Anda di halaman 1dari 15

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

TOPIK II
Sistem Informasi, Organisasi, dan Strategi

Oleh :
Kelompok 2

Salsabilla Amalia Prapta Deadewi (1907531037)


Ni Putu Ardyanti Pratami (1907531042)
Sinta Nuriya Ulfa (1907531051)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS UDAYANA
2020/2021

i
3.1 Organisasi dan Sistem Informasi
Sistem informasi dan organisasi saling mempengaruhi. Sistem informasi
dibangun oleh manajer untuk melayani kepentingan perusahaan. Pada saat yang
sama, organisasi harus waspada sekaligus terbuka terhadap pengaruh sistem
informasi untuk mendapatkan manfaat dari teknologi baru. Interaksi antara
teknologi informasi dan organisasi sangat kompleks dan dipengaruhi oleh banyak
faktor mediasi, termasuk struktur organisasi, proses bisnis, politik, budaya,
lingkungan sekitar, dan keputusan manajemen. Organisasi adalah struktur sosial
formal yang stabil yang mengambil sumber daya dari lingkungan dan
memprosesnya untuk menghasilkan output.
Modal dan tenaga kerja merupakan faktor produksi utama yang disediakan
oleh lingkungan. Organisasi mengubah input tersebut ke dalam bentuk barang atau
jasa melalui fungsi produksi. Bagaimana definisi organisasi ini berhubungan
dengan teknologi sistem informasi? Sudut pandang teknis organisasi mendorong
kita untuk fokus pada bagaimana input dikombinasikan untuk menciptakan output
ketika perubahan teknologi diperkenalkan ke dalam perusahaan. Tetapi definisi
perilaku yang lebih realistis dari suatu organisasi menunjukkan bahwa membangun
sistem informasi baru, atau membangun kembali yang lama, melibatkan lebih dari
sekadar penataan ulang teknis mesin atau pekerja, bahwa beberapa system
informasi mengubah keseimbangan, hak, kewajiban, tanggungjawab, dan perasaan
dalam organisasi yang telah dibangun dalam waktu yang panjang.
Perubahan teknologi memerlukan perubahan mengenai siapa yang memiliki
dan mengontrol informasi, siapa yang berhak mengakses dan memperbarui
informasi tersebut, dan siapa yang membuat keputusan tentang siapa, kapan, dan
bagaimana. Pandangan yang lebih kompleks ini memaksa kita untuk melihat
bagaimana pekerjaan dirancang dan prosedur yang digunakan untuk mencapai
output atau hasil akhir.
1. Ciri-ciri organisasi
Seluruh organisasi modern memiliki karakteristik tertentu. Birokrasi
mereka mengatur dengan jelas pembagian tenaga kerja dan spesialisasi.
Organisasi menyusun spesialisasi dalam sebuah hierarki kewenangan, di mana

1
setiap orang bertanggungjawab kepada seseorang dan kewenangan seseorang
dibatasi dalam tindakan-tindakan spesifik yang diatur oleh peraturan atau
prosedur. Organisasi terfokus pada prinsip efisiensi, diantaranya, proses bisnis
mereka, budaya organisasi, politik organisasi, lingkungan sekitarnya, tujuan,
dan gaya kepemimpinan. Semua ciri ini memengaruhi jenis sistem informasi
yang digunakan oleh organisasi.
2. Rutinitas dan Proses Bisnis
Seluruh organisasi termasuk organisasi bisnis, menjadi sangat efisien dari
waktu ke waktu karena individu-individu di dalam perusahaan mengembangkan
rutinitas untuk memproduksi barang dan jasa. Rutinitas terkadang disebut
prosedur standar yang merupakan peraturan yang tepat, dan praktis yang telah
dikembangkan agar sesuai dengan semua situasi yang diharapkan.
3. Politik Organisasi
Orang-orang dalam organisasi menempati posisi yang berbeda-beda dengan
spesialisasi, kepentingan, dan perspektif yang berbeda. Akibatnya, mereka
secara alami memiliki sudut pandang yang berbeda tentang bagaimana sumber
daya, penghargaan, dan sanksi harus didistribusikan. Perbedaan tersebut adalah
masalah bagi karyawan dan manajer yang menyebabkan perjuangan politis
mengenai sumber daya, persaingan, dan konflik yang terdapat dalam
organisasi. Manajer yang paham bagaimana bekerja dengan politik suatu
organisasi akan menjadi lebih sukses daripada manajer lainnya dalam
menerapkan system informasi yang baru.
4. Budaya Organisasi
Seluruh organisasi memiliki sendi-sendi dasar yang tak tergoyahkan,
asumsi-asumsi yang tak perlu dipertanyakan lagi dalam mendefinisikan tujuan
dan produk mereka. Budaya organisasi meliputi serangkaian asumsi-asumsi
ini, mengenai produk apa yang akan diproduksi organisasi, bagaimana
organisasi harus memproduksinya, di mana dan untuk siapa produk tersebut.
5. Lingkungan Organisasi
Organisasi berada di dalam lingkungan tempat mereka memperoleh sumber
daya dan menyediakan hasil akhir berupa barang dan jasa. Organisasi dan

