Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

SISTEM INFORMASI, ORGANISASI, MANAJEMEN, dan STRATEGI


Dosen pengampu : Risca Fitri Ayuni, SE., MM., MBA.,CMA

KELOMPOK 3

Darma Kusuma H. 175020207111031


Nova Dia Ningtyas 185020201111002
Muhammad Faisol H 185020200111008
Wisnu Wardana M 185020200111010

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
dengan karunia-Nya kami dapat menyelesaiakan makalah tentang Sistem
Informasi, Organisasi, Dan Strategi.  Meskipun banyak hambatan yang kami
alami dalam proses pengerjaannya, namun kami berhasil menyelesaikan laporan
ini tepat pada waktunya.

Kami berharap semoga makalah  ini dapat menjadi sesuatu yang berguna


bagi kita bersama. Kami menyadari bahwa makalah  ini masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun guna sempurnanya makalah ini. Kami berharap semoga laporan
makalah ini bisa bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada
umumnya.
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Sistem informasi pada zaman sekarang sangat berkembang pesat
sehingga dapat mempengaruhi kehidupan social dari berbagai aspek.
Organisasi menjadi salah satu hal yang berubah karena berkembangnya
system informasi. Pada zaman sekarang orang-orang percaya bahwa
system informasi dapat membuat pekerjaan lebih efisien dan optimal.
Sebagai seorang manajer perlu kita pahami bahwa system informasi dapat
sangat membantu organisasi dalam segala hal mulai dari menghemat
sumber daya, mempersingkat waktu, serta produktivitas.

Sistem informasi dan organisasi saling memengaruhi satu sama lain.


Sistem Informasi dibangun oleh manajer untuk melayani kepentingan
perusahaan. Pada saat bersamaan organisasi harus waspada sekaligus
terbuka terhadap pengaruh dari system informasi untuk mendapatkan
manfaat dari teknologi baru. Interaksi antara teknologi informasi dengan
organisasi begitu rumit dan dipengaruhi banyak faktor, termasuk
diantaranya struktur organisasi, proses bisnis, politik, budaya, lingkungan
sekitar, dan keputusan manajemen. Kita perlu memahami bagaimana dapat
mengubah kehidupan sosial dan pekerjaan.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksut dengan organisasi dan system informasi?
2. Ciri – ciri organisasi
3. Apa pengaruh sistem informasi pada organisasi dan bisnis?
4. Bagaimana penggunaan sistem informasi untuk keunggulan
kompetitif?
5. Implementasi terhadap studi kasus yang sedang terjadi
1.3. Tujuan
1. Paham dengan definisi organisasi dan system informasi
2. Memahami ciri-ciri organisasi beserta penjelasannya
3. Memahami pengaruh system informasi pada organisasi dan bisnis
4. Memahami penggunaan system informasi untuk keunggulan
kompetitif
5. Memahami materi lewat studi kasus yang disediakan
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. DEFINISI ORGANISASI


Organisasi adalah struktur sosial formal stabil yang mengambil sumber
daya
lingkungan dan proses mereka untuk menghasilkan produk/output. Definisi teknis
ini berfokus pada tiga elemen organisasi. Modal dan tenaga kerja adalah faktor
produksi utama yang disediakan oleh lingkungan. Organisasi (perusahaan)
mengubah input ini menjadi produk dan layanan dalam fungsi produksi. Produk
dan layanan dikonsumsi oleh lingkungan dengan imbalan

(lihat Gambar 3. 2).

Inti dari gambar diatas adalah perusahaan memproduksi sebuah output


untuk lingkungan sekitar sehingga mendapatkan input dari lingkungan sekitar
juga. Proses perubahan input menjadi output tersebut adalah proses produksi.

Organisasi lebih stabil daripada kelompok informal (seperti kelompok


teman yang bertemu setiap Jumat untuk makan siang) dalam hal umur panjang
dan rutinitas. Organisasi adalah badan hukum formal dengan aturan dan prosedur
internal yang harus mematuhi hukum. Organisasi juga merupakan struktur sosial
karena mereka adalah kumpulan elemen sosial, sama seperti mesin memiliki
struktur — pengaturan khusus katup, poros, dan bagian lainnya.

Definisi organisasi yang memang terlihat adalah kuat dan sederhana, tetapi
tidak terlalu deskriptif seperti organisasi dunia nyata. Definisi perilaku yang lebih
realistis dari suatu organisasi adalah sekumpulan hak, hak istimewa, kewajiban,
dan tanggung jawab yang seimbang selama periode waktu tertentu melalui konflik
dan resolusi konflik Dalam pandangan perilaku perusahaan ini, orang yang
bekerja di organisasi mengembangkan cara kerja sehingga mereka mendapatkan
keterikatan pada hubungan
yang ada.

