Anda di halaman 1dari 15

MODUL PERKULIAHAN

Sistem
Informasi
Manajemen
Sistem Informasi, Organisasi dan
Manajemen

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

6
Ekonomi dan Bisnis Manajemen S1 02410003 Team Teaching Mata Kuliah Sistem
Informasi Manajemen

Abstract Kompetensi
Pertemuan ini membahas tentang Setelah menyelesaikan pokok
sistem informasi dalam organisasi
bahasan ini mahasiswa mampu
serta manajemen dimana dalam
tujuannya untuk merumuskan mendefinisikan sistem informasi,
strategi bagi perusahaan.
organisasi, dan manajemen.
Pendahuluan
Secara teknis organisasi adalah struktur sosial resmi yang stabil yang memiliki sumber –
sumber dari lingkungan dan memprosesnya untuk menjadi output. Organisasi adalah badan
hukum formal dengan peraturan dan prosedur internal yang harus mematuhi undang-undang.
Organisasi juga merupakan struktur sosial karena mereka adalah kumpulan elemen sosial.
Definisi organisasi ini sangat kuat dan sederhana, namun tidak terlalu deskriptif atau tidak.
bahkan prediktif dari organisasi dunia nyata. Definisi perilaku organisasi yang lebih realistis
adalah kumpulan hak, hak istimewa, kewajiban, dan tanggung jawab yang diimbangi dengan
seimbang selama periode waktu Organisasi.
Berikut merupakan karakteristik dari organisasi:
- Menggunakan hirarki terstruktur/ struktur organisasi
- Memiliki sistem di dalam perusahaannya terutama dalam pengambilan keputusan
- Memiliki prinsip dalam kegiatannya sehingga menjadi efektif

Gambar 1- Hub. Antara organisasi dan sistem informasi


Berdasarkan gambar tersebut kita lihat bahwa ada hubungan yang sifatnya cukup kompleks
antara organisasi dan sistem informasi. Hubungan tersebut mendasari fungsi dari sistem
informasi bagi organisasi dalam hal ini perusahaan.
Berdasarkan gambar diatas maka ada beberapa faktor yang memediasi hubungan antara
sistem informasi dan organisasi yaitu:
- Faktor Lingkungan
- Budaya
- Struktur

‘20 Sistem Informasi Manajemen


2 Tim Dosen
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
- Standard operasi
- Bisnis Proses
- Politik
- Management pengambilan keputusan
- Perubahan

Dalam perusahaan aktivitas terbagi menjadi dua yaitu: Rutinitas dan Bisnis proses
- Rutinitas; merupakan aktivitas atau kegiatan dalam perusahaan yang dilakukan setiap
harinya oleh individu. Aktivitas ini tertuang dalam standard operasi/prosedur
perusahaan.
- Bisnis proses: aktivitas dalam perusahaan, dimana aktivitas tersebut terdiri dari
kegiatan yang saling berkaitan. Sehingga dapat dikatakan bahwa bisnis proses
merpakan kumpulan dari rutinitas. Di dalam perusahaan bisa terdiri dari kumpulan
bisnis proses.

Secara teknis organisasi dapat diartikan sebagai suatu struktur sosial formal, stabil, yang
mengambil sumber daya dari lingkungan dan memprosesnya untuk menciptakan hasil.
Fokusnya pada tiga elemen dari organisasi, yaitu:
a. Modal dan tenaga sebagai faktor utama produksi yang disediakan lingkungan
b. Organisasi (perusahaan) yang mengolah input menjadi produk/jasa
c. Produk/jasa yang dikonsumsi lingkungan dan kembali menjadi persediaan input.u
tertentu melalui konflik dan resolusi konflik.

Sementara itu system informasi di bangun untuk memfasilitasi kepentingan perusahaan


bisnis. Interaksi antara system informasi dan teknologi menjadi peluang untuk organisasi
mengelola dan memanfaatkannya dengan baik dan maksimal.
Sedangkan Manajemen strategi sendiri menurut Fred R. David adalah seni dan ilmu
merumuskan, melaksanakan, dan mengevaluasi keputusan lintas fungsional yang
memungkinkan organisasi untuk mencapai tujuan.

