Anda di halaman 1dari 6

BADAN USAHA

Secara umum,perusahaan didefinisikan sebagai suatu organisasi produksi yang


menggunakan yang menggunakan dan mengkoordinir sumber-sumber ekonomi
untuk memuaskan kebutuhan dengan cara yang menguntungkan. Berdasarkan
definisi diatas maka dapat dilihat adanya lima unsure penting dalam sebuah
perusahaan,yaitu organisasi,produksi,sumber ekonomi,kebutuhan dan cara yang
menguntungkan.
Adapun jenis-jenis perusahaan :
1. Usaha Perseorangan,
2. Firma (Fa),
3. Perseroan Komanditer (CV),
4. Perseroan Terbatas (PT),
5. Perseroan Terbatas Negara (Persero),
6. Perusahaan Daerah (PD),
7. Perusahaan Negara Umum (PERUM),
8. Perusahaan Negara Jawatan (PERJAN),
9. Koperasi, dan
10.Yayasan.
Dalam makalah ini penulis akan mengkaji lebih dalam tentang pengertian serta
kelebihan dan kekurangan yang dimiliki oleh Usaha Perseorangan dan Firma (Fa).
Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas,maka secara umum rumusan
masalahnya adalah sebagai berikut :
A. Perusahaan Perseorangan
1. Pengertian Perusahaan Perseorangan.
2. Kebaikan Perusahaan Perseorangan.
3. Keburukan Perusahaan Perseorangan.
B. FIRMA (Fa)
1. Pengertian FIRMA (Fa).
2. Ciri-ciri bentuk badan usaha FIRMA (Fa).
3. Kebaikan FIRMA (Fa).
4. Keburukan FIRMA (Fa).
1. Berdasarkan masalah di atas, tujuannya adalah untuk mengetahui:
1. Pengertian Perusahaan Perseorangan dan FIRMA (Fa).
2. Kebaikan dan Keburukan yang dimiliki oleh Perusahaan Perseorangan dan
FIRMA (Fa) serta ciri-ciri bentuk badan usaha FIRMA (Fa).
A. PERUSAHAAN PERSEORANGAN
1. Pengertian
Perusahaan perseorangan adalah salah satu bentuk usaha yang dimiliki oleh
seseorang dan ia bertanggung jawab sepenuhnya terhadap semua resiko dan
kegiatan perusahaan (Basswasta:2002).
Perusahaan perseorangan adalah usaha yang didirikan oleh seorang pengusaha
(Hatta: )

