Anda di halaman 1dari 17

RINGKASAN MATA KULIAH

E-BISNIS GLOBAL: BAGAIMANA BISNIS MENGGUNAKAN SISTEM


INFORMASI

Mata Kuliah/Kelas : Sistem Informasi Manajemen (EMA 413 A (A2))


Dosen Pengampu : Nyoman Nurcaya, S.E., M.M.

Oleh :
Kelompok I

Nama Anggota :
Desak Made Dian Lestari (1907531021)
Ni Kadek Meilani (1907531027)
Ni Wayan Sutiani (1907531029)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS UDAYANA
2021
E-BISNIS GLOBAL: BAGAIMANA BISNIS MENGGUNAKAN SISTEM
INFORMASI

1. Proses Bisnis dan Sistem Informasi


1.1 Proses Bisnis
Proses bisnis adalah kumpulan kegiatan yang dibutuhkan untuk menghasilkan
suatu produk atau jasa. Kegiatan ini didukung oleh aliran material, informasi, dan
pengetahuan dari berbagai pihak yang terlibat dalam proses bisnis. Proses bisnis juga
mengacu pada cara yang unik dimana organisasi mengoordinasikan pekerjaan,
informasi, pengetahuan, serta cara-cara yang dipilih manajemen dalam
mengoordinasikan perkerjaan.
Secara garis besar kinerja sebuah perusahaan bisnis bergantung pada seberapa
baik proses bisnis dirancang dan dikoordinasikan. Proses bisnis sebuah perusahaan
dapat menjadi sumber kekuatan kompetitif jika mereka memungkinkan perusahaan
untuk berinovasi atau beroperasi lebih baik dari pesaingnya. Proses bisnis juga dapat
menjadi beban jika mereka didasarkan pada cara kerja yang ketinggalan zaman atau
tidak sesuai kebutuhan yang menghambat efisiensi dan respon organisasi.
Setiap bisnis dapat dilihat sebagai kumpulan proses bisnis, beberapa
diantaranya merupakan bagian dari proses yang memiliki cakupan yang lebih besar.
Banyak proses bisnis yang terkait dengan area fungsional tertentu. Sebagai
contoh, fungsi-fungsi penjualan dan pemasaran bertanggung jawab untuk
mengidentifikasi pelanggan, dan fungsi sumber daya manusia bertanggung jawab
untuk merekrut pekerja. Proses bisnis lainnya banyak bertentangan dengan area
fungsional yang lainnya dan memerlukan koordinasi lintas departemen, contohnya
mempertimbangkan proses bisnis yang tampaknya sederhana seperti memenuhi
pesanan pelanggan.
Berikut ini bagan proses penyelesaian pesanan:
Menghasilkan Menyerahkan
Penjualan
pesanan pesanan

Memeriksa Menyetujui Mencetak


Akuntansi
persyaratan kredit kredit Tagihan

Manufaktur Menyediakan mengirimkan


dan Produksi produk produk

1
Pada awalnya departemen penjualan menerima penjualan kemudian pesanan
melewati area akuntansi untuk menjamin konsumen dapat membayar barang yang
dipesan baik secara kredit atau pembayaran langsung saat proses pengiriman. Setelah
kredit pelanggan disetujui, departemen produksi menarik produk dari persediaan dan
menghasilkan produk. Setelah produk selesai diproses, produk dapat dikirimkan dan
departemen akuntansi mengeluarkan tagihan atau faktur. Departemen penjualan
menerima informasi pengiriman dan bersiap untuk melayani pelanggan.
Penyelesaian pesanan awalnya terlihat sebagai proses yang sederhana, namun
sebenarnya merupakan serangkaian proses bisnis yang membutuhkan koordinasi erat
dari areal fungsional utama dalam suatu perusahaan. Selain itu untuk melakukan
semua prosedur dalam proses penyelesaian pesanan secara efisien, diperlukan banyak
informasi. Informasi yang diperlukan harus mengalir cepat di dalam perusahaan baik
dari satu pengambil keputusan ataupun dengan mitra bisnis. Sistem informasi berbasis
komputer dapat menjadi alternatif dalam memberi atau memperoleh informasi secara
efektif dan efisien.
1.2 Bagaimana Teknologi Informasi Meningkatkan Proses Bisnis
Sistem informasi mengotomatisasikan banyak langkah dalam proses bisnis
yang sebelumnya dilakukan secara manual, seperti memeriksa kredit atau mencetak
tagihan, dan mengirim pesanan. Namun sekarang teknologi informasi dapat
melakukan proses yang lebih kompleks. Teknologi baru dapat mengubah arus
informasi, sehingga memungkinkan lebih banyak orang untuk mengakses dan berbagi
informasi, mengubah prosedur yang seharusnya dikerjakan secara berurutan menjadi
dapat dilakukan secara bersamaan, serta menghilangkan hambatan-hambatan dalam
pengambilan keputusan. Teknologi informasi yang baru sering kali mengubah cara
organisasi bisnis secara menyeluruh. Mengunduh berbagai macam e-book dari
amazon, membeli komputer secara online di Best Buy, dan mengunduh musik dari
iTunes adalah proses bisnis yang sangat baru berdasarkan model bisnis baru yang
dibantu dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat. Dengan menganalisis
proses bisnis, maka dapat dicapai pemahaman yang sangat jelas tentang bagaimana
bisnis benar-benar bekerja. Selain itu, dengan melakukan analisis proses bisnis juga
menciptakan pemahaman mengenai bagaimana mengubah bisnis dengan
meningkatkan proses untuk membuatnya lebih efesien dan efektif.

