Anda di halaman 1dari 14

Senin, 15 Februari 2021

PERTEMUAN 1

AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN 1

RANGKUMAN MATERI KULIAH

AKUNTANSI PADA PERSEKUTUAN, OPERASI CABANG, DAN LAPORAN KEUANGAN


KONSOLIDASI

OLEH KELOMPOK 1 :

1. I KADEK DWI SURYA ADINATA 1807531201


2. I GUSTI AYU AGUNG DIAH PRAMESTI LIANINGRUM 1907531009
3. NI PUTU FEBRY WIDIANTARI 1907531012
4. NI LUH PUTU PRISKA SRI UTAMI 1907531043

DOSEN PENGAMPU :
Ketut Alit Suardana, S.E., Ak., M.Si., CA

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
TAHUN 2021

i
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Persekutuan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih yang setuju untuk
menginvestasikan sesuatu ke dalam usaha dan laba yang diperolehnya dibagi antara
mereka. Dalam persekutuan juga terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan seperti
pendirian, pengoperasian, dan perubahan keanggotaan serta likuidasi. Selanjutnya mengenai
akuntansi untuk operasi cabang, walaupun kantor pusat dan masing-masing cabang
mengelola pembukuan, seluruh akun akan digabungkan untuk pelaporan eksternal sehingga
laporan keuangan eksternal menyajikan perusahaan sebagai entitas ekonomi tunggal. Dalam
praktiknya, suatu perusahaan mungkin saja melakukan penjualan konsinyasi, dimana
Konsinyasi (consignment) adalah suatu perjanjian dimana salah satu pihak yang memiliki
barang menyerahkan sejumlah barangnya kepada pihak tertentu untuk dijualkan dengan
memberikan komisi tertentu. Pada rangkuman materi kuliah ini juga membahas mengenai
akuntansi multinasional untuk transaksi mata uang asing dan instrumen keuangan, pelaporan
segmen dan interim, perusahaan dalahm kesulitan keuangan, akuisisi antar perusahaan dan
investasi pada entitas lain, pelaporan kepemilikan antar perushaan, entitas konsolidasi dan
laporan keuangan konsolidasi, konsolidasi pada anak perusahaan yang dimiliki penuh, serta
yang terakhir mengenai konsolidasi pada anak perusahaan yang dimiliki kurang dari
kepemilikan penuh.

B. Rumusan Masalah

1) Apakah yang dimaksud dengan persekutuan, dan bagaimana pendirian,


pengoperasian, dan perubahan keanggotaan serta likuidasi pada persekutuan ?

2) Bagaimana penjelasan mengenai akuntansi pada operasi cabang ?

3) Apakah yang dimaksud dengan penjualan konsinyasi ?

4) Bagaimana penjelasan mengenai akuntansi multinasional untuk transaksi mata uang


asing dan instrumen keuangan ?

5) Apakah yang dimaksud dengan pelaporan segmen dan interim ?

6) Bagaiman penjelasan mengenai entitas konsolidasi dan laporan keuangan


konsolidasi ?

C. Tujuan Penulisan

1) Untuk memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi Keuangan Lanjutan 1

2) Mampu memahami dan memaparkan semua materi yang terdapat pada RPS 1

ii
PEMBAHASAN

1.1 Persekutuan : Pendirian, Pengoperasian, dan Perubahan Keanggotaan serta Likuidasi

Definisi Persekutuan

Pada KUHPer Bab VIII, bagian I Pasal 1618 menyatakan bahwa . “ Persekutuan adalah perjanjian
antara dua pihak atau lebih yang setuju untuk menginvestasikan sesuatu ke dalam usaha dan laba
yang diperolehnya dibagi antara mereka. Definisi ini dapat dibagi menjadi tiga faktor terpisah yaitu :
Gabungan dua orang atau lebih , Untuk menginvestasikan sesuatu, dan Usaha untuk laba.

Pendirian Persekutuan

Akta pendirian persekutuan harus mencakup hal-hal sebagai berikut :

1. Nama dari persekutuan dan nama dari para sekutu


2. Jenis usaha yang akan dijalani dan jangka waktu perjanjian persekutuan
3. Kontribusi modal awal dari masing-masing sekutu dan metode dimana kontribusi modal
dimasa depan diterapkan
4. Penjelasan lengkkap tentang distribusi, keuntungan dan kerugian, termasuk gaji, bunga
digunakan untuk mendistribusikan sisa keuntungan dan kerugian.
5. Prosedur yang digunakan dalam perubahan persekutuan, seperti penambahan sekutu baru
dan berhentinya sebuah sekutu.
6. Aspek lain dalam operasi yang diputuskan oleh para sekutu, seperti hak manajemen dari
masing-masing sekutu, prosedur pemungutan suara, dan metode akuntansi.

