang menuntut efiiensi tinggi.
Bahwa maksud dan tujuan dari pernyatan tersebut
Negara Indonesia sedang dalam proses
pelaksnaan pembanguna nasional yang efisien
oleh sebab itu pelaksnaannya harus didukung dan
diamankan dari bahaya tindak pidana korupsi
yang dapat mengkibatkan timbulnya kerugian
negara sehingga dapat menghambat
kelangsungan pembangunan nasional.

 Hal tersebut mepertegas bahwa dalam pejelasan


untuk mencapai kepastian hukum dan
menghilangkan keragaman penafsiran hukum dan
memberikan perlidungan terhadap hak –hak sosial
ekonomi masyarakat, serta perlakuan adil dalam
memberantas tindak pidana korupsi.
DELIK-DELIK TINDAK PIDANA KORUPSI (UU No.
20/2001 Jo. UU No. 31/1999)
 Delik yang berhubungan dengan perbuatan yang
merugikan keuangan negara dan atau
perekonomian negara yaitu sebagaimana rumusan
Pasal 2 ayat 1 dan Pasal 3.
 Delik yang berhubungan dengan pemberian
kepada PNS (penyuapan) dan PNS yang
menerima suap Pasal 5, 6, 11, 12 huruf a, b, c, d
dan Pasal 13.
 Delik yang berhubungan dengan penggelapan
dalam jabatan yaitu Pasal 8, 9, dan Pasal 10.
 Delik yang berhubungan dengan pemerasan dalam
jabatan yaitu Pasal 12 huruf e, f dan g.
 Delik yang berhubungan dengan pemborongan ;
Pasal 7dan Pasal 12.
 Delik Gratifikasi yaitu Pasal 12b jo Pasal 12c.
PASAL 1, 2, 3 dan 5 UU No.20 Tahun 2001 Jo. UU
No.31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi ;
Pasal 2
(1). Setiap orang yang secara melawan hukum
melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau
orang lain atau suatu korporasi yang dapat
merugikan keuangan negara atau perekonomian
negara, dipidana penjara dengan penjara seumur
hidup atau pidana penjara paling singkat 4 tahun
dan paling lama 20 tahun dan denda paling sedikit
Rp. 200.000.000,- (dua ratus juta rupiah) dan paling
banyak 1.000.000.000,- (satu milyar rupiah).

(2). Dalam hal tindak pidana korupsi sebagaimana


dimaksud dalam ayat (1) dilakukan dalam keadaan
tertentu, pidana mati dapat dijatuhkan.
Pasal 3
Setiap orang yang dengan tujuan menguntungkan
diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi,
menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau
sarana yang ada padanya karena jabatan atau
kedudukan yang dapat merugikan keuangan negara
atau perekonomian negara dipidana dengan pidana
penjara seumur hidup atau pidana penjara paling
singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 20 (dua
puluh) tahun dan atau denda paling sedikit
Rp.50.000.000,(lima puluh juta rupiah dan paling
banyak Rp.1.000.000.000,- (satu milyar rupiah)

Pasal 4
Pengembalian keuangan negara atau
perekonomian negara tidak menghapus pidananya

Pasal 5 :

 Setiap orang yang melakukan tindak pidana yang


dimaksud pasal 209 KUHP pidana penjara 1 tahun
paling singkat dan paling lama 5 tahun dan atau
denda paling sedikit Rp. 50.000.000,- paling
banyak 250.000.000,-

 Memberi atau menjanjikan sesuatu kepada


pegawai negeri atau penyelenggara negera
dengan maksud supaya pegawai negeri atau
pelenggara Negara tersebut berbuat atau tudak
berbuat sesuatu dalam jabatannya; atau

 Memberi sesuatu kepada pegawai negeri atau


penyelenggara Negara karena atau berhubungan
dengan sesuatu yang bertentangan dengan
kewajiban, dilakukan atau tidak dilakukan dalam
jabatannya.
KARAKTER UNTUK JAUH DARI KKN

 Supremasi hukum yaitu terdapat peraturan


perundang-undangan yang adil & dilaksanakan
secara adil & konsekuen.

 Transparasi yaitu adanya arus informasi yg terbuka


bg setiap pihak yg berkaitan dg hasil2
pembangunan & pelayanan pemerintah.

 Akuntabilitas yaitu setiap tindakan & perilaku


pemerintahan dpt dipertanggungjawabkan &
terpercaya.berlaku bg setiap
orng.pemerintah,swasta & kemasyarakatan.

 Kesetaraan (persamaan hak) yaitu persamaan


kedudukan di antara warga negara (tanpa
diskriminasi) untuk memperoleh hak atas
perolehan hasil pembanngunan & pelayanan jasa
pemerintah.
PERAN SERTA MASYARAKAT
Masyarakat dapat berperan serta membantu upaya
pencegahan dan pemberantasan tindak pidana ;

 Hak mencari, memperoleh dan meberikan


informasi adanya dugaan telah terjadi tindak
pidana korupsi .

 Hak memperoleh pelayanan dari penegak hukum


mencari, memperoleh dan mendapatkan informasi
mengenai dugaan teradinya tindak pidana korupsi.

 Hak menyampaikan saran pendapat kepada


penegak hukum yang sedang menangani korupsi.

 Hak untuk memperoleh jawaban atas pertanyaan


tentang laporan yang diberikan kepada penegak
hukum dalam waktu 30 hari.

 Hak untuk memperoleh perlindungan hukum dalam


hal melaksanakan haknya (psl 41 (2).

Anda mungkin juga menyukai