2
2. Jenis-Jenis Sistem Informasi
Organisasi bisnis pada umumnya memiliki sistem-sistem yang mendukung proses-
proses tersebut dalam tiap area fungsi bisnis utama yaitu penjualan, pemasaran,
manufaktur dan produksi, keuangan dan akuntansi, serta sumber daya manusia. Pada
umumnya perusahaan juga memiliki sistem berbeda guna mendukung kebutuhan
pengambilan keputusan dari masing-masing kelompok manajemen utama yaitu
manajemen operasional, manajemen menengah dan manajemen senior. Masing-masing
menggunakan sistemnya sendiri untuk mendukung proses pengambilan keputusan yang
harus mereka buat untuk menjalankan perusahaan.
2.1 Sistem-Sistem untuk Kelompok Manajemen yang Berbeda
Sebuah perusahaan bisnis memiliki sistem untuk mendukung kelompok-
kelompok yang berbeda atau tingkatan manajemen yang meliputi sistem pemrosesan
transaksi dan sistem untuk intelijen bisnis.
a. Sistem Pemrosesan Transaksi
Sistem pemrosesan transaksi adalah sistem komputerisasi yang
mengoperasikan dan mencatat transaksi rutin harian yang diperlukan untuk
melakukan bisnis, seperti entri pesanan penjualan, pemesanan hotel, penggajian,
karyawan yang mencatat dan pengiriman. Tujuan utamanya adalah untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan rutin dan untuk memantau arus transaksi di
seluruh perusahaan. Pada tingkat operasional, tugas, sumber daya serta tujuan
telah ditentukan dan terstruktur dengan rapi. Sebagai contoh, keputusan untuk
menyetujui kredit dari pelanggan, diambil oleh supervisor pada tingkat yang lebih
rendah berdasarkan kriteria yang telah ditentukan. Sistem pemrosesan transasksi
sangat penting bagi perusahaan dimana kegagalan pada sistem (Transaction
Processing Systems/TPS) selama beberapa jam saja, dapat mengakibatkan
lumpuhnya suatu perusahaan dan perusahaan-perusahaan lain yang
menggunakannya.
b. Sistem untuk Intelijen Bisnis
Intelijen bisnis adalah istilah terkini mengenai data perangkat lunak untuk
mengorganisasi, menganalisis dan menyediakan akses kepada data untuk
membantu manajer dan pengguna lain dalam suatu perusahaan dalam membuat
keputusan yang lebih berdasarkan informasi.
Sistem intelijen bisnis untuk tingkat menengah membantu dengan cara
memantau, mengontrol, mengambil keputusan dan melakukan kegiatan-kegiatan
3
administratif. Sistem informasi manajemen menyediakan laporan kinerja
perusahaan terkini bagi manajemen tingkat menengah. Informasi ini kemudian
digunakan untuk memantau dan mengontrol organisasi bisnis serta
memperkirakan kinerja pada masa yang akan datang. Sistem Informasi
Manajemen (SIM) merangkum dan menyusun laporan mengenai kegiatan
operasional dasar perusahaan menggunakan data yang disediakan dari sistem
pemrosesan transaksi. Data dasar mengenai transaksi yang diperoleh dari
Transaction Processing Systems (TPS) dirangkum dan disajikan sebagai laporan
yang dihasilkan setiap saat. Saat ini laporan-laporan dikirim secara online. Pada
umumnya SIM akan menyediakan jawaban bagi pertanyaan-pertanyaan rutin yang
telah dispesifikasikan dalam perbaikan dan memiliki prosedur yang telah
ditentukan dalam memberikan jawaban atas pertanyaan.
Selain itu, ada sistem pendukung keputusan (decision support sistem) yang
berfokus pada masalah-masalah yang unik dan cepat berubah, dimana prosedur
dalam mencapai atau menghasilkan suatu solusi yang belum ditentukan
sebelumnya secara keseluruhan. Decision Support Systems (DSS) memperoleh
informasi dari Sistem Informasi Manajemen (SIM) dan Transaction Processing
