Ada beberapa faktor untuk memilih badan usaha yang akan dijalankan. Dalam
praktiknya, pertimbangan utama pemilihan bentuk badan hukum bagi bisnis anda antara
lain:
4. Perkembangan Usaha
Pengusaha haruslah visioner. Oleh karena itu optimisme dalam mengembangkan bisnis
juga merupakan pertimbangan dalam memilih badan usaha. Meski awalnya tidak
memiliki badan usaha, pemilik Bebek Dower, Doni Tirtana, mengatakan akhirnya
memilih mendirikan PT bagi bisnisnya karena tuntutan dari pihak ketiga.Pendirian
PT jadi keharusan karena ketika bisnisnya berkembang dan bermitra dengan
korporasi, menurut Doni, biasanya mereka lebih nyaman bila bentuknya PT. Selain
berbadan hukum, untuk keperluan penagihan pajak akan lebih mudah. Jadi, seiring
dengan perkembangan bisnis, maka tidak hanya omset yang makin besar, namun
resikonya juga makin besar. Oleh karena itu perlu disesuaikan dan dipersiapkan strategi
memilih badan usaha yang tepat.
5. Kewajiban dari Undang-Undang
Dalam bisnis tertentu, peraturan telah menggariskan adanya jenis badan usaha yang harus
dipilih untuk dapat menjalankan bisnis. Semisal dalam pendirian Bank dan Rumah Sakit
haruslah berbadan hukum PT. Dengan demikian, tidak ada pilihan bagi pengusaha untuk
memilih badan usaha lainnya.
Dengan mempertimbangkan beberapa faktor di atas, maka diharapkan badan usaha yang
dipilih benar-benar sesuai dengan harapan pemiliknya. Seiring dengan perkembangan
bisnisnya,
Pertimbangan Bentuk Badan Usaha
Indonesia mengenal beberapa bentuk badan usaha, seperti perusahaan perseorangan, persekutuan
firma, persekutuan komanditer, perseroan terbatas, perkumpulan koperasi, perusahaan negara,
dan perusahaan daerah. Bentuk-bentuk badan usaha penting untuk dipelajari, sebab apabila Anda
ingin mendirikan badan usaha dapat memilih badan usaha mana yang paling cocok dan sesuai
dengan usaha yang akan didirikan.
Terdapat beberapa hal yang perlu dipertimbangkan sebelum mendirikan badan usaha teruama
berkaitan dengan visi dan misi badan usaha yang bersangkutan. Pertimbangan-pertimbangan
yang dimaksud adalah sebagai berikut.
Apabila badan usaha yang akan didirikan memerlukan modal yang tidak terlalu banyak,
sebaiknya dipilih badan usaha perorangan. Sebaliknya, apabila badan usaha yang didirikan
memerlukan modal dalam jumlah sangat besar, sebaiknya dipilih bentuk badan usaha
Perseroan Terbatas (PT). Pada badan usaha berbentuk PT Anda dapat memperoleh modal
dengan menjual saham kepada pihak lain.
b. Bidang usaha/kegiatannya
Apabila badan usaha yang akan didirikan berfokus pada kegiatan bidang perdagangan atau
jasa, sebaiknya dipilih bentuk badan usaha perseorangan atau persekutuan. Namun, apabila
badan usaha yang akan didirikan bergerak di bidang industri yang membutuhkan modal
besar, sebaiknya dipilih bentuk badan usaha PT
Apabila badan usaha yang akan didirikan mempunyai kemungkinan risiko kecil, sebaiknya
dipilih bentuk badan usaha perseorangan atau persekutuan. Namun apabila badan usaha yang
akan didirikan mempunyai resiko cukup besar, sebaiknya dipilih bentuk badan usaha PT.