Fitur-fitur organisasi
Semua organisasi modern mempunyai karakteristik yang pasti, diantaranya yaitu:
1.Rutinitas dan proses bisnis
Semua organisasi termasuk perusahaan bisnis menjadi sangat efisien karena para individu
dalam perusahaan dikembangkan atau dibiasakan secara rutin untuk memproduksi barang
atau jasa. Rutinitas sering kali disebut SOP yang berarti aturan jelas, prosedur, dan praktik
yang telah dikembangkan untuk melakukan sesuatu, dalam berbagai situasi. Sebagai pekerja,
mempelajari hal ini akan membuat mereka mennjadi lebih produktif dan efisien serta bisa
mengurangi biaya selama periode yang bersangkutan. Rutinitas adalah aktivitas atau kegiatan
dalam perusahaan yang dilakukan setiap harinya oleh individu. Aktivitas ini tertuang dalam
standard operasi/prosedur perusahaan.
2.Politik Organisasi

‘20 Sistem Informasi Manajemen


3 Tim Dosen
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
Orang orang dalam sebuah organisasi dipekerjakan pada posisi yang berbeda dengan
kemampuan dan spesialisasi yang berbeda, sebagai hasilnya mereka secara alami mempunyai
pandangan yang berbeda tentang sumber daya dan hukuman. Perbedaan ini berarti bagi
manajer dan pekerja bagi hasil mereka, dalam berpolitik internal untuk sumber daya
kompetisi dan konflik. Kesulitan terbesar dalam perkembangan organisasi adalah anti
terhadap politik
3.Budaya Organisasi
Seluruh organisasi memiliki sendi-sendi dasar yang tak tergoyahkan, asumsi-asumsi yang tak
perlu dipertanyakan lagi (oleh para anggota) dalam mendefinisisikan tujuan dan produk
mereka. Budaya organisasi adalah upaya kuat pemersatu yang terjadinya konflik politis dan
mendukung pemahaman umum, persetujuan pelaksanaan prosedur, dan praktik-praktik pada
umumnya. Jika kita semua saling berbagi tentang asumsi budaya dasar yang sama,
persetujuan mengenai masalah-masalah lain sepertinya lebih mudah untuk diwujudkan.
Budaya organisasi juga merupakan penolak yang kuat terhadap perubahan, terutama di
bidang teknologi kebanyakan organisasi akan melakukan hampir segala upaya untuk menolak
membuat perubahan dengan asumsi bahwa hal itu akan menghambat organisasi.
4.Lingkungan Organisasi
Organisasi berada didalam lingkungan tempat mereka memperoleh sumber daya dan
menyediakan hasil akhir berupa barang dan jasa. Organisasi dan lingkungan memiliki
hubungan timbal balik. Di satu sisi organisasi bersifat terbuka serta bergantung pada kondisi
sosial dan lingkungan sekitarnya. Di sisi lain, organisasi dapat memengaruhi lingkungannya.
Sistem informasi adalah instrumen penting untuk pemindaian lingkungan dengan membantu
para manajer dalam mengidentifikasi perubahan-perubahan yang terjadi di luar dan
memerlukan respons perusahaan.
Pada umumnya, lingkungan berubah lebih cepat daripada organisasi. Teknologi baru, produk
baru, perubahan nilai dan rasa dalam masyarakat ( banyak dari hal ini yang disebabkan
karena peraturan pemerintah yang baru ) yang menimbulkan tekanan-tekanan pada budaya,
politik, dan orang-orang di organisasi manapun. Sebagian besar organisasi tidak dapat,
beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan lingkungannya. Lambannya prosedur operasi
standar, konflik yang timbul akibat perubahan-perubahan, ancaman terhadap nilai budaya
yang telah ada, mencegah organisasi dalam melakukan perubahan yang signifikan.
5.Teknologi yang mengganggu mengguncang ombak
Teknologi yang mengganggu ( disruptive technologios ) adalah produk pengganti yang
memiliki kinerja lebih baik daripada produk yang pernah dihasilkan sebelumnya. Contohnya
seperti mobil yang menggantikan kuda sebagai pengangkut, mesin pengolah kata yang
menggantikan mesin tik, dan Ipod yang menggantikan cd player.
Dalam kasus tersebut, banyak industri bisnis yang kehilangan bisnis mereka, teknologi yang
mengganggu ini semakin meluas dipasaran, biasanya karena menghasilkan manfaat yang
lebih baik dan memiliki harga yang lebih murah ketimbang produk yang dihasilkan
sebelumnya. Drive penyimpanan adalah salah satu contohnya. Hardisk kecil yang digunakan
pada PC semakin meluas dipasaran, dengan menawarkan harga yang lebih murah untuk
media penyimpanan digital bagi file-file berukuran kecil. Beberapa perusahaan masih mampu
menciptakan teknologi-teknologi sejenis ini yang saling bersaing dalam memperoleh
keuntungan. Teknologi yang menggangu ini sangat cepat dan efisien dalam menghilangkan

