Pengantar Bisnis
Disusun oleh :
2024
BAB I
PEMBAHASAN
1. Perusahaan Perseorangan
Perusahaan Perseorangan adalah suatu perusahaan dalam bisnis atau badan
usaha yang bersifat sederhana yang didirikan oleh pemilik tunggal. Perusahaan bisnis
seperti ini dalam operasional dan menjalankan aktifitasnya hanya berada pada satu
orang pemandu yang memiliki tanggung jawab, resiko, dan kendali penuh atas bisnis
tersebut. Tujuan pendirian perusahaan perseorangan dikhususkan hanya berosrientasi
untuk memperoleh keuntungan. Kekayaan perusahaan meliputi kekayaan pribadi dari
pengusaha tanpa ada pemisahan sama sekali.1
Proses pendirian perusahaan perseorangan ini bisa dikategorikan mudah, karena
setiap individu yang ingin membuka usaha dalam bisnis seperti ini tidak harus memiliki
izin dan aturan-aturan tertentu. Oleh karena itu, pelau bisnis bebas mengembangkan
bisnisnya sesuai dengan kemampuan modal yang dimilikinya. Pemerintah mengizinkan
pendirian perusahaan perseorangan dalam skala kecil sebagai salah satu strategi dalam
pembangunan ekonomi negara.
Pada umumnya perusahaan perseorangan hanya membutuhkan modal yang
kecil, terbatasnya jenis serta jumlah produksi, memiliki tenaga/karyawan yang sedikit
dan penggunaan alat produksi teknologi yang sederhana dan sedikit. Bentuk dari
perusahaan perseorangan ini umumnya seperti, toko sederhana, warnet, dan
perbengkelan.
Perusahaan dengan kepemilikan Perseorangan memiliki keuntungan
dibandingkan dengan bentuk kepemilikan lainnya, yaitu :
a) Semua keuntungan yang diperolah dari bisnisnya diterima oleh pemilik
tunggal
b) Operasional yang mudah
c) Pengendalian secara penuh
d) Sifat kerahasiaan perusahaan dapat terjamin
e) Biaya pajak yang relatif rendah
1
Dwi Hastuti, S.E., M.Sc., dkk, Pengantar Bisnis (Manajemen Era Digital & Sustainability), (Jambi:
PT.Sonpedia, 2023), 30-31
Adapun kekurangannya adalah:
Kemitraan dikenal dengan istilah gotong royong atau bekerjasama dari berbagai
pihak, baik secara kelompok maupun individual. Kemitraan adalah suatu kerjasama
usaha formal yang saling menguntungkan antara pengusaha kecil dengan pengusaha
menengah atau besar untuk mencapai suatu tujuan bersama berdasarkan kesepakatan
prinsip bersama. Bagi pengusaha kecil kemitraan dianggap menguntungkan karena
dapat mengambil manfaat dari pasar dan kewirausahaan yang dikuasai oleh usaha besar.
Dalam kerjasama harus ada misi, visi, tujuan dan kesepakatan yang telah dibuat
bersama dan saling berbagi resiko maupun keuntungan yang diperoleh masing-masing
pelaku kemitraan.
Kelebihan Kemitraan
1. Modal yang dikumpulkan akan lebih besar, hal ini akan membuat perluasan usaha
semakin cepat.
2. Pembagian laba mudah dilakukan karena sudah berdasarkan kesepakatan bersama yang
ditentukan sejak awal.
3. Keterampilan yang dimiliki masing-masing-masing mitra dapat menutup keterbatasan
saat bisnis dijalankan.
Kekurangan Kemitraan
3. Pembentukan Korporasi
Korporasi adalah suatu usaha yang diakui oleh negara sebagai badan hukum
yang terpisah dari pemiliknya (disebut juga pemegang saham). Suatu korporasi dapat
dimiliki oleh perorangan dan/atau badan lain, dan kepemilikannya dapat dengan mudah
dialihkan melalui jual beli saham. Karena korporasi adalah badan hukumnya sendiri,
maka ia dapat mengajukan litigasi sendiri, yang melindungi pemiliknya dari tanggung
jawab pribadi jika terjadi tindakan hukum.