2
lingkungan memiliki hubungan timbal balik. Organisasi terbuka serta
bergantung pada kondisi sosial dan lingkungan di sekitarnya. Di sisi lain,
organisasi dapat memengaruhi lingkungannya. Sebagai contoh, organisasi
bisnis membentuk kerja sama dengan organisasi bisnis lainnya untuk
memengaruhi proses politik, mereka melakukan iklan untuk memengaruhi
pelanggan agar menerima produknya.
6. Struktur Organisasi
Setiap organisasi memiliki struktur atau bentuk. Jenis sistem informasi
dalam organisasi bisnis dan sifat-sifat masalah yang berhubungan dengan
sistem tersebut sering kali mencerminkan jenis struktur organisasi. Sebagai
contoh, di dalam birokrasi professional rumah sakit, jarang sekali ditemukan
penanganan sistem rekaman medis pasien secara parallel.
7. Fitur-fitur Organisasi
Organisasi memiliki tujuan dan menggunakan cara yang berbeda-beda
dalam meraih tujuan tersebut. Beberapa organisasi memiliki tujuan yang
bersifat memaksa (contoh: penjara), yang lain memiliki tujuan berasaskan
manfaat (contoh: organisasi bisnis). Sisanya memiliki tujuan yang bersifat
normatif atau mengatur (universitas, kelompok keagamaan).

3.2 Dampak Sistem Informasi Kepada Organisasi dan Perusahaan


Terdapat beberapa dampak yang ditimbulkan oleh system infomasi terhadap
suatu perusahaan yaitu sebagai berikut.
1. Dampak Ekonomi
Dari sudut pandang ekonomi, TI mengubah baik biaya relatif modal
maupun biaya informasi. Teknologi sistem informasi dapat dipandang sebagai
faktor produksi yang dapat menggantikan modal dan tenaga kerja tradisional.
Ketika biaya teknologi informasi menurun, ia menggantikan tenaga kerja, yang
secara historis merupakan biaya yang meningkat. Seiring dengan penurunan
biaya teknologi informasi, ia juga menggantikan bentuk modal lain seperti
gedung dan mesin, yang relatif masih mahal. Oleh karena itu, seiring waktu
kita harus mengharapkan manajer untuk meningkatkan investasi mereka di TI

