KELOMPOK 3
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
dengan karunia-Nya kami dapat menyelesaiakan makalah tentang Sistem
Informasi, Organisasi, Dan Strategi. Meskipun banyak hambatan yang kami
alami dalam proses pengerjaannya, namun kami berhasil menyelesaikan laporan
ini tepat pada waktunya.
PENDAHULUAN
Definisi organisasi yang memang terlihat adalah kuat dan sederhana, tetapi
tidak terlalu deskriptif seperti organisasi dunia nyata. Definisi perilaku yang lebih
realistis dari suatu organisasi adalah sekumpulan hak, hak istimewa, kewajiban,
dan tanggung jawab yang seimbang selama periode waktu tertentu melalui konflik
dan resolusi konflik Dalam pandangan perilaku perusahaan ini, orang yang
bekerja di organisasi mengembangkan cara kerja sehingga mereka mendapatkan
keterikatan pada hubungan
yang ada.
Penjelasan dari
gambar diatas adalah
definisi dari perusahaan
bila dilihat dari sisi perilaku
manusia ,tenaga kerja yang diambil dari lingkungan ketika masuk organisasi
formal akan melalui proses yang tertera didalam kotak sehingga tercapainya
output tingkah laku yang sesuai dengan organisasi formal tersebut .
2.2. CIRI-CIRI ORGANISASI
Seluruh organisasi modern memiliki karakteristik tertentu.
Organisasi terfokus pada prinsip efisiensi : memaksimalkan output dengan
menggunakan input yang terbatas. Ciri lain dari organisasi diantaranya,
proses bisnis mereka, budaya organisasi, politik organisasi, lingkungan
sekitarnya. Struktur organisasi, tujuan, konstituen, dan gaya
kepemimpinan. Semua ciri ini memengaruhi jenis system informasi yang
digunakan oleh organisasi.
Rutinitas dan Proses Bisnis
Seluruh organisasi, termasuk organisasi bisnis, menjadi sangat
efisien dari waktu ke waktu karena individu-individu di dalam
perusahaan rutinitas(routines) untuk memproduksi barang dan jasa.
Rutinitas terkadang disebut prosedur operasi standar(standard operating
producedures-SOP) adalah peraturan yang tepat, dan praktis yang telah
dikembangkan agar sesuai dengan semua situasi yang diharapkan. Ketika
para pekerja mempelajari rutinitas ini, mereka menjadi sangat produktif
dan efisien, serta perusahaan dapat menekan biaya lembur sambil
meningkatkan efisiensi.
Politik Organisasi
Orang-orang dalam organisasi menempati posisi yang berbeda-
beda dengan spesifikasi, kepentingan, dan perspektif yang berbeda.
Akibatnya, mereka secara alami memiliki sudut pandang yang berbeda
tentang bagaimana sumber daya, penghargaan, dan sanksi harus
didistribusikan. Perbedaan tersebut adalah masalah bagi para karyawan
dan manajer yang menyebabkan perjuangan politis mengenai sumber daya,
persaingan, dan konflik yang terdapat dalam setiap organisasi. Pada
hakikatnya, investasi dalam jumlah besar dibidang system informasi yang
dilakukan perusahaan untuk menghasilkan perubahan yang signifikan di
bidang strategi, tujuan bisnis, proses bisnis, dan prosedur dapat berubah
menjadi kejadian-kejadian yang memiliki beban politis. Manajer yang
paham bagaimana bekerja dengan politik suatu organisasi akan menjadi
lebih sukses daripada manajer lainnya dalam menerapkan system
informasi yang baru.
Budaya Organisasi
Budaya organisasi meliputi serangkaian asumsi-asumsi mengenai
produk apa yang akan diproduksi organisasi, bagaimana organisasi harus
memproduksinya, di mana, dan untuk siapa. Umumnya asumsi-asumsi
yang telah menjadi budaya ini diterima sepenuhnya untuk diteruskan dan
jarang sekali dibahas. Proses bisnis-cara utama organisasi dalam
menghasilkan nilai-biasanya menaungi budaya organisasi.
Dapat dilihat dari gambar diatas bahwa perusahaan tersusun dari
rutinitas dan tingkah laku dari setiap individu sehingga dapat terbentuk
sebuah perusahaan dengan tingkah laku serta system informasi yang baik
tentu dapat meningkatkan produktivitas perusahaan.
Budaya organisasi adalah upaya kuat pemersatu yang mencegah
terjadinya konflik politis dan mendukung pemahaman umum, persetujuan
pelaksanaan prosedur, dan praktik-praktik pada umumnya. Disaat yang
bersamaan, budaya organisasi juga merupakan penolak perubahan yang
kuat, terutama perubahan di bidang teknologi. Perubahan-perubahan
teknologi yang mengancam asumsi-asumsi yang telah menjadi budaya
tersebut, biasanya langsung menghadapi penolakan secara kuat.
Bagaimanapun, ada waktunya di mana jalan satu-satunya yang harus
ditempuh perusahaan untuk maju adalah dengan menerapkan teknologi
baru tersebut, meskipun bertentangan dengan budaya organisasi yang
sudah terbentuk. Ketika hal ini terjadi, sering kali teknologi tersendat,
sementara bidaya tersebut secara perlahan melakukan penyesuaian.
