Anda di halaman 1dari 33

 

5/12/2018 Pe nge r tia n Pr insip & Be ntuk Kor upsi - slide pdf.c om

Pengertian, prinsip
& bentuk korupsi

Kelompok 2 dan 4
Kelas III B
http://slide pdf.c om/re a de r/full/pe nge r tia n-pr insip-be ntuk-kor upsi 1/33
 

5/12/2018 Pe nge r tia n Pr insip & Be ntuk Kor upsi - slide pdf.c om

DASAR PERATURAN

UU No.31 Tahun 1999 j.o


UU No.20 Tahun 2001

tentang
Pemberantasan
Tindak Pidana
Korupsi

http://slide pdf.c om/re a de r/full/pe nge r tia n-pr insip-be ntuk-kor upsi 2/33
 

Analisis
5/12/2018 Pe nge r tia n Pr insip & Be ntuk Kor upsi - slide pdf.c om

Pengertian korupsi
Berdasarkan
No.20 Tahun UU
2001No.31 TahunPemberantasan
tentang 1999 j.o UU
Tindak Pidana Korupsi, bahwa yang dimaksud
dengan :
• Tindak korupsi (pasal 2 ayat 1) adalah
setiap orang yang secara melawan hukum
melakukan perbuatan memperkaya diri
sendiri atau orang lain atau suatu korporasi
yang dapat merugikan keuangan negara
atau perekonomian negara.
• Tindak korupsi (pasal 3) adalah setiap
orang yang dengan tujuan menguntungkan
diri sendiri atau orang lain atau suatu
korporasi, menyalahgunakan kewenangan,
kesempatan atau sarana yang ada
padanya karena jabatan atau kedudukan
yang dapat merugikan keuangan negara
atau perekonomian negara.
http://slide pdf.c om/re a de r/full/pe nge r tia n-pr insip-be ntuk-kor upsi 3/33
 

Analisis
5/12/2018 Pe nge r tia n Pr insip & Be ntuk Kor upsi - slide pdf.c om

Korupsi dapat merugikan keuangan negara atau


perekonomian negara.

1. Keuangan Negara
adalah seluruh kekayaan negara dalam bentuk
apapun, yang dipisahkan atau yang tidak
dipisahkan, termasuk di dalamnya segala bagian
kekayaan negara dan segala hak dan kewajiban
yang timbul karena :
a. berada dalam penguasaan, pengurusan, dan
pertanggungjawaban pejabat lembaga Negara,
baik di tingkat pusat maupun di daerah;

b. berada dalam penguasaan, pengurusan, dan


pertanggungjawaban Badan Usaha Milik
Negara/Badan Usaha Milik Daerah, yayasan,
badan hukum, dan perusahaan yang
menyertakan modal negara, atau perusahaan
yang menyertakan modal pihak ketiga
http://slide pdf.c om/re a de r/full/pe nge r tia n-pr insip-be ntuk-kor upsi berdasarkan perjanjian dengan Negara. 4/33
 

Analisis
5/12/2018 Pe nge r tia n Pr insip & Be ntuk Kor upsi - slide pdf.c om

2. Perekonomian Negara
adalah kehidupan perekonomian yang disusun sebagai usaha
bersama berdasarkan asas kekeluargaan ataupun usaha
masyarakat secara mandiri yang didasarkan pada kebijakan
Pemerintah, baik di tingkat pusat maupun di daerah sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku
yang bertujuan
kesejahteraan memberikan
kepada manfaat,rakyat.
seluruh kehidupan kemakmuran, dan
Selain kedua merugikan keuangan negara dann perekonomian negara,
menurut UU No.20 Tahun 2001 bahwa tindak pidana korupsi juga
melanggar hak-hak sosial dan ekonomi masyarakat secara luas. Sehingga
tindak pidana korupsi perlu digolongkan sebagai kejahatan yang
pemberantasannya harus dilakukan secara luar biasa.
http://slide pdf.c om/re a de r/full/pe nge r tia n-pr insip-be ntuk-kor upsi 5/33
 

Analisis
5/12/2018 Pe nge r tia n Pr insip & Be ntuk Kor upsi - slide pdf.c om

Prinsip korupsi
tindak pidana meliputi perbuatan-perbuatan memperkaya diri sendiri atau
orang lain atau suatu korporasi secara “melawan hukum” dalam
pengertian formil dan materiil. Dengan perumusan tersebut, pengertian
melawan hukum dalam tindak pidana korupsi dapat pula mencakup
perbuatan-perbuatan tercela yang menurut perasaan keadilan masyarakat
harus dituntut dan dipidana.
Dalam UU No.31 Tahun 1999,
tindak pidana korupsi dirumuskan
secara tegas sebagai tindak
pidana formil. Hal ini sangat
penting untuk pembuktian.
Dengan rumusan secara formil
yang dianut dalam Undang-
undang tersebut, meskipun hasil
korupsi telah dikembalikan kepada
negara, pelaku tindak pidana
korupsi tetap diajukan ke

pengadilan dan tetap dipidana.


