Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

“Sistem Informasi, Organisasi, Manajemen dan Strategi”

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Terstruktur pada Mata Kuliah

Sistem Informasi Manajemen

Disusun Oleh:
Kelompok 2 MBS-4E
Helvia Roza :3719181

Nurul Atikah. :3719192

Intan Nur Istiqomah : 3719193

Dosen Pengampu
Zulvaruri Sintia Putri

PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

BUKITTINGGI

2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-
Nya kepada penulis, sehingga bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “Sistem Informasi,
Organisasi, Manajemen dan Strategi”. Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas pada mata
kuliah Sistem Informasi Manajemen

Terimakasih penulis ucapkan kepada pihak yang telah membantu penyelesaian makalah
ini, terutama kepada ibu Zulvaruri Sintia Putri sebagai dosen pembimbing dan teman-teman yang
telah memberikan motivasi dan sarannya kepada kami.

Penulis mengharapkan makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua
terutama bagi penulis sendiri, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran untuk
penyempurnaan makalah ini.

Bukittinggi, Maret 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................i

DAFTAR ISI ............................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah............................................................................................ 2

C. Tujuan ............................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................... 3

A. Organisasi dan Sistem Informasi Manajemen ......................................................... 5

B. Penggunaan Sistem Informasi Untuk Keunggulan Kompetitif .......................... 9

C. Porter Value Chaim .............................................................................................. 14

BAB III PENUTUP ................................................................................................. 22

A. Kesimpulan ................................................................................................... 22

B. Saran ............................................................................................................. 22

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 23

ii
3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masalah Teknologi Informasi adalah suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah
data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam
berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan,
akurat dan tepat waktu, yang digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis, dan pemerintahan
dan merupakan informasi yang strategis untuk pengambilan keputusan.

Dapat juga diasumsikan bahwa Teknologi Informasi adalah teknologi yang memanfaatkan
komputer sebagai perangkat utama untuk mengolah data menjadi informasi yang bermanfaat.
Sistem Informasi Strategis adalah system informasi yang menggunakan Teknologi Informasi
(IT) untuk membantu perusahaan dalam hal mendapatkan keunggulan bersaing
meminimalkan hal yang tidak menguntungkan sehingga tercapai tujuan strategis perusahaan.
Sistem Informasi Strategis membantu perusahaan dengan menyediakan produk dan layanan
yang memberikan keuntungan lebih stategic dibandingkan pesaingnya dalam pasar yang
kompetitif. Dapat juga diasumsikan sebagai sistem informasi yang mempromosikan inovasi
bisnis, meningkatkan proses bisnis, dan membangun sumber daya informasi bagi sebuah
perusahaan.

Keunggulan kompetitif adalah keunggulan yang dimiliki oleh perusahaan dimana


keunggulannya dipergunakan untuk berkompetisi dan bersaing dengan perusahaan lainnya
untuk meningkatkan value (nilai) perusahaan baik dalam hal peningkatan laba maupun citra
perusahaan. Contoh perusahaan-perusahaan telekomunikasi berusaha untuk mendapatkan
konsumen sebanyak-banyaknya dengan cara berkompetisi sesuai dengan keunggulan yang
dimilikinya. Dalam upaya mencapai keunggulan kompetitif, perusahaan harus
menghadapi tantangan bahkan tekanan-tekanan internal dan eksternal perusahaan. Salah satu
pendekatannya adalah bagaimana mengefektifkan potensi sumber daya yang ada, bisa melalui
peningkatan kualitasproduk dan layanan kepada pelanggan, maupun melalui pemanfaatan
kemajuan teknologi informasi.
4

Rumusan Masalah

1. Apa pengertian organisasi dan sistem informasi manajemen?

2. Apa pengaruh sistem informasi pada organisasi dan bisnis?

3. Bagaimana penggunaan sistem informasi untuk keunggulan kompetitif?

4. Apa pengertian porter value chaim?

B. Tujuan

1. Mengetahui dan memahami pengertian organisasi dan sistem informasi

2. porter value chaimsnis

3. Mengetahui dan memahami penggunaan sistem informasi untuk keunggulan kompetitif

4. Mengetahui dan memahami pengertian porters value chaim


BAB II

PEMBAHASAN

A. Organisasi dan sistem informasi

1. Pengertian organisasi

Organisasi(organization) adalah struktur sosial formal, stabil, yang mengambil


sumber daya dari lingkungan dan memprosesnya untuk menciptakan hasil. Definisi
teknis ini berfokus pada 3 elemen dari organisasi. Modal kerja sebagai factor utama
yang disediakan lingkungan. Organisasi (perusahaan) mengubah input tersebut ke
dalam bentuk barang ataupun jasa melalui fungsi produksi. Barang dan jasa ini
dikonsumsi oleh lingkungan dan sebagai timbale baliknya, lingkungan akan
menyediakan kembali factor produksi tersebut.