Systems (TPS) dan informasi dari sumber-sumber eksternal, seperti harga saham
terkini atau barang pesaing. Decision Support Systems (DSS) yang kecil namun
tangguh merupakan sistem pengestimasi pelayaran pada perusahaan pelayaran
berskala global yang melayani pengangkutan batu bara, minyak, tambang, serta
barang jadi dalam skala besar.
Terakhir yaitu Sistem Pendukung Eksekutif (Executive Support
Systems/ESS) yang membantu manajemen senior dalam mewujudkan keputusan-
keputusan yang dibuat. Sistem tersebut ditujukan untuk mendukung pengambilan
keputusan tanpa routine yang membutuhkan pertimbangan evaluasi dan wawasan
karena tidak ada prosedur terprogram yang telah ditetapkan sebelumnya untuk
menciptakan solusi. ESS menyajikan grafik dan data dari banyak sumber melalui
batasan yang mudah digunakan oleh manajer senior. Informasi sering dikirimkan
kepada eksekutif senior melalui portal, yang menggunakan tampilan web untuk
menampilkan konten personal organisasi bisnis yang terintegrasi. Executive
Support Systems (ESS) dirancang untuk menggabungkan data kejadian-kejadian
dari luar perusahaan, seperti perubahan peraturan pajak ataupun kondisi pesaing,
serta merangkum informasi dari lingkungan dalam perusahaan melalui Sistem
4
Informasi Manajemen (SIM) dan Decision Support Systems (DSS). Sistem
tersebut menyaring, meringkas, dan memantau data-data penting seperti
menampilkan data terpenting bagi manajer senior.
Intelijen bisnis dan teknologi analitis terkini telah dilengkapi dengan
pengelolaan berbasis data, dimana para pengambil keputusan dapat
menggantungkan kepercayaan pada penggunaan perangkat analitis dan
pengelolaan data dalam membantu pekerjaannya, data yang diperoleh dari pabrik
ataupun divisi penjualan langsung tersedia sebagai informasi bagi kalangan
petinggi perusahaan atau menjadi sajian terperinci berupa laporan-laporan pada
layar penampil digital.
2.2 Sistem Untuk Membuat Perusahaan Saling Terhubung
a. Aplikasi Perusahaan
Menjalankan secara bersama-sama berbagai macam sistem yang berbeda-
beda telah menjadi tantangan utama bagi suatu perusahaan. Umumnya,
perusahaan menggunakan dua cara, yaitu membiarkan sistem tumbuh secara alami
dalam perusahaan atau menggunakan jasa perusahaan yang lebih kecil. Selama
beberapa waktu, perusahaan selalu berakhir dengan kumpulan sistem yang
sebagian besar merupakan sistem lama dan memiliki tantangan dalam
berkomunikasi antar satu sistem dengan sistem lainnya serta bekerja sama sebagai
satu kesatuan sistem perusahaan yang terintegrasi.
Salah satu solusi dalam masalah ini adalah dengan mengimplementasikan
aplikasi perusahaan (enterprise application), yang merupakan sistem yang
menjangkau seluruh area fungsional, berfokus pada pelaksanaan proses bisnis
yang terjadi di seluruh perusahaan, dan menjangkau seluruh tingkat manajemen.
Aplikasi perusahaan membantu perusahaan lebih fleksibel dan produktif dengan
cara mengoordinasikan proses-proses bisnis menjadi lebih singkat, serta
mengintegrasikan kelompok-kelompok proses guna menciptakan pengelolaan
sumber daya serta layanan pelanggan yang efisien. Terdapat empat kategori utama
aplikasi perusahaan, yaitu sistem perusahaan, sistem pengelolaan rantai pasokan,
sistem pengelolaan hubungan pelanggan, serta sistem manajemen pengetahuan.
Setiap kategori aplikasi perusahaan ini mengintegrasikan serangkaian fungsi dan
proses bisnis untuk meningkatkan kinerja organisasi secara keseluruhan.