3
karena penurunan biaya relatif terhadap investasi modal lainnya. Teknologi
informasi membantu perusahaan karena dapat mengurangi biaya transaksi atau
biaya yang timbul ketika perusahaan membeli sesuatu di pasar yang tidak dapat
dibuatnya sendiri. Teknologi informasi juga dapat mengurangi biaya
manajemen internal. Ketika perusahaan tumbuh dalam ukuran dan ruang
lingkup, biaya agensi atau biaya koordinasi meningkat karena pemilik harus
mengeluarkan lebih banyak upaya untuk mengawasi dan mengelola karyawan.
Teknologi informasi dengan mengurangi biaya untuk memperoleh dan
menganalisis informasi, memungkinkan organisasi untuk mengurangi biaya
agensi karena menjadi lebih mudah bagi manajer untuk mengawasi jumlah
karyawan yang lebih banyak. Dengan mengurangi biaya manajemen secara
keseluruhan, teknologi informasi memungkinkan perusahaan untuk
meningkatkan pendapatan sekaligus mengurangi jumlah manajer menengah
dan pekerja administrasi.
2. Dampak Organisasi dan Perilaku
a) Teknologi Informasi Meratakan Organisasi
Riset tentang perilaku menghasilkan teori bahwa teknologi
informasi memfasilitasi pemerataan hierarki dengan memperluas distribusi
informasi untuk memberdayakan karyawan di level bawah dan
meningkatkan efisiensi manajemen. TI mendorong hak pengambilan
keputusan lebih rendah dalam organisasi karena karyawan tingkat rendah
menerima informasi yang mereka butuhkan untuk membuat keputusan
tanpa pengawasan. Karena manajer sekarang menerima lebih banyak
informasi akurat tepat waktu, mereka menjadi lebih cepat dalam membuat
keputusan, jadi lebih sedikit manajer yang dibutuhkan. Biaya manajemen
menurun sebagai persentase pendapatan, dan hierarki menjadi jauh lebih
efisien.
b) Organisasi Pasca Industri
Teori pasca industri lebih didasarkan pada sejarah dan sosiologi
daripada ekonomi juga mendukung gagasan bahwa TI meratakan hierarki.
Dalam pasca industri masyarakat, otoritas semakin bergantung pada

4
pengetahuan dan kompetensi, dan bukan hanya pada posisi formal.
Karenanya, bentuk organisasi menjadi datar karena pekerja profesional
cenderung mengatur diri sendiri, dan pengambilan keputusan harus
menjadi lebih terdesentralisasi dengan semakin banyaknya pengetahuan
dan informasi tersebar luas di seluruh perusahaan.
c) Memahami Resistensi Organisasi terhadap Perubahan
Sistem informasi menjadi terikat dalam politik organisasi karena
mereka mempengaruhi akses ke sumber daya utama yaitu informasi.
Banyak sistem informasi baru membutuhkan perubahan secara personal,
rutinitas seseorang dapat terganggu bagi mereka yang terlibat dan
membutuhkan pelatihan ulang dan upaya tambahan yang belum tentu
diberi kompensasi. Karena sistem informasi berpotensi mengubah struktur
organisasi, budaya, proses bisnis, dan strategi, seringkali ada resistensi
yang cukup besar terhadapnya saat mereka diperkenalkan. Ada beberapa
cara untuk memvisualisasikan penolakan organisasi. Riset tentang
resistensi organisasi terhadap inovasi menunjukkan bahwa empat faktor
adalah yang terpenting: sifat inovasi TI, struktur organisasi, budaya orang-
orang dalam organisasi, dan pekerjaan-pekerjaan yang dipengaruhi oleh
inovasi.
3. Internet dan Organisasi
Internet memiliki pengaruh penting dalam hubungan antara banyak
perusahaan dan entitas eksternal, dan organisasi proses bisnis di dalam
perusahaan. Internet meningkatkan aksesibilitas, penyimpanan, dan distribusi
informasi dan pengetahuan untuk organisasi. Bisnis dengan cepat membangun
beberapa proses bisnis utama berdasarkan teknologi Internet dan menjadikan
teknologi ini sebagai kunci komponen infrastruktur teknologi informasi.
4. Implikasi untuk Desain dan Memahami Sistem Informasi
Dalam memberikan manfaat yang sesungguhnya, sistem informasi harus
dibangun dengan jelas pemahaman tentang organisasi di mana mereka akan
digunakan. Faktor utama organisasi yang perlu dipertimbangkan ketika
merencanakan sistem baru adalah sebagai berikut:

5
a) Lingkungan tempat organisasi harus berfungsi
b) Struktur organisasi: hierarki, spesialisasi, rutinitas, dan proses bisnis
c) Budaya dan politik organisasi
d) Jenis organisasi dan gaya kepemimpinannya
e) Kelompok kepentingan utama yang dipengaruhi oleh sistem dan sikap
pekerja yang akan menggunakan system
f) Macam-macam tugas, keputusan, dan proses bisnis yang informasinya
sistem dirancang untuk membantu