Organisasi adalah lembaga resmi berbedaan hukum yang memiliki aturan-


aturan dan prosedur internal yang harus tunduk pada hukum Negara. Definisi yang
lebih realistis mengenai organisasi berdasarkan perilaku adalah kumpulan hak,
wewenang, kewajiban, dan tanggung jawab yang mengalami penyesuaian secara
perlahan dalam jangka waktu tertentu melalui proses konflik dan penyelesaian konflik.

Dari sudut pandang perilaku tentang perusahaan, orang-orang yang bekerja di


organisasi mengembangkan kebiasaan-kebiasaan dalam bekerja; mereka memiliki
kedekatan dengan hubungan-hubungan yang sudah ada; mereka membuat pengaturan
mengenai penyelesaian pekerjaan dengan atasan maupun bawahannya, jumlah
pekerjaan yang akan diselesaikan, dan dalam kondisi seperti apa pekerjaan tersebut
akan diselesaikan.

Definisi organisasi berhubungan dengan teknologi system informasi adalah


sudut pandang organisasi secara teknis mendorong kita untuk fokus pada bagaimana
input dikombinasikan untuk menghasilkan output ketika perubahan teknologi
diperkenalkan ke dalam perusahaan.

5
6

Definisi organisasi secara teknis maupun perilaku tidak bertentangan satu


sama lain. Keduanya justru saling melengkapi satu sama lain. Definisi teknis
memberitahu kita bagaimana ribuan perusahaan di pasar yang kompetitif
menggabungkan modal, tenaga kerja, dan teknologi informasi, sedangkan model
perilaku membawa kita melihat perusahaan secara individu untuk melihat bagaimana
teknologi yang memengaruhi pekerjaan di dalam organisasi. 1

2. Ciri-Ciri Organiasi

Seluruh organisasi modern memiliki karakteristik tertentu. Organisasi


terfokus pada prinsip efisiensi : memaksimalkan output dengan menggunakan input
yang terbatas. Ciri lain dari organisasi diantaranya, proses bisnis mereka, budaya
organisasi, politik organisasi, lingkungan sekitarnya. Struktur organisasi, tujuan,
konstituen, dan gaya kepemimpinan. Semua ciri ini memengaruhi jenis system
informasi yang digunakan oleh organisasi.

a. Rutinitas dan Proses Bisnis

Seluruh organisasi, termasuk organisasi bisnis, menjadi sangat


efisien dari waktu ke waktu karena individu-individu di dalam perusahaan
rutinitas(routines) untuk memproduksi barang dan jasa. Rutinitas
terkadang disebut prosedur operasi standar(standard operating
producedures-SOP) adalah peraturan yang tepat, dan praktis yang telah
dikembangkan agar sesuai dengan semua situasi yang diharapkan. Ketika
para pekerja mempelajari rutinitas ini, mereka menjadi sangat produktif
dan efisien, serta perusahaan dapat menekan biaya lembur sambil
meningkatkan efisiensi.

b. Politik Organisasi

1
Chriswan, Sungkono, Sistem Informasi Manajemen,(Jakarta: Salemba Empat,2007) hlm. 97-100
7

Orang-orang dalam organisasi menempati posisi yang berbeda-


beda dengan spesifikasi, kepentingan, dan perspektif yang berbeda. Akibatnya,
mereka secara alami memiliki sudut pandang yang berbeda tentang bagaimana
sumber daya, penghargaan, dan sanksi harus didistribusikan. Perbedaan
tersebut adalah masalah bagi para karyawan dan manajer yang menyebabkan
perjuangan politis mengenai sumber daya, persaingan, dan konflik yang
terdapat dalam setiap organisasi.

