Anda di halaman 1dari 13

SISTEM INFORMASI, ORGANISASI DAN STRATEGI

(Sistem Informasi Manajemen)


Dosen Pengampu : Dr. Putu Yudi Setiawan, S.T., M.M.

Oleh :
KELOMPOK 3 / G3

Anak Agung Sagung Wulan Maharani 2007521024/09


Fadila Vianney Putri Jayadi 2007521030/12
Dewa Ayu Dewi Utami 2007521078/15

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2022/2023
I. Organisasi dan Sistem Informasi
Sistem informasi dan organisasi saling mempengaruhi. Sistem informasi dibangun
oleh manajer untuk melayani kepentingan perusahaan bisnis. Pada saat yang sama,
organisasi harus menyadari dan terbuka terhadap pengaruh sistem informasi untuk
mendapatkan keuntungan dari teknologi baru. Terdapat beberapa definisi tentang
organisasi, diantaranya :
a) Definisi teknikal : organisasi adalah struktur sosial yang stabil dan formal.
Struktur tersebut menggunakan sumber daya dari lingkungannya, serta
mengolah sumber daya tersebut menjadi produk keluaran.
b) Definisi behavioral : sekumpulan hak, kewenangan, kewajiban dan tanggung
jawab yang terbentuk secara seimbang dalam kurun waktu tertentu melalui
konflik dan penyelesaian konflik.
Organisasi adalah struktur formal yang stabil yang mengambil sumber daya dari
lingkungan dan memprosesnya untuk menciptakan output. Organisasi mempunyai ciri-
ciri seperti mempunyai struktur organisasi yang jelas, memiliki rutinitas dan proses
bisnis. Organisasi biasanya juga mempunyai lingkungan, budaya, dan politiknya sendiri.
Ciri lain organisasi termasuk proses bisnisnya, tujuan, pilihan, dan gaya kepemimpinan.
Seluruh ciri ini mempengaruhi jenis sistem informasi yang digunakan organisasi.

1. Karakteristik Umum Organisasi


Dari berbagai macam organisasi, mereka semua memiliki karakteristik umum
seperti :
❖ Pembagian jenis pekerjaan secara jelas dan terspesialisasi.
❖ Organisasi tersusun atas hirarki kewenangan.
❖ Kewenangan dibatasi oleh seperangkat aturan dan prosedur.
❖ Aturan menciptakan sistem yang universal dan tidak memihak.
❖ Penilaian karyawan berdasarkan kualifikasi teknis dan profesionalisme,
bukan karena hubungan pribadi.
❖ Organisasi menganut prinsip efisiensi, memaksimalkan keluaran dengan
masukan yang terbatas.
Organisasi yang berhasil bertahan sepanjang waktu adalah karena mereka sangat
efisien, menghasilkan sejumlah barang dan jasa melalui rutinitas baku. Rutinitas baku
tersebut kemudian dituliskan kedalam serangkaian aturan detail, prosedur dan praktek
yang disebut sebagai prosedur operasi baku (standard operating procedure -SOP). SOP
dikembangkan untuk dapat menanggapi seluruh kemungkinan situasi yang dapat terjadi.
Orang-orang di dalam organisasi mencakup berbagai posisi dengan berbagai kekhususan,
perhatian dan sudut pandang. Sebagai hasilnya, mereka secara alami memiliki cara
pandang berbeda tentang bagaimana mendistribusikan sumberdaya, penghargaan dan
sanksi. Perbedaan-perbedaan ini menjadi masalah bagi manajer dan karyawan, dan
mereka terlibat dalam pertarungan, kompetisi dan konflik politik dalam setiap organisasi.
Hambatan secara politik adalah kesulitan paling besar dalam membawa perubahan dalam
organisasi, terutama dalam pengembangan sistem informasi baru.
Budaya organisasi (organizational culture) adalah serangkaian asumsi dasar
tentang apa produk yang harus dihasilkan organisasi, bagaimana dan dimana produk
tersebut harus dihasilkan, serta untuk siapa produk tersebut dihasilkan. Secara umum,
asumsi budaya ini diterima secara total tanpa syarat (taken totally for granted) dan jarang
dibicarakan atau dinyatakan secara publik.

