Anda di halaman 1dari 9

NAMA.

: NADA GEDE SUJANA

NIM. : 042000273

KELAS : 8D Manajemen
KB. 1

MODUL 08
Aspek Hukum
A. SIAPA PELAKSANA PROYEK

Pelaksana proyek adalah individu atau organisasi yang terlibat dalam pelaksanaan
proyek, yang sering disebut sebagai Sponsor Proyek. Dilihat dari segi yuridis, Sponsor
Proyek bisa berbentuk pemilik tunggal merangkap pengurus suatu perusahaan
perorangan, para "Firmant" suatu Firma, Persero Pengurus (Persero Komplementer)
suatu Perseroan Komanditer atau Direksi suatu Perseroan Terbatas atau Perusahaan
Daerah.

1. Bentuk Yuridis Perusahaan


Beberapa bentuk perusahaan dari segi yuridis yang ditemukan di Indonesia akan
dijelaskan di bawah ini.
▪ Perusahaan perseorangan
Jenis perusahaan ini merupakan perusahaan yang diawasi dan dikelola oleh
seseorang. Di satu pihak ia memperoleh semua keuntungan perusahaan, di
samping juga menanggung semua risiko yang timbul dalam kegiatan
perusahaan.

▪ Firma
Firma adalah suatu bentuk perkumpulan usaha yang didirikan oleh beberapa
orang dengan menggunakan nama bersama. Di dalam firma semua anggota
mempunyai tanggung jawab sepenuhnya baik sendiri-sendiri maupun bersama-
sama terhadap utang-utang perusahaan pada pihak lain. Apabila terjadi
kerugian, kerugian itu akan ditanggung bersama, bila perlu dengan seluruh
"kekayaan pribadi". Jika salah satu anggota keluar dari firma, firma otomatis
bubar.

▪ Perseroan komanditer (CV)


Perusahaan Komanditer (CV) merupakan suatu persekutuan yang didirikan oleh
beberapa orang yang masing-masing menyerahkan sejumlah uang dalam jumlah
yang tidak perlu sama. Sekutu dalam Perusahaan Komanditer ini ada dua
macam. Pertama, sekutu komplementer, yaitu orang-orang yang bersedia untuk
mengatur perusahaan. Kedua, sekutu komanditer yang mempercayakan
uangnya dan bertanggung jawab terbatas kepada kekayaan yang diikutsertakan
dalam perusahaan.
▪ Perseroan terbatas (PT)
Badan usaha jenis ini adalah suatu badan yang mempunyai kekayaan, hak
memiliki. Tanda keikutsertaan seseorang memiliki perusahaan adalah
dengan memiliki saham perusahaan. Makin banyak saham yang dimiliki,
makin besar pula andil dan kedudukannya dalam perusahaan tersebut. Jika
terjadi utang maka harta milik pribadi tidak dapat dipertanggungkan atas
utang perusahaan tersebut, tetapi terbatas pada shamnya saja.
▪ Perusahaan negara (PN) Perusahaan
Perusahaan negara adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha
yang modalnya secara keseluruhan dimiliki oleh negara, kecuali jika ada
hal-hal khusus berdasarkan undang-undang. Tujuan dari pendirian
perusahaan negara ini adalah untuk membangun ekonomi nasional menuju
masyarakat yang adil dan makmur.
▪ Perusahaan pemerintah yang lain
Bentuk perusahaan pemerintah yang lain di Indonesia adalah Persero,
Perusahaan Umum (Perum), Perusahaan Jawatan (Perjan) dan Perusahaan
Daerah (PD). Persero dan Perusahaan Daerah (PD) merupakan perusahaan
yang mencari keuntungan bagi negara, sedangkan untuk Perum dan Perjan
bukanlah semata-mata mencari keuntungan.
▪ Koperasi
Koperasi merupakan bentuk badan usaha yang bergerak di bidang ekonomi
yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya yang bersifat
murni, pribadi, dan tidak dapat dialihkan.

2. Identitas Pelaksana
Setelah mengetahui pelaksana Proyek, yang perlu diketahui selanjutnya adalah
identitas mereka, yaitu menyangkut (a) kewarganegaraan, (b) informasi bank,
(c) keterlibatan dalam gugatan/tuntutan, (d) hubungan kekeluargaan, dan (e)
debitor ketiga atau bukan.