3.3 Mencapai keunggulan kompetitif dengan sistem informasi


Perusahaan yang memiliki kinerja lebih baik dibanding pesaingnya, dianggap
memiliki keunggulan kompetitif. Selain memiliki akses ke sumber-sumber khusus
yang tidak dimiliki pesaingnya, mereka juga mampu menggunakan sumber daya
yang tersedia secara lebih efisien karena memiliki pengetahuan dan informasi yang
lebih unggul.
1. Model Daya Kompetitif Michael Porter
Model daya kompetitif Michael Porter merupakan modal yang paling umum
digunakan dalam memahami keunggulan kompetitif, yang menyajikan
gambaran umum tentang suatu perusahaan, pesaingnya, serta lingkungan di
sekitar perusahaan tersebut. Dalam model ini, terdapat 5 daya kompetitif yang
dianggap menentukan nasib suatu perusahaan, yaitu:
a) Pesaing Tradisional
Setiap perusahaan berbagi pangsa pasar dengan pesaing lainnya
yang secara terus-menerus merancang cara baru yang lebih efisien dalam
memproduksi, memperkenalkan hasil produksi dan layanan serta menarik
minat konsumen dengan mengembangkan merek mereka dan mewajibkan
biaya peralihan bagi konsumen mereka.
b) Pendatang Baru di Pasar
Dalam sistem ekonomi yang bebas ini, dengan tenaga kerja dan
sumber daya finansial yang selalu berpindah-pindah, perusahaan-
perusahaan baru selalu masuk ke pasaran karena hambatan untuk masuk ke

6
dalam pasar sangat rendah. Perusahaan baru memiliki beberapa
keunggulan, di antaranya mereka tidak terikat oleh peralatan maupun
sumber daya yang sudah usang, mereka sering membayar pekerja yang
lebih muda dengan biaya yang lebih ekonomis dan biasanya lebih inovatif,
mereka tidak merasa terbebani merek yang telah lama dipakai, mereka
“lebih lapar” dan memiliki motivasi tinggi daripada perusahaan yang lama.
Terdapat juga kelemahan perusahaan baru, di antaranya mereka
bergantung pada pihak luar untuk mendanai peralatan dan sumber dayanya
yang baru, tenaga kerja mereka hanya memiliki sedikit pengalaman dan
merek mereka jarang dikenal.
c) Produk dan Jasa Pengganti (Produk Substitusi)
Hampir di setiap industri, muncul produk-produk
pengganti/substitusi apabila harga produk yang ditawarkan dianggap
terlalu mahal oleh konsumen. Teknologi baru selalu menciptakan produk-
produk pengganti baru sepanjang masa, seperti etanol dapat menggantikan
gasoline untuk mobil, minyak sayur sebagai bahan bakar truk, serta
beragam pembangkit listrik tenaga angin, matahari, batu bara, dan air
sebagai sumber daya indutri. Semakin banyak barang dan jasa pengganti
di bidang industri, maka semakin kecil kemungkinan dapat mengendalikan
harga dan semakin rendah tingkat keuntungannya.
d) Pelanggan
Perusahaan erat kaitannya dengan kemampuan menarik minat
pelanggan. Kekuatan konsumen muncul ketika mereka dapat dengan
mudah beralih ke produk atau layanan pesaing, di mana setiap produk
hanya memiliki sedikit diferensiasi produk (product differentiation) dan
harga-harga yang dapat diketahui dengan cepat melalui internet.
Contohnya, dalam pasar buku pelajaran sekolah di internet, siswa
(konsumen) dapat menemukan banyak pemasok buku pelajaran sekolah
lainnya. Dalam kasus ini, pelanggan atau siswa memiliki kekuatan yang
besar terhadap perusahaan buku yang dipakai sebelumnya.
e) Pemasok