Perusahaan perseorangan adalah perusahaan yang dimiliki, dikelola, dan dipimpin


oleh seseorang yang bertanggung jawab penuh terhadap semua resiko dan aktivitas
perusahaan (Murti Sumarai, Jhon Suprianto:2003).
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa perusahaan adalah
suatu bentuk usaha yang didirikan, dimiliki, dan dikelola seseorang. Perusahaan
perseorangan banyak sekali dipakai di Indonesia. Bentuk perusahaan ini biasanya
dipakai untuk kegiatan usaha kecil, atau pada saat permulaan mengadakan
kegiatan usaha, misalnya dalam bentuk toko, restaurant, bengkel, dll. Walaupun
jumlah perusahaan yang ada relatif banyak, tetapi volume penjualan masingmasing relatif kecil jika dibandingkan perusahaan lain.
Untuk pendirian perusahaan perseorangan, izin yang dikenakan secara relatif dapat
dikatakan lebih ringan dan sederhana persyaratannya dibandingkan dengan jenis
perusahaan lainnya. Selama ini pemerintah tidak menentukan suatu kategori
khusus tentang bentuk usaha ini, jadi tidak ada pemisahan secara hukum antara
perusahaan dan kepentingan pribadi. Semua urusan perusahaan menjadi satu
dengan urusan pribadi si pemilik perusahaan.
Jika seseorang menginginkan mendirikan perusahaan, dengan pilihan jenis usaha
yang resiko perusahaan tidak begitu besar, kapital sendiri dari perusahaan yang
didirikan tidak membutuhkan terlampau banyak dan apabila pengusaha memang
ingin mengurus dan memimpin sendiri serta ingin menanggung akibat hukum yang
mungkin terjadi tanpa bantuan orang lain adalah pilihan yang tepat jika ingin
membentuk badan usaha perseorangan.
Pada masa sekarang ini pemerintah lebih memperhatikan pengimbangan usaha
perusahaan-perusahaan kecil sebagai salah satu strategi pembangunan.
Pengembangan perusahaan kecil melibatkan sejumlah besar sumber daya
alam.
Dalam jangka pendek dapat mengatasi masalah pembagian pendapatan
yang pincang dan masalah pengangguran.
Mempertinggi kemampuan produktif dari sumber daya manusia, karena
mereka belajar pada tempat mereka bekerja.
Meningkatkan kecepatan perubahan struktur ekonomi di semua daerah, juga
penyebaran kegiatan ekonomi secara geografik.
2. Kebaikan Perusahaan Perseorangan
a) Kebebasan bergerak
Pemilik perusahaan perseorangan mempunyai kebebasan yang
sepenuhnya pada setiap tindakannya. Segala keputusan adalah mutlak
harus dilaksanakan sesuai keputusan.
b) Menerima seluruh keuntungan
Hanya perusahaan perseorangan yang memungkinkan seluruh
keuntungan diperuntukkan bagi seseorang.
c) Pajak yang rendah
Bagi perusahaan perseorangan hingga saat ini pemerintah tidak
memungut pajak dari perusahaan itu sendiri. Pemungutan pajak hanya
dilakukan pada pemilik yaitu, pajak penghasilan.
d) Rahasia perusahaan terjamin

Perusahaan perseorangan merupakan suatu jenis perusahaan dimana


rahasia-rahasia dapat dijamin tidak akan bocor, lebih-lebih jika pemilik
perusahaan itu sendirilah yang menjalankan segala tugas-tugas yang
penting. Di beberapa perusahaan, keuntungan yang besar terletak
atas dasar dipunyainya suatu proses atau formula rahasia yang tidak
diketahui perusahaan lain.
e) Organisasi yang murah dan sederhana
Pada perusahaan perseorangan bagian-bagiannya tidak banyak seperti
halnya PT karenanya ongkos yang dibutuhkan untuk itu adalah relatif
rendah.
f) Peraturan minim
Jika pada persekutuan dengan firma, komanditer, PT, terdapat banyak
peraturan-peraturan pemerintah yang harus dituruti maka perusahaan
perseorangan hanya sedikit peraturan yang dikenakan.
g) Dorongan perusahaan
Pengusaha perusahaan perseorangan selalu berusaha sekuat tenaga
agar perusahaannya mendapatkan keuntungan tanpa memperhatikan
lamanya waktu bekerja dalam perusahaan.
h) Keputusan dapat cepat diambil
Keputusan-keputusan dalam perusahaan perseorangan akan dapat
cepat diambil karena pemilik perusahaan dapat mengatur
perusahaannya menurut kehendaknya yang sekiranya terbaik dan
terefektif, juga karena tidak adanya perselisihan pendapat yang
mengakibatkan perundingan yang berlarut-larut yang tentu saja
merugikan apalagi dalam dunia bisnis.
i) Lebih mudah memperoleh kredit
Perusahaan perseorangan lebih mudah mendapatkan kredit karena
tanggung jawab atau jaminannya tidak terbatas pada modal usaha
sendiri saja tetapi juga kekayaan pribadi dari pemilik maka resiko
kreditnya lebih kecil.
3. Keburukan Perusahaan Perseorangan
a. Tanggung jawab tidak terbatas
Dalam perusahaan, tanggung jawab perusahaan terletak di tangan
pemilik perusahaan, sehingga seluruh resiko atas perusahaan
ditanggung oleh pemilik perusahaan. Jika perusahaan tidak dapat
melunasi seluruh hutangnya maka kekayaan pribadi menjadi
jaminannya.
b. Besarnya perusahaan terbatas
Penanaman modal yang dijalankan oleh perusahaan perseorangan
adalah terbatas, walaupun pemilik berusaha memperluas perusahaan,
kredit yang diperolehpun terbatas pula.
c. Kelangsungan perusahaan tidak terjamin
Meninggalnya pemimpin atau dipenjarakannya pemilik perusahaan
atau sebab lain sehingga tidak bisa mengelola perusahaan
menyebabkan berhentinya aktivitas perusahaan.
d. Sumber keuangan terbatas
Karena pemiliknya hanya satu orang, maka usaha-usaha yang
dilakukan untuk memperoleh sumber dana hanya bergantung pada
kemampuan pemilik perusahaan.

