Anda di halaman 1dari 18

RESUME BAB 3

SISTEM INFORMASI, ORGANISASI, DAN STRATEGI

Oleh :

Agustin Dwi Saputri 210810301018

Devi Rizkiya 210810301019

Tasya Noer Ayu Devita Putri 210810301098

Fivi Febriana 220810301250

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS JEMBER

2022
LATAR BELAKANG

Sistem informasi adalah sekumpulan prosedur organisasi yang ada pada saat
dilaksanakan akan memberikan informasi untuk mengambil keputusan atau
mengendalikan informasi. Dasar dari penerapan Sistem Informasi dan teknologi adalah
menjadikan pekerjaan manusia menjadi mudah dan efisien sehingga mendorong
perusahaan untuk menerapkannya.

Selain itu, Sistem Informasi dan teknologi dapat mendukung beberapa aspek
dalam perusahaan seperti pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM), pemasaran produk,
menentukan strategi manajemen, dan pengambilan keputusan perusahaan jangka panjang
yang berbasis ilmu teknologi.

Sistem Informasi Manajemen (SIM) merupakan suatu sistem di dalam suatu


organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung
operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan
pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan.

SIM mempunyai peranan yang sangat penting di dalam suatu organisasi karena
sangat mempengaruhi terhadap maju mundurnya sebuah organisasi. Setiap organisasi
baik itu organisasi yang besar maupun yang kecil pasti mempunyai sistem informasi yang
berbeda-beda, tergantung dari kebutuhan dan masalah yang terjadi pada organisasi
tersebut.

2
TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Organisasi Dan Sistem Informasi


Sistem Informasi dan Organisasi saling mempengaruhi satu sama lain. Sistem
informasi dibangun oleh manajer untuk melayani kepentingan perusahaan. Interaksi
antara teknologi informasi dengan organisasi dipengaruhi banyak factor diantaranya
struktur organisasi, proses bisnis, politik, budaya, lingkungan sekitar, dan keputusan
manajemen.

1. Apa Yang Dimaksud Organisasi ?


Organisasi adalah struktur social formal, stabil, yang mengambil sumber daya
dari lingkungan dan memperosesnya untuk menciptakan hasil. Organisasi
(perusahaan) mengubah input kedalam bentuk barang ataupun jasa melalui fungsi
produksi. Barang dan jasa ini dikonsumsi oleh lingkungan dan sebagai timbal
baliknya, lingkungan akan menyediakan kembali factor produksi tersebut.

3
Definisi yang lebih realistis mengenai organisasi berdasarkan perilaku adalah
kumpulan hak, kewajiban, wewenang dan tanggung jawab yang mengalami
penyesuaian secara perlahan dalam waktu tertentu melalui proses konflik dan
peyelesaian konflik.

Dari sudut pandang perilaku tentang perusahaan, orang orang yang bekerja
dalam organisasi mengembangkan kebiasaan kebiasaan dalam bekerja, mereka
memiliki kedekatan dengan hubungan lain yang sudah ada, mereka membuat
pengaturan mengenai penyelesian pekerjaan dengan atasan atau bawahannya,
jumlah pekerjaan yang akan diselesaikan, dan dalam kondisi apa pekerjaan
tersebut harus diselesaikan.
Sudut pandang organisasi secara teknis mendorong kita untuk focus pada
bagaimana input dikombinasikan untuk menghasilkan output ketika perubahan
teknologi diperkenakan kedalam perusahaan. Definisi dari suatu organisasi
berdasarkan pendekatan perilaku yang lebih realistis menunjukkan bahwa
membangun system informasi yang baru atau membangun kembali system yang
lama, melibatkan lebih dari sekedar penataan ulang mesin atau pekerja bahwa
beberapa system informasi mengubah keseimbangan, hak, kewajiban, tanggung
jawab, dan perasaan didalam organisasi yang telah dibangun dalam waktu yang
panjang. Definis secara teknis maupun perilaku tidak bertentangan satu sama lain,
kedua nya justru saling melengkapi.
2. Ciri Ciri Organisasi
Organisasi terfokus pada prinsip efisiensi: memaksimakan output dengan
menggunakan input yang terbatas. Ciri lainnya yaitu, proses bisnis mereka,

