Anda di halaman 1dari 15

5 Pertimbangan Untuk Memilih Badan

Usaha Yang Pas Untuk Bisnis Anda


Mengapa harus mendirikan badan usaha? Pertanyaan tersebut kerap datang dari mereka
yang memutuskan untuk atau baru memulai bisnis. Memang tidak ada keharusan untuk
membuat badan usaha bagi bisnis anda. Yang terpenting adalah memisahkan keuangan
pribadi dengan usaha anda agar jangan tercampur.
Namun, jika punya impian untuk menjadi perusahaan yang besar, mendirikan badan
usaha untuk bisnis anda sedari awal dapat menjadi pertimbangan. Pemilihan badan usaha
misalnya dengan mendirikan PT(Perseroan Terbatas), atau mendirikan CV berkorelasi
erat dengan aspek bisnis lainnya misalnya pajak, ketenagakerjaan, Hak Kekayaan
Intelektual (HKI), pengajuan kredit ke bank, dan keikutsertaan dalam suatu tender.
Dalam menjalankan kegiatannya, perusahaan disarankan memiliki badan usaha tertentu
agar perusahaan tersebut memiliki legalitas untuk menjalankan kegiatannya. Salah satu
fungsi dari badan usaha itu adalah melindungi perusahaan dari segala tuntutan maupun
akibat aktivitas yang dijalankannya.

Ada beberapa faktor untuk memilih badan usaha yang akan dijalankan. Dalam
praktiknya, pertimbangan utama pemilihan bentuk badan hukum bagi bisnis anda antara
lain:

1. Batas wewenang dan tanggung jawab pemilik


Ketika menjalankan bisnis, ada dua hal yang sangat erat berkaitan, yaitu mengenai
pengambilan keputusan dan batas kewenangan dalam menjalankan bisnis. Karakter badan
usaha sangat menentukan hal ini. Karena tidak semua badan usaha memiliki pemisahan
tanggung jawab antara pemilik dengan badan usahanya. Ketika CV atau Firma dijadikan
pilihan badan usaha, maka ketika timbul suatu kerugian itu menjadi tanggung jawab
pemiliknya hingga ke harta pribadi. Berbeda badan usaha berbentuk PT (Perseroan
Terbatas) yang mengenal batasan tanggung jawab sebesar modal yang disetorkan. Semua
pengusaha tentu ingin memiliki kendali atas bisnisnya. Namun, setiap pengendalian
tersebut memiliki konsekuensi berupa tanggung jawab hukum sesuai dengan badan usaha
yang dipilihnya.

2. Kemampuan Keuangan dan Kemudahan Pendirian


Umumnya mereka yang berbisnis dengan modal yang terbatas akan memilih pendirian
badan usaha yang prosesnya sederhana dan biaya sesuai dengan kemampuan
keuangannya. Kalau biaya untuk mendirikan PT tidak ada, mereka bisa mendirikan
CV yang biayanya lebih murah dan proses pendiriannya lebih sederhana. Sebagai
gambaran biaya pendirian PT di Jakarta berkisar Rp 8 juta Rp 15 juta, tergantung dari
skala usahanya. Sementara biaya pendirian CV di Jakarta adalah antara Rp 5juta Rp 6
juta. Lagi-lagi yang perlu diingat, memilihmendirikan PT atau mendirikan CV
berkorelasi pada pertanggungjawaban pemilik badan usaha tersebut.
3. Kemudahan Memperoleh Modal
Dalam bisnis, pemisahan keuangan pribadi dengan bisnis adalah hal mutlak. Salah satu
keuntungan badan usaha adalah dapat membuat rekening atas nama perusahaan tersebut.
Sehingga, untuk keperluan permodalan, akan dapat dengan mudah mengajukan ke
perbankan atau investor apabila arus kas yang telah berdiri sendiri dan berjalan baik dari
bisnis tersebut sudah diletakkan pada wadah khusus, yaitu rekening perusahaan.

4. Perkembangan Usaha
Pengusaha haruslah visioner. Oleh karena itu optimisme dalam mengembangkan bisnis
juga merupakan pertimbangan dalam memilih badan usaha. Meski awalnya tidak
memiliki badan usaha, pemilik Bebek Dower, Doni Tirtana, mengatakan akhirnya
memilih mendirikan PT bagi bisnisnya karena tuntutan dari pihak ketiga.Pendirian
PT jadi keharusan karena ketika bisnisnya berkembang dan bermitra dengan
korporasi, menurut Doni, biasanya mereka lebih nyaman bila bentuknya PT. Selain
berbadan hukum, untuk keperluan penagihan pajak akan lebih mudah. Jadi, seiring
dengan perkembangan bisnis, maka tidak hanya omset yang makin besar, namun
resikonya juga makin besar. Oleh karena itu perlu disesuaikan dan dipersiapkan strategi
memilih badan usaha yang tepat.
5. Kewajiban dari Undang-Undang
Dalam bisnis tertentu, peraturan telah menggariskan adanya jenis badan usaha yang harus
dipilih untuk dapat menjalankan bisnis. Semisal dalam pendirian Bank dan Rumah Sakit
haruslah berbadan hukum PT. Dengan demikian, tidak ada pilihan bagi pengusaha untuk
memilih badan usaha lainnya.

