PEMBAHASAN
Ciri-Ciri Organiasi
Seluruh organisasi modern memiliki karakteristik tertentu. Organisasi terfokus pada
prinsip efisiensi : memaksimalkan output dengan menggunakan input yang terbatas. Ciri
lain dari organisasi diantaranya, proses bisnis mereka, budaya organisasi, politik
1
Chriswan, Sungkono, Sistem Informasi Manajemen,(Jakarta: Salemba Empat,2007) hlm. 97-100
organisasi, lingkungan sekitarnya. Struktur organisasi, tujuan, konstituen, dan gaya
kepemimpinan. Semua ciri ini memengaruhi jenis system informasi yang digunakan oleh
organisasi.
a. Rutinitas dan Proses Bisnis
Seluruh organisasi, termasuk organisasi bisnis, menjadi sangat efisien dari waktu ke
waktu karena individu-individu di dalam perusahaan rutinitas(routines) untuk
memproduksi barang dan jasa. Rutinitas terkadang disebut prosedur operasi
standar(standard operating producedures-SOP) adalah peraturan yang tepat, dan praktis
yang telah dikembangkan agar sesuai dengan semua situasi yang diharapkan. Ketika para
pekerja mempelajari rutinitas ini, mereka menjadi sangat produktif dan efisien, serta
perusahaan dapat menekan biaya lembur sambil meningkatkan efisiensi.
b. Politik Organisasi
Orang-orang dalam organisasi menempati posisi yang berbeda-beda dengan
spesifikasi, kepentingan, dan perspektif yang berbeda. Akibatnya, mereka secara alami
memiliki sudut pandang yang berbeda tentang bagaimana sumber daya, penghargaan, dan
sanksi harus didistribusikan. Perbedaan tersebut adalah masalah bagi para karyawan dan
manajer yang menyebabkan perjuangan politis mengenai sumber daya, persaingan, dan
konflik yang terdapat dalam setiap organisasi. Pada hakikatnya, investasi dalam jumlah
besar dibidang system informasi yang dilakukan perusahaan untuk menghasilkan
perubahan yang signifikan di bidang strategi, tujuan bisnis, proses bisnis, dan prosedur
dapat berubah menjadi kejadian-kejadian yang memiliki beban politis. Manajer yang
paham bagaimana bekerja dengan politik suatu organisasi akan menjadi lebih sukses
daripada manajer lainnya dalam menerapkan system informasi yang baru.
c. Budaya Organisasi
Budaya organisasi meliputi serangkaian asumsi-asumsi mengenai produk apa yang
akan diproduksi organisasi, bagaimana organisasi harus memproduksinya, di mana, dan
untuk siapa. Umumnya asumsi-asumsi yang telah menjadi budaya ini diterima
sepenuhnya untuk diteruskan dan jarang sekali dibahas. Proses bisnis-cara utama
organisasi dalam menghasilkan nilai-biasanya menaungi budaya organisasi.
Budaya organisasi adalah upaya kuat pemersatu yang mencegah terjadinya konflik
politis dan mendukung pemahaman umum, persetujuan pelaksanaan prosedur, dan
praktik-praktik pada umumnya. Disaat yang bersamaan, budaya organisasi juga
merupakan penolak perubahan yang kuat, terutama perubahan di bidang teknologi.
Perubahan-perubahan teknologi yang mengancam asumsi-asumsi yang telah menjadi
budaya tersebut, biasanya langsung menghadapi penolakan secara kuat. Bagaimanapun,
ada waktunya di mana jalan satu-satunya yang harus ditempuh perusahaan untuk maju
adalah dengan menerapkan teknologi baru tersebut, meskipun bertentangan dengan
budaya organisasi yang sudah terbentuk. Ketika hal ini terjadi, sering kali teknologi
tersendat, sementara bidaya tersebut secara perlahan melakukan penyesuaian.
d. Lingkungan Organisasi
Organisasi berada di dalam lingkungan tempat mereka memperoleh sumber daya dan
menyediakan hasil akhir berupa barang dan jasa. Organisasi dan lingkungan memiliki
hubungan timbale bail. Disatu sisi, organisasi terbuka serta bergantung pada kondisi
sosial dan lingkungan di sekitarnya. Di sisi lain, organisasi dapat memengaruhi
lingkungannya. Sebagai contoh, organisasi bisnis membentuk kerja sama dengan
organisasi bisnis lainnya untuk memngaruhi proses politik; mereka melakukan iklan
untuk memengaruhi pelanggan agar menerima produknya.
Pada umumnya, lingkungan berubah lebih cepat daripada organisasi. Teknologi baru,
produk baru, perubahan nilai, dan rasa dalam masyarakat (banyak dari hal ini disebabkan
peraturan pemerintah yang baru), yang menimbulkan tekanan-tekanan pada budaya, dan
orang-orang di organisasi manapun.
e. Teknologi yang Mengganggu
Teknologi yang mengganggu (disruptive technologies) adalah produk pengganti yang
memiliki kinerja lebih baik(kadang jauh lebih baik) daripada produk yang pernah
dihasilkan sebelumnya. Dalam kasus lain, teknologi yang mengganggu ini semakin
meluas dipasaran, biasanya karena berfungsi lebih baik dan memiliki harga yang lebih
murah ketimbang produk sebelumnya. Pada akhirnya, teknologi yang menggangu
tersebut berubah menjadi pesaing dengan harga yang murah dibandingkan semua produk
yang pernah dijual sebelumnya. Teknologi yang mengganggu ini sangat cerdik.
