Oleh :
KELOMPOK 3 / G3
❖ Teori Ekonomi
Dari sudut pandang ekonomi, TI mengubah biaya relatif modal dan biaya
informasi. Teknologi sistem informasi dapat dipandang sebagai faktor
produksi yang dapat menggantikan modal dan tenaga kerja tradisional. Ketika
biaya teknologi informasi menurun, itu menggantikan tenaga kerja, yang
secara historis merupakan biaya yang meningkat. Oleh karena itu, teknologi
informasi harus menghasilkan penurunan jumlah manajer menengah dan
pekerja administrasi sebagai pengganti teknologi informasi untuk tenaga kerja
mereka. Ketika biaya teknologi informasi menurun, ia juga menggantikan
bentuk modal lain seperti bangunan dan mesin, yang tetap relatif mahal. Oleh
karena itu, dari waktu ke waktu kita harus mengharapkan manajer untuk
meningkatkan investasi mereka di TI karena penurunan biaya relatif terhadap
investasi modal lainnya. Teknologi Informasi, terutama penggunaan jaringan,
dapat membantu perusahaan mengurangi biaya keterlibatan dengan pasar
(biaya transaksi). Dengan adanya TI menjadi lebih menguntungkan bagi
perusahaan untuk menghubungi pemasok dari luar dari pada menggunakan
sumber-sumber internal.
Teknologi informasi juga dapat mengurangi biaya manajemen internal.
Berdasarkan teori agensi, perusahaan dipandang sebagai "perhubungan
kontrak" di antara individu-individu yang mementingkan diri sendiri daripada
sebagai kesatuan, entitas memaksimalkan keuntungan (Jensen dan Meckling,
1976). Prinsipal (pemilik) mempekerjakan “agen” (karyawan) untuk
melakukan pekerjaan atas namanya. Namun, agen membutuhkan pengawasan
dan manajemen yang konstan. Jika tidak, mereka akan cenderung mengejar
kepentingan mereka sendiri daripada kepentingan pemilik. Ketika perusahaan
tumbuh dalam ukuran dan ruang lingkup, biaya agensi atau biaya koordinasi
meningkat karena pemilik harus mengeluarkan lebih banyak upaya untuk
mengawasi dan mengelola karyawan.
❖ Teori Perilaku
Teori perilaku berusaha menjelaskan organisasi dari sudut pandang
sosiologi, psikologi dan ilmu politik. Penelitian perilaku telah menemukan
sedikit bukti bahwa sistem informasi secara otomatis mentransformasi
organisasi. Teknologi informasi dapat mengubah hirarki pengambilan
keputusan di dalam organisasi dengan menurunkan biaya pengambilan dan
penyebarluasan informasi. Teknologi informasi dapat membawa informasi
secara langsung dari unit operasional kepada manajer senior, sehingga
mengurangi manajer menengah dan pekerja klerikal. Teknologi komunikasi
memungkinkan manajer senior menghubungi unit operasional tanpa melalui
perantaraan manajemen menengah. TI juga memungkinkan penyebaran
informasi secara langsung ke pekerja level bawah, sehingga mereka dapat
membuat keputusan berdasarkan pengetahuan dan informasi sendiri tanpa
campur tangan manajemen. Namun beberapa penelitian menyarankan agar
manajer menengah diberi lebih banyak informasi, sehingga manajer menengah
lebih berdaya dalam mengambil keputusan penting dan dapat mengurangi
sejumlah pekerja level bawah.
❖ Hubungan Dua Arah antara Organisasi dan Teknologi Informasi
Hubungan dua arah yang kompleks ini dimediasi oleh banyak faktor, tidak sedikit
di antaranya adalah keputusan yang dibuat atau tidak dibuat oleh para manajer. Faktor lain
yang memediasi hubungan ini termasuk lingkungan, budaya, struktur, proses bisnis,
politik, dan keputusan manajemen.
Tambahan keunggulan yang dapat dicapai dengan mengaitkan rantai nilai perusahaan
kepada rantai nilai organisasi lain akan dapat menghasilkan suatu sistem
interorganisasional atau interorganizational system-IOS. Sebuah perusahaan dapat
mengaitkan rantai nilainya kepada rantai nilai pemasoknya dengan mengimplementasikan
sistem yang membuat sumber daya input tersedia bila dibutuhkan. Sebagai contoh adalah
kesepakatan just in time (JIT) dengan pemasok untuk mengirimkan bahan baku sehingga
bahan baku akan tiba beberapa jam sebelum digunakan di dalam proses produksi. JIT
akan membantu meminimalkan biaya penyimpanan bahan baku. Selain itu, perusahaan
juga dapat mengaitkan rantai nilainya dengan rantai nilai jalur distribusinya sehingga
dapat menciptakan suatu sistem nilai atau value system. Sebagai contoh adalah sebuah
maskapai penerbangan yang memungkinkan agen perjalanan sekaligus pelanggan
individu mengakses sistem pemesanan terkomputerisasi maskapai penerbangan untuk
melakukan pemesanan penerbangan.
Ketika para pembeli produk perusahaan adalah organisasi maka rantai nilai akan
dapat dikaitkan dengan rantai nilai perusahaan dan anggota distribusinya. Sebagai contoh
adalah sebuah perusahaan produsen farmasi dapat melampirkan label harga pengecer
kepada produk-produknya sebelum pengiriman sehingga dapat menghemat biaya yang
harus dikeluarkan pengecer nantinya. Ketika pembeli adalah pelanggan individual maka
dapat menggunakan komputer untuk masuk ke dalam situs Web perusahaan untuk
mendapatkan informasi dan melakukan pembelian.
Laudin, K. C. & Jane P. L. 2015. Management Information Systems: Managing The Digital
Firm (Edisi 13). Jakarta: Salemba Empat
Laudon, K. C. & Jane P. L. 2016. Management Information Systems: Managing The Digital
Firm, 14 th edition. England: Perason