Anda di halaman 1dari 24

Isu Sosial dan Etika Pada Sistem

Informasi
Maya Primayanti, S.Si.T., M.Kes
• Tahun 2013 tercatat
– pengiriman data mencapai 104.000
jam video di Youtube per hari
– 45 miliar email terkirim per hari
– 540 juta SMS terkirim per hari
– 400 juta twitter terkirim per hari
– 360 juta foto diunggah di Facebook
per hari
– 9.000 artikel diunggah di Wikipedia
per hari
– 140.000 website/lama baru per hari
 Meningkatnya penggunaan computer, internet menjadi
perhatian yang semakin besar, terutama pengaruhnya
terhadap etika dan sosial di masyarakat pengguna
PeranTeknologi Informasi
 Teknologi Informasi dapat digunakan untuk mencapai kemajuan
sosial, tetapi juga dapat digunakan untuk tindak kejahatan
(crybercrime/ pencurian & penyalahan data)

 Teknologi informasi akan menghasilkan banyak manfaat, salah


satunya informasi segera diperoleh & pengambilan keputusan
cepat dilakukan, lebih akurat, tepat & berkualitas, tetapi juga
menimbulkan kerugian di sisi yang lain (perubahan sosial yang
intens, mengancam distribusi kekuasaan yang ada, uang, hak, dan
kewajiban)
Pengertian Etika (ethics)
 Etika merujuk pada sebuah prinsip benar dan salah yang
digunakan sesorang, yang bertindak sebagai pelaku moral
yang bebas, untuk membuat keputusan untuk mengarahkan
perilakunya.
Model Pemikiran Isu Etika, Sosial dan Politis
 Isu Etika, Sosial dan Politis sangat terkait satu sama lain
 Masyarakat diibaratkan sebagai suatu danau
 TI diibaratkan sebuah batu yang dilempar ke dalam danau,
menciptakan gelombang dan membuat danau tidak menjadi
tenang
 TI membawa situasi baru (dampak) yang tidak bisa
direspon dengan cepat masyarakat dan institusi politik
 Situasi baru tidak dapat diatasi oleh aturan-aturan lama
 Membutuhkan waktu yang lama untuk mengembangkan
etiket,harapan dan tanggung jawab sosial
• Isu Etika, sosial dan politis utama yang muncul oleh adanya
sistem informasi mencakup dimensi moral berikut :
• Hak dan Kewajiban Informasi
• Privasi dan kebebasan di Era Internet
• Kepemilikan Hak dan Kewajiban
• Kekayaan Intelektual : Hak Cipta, Hak Paten
• Akuntabilitas, Liabilitas dan Pengendalian
• Siapa yang bertanggung Jawab ?
• Kualitas Sistem
• Kualitas data dan Kesalahan Sistem
• Kualitas Hidup
• Ekuitas, Akses dan batasan
4 isu etika:
1. Isu privasi: Privasi informasi adalah hak untuk menentukan kapan, dan
sejauh mana informasi mengenai diri sendiri dapat dikomunikasikan
kepada pihak lain. Hak ini berlaku untuk individu, kelompok, dan
institusi.
2. Isu akurasi: autentikasi, kebenaran, dan akurasi informasi yang
dikumpulkan serta diproses. Siapa yang bertanggung jawab atas berbagai
kesalahan dalam informasi dan kompensasi apa yang seharusnya
diberikan kepada pihak yang dirugikan?
3. Isu properti: kepemilikan dan nilai informasi (hak cipta intelektual).
Hak cipta intelektual yang paling umum berkaitan dengan TI adalah
perangkat lunak.
4. Isu aksesibilitas: hak untuk mengakses infomasi dan pembayaran biaya
untuk mengaksesnya. Hal ini juga menyangkut masalah keamanan sistem
dan informasi
Contoh isu privasi :
1. Komunikasi & hubungan pasien – dokter : membangun hubungan
px dengan dokter secara online misalnya ‘’berteman’’ dg px atau
meminta px untuk ‘’berteman’’ dg dokter patut dipertanyakan secara
etis. Dokter dapat berbagi konten pribadi, tetapi tetap harus
professional secara online. Komunikasi online px dg dokter bisa
berdampak pada privasi dan keamanaan data. Di satu sisi px memiliki
akses tidak terbatas terhadap informasi pribadi dokter mereka krn
tersedia di internet. Di sisi lain, dokter memiliki akses terhadap
informasi px online yg mungkin tidak tersedia di lingkungan layanan
kesehatan (misal informasi gaya hidup px yg diposting di blog pribadi),
melacak perilaku pribadi px secara digital ex : apakah px benar menjaga
pola makan sehat, apakah px benar berhenti merokok, dll yg berdampak
pada perawatan px.
Contoh isu privasi :
2. Crowdsoursing di bidang kesehatan : saat ini orang-orang berbagi
informasi kesehatan umum & sensitive mereka secara online untuk
mencari masukan/ pendapat lain dari anggota komunitas virtualnya atau
dari pasien lain atau dokter lain dari seluruh dunia.
Contoh : seorang suami yang memposting informasi kesehatan istrinya
di facebook atau orangtua memposting informasi kesehatan anak
mereka secara online di Instagram mulai dari nama, foto, lokasi tinggal,
keluhan, tanda & gejala, catatan medisnya hingga mengkorfimasi
kecurigaan dengan harapan agar mendapat tanggapan. Permasalahnnya
adalah privasi, tanpa persetujuan yg bersangkutan, belum adanya undang-
undang privasi layanan kesehatan yang dapat menghentikan individu
memposting informasi kesehatan mereka pribadi secara online
Trend Teknologi Yang Memunculkan Isu
Etika (1)
TREN PENGARUH