2. Karakteristik Khusus Organisasi


Meskipun organisasi memiliki banyak karakteristik umum, namun tidak ada
dua organisasi yang identik. Organisasi memiliki struktur, tujuan, konstituen, gaya
kepemimpinan, pekerjaan, dan lingkungan yang berbeda. Salah satu hal penting yang
membedakan organisasi adalah struktur atau bentuknya.
Organisasi bergantung pada lingkungannya untuk memperoleh sumber daya
dan untuk memasarkan barang dan jasa. Organisasi dan lingkungannya memiliki
hubungan timbal balik. Pada satu sisi, organisasi terbuka dan tergantung pada
lingkungan sosial dan fisik yang melengkapinya. Tanpa sumber daya finansial dan
sumber daya manusia organisasi tidak akan ada, sebagai contoh orang mau bekerja
dengan baik dan konsisten untuk mendapatkan upah atau keuntungan dari konsumen.
Organisasi juga harus merespon berbagai peraturan yang dikeluarkan oleh
pemerintah, juga harus merespon berbagai tindakan yang diambil konsumen dan
pesaingnya. Pada sisi lain, organisasi juga dapat mempengaruhi lingkungannya.
Organisasi dapat membentuk aliansi dengan organisasi lainnya untuk mempengaruhi
proses politik, organisasi juga dapat membuat iklan untuk mempengaruhi penerimaan
konsumen terhadap produk mereka.
Secara umum linkungan berubah jauh lebih cepat dibandingkan organisasi.
Penyebab utama kegagalan perusahaan adalah ketidakmampan untuk beradaptasi
dengan perubahan lingungan yang sangat cepat, serta tidak adanya sumber daya untuk
bertahan menghadapi masa-masa sulit meskipun hanya sebentar. Teknologi baru,
produk baru, selera dan nilai publik yang berubah memberi tekanan pada budaya,
politik dan orang-orang dalam organisasi. Kebanyakan organisasi tidak sanggup
menghadapi perubahan ini. Banyak hambatan dalam SOP, konflik politik, dan budaya
organisasi.

II. Dampak Sistem Informasi kepada Organisasi dan Perusahaan


Sistem informasi telah menjadi alat integral, online, interaktif yang sangat terlibat
dalam operasi menit ke menit dan pengambilan keputusan organisasi besar. Selama
dekade terakhir, sistem informasi secara fundamental telah mengubah ekonomi organisasi
dan sangat meningkatkan kemungkinan untuk mengatur pekerjaan. Teori dan konsep dari
ekonomi dan perilaku membantu untuk memahami perubahan yang dibawa oleh TI.

❖ Teori Ekonomi
Dari sudut pandang ekonomi, TI mengubah biaya relatif modal dan biaya
informasi. Teknologi sistem informasi dapat dipandang sebagai faktor
produksi yang dapat menggantikan modal dan tenaga kerja tradisional. Ketika
biaya teknologi informasi menurun, itu menggantikan tenaga kerja, yang
secara historis merupakan biaya yang meningkat. Oleh karena itu, teknologi
informasi harus menghasilkan penurunan jumlah manajer menengah dan
pekerja administrasi sebagai pengganti teknologi informasi untuk tenaga kerja
mereka. Ketika biaya teknologi informasi menurun, ia juga menggantikan
bentuk modal lain seperti bangunan dan mesin, yang tetap relatif mahal. Oleh
karena itu, dari waktu ke waktu kita harus mengharapkan manajer untuk
meningkatkan investasi mereka di TI karena penurunan biaya relatif terhadap
investasi modal lainnya. Teknologi Informasi, terutama penggunaan jaringan,
dapat membantu perusahaan mengurangi biaya keterlibatan dengan pasar
(biaya transaksi). Dengan adanya TI menjadi lebih menguntungkan bagi
perusahaan untuk menghubungi pemasok dari luar dari pada menggunakan
sumber-sumber internal.
Teknologi informasi juga dapat mengurangi biaya manajemen internal.
Berdasarkan teori agensi, perusahaan dipandang sebagai "perhubungan
kontrak" di antara individu-individu yang mementingkan diri sendiri daripada
sebagai kesatuan, entitas memaksimalkan keuntungan (Jensen dan Meckling,
1976). Prinsipal (pemilik) mempekerjakan “agen” (karyawan) untuk
melakukan pekerjaan atas namanya. Namun, agen membutuhkan pengawasan
dan manajemen yang konstan. Jika tidak, mereka akan cenderung mengejar
kepentingan mereka sendiri daripada kepentingan pemilik. Ketika perusahaan
tumbuh dalam ukuran dan ruang lingkup, biaya agensi atau biaya koordinasi
meningkat karena pemilik harus mengeluarkan lebih banyak upaya untuk
mengawasi dan mengelola karyawan.