Penjelasan dari
gambar diatas adalah
definisi dari perusahaan
bila dilihat dari sisi perilaku
manusia ,tenaga kerja yang diambil dari lingkungan ketika masuk organisasi
formal akan melalui proses yang tertera didalam kotak sehingga tercapainya
output tingkah laku yang sesuai dengan organisasi formal tersebut .
2.2. CIRI-CIRI ORGANISASI
Seluruh organisasi modern memiliki karakteristik tertentu.
Organisasi terfokus pada prinsip efisiensi : memaksimalkan output dengan
menggunakan input yang terbatas. Ciri lain dari organisasi diantaranya,
proses bisnis mereka, budaya organisasi, politik organisasi, lingkungan
sekitarnya. Struktur organisasi, tujuan, konstituen, dan gaya
kepemimpinan. Semua ciri ini memengaruhi jenis system informasi yang
digunakan oleh organisasi.
Rutinitas dan Proses Bisnis
Seluruh organisasi, termasuk organisasi bisnis, menjadi sangat
efisien dari waktu ke waktu karena individu-individu di dalam
perusahaan rutinitas(routines) untuk memproduksi barang dan jasa.
Rutinitas terkadang disebut prosedur operasi standar(standard operating
producedures-SOP) adalah peraturan yang tepat, dan praktis yang telah
dikembangkan agar sesuai dengan semua situasi yang diharapkan. Ketika
para pekerja mempelajari rutinitas ini, mereka menjadi sangat produktif
dan efisien, serta perusahaan dapat menekan biaya lembur sambil
meningkatkan efisiensi.
Politik Organisasi
Orang-orang dalam organisasi menempati posisi yang berbeda-
beda dengan spesifikasi, kepentingan, dan perspektif yang berbeda.
Akibatnya, mereka secara alami memiliki sudut pandang yang berbeda
tentang bagaimana sumber daya, penghargaan, dan sanksi harus
didistribusikan. Perbedaan tersebut adalah masalah bagi para karyawan
dan manajer yang menyebabkan perjuangan politis mengenai sumber daya,
persaingan, dan konflik yang terdapat dalam setiap organisasi. Pada
hakikatnya, investasi dalam jumlah besar dibidang system informasi yang
dilakukan perusahaan untuk menghasilkan perubahan yang signifikan di
bidang strategi, tujuan bisnis, proses bisnis, dan prosedur dapat berubah
menjadi kejadian-kejadian yang memiliki beban politis. Manajer yang
paham bagaimana bekerja dengan politik suatu organisasi akan menjadi
lebih sukses daripada manajer lainnya dalam menerapkan system
informasi yang baru.
Budaya Organisasi
Budaya organisasi meliputi serangkaian asumsi-asumsi mengenai
produk apa yang akan diproduksi organisasi, bagaimana organisasi harus
memproduksinya, di mana, dan untuk siapa. Umumnya asumsi-asumsi
yang telah menjadi budaya ini diterima sepenuhnya untuk diteruskan dan
jarang sekali dibahas. Proses bisnis-cara utama organisasi dalam
menghasilkan nilai-biasanya menaungi budaya organisasi.
Dapat dilihat dari gambar diatas bahwa perusahaan tersusun dari
rutinitas dan tingkah laku dari setiap individu sehingga dapat terbentuk
sebuah perusahaan dengan tingkah laku serta system informasi yang baik
tentu dapat meningkatkan produktivitas perusahaan.
Budaya organisasi adalah upaya kuat pemersatu yang mencegah
terjadinya konflik politis dan mendukung pemahaman umum, persetujuan
pelaksanaan prosedur, dan praktik-praktik pada umumnya. Disaat yang
bersamaan, budaya organisasi juga merupakan penolak perubahan yang
kuat, terutama perubahan di bidang teknologi. Perubahan-perubahan
teknologi yang mengancam asumsi-asumsi yang telah menjadi budaya
tersebut, biasanya langsung menghadapi penolakan secara kuat.
Bagaimanapun, ada waktunya di mana jalan satu-satunya yang harus
ditempuh perusahaan untuk maju adalah dengan menerapkan teknologi
baru tersebut, meskipun bertentangan dengan budaya organisasi yang
sudah terbentuk. Ketika hal ini terjadi, sering kali teknologi tersendat,
sementara bidaya tersebut secara perlahan melakukan penyesuaian.
Lingkungan Organisasi
Organisasi berada di dalam lingkungan tempat mereka memperoleh
sumber daya dan menyediakan hasil akhir berupa barang dan jasa. Organisasi dan
lingkungan memiliki hubungan timbale balik. Disatu sisi, organisasi terbuka serta
bergantung pada kondisi sosial dan lingkungan di sekitarnya. Di sisi lain,
organisasi dapat memengaruhi lingkungannya. Sebagai contoh, organisasi bisnis
membentuk kerja sama dengan organisasi bisnis lainnya untuk memngaruhi
proses politik; mereka melakukan iklan untuk memengaruhi pelanggan agar
menerima produknya.
Pada umumnya, lingkungan berubah lebih cepat daripada organisasi.
Teknologi baru, produk baru, perubahan nilai, dan rasa dalam masyarakat (banyak
dari hal ini disebabkan peraturan pemerintah yang baru), yang menimbulkan
tekanan-tekanan pada budaya, dan orang-orang di organisasi manapun.