‘20 Sistem Informasi Manajemen


4 Tim Dosen
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
hal-hal yang tidak diperlukan dalam jangka panjang. Perusahaan yang pertama kali
menemukan teknologi yang mengganggu ini, belum tentu memperoleh keuntungan jika
mereka kekurangan sumber daya untuk mengeksploitasi teknologi tersebut dan gagal melihat
kesempatan yang ada.

6.Struktur Organisasi
Jenis sistem informasi yang anda temukan dalam organisasi bisnis dan sifat-sifat masalah
yang berhubungan dengan sistem tersebut seringkali mencerminkan jenis struktur organisasi.
Contoh: Di dalam birokrasi profesional seperti rumah sakit, jarang sekali ditemukan
penangann sistem rekaman medis pasien secara paralel. Dengan begitu dalam sebuah rumah
sakit tidak biasa untuk menemukan sistem pencatatan pasien oleh petugas administrasi yang
lain oleh dokter dan yang lainnya oleh staff seperti seorang perawat dan pekerja sosial.
7.Fitur-fitur organisasi lainnya
Organisasi memiliki tujuan dan menggunakan cara yang berbeda-beda dalam meraih tujuan
tersebut. Beberapa organisasi memiliki tujuan yang bersifat memaksa ( penjara ) yang lain
memiliki tujuan berasaskan manfaat ( organisasi bisnis ). Sisanya memiliki tujuan yang
bersifat normatif atau mengatur organisasi juga melayani kelompok yang berbeda-beda atau
memiliki pemegang kepentingan yang berbeda-beda, beberapa diantaranya bertujuan
menguntungkan para anggotanya, sedangkan yang lainnya bertujuan menguntungkan klien,
pemegang saham atau masyarakat.
Cara untuk membedakan organisasi adalah dari performa dan teknologi yang digunakannya.
Beberapa organisasi melakukan pekerjaan pokok yang bersifat rutinitas yang dapat diringkas
menjadi serangkaian aturan formal.

Dampak Sistem Informasi Organisasi Dan Perusahaan Bisnis


Sistem informasi organisasi dan perusahaan bisnis memiliki beberapa dampak terhadap
ekonomi, dan organisasi.
1. Dampak Positif pada aspek Ekonomi
Teknologi sistem informasi dapat dipandang sebagai faktor produksi yang dapat digantikan
dengan modal dan tenaga kerja tradisional. Seiring turunnya biaya teknologi informasi,
teknologi ini menggantikan tenaga kerja, yang secara historis merupakan kenaikan biaya.
Oleh karena itu, teknologi informasi harus menghasilkan penurunan jumlah manajer
menengah dan pekerja klerikal sebagai pengganti teknologi informasi untuk kerja mereka.
Seiring turunnya biaya teknologi informasi, ia juga mengganti bentuk modal lain seperti
bangunan dan mesin, yang harganya relatif mahal.
Teknologi informasi, terutama penggunaan jaringan, dapat membantu perusahaan
menurunkan biaya partisipasi pasar (biaya transaksi), sehingga bermanfaat bagi
perusahaan untuk melakukan kontrak dengan pemasok eksternal daripada
menggunakan sumber internal. Akibatnya, perusahaan bisa menyusut dalam
ukuran (jumlah karyawan) karena jauh lebih murah untuk melakukan outsourcing
bekerja ke pasar yang kompetitif daripada mempekerjakan karyawan.

