Anda di halaman 1dari 6

BAB 13 (1)

FUNGSI PENGENDALIAN (CONTROLLING)

1. Apa yang dimaksud denga pengendalian (controlling)? Jelaskan pula bagaimana


hubungan antara pengendalian dengan perencanaan.

 Pengendalian (controlling) merupakan proses monitoring terhadap
berbagai aktivitas yang dilakukan sumber daya organisasi untuk
memastikan bahwa aktivitas yang dilakukan tersebut akan dapat
mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan tindakan koreksi dapat
dilakukan untuk mempergaiki penyimpangan yang terjadi.
 Perencanaan atau planning yaitu menetapkan sasaran dan tujuan untuk
organisasinya sedangkan pengendalian atau controlling yaitu
memastikan pencapaiannya. Tanpa perencanaan, kegiatan pengendalian
menjadi tidak berdasar. Sedangkan tanpa pengendalian, perencanaan
menjadi kegiatan yang tidak berarti. Berikut poin-poin penting pada
hubungan perencanaan dan pengendalian:
o Perencanaan mengidentifikasikan tindakan sedangkan
pengendalian memastikan bahwa tindakan tersebut dilakukan.
o Sistem kontrol atau sistem pengendalian yang buruk akan
mengagalkan perencanaan sedangkan sistem kontrol atu sistem
pengendalian yang efektif akan memperkuat perencanaan.
o Pengendalian memberikan informasi untuk perencanaan
selanjutnya serta membantu dalam merevisi atau meninjau ulang
perencanaan yang telah dibuat.
(sumber dari Ismail Solihin, Pengantar Bisnis, Jakarta 2004)
2. Mengapa perusahaan harus melakukan proses pengendalian?
 Karena dengan perusahaan melakukan proses pengendalian membuat kayawan
yang bekerja di suatu perusahaan bekerja secara maksimal dikarenakan mereka
tahu bahwa kinerja mereka akan dinilai apakah pekerjaan mereka sudah sesuai
dengan standar, sudah memuaskan atau tidak yang dimana penilaian tersebut
berefek pada karir mereka. Proses pengendalian sendiri dapat dilakukan dengan
berikut:
o Penetapan tujuan yang ingin dicapai perusahaan, strategi untuk
mencapai tujuan tersebut sampai ke penetapan anggaran.
o Pengukuran berkaitan dengan apa yang diukur (produktivitas pemasaran
dapat diukur dari jumlah penjualan per bulan) dan pengukuran berkaitan
dengan bagaimana pengukuran dilakukan (contoh metode yg digunakan
untuk mengukur penilaian prestasi karyawan).
o Membandingkan kinerja aktual dengan standar yang ditetapkan
o Tindakan manajerial (evaluasi terhadap kinerja oleh manajer).
(sumber dari Ismail Solihin, Pengantar Bisnis, Jakarta 2004)
3. Bagaimana hubungan antara evaluasi dengan proses pengendalian?
 Langkah terakhir dari proses pengendalian adalah melakukan evaluasi
terhadap kinerja yang dicapai organisasi secara keseluruhan mmaupun
pencapaian kinerja individu. Pada tahap ini manajer akan melakukan tindakan
koreksi dengan memperbaiki utilitas sumber daya organisasi apabila kinerja
aktual menyimpang jauh dibandingkan standar.
Pada tahap ini manajer bisa membuat satu kesimpulan apakah tidak
tercapainya tujuan perusahaan karena target yang ditetapkan telampaui tinggi,
atau apakah perusahaan memiliki produktivitas lebih rendah dibandingkan
psaing akibat ketertinggalan dalam penerapan teknologi produksi terbaru.
Seluruh informasi yang diperoleh dari proses evaluasi tersebut akan sangat
membangun manajemen dalam menentukan tndakan koreksi yang diperlukan
agar tujuan perusahaan dapat tercapai secara efektif dan efisien. Berdasarakan
hasil evaluasi yang dilakkan, manajer memliki tiga pilihan tindakan manajerial
antara lain:
o Tindakan perbaikan.
o Revisi standar.
o Tidak melakukan apa-apa.
(sumber dari Ismail Solihin, Pengantar Bisnis, Jakarta 2004)
4. Dapatkah anda menjelaskan bagaimana proses pengendalian yang dilakuakan dalam
suatu perusahaan.
 Proses pengendalian terdiri 4 aktivitas, yaitu:
1) Penetapan Tujuan
Proses pengendalian diawali dengan adanya penetapan terlebih dahulu
berbagai tujuan yang ingin dicapai oleh perusahan, strategi untuk
mencapai tujuan tersebut sampai ke penetapan anggaran yang
menunjukkan rencana alokasi masing-masing sumber daya organisasi
perusahaan untuk menunjang pencapaian tujuan
2) Pengukuran
Aktivitas pengukuran menyangkut 2 hal. Pertama, pengukuran berkaitan
dengan apa yang diukur (objek). Kedua, pengukuran berkaiatan dengan
bagaiamana pengukuran dilakukan (metode pengukuran). Objek yang
diukur dalam suatu proses pengendalian perusahaan merupakan kinerja
aktual yang ditunjukkan oleh sumber daya organisasi perusahaan.
Sebagai contoh produktivitas departeman produksi dapat diukur dengan
menggunakan ukuran jumlah produksi barang per hari yang lolos uji
kualitas. Dengan adanya perbedaan objek pengukuran, maka metode
yang digunakan untuk melakukan pengukuran pun akan bervariasi.
Sebagai contoh, metode yang digunakan untuk mengukur penilaian
prestasi karyawan di departemen produksi akan berbeda dengan
penilaian prestasi karyawan di departemen finance dan accounting.
3) Membandingkan Kinerja Aktual dengan Standar yang Ditetapkan.
Manajer akan memperoleh informasi yang akurat, apakah kinerja aktual
yang dilakukan dapat memenuhi standar ataukah tidak.
Ketidakmampuan sumber daya organisasi khususnya sumber daya
manusia perusahaan untuk unjuk kinerja sesuai standar, dapat
disebabkan oleh berbagai faktor, miaslnya:
o Standar yang ditetapkan terlalu tinggi sehingga sangat sulit
untuk dicapai.
o Kualitas sumber daya manusia perusahaan masih kurang baik
sehingga dibutuhkan pelatihan dan penegmbangan maupun
pengadaan karyawan baru.
o Perusahaan tidak memberikan kompensasi (gaji atau
tunggangan) yang memadai sehingga karyawan tidak
termotivasi bekerja dengan baik.
4) Tindakan Manajerial
Langkah terakhir dari proses pengendalian adalah melakukan evaluasi
terhadap kinerja yang dicapai organisasi secara keseluruhan mmaupun
pencapaian kinerja individu. Pada tahap ini manajer akan melakukan
tindakan koreksi dengan memperbaiki utilitas sumber daya organisasi
apabila kinerja aktual menyimpang jauh dibandingkan standar.Pada
tahap ini manajer bisa membuat satu kesimpulan apakah tidak
tercapainya tujuan perusahaan karena target yang ditetapkan telampaui
tinggi, atau apakah perusahaan memiliki produktivitas lebih rendah
dibandingkan psaing akibat ketertinggalan dalam penerapan teknologi
produksi terbaru. Seluruh informasi yang diperoleh dari proses evaluasi
tersebut akan sangat membangun manajemen dalam menentukan
tndakan koreksi yang diperlukan agar tujuan perusahaan dapat tercapai
secara efektif dan efisien. Berdasarakan hasil evaluasi yang dilakkan,
manajer memliki tiga pilihan tindakan manajerial antara lain:
o Tindakan perbaikan.
o Revisi standar.
o Tidak melakukan apa-apa.
(sumber dari Ismail Solihin, Pengantar Bisnis, Jakarta 2004)
5. Jelaskan perbedaan antara feedforward control, concurrent control dan feedback
control? Dapatkah anda memberikan contoh untuk masing-masing jenis pengendalian
tersebut?