Di Indonesia tidak jarang orang menyamakan korporasi dengan perusahaan.
Pandangan tersebut tidak dapat disalahkan sepenuhnya meski tentu saja terdapat
perbedaan antara keduanya. Koporasi bermakna (i) badan usaha yang sah; badan
hukum; (ii) perusahaan atau badan usaha yang sangat besar atau beberapa perusahaan
yang dikelola dan dijalankan sebagai satu perusahaan besar. Sementara perusahaan
adalah (i) kegiatan (pekerjaan dan sebagianya) yang diselenggarakan dengan peralatan
atau dengan cara teratur dengan tujuan mencari keuntungan (dengan menghasilkan
sesuatu, mengolah atau membuat barang-barang, berdagang, memberi jasa, dan
sebagainya ); (ii) organisasi berbadan hukum yang mengadakan transaksi atau usaha .
Dengan arti ini, korporasi dan perusahaan relatif bermakna sama.
Keberadaan korporasi idealnya bertujuan untuk berperan dalam pembangunan
nasional. Korporasi dengan berbagai bentuk dan usahanya dapat memberikan
kontribusi yang luar biasa ditengah-tengah masyarakat.
Strategi korporat berbeda dengan strategi bisnis dan strategi fungsional. Strategi
korporat berhadapan dengan isu pada bisnis apa saja korporasi perlu masuk (what
businesses are we in) atau ketika berkompetisi (where to compete) dan bagaimana
menciptakan nilai atas berbagai bisnis yang ada dalam korporasinya. Strategi korporat
berkaitan dengan ruang lingkup korporasi, meliputi rantai nilai industri, produk dan
jasa, serta wilayah geografi. Sementara itu, strategi bisnis lebih berkaitan dengan
mencari jawaban atas pertanyaan bagaimana memenangkan persaingan (how to win the
competition) di setiap pasar atau industri yang dimasuki oleh perusahaan. Strategi
korporat mengarahkan keputusan investasi pada bisnis yang kuat (secara struktural
bisnis yang atraktif dan perusahaan bisa mengembangkan keunggulan kompetitif) dan
melepaskan dari bisnis yang tidak menguntungkan (konfigurasi), mengelola sumber
daya di antara berbagai bisnis yang ada dalam portfolionya (koordinasi), serta
mengambil keputusan diversifikasi, baik menambah maupun mengurangi divisi dalam
korporasi.2
Proses Pembentukan Korporasi melibatkan beberapa Langkah, yaitu:
1) Pemilihan Jenis Badan Hukum : Korporasi dapat dibentuk dalam bentuk
koperasi atau badan hukum lainnya, seperti PT.
2) Identifikasi Potensi : Identifikasi potensi usaha yang akan dibentuk menjadi
korporasi, seperti potensi usaha petani atau usaha kecil menengah.
3) Pengembangan Rencana Bisnis : Membuat rencana bisnis yang detail untuk
usaha yang akan dibentuk menjadi korporasi.
4) Pengembangan Struktur Organisasi : Membentuk struktur organisasi yang
sesuai dengan rencana bisnis yang telah dibuat.
5) Pendaftaran kepada Badan Peratahanan Nasional (BPN) : Pendaftaran kepada
BPN untuk mendapatkan izin untuk membentuk korporasi.
2
Amin Wibowo, Corporate Strategy: Konsep dan Praktik, (Yogyakarta: Andi Offset, 2020), 6
perusahaan, dia cukup menjual sahamnya. Begitu pula jika pemiliknya
meninggal, maka kepemilikan sahamnya dapat dengan mudah
berpindah kepada orang lain.
c) Akses terhadap Modal
Karena Sebagian besar perusahaan menjual kepemilikan melalui saham
yang diperdagangkan secara public, mereka dapat dengan mudah
mengumpulkan dana dengan menjual saham.