❖ Teori Perilaku
Teori perilaku berusaha menjelaskan organisasi dari sudut pandang
sosiologi, psikologi dan ilmu politik. Penelitian perilaku telah menemukan
sedikit bukti bahwa sistem informasi secara otomatis mentransformasi
organisasi. Teknologi informasi dapat mengubah hirarki pengambilan
keputusan di dalam organisasi dengan menurunkan biaya pengambilan dan
penyebarluasan informasi. Teknologi informasi dapat membawa informasi
secara langsung dari unit operasional kepada manajer senior, sehingga
mengurangi manajer menengah dan pekerja klerikal. Teknologi komunikasi
memungkinkan manajer senior menghubungi unit operasional tanpa melalui
perantaraan manajemen menengah. TI juga memungkinkan penyebaran
informasi secara langsung ke pekerja level bawah, sehingga mereka dapat
membuat keputusan berdasarkan pengetahuan dan informasi sendiri tanpa
campur tangan manajemen. Namun beberapa penelitian menyarankan agar
manajer menengah diberi lebih banyak informasi, sehingga manajer menengah
lebih berdaya dalam mengambil keputusan penting dan dapat mengurangi
sejumlah pekerja level bawah.
❖ Hubungan Dua Arah antara Organisasi dan Teknologi Informasi

Hubungan dua arah yang kompleks ini dimediasi oleh banyak faktor, tidak sedikit
di antaranya adalah keputusan yang dibuat atau tidak dibuat oleh para manajer. Faktor lain
yang memediasi hubungan ini termasuk lingkungan, budaya, struktur, proses bisnis,
politik, dan keputusan manajemen.

III. Mencapai Keunggulan Kompetitif dengan Sistem Informasi


Seiring dengan pemenuhan kebutuhan produk dan jasa pelanggan perusahaan
maka perusahaan akan berupaya untuk mendapatkan keunggulan diatas pesaingnya
dengan memberikan produk dan jasa pada harga yang lebih rendah, memberikan produk
dan jasa dengan kualitas yang lebih tinggi dan memenuhi kebutuhan khusus dari segmen
pasar tertentu. Dalam sistem informasi, keunggulan kompetitif mengacu pada
penggunaan informasi untuk mendapatkan leverage atau peningkatan di dalam pasar.

a) Rantai Nilai Porter


Professor Harvard Michael E. Porter adalah seseorang yang paling sering dikaitkan
dengan keunggulan kompetitif karena mampu memberikan panduan dan strategi bagi
perusahaan yang mencoba untuk mendapatkan keunggulan diatas pesaingnya. Porter
meyakini bahwa sebuah perusahaan meraih keunggulan kompetitif dengan menciptakan
suatu rantai nilai atau value chain. Rantai nilai ini terdiri atas kegiatan utama dan
pendukung yang memberikan kontribusi kepada margin. Margin adalah nilai dari produk
dan jasa perusahaan setelah dikurangi harga pokoknya, sama halnya dengan yang
diterima oleh pelanggan perusahaan. Meningkatkan margin merupakan tujuan dari rantai
nilai.
Perusahaan menciptakan nilai dengan melakukan apa yang disebut sebagai aktivitas
nilai atau value activities. Aktivitas nilai ini terdiri atas dua jenis yaitu aktivitas nilai
utama atau primary value activities dan aktivitas nilai pendukung atau support value
activities. Aktivitas nilai utama meliputi logistic input yang mendapatkan bahan baku dan
persediaan dari pemasok, operasi perusahaan yang mengubah bahan baku menjadi barang
jadi, logistic output yang memindahkan barang kepada pelanggan, operasi pemasaran dan
penjualan yang mengidentifikasi kebutuhan pelanggan dan mendapatkan pesanan serta
aktivitas jasa yang menjaga hubungan pelanggan yang baik setelah penjualan. Aktivitas
ini mengelola aliran sumber daya fisik di sepanjang perusahaan. Sedangkan aktivitas nilai
pendukung mencakup infrastruktur perusahaan dan bentuk organisasi yang secara umum
akan mempengaruhi seluruh aktivitas nilai utama.
Selain itu, manajemen sumber daya manusia, pengembangan teknologi dan
pengadaan atau pembelian akan mempengaruhi aktivitas utama secara terpisah maupun
dalam bentuk terkombinasi. Baik aktivitas nilai utama maupun penduk ung akan
mengandung unsur penting seperti input yang dibeli, sumber daya manusia dan teknologi
hingga dapat menciptakan informasi. Sebagai contoh, spesialis informasi di dalam unit
jasa informasi dapat menggabungkan basis data pembelian komersial, peralata n
komputasi yang disewa dan program-program yang dikembangkan sendiri untuk
menghasilkan informasi pendukung keputusan bagi eksekutif perusahaan.
b) Memperluas Ruang Lingkup Rantai Nilai