http://slide pdf.c om/re a de r/full/pe nge r tia n-pr insip-be ntuk-kor upsi 6/33
Analisis
5/12/2018 Pe nge r tia n Pr insip & Be ntuk Kor upsi - slide pdf.c om

Tindak pidana korupsi juga berlaku bagi pegawai negeri sipil yang

terdiri atas :
a. pegawai negeri sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang
tentang Kepegawaian;
b. pegawai negeri sebagaimana dimaksud dalam Kitab Undang-
undang Hukum Pidana;
c. orang yang menerima gaji atau upah dari keuangan negara atau
daerah;
d. orang yang menerima gaji atau upah dari suatu korporasi yang
menerima bantuan dari keuangan negara atau daerah; atau
e. orang yang menerima gaji atau upah dari korporasi lain yang
mempergunakan modal atau fasilitas dari negara atau masyarakat.
Yang dimaksud dengan fasilitas adalah perlakuan istimewa yang
diberikan dalam berbagai bentuk, misalnya bunga pinjaman yang
tidak wajar, harga yang tidak wajar, pemberian izin yang eksklusif,
termasuk keringanan bea masuk atau pajak yang bertentangan
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
http://slide pdf.c om/re a de r/full/pe nge r tia n-pr insip-be ntuk-kor upsi 7/33

 
Analisis
5/12/2018 Pe nge r tia n Pr insip & Be ntuk Kor upsi - slide pdf.c om

Bentuk korupsi
Dalam UU No.31 Tahun 1999 j.o UU No.20
Tahun 2001 disebutkan bentuk-bentuk tindak
pidana korupsi (unsur-unsur) yaitu :
• Pasal 2
Secara melawan hukum melakukan
perbuatan memperkaya diri sendiri atau
orang lain atau keuangan
dapat merugikan suatu korporasi
negara yang
atau
perekonomian negara.
• Pasal 3
Dengan tujuan menguntungkan diri
sendiri atau orang lain atau suatu
korporasi, menyalahgunakan
kewenangan, kesempatan atau sarana
yang ada padanya karena jabatan atau
kedudukan yang dapat merugikan
keuangan negara atau perekonomian

http://slide pdf.c om/re a de r/full/pe nge r tia n-pr insip-be ntuk-kor upsi
negara. 8/33

 
Analisis
5/12/2018 Pe nge r tia n Pr insip & Be ntuk Kor upsi - slide pdf.c om

• Pasal 5
a. Memberi atau menjanjikan sesuatu kepada pegawai negeri atau

penyelenggara negara
atau penyelenggara dengan
negara maksud
tersebut supaya
berbuat pegawai
atau negeri
tidak berbuat
sesuatu dalam jabatannya, yang bertentangan dengan
kewajibannya; atau
b. memberi sesuatu kepada pegawai negeri atau penyelenggara
negara karena atau berhubungan dengan sesuatu yang
bertentangan dengan kewajiban, dilakukan atau tidak dilakukan
dalam jabatannya.

Pegawai negeri atau


penyelenggara negara
yang menerima
pemberian atau janji
seperti yang disebutkan
di atas juga termasuk
tindak pidana korupsi.

http://slide pdf.c om/re a de r/full/pe nge r tia n-pr insip-be ntuk-kor upsi 9/33

 
Analisis
5/12/2018 Pe nge r tia n Pr insip & Be ntuk Kor upsi - slide pdf.c om

• Pasal 6
a. memberi atau menjanjikan sesuatu kepada hakim dengan
maksud untuk mempengaruhi putusan perkara yang diserahkan
kepadanya untuk diadili; atau
b. memberi atau menjanjikan sesuatu kepada seseorang yang
menurut ketentuan peraturan perundang-undangan ditentukan
menjadi advokat untuk menghadiri sidang pengadilan dengan
maksud untuk mempengaruhi nasihat atau pendapat yang akan
diberikan berhubung dengan perkara yang diserahkan kepada
pengadilan untuk diadili.
Bagi hakim atau advokat yang menerima pemberian atau janji seperti
yang disebutkan di atas juga termasuk tindak pidana korupsi.
http://slide pdf.c om/re a de r/full/pe nge r tia n-pr insip-be ntuk-kor upsi 10/33