‘20 Sistem Informasi Manajemen


5 Tim Dosen
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
Gambar 3 - Transaction Cost Theory
Sehingga dapat kita simpulkan melalui pemanfaatan IT ini dampak eknomi yang
dirasa perusahaan yaitu: dapat mengurangi biaya operasional perusahaan .
2. Dampak positif dalam perilaku dan organisasi
a. Sistem Informasi Ratakan Organisasi
Organisasi birokrasi yang besar, yang terutama dikembangkan sebelum zaman komputer,
seringkali tidak efisien, lamban berubah, dan kurang kompetitif daripada organisasi yang
baru dibentuk. Beberapa organisasi besar ini telah dirampingkan, mengurangi jumlah
karyawan dan jumlah tingkatan dalam hierarki organisasi mereka.

‘20 Sistem Informasi Manajemen


6 Tim Dosen
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
Jika melihat gambar diatas, gambar tersebut merupakan perbedaan antara struktur
organisasi yang belum memanfaatkan IT dan yang sudah memanfaatkan IT. Jika
perusahaan tersebut telah memanfaatkan IT, akan membuat bentuk struktur
organisasi menjadi lebih flat dan melebar. Hal ini berdampak kemana? Hal ini
berdampak pada perilaku organisasi dimana jika perusahan tersebu memanfaatkan
IT, otomatis ada beberapa bidang pekerjaan yang sudah mengganakan perangkat
IT. Berarti bahwa dapat memangkas beberapa jenjang jabatan yang tidak perlu,
atau mempersingkat dalam hal pengambilan keputusan karena pendeknya
organisasi.

Peneliti perilaku telah berteori bahwa teknologi informasi memfasilitasi perataan hierarki
dengan memperluas distribusi informasi untuk memberdayakan karyawan tingkat rendah dan
meningkatkan efisiensi manajemen. Sistem Informasi mendorong hak pengambilan
keputusan lebih rendah dalam organisasi karena pegawai tingkat rendah menerima informasi
yang mereka butuhkan untuk membuat keputusan tanpa pengawasan.
Riset tentang perilaku menghasilkan teori bahwa teknologi informasi memfasilitasi
pemerataan hirarki dalam suatu perusahaan dengan memperluas distribusi informasi guna
memberdayakan karyawan di level bawah dan meningkatkan efisiensi manajemen. Jangkauan
kontrol manajemen menjadi semakin luas, memungkinian manajer tingkat atas untukq
mengontrol dan mengelola lebih banyak karyawan dengan cakupan yang lebih luas.
b. Organisasi Pasca Industri
Dalam masyarakat pasca industri, otoritas semakin bergantung pada pengetahuan dan
kompetensi, dan tidak hanya pada posisi formal. Oleh karena itu, bentuk organisasi rata
karena pekerja profesional cenderung mengelola diri sendiri, dan pengambilan keputusan
harus menjadi lebih terdesentralisasi karena pengetahuan dan informasi menjadi lebih luas di
seluruh perusahaan (Drucker, 1988). Teknologi informasi dapat mendorong organisasi
jaringan tugas-tugas di mana kelompok profesional berkumpul – tatap muka atau secara
elektronik – untuk jangka waktu yang singkat untuk menyelesaikan tugas tertentu (mis.,
Merancang mobil baru); Begitu tugas selesai, individu bergabung dengan satuan tugas
lainnya. Layanan konsultasi global Accenture adalah sebuah contoh. Banyak dari 224.000
karyawannya berpindah dari satu tempat ke tempat lain untuk mengerjakan proyek di lokasi
klien di lebih dari 120 negara yang berbeda.
C. Internet dan Organisasi
Internet, khususnya World Wide Web, memiliki dampak penting pada hubungan antara
banyak perusahaan dan entitas eksternal, dan bahkan pada pengorganisasian proses bisnis di
dalam perusahaan. Internet meningkatkan aksesibilitas, penyimpanan, dan distribusi
informasi dan pengetahuan untuk organisasi. Dan dengan adanya internet sangat menekan
beberapa pengeluaran menjadi jauh lebih murah dan mudah.