Teknologi yang Mengganggu


Teknologi yang mengganggu (disruptive technologies) adalah
produk pengganti yang memiliki kinerja lebih baik(kadang jauh lebih
baik) daripada produk yang pernah dihasilkan sebelumnya. Dalam kasus
lain, teknologi yang mengganggu ini semakin meluas dipasaran, biasanya
karena berfungsi lebih baik dan memiliki harga yang lebih murah
ketimbang produk sebelumnya. Pada akhirnya, teknologi yang menggangu
tersebut berubah menjadi pesaing dengan harga yang murah dibandingkan
semua produk yang pernah dijual sebelumnya. Teknologi yang
mengganggu ini sangat cerdik. Perusahaan yang pertama kali menemukan
teknologi yang mengganggu ini, belum tentu memperoleh keuntungan jika
mereka kekurangan sumber daya untuk mengeksploitasi teknologi tersebut
dan gagal melihat kesempatan yang ada.
Teknologi Yang Mengganggu : Yang Menang Dan Yang Kalah
TEKNOLOGI PENJELASAN YANG KALAH DAN YANG
MENANG
Cip (chips) Ribuan bahkan jutaan transistor Perusahaan mikroprosesor menang
mikroprosesor (1971) dalam sebuah cip silicon (Intel, Taxas Instrumen) sementara
perusahaan transistor mengalami
penurunan (General Electric-GE)
Computer probadi Kecil, tidak terlalu mahal, dan Produsen PC Berjaya (HP, Apple,
(personal computer- berfungsi sebagai IBM), sedangkan
PC) (1975) computer desktop produsen mainframe (IBM) dan
minicomputer (DEC) kalah
Foto digital (1975) Menggunakan cip sensor gambar Produsen CCD dan kamera
CCD (charge-coupled device) ttradisional menang, perusahaan
untuk merekam gambar penghasil pita film/klise kalah.
World Wide Web Hadirnya database dan file digital Para pemilik konten dan
(1989) serta laman web berskala global berita online diuntungkan,
sedangkan perusahaan media
tradisional (Koran, majalah, siaran
televisi) kalah.
Layanan internet, Laman web penampung konten Pemilik platform internet, penyedia
musik, video, dan musik, video, dan siaran TV yang telekomunikasi (ATT, Verizon),
TV(1998) dapat diunduh serta penyedia jasa internet lokal
lainnya menang, sementara pemilik
konten dan peritel konten dalam
bentuk fisik kalah (Tower Records,
Blockbuster).
PageRank alghorithm Metode untuk menentukan Google tampil sebagai
peringkat laman web berdasarkan pemenang(mereka pemilik hak
popularitas  untuk mempermudah patennya), sementara penyedia jasa
pencarian (searching) mesin pencari lainnya seperti (Alta
Vista) kalah.
Perangkat lunak Menggunakan internet untuk Perusahaan penyedia jasa perangkat
sebagai layanan web melakukan akses jarak jauh lewat lunak online  menang
perangkat lunak berbasis internet (Salesforce.com), sementara
perusahaan perangkat lunak
tradisional yang menggunakan
“boks”(Microsoft, SAP, Oracle)
kalah.