 
Analisis
5/12/2018 Pe nge r tia n Pr insip & Be ntuk Kor upsi - slide pdf.c om

• Pasal 7
a. pemborong, ahli bangunan yang
pada waktu membuat bangunan,
atau penjual bahan bangunan
yang pada waktu menyerahkan
bahan bangunan, melakukan
perbuatan curang yang dapat
membahayakan keamanan orang
atau barang, atau keselamatan
negara dalam keadaan perang;
b. setiap orang yang bertugas
mengawasi pembangunan atau

penyerahan bahan bangunan,


sengaja membiarkan perbuatan
curang sebagaimana dimaksud
dalam huruf a;

http://slide pdf.c om/re a de r/full/pe nge r tia n-pr insip-be ntuk-kor upsi 11/33

 
Analisis
5/12/2018 Pe nge r tia n Pr insip & Be ntuk Kor upsi - slide pdf.c om

c. setiap
Tentara orang yang
Nasional pada waktu
Indonesia menyerahkan
dan atau Kepolisian barang
Negara keperluan
Republik
Indonesia melakukan perbuatan curang yang dapat membahayakan
keselamatan negara dalam keadaan perang; atau
d. setiap orang yang bertugas mengawasi penyerahan barang keperluan
Tentara Nasional Indonesia dan atau Kepolisian Negara Republik
Indonesia dengan sengaja membiarkan perbuatan curang
sebagaimana dimaksud dalam huruf c.

Bagi orang yang menerima penyerahan bahan bangunan atau orang

yang menerima
Indonesia penyerahan
dan atau barang
Kepolisian keperluan
Negara RepublikTentara Nasional
Indonesia dan
membiarkan perbuatan curang seperti yang disebutkan di atas juga
termasuk tindak pidana korupsi.

http://slide pdf.c om/re a de r/full/pe nge r tia n-pr insip-be ntuk-kor upsi 12/33

 
Analisis
5/12/2018 Pe nge r tia n Pr insip & Be ntuk Kor upsi - slide pdf.c om

• Pasal 8
pegawai negeri atau orang
selain pegawai negeri yang
ditugaskan menjalankan
suatu jabatan umum secara
terus menerus atau untuk
sementara waktu, dengan
sengaja menggelapkan uang
atau surat berharga yang
disimpan karena jabatannya,
atau membiarkan uang atau • Pasal 9
surat berharga tersebut pegawai negeri atau orang selain
diambil atau digelapkan oleh pegawai negeri yang diberi tugas
orang lain, atau membantu menjalankan suatu jabatan umum
dalam melakukan perbuatan secara terus menerus atau untuk
tersebut. sementara waktu, dengan sengaja
memalsu buku-buku atau daftar-
daftar yang khusus untuk
pemeriksaan administrasi.
http://slide pdf.c om/re a de r/full/pe nge r tia n-pr insip-be ntuk-kor upsi 13/33

 
Analisis
5/12/2018 Pe nge r tia n Pr insip & Be ntuk Kor upsi - slide pdf.c om

• Pasal 10
pegawai negeri atau orang selain pegawai negeri yang diberi tugas menjalankan
suatu jabatan umum secara terus menerus atau untuk sementara waktu, dengan
sengaja :
a. menggelapkan, menghancurkan, merusakkan, atau membuat tidak dapat
dipakai barang, akta, surat, atau daftar yang digunakan untuk meyakinkan
atau membuktikan di muka pejabat yang berwenang, yang dikuasai karena
 jabatannya; atau
b. membiarkan orang lain menghilangkan, menghancurkan, merusakkan,
atau membuat tidak dapat dipakai barang, akta, surat, atau daftar tersebut;
atau
c. membantu orang lain menghilangkan, menghancurkan, merusakkan, atau
membuat tidak dapat dipakai barang, akta, surat, atau daftar tersebut.

• Pasal 11
pegawai negeri atau penyelenggara negara yang menerima hadiah atau janji
padahal diketahui atau patut diduga, bahwa hadiah atau janji tersebut diberikan
karena kekuasaan atau kewenangan yang berhubungan dengan jabatannya,
atau yang menurut pikiran orang yang memberikan hadiah atau janji tersebut ada
hubungan dengan jabatannya.
http://slide pdf.c om/re a de r/full/pe nge r tia n-pr insip-be ntuk-kor upsi 14/33