Lingkungan Organisasi
Organisasi berada di dalam lingkungan tempat mereka memperoleh
sumber daya dan menyediakan hasil akhir berupa barang dan jasa. Organisasi dan
lingkungan memiliki hubungan timbale balik. Disatu sisi, organisasi terbuka serta
bergantung pada kondisi sosial dan lingkungan di sekitarnya. Di sisi lain,
organisasi dapat memengaruhi lingkungannya. Sebagai contoh, organisasi bisnis
membentuk kerja sama dengan organisasi bisnis lainnya untuk memngaruhi
proses politik; mereka melakukan iklan untuk memengaruhi pelanggan agar
menerima produknya.
Pada umumnya, lingkungan berubah lebih cepat daripada organisasi.
Teknologi baru, produk baru, perubahan nilai, dan rasa dalam masyarakat (banyak
dari hal ini disebabkan peraturan pemerintah yang baru), yang menimbulkan
tekanan-tekanan pada budaya, dan orang-orang di organisasi manapun.
Struktur Organisasi
Setiap organisasi memiliki struktur atau bentuk. Menurut
klasifikasi yang dilakukan Mintzberg, seperti yang dijelaskan pada Tabel
3.2, mengidentifikasikan 5 jenis pokok struktur organisasi (Mintzberg,
1979).
Di organisasi bisnis berskala kecil, anda akan sering menemukan
system yang dirancang dengan buruk dan dikembangkan dengan terburu-
buru sehingga melebihi kegunaannya. Di perusahaan besar dengan banyak
devisi yang beroperasi di ratusan wilayah, anda akan sering menemukan
tidak ada system informasi tunggal yang diintegrasikan secara
menyeluruh, melainkan setiap cabang lokal atau setiap divisi memiliki
serangkaian system informasinya masing-masing.
Fitur-Fitur Organisasi Lainnya
Beberapa organisasi memiliki tujuan yang bersifat memaksa
(contoh, penjara): yang lain memiliki tujuan berasaskan manfaat (contoh,
organisasi bisnis). Sisanya memiliki tujuan yang bersifat
normatif/mengatur (unversitas, kelompok keagamaan). Organisasi juga
melayani kelompok yang berbeda-beda atau memiliki pemegang
kepentingkan yang berbeda-beda, beberapa diantaranya bertujuan
menguntungkan para anggotanya, sedangkan yang lainnya bertujuan
menguntungkan klien, pemegang saham ataupun masyarakat. Cara lain
dalam membedakan organisasi adalah dari performa dan teknologi yang
digunakan. Beberapa organisasi melakukan pekerjaan-pekerjaan pokok
yang bersifat rutinitas yang dapat diringkas menjadi serangkaian aturan-
aturan formal yang membutuhkan sedikit penilaian(sebagai contoh
perusahaan suku cadang mobil). Di mana organisasi lainnya (seperti
perusahaan konsultan) melakukan pekerjaan pokok yang bukan bersifat
rutinitas.
2.3. PENGARUH SISTEM INFORMASI BAGI ORGANISASI DAN
PERUSAHAAN BISNIS
System informasi telah menjadi alat bantu yang integral, online, serta
interaksi yang dilibatan setip saat dalam kegitan operasional dan pengambilan
keputusa kepada perusahaan- perusahaan besar. Selama sepuluh tahun terakhir,
siste, informasi telah mengubah secara pendemental nilai ekonomi suatu
perusahaan serta besar peluang dalam mengorganisasikan pekerjaan.
DAMPAK EKONOMI
Dari sudut pandang ekonomi, TI telah mengubah biaya modal dan biaya
informasi yang bersifat relative/ tidak langsung/ bergantung kondisi tertentu.
System informasi dapat dipandang sebagai factor produksi yang menggantikan
modal dan tenaga kerja tradisional. Oleh sebab itu, teknologi informasi akan
menghasilkan penurunan jumlah manajer tingkat menegah dan pekerjaan yang
berkaitan dengan administrasi, ketika menggantikan perannya sebagai sumber
daya tenaga kerja. Ketika biaya teknologi informasi menurun, ia juga akan
menggantikan beberapa bentuk modal seperti genung dan mesin, yang biasanya
mahal.
Teknologi informasi juga memengaruhi biaya dan kualitas informasi serta
mengubah nilai ekonomis suatu informasi. Teknologi informasi membantu
perusahaan dalam mendapatkan kontra dengan nilai yang pantas, karena
teknologi informasi dapat menekan biaya transaksi- biaya tersebut dikenakan
ketika perusahaan membeli suatu dipasaran yang tidak dapat dihasilkan.
Berdasarkan teori biaya transaksi, perusahaan maupun individu mencari baiaya
transaksi yang paling murah, yang sebagaian besar berupa biaya produksi. Secara
tradisional, perusahaan telah berusaha mengurangi biya transaksi melalui integrasi
secara vertical, dengan memperbesar perusahaan, menambah jumlah tenaga kerja
serta mengkuisisi pemasok dan distibutornya, seperti yang dilakukan General
Motors dan Ford.