e. Kesulitan dalam manajemen


Dalam perusahaan semua kegiatan seperti pembelian, penjualan,
pembelanjaan, pencarian kredit, pengaturan karyawan dan
sebagainya, dipegang oleh seorang pemimpin. Ini lebih sulit
dibandingkan apabila manajemen dipegang beberapa orang.
f. Kurangnya kesempatan para karyawan
Karyawan yang bekerja pada perusahaan perseorangan ini akan tetap
menduduki posisinya dalam jangka waktu yang relatif lama.
B. FIRMA (FA)
1. Pengertian
Firma adalah suatu persekutuan untuk menjalankan usaha antara dua orang atau
lebih dengan nama bersama, dalam mana tanggung jawab masing-masing anggota
firma (disebut firmant) tidak terbatas; sedangkan laba yang akan diperoleh dari
usaha tersebut akan dibagi bersama-sama. Demikian pula halnya jika menderita
rugi, semuanya ikut menanggung (Basu Swastha, 1988:55).
Menurut Manulang (1975) persekutuan dengan firma adalah persekutuan untuk
menjalankan perusahaan dengan memakai nama bersama. Jadi ada beberapa orang
yang bersekutu untuk menjalankan suatu perusahaan. Nama perusahaan seperti
umumnya adalah nama dari salah seorang sekutu.
Ketentuan-ketentuan tentang firma ini diatur dalam pasal 16 Kitab Undang-Undang
Hukum Dagang (Wetboek van Koophandel) yang bunyinya Perseroan di bawah
firma adalah suatu persekutuan untuk menjalankan perusahaan di bawah nama
bersama.
Selain itu pasal 18 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang menyebutkan inti dari
firma yaitu bahwa tiap-tiap anggota saling menanggung dan untuk semuanya
bertanggung jawab terhadap perjanjian firma tersebut. Agar lebih jelas, peraturanperaturan tersebut diperkuat oleh pasal 16 dan 18 Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata (Bulgerlijk Wetboek) yang menyatakan bahwa persekutuan adalah suatu
perjanjian, dimana dua orang atau lebih sepakat untuk bersama-sama
mengumpulkan sesuatu dengan maksud supaya laba yang diperoleh dari itu dibagi
antara mereka.
Walaupun para anggota mempunyai kesatuan nama dalam menjalankan usahanya
dan perusahaan mempunyai kekayaan sendiri yang terpisah dari kekayaan masingmasing anggota, namun pada umumnya firma bukanlah badan hukum, melainkan
sebagai sebutan dari anggota bersama-sama. Ini disebabkan karena masing-masing
anggota dengan seluruh harta benda pribadinya bertanggung jawab atas semua
utang perusahaan. Sedangkan badan hukum mempunyai pengertian bahwa
tanggung jawab para anggota terhadap utang perusahaan itu hanya terbatas pada
kekayaan dari badan hukum bersangkutan.
Untuk mendirikan persekutuan dengan firma, maka mereka yang bersekutu dapat
mendirikan dengan membuat suatu akte resmi. Akte tersebut memuat tentang apa
yang sudah disetujui mereka bersama-sama, seperti nama perusahaan yang