Struktur Organisasi
Setiap organisasi memiliki struktur atau bentuk. Menurut
klasifikasi yang dilakukan Mintzberg, seperti yang dijelaskan pada Tabel
3.2, mengidentifikasikan 5 jenis pokok struktur organisasi (Mintzberg,
1979).
Di organisasi bisnis berskala kecil, anda akan sering menemukan
system yang dirancang dengan buruk dan dikembangkan dengan terburu-
buru sehingga melebihi kegunaannya. Di perusahaan besar dengan banyak
devisi yang beroperasi di ratusan wilayah, anda akan sering menemukan
tidak ada system informasi tunggal yang diintegrasikan secara
menyeluruh, melainkan setiap cabang lokal atau setiap divisi memiliki
serangkaian system informasinya masing-masing.
Fitur-Fitur Organisasi Lainnya
Beberapa organisasi memiliki tujuan yang bersifat memaksa
(contoh, penjara): yang lain memiliki tujuan berasaskan manfaat (contoh,
organisasi bisnis). Sisanya memiliki tujuan yang bersifat
normatif/mengatur (unversitas, kelompok keagamaan). Organisasi juga
melayani kelompok yang berbeda-beda atau memiliki pemegang
kepentingkan yang berbeda-beda, beberapa diantaranya bertujuan
menguntungkan para anggotanya, sedangkan yang lainnya bertujuan
menguntungkan klien, pemegang saham ataupun masyarakat. Cara lain
dalam membedakan organisasi adalah dari performa dan teknologi yang
digunakan. Beberapa organisasi melakukan pekerjaan-pekerjaan pokok
yang bersifat rutinitas yang dapat diringkas menjadi serangkaian aturan-
aturan formal yang membutuhkan sedikit penilaian(sebagai contoh
perusahaan suku cadang mobil). Di mana organisasi lainnya (seperti
perusahaan konsultan) melakukan pekerjaan pokok yang bukan bersifat
rutinitas.
2.3. PENGARUH SISTEM INFORMASI BAGI ORGANISASI DAN
PERUSAHAAN BISNIS
System informasi telah menjadi alat bantu yang integral,  online, serta
interaksi yang dilibatan setip saat dalam kegitan operasional dan pengambilan
keputusa kepada perusahaan- perusahaan besar. Selama sepuluh tahun terakhir,
siste, informasi telah mengubah secara pendemental nilai ekonomi suatu
perusahaan serta besar peluang dalam mengorganisasikan pekerjaan.
DAMPAK EKONOMI
Dari sudut pandang ekonomi, TI telah mengubah biaya modal dan biaya
informasi yang bersifat relative/ tidak langsung/ bergantung kondisi tertentu.
System informasi dapat dipandang sebagai factor produksi yang menggantikan
modal dan tenaga kerja tradisional. Oleh sebab itu, teknologi informasi akan
menghasilkan penurunan jumlah manajer tingkat menegah dan pekerjaan yang
berkaitan dengan administrasi, ketika menggantikan perannya sebagai sumber
daya tenaga kerja. Ketika biaya teknologi informasi menurun, ia juga akan
menggantikan beberapa bentuk modal  seperti genung dan mesin, yang biasanya
mahal.
Teknologi informasi juga memengaruhi biaya dan kualitas informasi serta
mengubah nilai ekonomis suatu informasi. Teknologi informasi membantu
perusahaan  dalam mendapatkan kontra dengan nilai yang pantas, karena
teknologi informasi dapat menekan biaya transaksi- biaya tersebut dikenakan
ketika  perusahaan membeli suatu dipasaran  yang tidak  dapat dihasilkan.
Berdasarkan teori biaya transaksi, perusahaan maupun individu mencari baiaya
transaksi yang paling murah, yang sebagaian besar berupa biaya produksi. Secara
tradisional, perusahaan telah berusaha mengurangi biya transaksi melalui integrasi
secara vertical, dengan memperbesar perusahaan, menambah jumlah tenaga kerja
serta mengkuisisi pemasok dan distibutornya, seperti yang dilakukan General
Motors dan Ford.
Teknologi informasi, terutama penggunaan jaringan, dapat membantu
perusahaan dalam menekan biaya partisipasi biaya pasar ( biaya transaksi),
menjadikan kontrak dengan pemasok eksternal lebih menguntungkan ketimbang
menggunakan sumber daya internal. Sebagai hasilnya, perusahaan dapat
melakukan perampingan ( jumlah karyawan) guna meningkatkan daya saing
dalam pangsa pasar, karena biaya alih daya tenaga kerja lebih murah ketimbang
harus merekrut karyawan sendiri.
Ketika biaya transaksi mengalami penurunan, ukuran perusahaan (jumlah
tenaga kerja) juga menjadi semakin ramping, karena lebih mudah dan murah bagi
perusahaan dalam melakukan kontra pembelian brang atau jasa dipaaran
ketimbang memproduksi ataupun menyediakan jasa diperusahaannya sendiri.
Teknologi informasi juga dapat mengurangi biaya internal
menejemen. Berdasarkan teori kegunaan, organisassi lebih dipandang sebagai “
penghubung kontrak” diantara individu-individu yang memiliki kepentingan
ketimbang sebagai kesatuan lembaga yang bertujuan mengoptimalisasi
keuntungan ( Jensen dan Meckling, 1976).
Teknologi informasi, dengan dengan mengurangi biaya perolehan dan
analisis informasi, memungkinkan organisasi mengurangi biaya agen karena
mempermudah para manajer dalam megawasi jumlah karyawan yang lebih
banyak. Karena TI mengurangi biaya agen dan biaya transaksi sekaligus, kita
seharusnya berharap perusahaan semakin  ramping dari waktu ke waktu berikut
modal yang diinvestasikan dalam teknologi informasi.
DAMPAK BAGI STRUKTUR DAN PERILAKU ORGANISASI
Teori berdasarkan pendekatan sosiologi  mengenai organisasi yang
rumut,menujukan pada kita beberapa pemahaman mengenai bagaimana dan
mengapa perusahaan berubah seiring dengan penerapan teknologi informasi yang
baru.
IT Meratakan Organisasi
Sejumlah besar, organisasi bersifat birokrat, yang sebagian besar dikembangkan
sebelum zaman computer, lambat dalam berubah dan kompetitif dibandingkan
organisasi yang baru dibentuk. Beberapa organisasi raksasa ini telah menyusut,
mengurangi jumlah karyawan dan jumlah jabatan pada struktur organisasi mereka.
Riset tentang perilaku menghasilkan teori bahwa teknologi informasi
memfasilitasi pemerataan hierarki dalam suatu perusahaan dengan memperluas
distribusi infoermasi gua memperdayaka karyawan di level bawah dan
meningkatkan efisien manajemen ( lihat Gambar 3.6).