7
Kekuatan pasar yang dimiliki pemasok dapat berdampak signifikan
kepada keuntungan perusahaan, terutama ketika perusahaan tidak bisa
menaikkan harga secepat yang dilakukan pemasok. Semakin beragam
pemasok yang dimiliki perusahaan, semakin besar kendalinya terhadap
harga, kualitas, dan jadwal pengiriman dari pemasok. Contohnya,
perusahaan pabrikan laptop selalu memiliki banyak pemasok yang
bersaing dalam penyediaan komponen-komponen penting seperti keybord,
hard drive, dan layar monitor.
2. Strategi Sistem Informasi Terkait Daya Kompetitif
a) Biaya Kepemimpinan atau Manajemen yang Rendah
Sebuah sistem respon pelanggan yang efisien secara langsung
menghubungkan perilaku konsumen untuk distribusi dan produksi serta
rantai persediaan atau menggunakan sistem informasi untuk mencapai
harga dan biaya operasional yang serendah-rendahnya. Contohnya,
Walmart yang merupakan pemimpin pangsa pasar bisnis ritel di Amerika
Serikat. Untuk menjaga harga barang tetap murah dan rak barang dagangan
tetap terisi, maka Walmart menggunakan sistem pengisian ulang
persediaan barang. Di mana ketika pelanggan selesai membayar barang
belanjaannya di kasir, maka Walmart sesegera mungkin mengirimkan
pesanan untuk pengisian ulang barang dagangannya kepada pemasok.
Sehingga pemasok dapat melakukan pengisian ulang persediaan barang
dengan sangat cepat dan memungkinkan Walmart untuk menyediakan
pembelian barang sesuai dengan kebutuhan konsumen.
b) Diferensiasi Produk
Perusahaan ritel dan pabrikan menggunakan sistem informasi untuk
menciptakan produk atau layanan baru yang memiliki spesifikasi sesuai
dengan kebutuhan konsumen. Sebagai contoh, Nike menjual produk
rancangan khususnya sneakers melalui program NIKEid yang diluncurkan
di situs webnya. Konsumen dapat memilih jenis sepatu, warna, dan lain
sebagainya. Kemudian NIKE mengirimkan pesanannya melalui komputer
ke fasilitas kerjanya yang lengkap di Cina dan Korea, yang akan memakan

8
waktu selama 3 minggu untuk sampai ke konsumen. Ini dinamakan dengan
kustomisasi massal (mass customization) atau kemampuan untuk
menawarkan jasa buatan tangan dengan menggunakan sumber produksi
yang sama untuk melakukan produksi massal.
c) Fokus pada Ceruk Pasar
Sistem informasi guna memfokuskan perusahaan pada pasar tertentu
dan melayani target pasar yang sempit daripada pesaing. Sistem informasi
mendukung strategi ini dengan menghasilkan dan menganalisis data guna
disesuaikan dengan teknik penjualan dan pemasaran yang memungkinkan
perusahaan menganalisis pola pembelian konsumen, selera dan hal-hal
yang disukai secara lebih jelas, sehingga perusahaan mampu
mempromosikan kampanye iklan dan pemasaran secara terfokus dan
terarah. Sebagai contoh, sistem OnQ milik Hotel Hilton menganalisis hal-
hal yang disukai tiap tamu dan menentukan tamu-tamu yang paling
menguntungkan.
d) Memperkuat Keakraban dengan Pelanggan dan Pemasok
Sistem informasi guna memperkuat hubungan dengan pemasok
serta kembangkan keakraban dengan pelanggan. Sebagai contoh,
perusahaan Chrysler Corporation menggunakan sistem informasi untuk
memfasilitasi akses langsung dari pemasok ke jadwal produksi, bahkan
mengizinkan pemasok untuk memutuskan bagaimana dan kapan
persediaan akan dikirim ke pabrik Chrysler. Hal semacam ini menyediakan
waktu lebih banyak bagi pemasok untuk memproduksi barang.
3. Dampak Internet Bagi Keunggulan Kompetitif
Karena internet, daya kompetitif yang dimiliki perusahaan tradisional masih
bisa digunakan dalam beroperasi, tetapi persaingan kompetitif menjadi
semakin ketat. Teknologi internet dibuat berdasarkan standar internasional
yang dapat digunakan perusahaan manapun, mempermudah pesaing
berkompetisi dalam harga serta mempermudah pesaing baru masuk ke dalam
pasar.
4. Model Rantai Nilai Organisasi Bisnis