Dengan mempertimbangkan beberapa faktor di atas, maka diharapkan badan usaha yang
dipilih benar-benar sesuai dengan harapan pemiliknya. Seiring dengan perkembangan
bisnisnya,
Pertimbangan Bentuk Badan Usaha

Indonesia mengenal beberapa bentuk badan usaha, seperti perusahaan perseorangan, persekutuan
firma, persekutuan komanditer, perseroan terbatas, perkumpulan koperasi, perusahaan negara,
dan perusahaan daerah. Bentuk-bentuk badan usaha penting untuk dipelajari, sebab apabila Anda
ingin mendirikan badan usaha dapat memilih badan usaha mana yang paling cocok dan sesuai
dengan usaha yang akan didirikan.

Terdapat beberapa hal yang perlu dipertimbangkan sebelum mendirikan badan usaha teruama
berkaitan dengan visi dan misi badan usaha yang bersangkutan. Pertimbangan-pertimbangan
yang dimaksud adalah sebagai berikut.

a. Modal yang diperlukan

Apabila badan usaha yang akan didirikan memerlukan modal yang tidak terlalu banyak,
sebaiknya dipilih badan usaha perorangan. Sebaliknya, apabila badan usaha yang didirikan
memerlukan modal dalam jumlah sangat besar, sebaiknya dipilih bentuk badan usaha
Perseroan Terbatas (PT). Pada badan usaha berbentuk PT Anda dapat memperoleh modal
dengan menjual saham kepada pihak lain.

b. Bidang usaha/kegiatannya

Apabila badan usaha yang akan didirikan berfokus pada kegiatan bidang perdagangan atau
jasa, sebaiknya dipilih bentuk badan usaha perseorangan atau persekutuan. Namun, apabila
badan usaha yang akan didirikan bergerak di bidang industri yang membutuhkan modal
besar, sebaiknya dipilih bentuk badan usaha PT

c. Tingkat risiko yang dihadapi

Apabila badan usaha yang akan didirikan mempunyai kemungkinan risiko kecil, sebaiknya
dipilih bentuk badan usaha perseorangan atau persekutuan. Namun apabila badan usaha yang
akan didirikan mempunyai resiko cukup besar, sebaiknya dipilih bentuk badan usaha PT.

d. Undang-undang dan peraturan pemerintah

Penentuan bentuk badan usaha perlu disesuaikan dengan undang-undang dan peraturan yang
berlaku. Kegiatan badan usaha tidak boleh bertentangan dengan undang-undang dan
peraturan pemerinah.
e. Cara pembagian keuntungan

Pembagian keuntungan adalah salah satu faktor yang perlu diperhatikan dalam memilih bentuk
badan usaha. Apabila mengharapkan keuntungan dapat dinikmati sendiri, sebaiknya dipilih
bentuk badan usaha perseorangan. Sebaliknya, apabila keuntungan ingin dinikmati secara
bersama-sama, sebaiknya dipilih bentuk badan usaha persekutuan atau PT

KOPERASI

Peranan Koperasi terhadap


Perkembangan Ekonomi Indonesia
Koperasi adalah suatu kumpulan orang-orang yang mempunyai tujuan sama,
diikat dalam suatu organisasi yang berasaskan kekeluargaan dengan maksud
mensejahterakan anggota dan masyarakat.

Berikut ini secara umum peran koperasi dalam beberapa bidang diantaranya :
a) Peranan Koperasi dalam Bidang Pendidikan
Koperasi dapat dijadikan pembelajaran bagi siswa sekolah. Praktik hidup
bermasyarakat dapat dipelajari di dalam koperasi yang merupakan bagian kecil
dari kehidupan bermasyarakat di negara demokrasi ini.

b) Peranan Koperasi dalam Bidang Sosial


(1) Mendidik para anggotanya untuk memiliki semangat kerja sama dalam
membangun tatanan sosial masyarakat yang lebih baik.
(2) Mendrong terwujudnya suatu tatanan sosial yang bersifat demokratis,
melindungi hak dan kewajiban setiap orang.
(3) Mendorong terwujudnya suatu kehidupan masyarakat yang tentram dan damai.

c) Peranan Koperasi dalam Bidang Ekonomi


Peran koperasi dalam perekonomian Indonesia paling tidak dapat dilihat dari :
(1) Kedudukannya sebagai pemain utama dalam kegiatan ekonomi di berbagai
sector.
(2) Penyedia lapangan kerja yang terbesar.
(3) Pemain penting dalam pengembangan kegiatan ekonomi lokal dan
pemberdayaan masyarakat.
(4) Pencipta pasar baru dan sumber inovasi.
(5) Sumbangannya dalam menjaga neraca pembayaran melalui kegiatan ekspor.
Peran koperasi, usaha mikro, kecil dan menengah sangat strategis dalam
perekonomian nasional, sehingga perlu menjadi fokus pembangunan ekonomi
nasional pada masa mendatang.

Peranan Koperasi Terhadap Perkembangan Ekonomi Indonesia

Pada masa sekarang ini secara umum koperasi mengalami perkembangan


usaha dan kelembagaan yang meningkat. Namun demikian, koperasi masih
memiliki berbagai kendala untuk pengembanganya sebagai badan usaha. Hal ini
perlu memperoleh perhatian dalam pembangunan usaha koperasi pada masa
mendatang.