5
1. Sistem Perusahaan
Sistem perusahaan (enterprise system) yang digunakam oleh
perusahaan sering disebut sebagai perencanaan sumber daya perusahaan
(Enterprise Resouce Planning/ERP) untuk mengintegrasikan proses bisnis
pada area manufaktur dan produksi, keuangan dan akuntansi, penjualan dan
pemasaran, serta sumber daya manusia ke dalam sebuah sistem perangkat
lunak tunggal. Informasi yang sebelumnya terpecah-pecah berdasarkan
beberapa sistem disimpan ke dalam bentuk data tunggal komprehensif (dapat
dipahami oleh semua sistem) pada sebuah lokasi penampungan data, yang
dapat digunakan oleh banyak bisnis yang berbeda.
2. Sistem Manajemen Rantai Pasokan
Perusahaan menggunakan sistem manajemen rantai pasokan (Supply
Chain Management/SCM) untuk mengelola hubungannya dengan pemasok.
Sistem ini membantu pemasok, pembelian perusahaan, distributor, dan
perusahaan logistik berbagi informasi tentang pesanan, produksi, tingkat
persediaan, serta pengiriman produk dan layanan sehingga mereka dapat
memproduksi serta memberikan barang dan jasa secara efisien. Sementara itu,
tujuannya adalah untuk menghasilkan produk menggunakan sumber daya yang
dimiliki dalam jumlah yang tepat, sesuai dengan jumlah konsumsi pelanggan
dengan waktu secepat mungkin dan biaya serendah mungkin. Sistem ini
meningkatkan profitabilitas perusahaan sebesar menurunkan biaya
pemindahan dan pembuatan produk dan memungkinkan para manajer
membuat keputusan yang lebih baik tentang bagaimana mengatur dan
menjadwalkan pengadaan, produksi dan distribusi. Sistem manajemen rantai
pasokan adalah salah satu jenis sistem interorganisasional karena sistem ini
mengotomatisasi arus informasi melintasi batas-batas organisasi.
3. Sistem Manajemen Hubungan Pelanggan
Perusahaan menggunakan sistem manajemen hubungan pelanggan
(Customer Relantionship Management/CRM) untuk mengelola hubungan
mereka dengan pelanggan. Customer Relantionship Management (CRM)
menyediakan informasi guna mengoordinasikan seluruh proses bisnis yang
berhubungan dengan pelanggan di bidang penjualan, pemasaran, serta
pelayanan untuk mengoptimalisasikan pendapatan, kepuasan pelanggan, serta
mempertahankan pelanggan. Informasi yang tersediakan oleh Customer
6
Relantionship Management (CRM) membantu pemerintah dalam
mengidentifikasi, menarik minat, mempertahanakan konsumen yang paling
memberikan keuntungan, menyediakan pelayanan yang lebih baik kepada
pelanggan yang sudah ada, serta meningkatkan penjualan.
4. Sistem Manajemen Pengetahuan
Beberapa perusahaan memiliki kinerja yang lebih baik daripada
perusahaan lainnya. Hal tersebut disebabkan mereka memiliki pengetahuan
yang lebih baik dalam menciptakan, memproduksi, serta mengirimkan barang
dan jasa. Pengetahuan yang dimiliki perusahaan ini bersifat unik/khas, sulit
ditiru, serta dapat berpengaruh sebagai keunggulan strategis jangka panjang.
Sistem manajemen pengetahuan (Knowledge Management System/KMS)
memungkinkan perusahaan menerima dan mengaplikasikan pengetahuan dan
keahlian secara lebih baik. Sistem ini mengumpulkan seluruh pengetahuan dan
pengalaman yang berhubungan dengan perusahaan, serta membuat
pengetahuan dan pengalaman tersebut tersedia di mana pun dan kapan pun
pada saat dibutuhkan untuk meningkatkan kinerja proses bisnis dan
peningkatan kualitas pengambilan keputusan oleh pihak manajemen.
b. Intranet dan Ekstranet
Aplikasi perusahaan menciptakan perubahan yang mendasar bagi
organisasi dalam menjalankan kegiatan bisnisnya dengan menawarkan banyak
peluang dalam mengintegrasikan data bisnis yang penting ke dalam satu sistem
tunggal. Namun, sering kali aplikasi perusahaan sulit diterapkan dan harganya pun
mahal. Oleh karena itu, intranet dan ekstranet pantas disebut sebagai perangkat
alternatif untuk meningkatkan integrasi dan kelancaran arus informasi antar
perusahaan dengan pelanggannya beserta pemasoknya. Secara sederhana, intranet
adalah situs web internal perusahaan yang hanya dapat diakses oleh karyawannya
saja.
Istilah “Intranet” mengacu pada jaringan internal, yang berbeda dengan
internet yang merupakan jaringan umum yang menghubungkan tiap organisasi
beserta jaringan eksternal lainnya. Intranet menggunakan teknologi dan teknik
yang sama dengan internet. Intranet sering kali merupakan wilayah akses
pribadi/khusus kalangan karyawan saja pada situs web perusahaan yang lebih
besar. Demikian juga dengan ekstranet. Ekstranet adalah situs web perusahaan
yang dapat diakses oleh vendor dan pemasok yang memiliki wewenang dan
7
biasanya digunakan untuk mengoordinasikan pengiriman persediaan ke fasilitas
produksi perusahaan tersebut.
2.3 E-Business, E-Commerce, dan E-Government
Sistem dan teknologi yang baru dijelaskan telah mengubah hubungan
perusahaan dengan pelanggan, karyawan, pemasok, dan rekanan logistik menjadi
hubungan secara digital menggunakan teknologi jaringan dan internet. Banyak
organisasi bisnis dewasa ini menggunakan atau berdasarkan jaringan digital, yang
diistilahkan sebagai “bisnis elektronik” dan “perdagangan elektronik”.
a. Bisnis elektronik atau e-business, mengacu pada penggunaan teknologi digital dan
internet untuk menjalankan proses-proses bisnis utama dalam suatu perusahaan.
E-business meliputi aktivitas pengelolaan internal dalam suatu perusahaan serta
kegiatan koordinasi dengan pemasok dan rekan bisnis lainnya. E-business juga
meliputi perdagangan elektronik (e-commerce).
b. Pedagangan elektronik atau e-commerce adalah bagian dari e-business yang
berhubungan dengan kegiatan jual beli barang/jasa melalui internet. Hal ini juga
mencakup kegiatan penunjang transaksi-transaksi pasar, seperti periklanan,
pemasaran, dukungan pelanggan, keamanan, pengiriman, dan pembayaran.
c. E-government mengacu pada penggunaan teknologi internet dan jaringan untuk
memungkinkan pemerintah berhubungan dengan masyarakat, organisasi bisnis,
sektor swasta, dan instansi pemerintah yang terkait lainnya secara digital.