Dampak negatif Penolakan Sistem Infomasi di Organisasi


Dalam penelitian mengenai penolakan organisasi terhadap inovasi, menunjukkan ada 4 faktor
terpenting, yaitu sifat dari inovasi teknologi tersebut, struktur organisasi, budaya orang-orang
di dalam organisasi tersebut, dan pekerjaan-pekerjaan yang terkena dampak dari organisasi
tersebut. Disini, perubahan di bidang teknologi diserap, diimerpretasikan, dibelokan, dan

‘20 Sistem Informasi Manajemen


7 Tim Dosen
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
dikalahkan oleh pengaturan tugas, struktur, dan orang-orang dalam suatu organisasi. Dalam
model ini, satu-satunya jalan dalam melakukan perubahan adalah dengan mengubah
teknologi itu, tugas-tugas, struktur beserta seluruh orang-orang didalamnya secara sekaligus.
Karena penolakan dalam organisasi begitu kuat, banyak investasi di bidang teknologi
informasi menjadi sia-sia dan tidak meningkatkan produktivitas. Riset mengenai kegagalan-
kegagalan dalam suatu proyek menunjukkan bahwa yang paling sering terjadi dalam
kegagalan proyek-proyek besar dalam mencapai tujuannya bukankah dari teknologinya,
melainkan penolakan dari organisasi dan politik terhadap perubahan yang akam dibawa oleh
teknologi tersebut.

Resistan terhadap perubahan

Ada beberapa hal yang perlu diantisipasi oleh para pemimpin perusahaan ketika ingin
berinvestasi IT di perusahaannya Hal ini adalah pihak yang menolak adanya perubahan. Perlu

‘20 Sistem Informasi Manajemen


8 Tim Dosen
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
kita ketahui bahwa dengan adanya pemanfaatan IT di perusahaan akan membuat perubahan
dari berbagai macam bidang. Perubahan tersebut belum tentu disenangi oleh individu dalam
perusahaan. Banyak juga yang menentang. Berikut merupakan beberapa alasan individu
bersikap resistan/menolak perubahan:
1. Task (Pekerjaan): individu menjadi takut dengan masuknya IT akan menambah
banyak pekerjaan mereka.

2. Technology (Teknologi); individu menjadi takut tidak bisa menggunakan perangkat-


prangkat teknologi yang ada.

3. People (Orang): individu menjadi takut hal menjalin hubungan atau komunikasi denga
orang lain dalam organisasi

4. Structure (Struktur): individu menjadi takut dengan masuknya IT dapat meghilangkan


pekerjaan mereka.

Memahami Ketahanan Organisasi terhadap Perubahan


Sistem informasi dapat mempengaruhi siapa yang melakukan apa kepada siapa, kapan, di
mana, dan bagaimana dalam sebuah organisasi. Banyak sistem informasi baru memerlukan
perubahan dalam rutinitas pribadi dan pribadi yang dapat menyakitkan bagi mereka yang
terlibat dan memerlukan pelatihan ulang dan usaha tambahan yang mungkin atau mungkin
tidak diberi kompensasi. Karena sistem informasi berpotensi mengubah struktur organisasi,
budaya, proses bisnis, dan strategi, seringkali ada perlawanan yang cukup besar terhadap
mereka saat diperkenalkan.
Ada beberapa cara untuk memvisualisasikan resistensi organisasi. Penelitian tentang
resistensi organisasi terhadap inovasi menunjukkan bahwa empat faktor adalah yang
terpenting: sifat inovasi TI, struktur organisasi, budaya orang-orang dalam organisasi, dan
tugas yang dipengaruhi oleh inovasi. Di sini, perubahan teknologi diserap, ditafsirkan,
dibelokkan, dan dikalahkan oleh pengaturan tugas organisasi, struktur, dan manusia. Dalam
model ini, satu-satunya cara untuk mewujudkan perubahan adalah mengubah teknologi,
tugas, struktur, dan orang secara bersamaan. Karena resistensi organisasi terhadap perubahan
begitu kuat, banyak investasi teknologi informasi menggelepar dan tidak meningkatkan
produktivitas.