Akuntansi untuk Operasi Persekutuan

Akun sekutu adalah : Akun Modal, Akun Prive (Penarikan), dan Akun Pinjaman

1. Akun Modal
Investasi awal Para sekutu, setoran modal selanjutnya, distribusi keuntungan atau kerugian,
dan penarikan modal oleh sekutu dicatat dalam akun modal para sekutu. Setiap sekutu
memiliki satu akun modal, yang biasanya bersaldo kredit. Dalam keadaan tertentu , akun
modal para sekutu bisa saja bersaldo debit, disebut juga dengan kekurangan atau defisiensi
(deficiency) atau kadang-kadang dikatakan deficit (deficit), yang terjadi karena kerugian dan
penarikan modal seorang sekutu melebihi modal yang disetor dan pembagian keuntungan.
Defisit biasanya akan hilang dengan tambahan modal disetor. Saldo dalam akun modal
mencerminkan bagian asset bersih seorang sekutu dalam persekutuan.
2. Akun Prive (Penarikan)
Para sekutu biasanya melakukan penarikan atas asset dari persekutuan sepanjang tahun
sebagai antisipasi atas keuntungan. Akun penarikan yang terpisah terkadang diinginkan
untuk mencatat penarikan periodik dan kemudian ditutup kepada akun modal pada akhir

1
periode. Contoh, Jurnal berikut dibuat dalam pembukuan persekutuan AB untuk penarikan
kas sejuml;ah Rp 3.000.000 oleh Bayu pada tanggal 1 Mei 20X1.
Jurnal untuk mencatat Prive adalah:
Prive-Bayu 3.000.000
Kas 3.000.000
3. Akun Pinjaman
Persekutuan bisa meminta pendanaan tambahan dari para sekutu. Pinjaman antara seorang
sekutu dan persekutuan harus dilengkapi dengan dokumen pinjaman yang memadai seperti
surat utang. Pinjaman dari sekutu dianggap kewajiban dalam pembukuan persekutuan. Jika
semua sekutu setuju, persekutuan diwajibkan membayar bunga atas pinjaman kepada sekutu
yang meminjamkannya. Bunga atas pinjaman dicatat sebagai beban operasi. Sebaliknya,
persekutuan dapat meminjamkan uang kepada sekutu, dalam kasus ini dicatat piutang
pinjaman kepada sekutu. Apabila disetujui oleh semua sekutu pinjaman ini seharusnya
dikenakan bunga dan diakui pendapatan bunga dalam laporan laba rugi persekutuan.
Contoh, Jurnal ini mencatat pinjaman dari Aldi kepada persekutuan senilai Rp 4.000.000
dengan bunga 10% pada tanggal 1 Juli 20X1. Jurnalnya :
Kas 4.000.000
Pinjaman dari Aldi 4.000.000

Perubahan Keanggotaan

Perubahan dalam keanggotaan persekutuan terjadi dengan adanya penambahan sekutu baru atau
berhentinya sekutu saat ini. Sekutu Baru biasanya merupakan sumber tambahan modal utama
perusahaan atau sebagai tenaga ahli. Struktur legal dari persekutuan mensyartakan Admission of
new partner secara tidak langsung merupakan persetujuan dari semua sekutu saat ini. Lebih dari itu,
pengumuman public biasa dibuat mengenai penambahan sekutu baru sehingga pihak ketiga yang
melakukan transasksi bisnis dengan persekutuan menyadari adanya perubahan dalam persekutuan.