Penentuan bentuk badan usaha perlu disesuaikan dengan undang-undang dan peraturan yang
berlaku. Kegiatan badan usaha tidak boleh bertentangan dengan undang-undang dan
peraturan pemerinah.
e. Cara pembagian keuntungan
Pembagian keuntungan adalah salah satu faktor yang perlu diperhatikan dalam memilih bentuk
badan usaha. Apabila mengharapkan keuntungan dapat dinikmati sendiri, sebaiknya dipilih
bentuk badan usaha perseorangan. Sebaliknya, apabila keuntungan ingin dinikmati secara
bersama-sama, sebaiknya dipilih bentuk badan usaha persekutuan atau PT
KOPERASI
Berikut ini secara umum peran koperasi dalam beberapa bidang diantaranya :
a) Peranan Koperasi dalam Bidang Pendidikan
Koperasi dapat dijadikan pembelajaran bagi siswa sekolah. Praktik hidup
bermasyarakat dapat dipelajari di dalam koperasi yang merupakan bagian kecil
dari kehidupan bermasyarakat di negara demokrasi ini.
Hal tersebut menunjukkan dua sekaligus, yaitu super kuatnya sektor usaha
besar dan teramat lemahnya sektor UKMK. Peran serta koperasi sudah makin
terlihat dalam pengembangan roda perekonomian di Indonesia. Di banyak
daerah, koperasi punya andil besar untuk mensejahterakan anggota maupun
yang bukan anggota. Dalam peranan koperasi untuk memberikan kesejahteraan
misalnya kontribusinya dalam menciptakan lapangan kerja. Hal ini tentu saja bisa
makin meringankan beban pemerintah maupun swasta dalam menangani tenaga
kerja yang jumlahnya makin meningkat dari tahun ke tahun. Koperasi disini juga
dimaksudkan untuk menampung kegiatan perekonomian pada tingkat lapisan
bawah yang masih merupakan bagian terbesar dari rakyat Indonesia. Untuk
melancarkan kegiatan-kegiatan koperasi tersebut.
Keuntungan koperasi bisa diperoleh antara lain dari laba penjualan dan jasa
peminjaman. Meskipun koperasi tidak mengambil laba penjualan atau jasa
peminjaman yang besar. Namun apabila koperasi berjalan dengan lancar
keuntungan koperasi pun bisa menjadi besar pula.
Prospek koperasi pada masa datang dapat dilihat dari banyaknya jumlah
koperasi, jumlah anggota dan jumlah manajer, jumlah modal,volume usaha dan
besarnya SHU yang telah dihimpun koperasi, sangat prosfektif untuk
dikembangkan.
Pada tanggal 12 Juli 1947, dibentuk SOKRI (Sentral Organisasi Koperasi Rakyat Indonesia) dalam
Kongres Koperasi Indonesia I di Tasikmalaya, sekaligus ditetapkannya sebagai Hari Koperasi
Indonesia.
Pada tahun 1960 dengan Inpres no.2, koperasi ditugaskan sebagai badan penggerak yang
menyalurkan bahan pokok bagi rakyat. Dengan inpres no.3, pendidikan koperasi di Indonesia
ditingkatkan baik secara resmi di sekolah-sekolah, maupun dengan cara informal melalui siaran
media masa,dll yang dapat memberikan informasi serta menumbuhkan semangat berkoperasi
bagi rakyat.
Lalu pada tahun 1961, dibentuk Kesatuan Organisasi Koperasi Seluruh Indonesia (KOKSI).
Pada tanggal 2-10 Agustus 1965, diadakan (Musyawarah Nasional Koperasi) MUNASKOP II yang
mengesahkan Undang-Undang koperasi no.14 tahun 1965 di Jakarta.
Berikut beberapa kejadian perkembangan koperasi di Indonesia pada zaman orde baru hingga
sekarang :
Pada tanggal 18 Desember 1967, Presiden Soeharto mensahkan Undang-Undang koperasi no.12
tahun 1967 sebagai pengganti Undang-Undang no.14 tahun 1965.
Pada tahun 1969, disahkan Badan Hukum terhadap badan kesatuan Gerakan Koperasi Indonesia
(GERKOPIN).
Lalu pada tanggal 9 Februari 1970, dibubarkannya GERKOPIN dan sebagai penggantinya
dibentuk Dewan Koperasi Indonesia (DEKOPIN).