Korporasi bukan untuk semua orang, dan hal ini bisa menghabiskan lebih banyak
waktu dan uang daripada manfaatnya. Korporasi memiliki beberapa kelemahan sebagai
berikut:
b) Perusahaan Terbatas
Adalah suatu persekutuan untuk menjalankan perusahaan yang
mempunyai modal usaha yang terbagi-bagi atas beberapa saham, dimana setiap
pesero turut mengambil bagian sebanyak satu atau lebih saham. Disini
pemegang saham bertanggung jawab terbatas terhadap hutang-hutang
3
Muhammad Fahri Farid, HRD Syariah Teori dan Implementasi Manajemen Sumber Daya Manusia Berbasis
Syariah (Jakarta:PT Gramedia, 2020), 188
4
Sattar, Buku Ajar Ekonomi Koperasi : Evaluasi Keberhasilan Koperasi dilihat dari beberapa Aspek,
(Yogyakarta: Budi Utama, 2021), 12
perusahaan sebesar modal yang disetorkan. Kekayaan perusahaan dipisahkan
dari kekayaan pribadi masing-masing pemegang saham. Apabila utang
perusahaan melebihi kekayaan perusahaan, kelebihan utang tersebut tidak
menjadi tanggung jawab para pemegang saham Apabila perusahaan mendapat
keuntungan, keuntungan tersebut dibagikan sesuai dengan ketentuan yang
ditetapkan. Pemilik saham akan memperoleh bagian keuntungan yang disebut
dividen yang nominalnya tergantung pada besar kecilnya keuntungan yang
diperoleh perseroan terbatas.
Selain berasal dari saham, modal perseroan terbatas dapat pula berasal
dari obligasi (instrumen keuangan yang diterbitkan oleh pemerintah,
perusahaan, atau lembaga lainnya sebagai cara untuk meminjamkan uang
kepada investor). Keuntungan yang diperoleh para pemilik obligasi adalah
bunga tetap tanpa menghiraukan untung atau ruginya perseroan terbatas
tersebut.
c) Perusahaan Nirlaba
Perusahaan nirlaba, juga dikenal sebagai organisasi non-profit, adalah
entitas bisnis atau organisasi yang tidak dimiliki oleh individu atau pihak swasta
dan tujuan utamanya bukan untuk mencari keuntungan finansial. Lembaga
nirlaba didirikan benar- benar bukan untuk mencari laba. Produk lembaga
nirlaba adalah nilai dan moral, sedangkan produk perusahaan adalah barang dan
jasa. Sumber dana lembaga nirlaba adalah donasi masyarakat dan digunakan
sepenuhnya untuk kegiatan operasional untuk mencapai visi serta misi
lembaga.5 Terdapat tiga karakteristik atau ciri-ciri organisasi nirlaba, yaitu:
1. Sumber daya entitas berasal dari para penyumbang yang tidak mengharapkan
pembayaran kembali atau manfaat ekonomi yang sebanding dengan jumlah
sumber daya yang diberikan.
2. barang dan atau jasa tanpa bertujuan memupuk laba, dan kalau suatu entitas
menghasilkan laba, maka jumlahnya tidak pernah dibagikan kepada para pendiri
atau pemilik entitas tersebut.
3. Tidak ada kepemilikan seperti lazimnya pada organisasi bisnis, dalam arti
bahwa kepemilikan dalam organisasi nirlaba tidak dapat dijual, dialihkan, atau
5
Haniah Lubis, Lembaga Keuangan Syariah, (Pekalongan: Nasya Expanding Management, 2021), 120
ditebus kembali, atau kepemilikan tersebut tidak mencerminkan proporsi
pembagian sumber daya entitas pada saat likuidasi atau pembubaran entitas.6
Contoh-contoh Organisasi nirlaba meliputi Institut Pendidikan, Yayasan Sosial,
Rumah Sakit Publik, Gereja, dan berbagai Lembaga lainnya yang bertujuan
untuk memberikan manfaat kepada masyarakat tanpa fokus pada keuntungan
finansial.