3. Sistem untuk Kolaborasi dan Bisnis Sosial


3.1 Pengertian Kolaborasi dan Bisnis Sosial
Kolaborasi adalah bekerja secara bersama-sama dengan orang lain untuk
mencapai tujuan yang jelas sesuai dengan apa yang diharapkan. Kolaborasi berfokus
pada penyelesaian tugas ataupun misi yang telah direncanakan dan biasanya terjadi
dalam suatu organisasi bisnis atau organisasi lainnya, serta terjadi pula antar bisnis
yang satu dengan lainnya. Proses kolaborasi dapat berlangsung dalam jangka waktu
yang singkat ataupun berlangsung secara jangka panjang tergantung pada sifat
pekerjaan dan hubungan di antara pihak yang terlibat. Pihak-pihak yang terlibat dalam
proses kolaborasi dapat terjadi antara satu orang dengan satu orang ataupun banyak
orang dengan banyak orang.
Dalam suatu organisasi bisnis, karyawan dapat juga berkolaborasi dalam
kelompok informal ataupun dalam suatu tim formal. Tim sering kali berumur pendek,
8
tergantung pada masalah yang ditangani dan lamanya waktu yang dibutuhkan untuk
menemukan solusi atas suatu permasalahan dalam usaha menyelesaikan misi.
Kolaborasi dan kerja tim menjadi sangat penting saat ini dibandingkan dengan
sebelumnya karena:
a. Mengubah sifat pekerjaan. Sifat pekerjaan telah berubah dari perusahaan pabrik
dan kantor tanpa komputer, dimana setiap tahapan dalam proses produksi
dilakukan secara terpisah satu sama lain dan dikoordinasikan oleh supervisor.
b. Berkembangnya suatu bidang pekerjaan profesional. Bidang pekerjaan yang
berkaitan dengan kegiatan interaksi antara satu pihak dengan pihak lainnya
cenderung menjadi bidang pekerjaan bagi para profesional di bidang jasa yang
dimana pekerjaan ini cenderung memerlukan koordinasi dan kolaborasi,
penyampaian informasi, dan pengetahuan yang lebih mendalam.
c. Mengubah organisasi perusahaan. Saat ini, pekerjaan diatur ke dalam kelompok
dan tim, dan para anggota diharapkan mampu mengembangkan kemampuan
mereka sendiri untuk menyelesaikan tugas. Manajer hanya bertugas untuk
mengamati dan mengukur hasil.
d. Mengubah ruang lingkup perusahaan. Suatu perusahaan tidak hanya terdapat di
satu tempat, tetapi dapat pula tersebar di berbagai tempat. Dengan demikian,
kebutuhan akan koordinasi yang erat antara desain, produksi, pemasaran,
distribusi, dan layanan jelas menjadi penting dan berskala baru.
e. Penekanan pada inovasi. Melalui kolaborasi, maka seseorang akan lebih mudah
untuk menemukan ide-ide baru yang kemudian mampu meningkatkan laju dan
kualitas inovasi.
f. Mengubah budaya kerja dan bisnis. Sebagian besar penelitian tentang kolaborasi
mendukung gagasan bahwa tim yang beragam menghasilkan output yang lebih
baik dan lebih cepat daripada individu yang bekerja sendiri.
Dengan adanya kolaborasi, maka banyak perusahaan saat ini meningkatkan
usahanya melalui bisnis sosial yaitu suatu kegiatan usaha yang dilakukan melalui
platform jejaring sosial, seperti Instagram, Facebook, Twitter, dan lainnya dengan
melibatkan karyawan, pelanggan, dan pemasok. Tujuan dari bisnis jejaring sosial
adalah untuk memperdalam interaksi dengan kelompok-kelompok dari dalam dan luar
perusahaan guna memperlancar dan memperbaiki pendistribusian informasi, inovasi
dan pengambilan keputusan. Kata kunci dalam bisnis sosial adalah "percakapan". Para
pendukung bisnis sosial berpendapat bahwa, jika perusahaan dapat mendengarkan
9
percakapan dengan baik, mereka akan memperkuat ikatan mereka dengan konsumen,