Pemberdayaan koperasi secara tersktuktur dan berkelanjutan diharapkan akan


mampu menyelaraskan struktur perekonomian nasional, mempercepat
pertumbuhan ekonomi nasional, mengurangi tingkat pengangguran terbuka,
menurunkan tingkat kemiskinan, mendinamisasi sektor riil, dan memperbaiki
pemerataan pendapatan masyarakat.

Pada masa ini pembangunan koperasi kurang mendapat perhatian karena


koperasi kurang memperlihatkan kinerja dan citra yang lebih baik dari masa
sebelumnya. Keadaan ini merupakan salah satu bukti bahwa komitmen
pemerintah masih kurang dalam pembangunan koperasi.

Jika Koperasi mampu mengimplementasikan jati dirinya, koperasi akan mandiri,


mampu bersaing dengan kekuatan eonomi lainnya, mampu memproduksi produk
yang sesuai dengan kebutuhan pasar di dalam dan luar negeri.

Koperasi sebagai badan usaha, organisasi dan kegiatan usahanya harus


dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip koperasi. Karena prinsip koperasi
merupakan garis-garis penuntun yang digunakan oleh koperasi untuk
melaksanakan nilai-nilai dalam praktek seperti :
(1) Keanggotaan sukarela dan terbuka.
(2) Pengendalian oleh anggota secara demokratis
(3) Partisipasi ekonomi anggota
(4) Pendidikan, pelatihan dan informasi
(5) Kerjasama diantara koperasi, dan
(6) Kepedulian terhadap komunitas.

Berdasarkan Undang-Undang Pokok Perkoperasian Nomor 12 tahun 1967


(disahkan tanggal 18 Desember 1967). Koperasi Indonesia diartikan sebagai:
Organisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial, beranggotakan orang-orang
atau badan hukum. Koperasi yang merupakan tata susunan ekonomi sebagai
usaha bersama berdasarkan atas azas kekeluargaan dan kegotong-royongan.

Selanjutnya , dalam undang-undang tersebut dinyatakan bahwa fungsi Koperasi


Indonesia adalah:
1) Alat perjuangan ekonomi untuk mempertinggi kesejahteraan rakyat.
2) Alat pendemokrasian ekonomi nasional.
3) Sebagai salah satu urat nadi perekonomian bangsa Indonesia.
4) Alat pembina insan masyarakat untuk memperkokoh kedudukan ekonomi
bangsa Indonesia, serta dalam mengatur tata laksana perekonomian rakyat.

Sedangkan menurut Undang-undang No. 25 tahun 1992 Pasal 4 dijelaskan


bahwa fungsi dan peran koperasi sebagai berikut:
1) Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota
pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan
kesejahteraan ekonomi dan sosialnya.
2) Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan
manusia dan masyarakat.
3) Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan
perekonomian nasional dengan koperasi sebagai soko-gurunya.
4) Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional,
yang merupakan usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan dan
demokrasi ekonomi.
5) Mengembangkan kreativitas dan membangun jiwa berorganisasi bagi para
pelajar.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa peran koperasi antara lain :


(1) Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota
pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan
kesejahteraan ekonomi dan sosialnya.
(2) Berperan serta aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan
masyarakat.
(3) Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan
perekonomian nasional.
(4) Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional
yang merupakan usaha bersama atas asas kekeluargaan dan demokrasi
ekonomi.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Koperasi di Indonesia

1) Rendahnya tingkat kecerdasan rakyat Indonesia.


2) Kurangnya dedikasi pengurus terhadap kelangsungan hidup koperasi.
Ini berarti bahwa kepribadian dan mental pengurus,pengawas,manajer belum
berjiwa koperasi sehingga harus diperbaiki lagi.
3) Kurangnya kerjasama di bidang ekonomi dari masyarakat kota.
Kerjasama di bidang sosial (gotong-royong) memang sudah kuat tetapi
kerjasama di bidang usaha dirasakan masih lemah, padahal kerjasama di bidang
ekonomi merupakan faktor yang sangat menentukan kemajuan lembaga
koperasi.
4) Kurangnya Modal Kerja.
5) Kinerja anggota yang lemah.
6) Aspek manajemen (pengelolaan) yang kurang baik dan kuran efektif.

Peranan Koperasi Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat

Keanggotaan koperasi bersifat terbuka dan sukarela. Terbuka artinya anggota


koperasi terbuka bagi siapa saja sesuai dengan jenis koperasinya. Keanggotaan
koperasi tidak membedakan suku, derajat maupun agama. Sukarela artinya
keanggotaan koperasi tidak atas paksaan. Setiap anggota mempunyai hak dan
kewajiban yang sama. Sesuai dengan pengertian koperasi bahwa koperasi
merupakan kegiatan ekonomi yang berasaskan kekeluargaan. Maka tujuan
utama koperasi adalah untuk meningkatkan kesejahteraan anggota pada
khususnya dan masyarakat pada umumnya.