Berhentinya atau pengunduran diri seorang sekutu dari persekutuan (withdrawal of a partner from a
Partnership) menyebabkan pembubaran secara hukum atas persekutuan. Banyak perusahaan yang
tetap melanjutkan operasi bisnisnya dan persekutuan mungkin saja membeli kepemilikan sekutu yang
berhenti pada harga pembelian (buyout price). Harga pembelian adalah nilai estimasi jika:

1. Aset dijual pada harga yang sama dengan atau lebih besar dari nilai likuidasi atau nilai yang
menjadi dsar penjualan seluruh bisnis jika bisnis tetap berjalan tanpa sekutu yang keluar
tersebut
2. Persekutuan diakhiri pada saat tersebut, dengan pembayaran seluruh kreditor persekutuan
dan penghentian bisnis.
1.2 Akuntansi untuk Operasi Cabang

Walaupun kantor pusat dan masing-masing cabang mengelola pembukuan, seluruh akun
akan digabungkan untuk pelaporan eksternal sehingga laporan keuangan eksternal menyajikan
2
perusahaan sebagai entitas ekonomi tunggal. Secara keseluruhan penyusunan laporan keuangan
eksternal untuk perusahaan yang memiliki kantor pusat dan satu kantor cabang atau lebih cukup
mirip dengan penyusunan laporan konsolidasi. Transaksi antara kantor pusat dan kantor cabang juga
dicatat seperti biasa kecuali bahwa mereka turut mencatat akun-akun antarperusahaan. Ketika
pembukuan di kantor pusat dan kantor cabang selesai dimutakhirkan, saldo akun antarperusahaan di
pembukuan kantor pusat akan sama jumlahnya namun dalam arah saldo yang berlawanan dengan
akun antarperusahaan di pembukuan cabang. Misalnya, jika kantor pusat memilik i saldo debit sebuah
akun antarperusahaan Rp 10.000.000, akun terkait akan muncul di pembukuan kantor cabang
dengan nilai yang sama pada saldo kredit.
Akun antarperusahaan di pembukuan kantor pusat disebut investasi di cabang, sementara
akun resiprokal di pembukan cabang dinamakan Kantor pusat. Ketika suatu perusahaan memiliki
lebih dari satu cabang, dibuat akun investasi terpisah untuk setiap cabang. Penjelasan tentang akun
investasi di Cabang dan Kantor Pusat, dan bagaimana pengaruhnya terhadap berbagai t ransaksi,
dijelaskan di bawah ini :
Investasi di Cabang Kantor Pusat
(Buku Kantor Pusat) (Buku Cabang)
xxx Transfer Aset ke Cabang xxx
xxx Transfer Aset dari Cabang xxx
xxx Laba Cabang xxx
xxx Rugi Cabang xxx

1.3 Penjualan Konsinyasi

Konsinyasi (consignment) adalah suatu perjanjian dimana salah satu pihak yang memiliki barang
menyerahkan sejumlah barangnya kepada pihak tertentu untuk dijualkan dengan memberikan komisi
tertentu.

Pemilik yang memiliki barang atau yang menitipkan barang disebut pengamanat (consignor),
sedang pihak yang dititipi barang disebut disebut komisioner (consignee). Bagi pengamanat barang
yang dititipkan kepada pihak lain untuk dijualkan dengan harga dan persyaratan tertentu biasa
disebut sebagai barang-barang konsinyasi (consignment out), sedangkan bagi pihak penerima
barang-barang ini disebut dengan barang-barang komisi (consignment in).

Transaksi konsinyasi diakui jika telah terjadi perpindahan pengelolaan dan penyimpanan barang
kepada komisioner, namun hak milik atas barang yang bersangkutan tetap berada pada pengamanat
(consignor). Hak milik akan berpindah dari pengamanat apabila komisioner telah berhasil menjual
barang tersebut kepada pihak ketiga. Karakteristik dari transaksi konsinyasi, yang juga merupakan
perbedaan perlakuan akuntansinya dengan transaksi penjualan, yaitu:

3
1. Karena hak milik atas barang-barang masih berada pada pengamanat, maka barang-barang
konsinyasi harus dilaporkan sebagai persediaan oleh pengamanat. Barang-barang konsinyasi
tidak boleh diperhitungkan sebagai persediaan oleh pihak komisioner.

2. Pengiriman barang-barang konsinyasi tidak mengakibatkan timbulnya pendapatan dan tidak


boleh dipakai sebagai kriteria untuk mengakui timbulnya pendapatan, baik bagi pengamanat
maupun bagi komisioner sampai dengan saat barang dapat dijual kepada pihak ketiga.

3. Pihak pengamanat sebagai pemilik, tetap bertanggung jawab sepenuhnya terhadap semua
biaya yang berhubungan dengan barang-barang konsinyasi sejak saat pengiriman sampai
dengan saat komisioner menjualnya kepada pihak ketiga. Kecuali ditentukan lain dalam
perjanjian diantara kedua belah pihak yang bersangkutan.