4
budaya organisasi, politik organisasi, lingkungan sekitar, struktur organisasi,
tujuan, konstituen, dan gaya kepemimpinan.
a) Rutinitas dan Proses Bisnis
Organisasi bisnis menjadi efisien dari waktu ke waktu karena individu
didalam perusahaan mengembangkan rutinitas (routines) untuk
memproduksi barang dan jasa. Rutinitas terkadang disebut prosedur operasi
standart (standart operating procedures-SOP) adalah peraturan yang tepat,
dan praktis yang telah dikembangkan agar sesuai dengan semua situasi yang
diharapkan. Ketika para pekerja mempelajari rutinitas ini, mereka menjadi
sangat produktif dan efisien serta perusahaan dapat menekan biaya lembur
sambil meningkatkan efisiensi.

b) Politik Organisasi
Penolakan politis adalah salah satu kesulitan terbesar dalam melakukan
perubahan organisasi terutama dalam pengembangan system organisasi baru.
Perbedaan sudut pandang adalah masalah bagi para karyawan dan manajer
yang menyebabkan perjuangan politis mengenai sumber daya, persaingan,
dan konflik yang terdapat dalam setiap organisasi.
c) Budaya Organisasi
Budaya organisasi adalah upaya kuat pemersatu yang mencegah terjadinya
konflik politis dan mendukung pemahaman umum, persetujuan pelaksanaan
prosedur, dan praktik praktik pada umumnya. Budaya organisasi meliputi
serangkaian srangkaian asumsi mengenai produk apa yang akan produksi

5
organisasi, bagaimana organisasi harus memproduksinya, dimana, dan untuk
siapa.
Budaya organisasi juga penolak perubahan yang kuat, terutama perubahan
dibidang teknologi. Bagaimanapun, ada waktunya dimana jalan satu satunya
yang harus ditempuh perusahaan untuk maju adalah menerapkan teknologi
baru tersebut, meskipun bertentangan dengan budaya organisasi yang sudah
dibentuk.
d) Lingkungan Organisasi
Organisasi berada didalam lingkungan tempat mereka memperoleh
sumber daya dan menyediakan hasil akhir berupa barang dan jasa. Organisasi
dan lingkungan memiliki hubungan timbal balik. Organisasi dapat
mempengaruhi lingkungannya, contoh organisasi bisnis membentuk kerja
sama dengan organisasi bisnis lainnya untuk memengaruhi proses politik,
mereka menggunakan iklan untuk memengaruhi pelanggan agar menerima
produknya.

Gambar ini mengilustrasikan peranan system informasi dalam membantu


perusahaan untuk mempersiapkan perubahan perubahan yang terjadi pada
lingkungan serta bertindak bagi lingkungan tersebut. Sistem informasi adalah
instrument penting untuk pemindaian lingkungan,dengan membantu manajer
dalam mengidentifikasi perubahan perubahan yang terjadi diluar dan
memerlukan respon perusahaan.
e) Struktur Organisasi

6
Di organisasi bisnis berskala kecil anda akan sring menemukan system
yang dirancang dengan buruk dan dikembangkan dengan terburu buru
sehingga melebihi kegunaannya. Di perusahaan besar dengan banyak divisi
yang beroprasi diratusan wilayah, tidak akan menemukan system informasi
tunggal yang diintegrasikan sacara menyeluruh, melainkan setiap
cabang/divisi memilliki system informasinya sendiri.
f) Fitur-Ftur Organisasi Lainnya
Organisasi memiliki tujuan dan cara yang berbeda dalam mencapai tujuan.
Ada yang memiliki tujuan bersifat memaksa (penjara), yang lain memiliki
tujuan berasakan manfaat (organisasi bisnis), sisa nya memiliki tujuan
normative /mengatur (universitas). Ada organisasi yang bertujuan
menguntungkan anggotanya, ada yang menguntungkan klien, pemegang
saham ataupun masyarakat. Cara membedakan organisasi adalah dari
performa dan teknologi yang digunakan.