Agar tujuan Koperasi (kesejahteraan anggota dan masyarakat) dapat tercapai,


maka koperasi memegang peranan yang sangat vital dan strategis dalam
perekonomian Indonesia. Hal ini disebabkan, koperasi merupakan sektor usaha
yang memiliki jumlah terbesar dengan daya serap angkatan kerja yang
signifikan.

Seperti pada Usaha kecil, Menengah dan Koperasi (UKMK) merupakan


kelompok usaha ekonomi yang penting dalam perekonomian indonesia. Hal ini
disebabkan, usaha kecil menengah dan koperasi merupakan sektor usaha yang
memiliki jumlah terbesar dengan daya serap angkatan kerja yang signifikan.
Oleh karena itu kesenjangan pendapatan yang cukup besar masih terjadi antara
pengusaha besar dengan usaha kecil, menengah dan koperasi (UKMK),
pengembangan daya saing UKMK, secara langsung merupakan upaya dalam
rangka peningkatan kesejahteraan rakyat banyak, sekaligus mempersempit
kesenjangan ekonomi. Keberadaan UKMK sebagai tulang punggung
perekonomian kota menjadi perhatian khusus.

Kontribusinya terhadap pertumbuhan ekonomi, usaha kecil, menengah dan


koperasi hanya memberikan kontribusi sebesar 16,4% sedangkan usaha besar
83,6%. Berdasarkan penguasaan pangsa pasar, usaha kecil, menengah dan
koperasi hanya menguasai pangsa pasar sebesar 20% (80% oleh usaha besar).

Hal tersebut menunjukkan dua sekaligus, yaitu super kuatnya sektor usaha
besar dan teramat lemahnya sektor UKMK. Peran serta koperasi sudah makin
terlihat dalam pengembangan roda perekonomian di Indonesia. Di banyak
daerah, koperasi punya andil besar untuk mensejahterakan anggota maupun
yang bukan anggota. Dalam peranan koperasi untuk memberikan kesejahteraan
misalnya kontribusinya dalam menciptakan lapangan kerja. Hal ini tentu saja bisa
makin meringankan beban pemerintah maupun swasta dalam menangani tenaga
kerja yang jumlahnya makin meningkat dari tahun ke tahun. Koperasi disini juga
dimaksudkan untuk menampung kegiatan perekonomian pada tingkat lapisan
bawah yang masih merupakan bagian terbesar dari rakyat Indonesia. Untuk
melancarkan kegiatan-kegiatan koperasi tersebut.

Keuntungan koperasi bisa diperoleh antara lain dari laba penjualan dan jasa
peminjaman. Meskipun koperasi tidak mengambil laba penjualan atau jasa
peminjaman yang besar. Namun apabila koperasi berjalan dengan lancar
keuntungan koperasi pun bisa menjadi besar pula.

Untuk siapa keuntungan yang diperoleh koperasi?

Keuntungan koperasi akan dikembalikan kembali kepada anggota sebagai SHU


(Sisa Hasil Usaha). Tentu saja setelah dikurangi biaya-biaya operasional.
Pembagian keuntungan atau Sisa Hasil Usaha ini dibagi secara adil sehingga
tidak ada yang dirugikan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa koperasi
memiliki peran yang besar di masyarakat. Jika banyak orang yang dapat
mengambil kemanfaatan koperasi maka ekonomi masyarakat pun akan kuat.
Oleh karena itu tak heran jika koperasi disebut sebagai soko guru atau tiang
utama perekonomian di Indonesia.

Meski demikian koperasi di Indonesia masih banyak kelemahannya. Meskipun


juga telah memiliki beberapa kelebihan. Kita perlu tahu kelebihan dan kelemahan
koperasi di Indonesia. Dengan mengetahui hal tersebut, kita dapat belajar
bagaimana memanfaatkan kelebihannya, dan bagaimana mengatasi
kelemahannya. Hal ini bertujuan agar koperasi benar-benar menjadi badan
usaha yang melindungi dan mengayomi masyarakat.

1) Kelebihan Koperasi di Indonesia


a. Bersifat terbuka dan sukarela.
b. Besarnya simpanan pokok dan simpanan wajib tidak memberatkan anggota.
c. Setiap anggota memiliki hak suara yang sama, bukan berdasarkan besarnya
modal.
d. Bertujuan meningkatkan kesejahteraan anggota dan bukan sematamata mencari
keuntungan.

2) Kelemahan Koperasi Di Indonesia


a. Koperasi sulit berkembang karena modal terbatas.
b. Kurang cakapnya pengurus dalam mengelola koperasi.
c. Pengurus kadang-kadang tidak jujur.
d. Kurangnya kerja sama antara pengurus, pengawas dan anggotanya.

Perkembangan koperasi secara nasional di masa datang diperkirakan


menunjukkan peningkatan yang signifikan namun masih lemah secara kualitas.
Untuk itu diperlukan komiten yang kuat untuk membangun koperasi yang mampu
menolong dirinya sendiri sesuai dengan jatidiri koperasi. Hanya koperasi yang
berkembang melalui praktek melaksanakan nilai koperasi yang akan mampu
bertahan dan mampu memberikan manfaat bagi anggotanya.

Prospek koperasi pada masa datang dapat dilihat dari banyaknya jumlah
koperasi, jumlah anggota dan jumlah manajer, jumlah modal,volume usaha dan
besarnya SHU yang telah dihimpun koperasi, sangat prosfektif untuk
dikembangkan.