TI mendorong hak pengambilan keputusan diberikan kepada level yang lebih


bawah, karena karyawan di level bahwa menerima informasi yang mereka
perlukan tampa pengawasan.Karena sekarang para manajer menerima informasi
yang lebih akurat dan tepat waktu, mereka menjadi lebih cepat dalam mengambil
keputusan, maka jumlah manajer yang diperlukan lebih sedikit. Perubahan ini
berarti jangkauan  konrol manajemen menjadi semakin luas, memungkinkan
manajer tingkat atas untuk mengontrol dan mengelola lebih banyak karyawan
dengan cukupan yang lebih luas.
 Organisasi Pascaindustri
Teori Postindustri ( pasca era industry ) lebih berdasarkan sejarah
ketimbang ekonomi, juga mendukung gagasan bahwa teknologi informasi
seharusnya merentakan hierarki. Dalam masyarakan pasca era  industry,
peningkatan wewenang bergantung pada pengetahuan dan kompetisi bukan hanya
berdasarkan posisi formal saja.
  Teknologi informasi mungkin dapat mendorong organisasi menggunakan
memberdayaan jaringan dalam menyelesaikan tugas-tugasnya, dimana
sekelompok professional berkumpul bisa secara tatap muka maupun secara
elektronis dalam jagka waaktu yang singkat untuk menyelesaikan pekerjaan
tertentu ( contoh membuat rancangan mobil baru); ketika tugas tersebut selesai,
para prpfesional tersebut bergabung dengan sekelompok kerja yang lain.
Memahami Penolakan Organisasi Terhadap Perubahan
Tak dapat dihindari lagi, system informasi menjadi bagian dari politik
organisasi karena mereka memengaruhi akses ke sumber yang dinamakan
informasi. System informasi dapat memengaruhi siapa yang mengerjakan apa,
kepada siapa, di mana, dan bagaimana pada sebuah organisasi. Karena system
informasi berpontensi mengubah struktur organisasi, budaya, proses bisnis dan
strategi, sering kali ada begitu banyak penolakan terhadap teknologi saaat
diperkenalkan.
Ada beberapa cara dalam memvisualisasikan penolakan organisasi.
Penelitian mengenai penolakan organisasi terhadap inovasi, menunjukan ada 4
faktor terpenting : sifat dari inovasi teknologi tersebut, struktur organisasi, budaya
orang-orang di dalam organisasi tersebut, dan pekerjaan-pekerjaan yang terkena
dampak dari inovasi tersebut disini, perubahan di bidang teknologi diserap,
diinterpretasikan, dibelokkan, dan dikalahkan oleh peraturan tugas, struktur dan
orang-orang dalam suatu oraisasi.
Karena penolakan dari organisasi begitu kuat,banyak investasi dibidang teknologi
informasi menjadi sia-sia dan tidak meningkatkan produktivias. Tentu saja, riset
mengenai kegagalan – kegagalan dalam suatu proyek menunjukkan bahwa alas an
yang paling sering terjadi dalam kegagalan proyek – proyek besar dalam
mencapai tujuannya bukanlah dari teknolohinya, melainkan penolakan dari
organisasi dan politik terhadap perubahan yang akan dibawa oleh teknologi
tersebut.
INTERNET DAN ORGANISASI
Internet, terutama World Wide Web (WWW) memeliki dampak penting
terhadap hubungan  antar banyak perusahaan dan entitas diluar perusahaan,
bahkan proses bisnis didalam sebuah organisasi. Internet meningkatkan
kemampuan akses, kapasitas penyimpanan, distribusi informasi, dan pengetahuan
bagi organisasi. Dalam kehadirannya, internet secara dramatis menekan biaya
transaksi dan biaya agen yang dihadapi oleh  banyak organisasi.
Organisasi bisnis secara cepat menata ulang proses-proses bisnis utamanya
berdasarkan teknologi internet dan menjadikan teknologi ini komponen terpenting
dari infrastruktur teknologi informasi. Jika jaringan yang sesuai dapat terwujud,
hasilnya adalah proses bisnis yang lebih sederhana, jumlah karyawan yang lebih
sedikit, serta organisasi yang lebih merata dibandingkan pada masa lalu.