 
Analisis
5/12/2018 Pe nge r tia n Pr insip & Be ntuk Kor upsi - slide pdf.c om

• Pasal 12
a. pegawai negeri atau penyelenggara negara yang menerima hadiah atau

 janji, padahal
diberikan diketahui
untuk atau patutagar
menggerakkan diduga bahwa hadiah
melakukan atau atau
tidakjanji tersebut
melakukan
sesuatu dalam jabatannya, yang bertentangan dengan kewajibannya;
b. pegawai negeri atau penyelenggara negara yang menerima hadiah,
padahal diketahui atau patut diduga bahwa hadiah tersebut diberikan
sebagai akibat atau disebabkan karena telah melakukan atau tidak
melakukan sesuatu dalam jabatannya yang bertentangan dengan
kewajibannya;
c. hakim yang menerima hadiah atau janji, padahal diketahui atau patut
diduga bahwa hadiah atau janji tersebut diberikan untuk mempengaruhi
putusan perkara yang diserahkan kepadanya untuk diadili;
d. seseorang yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan
ditentukan menjadi advokat untuk menghadiri sidang pengadilan,
menerima hadiah atau janji, padahal diketahui atau patut diduga bahwa
hadiah atau janji tersebut untuk mempengaruhi nasihat atau pendapat
yang akan diberikan, berhubung dengan perkara yang diserahkan kepada

pengadilan untuk diadili;


http://slide pdf.c om/re a de r/full/pe nge r tia n-pr insip-be ntuk-kor upsi 15/33

 
Analisis
5/12/2018 Pe nge r tia n Pr insip & Be ntuk Kor upsi - slide pdf.c om

• Pasal 12
e. pegawai negeri atau penyelenggara negara yang dengan maksud

menguntungkan diri sendiri atau kekuasaannya


atau dengan menyalahgunakan orang lain secara melawan
memaksa hukum,
seseorang
memberikan sesuatu, membayar, atau menerima pembayaran dengan
potongan, atau untuk mengerjakan sesuatu bagi dirinya sendiri;
f. pegawai negeri atau penyelenggara negara yang pada waktu

menjalankan tugas,
kepada pegawai meminta,
negeri atau menerima, atau memotong
penyelenggara pembayaran
negara yang lain atau
kepada kas umum, seolah-olah pegawai negeri atau penyelenggara
negara yang lain atau kas umum tersebut mempunyai utang
kepadanya, padahal diketahui bahwa hal tersebut bukan merupakan
utang;
g. pegawai negeri atau penyelenggara negara yang pada waktu
menjalankan tugas, meminta atau menerima pekerjaan, atau
penyerahan barang, seolah-olah merupakan utang kepada dirinya,
padahal diketahui bahwa hal tersebut bukan merupakan utang;

http://slide pdf.c om/re a de r/full/pe nge r tia n-pr insip-be ntuk-kor upsi 16/33

 
Analisis
5/12/2018 Pe nge r tia n Pr insip & Be ntuk Kor upsi - slide pdf.c om

• Pasal 12
h. pegawai negeri atau penyelenggara negara yang pada waktu

menjalankan
terdapat hak tugas, telah menggunakan
pakai, seolah-olah tanah
sesuainegara yang diperaturan
dengan atasnya
perundangundangan, telah merugikan orang yang berhak, padahal
diketahuinya bahwa perbuatan tersebut bertentangan dengan
peraturan perundangundangan; Atau

i. pegawai negeri atau


tidak langsung penyelenggara
dengan negara
sengaja turut sertabaik langsung
dalam maupun
pemborongan,
pengadaan, atau persewaan, yang pada saat dilakukan perbuatan,
untuk seluruh atau sebagian ditugaskan untuk mengurus atau
mengawasinya.

• Pasal 12 A
tindak pidana korupsi yang nilainya kurang dari Rp 5.000.000,00 (lima
 juta rupiah)

http://slide pdf.c om/re a de r/full/pe nge r tia n-pr insip-be ntuk-kor upsi 17/33

 
Analisis
5/12/2018 Pe nge r tia n Pr insip & Be ntuk Kor upsi - slide pdf.c om

• Pasal 12 B j.o Pasal 12 C


Setiap gratifikasi kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara

dianggap pemberian
yang berlawanan suap,
dengan apabila berhubungan
kewajiban dengan
atau tugasnya, jabatannya
dengan ketentuandan
:
a. yang nilainya Rp 10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah) atau lebih,
pembuktian bahwa gratifikasi tersebut bukan merupakan suap
dilakukan oleh penerima gratifikasi;

b. yang nilainya kurang dari Rp 10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah),


pembuktian bahwa gratifikasi tersebut suap dilakukan oleh penuntut
umum.