Implikasi untuk Desain dan Pemahaman Sistem Informasi


Faktor organisasi utama yang perlu dipertimbangkan saat merencanakan sistem baru adalah
sebagai berikut:
a. Lingkungan di mana organisasi harus berfungsi
b. Struktur organisasi: hirarki, spesialisasi, rutinitas, dan proses bisnis
c. Budaya dan politik organisasi
d. Jenis organisasi dan gaya kepemimpinannya
e. Kelompok kepentingan utama yang terpengaruh oleh sistem dan sikap pekerja yang
akan menggunakan sistem tersebut

‘20 Sistem Informasi Manajemen


9 Tim Dosen
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
Menggunakan Sistem Informasi Untuk Mencapai Keunggulan Kompetitif
Model Gaya Bersaing Porter
Michael Porter’s competitive forces model

Dalam model Porter dapat dilihat bahwa strategi yang dilihat dari segi perusahaan, pesaing
dan juga lingkungannya. Saat ini kita akan melihat bagaimana memformulasikan strategi
dengan pemanfaatan IT. Dalam pemanfaatan IT ada beberapa formulasi strategi yang dibisa
dibagi yaitu:
- Low-cost leadership: yaitu strategi kepemimpin harga, dimana kita menjual produk
dengan harga paling rendah dari pesaing kita
- Product differentiation: yaitu strategi dengan membuat produk kita berbeda dengan
pesaing
- Focus on market niche: yaitu focus pada relung pasar, diamna kita memiliki
spesifikasi customer yang khas
- Strengthen customer and supplier intimacy: yaitu strategi penguatan pada konsumen
dan supplier
a. Pesaing Tradisional
Semua perusahaan berbagi ruang pasar dengan pesaing lain yang terus-menerus merancang
cara baru yang lebih efisien untuk diproduksi dengan mengenalkan produk dan layanan baru,
dan mencoba menarik pelanggan dengan mengembangkan merek mereka dan menerapkan
biaya switching pada pelanggan mereka.
b. Peserta pasar baru
Di beberapa industri, ada hambatan yang sangat rendah untuk masuk ke pasar, sedangkan di
industri lain, masuk sangat sulit. Misalnya, cukup mudah memulai bisnis pizza atau hampir
semua bisnis ritel kecil, namun harganya jauh lebih mahal dan sulit untuk memasuki bisnis
chip komputer, yang memiliki biaya modal sangat tinggi dan membutuhkan keahlian dan
pengetahuan yang signifikan yang sulit. untuk memperoleh.
c. Pengganti Produk dan Layanan
Teknologi baru menciptakan pengganti baru setiap saat. Bahkan minyak pun memiliki
pengganti: Etanol dapat menggantikan bensin di mobil; minyak sayur untuk bahan bakar