mereka dirikan, besarnya modal tiap sekutu, dll. Selanjutnya akte tersebut harus
didaftarkan pada Kepaniteraan Pengadilan Negeri dan mengumumkan di dalam
BNRI.
Yang harus didaftarkan ialah akte pendiriannya atau sebuah ikhtisar resmi dari akte
itu. Ikhtisar resmi tersebut memuat hal sebagi berikut:
Nama, nama kecil, pekerjaan dan tempat kediaman para firmant (sekutu)
Penunjukan tentang firma yaitu nama bersama dengan keterangan apakah
persekutuan itu adalah umum atau terbatas untuk menjalankan sebuah
cabang perusahaan.
Penunjukan para firmant yang tidak dikuasakan menandatangani bagi
persekutuan.
Saat mulainya dan akan berakhirnya persekutuan.
Ikhtisar resmi dari akte pendirian itu sebagaimana sudah dikatakan harus
diumumkan di dalam BNRI. Jika kedua tersebut diabaikan (tidak mendaftarkan dan
mengumumkan), maka ini berarti bahwa persekutuan bekerja dalam segala
lapangan, persekutuan didirikan untuk waktu yang tidak terbatas dan tiap sekutu
berhak menandatangani dan berbuat perbuatan hukum bagi persekutuannya.
Uraian lainnya yang menarik adalah masalah yang menyangkut pembagian laba
dalam suatu firma. Uraian ini didasarkan pada peraturan hukum yang masih berlaku
saat ini. Cara pembagian itu adalah sebagai berikut:
Contoh:
Persero yang terdiri dari tuan x, tuan y dan nona z telah mendirikan suatu firma
yang mereka namakan firma xyz & CO. Gambaran sebagian dari neraca firma itu
sebagai berikut:
Tuan x memasukkan modalnya sebanyak Rp. 400.000, Tuan y memasukkan modalnya sebanyak Rp. 200.000, Nona z memasukkan tenaga dan kecakapannya
Pada tutup buku, firma itu berhasil memperoleh laba sejumlah 1.600.000,-.
Pembagian keuntungan menurut undang-undang 2:1:1. dengan mengindahkan
peraturan itu maka pembagian laba tuan x,y ,dan nona z, untuk tahun buku itu
adalah sebagai berikut:
Tuan X menerima dari Rp. 1.600.000,- = Rp. 800.000,Tuan Y menerima dari Rp. 1.600.000,- = Rp. 400.000,Nona Z menerima dari Rp. 1.600.000,- = Rp. 400.000,- +
Jumlah seluruh laba = Rp. 1.600.000,2. Ciri ciri bentuk badan usaha firma
a) Anggota firma biasanya sudah saling mengenal dan saling mempercayai.
b) Perjanjian firma dapat dilakukan di hadapan notaris maupun di bawah
tangan.
c) Memakai nama bersama dalam kegiatan usaha.
d) Adanya tanggung jawab dan resiko kerugian yang tidak terbatas.
3. Kebaikan-kebaikan Firma
a) Jumlah modalnya relatif besar dari usaha perseorangan sehingga lebih
mudah untuk memperluas usahanya.

b) Lebih mudah memperoleh kredit karena mempunyai kemampuan finansial


yang lebih besar.
c) Kemampuan manajemen lebih besar karena adanya pembagian kerja di
antara para anggota.
d) Disamping itu, semua keputusan di ambil bersama-sama.
e) Tergabung alasan-alasan rasional.
f) Perhatian sekutu yang sungguh-sungguh pada perusahaan
4. Keburukan Firma
a) Tanggung jawab pemilik tidak terbatas terhadap seluruh utang perusahaan.
Sebagai contoh, dapat dilihat bentuk berikut ini:
Anggota Investasi Dalam Toko Pengecer Kekayaan Pribadi
A Rp. 400.000
B Rp. 200.000
C Rp. 100.000
Dengan berbagai macam alasan, toko tersebut mempunyai hutang
sebesar Rp. 800.000. modal yang ditanamkan oleh para anggota hanya
sebesar Rp. 700.000 dipakai untuk melunasi hutang tersebut. Sisa hutang
sebesar Rp. 100.000 harus dibayar dari kekayaan pribadi. Karena A dan B
tidak memiliki kekayaan pribadi, maka sisa hutang tersebut harus dibayar
oleh C.
b) Pimpinan dipegang oleh lebih dari satu orang. Hal yang demikian ini
memungkinkan timbulnya perselisihan paham diantara para sekutu.
c) Kesalahan seorang firmant harus ditanggung bersama.

Anda mungkin juga menyukai