• Pasal 13
Setiap orang yang memberi hadiah atau janji kepada pegawai negeri
dengan mengingat kekuasaan atau wewenang yang melekat pada
  jabatan atau kedudukannya, atau oleh pemberi hadiah atau janji
dianggap melekat pada jabatan atau kedudukan tersebut.

http://slide pdf.c om/re a de r/full/pe nge r tia n-pr insip-be ntuk-kor upsi 18/33

 
Korelasi
5/12/2018 Pe nge r tia n Pr insip & Be ntuk Kor upsi - slide pdf.c om
UU No.31 Tahun 1999
UU No.20 Tahun 2001

UU No.31 Tahun 1999 diterbitkan sebagai pengganti UU No. 3 Tahun 1971

tentang Pemberantasan
dengan perkembangan Tindak Pidana
kebutuhan hukumKorupsi karena sudah tidak sesuai lagi
dalam masyarakat.
Kemudian diterbitkan UU No.20 Tahun 2001 sebagai perubahan atas UU
No.31 Tahun 1999 karena terdapat berbagai interpretasi atau penafsiran yang
berkembang di masyarakat khususnya mengenai penerapan Undangundang
tersebut terhadap tindak pidana korupsi yang terjadi sebelum UU No.31 Tahun
1999 diundangkan. Hal ini disebabkan Pasal 44 Undang-undang tersebut
menyatakan bahwa UU No. 3 Tahun 1971 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi dinyatakan tidak berlaku sejak UU No.31 Tahun 1999 diundangkan,
sehingga timbul suatu anggapan adanya kekosongan hukum untuk memproses
tindak pidana korupsi yang terjadi sebelum berlakunya UU No. 31 Tahun 1999.
Kedua Undang-undang di atas mengatur tindak pidana korupsi khususnya
bagi pegawai negeri atau penyelenggara negara. Bahkan dalam UU No.20 Tahun
2001 juga mengatur tentang Gratifikasi yang merupakan suatu “pemberian
hadiah” yang dianggap pemberian suap, apabila berhubungan dengan jabatannya
dan berlawanan dengan kewajiban atau tugasnya.

http://slide pdf.c om/re a de r/full/pe nge r tia n-pr insip-be ntuk-kor upsi 19/33
 
UU No. 8 Tahun 1974 - UU No. 43 Tahun 1999
Korelasi
5/12/2018 Pe nge r tia n Pr insip & Be ntuk Kor upsi - slide pdf.c om

PP 42 Tahun 2004
SK MenPAN No. 63/ Kep/Menpan/7/2003

• Tindak pidana korupsi di pegawai negeri merupakan salah satu


pelanggaran yang berkaitan terhadap Sumpah, Kode Etik dan
Peraturan Disiplin sebagaimana disebutkan dalam UU No.8 Tahun 1974
 j.o UU No.43 Tahun 1999 tentang Pokok-pokok Kepegawaian.
• PP No.42 Tahun 2004 tentang Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik
Pegawai Negeri Sipil menyebutkan bahwa PNS harus menjunjung

tinggi nilai-nilai
kepentingan dasar
negara dan yang salah daripada
masyarakat satunya kepentingan
adalah mengutamakan
pribadi atau
golongan. Tindak pidana korupsi timbul karena ingin memenuhi
keinginan pribadi maupun golongan, sehingga lupa akan tugas sebagai
PNS.

• Dalam SK Publik,
Pelayanan MenPAN No. hakekat
bahwa 63/ Kep/Menpan/7/2003
pelayanan publik tentang Pedoman
adalah pemberian
pelayanan prima kepada yang merupakan perwujudan kewajiban
aparatur negara sebagai abdi masyarakat. Pelayanan yang diberikan
harus dilakukan dengan ikhlas, namun pada kenyataannya masih ada
paktek gratifikasi di lingkungan PNS.
http://slide pdf.c om/re a de r/full/pe nge r tia n-pr insip-be ntuk-kor upsi 20/33
 
Korelasi
5/12/2018 Pe nge r tia n Pr insip & Be ntuk Kor upsi - slide pdf.c om

Isu-isu etika &


prinsip-prinsip moral birokrasi
pemerintah (dr.sonny keraf-2003)
• Kasus mafia pajak Gayus merupakan tindak pidana korupsi di DJP yang
merugikan keuangan negara dari sektor penerimaan negara atas pajak.
• Tindak pidana korupsi bertentangan dengan semua prinsip-prinsip moral

birokrasi pemerintah yaitu :


i. Profesionalisme  bahwa PNS yang tidak profesional akan bertindak
tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku sehingga cenderung
melakukan tindakan Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme.
ii. Integritas Moral yang Tinggi  PNS yang tidak memegang teguh peran
dan tugasnya dalam memberikan pelayanan publik, akan mudah
terpengaruh oleh hal-hal yang dapat merusak citra PNS seperti tindak
korupsi.
iii. Tanggung jawab terhadap kepentingan publik  mengutamakan untuk
kepentingan publik adalah segala-galanya bagi PNS, bukan untuk
memperkaya diri melalui korupsi
http://slide pdf.c om/re a de r/full/pe nge r tia n-pr insip-be ntuk-kor upsi 21/33
 