Teknologi informasi, terutama penggunaan jaringan, dapat membantu
perusahaan dalam menekan biaya partisipasi biaya pasar ( biaya transaksi),
menjadikan kontrak dengan pemasok eksternal lebih menguntungkan ketimbang
menggunakan sumber daya internal. Sebagai hasilnya, perusahaan dapat
melakukan perampingan ( jumlah karyawan) guna meningkatkan daya saing
dalam pangsa pasar, karena biaya alih daya tenaga kerja lebih murah ketimbang
harus merekrut karyawan sendiri.
Ketika biaya transaksi mengalami penurunan, ukuran perusahaan (jumlah
tenaga kerja) juga menjadi semakin ramping, karena lebih mudah dan murah bagi
perusahaan dalam melakukan kontra pembelian brang atau jasa dipaaran
ketimbang memproduksi ataupun menyediakan jasa diperusahaannya sendiri.
Teknologi informasi juga dapat mengurangi biaya internal
menejemen. Berdasarkan teori kegunaan, organisassi lebih dipandang sebagai “
penghubung kontrak” diantara individu-individu yang memiliki kepentingan
ketimbang sebagai kesatuan lembaga yang bertujuan mengoptimalisasi
keuntungan ( Jensen dan Meckling, 1976).
Teknologi informasi, dengan dengan mengurangi biaya perolehan dan
analisis informasi, memungkinkan organisasi mengurangi biaya agen karena
mempermudah para manajer dalam megawasi jumlah karyawan yang lebih
banyak. Karena TI mengurangi biaya agen dan biaya transaksi sekaligus, kita
seharusnya berharap perusahaan semakin ramping dari waktu ke waktu berikut
modal yang diinvestasikan dalam teknologi informasi.
DAMPAK BAGI STRUKTUR DAN PERILAKU ORGANISASI
Teori berdasarkan pendekatan sosiologi mengenai organisasi yang
rumut,menujukan pada kita beberapa pemahaman mengenai bagaimana dan
mengapa perusahaan berubah seiring dengan penerapan teknologi informasi yang
baru.
IT Meratakan Organisasi
Sejumlah besar, organisasi bersifat birokrat, yang sebagian besar dikembangkan
sebelum zaman computer, lambat dalam berubah dan kompetitif dibandingkan
organisasi yang baru dibentuk. Beberapa organisasi raksasa ini telah menyusut,
mengurangi jumlah karyawan dan jumlah jabatan pada struktur organisasi mereka.
Riset tentang perilaku menghasilkan teori bahwa teknologi informasi
memfasilitasi pemerataan hierarki dalam suatu perusahaan dengan memperluas
distribusi infoermasi gua memperdayaka karyawan di level bawah dan
meningkatkan efisien manajemen ( lihat Gambar 3.6).
Penerapan program transaksi non tunai diseluruh gerbang tol terjadi pada
Oktober 2017. Menurut Agus, manajemen Jasa Marga pun telah menawarkan
program Alife sebelum dan sesudah penerapan.
Lebih lanjut Agus menyebut, banyak penjaga gerbang tol Jasa Marga yang
sudah pindah bagian ke divisi lain seperti menjadi admin, hingga bekerja di
training centre. "Sebagian yang sudah senior mengambil program pensiun
dipercepat dengan diberikan pelatihan wirausaha dan insentif," ujar dia.
Hal yang sama juga dilakukan oleh operator jalan tol swasta seperti PT
Astra Infra Toll Road yang memutuskan untuk mengalokasikan petugas gerbang
tol ke bagian lain. Head of Corporate Communication PT Astra Infra Toll Road
Danik Irawati mengatakan pihaknya sampai saat ini masih mengalokasikan
penjaga gerbang tol ke bagian lain yang berada di kantor gerbang tol.
"Kalau ngomong elektrifikasi kan tidak semua hilang, di gerbang tol kan
ada pengawas itu kan ada yang disalurkan ke fungsi-fungsi itu, ada yang
disalurkan ke fungsi lain. Intinya itu," jelas Danik.
Hingga sampai ini, kata Danik manajemen Astra Infra Toll Road masih
melakukan pemindahan bagi penjaga gerbang tol ke fungsi lain yang masih ada di
sekitaran gerbang tol. Misalnya, ke bagian seperti pengawas gerbang tol, penjaga
gerbang tol yang tugasnya membatu top up alias isi ulang saldo kartu elektronik,
hingga membantu tap kartu pengendara mobil.
"Sampai saat ini masih seperti itu, masih dialokasikan ke fungsi lain,"
ungkap dia.
Meski para operator jalan tol memiliki kebijakan bagi para pegawainya,
namun pengamat kebijakan publik Agus Pambagio menilai pemerintah harus
gerak cepat mengantisipasi otomatisasi. Agus menyebut, pemerintah harus
menyediakan lapangan kerja baru bagi para penjaga gerbang tol yang tidak
bertahan di perusahaan sebelumnya. Apalagi pemerintah sekarang sudah
menggembar gemborkan soal industri 4.0 yang serba digital.