Kecepatan komputasi Banyak organisasi bergantung pada sistem


berlipat dua kali setiap 18 komputer untuk operasi yang penting
bulan
Biaya penyimpanan data Perusahaan dapat dengan mudah memelihara
menurun dengan cepat secara terperinci masingmasing basis datanya

Kemajuan analisis data Perusahaan dapat menganalisis data berukuran


besar yang diperoleh secara terpisah untuk
mengembangkan profil yang terperinci atas
perilaku individu
Kemajuan jaringan dan Menyalin data dari satu lokasi kelokasi yang lain
internet dan mendapatkan data pribadi dari lokasi yang
jauh menjadi sangat mudah
Trend Teknologi Yang Memunculkan Isu
Etika (2)
KeuntunganTeknik DataAnalisa

 Perusahaan dapat menganalisis sejumlah besar data yang


dikumpulkan pada individu
1. Profilling: Menggabungkan data dari berbagai sumber
untuk membuat berkas informasi rinci pada individu
2. Nonobvious relationship awareness (NORA)
Teknologi NORA dapat mengambil informasi dari
sumber-sumber yang terpisah / menggabungkan data
dari berbagai sumber untuk menemukan hubungan
tersembunyi
Trend Teknologi Yang Memunculkan Isu
Etika (3)
 Nonobvious relationship awareness (NORA)
Contoh PenerapanTeknologi
NORA:Calon Karyawan di kasino
menghubungi sebuah nomor
telphone yang diketahui milik
seorang pelaku kriminal,NORA
akan mengeluarkan sebuah
peringatan kepada manager yang
mempekerjakan karyawa tsb
Etika dalam masyarakat informasi
• Tanggung Jawab (responsibility)
– Sebuah elemen penting dari tindakan etika. Tanggung jawab berarti bahwa anda
menerima semua biaya, kewajiban dan keharusan yang akan muncul sebagai
konsekuensi dari keputusan yang anda buat
• Akuntabilitas (Accountability)
– Adalah ciri-ciri dari sistem dan institusi sosial; ini berarti bahwa ada mekanisme
yang menentukan siapa yang melakukan tindakan dan siapa yang bertanggung
jawab.
• Liabilitas (Liability)
– Adalah ciri-ciri sistem politis dimana suatu badan hukum mengambil peranan
yang memberi izin kepada individu untuk memperbaiki kerugian yang
disebabkan oleh pelaku, sistem atau organisasi lain.
• Proses Wajib (due process)
– Adalah ciri yang terkait dari masyarakat hukum dan merupakan sebuah proses
dimana hukum diketahui dan dipahami dengan baik dan ada kemampuan untuk
naik banding ke pihak yang memiliki wewenang lebih tinggi untuk memastikan
bahwa hukum ditegakkan.
Prinsip Etika
• Golden Rule
– Perlakukan orang lain seperti apa yang anda harapkan orang lain perlakukan
anda
• Imanuel Kant’s Categorical Imperative