2.4. MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI UNTUK MENCAPAI


KEUNGGULAN KOMPETITIF
Karena Internet, daya saing tradisional masih bekerja, tetapi persaingan
persaingan telah menjadi jauh lebih kuat (Porter, 2001). Internet teknologi
didasarkan pada standar universal yang dapat digunakan, dibuat oleh perusahaan
mana pun mudah bagi pesaing untuk bersaing hanya pada harga saja dan bagi
pesaing baru untuk masuk pasar. Karena informasi tersedia untuk semua orang,
Internet memunculkannya daya tawar pelanggan, yang dapat dengan cepat
menemukan penyedia berbiaya terendah di web. Keuntungan telah berkurang
DAYA KOMPETITIF DAMPAK INTERNET
Produk Pengganti/Jasa Memungkinkan produk baru untuk muncul dengan
pendekatan baru untuk bertemu dan memenuhi
kebutuhan serta melakukan fungsi-fungsi
Kekuatan tawar-menawar Katersediaan harga dan informasi produk secara
pelanggaan global menggeser daya tawar kepada pelanggan.
Kekuatan tawar-menawar Pengadaan melalui internet cenderung meningkatkan
pemasok kekuatan tawar atas pemasok; pemasok dapat juga
mendapat keuntungan dari berkurangnya hambatan
untuk masuk pasar dan dari kehancuran distributor dan
perantara lain yang berdiri diantara mereka dan
pengguna mereka.
Ancaman pendatang baru Internet mengurangi hambatan untuk masuk seperti
kebutuhan untuk tenaga pemasaran, akses kesaluran,
dan aset fisik;menyediakan teknologi untuk
menjalankan proses bisnis yang membuat hal-hal lain
lebih mudah untuk dilakukan.
Posisi dan persaingan Memperluas pasar geografis, meningkatkan jumlah
antara pesaing yang ada pesaing, dan mengurangi perbedaan antara pesaing;
membuatnya lebih sulit untuk mempertahankan
keuntungan operasional; menempatkan tekanan untuk
bersaing pada harga.
MODEL RANTAI NILAI

MODEL RANTAI NILAI ORGANISASI BISNIS


Meskipun model Porter sangat membantu dalam mengidentifikasi daya
kompetitif dan menyajikan strategi umum, hal tersebut tidak menjelaskan secara
spesifik apa tepatnya yang diharus dilakukan, serta tidak tersedianya metodologi
sebagai penuntun dalam mencapai keunggulan kompetitif.
Model Rantai Nilai (value chain model) menekankan pada aktivitas
spesifik pada organisasi bisnis dimana strategi kompetitif diaplikasikan dan
system informasi sebaiknya ditempatkan untuk menimbulkan dampak strategis.
Model ini mengidentifikasikan secara spesifik, poin-poin yang memiliki pengaruh
penting dimana perusahaan dapat menggunakan teknologi informasi untuk
memperbaiki posisinya di kanca persaingan. Model rantai nilai memandang
perusahaan sebagai serangkaian aktivitas dasar yang memberikan nilai terhadap
barang atau jasa perusahaan.
Aktivitas Utama(primary activities) sebagian besar berhubungan dengan
produksi serta distribusi produk dan jasa yang dihasilkan perusahaan, yang
menciptakan nilai bagi pelanggan. Aktivitas utama ini diantaranya kegiatan
logistic(baik dalam perusahaan maupun keluar perusahaan), kegiatan operasional,
penjualan, dan pemasaran, serta pelayanan. Logistic ke dalam
perusahaan(inbound logistics) diantaranya menerima dan menyimpan bahan
mentah untuk produksi. Kegiatan operasional mengubah bahan mentah ke dalam
bentuk barang jadi. Logistic ke luar perusahaan diantaranya mengeluarkan bahan
mentah yang disimpan dan mendistribusikan barang jadi. Penjualan dan
pemasaran diantaranya mempromosikan dan menjual barang yang dihasilkan
perusahaan. Aktivitas pelayanan diantaranya perawatan serta perbaikan barang
dan jasa yang dihasilkan perusahaan.
Aktivitas Pendukung(Support Activities) memungkinkan aktivitas utama
berjalan lancar serta terdiri atas infrasutruktur-infrastruktur organisasi, seperti
manajemen dan administrasi, sumber daya manusia(perekrutan, pengajian, dan
pelatihan karyawan), teknologi (meningkatkan mutu produk, dan proses
produksi), dan penyediaan bahan baku.
Dengan menggunakan model nilai bisnis, akan membantu menemukan
tolak ukur bagi proses bisnis dalam menghadapi pesaing atau pihak-pihak yang
berkaitan dalam industry, serta mengidentifikasi praktik penerapan berdasarkan
pengalaman terbaik dalam industri. Tolak Ukur(benchmarking), kegiatan
membandingkan efisiensi dan efektivitas pada proses bisnis dengan standar-
standar yang ketat, kemudian mengukur perbandingan kinerja proses-proses
tersebut dengan standar yang diberlakukan. Penerapan Praktik Terbaik(best
practices) biasanya diidentifikasi oleh perusahaan konsultan, organisasi riset,
lembaga pemerintah, serta asosiasi industry sebagai metode penyelesaian masalah
atau solusi terbaik secara konsisten dan efektif mencapai tujuan bisnis.
Ketika telah menganalisis berbagai tahapan pada rantai nilai organisasi
bisnis, dapat mulai mencari kandidat aplikasi system informasi yang akan
diterapkan pada organisasi. Kemudian setelah mencatat kandidat-kandidat aplikasi
tersebut dapat menentukan mana yang harus dikembangkan terlebih dahulu.
Dengan melakukan peningkatan pada rantai nilai organisasi bisnis yang mungkin
diabaikan oleh pesaing dapat mencapai keunggulan kompetitif dengan
memperoleh kinerja operasional yang memuaskan, menekan biaya, meningkatkan
laba, dan membangun hubungan yang lebih dekat dengan pelanggan maupun
pemasok. Jika pesaing melakukan peningkatan serupa, maka setidaknya tidak
menjadi dirugikan dalam persaingan.
Memperluas Rantai Nilai : Nilai Web
Sebagian besar kinerja perusahaan bergantung tidak hanya pada apa yang terjadi
di dalam perusahaan saja melainkan juga pada seberapa baik perusahaan dalam
berkoordinasi dengan pemasoknya, perusahaan pengiriman (mitra logistic, seperti
FedEx atau UPS), dan tentu saja pelanggan.
Dengan melihat pada rantai nilai industry akan mendorong berpikir
bagaimana cara memanfaatkan system informasi untuk menghubungkan
perusahaan dengan pemasok, mitra strategis, dan pelanggan secara efisien.
Keunggulan strategis, diperoleh dari kemampuan dalam menghubungkan rantai
nilai dengan rantai nilai mitra dalam proses bisnis.
Value Web adalah sekumpulan perusahaan yang menggunakan teknologi
informasi untuk mengordinasikan rantai nilainya dalam memproduksi barang atau
jasa bagi pasar secara umum. Value web lebih digerakkan berdasarkan pengaruh
pelanggan dan beroperasi lebih kearah fasion, ketimbang rantai nilai tradisional
lainnya.Untuk lebih paham mengenai value web berikut adalah gambarnya.
Value Web mensinkroniasasikan/menyelaraskan hubungan antara proses
bisnis pelanggan, pemasok, dan perusahaan mitra yang bergerak di bidang
industry yang sama maupun berbeda. Value Web tersbut sangatlah fleksibel dan
adaptatif terhadap perubahaan permintaan dan persediaan

