Oleh Kelompok 3 :
UNIVERSITAS UDAYANA
TAHUN 2020/2021
4.1 Memahami Isu Sosial dan Etika yang Berkaitan dengan Sistem Informasi
Etika mengacu pada prinsip benar dan salah mengenai apa yang dilakukan seorang individu
sebagai makhluk moral yang bebas. Sistem informasi dapat menyebabkan perubahan sosial yang
mendalam sehingga akan memunculkan berbagai pertanyaan ataupun masalah etika baru.
Teknologi informasi yang ada selain dapat dimanfaatkan dengan baik oleh perusahaan, juga
dapat menimbulkan adanya peluang berbuat kejahatan serta mengancam nilai sosial. Isu etika
menjadi begitu penting semenjak adanya internet dan e-commerce. Internet dan teknologi
menyebabkan semakin mudahnya mengumpulkan, memadukan, dan mendistribusikan informasi.
Isu etika, sosial, dan politik sangat berkaitan erat. Dilema yang seringkali dialami
oleh manajer sistem informasi biasanya adalah ketika ada teknologi baru, maka institusi
sosial tidak dapat merespon ataupun menyesuaikan diri dengan perubahan ini secara
cepat. Perlu waktu yang cukup lama untuk melakukan penyesuaian, mengembangkan
kode etik, tanggung jawab sosial, dan perbuatan yang benar secara politik, ataupun
membuat peraturan yang disetujui. Institusi politik juga memerlukan waktu yang lama
untuk mengembangkan aturan-aturan baru.
Isu etika, sosial, dan politis dalam sistem informasi, tercakup dalam 5 dimensi moral,
sebagai berikut :
4. Kualitas sistem.
5. Kualitas hidup
C. Tren Utama dari Teknologi yang Mengedepankan Isu Etika
Isu etika telah mendahului teknologi informasi sejak lama. Namun, teknologi
informasi telah meningkatkan perhatian tentang isu etika, mengganggu tatanan sosial
yang ada, dan membuat beberapa aturan menjadi kuno.
Tren Dampak
Kecepatan komputasi berlipat dua kali dalam Semakin banyak perusahaan yang bergantung
18 bulan pada sistem komputer dalam menjalankan
kegiatan-kegiatan utamanya.
Biaya penyimpanan data menurun dengan Perusahaan dapat dengan mudah memelihara
cepat secara terperinci masing-masing database-nya.
Kemajuan teknologi jaringan Menyalin data dari suatu lokasi ke lokasi lain
atau mengakses suatu data dari jarak yang jauh
menjadi lebih mudah.
Dampak pertumbuhan perangkat telepon Dapat terjadi penyadapan pada ponsel tanpa
genggam diketahui oleh pemiliknya.
Kemajuan dalam teknik penyimpanan data serta biaya untuk penyimpanan data
yang menurun mengakibatkan semakin mudahnya untuk menyimpan,
menggandakan, dan mengolah data tentang individu seperti karyawan dan
pelanggan potensial baik yang disimpan oleh perusahaan swasta maupun
pemerintah. Kemudahan dalam pengelolaan data dengan biaya yang murah ini
dapat membuka peluang terjadi pelanggaran terhadap privasi seseorang.
Kemudahan dalam analisis data terlebih lagi dalam jumlah yang besar adalah tren
dari teknologi lainnya yang memicu perhatian dibidang etika karena baik
perusahaan atau lembaga pemerintah dapat dengan mudah mencari informasi
pribadi seseorang secara terperinci.
Telepon genggam adalah benda yang telah dimiliki oleh hampir semua lapisan
masyarakat. Dengan pesatnya perkembangan telepon genggam ini, memudahkan
bagi seseorang yang professional yang ingin melakukan penyadapan terhadap
orang lain lewat telepon genggam yang dimiliki orang tersebut yang tentunya
dengan cara yang professional.
Segala aktivitas yang berkaitan dengan data pribadi seperti transaksi dengan
menggunakan kartu kredit, berlangganan majalah, panggilan telpon, hingga
kunjungan pada situs web yang pernah kita lakukan dapat dengan mudah
dikumpulkan dan digali secara professional oleh seseorang. Dari informasi yang
dikumpulkan tersebut akan menampilkan segala data yang kita miliki seperti utang,
selera, kebiasaan berpergian, kepentingan, dan asosiasi asosiasi kita. Data yang
diperoleh oleh orang tersebut kemudian dijual kepada perusahaan yang
berkepentingan untuk tujuan pemasaran.