Tambahan keunggulan yang dapat dicapai dengan mengaitkan rantai nilai perusahaan
kepada rantai nilai organisasi lain akan dapat menghasilkan suatu sistem
interorganisasional atau interorganizational system-IOS. Sebuah perusahaan dapat
mengaitkan rantai nilainya kepada rantai nilai pemasoknya dengan mengimplementasikan
sistem yang membuat sumber daya input tersedia bila dibutuhkan. Sebagai contoh adalah
kesepakatan just in time (JIT) dengan pemasok untuk mengirimkan bahan baku sehingga
bahan baku akan tiba beberapa jam sebelum digunakan di dalam proses produksi. JIT
akan membantu meminimalkan biaya penyimpanan bahan baku. Selain itu, perusahaan
juga dapat mengaitkan rantai nilainya dengan rantai nilai jalur distribusinya sehingga
dapat menciptakan suatu sistem nilai atau value system. Sebagai contoh adalah sebuah
maskapai penerbangan yang memungkinkan agen perjalanan sekaligus pelanggan
individu mengakses sistem pemesanan terkomputerisasi maskapai penerbangan untuk
melakukan pemesanan penerbangan.
Ketika para pembeli produk perusahaan adalah organisasi maka rantai nilai akan
dapat dikaitkan dengan rantai nilai perusahaan dan anggota distribusinya. Sebagai contoh
adalah sebuah perusahaan produsen farmasi dapat melampirkan label harga pengecer
kepada produk-produknya sebelum pengiriman sehingga dapat menghemat biaya yang
harus dikeluarkan pengecer nantinya. Ketika pembeli adalah pelanggan individual maka
dapat menggunakan komputer untuk masuk ke dalam situs Web perusahaan untuk
mendapatkan informasi dan melakukan pembelian.

c) Dimensi-Dimensi Keunggulan Kompetitif


1. Keunggulan Strategis (Strategic Advantage)
Keunggulan ini memiliki dampak fundamental dalam membentuk operasi
perusahaan. Sebagai contoh adalah sebuah perusahaan dapat memutuskan untuk
mengubah seluruh datanya menjadi basis data dengan alat penghubung standar
guna memungkinkan berbagi dengan sekutu bisnis dan pelanggannya. Strategi ini
dapat menyebabkan operasi perusahan akan dipengaruhi oleh beberapa cara secara
fundamental. Akses yang ada saat ini bisa jadi dilakukan melalui peranti lunak
komputer buatan perusahaan sendiri, sehingga perubahan tersebut akan
menyebabkan perusahaan mempertimbangkan untuk membeli peranti lunak
pelaporan standar dari vendor luar atau mempekerjakan perusahaan luar untuk
merancang dan mengembangkan suatu sistem pelaporan baru. Mobilitas akses
laporan juga akan ikut terpengaruh karena pengguna tidak lagi membutuhkan
akses langsung ke sumber daya computer perusahaan, setiap sambungan ke
internet akan memungkinkan pengguna menggunakan browser Web untuk
mengakses laporan dari seluruh tempat di dunia. Dalam hal yang sama, pemasok
dan pelanggan potensial akan memiliki potensi akses atas tingkat persediaan
bahan baku dan jadi perusahaan sehingga akan mempercepat transaksi pembelian
dan penjualan perusahaan. Akan tetapi, keamanan tidak dapat diabaikan apabila
terjadinya perubahan sistem informasi secara strategis. Tingkat strategis akan
menentukan arah dan tujuan perusahaan, namun tetap masih terdapat kebutuhan
akan suatu rencana yang dapat mencapai suatu strategi yang menyadari arti
penting dari keamanan.