2.5. STUDI KASUS


Otomatisasi memang tidak bisa dibendung. Korbannya adalah manusia.
Posisinya kini digantikan oleh mesin-mesin berteknologi tinggi. Otomatisasi atau
dikenal dengan istilah robot menggantikan peran manusia pada lapangan
pekerjaan sudah mulai terjadi di Indonesia. Salah satunya pada pegawai penjaga
gerbang tol. Pemerintah Indonesia memutuskan untuk menerapkan transaksi
diseluruh pintu tol dengan non tunai. Dengan begitu, kehadiran penjaga tol pun
sudah tidak lagi dibutuhkan.
Otomatisasi memang memberikan manfaat yang cukup besar bagi
pelayanan dan keuntungan yang lebih besar tentunya. Namun dampak buruknya
manusia tersingkirkan. Masalah ini tentu harus segera diatasi dengan penyediaan
lapangan kerja yang seluas-luasnya bagi para pekerja yang terkena dampak. Lalu
bagaimana nasib para penjaga tol? detikFinance telah menghubungi beberapa
operatol jalan tol baik perusahaan pelat merah atau BUMN maupun swasta yang
beroperasi di tanah air. Seperti PT Jasa Marga (Persero), yang mengaku memiliki
program pemberdayaan pegawai yang terkena dampak kebijakan otomatisasi.

PT Jasa Marga pernah mengungkapkan bahwa penerapan elektrifikasi


pada gerbang tol memberikan dampak kepada 1.351 penjaga gerbang tol.
Corporate Secretary (Corsek) Jasa Marga Agus Setiawan mengatakan, program
pemberdayaan pegawai tersebut dinamakan Alife. Adapun, dalam program
tersebut para pegawai yang terkena dampak otomatisasi diberikan pilihan-pilihan,
mulai dari alife pertama pindah menjadi staf di kantor pusat. Kedua, pindah
menjadi staf di kantor cabang. Ketiga, menjadi pegawai di anak usaha. Keempat,
menjadi wiraswasta di rest area jalan tol milik perseroan. Kelima, pensiun dini.
"Kita punya program untuk solusi elektrifikasi peralatan tol. Diberi nama
Alife," kata Agus kepada detikFinance, Jakarta, Kamis (27/6/2019).