1.2 Dampak dari Informasi Sistem pada Organisasi


Sistem informasi telah menjadi alat integral, online, interaktif yang sangat terlibat
dalam operasi menit ke menit dan pengambilan keputusan organisasi besar. Selama
dekade terakhir, sistem informasi secara fundamental telah mengubah ekonomi
organisasi dan sangat meningkatkan kemungkinan untuk mengatur pekerjaan.
1. Dampak Ekonomi
Teknologi sistem informasi dapat dipandang sebagai faktor produksi yang
dapat digantikan dengan modal dan tenaga kerja tradisional. Seiring turunnya
biaya teknologi informasi, teknologi ini menggantikan tenaga kerja, yang secara
historis merupakan kenaikan biaya. Oleh karena itu, teknologi informasi harus
menghasilkan penurunan jumlah manajer menengah dan pekerja klerikal sebagai
pengganti teknologi informasi untuk kerja mereka. Seiring turunnya biaya
teknologi informasi, ia juga mengganti bentuk modal lain seperti bangunan dan
mesin, yang harganya relatif mahal.
Teknologi informasi, terutama penggunaan jaringan, dapat membantu
perusahaan menurunkan biaya partisipasi pasar (biaya transaksi), sehingga

7
bermanfaat bagi perusahaan untuk melakukan kontrak dengan pemasok eksternal
daripada menggunakan sumber internal. Akibatnya, perusahaan bisa menyusut
dalam ukuran (jumlah karyawan) karena jauh lebih murah untuk melakukan
outsourcing bekerja ke pasar yang kompetitif daripada mempekerjakan karyawan.
2. Dampak Organisasi dan Perilaku
a) Sistem Informasi Ratakan Organisasi
Organisasi birokrasi yang besar, yang terutama dikembangkan sebelum
zaman komputer, seringkali tidak efisien, lamban berubah, dan kurang
kompetitif daripada organisasi yang baru dibentuk. Beberapa organisasi besar
ini telah dirampingkan, mengurangi jumlah karyawan dan jumlah tingkatan
dalam hierarki organisasi mereka.
Peneliti perilaku telah berteori bahwa teknologi informasi memfasilitasi
perataan hierarki dengan memperluas distribusi informasi untuk
memberdayakan karyawan tingkat rendah dan meningkatkan efisiensi
manajemen. Sistem Informasi mendorong hak pengambilan keputusan lebih
rendah dalam organisasi karena pegawai tingkat rendah menerima informasi
yang mereka butuhkan untuk membuat keputusan tanpa pengawasan.
b) Organisasi Pasca Industri
Dalam masyarakat pasca industri, otoritas semakin bergantung pada
pengetahuan dan kompetensi, dan tidak hanya pada posisi formal. Oleh
karena itu, bentuk organisasi rata karena pekerja profesional cenderung
mengelola diri sendiri, dan pengambilan keputusan harus menjadi lebih
terdesentralisasi karena pengetahuan dan informasi menjadi lebih luas di
seluruh perusahaan (Drucker, 1988). Teknologi informasi dapat mendorong
organisasi jaringan tugas-tugas di mana kelompok profesional berkumpul –
tatap muka atau secara elektronik – untuk jangka waktu yang singkat untuk
menyelesaikan tugas tertentu (mis., Merancang mobil baru); Begitu tugas
selesai, individu bergabung dengan satuan tugas lainnya. Layanan konsultasi
global Accenture adalah sebuah contoh. Banyak dari 224.000 karyawannya
berpindah dari satu tempat ke tempat lain untuk mengerjakan proyek di lokasi
klien di lebih dari 120 negara yang berbeda.

8
c) Memahami Ketahanan Organisasi terhadap Perubahan
Sistem informasi dapat mempengaruhi siapa yang melakukan apa kepada
siapa, kapan, di mana, dan bagaimana dalam sebuah organisasi. Banyak
sistem informasi baru memerlukan perubahan dalam rutinitas pribadi dan
pribadi yang dapat menyakitkan bagi mereka yang terlibat dan memerlukan
pelatihan ulang dan usaha tambahan yang mungkin atau mungkin tidak diberi
kompensasi. Karena sistem informasi berpotensi mengubah struktur
organisasi, budaya, proses bisnis, dan strategi, seringkali ada perlawanan
yang cukup besar terhadap mereka saat diperkenalkan.
Ada beberapa cara untuk memvisualisasikan resistensi organisasi.
Penelitian tentang resistensi organisasi terhadap inovasi menunjukkan bahwa
empat faktor adalah yang terpenting: sifat inovasi TI, struktur organisasi,
budaya orang-orang dalam organisasi, dan tugas yang dipengaruhi oleh
inovasi. Di sini, perubahan teknologi diserap, ditafsirkan, dibelokkan, dan
dikalahkan oleh pengaturan tugas organisasi, struktur, dan manusia. Dalam
model ini, satu-satunya cara untuk mewujudkan perubahan adalah mengubah
teknologi, tugas, struktur, dan orang secara bersamaan. Karena resistensi
organisasi terhadap perubahan begitu kuat, banyak investasi teknologi
informasi menggelepar dan tidak meningkatkan produktivitas.
3. Internet dan Organisasi
Internet, khususnya World Wide Web, memiliki dampak penting pada
hubungan antara banyak perusahaan dan entitas eksternal, dan bahkan pada
pengorganisasian proses bisnis di dalam perusahaan. Internet meningkatkan
aksesibilitas, penyimpanan, dan distribusi informasi dan pengetahuan untuk
organisasi. Intinya, Internet mampu secara dramatis menurunkan biaya transaksi.
4. Implikasi untuk Desain dan Pemahaman Sistem Informasi
Faktor organisasi utama yang perlu dipertimbangkan saat merencanakan sistem
baru adalah sebagai berikut:
a) Lingkungan di mana organisasi harus berfungsi
b) Struktur organisasi: hirarki, spesialisasi, rutinitas, dan proses bisnis
c) Budaya dan politik organisasi