Korelasi
5/12/2018 Pe nge r tia n Pr insip & Be ntuk Kor upsi - slide pdf.c om

iv. Berpihak kepada kebenaran dan kejujuran  ketidakjujuran PNS


merupakan indikasi awal bahwa PNS tersebut melakukan tindak
korupsi.
v. Betindak secara adil  bersedia memberikan pelayanan dengan baik
bagi pihak penerima pelayanan yang memberikan semacam “suap”
terlebih dahulu, namun bagi yang tidak memberikan suap maka

pelayanan akan dipersulit.


vi. Jangan menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan  korupsi
dilakukan dengan melakukan segala tindakan yang sudah jelas
melanggar ketentuan, namun karena keinginan yang kuat maka segala
sesuatu yang dianggap menghalang-halangi akan tetap diterobos.

vii.Jangan lakukan pada orang lain, apa yang Anda sendiri tidak mau
dilakukan pada Anda  PNS yang melakukan tindak korupsi tidak
akan memikirkan bagaimana perasaan orang lain atas tindakan yang
dilakukan dan bagaimana perasaan diri pribadi atas tindak korupsi
yang dilakukan oleh orang lain.

http://slide pdf.c om/re a de r/full/pe nge r tia n-pr insip-be ntuk-kor upsi 22/33
 
Korelasi
5/12/2018 Pe nge r tia n Pr insip & Be ntuk Kor upsi - slide pdf.c om
Aturan Disiplin PNS

Sebagaimana diatur dalam PP No.53 Tahun 2010


tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil, tindak korupsi
mengacu pada kewajiban dan larangan bagi PNS
khususnya dari sisi larangan seperti :
- Menyalahgunakan wewenang.
- Melakukan kegiatan bersama dengan atasan, teman
sejawat, bawahan, atau orang lain di dalam maupun
di luar lingkungan kerjanya dengan tujuan untuk
keuntungan pribadi, golongan, atau pihak lain, yang
secara langsung atau tidak langsung merugikan
negara.
- Menerima hadiah atau suatu pemberian apa saja dari
siapapun juga yang berhubungan dengan jabatan
dan/atau pekerjaannya.
Karena korupsi masuk dalam ranah tindak pidana, maka pada Pasal 6
dari peraturan tersebut disebutkan bahwa PNS yang melanggar
ketentuan disiplin PNS dijatuhi hukuman disiplin dan apabila perbuatan
tersebut terdapat unsur pidana maka terhadap PNS tersebut tidak
tertutup kemungkinan dapat dikenakan hukuman pidana.
http://slide pdf.c om/re a de r/full/pe nge r tia n-pr insip-be ntuk-kor upsi 23/33
 
Kepribadian II
Korelasi KSPK
5/12/2018 Pe nge r tia n Pr insip & Be ntuk Kor upsi - slide pdf.c om

(Nilai Kemenkeu,BC ESPRIT,Kamus


Kompetensi Kemenkeu)
• Nilai-nilai Kemenkeu (Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, dan

Kesempurnaan).
sebagai moto untuk diterapkan pada kinerja PNS dalam mencapai tujuan dari
organisasi pada Kementerian Keuangan. Adanya praktek korupsi di lingkungan
Kementerian Keuangan tersebut akan menghambat tercapainya tujuan yang
diharapkan. Oleh karena itu penanaman Nilai Kemenkeu pada PNS sangat
penting untuk menghindari dari korupsi, mengingat bahwa di Kementerian
Keuangan merupakan lahan basah untuk korupsi disamping telah dilakukannya
remunerasi.