pemasok, dan karyawan, meningkatkan keterlibatan emosional mereka dalam
perusahaan. Jika lingkungan seperti itu dapat diciptakan, kemungkinan akan mampu
mendorong operasional, efisiensi, memacu inovasi, dan mempercepat pengambilan
keputusan.
3.2 Manfaat Bisnis dari Kolaborasi dan Bisnis Sosial
Survei terkini mengenai para pengelola bisnis dan sistem informasi secara
global menemukan bahwa investasi di bidang teknologi kolaborasi mendatangkan
peningkatan kinerja organisasi yang memberikan tingkat pengembalian empat kali
lipat dari jumlah investasi.
Beberapa aplikasi dalam bisnis sosial yaitu:
a. Social networks, terhubung ke dalam profil pribadi dan bisnis.
b. Crowdsourcing, memanfaatkan pengetahuan kolektif untuk meghasilkan ide dan
solusi baru.
c. Shared workspaces, digunakan untuk mengkoordinasikan proyek, tugas, dan dapat
juga digunakan untuk membuat suatu konten.
d. Blogs and wikis, publikasikan dan akses pengetahuan dengan cepat,
mendiskusikan pendapat dan pengalaman.
e. Social commerce, berbagi pendapat tentang pembelian atau pembelian di sosial
platform.
f. File sharing, digunakan untuk mengunggah, membagikan, dan mengomentari
foto, video, audio, teks, dan dokumen.
g. Social marketing, menggunakan media sosial untuk berinteraksi dengan
pelanggan, dan menambah wawasan mengenai pelanggan.
h. Communities, diskusikan topik di forum terbuka dan berbagi pengalaman.
Adapun manfaat bisnis dari kolaborasi dan bisnis sosial yaitu:
a. Produktivitas. Orang-orang akan berinteraksi dan bekerja sama sehingga dapat
memperoleh pengetahuan dan menyelesaikan masalah dengan lebih cepat.
b. Kualitas. Orang yang bekerja secara kolaboratif dapat mengomunikasikan
kesalahan, dan tindakan korektif lebih cepat daripada jika mereka bekerja sendiri-
sendiri.
c. Inovasi. Orang-orang yang bekerja secara kolaboratif dapat memunculkan ide-ide
yang lebih inovatif untuk produk, layanan, dan administrasi daripada jumlah yang
sama yang bekerja secara terpisah satu sama lain.
10
d. Layanan pelanggan. Orang-orang yang berkolaborasi dapat menyelesaikan
keluhan dan masalah pelanggan dengan lebih cepat dan lebih efektif.
e. Kinerja keuangan (profitabilitas, penjualan, dan pertumbuhan penjualan).
Perusahaan kolaboratif memiliki penjualan, pertumbuhan penjualan, dan kinerja
keuangan yang lebih baik.
3.3 Membangun Budaya dan Proses Bisnis yang Kolaboratif
Perusahaan bisnis, terutama yang berskala besar memiliki reputasi pada masa
lalu sebagai organisasi yang bersifat “memerintah dan mengendalikan” dimana semua
masalah dan pemikiran penting dibebankan pada pemimpin perusahaan dan kemudian
memerintahkan bawahannya untuk menjalankan rencana dari manajemen senior.
Sedangkan tugas dari manajemen menengah adalah menyampaikan informasi kepada
pemimpin dan karyawan.
Perusahaan komando dan kontrol memerlukan karyawan tingkat rendah untuk
mengerjakan pesanan tanpa terlalu banyak bertanya, tanpa tanggung jawab untuk
meningkatkan proses, dan tanpa imbalan atas kerja tim atau kinerja tim. Bersama-
sama, ekspektasi manajemen dan karyawan membentuk budaya, seperangkat asumsi
tentang tujuan bersama dan bagaimana orang harus berperilaku. Dalam budaya
kolaboratif, manajemen senior menetapkan kolaborasi dan kerja tim sebagai hal yang
penting bagi organisasi. Oleh karena itu, kolaborasi diterapkan juga oleh jajaran
senior bisnis.