Dan pada tanggal 21 Oktober 1992, disahkan Undang-Undang no.25 tahun 1992 tentang
perkoperasian, undang-undang ini merupakan landasan yang kokoh bagi koperasi Indonesia di
masa yang akan datang.
Masuk tahun 2000an hingga sekarang perkembangan koperasi di Indonesia cenderung jalan di
tempat.
Mengenai jumlah koperasi yang meningkat dua kali lipat dalam waktu 3 tahun 1998
2001, pada dasarnya tumbuh sebagai tanggapan terhadap dibukanya secara luas pendirian
koperasi dengan pencabutan Inpres 4/1984 dan lahirnya Inpres 18/1998. Sehingga orang bebas
mendirikan koperasi pada basis pengembangan dan pada saat ini sudah lebih dari 35 basis
pengorganisasian koperasi. Kesulitannya pengorganisasian koperasi tidak lagi taat pada
penjenisan koperasi sesuai prinsip dasar pendirian koperasi atau insentif terhadap koperasi.
Keadaan ini menimbulkan kesulitan pada pengembangan aliansi bisnis maupun pengembangan
usaha koperasi kearah penyatuan vertical maupun horizontal. Oleh karena itu jenjang
pengorganisasian yang lebih tinggi harus mendorong kembalinya pola spesialisasi koperasi. Di
dunia masih tetap mendasarkan tiga varian jenis koperasi yaitu konsumen, produsen dan kredit
serta akhir-akhir ini berkembang jasa lainnya.
Seperti yang dikatakan Menteri Negara Koperasi dan UKM, Syarif Hasan, pada hari
Selasa (12/7) yang saya dapatkan infonya dari nasional.contan.co.id bahwa jumlah koperasi di
Indonesia meningkat 5,31% dibanding tahun lalu. Data Kementerian Koperasi dan UKM
menyebutkan sampai Juni 2011 total koperasi di Indonesia mencapai 186.907 unit. Kita melihat
perkembangan kinerja koperasi selama setahun ini cukup mengembirakan, terang Menteri
Negara Koperasi dan UKM tersebut.
Dari 186.907 unit koperasi itu, memiliki 30.472 anggota dengan volume usaha sebesar Rp
97.276 triliun serta modal sendiri mencapai Rp 30,10 triliun. Dibandingkan dengan Desember
2008 angka pertumbuhan koperasi mencapai 20,6%. Kementerian Negara Koperasi dan UKM
berharap, pertumbuhan koperasi yang tinggi akan berkontribusi terhadap perekonomian negara.
Terutama dalam dalam penyerapan tenaga kerja dan pembayaran retribusi termasuk pajak unit-
unit usaha koperasi.
Pertumbuhan jumlah koperasi ini seiring dengan realisasi Kredit Usaha Rakyat (KUR)
dari 19 bank yang per 30 Juni 2011 ini juga mengalami peningkatan. Sejak diluncurkan 2007 lalu
sampai 30 Juni 2011 realisasi penyaluran KUR sudah mencapai Rp 49,9 triliun untuk 4,804.100
debitur. Adapun target penyaluran KUR tahun 2011 sebesar Rp 20 triliun kepada 991,542
debitur.
Pembahasan
Faktor-Faktor yang Mendukung Koperasi di Indonesia
Beberapa faktor penentu keberhasilan koperasi ditentukan dengan beberapa faktor berikut :
1. Kemampuan menciptakan posisi pasar dan pengawasan harga yang layak antara
lain dengan cara: 1) Bertindak bersama dalam menghadapi pasar melalui pemusatan
kekuatan dari anggota; 2) Memperpendek jaringan pemasaran; 3) Memiliki alat
perlengkapan organisasi yang berfungsi dengan baik seperti pengurus, Rapat Anggota,
dan Badan Pemeriksa, serta manajer yang terampil dan berdedikasi; 4) Memiliki
kemampuan sebagai suatu unit usaha dalam mengatur jumlah dan kualitas barang-barang
yang dipasarkan melalui kegiatan pergudangan, penelitian kualitas yang cermat dan
sebagainya.
2. Penggunaan sarana dan prasarana yang tersedia secara optimal untuk
mempertinggi efisiensi.