4. Komisioner dalam batas kemampuannya mempunyai kewajiban untuk menjaga keamanan


dan keselamatan barang-barang komisi yang diterimanya itu. Oleh sebab itu administrasi
yang tertib harus diselenggarakan sampai dengan saat ia berhasil menjual barang tersebut
kapada pihak ketiga.

Sistem pencatatan akuntansi dari semua transaksi dalam penjualan konsinyasi digolongkan dalam
beberapa hal, yaitu:

Pencatatan Akuntansi bagi Komisioner

1. Transaksi konsinyasi dicatat secara terpisah dengan penjualan regular

Dalam transaksi konsinyasi yang dicatat secara terpisah dengan penjualan regular,
komisioner harus membentuk rekening “Barang Komisi”. Rekening ini di debit untuk semua
biaya yang menjadi tanggung jawab pengamanat, dan di kredit untuk seluruh hasil penjualan
barang-barang konsinyasi. Saldo kredit di dalam rekening barang komisi berarti menunjukkan
hutang komisioner kepada pengamanat. Sebaliknya saldo debit dalam rekening ini berarti
merupakan adanya piutang dari komisioner kepada pihak pengamanat.

2. Transaksi konsinyasi tidak dicatat secara terpisah dengan penjualan regular

Dalam transaksi yang pencatatannya digabung dengan penjualan regular, penjualan barang
titipan dibukukan dalam rekening “Hasil Penjualan”. Akan tetapi sebagai konsekuensinya
pengakuan terhadap “Pembelian atau Harga Pokok Penjualan” harus segera dilakukan setiap
komisioner berhasil menjual barang-barang konsinyasi tersebut. Pengakuan terhadap
pembelian atau harga pokok penjualan itu dilakukan dengan mendebit rekening-rekening
yang bersangkutan sebesar jumlah yang harus disetor kepada pengamanat untuk barang-
barang yang dijual tersebut, dengan rekening lawan kredit pada “Hutang kepada
Pengamanat”. Biaya-biaya yang berhubungan dengan aktivitas penjualan barang-barang
konsinyasi dan menjadi tanggung jawab pengamanat didebit dalam rekening “Hutang kepada

4
Pengamanat”. Dengan prosedur demikian, maka besarnya jumlah yang harus disetor kepada
pengamanat akan tercermin pada saldo kredit “Hutang kepada Pengamanat”.

Pencatatan Akuntansi bagi Pengamanat (Consignor)

Prosedur akuntansi yang akan diikuti oleh pihak pengamat tergantung pada:

1. Rekening-rekening pembukuan atas transaksi konsinyasi, dalam hal ini terdapat dua
alternatifsebagai berikut:

a. Diselenggarakan terpisah dari transaksi penjualan reguler.

b. Tidak diselenggarakan secara terpisah dari transaksi penjualan reguler

2. Metode administrasi barang-barang dagangan, dalam hal ini juga terdapat dua alternatif yaitu
Metode perpetual dan Metode phisik.

1.4 Akuntansi Multinasional untuk Transaksi Mata Uang Asing dan Instrumen Keuangan
Perusahaan multinasional yang memiliki transaksi usaha internasional harus menyetujui
penggunaan mata uang asing. Implikasi dari transaksi tersebut adalah munculnya keuntungan
atau kerugian akibat perubahan kurs. Ada sekitar 150 jenis mata uang asing diseluruh dunia,
namun hanya 6 jenis mata uang yang umum digunakan yaitu dolar AS, poundsterling Inggris,
dolar Kanada, euro, yen Jepang, dan franc Swiss. Transaksi mata uang asing perusahaan
Indonesia meliputi pencatatan piutang dan utang yang nilainya akan dilunasi dalam mata uang
asing, karena rupiah digunakan sebagai mata uang pelaporan, maka transaksi dalam mata uang
asing harus ditranslasi setara Rp. sebelum dilaporkan pada laporan keuangan
Penentuan Kurs
1. Kurs Langsung (direct exchange rate-DER), banyaknya unit mata uang lokal (local
currency units-LCUs) yang diperlukan untuk memperoleh satu unit mata uang asing (foreign
currency units-FCU). Cara menghitung kurs langsung : DER =

2. Kurs Tidak Langsung (indirect exchange rate-IER), banyaknya unit mata uang asing yang
diperoleh dengan satu rupiah. Cara menghitung kurs tidak langsung : IER =