– Jika sebuah tindakan tidak baik untuk dilakukan oleh semua orang, tindakan itu
tidak baik untuk dilakukan oleh siapapun juga
• Dercates Rule Of Change
– Jika sebuah tindakan tidak dapat dilakukan berulang-ulang, tindakan ini tidak
tepat untuk diambil.
• Utilitarian Principle
– Ambil tindakan yang dapat mencapai sebuah nilai yang lebih besar atau luhur
• Risk Aversion Principle
– Ambil sebuah tindakan yang menghasilkan potensi bahaya atau biaya paling sedikit
• Ethical “No Free Lunc “ Rule
– Asumsikan bahwa sebenarnya semua obyek nyata dan tidak nyata dimiliki oleh
seseorang kecuali jika ada pernyataan khusus yang lain
KODE ETIK
PENGGUNA INTERNET
Adapun kode etik yang diharapkan bagi para pengguna internet adalah:
1) Menghindari dan tidak mempublikasi informasi yang secara langsung
berkaitan dengan masalah pornografi dan nudisme dalam segala bentuk.
2) Menghindari dan tidak mempublikasi informasi yang memiliki tendensi
menyinggung secara langsung dan negatif masalah suku, agama dan ras
(SARA), termasuk didalamnya usaha penghinaan, pelecehan,
pendiskreditan, penyiksaan serta segala bentuk pelanggaran hak atas
perseorangan, kelompok/ lembaga/ institusi lain.
3) Menghindari dan tidak mempublikasikan informasi yang berisi instruksi
untuk melakukan perbuatan melawan hukum (illegal) positif di
Indonesia dan ketentuan internasional umumnya.
4) Tidak menampilkan segala bentuk eksploitasi terhadap anak-anak
dibawah umur.
KODE ETIK
PENGGUNA INTERNET
Adapun kode etik yang diharapkan bagi para pengguna internet adalah:
5) Tidak mempergunakan, mempublikasikan dan atau saling bertukar materi dan
informasi yang memiliki korelasi terhadap kegiatan pirating, hacking dan cracking.
6) Bila mempergunakan script, program, tulisan, gambar / foto, animasi, suara atau
bentuk materi dan informasi lainnya yang bukan hasil karya sendiri harus
mencantumkan identitas sumber dan pemilik hak cipta bila ada dan bersedia
untuk melakukan pencabutan bila ada yang mengajukan keberatan serta
bertanggung jawab atas segala konsekuensi yang mungkin timbul karenanya. Tidak
berusaha atau melakukan serangan teknis terhadap produk, sumber daya
(resource) dan peralatan yang dimiliki pihak lain.
7) Menghormati etika dan segala macam peraturan yang berlaku dimasyarakat
internet umumnya dan bertanggungjawab sepenuhnya terhadap segala muatan/ isi
situsnya.
8) Untuk kasus pelanggaran yang dilakukan oleh pengelola, anggota dapat melakukan
teguran secara langsung.
Unethical Behavior (Kejahatan Komputer)