Contoh lain adalah ribuan situs web terkenal mengizinkan DoubleClick (aplikasi
google yang berfungsi untuk mengiklankan produk dari berbagai perusahaan) untuk
memantau aktivitas pengunjung, dan sebagai imbalannya menerima penghasilan dari
iklan berdasarkan informasi pengunjung yang diperoleh DoubleClick tersebut.
DoubleClick menggunakan informasi ini untuk membuat profil setiap pengunjung,
dan akan menambah keterangan lebih detail setiap kali pengunjung mengakses situs
web dan terhubung dengan DoubleClick. Sepanjang waktu, DoubleClick dapat
membuat keterangan yang detail terkait seseorang, berapa lama waktu yang
dihabiskan dan kebiasaan seseorang dalam menggunakan komputernya, kemudian
data tersebut dijual ke perusahaan lain sebagai target untuk periklanan atau
pemasaran produk.
Terdapat pula teknologi analisis data baru yang disebut NORA (nonobvious
relationship awareness) yang telah meningkatkan kemampuan lembaga swasta
maupun pemerintah dalam melakukan profiling (membuat profil) tentang seseorang.
NORA dapat memperoleh informasi dari berbagai sumber yang berbeda, seperti
lamaran pekerjaan, rekaman telepon, daftar pelanggan, serta daftar orang yang dicari,
dan mengorelasikan hubungan-hubungan dalam informasi tersebut. Selanjutnya, dari
berbagai informais tersebut dapat ditemukan hubungan tersembunyi yang dapat
mengidentifikasi kriminal maupun teroris. Teknologi NORA dapat mengekstrak
informasi segera setelah informasi didapatkan, sehingga memungkinkan menemukan
seseorang di depan konter tiket pesawat yang berhubungan dengan teroris, segera
sebelum orang tersebut menaiki pesawat. Teknologi tersebut dianggap perangkat
yang penting bagi keamanan negara, tetapi memiliki implikasi/keterlibatan terhadap
privasi karena menyediakan gambaran terperinci mengenai aktivitas dan hubungan-
hubungan seseorang.
Kemajuan di bidang jaringan, termasuk diantaranya internet, menjanjikan
penurunan biaya perpindahan secara seignifikan dan mengakses data dalam jumlah
besar dan dari jarak yang jauh memungkinkan terjadinya pelanggaran privasi berskala
besar dengan tingkat kecermatan yang tinggi.
Etika merupakan perhatian bagi manusia yang memiliki pilihan, atau dengan kata lain
etika dapat diartikan sebagai pilihan seseorang.
Pilihan etika merupakan keputusan-keputusan yang dibuat oleh individu yang bertanggung
jawab terhadap konsekuensi tindakannya.
Konsep dasar ini membentuk analisis etika yang mendasar dari sistem informasi dan orang-
orang yang mengelolanya.
1. Teknologi informasi disaring melalui institusi sosial, organisasi, dan individual. Sistem
informasi tersebut memengaruhi eksistensi produk institusi, organiasi, serta tindakan
serta perilaku individual.
2. Tanggung jawab terhadap konsekuensi dari teknologi tersebut sepenuhnya jatuh pada
institusi, organiasi, dan manajer yang memilih untuk menggunakan teknologi tersebut.
3. Di dalam masyarakat yang memiliki etika dan politik, setiap individu dapat memperoleh
ganti rugi dari kerusakan/kerugian yang dideritanya melalui rangkaian hukum yang
dikarakteristikkan sebagai proses hukum.
ANALISIS ETIKA
1. Identifikasi dan gambarkan fakta secara jelas. Temukan siapa saja yang melakukan
suatu tindakan dan untuk siapa tindakan tersebut dilakukan, di mana, kapan, dan
bagaimana, selain itu dengan melibatkan pihak yang bertentangan dengan dalam dilema
etika untuk menyetujui fakta-fakta juga akan membantu.
2. Definisikan konflik atau dilema dan identifikasi nilai-nilai yang lebih tinggi yang
terlibat. Isu-isi etika, sosial, dan poltis selalu mewakili nilai-nilai yang lebih tinggi.
Bisanya isu etika melibatkan sebuah dilema: dua program tindakan yang bertentangan,
namun sama-sama mendukung/memiki nilai manfaat.
3. Identifikasi pihak-pihak yang berkepentingan. Setiap isu etika, sosial, dan politik
selalu memiliki pihak-pihak yang berkepentingan. Solusi dari permasalahan tersebut
adalah dengan menemukan identitas dari kelompok-kelompok yang berkentingan dan apa
yang mereka inginkan.
4. Identifikasi pilihan-pilihan beralasan kuat yang bisa diambil. Kita mungkin akan
menemukan tidak adanya pilihan yang dapat memuaskan semua pihak, namun beberapa
pilihan lebih baik ketimbang lainnya. Terkadang solusi yang baik atau etis tidak selalu
memiliki konsekuensi yang seimbang di antara pihak-pihak yang berkepentingan.