Perubahan Kurs mengacu pada semakin menguat atau melemahnya suatu mata uang,
dibandingan dengan mata uang lainnya, yang perlu diingat bahwa
Menguatnya Rupiah Melemahnya Rupiah
Lebih banyak mata uang rupiah yang
Lebih sedikit mata uang rupiah yang diperlukan diperlukan untuk memperoleh satu unit mata
untuk memperoleh satu unit mata uang asing uang asing
Satu rupiah memperoleh lebih banyak mata Satu rupiah memperoleh lebih sedikit mata
uang asing uang asing

5
Kurs Tunai (Spot Rate) adalah kurs yang digunakan dalam penyerahan segera suatu mata uang.
Kurs Sekarang (Current Rate) adalah kurs tunai pada tanggal neraca suatu entitas, dan Kurs Masa
Depan (forward exchange rate) adalah kurs untuk pertukaran mata uang dimasa mendatang.
Transaksi Mata Uang Asing (foreign currency transaction), yaitu aktivitas ekonomi yang
dinyatakan selain dari mata uang pencatatan suatu entitas. Di Indonesia, akuntansi untuk transaksi
mata uang asing diatur dalam PSAK 10 mengenai “Transaksi Mata Uang Asing”. Transaksi tersebut
meliputi :
a. Pembelian atau penjualan barang/jasa (impor atau ekspor) yang mana harganya dinyatakan
dalam mata uang asing
b. Utang atau piutang pinjaman dalam mata uang asing
c. Pembelian atau penjualan kurs masa depan
d. Pembelian atau penjualan unit mata uang asing
Untuk tujuan laporan keuangan, transaksi dalam mata uang asing harus ditranlasikan kedalam
mata uang yang digunakan perusahaan.
Transaksi Impor Ekspor dalam Mata Uang Asing
1. Tanggal transaksi, mencatat transaksi pembelian atau penjualan pada nilai setara dollar AS
menggunakan kurs langsung tunai pada tanggal tersebut.
2. Tanggal Neraca, menyesuaikan utang atau piutang menjadi nilai setara rupiah pada setiap akhir
periode menggunakan kurs langsung sekarang.
3. Tanggal Pelunasan, menyesuaikan utang atau piutang untuk setiap perubahan mata uang asing
antara tanggal neraca dengan tanggal pelunasan.
Mengelola Risiko Mata Uang Internasional dengan Instrumen Internasional Pertukaran Mata
Uang Masa Depan (Foreign Currency Forward Exchange)
Perusahaan multinasional mengelola MUA mereka dengan menggunakan beberapa jenis instrumen
keuangan seperti :
a. Kontrak masa depan dalam mata uang asing
b. Opsi mata uang asing
c. Mata uang asing berjangka
Instrumen keuangan (finacial instrument) adalah kontrak yang akan meningkatkan nilai asset pada
dari suatu entitas dan ekuitas pada entitas lain. Akuntansi untuk derivatif dan lindungan nilai
berpedoman pada dua standar yaitu PSAK 50 “Intrumen Keuangan : Penyajian dan Pengungkapan”
serta PSAK 55 “Instrumen Keuangan : Pengakuan dan Pengukuran.” Mendefinisik an derivatif dan
menetapkan aturan umum dalam pengakuan derivatif baik sebagai asset ataupun kewajiban dalam
neraca dan mengukur instrumen keuangan tersebut pada nilai wajar.

1.5 Pelaporan Segmen dan Interim


Pelaporan informasi keuangan menurut segmen diatur dalam PSAK No. 5 : menjelaskan
pelaporan informasi keuangan menurut segmen dari suatu perusahaan khususnya yang beroperasi
dalam industri dan wilayah yang berbeda. Dalam pelaporan informasi keuangan menurut segmen