6. Merger
Istilah merger berasal dari kata merge yang dalam Bahasa Indonesia berarti
menggabungkan atau memfusikan. Menurut Brealey, Myers, & Marcus, 1999, p.598:
Merger adalah penggabungan dua perusahaan menjadi satu, dimana perusahaan yang
me-merger mengambil/membeli semua assets dan liabilities perusahaan yang di-
merger, dengan begitu perusahaan yang me-merger memiliki paling tidak 50% saham
dan perusahaan yang di- merger berhenti beroperasi dan pemegang sahamnya
menerima sejumlah uang tunai atau saham di perusahaan yang baru.
Definisi merger yang lain, menurut Harianto dan Sudono, 2001, p.640: Merger
merupakan penyerapan dari suatu perusahaan oleh perusahaan yang lain. Dalam hal ini
perusahaan yang membeli akan melanjutkan nama dan identitasnya. Perusahaan
pembeli juga akan mengambil baik aset maupun kewajiban perusahaan yang dibeli.
Setelah merger, perusahaan yang dibeli akan kehilangan berhenti beroperasi.
Dengan demikian, merger adalah penggabungan dari perusahaan atau lebih dengan cara
tetap mempertahankan berdirinya salah satu dari perusahaan dan membubarkan
perusahaan lainnya tanpa melikuidasi terlebih dulu.
Alasan utama perusahaan melakukan merger adalah untuk memperbaiki kinerja
perusahaan. Dan tidak selamanya perusahaan yang merger itu adalah perusahaan yang
tidak sehat. Banyak juga perusahaan yang sehat melakukan merger agar menjadi lebih
besar lagi atau agar dapat membentuk sinergi.7
Dilihat dari segi tujuannya, terdapat dua macam merger perusahaan, yaitu:
1) Merger dalam rangka rescue program, yakni merger dengan atau antara
perusahaan yang kurang atau tidak sehat.
6
Voettie Wisataone, M.A., Strategi Integrated Marketing Communication Organisasi Nirlaba, (Pekalongan:
Nasya Expanding Management, 2021), 22
7
Nanik Kustiningsih dan Ali Farhan, Manajemen Keuangan: Dasar-Dasar Pengelolaan Keuangan, (Sidoarjo:
Globalcare, 2022), 152
2) Merger dalam rangka improving business, yakni merger antara perusahaan
yang sehat.
1) Merger horizontal, merger ini gabungan antara dua perusahaan yang sama jenis
usahanya. Contohnya merger perusahaan sepatu A merger dengan perusahaan
sepatu B.
2) Merger vertikal, merger ini terjadi antara perusahaan- perusahaan yang saling
berhubungan. Contoh merger vertikal adalah, perusahaan hardware dengan
perusahaan komputer.
3) Merger konglomerat, adalah kerja sama antara beberapa perusahaan dengan
bidang atau produk yang berbeda. Tujuan dari merger ini untuk mencapai
pertumbuhan badan usaha secara cepat dan dengan harapan mendapatkan hasil
yang lebih baik dengan cara bertukar saham antara perusahaan yang bersatu.
4) Merger kon generik, merger ini adalah kerjasama antara 2 Merger kon generik,
merger ini adalah kerjasama antara 2 atau lebih perusahaan yang saling
berhubungan tapi bukan memiliki kesamaan jenis produk. Sebagai contohnya
bank dengan perusahaan leasing.
8
Dr. Drs. Ismail, M.Si, Manajemen Strategis Sektor Publik, (Pasuruan: Qiara Media, 2020), 248-249
perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan
cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun
tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria sebagai
berikut:
1. Kriteria usaha mikro adalah sebagai berikut:
a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 tidak termasuk tanah
dan bangunan tempat usaha.
b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00.