▪ Kewarganegaraan
Kewarganegaraan Sponsor Proyek perlu diketahui. Hal itu berhubungan
dengan peraturan pribumisasi dalam pendirian suatu perusahaan.
Kemungkinan kewarganegaraan Sponsor Proyek adalah WNI (Warga
Negara Indonesia) atau WNA (Warga Negara Asing). Jika WNI, Pribumi
atau Nonpribumi, misalnya Keturunan Tionghoa atau keturunan lainnya.
▪ Informasi bank
Perlu diketahui adalah apakah mereka (pelaksana proyek) juga debitor Bank
lain atau dengan kata lain apakah mereka telah mendapatkan pinjaman
(kredit atau sejenisnya) dari Bank lain. Jika dari informasi Bank telah
didapatkan keterangan bahwa Sponsor Proyek tersebut adalah debitor Bank
lain
▪ Keterlibatan dalam gugatan atau tuntutan
Perlu diteliti ketidakterlibatan pelaksanaan proyek dalam suatu tindakan
yang dapat menimbulkan gugatan atau tuntutan.
▪ Hubungan keluarga
Jika terdapat hubungan suami istri sebagai individu-individu yang terlibat
dalam proyek
B. PROYEK APA YANG AKAN DILAKSANAKAN?

Ada beberapa sisi yang perlu di untuk mengetahui jenis usaha yang akan dibuat.

1. Bidang Usaha
Paling tidak bidang usaha dari proyek yang akan dibangun harus sesuai dengan
anggaran dasar perusahaan atau sesuai dengan falsafah perusahaan (corporate
philosophy) dan perencanaan strategis perusahaan.

2. Fasilitas
Kalau proyek akan dilaksanakan dalam rangka Penanaman Modal Dalam
Negeri (PMDN), akankah mendapatkan fasilitas-fasilitas tertentu, fasilitas apa
yang akan diperoleh, apakah aplikasinya sudah diajukan, sedang dalam proses,
atau telah diperoleh?

3. gangguan Lingkungan
Dalam hubungannya dengan proses produksi proyek, hal-hal yang perlu
diketahui antara lain sejauh mana proses produksi dan hasil limbahnya
mengganggu lingkungan (ekologi). Proyek yang akan dibuat perlu
memperhatikan lingkungan sekitar tempat proyek berada. Pencemaran
lingkungan yang ditimbulkan oleh proyek akan berdampak negatif pada proyek
itu sendiri, seperti pencemaran udara, air, suara, dan moral masyarakat.

4. Pengupahan
Pada manajemen sumber daya manusia potensi konflik yang dapat terjadi
karena dibangun proyek maka timbul pertanyaan khusus yang berkaitan dengan
perburuhan, penerapan sistem upah atau kompensasi yang berikan pada tenaga
kerja/buruh adalah; berapa upah buruh minimal, apakah sudah disesuaikan
dengan ketentuan yang ada (upah minimum regional/UMR).

5. Manajemen Investasi Aktiva Tetap


Kaitannya dengan aktiva tetap, Apakah aktiva (tanah, bangunan, kendaraan, dan
sebagainya) dibeli dengan tunai atau sewa beli. Jika sewa beli bagaimana
kondisi pembayarannya? Kapan berakhirnya kontrak dan perjanjian.

C. DI MANA PROYEK AKAN DILAKSANAKAN?

Letak proyek yang akan dibangun tidak akan terlepas dari pengaruh-pengaruh yang
dapat merugikan perusahaan jika tidak dipersiapkan dengan baik. Fokus tempat proyek
dilaksanakan, meliputi berikut ini.

1. Perencanaan Wilayah
Lokasi proyek harus sesuai dengan Perencanaan Kota/Peruntukan Wilayah
sehingga memudahkan perolehan izin-izin, yaitu izin mendirikan bangunan
(IMB), HO. dan izin lokasi. Di samping itu, juga perlu diperhatikan prakiraan
situasi dan kondisi lokasi proyek dalam waktu yang akan datang.
2. Status Tanah
Selain itu, perlu pula diteliti status tanah lokasi proyek. Status kepemilikan tanah
proyek harus jelas, jangan sampai menjadi masalah di kemudian hari. Ada
berbagai status tanah, yaitu Tanah Hak Milik, Tanah Hak Guna Bangunan,
Tanah Hak Guna Usaha, Tanah Hak Pakai yang diberikan oleh Negara, Tanah
Negara
D. WAKTU PELAKSANAAN PROYEK
Dalam kaitan dengan waktu pelaksanaan proyek, perlu diteliti (1) apakah menurut
Anggaran Dasar, perusahaan yang bersangkutan masih berlaku (belum
kedaluwarsa),(2) bagaimana perizinan yang telah diperoleh? Sebuah proyek akan dapat
dilaksanakan apabila izin-izin (minimal izin prinsip) sudah diperoleh atau sudah
diperpanjang atau sudah diubah karena peningkatan produksi atau karena perubahan
atau penambahan mesin. Perizinan tersebut, antara lain:
1. izin usaha yang dikaitkan dengan bidang usaha yang bersangkutan, misalnya Izin
Usaha Industri, Izin Usaha Perhotelan, dan Izin Usaha Periklanan; izin Usaha
Perdagangan serta IMB, HO, dan Izin Lokasi yang telah disebut di
2.atas; izin-izin khusus, misalnya di bidang perhotelan, Izin Menjual Minuman Keras
dan Izin Mengadakan Diskotek.