Pada hakikatnya, investasi dalam jumlah besar dibidang system


informasi yang dilakukan perusahaan untuk menghasilkan perubahan yang
signifikan di bidang strategi, tujuan bisnis, proses bisnis, dan prosedur dapat
berubah menjadi kejadian-kejadian yang memiliki beban politis. Manajer yang
paham bagaimana bekerja dengan politik suatu organisasi akan menjadi lebih
sukses daripada manajer lainnya dalam menerapkan system informasi yang
baru.

c. Budaya Organisasi

Budaya organisasi meliputi serangkaian asumsi-asumsi mengenai


produk apa yang akan diproduksi organisasi, bagaimana organisasi harus
memproduksinya, di mana, dan untuk siapa. Umumnya asumsi-asumsi yang
telah menjadi budaya ini diterima sepenuhnya untuk diteruskan dan jarang
sekali dibahas. Proses bisnis-cara utama organisasi dalam menghasilkan nilai-
biasanya menaungi budaya organisasi.

Budaya organisasi adalah upaya kuat pemersatu yang mencegah


terjadinya konflik politis dan mendukung pemahaman umum, persetujuan
pelaksanaan prosedur, dan praktik-praktik pada umumnya. Disaat yang
bersamaan, budaya organisasi juga merupakan penolak perubahan yang kuat,
terutama perubahan di bidang teknologi. Perubahan-perubahan teknologi yang
mengancam asumsi-asumsi yang telah menjadi budaya tersebut, biasanya
langsung menghadapi penolakan secara kuat. Bagaimanapun, ada waktunya di
mana jalan satu-satunya yang harus ditempuh perusahaan untuk maju adalah
8

dengan menerapkan teknologi baru tersebut, meskipun bertentangan dengan


budaya organisasi yang sudah terbentuk. Ketika hal ini terjadi, sering kali
teknologi tersendat, sementara bidaya tersebut secara perlahan melakukan
penyesuaian.

d. Lingkungan Organisasi

Organisasi berada di dalam lingkungan tempat mereka memperoleh


sumber daya dan menyediakan hasil akhir berupa barang dan jasa. Organisasi
dan lingkungan memiliki hubungan timbale bail. Disatu sisi, organisasi
terbuka serta bergantung pada kondisi sosial dan lingkungan di sekitarnya. Di
sisi lain, organisasi dapat memengaruhi lingkungannya. Sebagai contoh,
organisasi bisnis membentuk kerja sama dengan organisasi bisnis lainnya
untuk memngaruhi proses politik; mereka melakukan iklan untuk
memengaruhi pelanggan agar menerima produknya.

Pada umumnya, lingkungan berubah lebih cepat daripada organisasi.


Teknologi baru, produk baru, perubahan nilai, dan rasa dalam masyarakat
(banyak dari hal ini disebabkan peraturan pemerintah yang baru), yang
menimbulkan tekanan-tekanan pada budaya, dan orang-orang di organisasi
manapun.

e. Teknologi yang Mengganggu

Teknologi yang mengganggu (disruptive technologies) adalah produk


pengganti yang memiliki kinerja lebih baik(kadang jauh lebih baik) daripada
produk yang pernah dihasilkan sebelumnya. Dalam kasus lain, teknologi yang
mengganggu ini semakin meluas dipasaran, biasanya karena berfungsi lebih
baik dan memiliki harga yang lebih murah ketimbang produk sebelumnya.
Pada akhirnya, teknologi yang menggangu tersebut berubah menjadi pesaing
dengan harga yang murah dibandingkan semua produk yang pernah dijual
sebelumnya. Teknologi yang mengganggu ini sangat cerdik. Perusahaan yang
pertama kali menemukan teknologi yang mengganggu ini, belum tentu
9

memperoleh keuntungan jika mereka kekurangan sumber daya untuk


mengeksploitasi teknologi tersebut dan gagal melihat kesempatan yang ada.

f. Struktur Organisasi

Setiap organisasi memiliki struktur atau bentuk. Menurut klasifikasi


yang dilakukan Mintzberg, Di organisasi bisnis berskala kecil, anda akan
sering menemukan system yang dirancang dengan buruk dan dikembangkan
dengan terburu-buru sehingga melebihi kegunaannya. Di perusahaan besar
dengan banyak devisi yang beroperasi di ratusan wilayah, anda akan sering
menemukan tidak ada system informasi tunggal yang diintegrasikan secara
menyeluruh, melainkan setiap cabang lokal atau setiap divisi memiliki
serangkaian system informasinya masing-masing. 2

B. Dampak Sistem Informasi bagi Organisasi dan Perusahaan Bisnis

Sistem informasi telah menjadi alat bantu yang integral, onlin, serta interaksi yang
dilibatan setip saat dalam kegitan operasional dan pengambilan keputusa kepada
perusahaan- perusahaan besar. Selama sepuluh tahun terakhir, siste, informasi telah
mengubah secara pendemental nilai ekonomi suatu perusahaan serta besar peluang dalam
mengorganisasikan pekerjaan.