‘20 Sistem Informasi Manajemen


10 Tim Dosen
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
diesel di truk; dan tenaga angin, tenaga surya, batubara, dan hidro untuk pembangkit listrik
industri. Demikian juga, layanan telepon Internet dapat menggantikan layanan telepon
tradisional, dan saluran telepon serat optik ke rumah dapat menggantikan saluran TV kabel.
Dan, tentu saja, layanan musik Internet yang memungkinkan Anda mendownload trek musik
ke iPod adalah pengganti toko musik berbasis CD.
d. Pelanggan
Perusahaan yang menguntungkan sangat bergantung pada kemampuannya untuk menarik dan
mempertahankan pelanggan (sambil menolak pesaing mereka), dan mengenakan harga tinggi.
Kekuatan pelanggan tumbuh jika mereka dapat dengan mudah beralih ke produk dan layanan
pesaing, atau jika mereka dapat memaksa bisnis dan pesaingnya bersaing dengan harga saja
di pasar yang transparan dimana hanya ada sedikit diferensiasi produk, dan semua harga
diketahui secara instan (seperti di Internet). Misalnya, di pasar buku teks kuliah yang
digunakan di Internet, siswa (pelanggan) dapat menemukan banyak pemasok dari hampir
semua buku teks perguruan tinggi saat ini. Dalam hal ini, pelanggan online memiliki
kekuatan luar biasa atas perusahaan buku bekas.
e. Pemasok
Kekuatan pasar pemasok dapat memiliki dampak signifikan terhadap keuntungan perusahaan,
terutama bila perusahaan tidak dapat menaikkan harga secepat mungkin pemasok. Pemasok
yang lebih berbeda yang dimiliki perusahaan, kontrol yang lebih besar dapat dilakukan
terhadap pemasok dalam hal jadwal harga, kualitas, dan pengiriman. Misalnya, produsen
laptop laptop hampir selalu memiliki beberapa pemasok komponen kunci bersaing, seperti
keyboard, hard drive, dan layar display.
Ada beberapa Strategi Sistem Informasi untuk Menghadapi Kekuatan Bersaing, yaitu:
a. Kepemimpinan dengan Biaya rendah
b. Diferensiasi Produk
c. Fokus pada Market Niche
d. Memperkuat Keintiman Pelanggan dan Pemasok

‘20 Sistem Informasi Manajemen


11 Tim Dosen
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
Model Rantai Nilai Bisnis
GAMBAR
VALUE CHAIN MODEL

Meskipun model Porter sangat membantu untuk mengidentifikasi kekuatan kompetitif dan
menyarankan strategi generik, namun tidak terlalu spesifik mengenai apa yang sebenarnya
harus dilakukan, dan metode ini tidak menyediakan metodologi untuk mengikuti pencapaian
keunggulan kompetitif. Model rantai nilai menyoroti kegiatan spesifik dalam bisnis di mana
strategi kompetitif dapat diterapkan dengan sebaik-baiknya (Porter, 1985) dan di mana sistem
informasi kemungkinan besar memiliki dampak strategis. Model ini mengidentifikasi titik
leverage penting dan spesifik dimana perusahaan dapat menggunakan teknologi informasi
dengan paling efektif untuk meningkatkan posisi kompetitifnya. Model rantai nilai
memandang perusahaan sebagai serangkaian atau rangkaian kegiatan dasar yang
menambahkan margin nilai pada produk atau layanan perusahaan.

Sinergi, Kompetensi Inti, dan Strategi Berbasis Jaringan


Sebuah perusahaan besar biasanya merupakan kumpulan bisnis. Seringkali, perusahaan
diorganisasikan secara finansial sebagai kumpulan unit bisnis strategis dan pengembalian ke
perusahaan terkait langsung dengan kinerja semua unit bisnis strategis. Sistem informasi
dapat meningkatkan kinerja keseluruhan unit bisnis ini dengan mempromosikan sinergi dan
kompetensi inti.

Menggunakan Sistem untuk kompetitif keunggulan : Isu Manajemen


Keunggulan kompetitif yang diberikan sistem strategis tidak cukup lama untuk memastikan
profitabilitas jangka panjang. Karena pesaing dapat membalas dan menyalin sistem strategis,

‘20 Sistem Informasi Manajemen


12 Tim Dosen
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
keunggulan kompetitif tidak selalu berkelanjutan. Pasar, harapan pelanggan, dan perubahan
teknologi; globalisasi telah membuat perubahan ini semakin cepat dan tidak dapat diprediksi.
Sistem informasi saja tidak bisa memberikan keuntungan bisnis yang abadi.