2. Keunggulan Taktis (Tactical Advantage)


Keunggulan ini didapatkan ketika perusahaan mengimplementasikan strategi
dengan cara yang lebih baik dari pesaingnya. Seperti contoh yaitu layanan
pelanggan dapat ditingkatkan dengan menawarkan pelanggan akses langsung ke
informasi. Hal ini dikarenakan adanya anggapan pada perusahaan bahwa kepuasan
pelanggan akan menghasilkan pengulangan pembelian.
Asumsikan bahwa seorang pelanggan ingin membeli kertas computer
senilai 150 dari perusahaan. Pembelian persediaan alat kantor seperti ini bersif a t
rutin dan sistem informasi mencatat bahwa pelanggan telah melakukan pembelian
dengan total nilai 800 sepanjang bulan tersebut dan terdapat potongan harga
sebesar 5% atas harga pembelian diatas 1.000 untuk setiap bulan. Pembelian yang
dilakukan pada masa lalu ditambah pembelian saat ini senilai 950, hanya berada
sedikit dibawah jumlah yang akan memicu diberikannya potongan harga.
Sistem informasi mencatat bahwa pembeli tersebut sedikit berada di
bawah jumlah pemicu potongan harga dan hal ini akan dapat me mbantu
perusahaan dalam memperoleh keunggulan taktis dalam beberapa hal. Pelanggan
melihat potongan harga 5% sebagai alasan untuk terus membeli produk dari
perusahaan. Kemudian, sistem informasi dapat menyarankan produk mana yang
mungkin ingin dibeli oleh pelanggan. Perusahaan tidak hanya akan mendorong
kesetiaan pelanggan namun juga dapat meningkatkan keuntungan dari penjualan.
Apabila pelanggan secara rutin membeli kertas namun bukan toner tinta
maka dapat diasumsikan bahwa pelanggan seharusnya membeli toner dari
pemasok lain. Hal ini merupakan peluang bagi perusahaan untuk menawarkan
tonernya dengan harga yang rendah dan memungkinkan untuuk memenangkan
pembelian toner pelanggan itu di masa depan. Potongan harga itu sendiri
merupakan insentif bagi pelanggan namun juga memberikan keuntungan
ekonomis bagi perusahaan. Dengan mendapatkan tambahan 50 dalam pesanan
ini, maka perusahaan akan dapat menghemat beban pemrosesan pesanan kedua.
Pesanan berikutnya dari pelanggan akan dapat mencapai tingkat 1.000 dan
perusahaan akan menanggung beban memproses pesanan kedua sekaligus
memberikan potongan harga. Memberikan potongan harga untuk pesanan ini
akan menghemat perusahaan dari biaya pemrosesan pesanan kedua. Perusahaan
juga akan dapat menghemat beban yang lebih besar karena hanya akan membuat,
memenuhi dan mengirimkan satu kali pengiriman saja.
Keputusan strategis adalah menjadikan sistem informasi perusahaan
tersedia bagi para pelanggan untuk meningkatkan layanan pelanggan. Perusahaan
mengembangkan suatu sistem informasi taktis yang tidak hanya akan
meningkatkan kepuasan pelanggan namun juga meningkatkan profitabilitas.

3. Keunggulan Operasional (Operational Advantage)


Keunggulan ini berhubungan dengan transaksi dan proses sehari-hari. Situs
Web yang mengingat pelanggan beserta preferensi dari transaksi masa lalu akan
mencerminkan suatu keunggulan operasional. Browser memiliki file kecil
berisikan informasi yang terdapat di dalam computer pengguna yang dapat
menyimpan nomor akun, kata sandi, dan informasi lainnya yang berhubungan
dengan transaksi pengguna. Hal ini merupakan kemudahan berharga bagi
pelanggan dan memberikan keuntungan langsung kepada perusahaan. Pelanggan
yang menggunakan Web untuk menempatkan pembelian akan menghemat beban
perusahaan dalam membayar seorang juru tulis untuk memasukkan data namun
hal ini hanyalah keuntungan minor saja. ketika data ataupun informasi yang
dimasukkan oleh pengguna dan dapat diambil dari catatan sebelumnya maka data
tersebut akan memiliki tingkat akurasi yang lebih besar. Apabila data dan
informasi tidak akurat, pengguna tidak akan menyalahkan perusahaan ka rena
berbagai alasan operasional, akses Web ke sistem informasi perusahaan akan
dapat meningkatkan hubungan dengan pelanggan.