Karena pembangunan koperasi adalah proses memerlukan waktu panjang,


konsestensi, komitmen dan kesabaran yang cukup tinggi. Koperasi tidak bisa
dibangun dalam waktu singkat dan parsial.

PERKEMBANGAN KOPERASI DI INDONESIA


Pendahuluan
Perkembangan dunia saat ini telah memasauki sebuah era baru dalam berbagai bidang
dan sendi kehidupan masyarakat dunia. Perkembangan yang bisa kita sebut sebagai era
globalisasi, pada era ini semakin hilanglah batasan dan semakin terbukanya masyarakat untuk
mendapat informasi. Salah satu ciri dari era globalisasi ini adalah munculnya istilah perdagangan
bebas, dimana masing masing individu dipermudah dalam hal melakukan hubungan dagang
antara satu sama lainnya tanpa adanya batasan atau halangan yang berarti. Berbagai kesepakatan,
jalinan kerjasama, perjanjian multilateral, berbagai kelompok negara maju dan berkembang,
penyatuan mata uang, dan lain-lain, merupakan suatu wujud dari lintas batas geografis-regional
menuju pada kepentingan ekonomi internasional yang tak terhindarkan. Hal ini bisa kita lihat
bahwa saat ini tidak ada satu negara pun yang dapat berdiri sendiri dan tidak menerima imbas
dari era globalisasi ini baik imbas itu positif ataupun negatif terhadap negara itu sendiri. Disini
kita bisa mellihat bagaimana negara kita ini menghadapi tantangan kedepan dari imbas
globalisasi ini.
Khusus di bidang ekonomi, globalisasi menampilkan bentuknya dengan prinsip
perdagangan bebas dan perdagangan di tingkat dunia (world trade). Dengan demikian globalisasi
ekonomi ini mengarah pada suatu aktifitas yang muItinasional. Ungkapan lain untuk proses ini
dinamakan juga sebagai "universalisasi sistem ekonomi" (the universalization of the economic
system), Berbagai institusi-institusi perekonomian dunia akan "dipaksa" untuk mengikuti
pergulatan di dalamnya, termasuk dalam hal ini tentu saja berlaku bagi badan-badan usaha
koperasi yang banyak digeluti oleh usaha ekonomi rakyat di Indonesia. Koperasi sebagai salah
satu bentuk dari perekonomian kerakyatan yang bersumber dari UUD 1945 dan Pancasila yang
mengandung ciri khas dari bangsa ini (gotong royong) sanggupkah menghadapi tantangan dari
era globlisasi sekarang ini ?. Bagi Indonesia, jelaslah bahwa implikasi dari perdagangan bebas
ini adalah pentingnya upaya untuk membuka ketertutupan usaha, peluang, dan kesempatan,
terutama bagi usaha koperasi yang menjadi salah satu pola usaha ekonomi rakyat. Hal ini
menjadi sangat penting karena produk yang dihasilkan dari Indonesia harus berkompetisi secara
terbuka tidak hanya di pasar dalam negeri, melainkan juga di luar negeri/pasar internasional.

Kondisi Koperasi di Indonesia Setelah Merdeka


Keinginan dan semangat untuk berkoperasi yang hancur akibat politik pada masa
kolonial belanda dan dilanjutkan oleh sistem kumini pada zaman penjajahan Jepang, lambat laun
setelah Indonesia merdeka kembali menghangat. Apalagi dengan adanya Undang-Undang Dasar
Republik Indonesia tahun 1945, pada pasal 33 yang menetapkan koperasi sebagai soko guru
perekonomian Indonesia, maka kedudukan hukum koperasi di Indonesia benar-benar menjadi
lebih mantap. Dan sejak saat itu Moh.Hatta sebagai wakil presiden Republik Indonesia lebih
intensif mempertebal kesadaran untuk berkoperasi bagi bangsa Indonesia, serta memberikan
banyak bimbingan dan motivasi kepada gerakan koperasi agar meningkatkan cara usaha dan cara
kerja, atas jasa-jasa beliau lah maka Moh.Hatta diangkat sebagai Bapak Koperasi Indonesia.

Beberapa kejadian penting yang mempengaruhi perkembangan koperasi di Indonesia :

Pada tanggal 12 Juli 1947, dibentuk SOKRI (Sentral Organisasi Koperasi Rakyat Indonesia) dalam
Kongres Koperasi Indonesia I di Tasikmalaya, sekaligus ditetapkannya sebagai Hari Koperasi
Indonesia.
Pada tahun 1960 dengan Inpres no.2, koperasi ditugaskan sebagai badan penggerak yang
menyalurkan bahan pokok bagi rakyat. Dengan inpres no.3, pendidikan koperasi di Indonesia
ditingkatkan baik secara resmi di sekolah-sekolah, maupun dengan cara informal melalui siaran
media masa,dll yang dapat memberikan informasi serta menumbuhkan semangat berkoperasi
bagi rakyat.
Lalu pada tahun 1961, dibentuk Kesatuan Organisasi Koperasi Seluruh Indonesia (KOKSI).
Pada tanggal 2-10 Agustus 1965, diadakan (Musyawarah Nasional Koperasi) MUNASKOP II yang
mengesahkan Undang-Undang koperasi no.14 tahun 1965 di Jakarta.