3.4 Perangkat dan Teknologi untuk Kolaborasi dan Bisnis Sosial


a. Email dan Pesan Instan (E-mail and Instant Messaging/IM)
Surat elektronik telah menajdi perangkat utama dalam berkomunikasi dan
berinteraksi. Email dan pesan instan (termasuk pesan teks) telah menjadi alat
komunikasi utama dan berkolaborasi untuk menghubungkan pekerjaan. Perangkat
lunak ini dioperasikan pada komputer, telepon seluler, dan perangkat genggam
nirkabel lainnya serta mencakup fitur untuk berbagi file dan mengirimkan pesan.
Banyak sistem pesan instan yang memungkinkan pengguna untuk terlibat dalam
berbagai percakapan dengan banyak peserta secara bersamaan.
b. Wiki
Wiki adalah jenis situs Web yang memudahkan pengguna yang tidak
memiliki pengetahuan dalam bahasa pemograman dan pengembangan Web untuk
ikut berkontribusi dan mengedit konten teks serta grafik. Wiki yang paling
11
terkenal adalah Wikipedia, situs atau proyek terbesar yang diedit secara
kolaboratif di dunia. Wikipedia adalah situs yang bergantung pada sukarelawan,
tidak menghasilkan uang, dan tidak menerima iklan.
c. Virtual Worlds
Virtual worlds seperti kehidupan kedua, yaitu lingkungan tiga dimensi
yang dihuni oleh “penduduk atau warga” yang telah menciptakan karakter grafis
sebagai perwakilan diri mereka yang dikenal sebagai avatar. Organisasi seperti
IBM dan Insead, bisnis internasional sekolah dengan kampus di Prancis dan
Singapura, menggunakan dunia maya ini untuk mengadakan rapat online, sesi
pelatihan, dan "ruang tunggu".
d. Platform Kolaborasi dan Bisnis Jejaring Sosial
Saat ini, terdapat berbagai produk perangkat lunak yang menyediakan
platform multi-fungsi untuk berkolaborasi dan melakukan bisnis jejaring sosial di
antara tim karyawan yang bekerja bersama dari berbagai lokasi. Platform yang
paling banyak digunakan adalah konferensi audio dan konferensi video berbasis
Internet, layanan perangkat lunak online seperti Google Apps/Google Sites,
cyberlockers, sistem kolaborasi perusahaan seperti Lotus Notes dan Microsoft
Share Point, dan alat jejaring sosial perusahaan seperti Salesforce Chatter,
Microsoft Yammer , Jive, dan IBM Connections dan SmartCloud for Business.
 Virtual Meeting Systems
Dalam upaya untuk mengurangi biaya perjalanan, banyak perusahaan
baik besar maupun kecil yang mengadopsi video dan Web konferensi seperti
menggunakan Zoom, Cisco Webex, Microsoft Live Meeting, dan lainnya.
Perusahaan seperti Heinz, General Electric, Pepsico, dan Wachovia
menggunakan sistem pertemuan virtual untuk pengarahan produk, pelatihan
kursus, sesi strategi, dan bahkan obrolan yang menginspirasi.
 Google Apps/Google Sites dan Cloud Collaboration Services
Salah satu layanan online “gratis” yang paling sering digunakan adalah
Google Apps/Google Sites. Google Sites memungkinkan pengguna
menciptakan situs web untuk kelompok secara online yang dapat diedit
dengan cepat. Google Drive adalah contoh layanan online berbasis
cyberlockercloud. Cyberlocker adalah layanan berbagi file online yang

12
memungkinkan pengguna mengunggah file ke dalam situs online yang aman
dan file yang tersimpan dapat dibagikan dengan orang lain.
 Microsoft SharePoint
Microsoft SharePoint adalah platform kolaborasi dan pengolahan data
berbasis browser, yang digabungkan dengan fitur mesin pencari pada server
perusahaan. SharePoint memiliki tampilan berbasis web dan terintegrasi erat
dengan perangkat yang digunakan sehari-hari seperti produk-produk Microsoft
Office. Microsoft SharePoint dapat digunakan untuk menjadikan pusat
kegiatan komunikasi situs web internal perusahaan guna mengorganisasikan
dan menyimpan informasi pada satu area kerja terpusat.
 Lotus Notes
Lotus Notes merupakan contoh awal dari perangkat untuk membentuk
dan berkomunitas di dalam sebuah grup. Sistem aplikasi kolaborasi dengan
kemampuan membagikan kalender, penulisan dan pengeditan dokumen secara
bersama, berbagi akses database, serta pertemuan secara elektronik dimana
setiap partisipan dapat saling melihat dan menampilkan informasi dan
kegiatan yang dilakukan satu sama lain.
 Enterprise Social Networking Tools
Perangkat yang mendukung jaringan sosial perusahaan adalah alat
yang memiliki kemampuan untuk mendukung bisnis sosial seperti Salesforce
Chatter, Microsoft's Yammer, Jive, dan IBM Connections. Alat jejaring sosial
perusahaan menciptakan nilai bisnis dengan menghubungkan anggota
organisasi melalui profil, pembaruan, dan pemberitahuan, mirip dengan fitur
Facebook, tetapi disesuaikan dengan penggunaan internal perusahaan.

4. Sistem Informasi Sebagai Salah Satu Fungsi Perusahaan


4.1 Departemen Sistem Informasi
Departemen sistem informasi terdiri atas spesialis seperti, pemrogram, analisis
sistem, pemimpin proyek, dan manajer sistem informasi. Pemrogram (programmers)
adalah spesialis yang dilatih mengenai hal-hal teknis secara mendalam, yang menulis
rangkaian perintah dalam suatu program untuk komputer. Analisis sistem (systems
analysis) melambangkan hubungan utama antara kelompok sistem informasi dengan
seluruh kelompok lainnya dalam perusahaan. Pekerjaan analisis sistem adalah