 Sistem Pengendalian Umpan Maju (Feedforward Control)
Tipe pengendalian ini akan memungkinkan manajer melakukan
antisipasi terhadap masalah sebelum masalah timbul. Feedforward
control sendiri merupakan tipe pengendalian yang berada pada tahapan
input (input stage) dari suatu proses produksi. Para manajer dapat
melakukan feedforward control dengan cara memperketat spesifikasi
bahan baku yang dipasok oleh pemasok. Hal ini dimaksud untuk
menghindari terjadinya hasil produksi yang tidak diinginkan akibat
mutu bahan baku yang rendah. Sebagai contoh, PT. Unilever Indonesia
mengharuskan para pemasok lada bubuk yang nantinya akan digunakan
untuk bahan baku royco. Untuk memastikan bahwa lada bubuk yang
dipasok tidak mengandung bakteri coli. Hal ini untuk menghindari royco
terkontaminasi bakteri coli yang akan sangat merugikan para pelanggan
dan PT Unilever sendiri.
 Sistem Pengendalian Pencegahan (Concurrent Control)
Merupakan pengendalian yang dilakukan oleh para manajer
selama proses produksi berlangsung. Manajer melaksanakan Concurrent
Control dengan dibantu aplikasi teknologi informasi yaang akan
memberikan para manajer peringatan lebih cepat mengenai sumber dari
berbagai permasalahan yang terjadi selama proses produksi seperti
jumlah input yang tidak memenuhi standar, mesin yang tidak berfungsi
dengan baik, tenaga kerja yang tidak terampil,dll.
Sebagai contoh, pabrik makanan yang memiliki alat untuk mengontrol
apakah produk yang sedang diproduksi sesuai dengan standar (ukuran,
berat, campuran, kualitas, dll) yang ditetapkan, yang dapat
dioperasionalkan sendiri oleh karyawan yang bertugas. Jika standar tak
terpenuhi, karyawan bisa mengambil tindakan perbaikan sendiri atau
melapor pada manaajerny manakala ia tidak mampu mengatasinya atau
di luar wewenangnya.
 Sistem Pengendalian Umpan Balik (Feedback Control)
Pada tahap output produksi telah dihasilkan, para manajer
menerapkan Feedback Control dengan tujuan memperoleh informasi
mengenai reaksi dari para konsumen setelah mereka menggunakan
produk perusahaan. Hal ini dilakuakn agar manajer dapat mengambil
berbagai tindakan manajerial yang diperlukan berdasarkan informasi
yang diperoleh dari konsumen. Sebagai contoh, tingkat retur barang
yang meningkat dapat dijadikan indikator oleh para manjer bahwa
produk yang dihasilkan oleh perusahaan tidak sesuai dengan ekspektasi
pelanggan. Padahal sebagaimana dinyatakan oleh Feigenbaum,
mutu/kualitas dari suatu produk dinilai berdasarkan kemampuan produk
tersebut untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Dengan demikian
tingginya retur barang menunjukkan bahwa barang yang diproduksi
tidak berkualitas dan harus dilakukan tindakan koreksi agar produk yang
dihasilkan dapat memuaskan pelanggan.
(sumber dari Ismail Solihin, Pengantar Bisnis, Jakarta 2004)

Anda mungkin juga menyukai