• Kompetensi PNS Kemenkeu seperti Integritas, Fokus pada pemangku


kepentingan, dan perbaikan terus-menerus, merupakan kelompok kemampuan
untuk penyelesaian tugas.
sebagai PNS di Kementerian Keuangan hendaknya menjunjung tinggi integritas
dalam menjalankan dan mengutamakan fungsi pelayanan publik, serta
memperbaiki kinerja-kinerja ke arah yang lebih baik dalam rangka mencapai
kesempurnaan. Sebaliknya PNS jangan melakukan korupsi dalam mementingkan
kepentingan pribadi melalui pelayanan publik yang kemudian menjadi suatu
kebiasaan dari korupsi kecil-kecilan hingga korupsi yang lebih besar.
http://slide pdf.c om/re a de r/full/pe nge r tia n-pr insip-be ntuk-kor upsi 24/33
 
Korelasi KSPK
5/12/2018 Pe nge r tia n Pr insip & Be ntuk Kor upsi - slide pdf.c om

• BC ESPRIT (Bermartabat, Compliane dan cepat, Efektif dan efisien,

Standar, Profesional, Responsif, Integritas dan Improvement, dan


Transparan).
merupakan tata nilai dan budaya organisasi dari DJBC sebagai
landasan orientasi, sikap, dan cara kerja dari pegawai dalam tugas
pelaksanaan dan pengawasan di bidang kepabeanan dan cukai.

Pegawai
ia tidak Bea Cukaiintegritas
memiliki yang melakukan
dengan korupsi menunjukkan
memanfaatkan bahwa
keadaan di
tengah semakin kompleksnya kepabeanan maupun cukai sehingga
membuat DJBC dinilai jelek oleh masyarakat. Misalnya
pemeriksaan barang akan dibuat lancar jika Importir memberikan
“ceperan”.

http://slide pdf.c om/re a de r/full/pe nge r tia n-pr insip-be ntuk-kor upsi 25/33
 
Korelasi KSPK
5/12/2018 Pe nge r tia n Pr insip & Be ntuk Kor upsi - slide pdf.c om
kepribadian III (ESQ)

PNS hendaknya memiliki dan menyeimbangkan 3 kecerdasan yaitu


intelektual, emosi, dan spiritual. Pada materi tentang ESQ telah
dijelaskan hasil yang didapatkan dari manusia yang menggunakan satu
  jenis kecerdasan hingga tiga kecerdasan. Salah satunya adalah
manusia yang hanya memiliki kecerdasan intelektual dan emosional,
sehingga hasil yang didapatkan adalah seorang koruptor.

Tindak pidana korupsi oleh PNS ditimbulkan karena mereka hanya


memiliki sisi intelektual dan emosional saja. Padahal kecerdasan
spiritual sangatlah penting peranannya yang justru mereka abaikan.
Mereka hanya mementingkan kesenangan sesaat dengan melakukan
korupsi tanpa memikirkan kembali bagaimana akibat yang ditimbulkan
atas tindak korupsi tersebut.
Jadi keinginan untuk korupsi timbul karena mereka tidak atau kurang
dalam memahami aspek spiritualitas dimana mereka sudah menutup
dan mematikan hatinya sehingga diri mereka tidak akan bisa mencegah
untuk tidak melakukannya.

http://slide pdf.c om/re a de r/full/pe nge r tia n-pr insip-be ntuk-kor upsi 26/33
 
Korelasi KSPK
5/12/2018 Pe nge r tia n Pr insip & Be ntuk Kor upsi - slide pdf.c om
ETIKET

PNS yang melakukan tindak pidana korupsi menunjukkan bahwa ia


dinilai tidak bermoral karena merugikan negara dan masyarakat.
Dengan demikian PNS tersebut telah melanggar norma moral yang
menghendaki agar seseorang tidak melakukan perbuatan-perbuatan
yang tidak baik seperti korupsi.

Norma moral berkaitan dengan etika, jadi pelanggaran norma moral


seperti korupsi berarti juga pelanggaran terhadap etika. Oleh karena
itu korupsi lebih sesuai apabila dikaitkan dengan etika daripada
dengan etiket.

Etiket (menurut Bertens) mengacu pada norma kelaziman dimana

hanya
relatif. berlaku
Namunpada kondisi
korupsi atauberkaitan
juga tempat tertentu
dengansehingga
etiket bersifat
karena
merupakan tindakan yang telah dilakukan, walaupun dalam batinnya
menolak untuk melakukannya karena bukan kepribadiannya.

http://slide pdf.c om/re a de r/full/pe nge r tia n-pr insip-be ntuk-kor upsi
 
27/33
Korelasi KSPK
5/12/2018 Pe nge r tia n Pr insip & Be ntuk Kor upsi - slide pdf.c om
MANAJEMEN STRES
Lingkungan kerja yang sudah tercemar oleh
korupsi para PNS menjadi suatu tantangan
tersendiri bagi PNS baru maupun PNS lama yang
masih bersih dari korupsi. Mereka harus
menghadapi dan mengatasi tantangan tersebut
disamping harus melaksanakan tugas sebagai
PNS.
Hanya ada 2 pilihan yaitu menghindari atau

mengikuti untuk korupsi.