9
Hamdani, Mengenal Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Llebih Dekat, (Ponorogo: Uwais Inspirasi
Indonesia, 2020), 1-3
4) Bergerak di bidang usaha yang cepat menghasilkan
5) Mampu memperpendek rantai distribusi
6) Fleksibilitas dalam pengembangan usaha
10
M. Afdhal Chatra P, dkk, Manajemen UMKM: Mengelola SDM untuk meningkatkan Produktivitas UMKM di
Indonesia, (Jambi: PT. Shonpedia, 2023), 28-29
usaha yang diberikan hak oleh pemberi waralaba untuk memanfaatkan dan/atau
menggunakan waralaba yang dimiliki pemberi waralaba.
Selain itu, ada pula istilah “pemberi waralaba lanjutan”, yaitu penerima
waralaba yang menerima hak oleh pemberi waralaba untuk menunjuk penerima
penerima waralaba lanjutan. “Pemberi Waralaba Lanjutan” disebut pula “penerima
waralaba utama” atau “Master Franchisee”.
Bisnis waralaba berkaitan erat dengan Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI)
karena dalam bisnis ini pemberi waralaba (franchisor) berkenan memberikan lisensi
HAKI dan sistem bisnis yang dimilikinya kepada pihak lain selaku penerima waralaba
(franchisee). Waralaba juga berkaitan dengan sektor ekonomi kreatif karena ada
beberapa subsektor ekonomi kreatif yang dapat memakai model waralaba dalam
menjalankan bisnisnya seperti kuliner, musik, seni pertunjukan, acara televisi, dan
permainan interaktif. Indonesian Idol, The Voice, Got Talent, dan Masterchef adalah
contoh acara televisi dari luar negeri yang diwaralabakan ke berbagai negara.11
11
Cita Yustisia Serfiyani, dkk, Franchise Top Secret: Ramuan Sukses Bisnis Waralaba Sepanjang Masa,
(Yogyakarta: Andi Offset, 2024), 26-30
12
Nurul Komaryatin, Modul Ajar Implementasi Pemasaran, (Solok: Mitra Cendekia Media, 2022), 161-162
KESIMPULAN
Cita Yustisia Serfiyani, d. (2024). Franchise Top Secret : Ramuan Sukses Bisnis Waralaba
Sepanjang Masa. Yogyakarta: Andi Offset.
Dwi Hastuti, d. (2023). Pengantar Bisnis (Manajemen Era Digital &Sustainbility. Jambi: PT.
Shonpedia.
Farid, M. F. (2020). HRD Syariah Teori dan Implementasi Manajemen Sumber Daya Manusia
Berbasis Syariah. Jakarta: PT. Gramedia.
Hamdani. (2020). Mengenal Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Lebih Dekat.
Ponorogo: Uwais Inspirasi Indonesia.
Ismail. (2020). Manajemen Strategis Sektor Publik. Pasuruan: Qiara Media.
Komaryatin, N. (2022). Modul Ajar Implementasi Pemasaran. Solok, Sumatera Barat: Mitra
Cendekia Media.
Kustiningsih, N. (2022). Manajemen Keuangan : Dasar-Dasar Pengelolaan Keuangan.
Sidoarjo: Globalcare.
Lubis, H. (2021). Lembaga Keuangan Syariah. Pekalongan: Nasya Expanding Management.
P., M. A. (2023). Manajemen UMKM : Mengelola SDM untuk meningkatkan Produktivitas
UMKM di Indonesia. Jambi: PT: Shonpedia.
Sattar. (2021). Buku Ajar Ekonomi Koperasi: Evaluasi Keberhasilan Koperasi dilihat dari
beberapa Aspek. Yogyakarta: Budi Utama.
Wibowo, A. (2020). Corporate Strategy : Konsep dan Praktik. Yogyakarta: Andi Offset.
Wisataone, V. (2021). Strategi Integrated Marketing Communication Organisasi Nirlaba.
Pekalongan: Nasya Expanding Management.