Etika mengacu pada prinsip-prinsip benar-salah mengenai apa yang dilakukan individu sebagai
mahluk moral yang bebas, digunakan untuk membimbing perilakunya. Layaknya teknologi lain,
teknologi informasi dapat digunakan untuk mencapai kemajuan sosial, tapi juga dapat digunakan
untuk melakukan kejahatan serta mengancam nilai sosial yang sudah dihargai. Pengembangan
teknologi informasi akan menghasilkan banyak manfaat sekaligus biaya bagi pihak lain.
Isu etika menjadi begitu penting semenjak kemunculan internet dan perdagangan elektronik (e-
commerce). Internet dan teknologi perusahaan digital semakin mempermudah dalam
mengumpulkan, memadukan, dan mendistribusikan informasi, memperlancar urusan mengenai
penggunaan informasi konsumen secara tepat, perlindungan privasi pribadi, dan perlindungan
kekayaan intelektual.
Masalah etika lainnya yang ditekankan terkait sistem informasi adalah membangun konsekuensi
yang dapat diukur dalam sistem informasi, menentukan standar untuk menjaga kualitas sistem
yang melindungi keamanan individu dan masyarakat, serta mempertahankan nilai dan institusi
yang dianggap penting bagi kualitas hidup di dalam masyarakat yang informatis.
Isu etika, sosial, dan politik saling berkaitan. Untuk menggambarkan hubungan ketiganya bisa
dilihat pada gambar. Jadi, pada gambar tersebut anggaplah masyarakat seperti kolam yang
tenang dengan keseimbangan di antara individu, masyarakat, dan institusi politik. Lalu muncul
teknologi dan sistem informasi baru yang melanda masyarakat. Pengenalan teknologi informasi
baru tersebut memiliki dampak seperti gelombang. Perubahan tersebut menimbulkan isu etika,
sosial, dan politis baru yang harus ditangani di tingkat individu, sosial, dan politis. Selain untuk
mengilustrasikan dinamika yang berhubungan dengan isu etika, sosial, dan politis, model ini juga
digunakan untuk mengidentifikasi dimensi moral utama pada masyarakat informatis pada
berbagai tingkatan baik individu, sosial, maupun politis. Lima dimensi tersebut meliputi:
Hak dan kewajiban informasi, Hak dan kewajiban terkait kepemilikan, Akuntabilitas dan
Pengendalian, Kualitas Sistem, dan Kualitas Hidup.
- Kecepatan komputasi dua kali lipat setiap 18 bulan berdampak pada semakin banyak
perusahaan yang bergantung pada sistem komputer dalam menjalankan kegiatan-kegiatan
utamanya. Sehingga, ketergantungan terhadap siste dan kelemahan terhadap kesalahan
sistem serta kualitas data yang buruk semakin meningkat. Aturan hukum dan sosial
belum disesuaikan dengan ketergantungan ini.
- Biaya penyimpanan data menurun dengan cepat yang dampaknya, perusahaan dapat
dengan mudah memelihara secara terperinci masing-masing database-nya. Penyimpanan
data ini telah menyebabkan pelanggaran privasi seseorang secara berulang-ulang karena
murah dan efektif.
- Kemajuan analisis data berdampak, perusahaan dapat menganalisis data dalam jumlah
besar tentang seseorang guna dikembangkan menjadi profil perilaku mereka secara
terperinci. Dengan perangkat pengelolaan data terkini, perusahaan dapat mengumpulkan
dan menggabungkan potongan-potongan informasi yang tersimpan secara lebih mudah.
Kemampuan computer dalam mengombinasikan data dari berbagai sumber dan
menciptakan catatan pribadi seseorang secara terperinci disebut profiling (pembuatan
profil). Contohnya, perusahaan melakukan profiling dan mendapat segala informasi dari
komputer pelanggan. Perusahaan yang ingin menjual produknya kemudian membeli
informasi tersebut untuk membantu pemasaran mereka dengan menemukan sasaran
konsumen secara lebih tepat dan lebih baik. Sebagai contoh, ribuan situs web terkenal
mengizinkan DoubleClick (aplikasi Google yang berfungsi mengiklankan produk dari
berbagai perusahaan) untuk memantau aktivitas pengunjung mereka dan sebagai
imbalannya menerima penghasilan dari iklan berdasarkan informasi pengunjung yang
diperoleh DoubleClick. Begitu juga dengan ChoicePoint yang mengumpulkan data dari
catatan polisi, criminal, dll kemudian menjualnya ke organisasi bisnis dan Lembaga
pemerintah.
Teknologi analisis data baru yang disebut nonobvious relationship awareness (NORA)
telah meningkatkan kemampuan organisasi swasta dan pemerintah dalam melakukan
profiling. Teknologi NORA ini dapat mengambil informasi dari berbagai sumber yang
berbeda dan menemukan hubungan terselubung dari informasi-informasi tersebut.
Contohnya, teknologi NORA dapat menemukan seseorang yang melakukan kontak
dengan seseorang yang diduga teroris, dapat menemukan calon karyawan, dan
mengirimkan pemberitahuan ke manajer personalia.
Prinsip spesifik apa saja yang diperlukan untuk menyelenggarakan pengambilan keputusan yang
etis?
Pilihan etika adalah keputusan-keputusan yang dibuat oleh individu yang bertanggung jawab
terhadap konsekuensi tindakannya.
Responsibilitas
Adalah elemen utama dari tindakan etika, dimana berarti seseorang menerima
kemungkinan biaya yang akan timbul, tugas, dan kewajiban atas keputusan yang dibuat.