Menyelaraskan TI dengan Tujuan Bisnis


Saat ini Teknologi Informasi (TI) di dalam bisnis menempati peran yang lebih kritikal
dibandingkan sebelumnya. Beranjak dari sekedar bagian dari faktor biaya menjadi service
yang memberikan kontribusi kepada pencapaian tujuan bisnis. Menyelaraskan TI dengan
kepentingan bisnis yang biasa sering kita sebut sebagai penyelarasan strategis (strategic
alignment) merupakan tantangan besar bagi managemen TI dan juga tentu bagi managemen
bisnis secara umum.
Dalam banyak literatur mengenai managemen TI terdapat banyak definisi terkait dengan
konsep penyelarasan (alignment) ini. Salah satu definisi yang cukup baik dinyatakan oleh
Chan Y.E. (2002) yang menyatakan bahwa strategic alignment adalah derajat keterkaitan
dimana misi, tujuan, dan perencanaan fungsi TI didukung oleh misi, tujuan, dan perencanaan
bisnis perusahaan. Dalam kesempatan lain, ia juga menyatakan bahwa strategic alignment
adalah kesesuaian antara prioritas dan aktivitas dari fungsi TI dengan unit-unit bisnis yang
ada.Penelitian mengenai kinerja TI dan bisnis telah menemukan bahwa semakin berhasil
sebuah perusahaan dapat menyelaraskan teknologi informasi dengan tujuan bisnisnya,
semakin menguntungkannya, hanya seperempat perusahaan mencapai keselarasan TI dengan
bisnis. Sekitar setengah dari keuntungan perusahaan bisnis dapat dijelaskan dengan
penyelarasan TI dengan bisnis (Luftman, 2003).
Sebagian besar bisnis salah: Teknologi informasi mengambil kehidupannya sendiri dan tidak
melayani kepentingan manajemen dan pemegang saham dengan baik. Alih-alih orang bisnis
berperan aktif dalam membentuk TI pada perusahaan, mereka mengabaikannya, mengaku
tidak mengerti IT, dan mentolerir kegagalan di bidang TI hanya sebagai gangguan untuk
bekerja di sekitar. Perusahaan semacam itu membayar harga yang lumayan dalam kinerja
buruk. Perusahaan dan manajer yang sukses memahami apa yang dapat dilakukan dan cara
kerjanya, berperan aktif dalam membentuk penggunaannya, dan mengukur pengaruhnya
terhadap pendapatan dan keuntungan.
Untuk menghadapi tantangan baru ini, maka suatu organisasi harus memiliki pemahaman
yang jernih dan mendalam terhadap tujuan bisnis perusahaan dan bagaimana tujuan TI dan
proses-proses TI bisa mendukung pencapaian tujuan bisnis tsb. Setiap organisasi harus
memiliki tujuan bisnis, strategi bisnis, dan mengkomunikasikannya kepada seluruh
komponen organisasi agar mereka mau mengadopsinya. Yang seringkali terjadi adalah
strategi atau tujuan bisnis tidak secara formal tertulis akibatnya banyak pihak di dalam
organisasi secara umum tidak menyadari keberadaannya.

Mengelola Transisi Strategis


Mengadopsi jenis sistem strategis yang telah dijelaskan dalam modul ini umumnya
membutuhkan perubahan dalam tujuan bisnis, hubungan dengan pelanggan dan pemasok, dan
proses bisnis. Perubahan sosioteknis ini, yang mempengaruhi elemen sosial dan teknis
organisasi, dapat dianggap sebagai transisi strategis – sebuah gerakan antara tingkat sistem
sosioteknik. Perubahan semacam itu sering kali menyebabkan kekaburan batas organisasi,

‘20 Sistem Informasi Manajemen


13 Tim Dosen
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
baik eksternal maupun internal. Pemasok dan pelanggan harus saling terkait erat dan saling
berbagi tanggung jawab masing-masing. Manajer perlu merancang proses bisnis baru untuk
mengkoordinasikan kegiatan perusahaan mereka dengan pelanggan, pemasok, dan organisasi
lainnya.

‘20 Sistem Informasi Manajemen


14 Tim Dosen
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
Daftar Pustaka
Buku
Loudon, Kenneth C. & Loudon, Jane P. (2013). Management Information Systems :
managing the digital firm. 13th edition.

‘20 Sistem Informasi Manajemen


15 Tim Dosen
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id

Anda mungkin juga menyukai