9
Model rantai nilai (value chain model) menekankan pada aktivitas secara
spesifik, poin-poin yang memiliki pengaruh penting di mana perusahaan dapat
menggunakan teknologi informasi untuk memperbaiki posisinya di kancah
persaingan. Model rantai nilai memandang perusahaan sebagai serangkaian
aktivitas dasar yang memberikan nilai terhadap barang atau jasa perusahaan.
Aktivitas-aktivitas tersebut dapat dikategorikan sebagai aktivitas dasar atau
utama dan aktivitas pendukung.
Aktivitas utama (primary activities) sebagian besar berhubungan dengan
produksi serta distribusi produk dan jasa yang dihasilkan perusahaan, yang
menciptakan nilai bagi pelanggan. Contohnya, kegiatan logistik baik ke dalam
maupun ke luar perusahaan, kegiatan operasional, penjualan, dan pemasaran.
Sedangkan aktivitas pendukung (support activities) memungkinkan aktivitas
utama berjalan lancar serta terdiri atas infrastruktur-infrastruktur organisasi,
seperti manajemen dan administrasi, sumber daya manusia, teknologi, dan
penyediaan bahan baku.
Memperluas Rantai Nilai: Nilai Web (value web)
Nilai web adalah sekumpulan perusahaan yang menggunakan teknologi
informasi untuk mengoordinasikan rantai nilainya dalam memproduksi barang
atau jasa bagi pasar secara umum. Nilai web lebih digerakkan berdasarkan
pengaruh pelanggan dan beroperasi lebih kearah fashion daripada rantai nilai
tradisional lainnya.
5. Sinergi, Kompetensi Inti, dan Strategi Berbasis Jaringan
a) Sinergi
Sinergi adalah ketika hasil yang diberikan oleh suatu unit bisnis
dapat digunakan sebagai masukan bagi unit bisnis lainnya, atau dua
organisasi yang saling berbagi pasar dan keahlian yang dapat menghasilkan
untung. Sebagai contoh, dengan mengakuisisi perusahaan Countrywide
Financial, Bank of America dapat memperluas bisnis pinjaman hipoteknya
dan menjaring pelanggan baru yang tertarik pada kartu kreditnya, layanan
belanja perbankannya, dan produk finansial lainnya.
b) Menunjang Kompetensi Inti

10
Kompetensi inti (core competency) adalah aktivitas yang dilakukan
perusahaan yang membuatnya menjadi pemimpin berkelas dunia. Secara
umum, kompetensi inti bergantung pada pengetahuan yang diperoleh
selama bertahun-tahun melalui pengalaman praktik lapangan
menggunakan teknologi serta diperkuat dengan upaya riset jangka panjang
dan komitmen dari karyawan.
c) Strategi Berbasis Jaringan
Strategi berbasis jaringan diantaranya adalah menggunakan jaringan
ekonomi, model perusahaan virtual, dan ekosistem bisnis.
• Jaringan Ekonomi (network economics)
Model bisnis yang berdasarkan jaringan dapat membantu
perusahaan secara strategis dengan mengambil keuntungan dari
ekonomi jaringan (network economics). Ekonomi jaringan dapat
digunakan perusahaan untuk membuat strategi sesuai ketertarikan
pelanggan. Cpntphnya, EBay situs pelelangan online berskala global
dan iVillage komunitas online untuk wanita.
• Model Perusahaan Virtual
Perusahaan virtual (virtual company) yang juga dikenal sebagai
organisasi virtual merupakan jaringan untuk berhubungan dengan
orang-orang, asset, serta ide-ide memungkinkannya bekerja sama
dengan perusahaan lain untuk menciptakan dan mendistribusikan
barang maupun jasa tanpa dibatasi oleh lokasi fisik maupun batas-
batas tradisional organisasi. Model perusahaan virtual berguna ketika
suatu perusahaan menemukan barang, jasa maupun kemampuan yang
dimiliki perusahaan lain lebih murah dan hal tersebut membutuhkan
aksi cepat untuk menangkap peluang tersebut di saat terbatasnya
waktu dan sumber daya yang dimiliki. Contohnya, perusahaan
fashion, seperti GUESS, Ann Taylor, Levi Straus, dan Reebok
menunjuk perusahaan Li & Fung yang berbasis di Hong Kong untuk
mengelola produksi dan pengiriman garmen.
• Ekosistem Bisnis