Akuntabilitas
Adalah fitur dari sistem dan institusi sosial, dimana berarti ada mekanisme yang sesuai
untuk menentukan siapa yang bertanggung jawab mengambil tindakan dan yang
bertanggung jawab terhadap keputusan tersebut.
Liabilitas
Adalah fitur dari sistem politik dimana suatu badan hukum mengizinkan seseorang untuk
menerima perbaikan kerusakan yang terjadi pada dirinya yang disebabkan oleh orang lain,
sistem, maupun organisasi
Konsep dasar ini membentuk analisis etika yang mendasar dari sistem informasi dan orang-orang
yang mengelolanya.
Pertama, Teknologi informasi disaring melalui institusi sosial, organisasi, dan individual. Sistem
informasi ini memengaruhi eksistensi produk institusi, organisasi, serta tindakan dan perilaku
individu.
Kedua, tanggung jawab terhadap konsekuensi dari teknologi tersebut sepenuhnya jatuh pada
institusi, organisasi, dan manajer yang memilih menggunakan teknologi tersebut.
Ketiga, di dalam masyarakat yang memiliki etika dan politik, tiap individu dapat memperoleh
ganti rugi dari kerusakan/kerugian yang dideritanya melalui rangkaian hukum yang
dikarakteristikkan sebagai proses hukum (due process).
Analisis Etika
Kita bisa temukan dahulu siapa yang melakukan suatu tindakan dan untuk siapa tindakan
tersebut dilakukan. Jika terdapat kesalahan pada fakta yang dilaporkan, maka kita dapat
membantu mendefinisikan solusinya agar lebih mudah menemukan faktanya.
Definisikan konflik atau dilemma dan identifikasi nilai-nilai yang lebih tinggi yang terlibat
Isu-isu etika, sosial, dan politis selalu mewakili nilai-nilai yang lebih tinggi. Biasanya isu etika
melibatkan sebuah dilemma, yakni dua program tindakan yang bertentangan namun sama-sama
mendukung/memiliki nilai manfaat. Contohnya, antara kebutuhan dalam meningkatkan
penyimpanan rekaman perawatan Kesehatan, dengan kebutuhan untuk melindungi privasi
individu.
Setiap isu etika, sosial, dan politik selalu memiliki pihak-pihak yang berkepentingan, antara lain:
para pemain yang memiliki kepentingan terhadap hasil, pihak yang berupaya dalam situasi
tersebut, dan pihak yang memiliki pendapat yang vocal. Kita perlu menemukan identitas dan
keinginan dari kelompok tersebut karena akan berguna saat merancang solusi.
Dalam suatu kondisi, kita tidak dapat menemukan pilihan yang dapat memuaskan semua pihak,
namun ada beberapa pilihan yang lebih baik dari pilihan lainnya. Terkadang solusi yang baik
atau etis tidak selalu memiliki konsekuensi yang seimbang di antara pihak-pihak berkepentingan.
Perlakukan orang lain seperti yang kamu ingin orang lain perlakukan padamu (Golden
Rule/Aturan Emas)
Jika suatu tindakan tidak pantas bagi setiap orang, itu tidak pantas bagi seseorang (Immanuel
Kant’s Categorical Imperative/Imperatif Kategoris Immanuel Kant)
Jika suatu tindakan dapat dilakukan berulang-ulang, maka tidak dapat diterapkan secara
menyeluruh (Descartes’ rule of change/Aturan Perubahan Descartes).
Suatu tindakan mungkin akan membawa perubahan kecil saat ini dan hal tersebut dapat
diterima, namun apabila hal tersebut dilakukan berulang-ulang, hal tersebut akan membawa
perubahan yang tidak dapat diterima dalam jangka panjang.
Ambil tindakan yang memberi nilai lebih tinggi atau lebih besar (Utilitarian Principle/Prinsip
Utilitarian)
Ambil tindakan yang memberi kerugian paling sedikit atau biaya paling murah (Risk Aversion
Principle/Prinsip Menghindari Risiko)
Asumsikan bahwa seluruh benda baik yang berwujud maupun tidak adalah milik seseorang
sampai ada deklarasi spesifik yang menyatakan sebaliknya (disebut dengan aturan etika : ethical
“no free lunch” rule)
Kode etik adalah janji berdasarkan profesi untuk mengatur kalangan professional dengan
kepentingan umum masyarakat. Kelompok professional bertanggung jawab pada aturan khusus
terakit profesi mereka masing-masing dengan menentukan tingkat kualifikasi dan kompetensi
yang dibutuhkan.
Dilemma Etika dalam Dunia Nyata
Sistem informasi telah menciptakan dilemma etika yang baru, salah satunya berupa rangkaian
kepentingan yang saling berseteru satu sama lain. Sebagai contoh, Facebook mengawasi
pengikutnya kemudian menjual informasinya kepada perusahaan iklan ataupun perusahaan
pembuat aplikasi. Banyak perusahaan telepon berskala besar di Amerika Serikat menggunakan
teknologi informasi untuk mengurangi jumlah tenaga kerja. Perusahaan mungkin berpendapat
bahwa ia memiliki hak menggunakan teknologi informasi untuk meningkatkan produktivitasnya
dan melakukan perampingan tenaga kerja untuk menekan biaya dan mempertahankan bisnis.
Karyawan yang digantikan oleh sistem informasi mungkin berpendapat pemilik perusahaan
bertanggung jawab terhadap kesejahteraan mereka. Berdasarkan analisis dari dekat tentang fakta
yang ada, terkadang menghasilkan solusi yang dapat dikompromikan yang memberikan masing-
masing pihak kelonggaran.