9
d) Jenis organisasi dan gaya kepemimpinannya
e) Kelompok kepentingan utama yang terpengaruh oleh sistem dan sikap
pekerja yang akan menggunakan sistem tersebut
f) Jenis tugas, keputusan, dan proses bisnis yang dirancang oleh sistem
informasi untuk membantu

1.3 Menggunakan Sistem Informasi Untuk Mencari Keunggulan Kompetitif


Perusahaan yang memiliki kinerja lebih baik dibanding pesaingnya, dianggap
memiliki keunggulan kompetitif. Selain mereka memiliki akses ke sumber-sumber
khusus yang tidak dimiliki pesaingnya, mereka juga mampu menggunakan sumber
daya yang tersedia secara lebih efisien dan biasanya karena memiliki pengetahuan dan
informasi yang lebih unggul. Dalam segala hal, mereka lebih baik dalam pertumbuhan
pendapatan, tingkat keuntungan, ataupun pertumbuhan produktivitas dan semua hal
tersebut akan menyebabkan semakin naiknya nilai saham perusahaan tersebut dalam
jangka panjang ketimbang para pesaingnya.
1. Model Daya Kompetitif Michael Porter
Model yang paling umum digunakan dalam memahami keunggulan
kompetitif perusahaan adalah model daya kompetitif (competitive forces model)
Michael Porter. Model ini menyajikan gambaran umum tentang suatu perusahaan,
pesaingnya, serta lingkungan di sekitar perusahaan tersebut. Dalam model ini,
terdapat 5 daya kompetitif yang dianggap menentukan nasib suatu perusahaan.
a) Pesaing Tradisonal
Setiap perusahaan berbagi pangsa pasar dengan pesaing lainnya yang secara
terus-menerus merancang cara baru yang lebih efisien dalam memproduksi,
memperkenalkan hasil produksi dan layanan serta menarik minat konsumen
dengan mengembangkan merek mereka dan mewajibkan biaya peralihan bagi
konsumen mereka.
b) Pendatang Baru di Pasar
Dalam sistem ekonomi yang bebas ini, dengan tenaga kerja dan sumber daya
finansial yang selalu berpindah-pindah, perusahaan-perusahaan baru selalu
masuk ke pasaran. Pada beberapa bidang industri, hambatan untuk masuk ke

10
dalam pasar sangat rendah, sementara di bidang industri lainnya, masuk ke
suatu pasaran sangatlah sulit.
c) Produk dan Jasa Pengganti (Produk Substitusi)
Hampir di setiap industri, muncul produk-produk pengganti/substitusi apabila
harga produk yang ditawarkan dianggap konsumen terlalu mahal. Teknologi
baru selalu menciptakan produk-produk pengganti baru sepanjang masa.
Contohnya: Etanol dapat menggantikan gasolin untuk mobil, minyak sayur
sebagai bahan bakar truk, dan lain sebagainya. Semakin banyak barang dan
jasa pengganti di bidang industri, semakin kecil kemungkinan ntuk
mengendalikan harga dan semakin rendah tingkat keuntungan.
d) Pelanggan
Perusahaan yang menguntungkan bergantung erat dengan kemampuannya
menarik minat pelanggan, memelihara langganan yang sudah ada (sambil
merebut dari pesaingnya), serta menjual dengan harga yang tinggi. Kekuatan
konsumen muncul ketika mereka dapat dengan mudah beralih ke produk atau
layanan yang lain, atau jika mereka dapat memaksa suatu organisasi bisnis
bersaing harga dengan pesaingnya di pasar terbuka di mana setiap produk
hanya memiliki sedikit diferensiasi produk (product differentiation) dan
harga-harga yang dapat diketahui dengan cepat (seperti internet).
e) Pemasok
Kekuatan pasar yang dimiliki pemasok dapat berdampak signifikan kepada
keuntungan perusahaan, terutama ketika perusahaan tidak bisa menaikkan
harga secepat yang bisa dilakukan pemasok. Semakin beragam pemasok yang
dimiliki perusahaan, semakin besar kendalinya terhadap harga, kualitas, dan
jadwal pengiriman dari pemasok.
2. Strategi Sistem Informasi Terkait Daya Kompetitif
Ada empat strategi umum, yang masing-masing menggunakan sistem dan
teknologi informaasi: biaya kepemimpinan/manajemen yang rendah, diferensiasi
produk, fokus pada ceruk pasar, serta meningkatkan keakraban dengan pemasok
dan pelanggan.
a) Biaya Kepemimpinan/Manajemen yang Rendah