6
harus menggambarkan aktivitas masing-masing segmen industri dan menunjukan komposisi masing-
masing wilayah geografis yang dilaporkan. Informasi segmen harus mengungkap :
1. Penjualan atau pendapatan operasi lain-nya, dibedakan antara pendapatan yang dihasilkan dari
pelanggan diluar perusahaan dan pendapatan segmen lainnya.
2. Hasil segmen
3. Aktivitas segmen yang digunakan
4. Dasar penetapan harga antar segmen
Sementara laporan keuangan interim, menyediakan informasi mengenai kondisi keuangan
perusahaan kurang dari satu tahun. Laporan ini biasanya diterbit kan 3 bulan dan biasanya berisi
informasi kumulatif dari awal tahun sampai dibuatnya laporan tersebut. Adapun sifat dari laporan
keuangan interim yaitu :
1. Laporan keuang interim menyediakan informasi yang lebih tepat waktu tetapi kurang lengkap
dibandingkan dengan laporan keuangan tahunan
2. Laporan keuangan interim biasanya diberi label “tidak diaudit”
3. Hasil perhitungan periode interim harus didasarkan pada prinsip akuntansi dan praktek yang
digunakan dalam tahun terakhir penyusunan laporan keuangan.
1.6 Perusahaan Dalam Kesulitan Keuangan
Perusahaan dapat mengalami kesulitan keuangan karena berbagai sebab antara lain :
1. Mengalami kerugian operasi terus menerus
2. Kredit pelangan yang mengalami kemunduran pembayaran
3. Pengelolaan modal kerja yang buruk
4. Kegagalan dalam memperoleh tingkat penjualan yang memuaskan
Perusahaan yang berada dalam dalam kesulitan keuangan memiliki sejumlah alternatif penyelesaian,
antara lain
1. Tindakan Non-yudisial
 Perjanjian restrukturisasi utang, dapat berupa debitor mengajukan :
 Manajemen komite kreditor
 Pengalihan asset
2. Tindakan Yudisial
 Penundaan Pembayaran
 Pernyataan Kebangkrutan dan likuidasi
3. Penundaan Pembayaran
4. Akuntansi Permulaan Baru (Fresh Start Accounting)
5. Rencana Reorganisasi
1.7. Akuisisi Antar Perusahaan Dan Investasi Pada Entitas Lain

Akuisisi Antar Perusahaan Dan Investasi ketika suatu perusahaan membentuk perusahaan lain
atau persekutuan melalui transfer aset, nilai buku aset yang ditransfer akan di transfer ke entitas baru
dan tidak ada keuntungan atau kerugian yang diakui. Perusahaan yang membentuk dan entitas baru
akan menggabungkan laporan keuangannya untuk pelaporan keuangan bertujuan umum yang
7
menampilkan seakan akan mereka adalah satu entitas selama perusahaan yang membentuk tersebut
mempunyai kendali atas entitas baru.

Penggabungan usaha terjadi ketika perusahaan perusahaan yang sebelumnya terpisah bergabung
bersama dalam pengendalian bersama. Ada tiga jenis penggabungan usaha formal :

a. Merger dimana salah satu perusahaan yang bergabung kehilangan identitas legalnya dan
perusahaan yang lain terus berdiri dengan asset dan kewajiban dari kedua perusahaan.
b. Konsolidasi dimana kedua perusahaan yang bergabung, bergabung bersama untuk membentuk
perusahaan baru.
c. Akuisisi saham dimana kedua perusahaan mempertahankan keberadaannya masing masing,
dimana satu perusahaan memegang saham biasa dari perusahaan lain.

Prosedur yang digunakan untuk mencatat penggabungan usaha sama dengan prosedur yang
digunakan untuk mencatat pembelian aset atau kelompok aset. Metode alternative untuk akutansi
pembangunan usaha yang disebut “Penyatuan Kepemilikan” telah diterima dan ditetapkanselain
metode pembelian.

1.8. Pelaporan Kepemilikan Antar Perusahaan

Akuntansi untuk investasi pada saham biasa metode biaya yang digunakan untuk pelaporan
investasi dalam efek ekuitas yang tidak diperdagangkan ketika konsalidasi dan metode ekuitas tidak
sesuai untuk digunakan. Jika efek ekuitas dalam metode biaya memiliki nilai wajar yang dapat
ditentukan, efek tersebut harus disajikan pada nilai pasar di akhir tahun sesuai dengan PSAK NO. 15.
Metode ekuitas digunakan untuk pelaporan eksternal jika investor mempunyai pengaruh signifikan
dalam kebijakan operasi dan keuangan investee dan konsolidasi tidak sesuai. Metode ekuitas tidak
dapat digunakan sebagai pengganti konsolidasi. Jika konsolidasi sesuai dan karena itu penggunaan
utama metode itu penggunaan ekuitas adalah untuk pelaporan investasi selain pada anak
perusahaan. Metode ini paling sering digunakan ketika suatu perusahaan mempunyai kepemilikan
antara 20% dan 50% saham biasa perusahaan lain. Dasar pelaporan kerangan berdasarkan tingkat
kepemilikan saham biasa s/d 20% pengaruh tidak signifikan dipakai metode biaya 20%/50%.
pengaruh signifikan dipakai metode ekuitas 50% s/d 100% pengendalian dipakai konsolidasi .