Perusahaan yang pertama kali menemukan teknologi yang mengganggu ini, belum tentu
memperoleh keuntungan jika mereka kekurangan sumber daya untuk mengeksploitasi
teknologi tersebut dan gagal melihat kesempatan yang ada.
f. Struktur Organisasi
Setiap organisasi memiliki struktur atau bentuk. Menurut klasifikasi yang dilakukan
Mintzberg, seperti yang dijelaskan pada Tabel 3.2, mengidentifikasikan 5 jenis pokok
struktur organisasi (Mintzberg, 1979).
Di organisasi bisnis berskala kecil, anda akan sering menemukan system yang
dirancang dengan buruk dan dikembangkan dengan terburu-buru sehingga melebihi
kegunaannya. Di perusahaan besar dengan banyak devisi yang beroperasi di ratusan
wilayah, anda akan sering menemukan tidak ada system informasi tunggal yang
diintegrasikan secara menyeluruh, melainkan setiap cabang lokal atau setiap divisi
memiliki serangkaian system informasinya masing-masing.2
g. Fitur-Fitur Organisasi Lainnya
Beberapa organisasi memiliki tujuan yang bersifat memaksa (contoh, penjara): yang
lain memiliki tujuan berasaskan manfaat (contoh, organisasi bisnis). Sisanya memiliki
tujuan yang bersifat normatif/mengatur (unversitas, kelompok keagamaan). Organisasi
juga melayani kelompok yang berbeda-beda atau memiliki pemegang kepentingkan yang
2
Ibid, hlm.101-104
berbeda-beda, beberapa diantaranya bertujuan menguntungkan para anggotanya,
sedangkan yang lainnya bertujuan menguntungkan klien, pemegang saham ataupun
masyarakat. Cara lain dalam membedakan organisasi adalah dari performa dan teknologi
yang digunakan. Beberapa organisasi melakukan pekerjaan-pekerjaan pokok yang
bersifat rutinitas yang dapat diringkas menjadi serangkaian aturan-aturan formal yang
membutuhkan sedikit penilaian(sebagai contoh perusahaan suku cadang mobil). Di mana
organisasi lainnya (seperti perusahaan konsultan) melakukan pekerjaan pokok yang
bukan bersifat rutinitas.
3
Deni, Darmawan, Sistem Informai Manajemen,( Bandung: PT. Remaja Roakarya Offset,2015), hlm. 65-70
hierarki. Dalam masyarakan pasca era industry, peningkatan wewenang bergantung pada
pengetahuan dan kompetisi bukan hanya berdasarkan posisi formal saja.
Teknologi informasi mungkin dapat mendorong organisasi menggunakan
memberdayaan jaringan dalam menyelesaikan tugas-tugasnya, dimana sekelompok
professional berkumpul bisa secara tatap muka maupun secara elektronis dalam jagka
waaktu yang singkat untuk menyelesaikan pekerjaan tertentu ( contoh membuat
rancangan mobil baru); ketika tugas tersebut selesai, para prpfesional tersebut bergabung
dengan sekelompok kerja yang lain.
e. Memahami Penolakan Organisasi Terhadao Perubahan
Tak dapat dihindari lagi, system informasi menjadi bagian dari politik organisasi
karena mereka memengaruhi akses ke sumber yang dinamakan informasi. System
informasi dapat memengaruhi siapa yang mengerjakan apa, kepada siapa, di mana, dan
bagaimana pada sebuah organisasi. Karena system informasi berpontensi mengubah
struktur organisasi, budaya, proses bisnis dan strategi, sering kali ada begitu banyak
penolakan terhadap teknologi saaat diperkenalkan.
Ada beberapa cara dalam memvisualisasikan penolakan organisasi. Penelitian
mengenai penolakan organisasi terhadap inovasi, menunjukan ada 4 faktor terpenting :
sifat dari inovasi teknologi tersebut, struktur organisasi, budaya orang-orang di dalam
organisasi tersebut, dan pekerjaan-pekerjaan yang terkena dampak dari inovasi tersebut
(lihat gambar 3.7). disini, perubahan di bidang teknologi diserap, diinterpretasikan,
dibelokkan, dan dikalahkan oleh peraturan tugas, struktur dan orang-orang dalam suatu
oraisasi.
Karena penolakan dari organisasi begitu kuat,banyak investasi dibidang teknologi
informasi menjadi sia-sia dan tidak meningkatkan produktivias. Tentu saja, riset
mengenai kegagalan – kegagalan dalam suatu proyek menunjukkan bahwa alas an yang
paling sering terjadi dalam kegagalan proyek – proyek besar dalam mencapai tujuannya
bukanlah dari teknolohinya, melainkan penolakan dari organisasi dan politik terhadap
perubahan yang akan dibawa oleh teknologi tersebut.
f. Internet dan Organisasi
Internet, terutama World Wide Web (WWW) memeliki dampak penting terhadap
hubungan antar banyak perusahaan dan entitas diluar perusahaan, bahkan proses bisnis
didalam sebuah organisasi. Internet meningkatkan kemampuan akses, kapasitas
penyimpanan, distribusi informasi, dan pengetahuan bagi organisasi. Dalam
kehadirannya, internet secara dramatis menekan biaya transaksi dan biaya agen yang
dihadapi oleh banyak organisasi.
Organisasi bisnis secara cepat menata ulang proses-proses bisnis utamanya
berdasarkan teknologi internet dan menjadikan teknologi ini komponen terpenting dari
infrastruktur teknologi informasi. Jika jaringan yang sesuai dapat terwujud, hasilnya
adalah proses bisnis yang lebih sederhana, jumlah karyawan yang lebih sedikit, serta
organisasi yang lebih merata dibandingkan pada masa lalu.4
Jenis pekerjaan, keputusan dan proses bisnis yang akan didukung oleh system informasi
tersebut.
4
Ibid, hlm. 72-78