Penerapan program transaksi non tunai diseluruh gerbang tol terjadi pada
Oktober 2017. Menurut Agus, manajemen Jasa Marga pun telah menawarkan
program Alife sebelum dan sesudah penerapan.

Lebih lanjut Agus menyebut, banyak penjaga gerbang tol Jasa Marga yang
sudah pindah bagian ke divisi lain seperti menjadi admin, hingga bekerja di
training centre. "Sebagian yang sudah senior mengambil program pensiun
dipercepat dengan diberikan pelatihan wirausaha dan insentif," ujar dia.

Hal yang sama juga dilakukan oleh operator jalan tol swasta seperti PT
Astra Infra Toll Road yang memutuskan untuk mengalokasikan petugas gerbang
tol ke bagian lain. Head of Corporate Communication PT Astra Infra Toll Road
Danik Irawati mengatakan pihaknya sampai saat ini masih mengalokasikan
penjaga gerbang tol ke bagian lain yang berada di kantor gerbang tol.

"Kalau ngomong elektrifikasi kan tidak semua hilang, di gerbang tol kan
ada pengawas itu kan ada yang disalurkan ke fungsi-fungsi itu, ada yang
disalurkan ke fungsi lain. Intinya itu," jelas Danik.

Hingga sampai ini, kata Danik manajemen Astra Infra Toll Road masih
melakukan pemindahan bagi penjaga gerbang tol ke fungsi lain yang masih ada di
sekitaran gerbang tol. Misalnya, ke bagian seperti pengawas gerbang tol, penjaga
gerbang tol yang tugasnya membatu top up alias isi ulang saldo kartu elektronik,
hingga membantu tap kartu pengendara mobil.

"Sampai saat ini masih seperti itu, masih dialokasikan ke fungsi lain,"
ungkap dia.
Meski para operator jalan tol memiliki kebijakan bagi para pegawainya,
namun pengamat kebijakan publik Agus Pambagio menilai pemerintah harus
gerak cepat mengantisipasi otomatisasi. Agus menyebut, pemerintah harus
menyediakan lapangan kerja baru bagi para penjaga gerbang tol yang tidak
bertahan di perusahaan sebelumnya. Apalagi pemerintah sekarang sudah
menggembar gemborkan soal industri 4.0 yang serba digital.

"Ya kan kalau pemerintah niatnya sudah ke sana harus menyiapkan


konsekuensi salah satunya SDM ini mau dikemanakan," kata Agus.

Menurut Agus, pemerintah harus segera mempercepat program sekolah


vokasi untuk meningkatkan skill atau keterampilan SDM sesuai dengan
kebutuhan industri.

"Maka dengan vokasi banyak tumbuh pekerjaan baru, jadi bukan


menyediakan tapi menciptakan lapangan kerja baru, kan banyak pekerjaan
kreatif," ungkap dia.

2.6. PEMBAHASAN STUDI KASUS


Dalam kasus diatas dapat dikatakan bahwa system informasi meratakan
organisasi yang artinya adalah mengefesiensi struktur organisasi sehingga dapat
memangkas biaya dan mempercepat proses bisnis. Dalam kasus ini Jasa Marga
juga dapat menghemat pengeluaran dari suatu perusahaan / cost dari segi gaji
karyawan. Selain meratakan organisasi, budaya organisasi dalam perusahaan
Jasa Marga dalam melayani konsumen/masyarakat tentu juga ikut berubah, dari
segi pelayanan pihak jasa marga membuat konsumen jauh lebih mandiri, budaya
perusahaan jasa marga yang mungkin menerapkan pembagian shift kerja di
gerbang tol sudah mulai dihilangkan dan banyak juga karyawan yang dialihkan
ke divisi lain. Kasus ini tentu membuat budaya perusahaan, dan struktur
perusahaan Jasa Marga berubah secara signifikan. Namun perusahaan harus bisa
menyesuaikan perubahan perusahaan karena system informasi demi kemajuan
bersama perusahaan.
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Organisasi merupakan sekumpulan orang yang terbentuk karena tujuan
yang sama dan dilatih sesuai dengan budaya perusahaan agar dihasilkan sumber
daya manusia yang sesuai. Dalam hal ini teknologi juga membawa dampak yang
cukup signifikan terhadap perubahan perusahaan, seperti ; meratakan struktur
organisasi, mempengaruhi daya kompetitif perusahaan, memperluas rantai nilai
dll. Namun pada kasus yang dijabarkan terdapat sisi positif dan negative yang
dapat disimpulkan, yang pertama dari sisi perusahaan dapat memangkas anggaran
sumber daya manusia dengan menggantikan dengan teknologi dan mesin, yang
kedua dari sisi pekerja akan banyak yang tidak mendapat pekerjaan dan
berdampak pada daya beli lingkungan sekitar.

Anda mungkin juga menyukai