11
Gunakan sistem informasi untuk mencapai harga dan biaya operasional yang
serendah-rendahnya. Contohnya adalah Walmart. Dengan menjaga harga
barang tetap murah dan rak barang dagangan tetap terisi menggunakan sistem
pengisian ulang persediaan barang yang legendaris. Karena sistem pengisian
ulang persediaan barang beroperasi dengan sangat ccepat, Walmart tidak
perlu mengeluarkan banyak uang untuk memelihara gudang penyimpanan
barang berkapasitas besar. Sistem tersebut juga memungkinkan Walmart
untuk menyesuaikan pembelian barang sesuai dengan kebutuhan konsumen.
Sistem pengisian ulang persediaan barang yang dimiliki Walmart merupakan
salah satu contoh sistem tanggapan pelanggan yang efisien. Sistem yang
efisien tersebut secara langsung menghubungkan antara perilaku konsumen
kepada distribusi dan produksi serta rantai persediaan.
b) Diferensiasi Produk
Gunakan sistem informasi untuk menciptakan produk atau layanan baru, atau
mengubah secara signifikan keyakinan konsumen dalam menggunakan
barang atau jasa. Sebagai contoh, Google secara terus menerus
memperkenalkan layanan-layanan baru dan unik pada situs webnya,
contohnya Google Maps.
c) Fokus pada Ceruk Pasar
Gunakan sistem informasi untuk memfokuskan perusahaan pada pangsa
pasar yang spesifik, layani pangsa pasar yang sempit lebik baik dari pada para
pesaing lainnya. Sistem informasi mendukung strategi ini dengan
menghasilkan dan menganalisis data guna disesuaikan dengan teknik
penjualan dan pemasaran. Sistem informasi memungkinkan perusahaan
menganalisis pola pembelian konsumen, selera, dan hal-hal yang disukai
secara lebih jelas sehingga perusahaan mampu mempromosikan kampanye
iklan dan pemasaran secara terfokus dan terarah.
d) Memperkuat Keakraban dengan Pelanggan dan Pemasok
Gunakan sistem informasi untuk memperkuat hubungan dengan pemasok
serta kembangkan keakraban dengan pelanggan. Hubungan yang kuat dengan