11
Ekosistem bisnis (business ecosystem) adalah istilah lain dari
jaringan intraindependen yang dilengkapi secara leluasa oleh
pemasok, distributor, perusahaan alih daya, perusahaan layanan
transportasi, dan pabrikan teknologi. Konsep ekosistem bisnis
dibangun berdasarkan ide tentang nilai web (value web), akan tetapi
terdapat perbedaan yang penting yaitu kegiatan kooperatif dilakukan
antara banyak industri daripada sebagian besar perusahaan.

3.4 Permasalahan Manajemen Dalam Penggunaan Sistem Informasi Untuk


Keunggulan Kompetitif
1. Menopang Keunggulan Kompettitif
Keunggulan kompetitif yang didapat dari sistem informasi tidak
membutuhkan waktu yang lama untuk menjamin keuntungan jangka
panjang. Namun, keunggulan kompetitif tidak selalu dapat dipertahankan,
hal ini dikarenakan pesaing dapat meniru sistem strategis tersebut. Pasar,
ekspektasi pelanggan, perubahan teknologi dan globalisasi membuat
perubahan terjadi semakin cepatdan tidak dapat diprediksi. Misalnya saja
Amazon yang nerupakan pemimpin pasar e-commers, akan tetapi sekarang
amazon harus siap bersaing dengan eBay, Yahoo, dan Google. Sistem
informasi tidak dapat memberikan keunggulan bisnis yang abadi. Sistem
banyak dimanfaatkan untuk menyelamatkan bisnis yang sangat
berpengaruh dalam melakukan perubahan strategis untuk masa depan.
2. Menggandeng TI Untuk Pencapaian Tujuan Bisnis
Riset mengenai TI dan kinerja bisnis menyatakan bahwa semakin
baik perusahaan menggandeng TI dalam mencapai tujuannya, maka
semakin banyak keuntungan yang akan didapatkan, akan tetapi hanya
seperempat perusahaan yang dapat menggandeng TI dengan baik. Sekitar
50% dari laba perusahaan dapat diperoleh dari memanfaatkan TI dengan
bisnisnya. Dalam memanfaatkan TI perusahaan juga harus tetap
memperhatikan kepentingan pihak manajemen dan pemegang saham,
karena jika hal itu tidak diperhatikan maka dapat menyebabkan kegagalan

12
pada perusahaan. Untuk menjalankan TI dan bisnis secara selaras dan
menggunakan sistem informasi secara efektif demi keunggulan kompetitif,
manajer perlu melakukan analisis sistem strategis.
3. Mengelola Transisi Strategis
Dalam memanfaatkan sistem starategis, itu berarti perusahaan
mewajibkan perubahan dalam tujuan bisnis, hubungan dengan pelanggan
dan pemasok, seta proses bisnis. Perubahan tersebut mempengaruhi
elemen sosial maupun elemen teknik dalam perusahaan yang dianggap
sebagai transisi strategis-pergerakan antartingkatan di dalam sistem
sosioteknis. Perubahan tersebut memerlukan percampuran batasan antara
eksternal dan internal dalam perusahaan. Pemasok dan pelanggan menjadi
meliki hubungan yang erat dan dapat saling berbagi tanggungjawab. Pihak
manajer perusahaan perlu merancang proses bisnis yang baru agar dapat
mengoordinasikan aktivitas perusahaan dengan pelanggan, pemasok, dan
perusahaan atau organisasi lainnya.

13
DAFTAR PUSTAKA
C. Laudon, Kenneth dan P. Laudon, Jane (Penerjemah Sugito, Lukki dan Antika,
Merry Rindy dan Sarawati, Ratna). 2015. Sistem Informasi Manajemen
Mengelola Perusahaan Digita Edisi 13. Jakarta: Salemba Empat

14

Anda mungkin juga menyukai