Koperasi di Indonesia pada Zaman Orde Baru Hingga Sekarang


Tampilan orde baru dalam memimpin negeri ini membuka peluang dan cakrawala baru
bagi pertumbuhan dan perkembangan perkoperasian di Indonesia, dibawah kepemimpinan
Jenderal Soeharto. Ketetapan MPRS no.XXIII membebaskan gerakan koperasi dalam berkiprah.

Berikut beberapa kejadian perkembangan koperasi di Indonesia pada zaman orde baru hingga
sekarang :

Pada tanggal 18 Desember 1967, Presiden Soeharto mensahkan Undang-Undang koperasi no.12
tahun 1967 sebagai pengganti Undang-Undang no.14 tahun 1965.
Pada tahun 1969, disahkan Badan Hukum terhadap badan kesatuan Gerakan Koperasi Indonesia
(GERKOPIN).
Lalu pada tanggal 9 Februari 1970, dibubarkannya GERKOPIN dan sebagai penggantinya
dibentuk Dewan Koperasi Indonesia (DEKOPIN).
Dan pada tanggal 21 Oktober 1992, disahkan Undang-Undang no.25 tahun 1992 tentang
perkoperasian, undang-undang ini merupakan landasan yang kokoh bagi koperasi Indonesia di
masa yang akan datang.
Masuk tahun 2000an hingga sekarang perkembangan koperasi di Indonesia cenderung jalan di
tempat.

Potret Koperasi di Indonesia


Sampai dengan bulan November 2001, jumlah koperasi di seluruh Indonesia tercatat
sebanyak 103.000 unit lebih, dengan jumlah keanggotaan ada sebanyak 26.000.000 orang.
Jumlah itu jika dibanding dengan jumlah koperasi per-Desember 1998 mengalami peningkatan
sebanyak dua kali lipat. Jumlah koperasi aktif, juga mengalami perkembangan yang cukup
menggembirakan. Jumlah koperasi aktif per-November 2001, sebanyak 96.180 unit (88,14
persen). Corak koperasi Indonesia adalah koperasi dengan skala sangat kecil. Satu catatan yang
perlu di ingat reformasi yang ditandai dengan pencabutan Inpres 4/1984 tentang KUD telah
melahirkan gairah masyarakat untuk mengorganisasi kegiatan ekonomi yang melalui koperasi.

Secara historis pengembangan koperasi di Indonesia yang telah digerakan melalui


dukungan kuat program pemerintah yang telah dijalankan dalam waktu lama, dan tidak mudah
ke luar dari kungkungan pengalaman tersebut. Jika semula ketergantungan terhadap captive
market program menjadi sumber pertumbuhan, maka pergeseran ke arah peran swasta menjadi
tantangan baru bagi lahirnya pesaing-pesaing usaha terutama KUD. Meskipun KUD harus
berjuang untuk menyesuaikan dengan perubahan yang terjadi, namun sumbangan terbesar KUD
adalah keberhasilan peningkatan produksi pertanian terutama pangan (Anne Both, 1990),
disamping sumbangan dalam melahirkan kader wirausaha karena telah menikmati latihan dengan
mengurus dan mengelola KUD (Revolusi penggilingan kecil dan wirausahawan pribumi di desa).
Jika melihat posisi koperasi pada hari ini sebenarnya masih cukup besar harapan kita kepada
koperasi. Memasuki tahun 2000 posisi koperasi Indonesia pada dasarnya justru didominasi oleh
koperasi kredit yang menguasai antara 55-60 persen dari keseluruhan aset koperasi. Sementara
itu dilihat dari populasi koperasi yang terkait dengan program pemerintah hanya sekitar 25% dari
populasi koperasi atau sekitar 35% dari populasi koperasi aktif. Pada akhir-akhir ini posisi
koperasi dalam pasar perkreditan mikro menempati tempat kedua setelah BRI-unit desa sebesar
46% dari KSP/USP dengan pangsa sekitar 31%. Dengan demikian walaupun program
pemerintah cukup gencar dan menimbulkan distorsi pada pertumbuhan kemandirian koperasi,
tetapi hanya menyentuh sebagian dari populasi koperasi yang ada. Sehingga pada dasarnya
masih besar elemen untuk tumbuhnya kemandirian koperasi.

Mengenai jumlah koperasi yang meningkat dua kali lipat dalam waktu 3 tahun 1998
2001, pada dasarnya tumbuh sebagai tanggapan terhadap dibukanya secara luas pendirian
koperasi dengan pencabutan Inpres 4/1984 dan lahirnya Inpres 18/1998. Sehingga orang bebas
mendirikan koperasi pada basis pengembangan dan pada saat ini sudah lebih dari 35 basis
pengorganisasian koperasi. Kesulitannya pengorganisasian koperasi tidak lagi taat pada
penjenisan koperasi sesuai prinsip dasar pendirian koperasi atau insentif terhadap koperasi.
Keadaan ini menimbulkan kesulitan pada pengembangan aliansi bisnis maupun pengembangan
usaha koperasi kearah penyatuan vertical maupun horizontal. Oleh karena itu jenjang
pengorganisasian yang lebih tinggi harus mendorong kembalinya pola spesialisasi koperasi. Di
dunia masih tetap mendasarkan tiga varian jenis koperasi yaitu konsumen, produsen dan kredit
serta akhir-akhir ini berkembang jasa lainnya.