E. BAGAIMANA CARA PELAKSANAAN PROYEK?


Cara pelaksanaan proyek yang akan diteliti dalam hal ini adalah berkaitan dengan cara
memperoleh tambahan modal yang menyangkut penentuan hak dan kewajiban di antara
para penanam modal dalam proyek/perusahaan yang bersangkutan. Tambahan modal
dapat diperoleh dari (1) perorangan yang ingin ikut andil dalam perusahaan/proyek dan
(2) Lembaga Keuangan, baik Bank maupun Lembaga keuangan Nonbank Sebagai
peminjam telah menentukan syarat-syarat dalam rangka pengamanan secara yuridis
baik yang bersifat pencegahan maupun penanggulangan.
1. Tambahan Modal dari Perorangan/Individu
Di dalam tiap-tiap Anggaran Dasar Perusahaan, terdapat pembatasan-
pembatasan terhadap wewenang, hak, dan tanggung jawab pengurus, misalnya
pembatasan- pembatasan wewenang pengurus pada CV (Perseroan
Komanditer).
2. Tambahan Modal yang Didapat dari Lembaga Keuangan Sebagai pemberi
pinjaman, suatu lembaga keuangan menentukan syarat-syarat memperoleh
pinjaman. Salah satu syarat adalah menyangkut pengamanan yuridis, baik yang
bersifat pencegahan maupun penanggulangan.
▪ Pencegahan
Salah satu contoh pencegahan yang disyaratkan oleh lembaga keuangan
yang bersangkutan terhadap calon debitor, yaitu setiap penggantian persero
pada Perseroan Komanditer atau pemegang saham pada Perseroan Terbatas
harus mendapat persetujuan dari lembaga keuangan yang akan menjadi
kreditor.
▪ Penanggulangan
Terdapat dua cara penanggulangan, yaitu jumlah jaminan dan asuransi.
1. Jaminan
1) Jaminan memiliki dua fungsi pokok, yaitu sebagai:
a) stimulan kesungguhan sponsor proyek, dan
b) Ultimum Remedium atau obat terakhir yang memenuhi
kewajibannya, yaitu tidak bisa membayar kembali pinjaman.

Jenis jaminan bisa dibagi menjadi dua, yaitu:


a) jaminan atas benda: jaminan atas benda bisa berupa proyek itu sendiri
dan jaminan tambahan berupa tanah, bangunan, mesin-mesin, peralatan, dan
piutang:
b) janji tak bersyarat (jaminan perseorangan); diberikan oleh sponsor proyek
atau bisa pula dilakukan oleh pihak ketiga, seperti perusahaan induk dari
calon debitor apabila seseorang (atau badan hukum) menyatakan bahwa ia
menjadi penjamin atau penanggung dari debitor jika debitor tidak dapat
memenuhi kewajibannya maka yang harus membayar utang debitor aadala
Penanggung.

2. Asuransi
Di samping menguasai secara yuridis jaminan yang diberikan debitor,
lembaga keuangan, sebagai kreditor harus pula memperhitungkan
kejadian-kejadian yang mungkin akan mengancam barang jaminan
secara fisik. Kejadian-kejadian yang mengancam barang jaminan
tersebut dapat berupa malapetaka atau musibah yang tidak bisa diduga
sebelumnya, tetapi dapat dihitung.

KB. 2
BELAJAR MENGENALI DAMPAK DAN KASUS LINGKUNGAN
A. KONTRIBUSI HAK PUBLIK DAN PELAKU USAHA (PROYEK DAN
LINGKUNGAN)
Hak Publik dan kewajiban dalam melaksanakan proyek merupakan tinjauan dari aspek
hukum atau yuridis, sebagai pelaku usaha pada pemilik badan hukum dan pelaku yang
memiliki hak dan kewajiban dalam menjalankan operasi.
Memberi kontribusi langsung penerimaan negara yang sumbernya dari pendapatan
pajak, setoran dividen privatisasi serta belanja negara melalui kompensasi public
service obligation PSO/subsidi. Sedangkan kontribusi tidak langsung berupa multiplier
effect bagi perkembangan perekonomian nasional dan domestik, Dampak positif yang
ditimbulkan keberadaan proyek dapat mendukung pertumbuhan ekonomi dan
memberikan sumbangan pembiayaan APBN.

untuk melaksanakan UU Nomor 19 dalam pasal 2 tahun 2003, amanah kepada BUMN
dalam melaksanakan kewajiban antara lain:
1. memberikan sumbangan bagi perekonomian nasional dan penerimaan negara baik
secara umum maupun khusus;
2. menyelenggarakan dan menyediakan barang atau jasa yang berkualitas, memadai
untuk memenuhi hajat hidup orang banyak dan manfaat untuk umum;
3. memberikan manfaat dari pengelolaan untuk memperoleh keuntungan;
4. perintis kegiatan-kegiatan usaha yang belum dapat dilaksanakan oleh sektor swasta
dan koperasi:
5. berperan aktif dalam membimbing dan membantu pengusaha golongan ekonomi
lemah, koperasi, dan masyarakat.
B. PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DAN PROYEK
Kegiatan pembangunan memenuhi kebutuhan penduduk akan meningkatkan
permintaan atas sumber daya yang makin besar jumlahnya sehingga kecenderungan
untuk eksploitasi atau menguras sumber daya alam Pada prinsipnya melaksanakan
pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup menjadi keharusan.
1. Manfaat dan Harapan Pembangunan
Wawasan tentang lingkungan yang memberikan pandangan kepada banyak
pihak pemangku kepentingan, pendapat yang berbeda dari banyak pihak terjadi,
selain manfaat finansial, sosial dan upaya yang telah dilakukan pemerintah
untuk menaikkan taraf hidup masyarakat dengan memperbaiki perekonomian,
melalui Pertumbuhan ekonomi supaya meningkat
2. Masalah Kerusakan Lingkunga
Pada masyarakat dunia dihebohkan dengan lingkungan hidup yang
berkembang
pembicaraan berlanjut pada tingkat KTT dengan tema Manusia dan lingkungan
pada awalnya mulai gencar, dimunculkan Tahun 1972 di Stockholm, dan pada
tahun 1992 konferensi dilanjutkan KTT Bumi di Rio de Jenero, lingkungan dan
pembangunan, dan KTT.
3. Analisis Aspek Hukum Studi Kelayakan
Upaya penegakan hukum yang dapat dilakukan berkaitan dengan kasus
pencemaran di lingkungan industri kecil adalah dengan penerapan instrumen
hukum secara Administratif, Hukum Perdata, dan Hukum Pidana. Dan bila
belum berhasil dilanjutkan dengan sanksi berikutnya yang lebih efektif.
4. Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan
industri yang berskala kecil pun seperti industri mebel,atau industri dan
perusahaan yang berskala kecil lainnya ikut menyumbang timbulkan
pencemaran terhadap kerusakan lingkungan.
5. Aspek Hukum dan Manajemen Lingkungan
Pembangunan Wawasan tentang lingkungan yang memberikan pandangan yang
terkait, dan pendapat yang berbeda dari banyak pihak hal ini dapat dipengaruhi
perkembangan sosial kemasyarakatan, teknologi, peningkatan kesejahteraan
masyarakat, dengan meningkat tingkat pendidikan dan kebutuhan dasar hidup,
di berbagai tempat kerusakan lingkungan makin bertambah pada sisi lain masih
rendahnya karena tingkat kesadaran, kepedulian untuk melestarikan lingkungan
hidup.

C. RUJUKAN ANALISIS KASUS LINGKUNGAN

1. Dampak Pencemaran Limbah Industri


Dari aspek hukum dan perlindungan, kawasan industri kecil di Semarang
CONTOH dari Pencemaran limbah; pengelolaan lingkungan terhadap limbah
adalah BELUM ADA upaya terpadu untuk melestarikan fungsi lingkungan
hidup yang meliputi kebijaksanaan penataan, pemanfaatan, pengembangan,
pemeliharaan, pemulihan, pengawasan, dan pengendalian lingkungan hidup
pasal 1 ayat (2) UUPLH.
2. Ekologi dan Kasus Pembangunan Proyek
Dampak pembangunan proyek infrastruktur, pelabuhan, jalur KA dan
direncanakan kawasan industri dampaknya diprediksi terjadi pada: berbagai
jenis tumbuh-tumbuhan, hewan/satwa liar, satwa air, keanekaragaman hayati,
habitat dan alam. Sedangkan dampak pada Sumber daya hutan, lahan pertanian,
air tanah,mineral dan bahan tambang, sumber daya laut, energi, satwa air, hutan
tropis, satwa dan tumbuhan langka.
3. Ekologi dan Pengelolaan Sumber Daya Alam
Kasus kebun sawit di lahan gambut, Tanah Grogot. Hasil Penelitian yang
dilakukan, Perkumpulan Sawit Watch, dan Peraturan Menteri Pertanian, dan
Menteri Pertanian pada 16 Februari 2009 menerbitkan Peraturan Menteri
Pertanian No.14/ Permentan/PL.110/2/2009 tentang Pedoman Pemanfaatan
lahan Gambut untuk budidaya kelapa sawit sejalan.
4. Hak Tanah Ulayat dan Kebun Sawit.
Dari beberapa kejadian di tempat menyebabkan Kasus sengketa tanah, lahan
yang digunakan untuk Perkebunan Sawit seperti di Kabupaten Kampar Propinsi
Riau dan Sumbar. Beberapa pertimbangan pokok tentang Tanah hak ulayat.
5. Areal Hutan, Sungai, dan Tambang Batubara (Kasus Hutan Lindung dan areal
Tambang)

D. IMPLEMENTASI DAN ANALISIS DAMPAK, KERUSAKAN LINGKUNGAN


HIDUP
Pasal 15 ada upaya preventif yang dilakukan melalui jalur perizinan antara lain:
▪ Setiap rencana usaha dan/atau kegiatan yang kemungkinan dapat
menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup, wajib
memiliki analisis mengenai dampak lingkungan hidup.
▪ Ketentuan tentang rencana usaha dan/atau kegiatan yang menimbulkan
dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup, sebagaimana
dimaksud pada ayat (1
▪ Di Indonesia implementasi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup
(AMDAL) diatur dalam PP No 27 tahun 1999. AMDAL dan sebagai upaya
yang dilakukan berupa kajian mengenai dampak besar dan penting suatu
usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup.

1. Upaya Hukum Kasus Pencemaran oleh Industri Kecil di Semarang Dalam


pasal 5 ayat (1) UUPLH mengakui hak yang sama atas lingkungan hidup yang
baik dan sehat. Di samping kewajiban dalam pasal 6 UUPLH ayat (1) Setiap
orang berkewajiban memelihara kelestarian fungsi lingkungan hidup serta
mencegah dan menanggulangi pencemaran dan perusakan. Pasal 6 Ayat (2)
Setiap orang yang melakukan usaha dan/atau kegiatan berkewajiban
memberikan informasi yang benar dan akurat mengenai pengelolaan
lingkungan hidup.
2. Sanksi Administrasi
Dalam UU No 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, salah
satu instrumen hukum yang berperan bila kita bicara tentang penegakan hukum
lingkungan adalah hukum administrasi.
3. Sanksi Perdata
Ketentuan hukum penyelesaian perdata pada sengketa lingkungan dalam
UUPLH terdapat dalam pasal 30-39. Pada pasal 34 ayat (1) Setiap perbuatan
melanggar hukum berupa pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup
yang menimbulkan kerugian pada orang lain atau lingkungan hidup,
mewajibkan penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan untuk membayar ganti
rugi dan/atau melakukan tindakan tertentu. Pada ayat (2) Selain pembebanan
untuk melakukan tindakan tertentu, hakim dapat menetapkan pembayaran uang
paksa atas setiap hari keterlambatan penyelesaian tindakan tertentu
4. Kerugian (Schade)
Syarat lain dalam 1365 BW adalah adanya kerugian (Schade). Dalam syarat ini
harus dibuktikan adanya kerugian yang ditimbulkan dari pencemaran. Pada
putusan MA tanggal 2 Juni 1971 Nomor 177 K/Sip/1971
5. Hubungan Kausal
Harus ada kaitan antara perbuatan yang melanggar hukum dengan terjadinya
kerugian misal pembuangan limbah telah terbukti mengakibatkan ada kerugian
pengusaha tambak/petani berupa kematian udang yang mereka pelihara.
6. Relativitas
Tuntutan supaya suatu ketentuan larangan berdasarkan undang-undang atau
suatu syarat dalam izin dipenuhi, hanya dapat diajukan oleh seorang yang
bersangkutan atau terancam suatu kepentingan yang dilindungi oleh ketentuan
berdasarkan undang-undang atau ketentuan perizinan.

Anda mungkin juga menyukai