3. Pengaruh dari koperasi terhadap anggota yang berkaitan dengan perubahan sikap
dan perilaku yang lebih sesuai dengan tuntutan perubahan lingkungan, diantaranya
perubahan teknologi, pasar dan dinamika masyarakat.
Selanjutnya hubungan dan pola kerjasama koperasi dengan pelaku ekonomi lainnya
haruslah serasi. Sifat hubungan tersebut haruslah saling menguntungkan dan tidak menimbulkan
ketergantungan koperasi kepada bangun ekonomi yang lain, serta dilandasi oleh pola kerjasama
antar koperasi sendiri secara horizontal dan vertikal. Pembangunan kerja sama dengan pelaku
ekonomi lainnya diprioritaskan pada pengembangan hubungan dengan pengusaha menengah dan
perusahaan besar milik negara.
Dengan kedudukan dan peranan koperasi yang demikian dan sesuai dengan kebijaksanaan
program pembangunan koperasi dalam era reformasi yang dititik beratkan pada upaya
memandirikan koperasi, reposisi peran koperasi pada hakikatnya ditujukan menyelaraskan peran
koperasi, sesuai dengan ide dan prinsip dasarnya. Di samping untuk mengembalikan tujuan
pembangunan koperasi, reposisi koperasi diprogramkan untuk mengeliminir permasalahan yang
dihadapi koperasi.
Faktor-Faktor yang Menghambat Koperasi di Indonesia
Berikut ini masalah yang dihadapi koperasi secara umum dan cara mengatasi permasalahan
tersebut , yaitu :
4. Keterbatasan Modal
Pemerintah perlu memberikan perhatian kepada koperasi yang memang kesulitan dalam
masalah permodalan. Dengan pemberian modal koperasi dapat memperluas usahanya sehingga
dapat bertahan dan bisa berkembang. Selain pemerintah, masyarakat merupakan pihak yang tak
kalah pentingnya, dimana mereka yang memiliki dana lebih dapat menyimpan uang mereka
dikoperasi yang nantinya dapat digunakan untuk modal koperasi.
5. Partisipasi anggota
Sebagai anggota dari koperasi seharusnya mereka mendukung program-program yang
ada di koperasi dan setiap kegiatan yang akan dilakukan harus melalui keputusan bersama dan
setiap anggota harus mengambil bagian di dalam kegiatan tersebut.
6. Perhatian pemerintah
Pemerintah harus bisa mengawasi jalannya kegiatan koperasi sehingga bila koperasi
mengalami kesulitan, koperasi bisa mendapat bantuan dari pemerintah, misalnya saja membantu
penyaluran dana untuk koperasi.Akan tetapi pemerintah juga jangan terlalu mencampuri
kehidupan koperasi terutama hal-hal yang bersifat menghambat pertumbuhan koperasi.
Pemerintah hendaknya membuat kenijakan-kebijakan yang dapat membantu perkembangan
koperasi.
7. Manajemen koperasi
Dalam pelaksanaan koperasi tentunya memerlukan manajemen, baik dari bentuk
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan. Karena hal ini sangat berfungsi
dalam pengambilan keputusan tetapi tidak melupakan partisipasi dari anggota.
Apabila semua kegiatan koperasi bisa dijalankan dengan baik dan setiap anggota mau
mengambil bagian di dalam kegiatan koperasi serta perhatian pemerintah dapat memberikan
motifasi yang baik, koperasi pasti dapat berjalan dengan lancar.
Kesimpulan
Dari pertanyataan di atas, dapat kita amati perkembangan koperasi di Indonesia dari
zaman ke zaman dan dari tahun ke tahun semakin meningkat. Semua itu karena pengaruh era
globalisasi dan teknologi yang semakin berkembang pada saat ini. Tetapi di balik perkembangan
tersebut juga kita menemukan penghambat dari jalannya koperasi di Indonesia. Sebagai warga
negara kita wajib mengembangkan koperasi ke arah yang lebih baik lagi karena koperasi dapat
membawa dampak baik bagi perkembangan ekonomi di Indonesia.