5. Identifikasi konsekuensi-konsekuensi yang mungkin terjadi dari pilihan yang
diambil. Beberapa pilihan mungkin benar secara etika, namun membawa malapetaka dari
sudut pandang yang lain. Satu pilihan mungkin berhasil dalam satu kasus, namun belum
tentu berhasil dalam kasus serupa.
1. Perlakukan orang lain seperti yang kamu inginkan orang lain perlakukan kepadamu
(Aturan Emas). Posisikan diri Anda pada posisi orang lain, dan berpikir seolah-olah
Anda adalah objek dari keputusan yang Anda buat dapat membantu Anda dalam
membuat keputusan yang adil.
2. Jika suatu tindakan tidak pantas bagi setiap orang, itu tidak pantas bagi sesorang
(Kategori Imperatif Immanuel Kant). Tanyakan pada diri sendiri ―Jika setiap orang
melakukan ini, dapatkah suatu organisasi atau masyarakt bertahan?‖
3. Jika suatu tindakan tidak dapat dilakukan berulang-ulang maka tidak dapat diterapkan
secara menyeluruh (Aturan Perbuatan Descrates). Suatu tindakan mungkin akan
membawa perubahan kecil saat ini dan hal tersebut dapat diterima, namun apabila hal
tersebut dilakukan secara berulang-ulang, hal tersebut akan membawa perubahan yang
tidak dapat diterima dalam jangka panjang.
4. Ambil tindakan yang memberi nilai yang lebih tinggi atau lebih besar (Prinsip
Utilitarian). Aturan ini mengasumsikan Anda dapat memprioritaskan tingkatan nilai dan
memahami konsekuensi dari berbagai macam tindakan.
5. Ambil tindakan yang memberikan kerugian paling sedikit atau biaya paling murah
(Prinsip Menghindari Resiko). Beberapa tindakan memiliki biaya kegagalan yang
sangat mahal dengan kemungkinan yang rendah, atau biaya kegagalan yang sangat mahal
dengan kemungkinan yang cukup besar. Hindari tindakan yang memiliki biaya kegagalan
yang sangat mahal.
6. Asumsikan bahwa seluruh benda baik yang berwujud maupun tidak berwujud adalah
milik seseorang sampai ada deklarasi spesifik yang menyatakan sebaliknya (“tidak ada
makan siang gratis”). Jika segala sesuatu diciptakan berguna untukmu, maka hal
tersebut memiliki nilai, dan Anda seharusnya berasumsi orang yang menciptakannya
mengharapkan kompensasi atas pekerjaannya.
Ketika sekelompok orang mengklaim sebagai professional, mereka memikul hak dan
kewajiban yang khusus mereka terhadap pengetahuan, kebijaksaan, dan kehormatan.
Kelompok professional ini bertangggung jawab kepada aturan khusus terkait profesi mereka
masing-masing dengan menentukan tingkat kualifikasi dan kompetensi yang dibutuhkan.
Kode etik adalah janji berdasarkan profesi untuk mengatur kalangan professional dengan
kepentingan umum masyarakat.
BEBERAPA DILEMA ETIKA DALAM DUNIA NYATA
Sistem informasi telah menciptakan dilema etika yang baru, yang salah satunya berupa
rangkaian kepentingan saling berseteru satu sama lain. Contohnya, banyak perusahaan
telepon berskala besar di US menggunakan teknologi informasi untuk mengurangi jumlah
tenaga kerja mereka. Perangkat lunak pengenal suara mengurangi kebutuhan operator
manusia yang memungkinkan komputer mengenali respons pelanggan lewat serangkaian
pertanyaan terkomputerisasi. Perusahaan merasa berhak untuk menggunakan teknologi
informasi untuk meningkatkan produktivitasnya dan melakukan perampingan tenaga kerja
untuk menekan biaya. Karyawan yang digantikan oleh sistem informasi akan berpendapat
pemilik perusahaan bertanggung jawab terhadap kesejahteraan mereka. Berdasarkan analisis
yang dekat tentang fakta-fakta yang ada, terkadang menghasilkan solusi yang dapat
dikompromikan yang memberikan masing-masing kelonggaran. Misalnya untuk
menyelesaikan permasalahan tersebut, karyawan yang diberhentikan dari pekerjaannya
sebagai operator karena digantikan oleh teknologi harus diberikan pesanggon oleh
perusahaan.
Laudon, Kenneth C., and Jane P. Laudon, (2014), Management Information Systems: Managing
th
The Digital Firm, 13 Ed, Person Education Limited, New York University – United
States of America.