IV. Permasalahan Manajemen dalam Penggunaan Sistem Informasi untuk


Keunggulan Kompetitif.
Sistem informasi strategis sering kali mengubah organisasi baik dalam produk,
layanan, dan prosedur operasinya, serta mendorong organisasi ke dalam pola perilaku
baru. Berhasil menggunakan sistem informasi untuk mencapai keunggulan kompetitif
merupakan sebuah hal yang menantang dan memerlukan koordinasi yang tepat atas
teknologi, organisasi, dan manajemen. Namun sayangnya tidak semua sistem informasi
strategis tersebut dapat memberikan keuntungan serta kemungkinan memerlukan biaya
yang sangat mahal dalam membangunnya. Keunggulan strategis tidak selalu dapat
dipertahankan karena banyak sistem informasi strategis berpeluang besar ditiru oleh
perusahaan lain. Maka dari itu, analisis sistem strategis sangatlah diperlukan dalam
membantu perusahaan.
Seringkali masa depan perusahaan dalam jangka panjang ditentukan oleh
beberapa sistem informasi tertentu. Sistem informasi tersebut merupakan sebuah alat
yang sangat handal bagi perusahaan agar bisa tetap menjadi yang terdepan dalam
kompetisi bisnis, yang mana sistem tersebut dikenal dengan sebutan strategic information
systems. Strategic information system merupakan sistem komputer pada berbagai
tingkatan organisasi yang dapat mengubah tujuan, operasional, produk, layanan atau
lingkungan relationship untuk membantu perusahaan dalam memperoleh keunggulan
kompetitif. Terdapat sebuah pertanyaan yang sering muncul dalam tingkatan strategis
bisnis, yaitu “Bagaimana perusahaan dapat bersaing secara efektif dalam kondisi pasar
saat ini?”.
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, umumnya ada empat strategi yang dapat
dilakukan, yakni:
1. Menghasilkan barang dengan harga murah (kepemimpinan berbiaya
rendah).
Dalam artian ini, proyek bisnis atau perusahaan dapat menggunakan system
informasi untuk mencapai biaya operasional terendah sehin gga dapat
menghasilkan harga terendah untuk produknya. Yang mana seperti diketahui
bahwa konsumen akan lebih menyukai harga rendah dibandingkan harga tinggi.
2. Diferensiasi barang dan jasa (diferensiasi produk).
Dalam artian ini, perusahaan dapat menggunakan system informasi untuk
mengaktifkan produk maupun layanan baru yang dapat mengubah kenyamanan
pelanggan dalam menggunakan produk dan layanan yang sudah ada. Contohnya
perusahaan Apple yang menciptakan iPod (pemutar music digital portable yang
unik) ditambah dengan layanan music Web online yang unik pula di mana lagu
dapat dibeli masing-masing seharga $0,69 hingga $1,29. Selain itu perusahaan
Apple selalu menghasilkan inovasi baru yang berbeda pada produknya seperti
produk Iphone multimedia, computer tablet Ipad, dan pemutar video Ipod.
3. Mengubah cakupan kompetisi, baik dengan memperbesar pasar,
memasuki pasar global, atau dengan memperkecil pasar dengan cara
fokus pada segmen pasar kecil (niche market) yang tidak terlayani
dengan baik oleh para pesaing.
Dalam strategi ini focus on niche market, system informasi memungkinkan
perusahaan untuk menganalisis pola, selera, dan preferensi pembelian pelanggan
dengan cermat, sehingga perusahaan secara efisien dapat meluncurkan
kampanye iklan dan pemasaran ke pasar sasaran yang lebih kecil.
4. Memperkuat keintiman pelanggan dan pemasok
Dalam strategi ini, system informasi digunakan untuk mempererat hubungan
dengan pemasok dan mengembangkan keintiman dengan pelanggan. Hubungan
yang kuat dengan pelanggan dan pemasok dapat meningkatkan biaya peralihan
(biaya peralihan dari satu produk ke produk pesaing), dan loyalitas kepada
perusahaan terkait.
Sedangkan pada perusahaan digital menawarkan beberapa kemampuan baru
untuk mendukung strategi bisnis pada tingkatan strategis dengan:
1. Mengelola rantai suplai (supply chain);
2. Membangun sistem yang dapat merasakan dan merespon (sense and respond)
pelanggan dengan efisien; dan
3. Menggunakan web untuk mengirimkan produk dan layanan baru ke pasar.
DAFTAR PUSTAKA

Laudin, K. C. & Jane P. L. 2015. Management Information Systems: Managing The Digital
Firm (Edisi 13). Jakarta: Salemba Empat
Laudon, K. C. & Jane P. L. 2016. Management Information Systems: Managing The Digital
Firm, 14 th edition. England: Perason

Anda mungkin juga menyukai