12
konsumen dan pemasok meningkatkan biaya peralihan dan loyalitas kepada
perusahaan.
3. Dampak Internet Bagi Keunggulan Kompetitif
Karena internet, daya kompetitif yang dimiliki perusahaan tradisional masih
bisa digunakan dalam beroperasi, tetapi persaingan kompetitif menjadi semakin
ketat dewasa ini (Porter, 2001). Teknologi internet dibuat berdasarkan standar
internasional yang dapat digunakan perusahaan manapun, mempermudah pesaing
berkompetisi dalam harga serta mempermudah pesaing baru masuk ke dalam
pasar. Karena informasi tersedia bagi setiap orang, internet memperkuat daya
tawar pelanggan. Pelanggan dapat dengan cepat menemukan penyedia barang
ataupun jasa yang memiliki harga paling murah di situs web. Laba semakin
tertekan.
Internet hampir meluluhlantakan beberapa industri dan mengancam sebagian
lainnya. Sebagai contoh, industri percetakan ensiklopedia dan biro perjalanan
hampir hancur akibat kehadiran jasa pengganti yang tersedia di internet. Demikian
juga internet memiliki dampak yang signifikan bagi industri ritel, musik, buku,
perantara ritel. Perangkat lunak, telekomunikasi, dan surat kabar. Internet telah
menciptakan pasar baru secara keseluruhan, menciptakan dasar bagi ribuan
produk, layanan dan model bisnis baru, serta menyediakan peluang baru dalam
membangun merek dengan jumlah pelanggan setia yang sangat banyak.
Contohnya: Youtube, Facebook, Google, dan Travelocity.
Dibanding media dalam bentuk lain, internet telah menghadirkan ancaman
bagi model bisnis dan tingkat keuntungan. Pertumbuhan di bidang penjualan buku
(selain buku pelajaran dan publikasi profesional) berjalan lamban, sebagai
dampak munculnya bentuk hiburan baru yang berlanjut dalam memperebutkan
waktu pelanggan yang berharga. Surat kabar dan majalah terpukul lebih keras
lagi, pembaca mereka berkurang, pemasang iklan mereka menyusut dan semakin
banyak orang yang memasang iklan mereka secara online dan gratis. Industri
perfilman dan televisi dipaksa berurusan dengan pembajak yang merampok
sebagian keuntungan mereka.

13
1.4 Tantangan Strategi Sistem Informasi
Sistem informasi strategis mengubah organisasi serta produk, layanan, dan
prosedur operasinya, mendorong organisasi ke dalam pola perilaku baru. Sistem
informasi untuk mencapai keunggulan kompetitif adalah tantangan dan membutuhkan
koordinasi yang tepat dari teknologi, organisasi, dan manajemen.
1. Mempertahankan Keunggulan Kompetitif
Keunggulan kompetitif sistem strategis tidak selalu bertahan lama untuk
memastikan profitabilitas jangka panjang. Pesaing dapat membalas dan meniru
sistem strategis, keunggulan kompetitif tidak selalu berkelanjutan. Sistem
informasi saja tidak dapat memberikan keuntungan bisnis bertahan lama. Sistem
awalnya dimaksudkan untuk menjadi strategis sering menjadi alat untuk bertahan
hidup, yang dibutuhkan oleh setiap perusahaan untuk bertahan dalam bisnis, atau
mereka dapat menghambat organisasi dari membuat perubahan strategis penting
untuk kesuksesan masa depan.
2. Menyelaraskan TI dengan Tujuan Bisnis
Penelitian tentang TI dan kinerja bisnis telah menemukan bahwa semakin berhasil
perusahaan dapat menyelaraskan teknologi informasi dengan tujuan bisnisnya,
semakin menguntungkannya, dan hanya seperempat perusahaan yang mencapai
keselarasan TI dengan bisnis. Sekitar setengah dari keuntungan perusahaan bisnis
dapat dijelaskan dengan penyelarasan TI dengan bisnis (Luftman, 2003).
Perusahaan dan manajer yang sukses memahami apa yang dapat dilakukan TI dan
cara kerjanya, mengambil peran aktif dalam membentuk penggunaannya, dan
mengukur dampaknya terhadap pendapatan dan laba. Mengidentifikasi jenis
sistem yang memberikan keuntungan strategis bagi perusahaan mereka.
3. Mengelola Transisi Strategis
Perubahan sosioteknis yang mempengaruhi elemen sosial dan teknis organisasi,
dapat dipertimbangkan transisi strategis pergerakan antar tingkat sistem
sosioteknik. Perubahan sering kali menyebabkan kaburnya batas-batas organisasi,
baik eksternal maupun internal. Pemasok dan pelanggan harus memiliki hubungan
yang erat dan dapat berbagi tanggung jawab satu sama lain. Manajer perlu

14
merancang proses bisnis baru untuk mengoordinasikan aktivitas perusahaan
mereka dengan aktivitas pelanggan, pemasok, dan organisas lain.

15
KESIMPULAN

Semua organisasi modern bersifat hierarkis, terspesialisasi, dan tidak memihak,


menggunakan rutinitas eksplisit untuk memaksimalkan efisiensi. Semua organisasi
memiliki budaya dan politik masing-masing yang timbul dari perbedaan kelompok
kepentingan, dan mereka dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya. Organisasi berbeda
dalam tujuan, kelompok yang dilayani, peran sosial, gaya kepemimpinan, insentif, jenis
tugas yang dilakukan, dan jenis struktur. Fitur-fitur ini membantu menjelaskan perbedaan
dalam penggunaan sistem informasi oleh organisasi. Sistem informasi dan organisasi di
mana mereka digunakan berinteraksi dan saling mempengaruhi.