Struktur organisasi koperasi Indonesia mirip organisasi pemerintah/lembaga


kemasyarakatan yang terstruktur dari primer sampai tingkat nasional. Hal ini telah menunjukkan
kurang efektif nya peran organisasi sekunder dalam membantu koperasi primer. Tidak jarang
menjadi instrumen eksploitasi sumberdaya dari daerah pengumpulan. Fenomena ini dimasa
datang harus diubah karena adanya perubahan orientasi bisnis yang berkembang dengan
globalisasi. Untuk mengubah arah ini hanya mampu dilakukan bila penataan mulai diletakkan
pada daerah otonom.

Kondisi Koperasi di Indonesia Tahun 2011

Seperti yang dikatakan Menteri Negara Koperasi dan UKM, Syarif Hasan, pada hari
Selasa (12/7) yang saya dapatkan infonya dari nasional.contan.co.id bahwa jumlah koperasi di
Indonesia meningkat 5,31% dibanding tahun lalu. Data Kementerian Koperasi dan UKM
menyebutkan sampai Juni 2011 total koperasi di Indonesia mencapai 186.907 unit. Kita melihat
perkembangan kinerja koperasi selama setahun ini cukup mengembirakan, terang Menteri
Negara Koperasi dan UKM tersebut.
Dari 186.907 unit koperasi itu, memiliki 30.472 anggota dengan volume usaha sebesar Rp
97.276 triliun serta modal sendiri mencapai Rp 30,10 triliun. Dibandingkan dengan Desember
2008 angka pertumbuhan koperasi mencapai 20,6%. Kementerian Negara Koperasi dan UKM
berharap, pertumbuhan koperasi yang tinggi akan berkontribusi terhadap perekonomian negara.
Terutama dalam dalam penyerapan tenaga kerja dan pembayaran retribusi termasuk pajak unit-
unit usaha koperasi.

Pertumbuhan jumlah koperasi ini seiring dengan realisasi Kredit Usaha Rakyat (KUR)
dari 19 bank yang per 30 Juni 2011 ini juga mengalami peningkatan. Sejak diluncurkan 2007 lalu
sampai 30 Juni 2011 realisasi penyaluran KUR sudah mencapai Rp 49,9 triliun untuk 4,804.100
debitur. Adapun target penyaluran KUR tahun 2011 sebesar Rp 20 triliun kepada 991,542
debitur.

Pembahasan
Faktor-Faktor yang Mendukung Koperasi di Indonesia
Beberapa faktor penentu keberhasilan koperasi ditentukan dengan beberapa faktor berikut :

1. Kemampuan menciptakan posisi pasar dan pengawasan harga yang layak antara
lain dengan cara: 1) Bertindak bersama dalam menghadapi pasar melalui pemusatan
kekuatan dari anggota; 2) Memperpendek jaringan pemasaran; 3) Memiliki alat
perlengkapan organisasi yang berfungsi dengan baik seperti pengurus, Rapat Anggota,
dan Badan Pemeriksa, serta manajer yang terampil dan berdedikasi; 4) Memiliki
kemampuan sebagai suatu unit usaha dalam mengatur jumlah dan kualitas barang-barang
yang dipasarkan melalui kegiatan pergudangan, penelitian kualitas yang cermat dan
sebagainya.
2. Penggunaan sarana dan prasarana yang tersedia secara optimal untuk
mempertinggi efisiensi.
3. Pengaruh dari koperasi terhadap anggota yang berkaitan dengan perubahan sikap
dan perilaku yang lebih sesuai dengan tuntutan perubahan lingkungan, diantaranya
perubahan teknologi, pasar dan dinamika masyarakat.
Selanjutnya hubungan dan pola kerjasama koperasi dengan pelaku ekonomi lainnya
haruslah serasi. Sifat hubungan tersebut haruslah saling menguntungkan dan tidak menimbulkan
ketergantungan koperasi kepada bangun ekonomi yang lain, serta dilandasi oleh pola kerjasama
antar koperasi sendiri secara horizontal dan vertikal. Pembangunan kerja sama dengan pelaku
ekonomi lainnya diprioritaskan pada pengembangan hubungan dengan pengusaha menengah dan
perusahaan besar milik negara.
Dengan kedudukan dan peranan koperasi yang demikian dan sesuai dengan kebijaksanaan
program pembangunan koperasi dalam era reformasi yang dititik beratkan pada upaya
memandirikan koperasi, reposisi peran koperasi pada hakikatnya ditujukan menyelaraskan peran
koperasi, sesuai dengan ide dan prinsip dasarnya. Di samping untuk mengembalikan tujuan
pembangunan koperasi, reposisi koperasi diprogramkan untuk mengeliminir permasalahan yang
dihadapi koperasi.
Faktor-Faktor yang Menghambat Koperasi di Indonesia
Berikut ini masalah yang dihadapi koperasi secara umum dan cara mengatasi permasalahan
tersebut , yaitu :

1. Koperasi jarang peminatnya


Koperasi jarang peminatnya dikarenakan ada pandangan yang berkembang dalam
masyarakat bahwa koperasi adalah usaha bersama yang diidentikkan dengan masyarakat
golongan menengah ke bawah. Dari sinilah perlu adanya sosialisasi kepada masyarakat tentang
koperasi. Dengan adanya sosialisasi diharapkan pengetahuan masyarakat tentang koperasi akan
bertambah. Masyarakat dapat mengetahui bahwa sebenarnya koperasi merupakan ekonomi
rakyat yang dapat menyejahterakan anggotanya. Sehingga mereka berminat untuk bergabung.