• Kejahatan Komputer (Computer


Crime) adalah tindakan melanggar
hukum melalui penggunaan
komputer atau tindakan
menyerang suatu sistem komputer.
• Penyalahgunaan komputer
(Computer abuse) adalah tindakan
menggunakan komputer yang
mungkin legal tetapi dianggap tidak
beretika.
Beberapa Istilah Pelaku Kejahatan Komputer
1. Hacker : orang-orang yang suka mempelajari komplikasi sistem computer &
melakukan eksperimen. Contoh : jika ada perusahaan perbankan yg mengatakan
jaringan sistem komunikasinya sangat rumit & mustahil utk diretas, maka hacker
akan menjawab tantangan ini & selepas hacker berhasil membobol mereka akan
memberi peringatan tentang lemahnya sistem informasi perusahaan tsb
2. Cracker : lebih jahat dari hacker yaitu seseorang yang secara illegal menyusup,
menembus, serta merusak situs web & sistem keamanan jaringan internet hanya
untuk tujuan hiburan dan keuntungan. Biasanya setelah berhasil menghancurkan
situs sebuah perusahaan/ instansi mereka akan bangga.
3. Carder : orang yang melakukan cracking ialah pembobolan kartu kredit untuk
mencuri nomor kartu orang lain dan menggunkannya untuk keuntungan pribadi.
Umumnya yg menjadi korban adalah mereka yg memiliki kartu kredit dalam
jumlah besar.
4. Deface : suatu gerakan menyusup ke suatu situs, kemudian mengganti tampilan
halaman situs untuk maksud tertentu
5. Phreaker : merupakan seseorang yang melaksanakan cracking yang berkenaan
dengan jaringan telepon, sehingga dapat melakukan panggilan secara gratis
kemana saja.
Pengaturan Cyber Crime
dalam Sistem Hukum Pidana Indonesia

Sistem Hukum Indonesia tidak secara spesifik mengontrol


tentang hukum siber, namun beberapa UU telah mengatur
pencegahan kejahatan siber dan ancaman hukuman buat
setiap pelanggarnya, antara lain :
1. UU No. 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi
2. UU No. 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta
3. UU No. 15 Tahun 2003 tentang Pemberantasan
Terorisme
4. UU No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi & Transaksi
Elektronik
UU No. 11 Tahun 2008
tentang Informasi & Transaksi Elektronik
Dalam pasal 30 UU Nomor 11 Tahun 2008 diatur mengenai perbuatan
yang dilarang yaitu akses ilegal (Illegall Access). Cracking dan Hacking
merupakan bagian dari akses illegal tersebut. Pasal 30 UU ITE berbunyi :
1) Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum
mengakses komputer dan/ atau sistem elektronik milik orang lain
dengan cara apapun.
2) Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum
mengakses komputer dan/ atau sistem elektronik dengan cara
apapun dengan tujuan untuk memperoleh informasi elektronik dan/
atau dokumen elektronik.
3) Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum
mengakses komputer dan/ atau sistem elektronik dengan cara
apapun melanggar, menerobos, melampaui, atau menjebol sistem
pengamanan
UU No. 11 Tahun 2008
tentang Informasi & Transaksi Elektronik
Ketentuan Pidana dari Pasal 30 UU ITE diatur dalam Pasal 46 UU ITE
yang berbunyi:
1) Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksuddalam
Pasal 30 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 6
(enam) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 600.000.000,00
(enam ratus juta rupiah).
2) Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 30 ayat (2) dipidana dengan pidana penjara paling lama 7 (tujuh)
tahun dan/ atau denda paling banyak Rp 700.000.000,00 (tujuh ratus
juta rupiah).
3) Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 30 ayat (3) dipidana dengan pidana penjara paling lama 8
(delapan) tahun dan/ atau denda paling banyak Rp 800.000.000,00
(delapan ratus juta rupiah).

Anda mungkin juga menyukai