13
menerjemahkan masalah yang dihadapi oleh perusahaan dan persyaratan-persyaratan
yang diperlukan menjadi persyaratan informasi dan sistem. Manajer sistem informasi
(information systems managers) adalah pemimpin dari tim pemrogram dan analisis,
manajer proyek, manajer fasilitas, manajer telekomunikasi ataupun spesialis database.
Di banyak perusahaan, departemen sistem informasi dipimpin oleh seorang
Chief Information Officer (CIO). Chief Information Officer (CIO) adalah manajer
senior yang mengawasi penggunaan teknologi informasi di perusahaan. CIO saat ini
diharapkan memiliki latar belakang bisnis yang kuat serta keahlian sistem informasi
dan memainkan peran kepemimpinan dalam mengintegrasikan teknologi ke dalam
strategi bisnis perusahaan. Perusahaan besar saat ini juga memiliki posisi untuk kepala
petugas keamanan, kepala petugas pengetahuan, dan kepala petugas privasi yang
semuanya bekerja erat dengan Chief Information Officer (CIO).
Direktur keamanan sistem informasi Chief Information Officer (CIO)
bertanggung jawab terhadap keamanan sistem informasi perusahaan dan bertanggung
jawab memperkuat kebijakan keamanan informasi perusahaan. Kadang jabatan ini
disebut Chief Information Security Officer (CISO), dimana keamanan sistem
informasi bukanlah keamanan secara fisik alias petugas keamanan. Chief Information
Security Officer (CISO) bertanggung jawab dalam memberikan pendidikan dan
pelatihan kepada pengguna dan spesialis sistem informasi tentang keamanan, menjaga
kewaspadaan manajemen tentang ancaman keamanan dan gangguan, serta merawat
perangkat dan kebijakan yang dipilih untuk mengimplementasikan keamanan.
Keamanan sistem informasi dan kebutuhan pengamanan data pribadi menjadi
sangat penting. Oleh şebab itu, perusahaan yang mengumpulkan data pribadi dalam
jumlah beşar menyediakan Iowongan Chief Privacy Officer (CPO). Chief Privacy
Officer (CPO) bertanggung jawab dalam memastikan perusahaan memenuhi prosedur
hukum mengenai data pribadi yang telah ditetapkan.
Chief Knowledge Officer (CKO) bertanggung jawab dalam program
pengelolaan pengetahuan. Chief Knowledge Officer (CKO) membantu merancang
program dan sistem untuk menemukan sumber pengetahuan baru atau memperbaiki
penggunaan ilmu pengetahuan yang telah ada bagi proses manajemen dan organisasi.
Pengguna akhir (end user) adalah perwakilan dari departemen di luar
kelompok sistem informasi di mana aplikasi yang dikembangkan diperuntukkan bagi
mereka. Para pengguna ini memainkan peran yang terus bertambah beşar dalam
perancangan dan pengembangan sistem informasi.
14
4.2 Pengorganisasian Sistem Informasi
Terdapat banyak jenis organisasi bisnis dan terdapat banyak cara bagaimana
fungsi teknologi informasi disusun dalam perusahaan tersebut. Perusahaan yang kecil
tidak akan memiliki kelompok sistem informasi yang formal. Mungkin perusahaan
tersebut hanya memiliki satu orang karyawan yang bertanggung jawab memelihara
jaringan dan menjalankan aplikasinya atau menggunakan jasa konsultan dalam
melakukan pekerjaan ini. Perusahaan yang lebih beşar memiliki departemen sistem
informasi tersendiri yang diatur melalui cara-cara yang berbeda tergantung sifat dan
kepentingan perusahaan. Tata kelola TI (IT governance) melibatkan strategi dan
kebijakan dalam penggunaan teknologi informasi pada sebuah perusahaan. Tata
kelola TI menspesifikasikan perincian hak dan kerangka kerja untuk tujuan
akuntabilitas guna menjamin teknologi informasi yang digunakan untuk mendukung
strategi dan tujuan organisasi.

15
DAFTAR PUSTAKA

Amalia, Frisca. 2017. CHAPTER 2 GLOBAL E-BISNIS DAN KOLABORASI.


http://amaliafriscaa.blogspot.com/2017/12/bab-2-g-lobal-e-bisnis-dan-kolaborasi.html
?m=1 (diakses pada hari Sabtu, 13 Februari 2021)

Feny, Yusnika. 2015. RANGKUMAN BAB 2 : ELEKTRONIK BISNIS GLOBAL DAN


KOLABORASI. http://fenyyusnika.blog.upi.edu/2015/09/27/rangkuman-bab-2-
elektronik-bisnis-global-dan-kolaborasi/ (diakses pada hari Jumat, 12 Februari 2021)

Kenneth C. Laudon; Jane P. Laudon. 2014. Management Information System, Thirteenth


Edition.

Saputri, Ayu. Tanpa Tahun. RINGKASAN BAB II Sistem Informasi Manajemen.


http://ayusaputri1509.simplesite.com/ (diakses pada hari Jumat, 12 Februari 2021)

16

Anda mungkin juga menyukai