2. Kualitas Sumber Daya yang terbatas


Koperasi sulit berkembang disebabkan oleh banyak faktor, yaitu bisa disebabkan Sumber
Daya Manusia yang kurang. Sumber daya manusia yang dimaksud adalah pengurus koperasi.
Seperti yang sering dijumpai, pengurus koperasi biasanya merupakan tokoh masyarakat sehingga
dapat dikatakan rangkap jabatan, kondisi seperti inilah yang menyebabkan ketidakfokusan
terhadap pengelolaan koperasi itu sendiri. Selain rangkap jabatan biasanya pengurus koperasi
sudah lanjut usia sehingga kapasitasnya terbatas.
Perlu dilakukan pengarahan tentang koperasi kepada generasi muda melalui pendidikan agar
mereka dadat berpartisipasi dalam koperasi.Partisipasi merupakan faktor yang penting dalam
mendukung perkembangan koperasi. Partisipasi akan meningkatkan rasa tanggung jawab
sehingga dapat bekerja secara efisien dan efektif.

3. Banyaknya pesaing dengan usaha yang sejenis


Pesaing merupakan hal yang tidak dapat dielakkan lagi, tetapi kita harus mengetahui
bagaimana menyikapinya. Bila kita tidak peka terhadap lingkungan (pesaing) maka mau tidak
mau kita akan tersingkir. Bila kita tahu bagaimana menyikapinya maka koperasi akan survive
dan dapat berkembang.
Dalam menanggapi pesaing kita harus mempunyai trik trik khusus, trik trik/ langkah khusus
tersebut dapat kita lakukan dengan cara melalui harga barang/jasa, sistem kredit dan pelayanan
yang maksimum. Mungkin koperasi sulit untuk bermain dalam harga, tapi hal ini dapat
dilakukan dengan cara sistem kredit, yang pembayarannya dapat dilakukan dalam waktu
mingguan ataupun bulanan tergantung perjanjian. Dengan adanya hal seperti ini diharapkan
dapat menarik perhatian masyarakat untuk menjadi anggota.

4. Keterbatasan Modal
Pemerintah perlu memberikan perhatian kepada koperasi yang memang kesulitan dalam
masalah permodalan. Dengan pemberian modal koperasi dapat memperluas usahanya sehingga
dapat bertahan dan bisa berkembang. Selain pemerintah, masyarakat merupakan pihak yang tak
kalah pentingnya, dimana mereka yang memiliki dana lebih dapat menyimpan uang mereka
dikoperasi yang nantinya dapat digunakan untuk modal koperasi.
5. Partisipasi anggota
Sebagai anggota dari koperasi seharusnya mereka mendukung program-program yang
ada di koperasi dan setiap kegiatan yang akan dilakukan harus melalui keputusan bersama dan
setiap anggota harus mengambil bagian di dalam kegiatan tersebut.

6. Perhatian pemerintah
Pemerintah harus bisa mengawasi jalannya kegiatan koperasi sehingga bila koperasi
mengalami kesulitan, koperasi bisa mendapat bantuan dari pemerintah, misalnya saja membantu
penyaluran dana untuk koperasi.Akan tetapi pemerintah juga jangan terlalu mencampuri
kehidupan koperasi terutama hal-hal yang bersifat menghambat pertumbuhan koperasi.
Pemerintah hendaknya membuat kenijakan-kebijakan yang dapat membantu perkembangan
koperasi.

7. Manajemen koperasi
Dalam pelaksanaan koperasi tentunya memerlukan manajemen, baik dari bentuk
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan. Karena hal ini sangat berfungsi
dalam pengambilan keputusan tetapi tidak melupakan partisipasi dari anggota.

Apabila semua kegiatan koperasi bisa dijalankan dengan baik dan setiap anggota mau
mengambil bagian di dalam kegiatan koperasi serta perhatian pemerintah dapat memberikan
motifasi yang baik, koperasi pasti dapat berjalan dengan lancar.

Kesimpulan
Dari pertanyataan di atas, dapat kita amati perkembangan koperasi di Indonesia dari
zaman ke zaman dan dari tahun ke tahun semakin meningkat. Semua itu karena pengaruh era
globalisasi dan teknologi yang semakin berkembang pada saat ini. Tetapi di balik perkembangan
tersebut juga kita menemukan penghambat dari jalannya koperasi di Indonesia. Sebagai warga
negara kita wajib mengembangkan koperasi ke arah yang lebih baik lagi karena koperasi dapat
membawa dampak baik bagi perkembangan ekonomi di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai