Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

 1.1 Latar Belakang

Perkembangan bisnis atau usaha pada saat ini telah menjadi suatu
perkembangan yangsangat signifikan bagi Indonesia. Dari yang berwujud
UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) sampai dengan perusahaan-perusahaan
besar. Itu menandakan bahwasanyakesadaran akan berwirausaha pada saat ini
telah meningkat dari sebelumnya.Tahapan-tahapan membuat suatu usaha adalah
suatu proses yang akan membantu kitauntuk bisa mendirikan suatu usaha
dengan benar. Tahapan tersebut adalah, membuat Ide Bisnis, SKB ( Studi
Kelayakan Bisnis ), Perencanaan, dll .Untuk menjalankan usaha diperlukan
sebuah studi kelayakan bisnis, apakah sebuahusaha layak dijalankan atau tidak
layak dijalankan. Studi kelayakan bisnis bisa disimpulkanuntuk menentukan
seberapa besar pengembalian sebuah investasi atas suatu aktifitas usahadan
implikasi usaha tersebut dalam sebuah investasi, selalu ada nilai investasi awal
ataudisebut sumber daya yang akan di alokasikan. Pengembaliannya adalah
perbandingan antarainput investasi dengan dibandingkan dengan output yang
akan dihasilkan denganmempertimbangkan seluruh aspek yang perlu dijalankan.
Studi kelayakan dilakukan sebelumsebuah usaha benar-benar akan dijalankan,
masih dalam tahap awal perencanaan dan sangat penting dalam pengambalian
keputusan strategis.

Pemerintah yang memberikan fasilitas tata peraturan hukum dan


perundang-undangan,yang tentunya kepentingan semuanya itu berbeda satu
sama lainya. Investor berkepentingandalam rangka untuk mengetahui tingkat
keuntungan dari investasi, bank berkepentinganuntuk mengetahui tingkat
keamanan kredit yang diberikan dan kelancaran pengembaliannya, pemerintah

1
lebih menitik-beratkan manfaat dari investasi tersebut secara makro baik
bagi perekonomian, pemerataan kesempatan kerja

1.2 Rumusan Masalah


Tujuan

BAB II

PEMBAHASAN

2
A. SIAPA PELAKSANA BISNIS

Pelaku bisnis adalah individu atau organisasi yang


terlibat dalam pelaksanaan bisnis, atau tepatnya adalah sponsor
bisnis. Pelaku bisnis dibagi menjadi dua macam, antara lain
sebagai berikut:

1. Bentuk Badan Usaha

Beberapa bentuk perusahaan di Indonesia, dari segi


yuridisnya, ialah sebagai berikut:1

a. Perusahaan perseorangan
Jenis perusahaan ini merupakan perusahaan yang diawasi
dan dikelola oleh seseorang. Di satu pihak ia
memperoleh semua keuntungan perusahaan, di lain pihak
juga menanggung semua risiko yang timbul dalam kegiatan
perusahaan.
b. Firma
Firma adalah suatu bentuk perkumpulan usaha yang
didirikan oleh beberapa orang dengan menggunakan nama
bersama. Di dalam firma semua anggota mempunyai
tanggung jawab sepenuhnya baik sendiri-sendiri maupun
bersama-sama terhadap utang-utang perusahaan pada pihak
lain.

c. Perseroan Komanditer (CV)

1
Umar,Husein , Studi Kelayakan Bisnis, (Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama,
2003), h.281.

3
Perseroan komanditer merupakan suatu persekutuan yang
didirikan oleh beberapa orang yang masing-masing
menyerahkan sejumlah uang dalam jumlah yang tidak perlu
sama. Sekutu dalam Perseroan Komanditer ini ada dua
macam, ada yang disebut sekutu komplementer yaitu
orang-orang yang bersedia untuk mengatur perusahaan dan
sekutu komanditer yang mempercayakan uangnya dan
bertanggung jawab terbatas kepada kekayaan yang
diikutsertakan dalam perusahaan.

d. Perseroan Terbatas (PT)


Adalah suatu badan yang mempunyai kekayaan, hak, dan
kewajiban yang terpisah dari yang mendirikan dan yang
memiliki.

e. Perusahaan Negara (PN)


Adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang usahayang
modalnya secara keseluruhan dimilik oleh negara. Tujuan
dari pendirian perusahaan negara adalah untuk membangun
ekonomi nasional menuju masyarakat yang adil dan
makmur.

f. Perusahaan Pemerintah yang lain


Bentuk pemerintah perusahaan pemerintah yang lain di
Indonesia adalah Persero, Perusahaan Umum (Perum),
Perusahaan Jawatan (Perjan), dan Perusahaan Daerah
(PD). Persero dan Perusahaan Daerah (PD) merupakan
perusahaan yang mencari keuntungan bagi negara,
sedangkan untuk Perum dan Perjan bukanlah semata-mata
mencari keuntungan finansial.

4
g. Koperasi
Merupakan bentuk badan usaha yang bergerak di bidang
ekonomi yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan
anggotanya yang bersifat murni, pribadi dan tidak
dapatdialihkan.

2. Identitas Pelaksana Bisnis


Beberapa sisi dari identitas pelaksana bisnis perlu
diteliti, seperti berikut ini:2
a. Kewarganegaraan
Kewarganegaraan sponsor bisnis perlu diketahui, hal itu
ada hubungannya dengan peraturan-peraturan yang berbeda
antara warga negara dengan negara asing dalam
kaitannyadengan pendirian suatu perusahaan.

b. Informasi bank
Adalah keterlibatan debitur pada bank lain. Jika ya,
perlu diketahui apakah ada keterlibatan lain misalnya
terdapat kemacetan pembayaran kredit, cek kosong,
maupun jaminannya.

c. Keterlibatan pidana atau perdata


Perlu juga diketahui apakah pelaksana proyek tengah
terlibat dalam suatu tindakan yang dapat menimbulkan
gugatan ataupun tuntutan.

d. Hubungan keluarga
Jika terdapat hubungan suami-istri atau orang tua- anak
sebagai individu-individu yang terlibat dalam rencana
2
Ibid,.

5
proyek bisnis, perlu diselidiki bagaimana mereka
mengatur kebijakan hartanya.

B. BISNIS APA YANG AKAN DILAKSANAKAN

Beberapa sisi yang perlu dianalisis adalah sebagai


berikut:

1. Bidang Usaha
Paling tidak bidang usaha yang akan dibangun harus sesuai
dengan anggaran dasar perusahaan.
2. Fasilitas
Apabila proyek akan mendapat fasilitas-fasilitas tertentu,
selidiki apakah pengurusannya telah diselesaikan secara
sah.
3. Gangguan Lingkungan
Proyek yang akan dibuat perlu memperhatikan lingkungan
sekitar tempat proyek berada. Pencemaran lingkungan yang
ditimbulkan oleh proyek akan berdampak negatif pada proyek
itu sendiri, seperti pencemaran udara, air, suara, dan
moral masyarakat
4. Pengupahan
Proyek yang membutuhkan tenaga kerja dengan skill yang
rendah biasanya tidak kesulitan memperolehnya dan mereka
pun mau dibayar dengan rendah. Sistem pengupahan perlu
memperhatikan standar upah minimum yang ditetapkan
pemerintah setempat karena jika dilanggar, keresahan buruh
akan berdampak negatif pada proyek.

C. DI MANA BISNIS AKAN DILAKSANAKAN

6
Yang perlu diperhatikan dalam menentukan lokasi bisnis ialah
3
sebagai berikut:

1. Perencanaan Wilayah
Lokasi proyek harus disesuaikan dengan rencana wilayah
yang telah ditetapkan oleh pemerintah agar mudah
mendapatkan izin-izin yang diperlukan. Disamping itu, juga
perlu memperhatikan situasi dan kondisi lokasi proyek
dalam waktu yang akan datang.
2. Status Tanah
3. Status kepemilikan tanah proyek harus jelas, jangan sampai
menjadi masalah dikemudian hari.

D. WAKTU PELAKSANAAN BISNIS

Dalam kaitannya dengan waktu pelaksanaan bisnis, tinjauan


aspek yuridis terhadap izin pelaksanaan proyek bisnis menjadi
penting untuk diteliti. Perizinan tersebut antara lain:4

1. Izin usaha yang dikaitkan dengan bidang usaha yang


bersangkutan, misalnya Izin Usaha Industri, Izin Usaha
Perhotelan, Izin Usaha EMKL, Izin Usaha Periklanan, dan
sebagainya.
2. Izin Usaha Perdagangan serta IMB, HO, izin lokasi yang
telah disebut di atas.
3. Izin Khusus, misalnya di bidang perhotelan, izin
menjual minuman keras, izin di dirikan diskotik, dan
sebagainya.

E. BAGAIMANA CARA PELAKSANAAN BISNIS

3
Ibid, .
4
Ibid, Jumingan, h.328.

7
Cara pelaksanaan bisnis adalah berkaitan dengan cara
memperoleh tambahan modalyang menyangkut penentuan hak dan
kewajiban diantara para penanam modal dalam proyek / perusahaan
yang bersangkutan. Tambahan modal dapat diperoleh dari:

1. Tambahan modal dari perorangan / individu

Dari jumlah pemilik modal yang terdapat di dalam


suatu bisnis, bisa dibedakan bentuk bisnisnya. Misalnya
jika seseorang merasa mampu menanamkan modal sendiri
seluruhnya di dalam bisnis maka bentuk bisnisnya adalah
bisnis perorangan. Jika dia memerlukan tambahan modal dan
diperolehnya dari orang lain yang memiliki hak dan
kewajiban sama maka bisnis menjadi firma.

2. Tambahan modal yang didapat dari lembaga keuangan


Sebagai pemberi pinjaman, suatu Lembaga Keuangan
menentukan syarat-syarat memperoleh pinjaman. Salah satu
syarat adalah:
a. Pencegahan

Contoh pencegahan yang disyaratkanoleh lembaga


keuangan yang bersangkutan terhadap calon debitur
misalnya, setiap penggantian persero pada Perseroan
Komanditer atau pemegang saham pada pada Perseroan
Terbatas, sebelumnya harus mendapat persetujuan dari
lembaga keuangan yang akan menjadi kreditur.

b. Penanggulangan
Terdapat dua cara penanggulangan, yaitu sebagai
berikut:
i. Jaminan

8
Jaminan memiliki dua fungsi pokok, yaitu
sebagai stimulan kesungguhan sponsor proyek
dan dapat mengatasi kesulitan debitur dalam
memenuhi kewajibannya.
Jenis jaminan bisa dibagi menjadi dua,
yaitu jaminan atas benda dan janji tidak
bersyarat atau jaminan perorangan. Jaminan
atas benda bisa berupa proyek itu sendiri dan
jaminan tambahan. Sedangkan janji tidak
bersyarat diberikan oleh sponsor proyek atau
bisa pula dilakukan oleh pihak ketiga,
misalnya bisnis induk dari calon debitur.
Jaminan atas benda, baik berupa proyek maupun
jaminan tambahan biasanya berupa tanah,
bangunan, mesin-mesin, dan peralatan, serta
piutang.
ii. Asuransi
Dalam hal kreditur menerima barang-
barang jaminan kredit dan diasuransikan maka
kreditur harus mensyaratkan dalam
pengansurasiannya dengan pencantuman klausula
bank. Artinya, setiap ganti rugi yang
diberikan penanggung kepada tertanggung harus
diterima kreditur.
Dalam kaitannnya dengan penilaian
proyek, ada dua jenis asuransi yaitu Asuransi
Kerugian dan Asuransi Jumlah. Asuransi
kerugian bisa dibagi dalam beberapa kelompok,
yaitu asuransi kebakaran, asuransi
pengangkutan barang, asuransi rangka kapal,
dan lain sebagainya. Sedangkan asuransi jumlah

9
dalam hal ini adalah Credit life Insurance
yang ditinjau dari segi pembayaran ganti rugi
merupakan suatu jenis jaminan.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
3.2 Saran

10
DAFTAR PUSTAKA

Jumingan, Studi Kelayakan Bisnis : Teori dan Pembuatan Proposal Kelayakan,


(Jakarta: PT Bumi Angkasa, 2009)

Umar,Husein , Studi Kelayakan Bisnis, (Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama,


2003)

http://junamahardika.blogspot.com/2012/08/studi-kelayakan-bisnis-dilihat-dari-
aspek-lingkungan-hidup//.

11

Anda mungkin juga menyukai