1.9. Entitas Konsolidasi Dan Laporan Keuangan Konsolidasi

Laporan keuangan konsolidasi penyajian posisi keuangan dan hasil operasi induk perusahaan
lentitas pengendali dari satu atau lebih anak perusahaan seakan-akan entitas-entitas individual
tersebut adalah satu entitas. Konsolidasi diharuskan jika suatu perusahaan memiliki mayoritas saham
beredar dari perusahaan lain. Laporan keuangan konsoliasi dianggap lebih berguna dibandingkan
laporan keuangan terpisah. Keterbatasan laporan konsolidasi karena hasil operasi dan posisi
keuangan dari masing-masing perusahaan yang dimasukan dalam laporan konsolidasi tidak

8
diungkapkan, kinerja atau posisi buruk dari satu atau lebih perusahaan dapat disembunyikan oleh
kinerja yang baik dari perusahaan lainnya.

1.10. Konsolidasi pada anak perusahaan yang dimiliki penuh

Laporan Keuangan konsolidasi adalah laporan keuanggan yang menyajikan hasil operasi dan
posisi keuangan dari dua atau lebih entitas legal yang terpisah menjadi satu laporan keuangan untuk
entitas ekonomi secara keseluruhan. Prosedur Konsolidasi termasuk penggunaan kertas kerja
digunakan untuk menggabunkan akun-akun dari induk dan anak-anak perusahaan sehingga tampak
sebagai entitas tunggal. Titik awal persiapan pembuatan laporan keuangan kosolidasia dalah
pembukuan dari masing-masing entitas terpisah. Karena entitas konsolidasi tidak memiliki
pembukuan, seluruh nilai yang tertera dalam laporan konsolidasi aslinya terdapat di pembukuan
induk perusahaan atau anak perusahaan atau kertas kerja konsolidasi.

1.11. Konsolidasi Pada Anak Perusahaan Yang Dimiliki Kurang Dari Kepemilikan Penuh

Ketika anak perusahaan dimiliki kurang dari kepemilikan penuh, pendekatan umum yang
digunakan untuk konsolidasi sama dengan konsolidasi pada anak perusahaan yang dimiliki penuh.
akan tetapi prosedur konsolidasi harus dimodifikasi sedikit untuk mengakui kepemilikan non

9
pengendali. Perhitungan laba bersih dan saldo laba konsolidasi pun harus memasukkan kepemilikan
non pengendali. Persentase Kepemilikan induk atas anak perusahaan tidak mempengaruhi besarnya
jumlah laporan keuangan konsolidasi kurang dari 100%. Jika Induk tidak memiliki kepemilikan penuh
di anak perusahaan, maka klaim pemegang saham non pengendali harus tercermin didalam laporan
keuangan konsolidasi. Bagian dari total laba perusahaan yang dialokasikan ke pemegang saham
induk perusahaan. Laba Bersih konsolidasi dihitung dengan menambahkan bagian induk atas laba
anak- anak perusahaan, Disesuaikan dengan penghapus bukuan diferensial atau penurunan goodwill
dengan laba induk perusahaan dari hasil operasinya sendiri. Laba ditahan Konsolidasi Laba yang
tidak didistribusikan perusahaan yang dikonsolidasi yang dimiliki oleh pemegang saham induk
perusahaan

Contoh : PT. Idaman Membeli 80 % saham PT. Amanah Pada 1 januari 20x1. Dan mencatat
investasi menggunakan metode ekuitas. Laba bersih dan deviden yang diperoleh dan diumumkan
PT. idaman dan PT. Amanah selama dua tahun setelah akuisisi sebagai berikut:

Maka saldo laba konsolidasi pada 31 desember 20x2, dua tahun setelah tanggal
penggabungan dihitung sebagai berikut:

10
KESIMPULAN

Persekutuan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih yang setuju untuk menginvestasikan
sesuatu ke dalam usaha dan laba yang diperolehnya dibagi antara mereka. Pendirian persekutuan
berdasarkan pada akta pendirian persekutuan. Perubahan dalam keanggotaan persekutuan terjadi
dengan adanya penambahan sekutu baru atau berhentinya sekutu saat ini. Sekutu Baru biasanya
merupakan sumber tambahan modal utama perusahaan atau sebagai tenaga ahli sementara
berhentinya atau pengunduran diri seorang sekutu dari persekutuan (withdrawal of a partner from a
Partnership) menyebabkan pembubaran secara hukum atas persekutuan. Terdapat empat akun
dalam akuntansi operasi persekutuan diataranya akun modal, akun prive (penarikan) dan akun
pinjaman, walaupun kantor pusat dan masing-masing cabang mengelola pembukuan, seluruh akun
akan digabungkan untuk pelaporan eksternal sehingga laporan keuangan eksternal menyajikan
perusahaan sebagai entitas ekonomi tunggal. Secara keseluruhan penyusunan laporan keuangan
eksternal untuk perusahaan yang memiliki kantor pusat dan satu kantor cabang atau lebih cukup
mirip dengan penyusunan laporan konsolidasi.
Perusahaan multinasional yang memiliki transaksi usaha internasional harus menyetujui
penggunaan mata uang asing. Implikasi dari transaksi tersebut adalah munculnya keuntungan atau
kerugian akibat perubahan kurs. Transaksi mata uang asing perusahaan Indonesia meliputi
pencatatan piutang dan utang yang nilainya akan dilunasi dalam mata uang asing, karena rupiah
digunakan sebagai mata uang pelaporan, maka transaksi dalam mata uang asing harus ditranslasi
setara Rp. sebelum dilaporkan pada laporan keuangan. Pelaporan informasi keuangan menurut
segmen diatur dalam PSAK No. 5 Dalam pelaporan informasi keuangan menurut segmen harus
menggambarkan aktivitas masing-masing segmen industri dan menunjukan komposisi masing-
masing wilayah geografis yang dilaporkan sementara laporan keuangan interim, menyediakan
informasi mengenai kondisi keuangan perusahaan kurang dari satu tahun. Laporan ini biasanya
diterbitkan 3 bulan dan biasanya berisi informasi kumulatif dari awal tahun sampai dibuatnya laporan
tersebut. Adakalanya perusahaan mengalami kesulitan keuangan yang disebabkan oleh beberapa
hal seperti mengalami kerugian operasi terus-menerus, sehingga perusahaan harus mengambil
beberapa alternatif mulai dari tindakan non-yudisial sampai dengan reorganisasi perusahaan.
Akuisisi Antar Perusahaan Dan Investasi ketika suatu perusahaan membentuk perusahaan
lain atau persekutuan melalui transfer aset, nilai buku aset yang ditransfer akan di transfer ke entitas
baru dan tidak ada keuntungan atau kerugian yang diakui. Laporan keuangan konsolidasi penyajian
posisi keuangan dan hasil operasi induk perusahaan entitas pengendali dari satu atau lebih anak
perusahaan seakan-akan entitas-entitas individual tersebut adalah satu entitas. Konsolidasi
diharuskan jika suatu perusahaan memiliki mayoritas saham beredar dari perusahaan lain. Ketika
anak perusahaan dimiliki kurang dari kepemilikan penuh, pendekatan umum yang digunakan untuk
konsolidasi sama dengan konsolidasi pada anak perusahaan yang dimiliki penuh. akan tetapi
prosedur konsolidasi harus dimodifikasi sedikit untuk mengakui kepemilikan non pengendali.

11
DAFTAR PUSTAKA
Indrayani. 2016. Ak untansi Keuangan Lanjutan 1. Aceh Utara
Richard E. Baker dkk., Ak untansi k euangan lanjutan (Perspek tif Indonesia) Buk u 1. Jakarta :
Salemba Empat
Akuntansi Multinasional : Transaksi Mata Uang Asing dan Instrumen Keuangan
Tersedia pada : http://meysasita.blogspot.com/2018/06/akuntansi-multinasional-transaksi-
mata.html diakses pada 10 Pebruari 2021
Akuntansi Multinasional : Transaksi Mata Uang Asing dan Instrumen Keuangan
Tersedia pada : https://fdokumen.com/document/akuntansi-multinasional.html Diakses pada
10 Pebruari 2021
Guna Darma University. Jakarta Indonesia. Pelaporan Keuangan Segmen dan Interim. Tersedia pada
:http://ana_dwi_pertiwi.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/72255/PELAPORAN+KEUANG
AN+SEGMEN+DAN++INTERIM.PDF diakses pada 10 Pebruari 2021
Perusahaan Dalam Kesulitan Keuangan Tersedia pada :
https://studylibid.com/doc/891112/perusahaan-dalam-kesulitan-keuangan-perusahaan
diakses tanggal 10 Pebruari 2021

12

Anda mungkin juga menyukai