untuk menghindar PNSikut
dan tidak yang berusaha
terjun dalam
tindak korupsi menunjukkan bahwa ia berhasil
mengatasi stres. Sedangkan apabila PNS meniru
melakukan korupsi, berarti ia tidak bisa mengatasi
stres sehingga membuat ia terhanyut dalam
lingkungan tersebut.
Jadi lingkungan dimana pun PNS ditempatkan apakah termasuk lingkungan
yang bersih dari praktek korupsi ataupun yang sudah terbiasa korupsi, tidak
akan mempengaruhi diri seorang PNS untuk juga melakukan korupsi jika ia
mampu menghadapi tantangan misalnya dengan mengalihkan keinginan
untuk korupsi kepada keinginan untuk kerja lembur.
http://slide pdf.c om/re a de r/full/pe nge r tia n-pr insip-be ntuk-kor upsi
  28/33
Rangkuman
5/12/2018 Pe nge r tia n Pr insip & Be ntuk Kor upsi - slide pdf.c om

Dalam UU No.31 Tahun 1999 j.o UU No.20 Tahun 2001 dijelaskan bahwa tindak
pidana korupsi merupakan perbuatan dalam rangka memperkaya diri atau orang
lain atau suatu korporasi secara melawan hukum dapat merugikan keuangan
negara atau perekonomian negara. Selain itu, korupsi juga melanggar hak-hak
sosial dan ekonomi masyarakat secara luas.

Subyek tindak pidana korupsi juga meliputi pegawai negeri yang salah satunya
adalah pegawai negeri yang diatur dalam UU No.8 Tahun 1974 j.o UU No.43
Tahun 1999 tentang Pokok-pokok Kepegawaian yang mana disebutkan salah satu
macam pegawai negeri adalah pegawai negeri sipil.

Terkait dengan tindak pidana korupsi adalah praktek gratifikasi sebagaimana


disebutkan pada pasal 12B j.o 12C UU No.20 Tahun 2001 bahwa setiap gratifikasi
kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara dianggap pemberian suap,
apabila berhubungan dengan jabatannya dan yang berlawanan dengan kewajiban
atau tugasnya. Gratifikasi yang dimaksud adalah pemberian berupa uang, hadiah,
atau dalam bentuk apapun dari siapapun kepada kepada pegawai negeri atau
penyelenggara negara agar melakukan sesuatu yang menyimpang dari
wewenang dan peraturan yang diinginkan oleh pemberi gratifikasi.

http://slide pdf.c om/re a de r/full/pe nge r tia n-pr insip-be ntuk-kor upsi
  29/33
Merancang Simulasi
5/12/2018 Pe nge r tia n Pr insip & Be ntuk Kor upsi - slide pdf.c om

Menjadi PNS di Kementerian Keuangan

ewujudkan perilaku anti


M
korupsi dengan membentuk
diri pribadi yang kuat
dengan memegang teguh

prinsip-prinsip sebagai
seorang PNS yang sebenarnya
dan memantapkan niat
dalam melaksanakan tugas
secara ikhlas sebagai
aparatur negara dan
masyarakat dengan tidak
memikirkan berapa imbalan
yang akan didapatkan.

http://slide pdf.c om/re a de r/full/pe nge r tia n-pr insip-be ntuk-kor upsi
 
30/33
Bertindak & Mengubah Perilaku
5/12/2018 Pe nge r tia n Pr insip & Be ntuk Kor upsi - slide pdf.c om

1. Sesama PNS di Kementerian Keuangan


a. Tidak mengikuti ajakan atau pengaruh PNS lain untuk melakukan
tindak korupsi.
b. Tidak ikut menikmati hasil yang nyata-nyata dari tindak korupsi.

http://slide pdf.c om/re a de r/full/pe nge r tia n-pr insip-be ntuk-kor upsi
 
31/33
Bertindak & Mengubah Perilaku
5/12/2018 Pe nge r tia n Pr insip & Be ntuk Kor upsi - slide pdf.c om

2. Di lingkungan masyarakat
a. Tidak melakukan pemerasan kepada pengguna jasa atas pelayanan
yang diberikan.
b. Tidak menerima suap dari pengguna jasa dengan maksud agar
memperlancar prosedur dalam mendapatkan pelayanan.

http://slide pdf.c om/re a de r/full/pe nge r tia n-pr insip-be ntuk-kor upsi 32/33
 
5/12/2018 Pe nge r tia n Pr insip & Be ntuk Kor upsi - slide pdf.c om

~ TERIMA KASIH ~

http://slide pdf.c om/re a de r/full/pe nge r tia n-pr insip-be ntuk-kor upsi 33/33

Anda mungkin juga menyukai