Pengenalan sistem informasi baru akan mempengaruhi struktur organisasi, tujuan,


desain kerja, nilainilai, persaingan antar kelompok kepentingan, pengambilan keputusan,
dan perilaku sehari-hari. Pada saat yang sama, sistem informasi harus dirancang untuk
melayani kebutuhan kelompok organisasi yang penting dan akan dibentuk oleh struktur
organisasi, proses bisnis, tujuan, budaya, politik, dan manajemen. Teknologi informasi
dapat mengurangi biaya transaksi dan agensi, dan perubahan tersebut telah ditekankan
dalam organisasi yang menggunakan Internet. Sistem baru mengganggu pola kerja dan
hubungan kekuasaan yang sudah mapan, sehingga sering kali ada resistensi yang cukup
besar terhadapnya saat diperkenalkan.

Dalam model kekuatan kompetitif Porter, posisi strategis perusahaan dan


strateginya ditentukan oleh persaingan dengan pesaing langsung tradisionalnya, tetapi
mereka juga sangat dipengaruhi oleh pendatang pasar baru, produk dan layanan
pengganti, pemasok, dan pelanggan. Sistem informasi membantu perusahaan bersaing
dengan mempertahankan biaya rendah, membedakan produk atau layanan, berfokus pada
ceruk pasar, memperkuat hubungan dengan pelanggan dan pemasok, dan meningkatkan
hambatan masuk pasar dengan tingkat keunggulan operasional yang tinggi.

Model rantai nilai menyoroti aktivitas spesifik dalam bisnis di mana strategi
kompetitif dan sistem informasi akan memiliki dampak terbesar. Model memandang
perusahaan sebagai serangkaian aktivitas utama dan pendukung yang menambah nilai

16
produk atau jasa perusahaan. Aktivitas primer berhubungan langsung dengan produksi
dan distribusi, sedangkan aktivitas pendukung memungkinkan pengiriman aktivitas
primer. Rantai nilai perusahaan dapat dikaitkan dengan rantai nilai pemasok, distributor,
dan pelanggannya. Sebuah web nilai terdiri dari sistem informasi yang meningkatkan
daya saing di tingkat industri dengan mempromosikan penggunaan standar dan
konsorsium industri dan dengan memungkinkan bisnis untuk bekerja lebih efisien dengan
mitra nilai mereka.

Karena perusahaan terdiri dari beberapa unit bisnis, sistem informasi mencapai
efisiensi tambahan atau meningkatkan layanan dengan menyatukan operasi unit bisnis
yang berbeda. Sistem informasi membantu bisnis meningkatkan kompetensi inti mereka
dengan mempromosikan berbagi pengetahuan di seluruh unit bisnis. Sistem informasi
memfasilitasi model bisnis berdasarkan jaringan besar pengguna atau pelanggan yang
memanfaatkan ekonomi jaringan. Strategi perusahaan virtual menggunakan jaringan
untuk menghubungkan ke perusahaan lain sehingga perusahaan dapat menggunakan
kemampuan perusahaan lain untuk membangun, memasarkan, dan mendistribusikan
produk dan layanan. Dalam ekosistem bisnis, banyak industri bekerja sama untuk
memberikan nilai kepada pelanggan. Sistem informasi mendukung jaringan interaksi
yang padat di antara perusahaan yang berpartisipasi.

Menerapkan sistem strategis seringkali membutuhkan perubahan organisasi yang


luas dan transisi dari satu tingkat sosioteknik ke tingkat yang lain. Perubahan seperti itu
disebut transisi strategis dan seringkali sulit dan menyakitkan untuk dicapai. Selain itu,
tidak semua sistem strategis menguntungkan, dan bisa mahal untuk dibangun. Banyak
sistem informasi strategis yang mudah disalin oleh perusahaan lain sehingga strategi
keuntungan gic tidak selalu berkelanjutan.

17
DAFTAR PUSTAKA

DAN, I. T., & BARU, T. (2013). Sistem informasi manajemen.

Laudon, K. C., & Laudon, J. P. (Jane P. (n.d.). Management information systems :


managing the digital firm.
Tyoso, J. S. P. (2016). Sistem Informasi Manajemen. Deepublish.

18

Anda mungkin juga menyukai