a. Dampak Ekonomi

Dari sudut pandang ekonomi, telah mengubah biaya modal dan biaya
informasi yang bersifat relative/ tidak langsung/ bergantung kondisi tertentu. System
informasi dapat dipandang sebagai factor produksi yang menggantikan modal dan
tenaga kerja tradisional. Oleh sebab itu, teknologi informasi akan menghasilkan
penurunan jumlah manajer tingkat menegah dan pekerjaan yang berkaitan dengan
administrasi, ketika menggantikan perannya sebagai sumber daya tenaga kerja.
Ketika biaya teknologi informasi menurun, ia juga akan menggantikan beberapa
bentuk modal seperti genung dan mesin, yang biasanya mahal.

2
Ibid, hlm.101-104
10

Teknologi informasi juga memengaruhi biaya dan kualitas informasi serta


mengubah nilai ekonomis suatu informasi. Teknologi informasi membantu perusahaan
dalam mendapatkan kontra dengan nilai yang pantas, karena teknologi informasi dapat
menekan biaya transaksi- biaya tersebut dikenakan ketika perusahaan membeli suatu
dipasaran yang tidak dapat dihasilkan. Berdasarkan teori biaya transaksi, perusahaan
maupun individu mencari baiaya transaksi yang paling murah, yang sebagaian besar
berupa biaya produksi. Secara tradisional, perusahaan telah berusaha mengurangi biya
transaksi melalui integrasi secara vertical, dengan memperbesar perusahaan, menambah
jumlah tenaga kerja serta mengkuisisi pemasok dan distibutornya, seperti yang dilakukan
General Motors dan Ford.

Teknologi informasi, terutama penggunaan jaringan, dapat membantu perusahaan


dalam menekan biaya partisipasi biaya pasar ( biaya transaksi), menjadikan kontrak
dengan pemasok eksternal lebih menguntungkan ketimbang menggunakan sumber daya
internal. Sebagai hasilnya, perusahaan dapat melakukan perampingan ( jumlah karyawan)
guna meningkatkan daya saing dalam pangsa pasar, karena biaya alih daya tenaga kerja
lebih murah ketimbang harus merekrut karyawan sendiri. 3

Ketika biaya transaksi mengalami penurunan, ukuran perusahaan (jumlah tenaga


kerja) juga menjadi semakin ramping, karena lebih mudah dan murah bagi perusahaan
dalam melakukan kontra pembelian brang atau jasa dipaaran ketimbang memproduksi
ataupun menyediakan jasa diperusahaannya sendiri. Teknologi informasi juga dapat
mengurangi biaya internal menejemen. Berdasarkan teori kegunaan, organisassi lebih
dipandang sebagai “ penghubung kontrak” diantara individu-individu yang memiliki
kepentingan ketimbang sebagai kesatuan lembaga yang bertujuan mengoptimalisasi
keuntungan ( Jensen dan Meckling, 1976).

Teknologi informasi, dengan dengan mengurangi biaya perolehan dan analisis


informasi, memungkinkan organisasi mengurangi biaya agen karena mempermudah
para manajer dalam megawasi jumlah karyawan yang lebih banyak. Karena TI
mengurangi biaya agen dan biaya transaksi sekaligus, kita seharusnya berharap

3
Deni, Darmawan, Sistem Informai Manajemen,( Bandung: PT. Remaja Roakarya Offset,2015), hlm. 65-70
11

perusahaan semakin ramping dari waktu ke waktu berikut modal yang diinvestasikan
dalam teknologi informasi.

b. Dampak bagi Struktur dan Perilaku Organisasi

Teori berdasarkan pendekatan sosiologi mengenai organisasi yang rumut,


menujukan pada kita beberapa pemahaman mengenai bagaimana dan mengapa
perusahaan berubah seiring dengan penerapan teknologi informasi yang baru.

c. IT Meratakan Organisasi

Sejumlah besar, organisasi bersifat birokrat, yang sebagian besar dikembangkan


sebelum zaman computer, lambat dalam berubah dan kompetitif dibandingkan organisasi
yang baru dibentuk. Beberapa organisasi raksasa ini telah menyusut, mengurangi jumlah
karyawan dan jumlah jabatan pada struktur organisasi mereka. Riset tentang perilaku
menghasilkan teori bahwa teknologi informasi memfasilitasi pemerataan hierarki dalam
suatu perusahaan dengan memperluas distribusi infoermasi gua memperdayaka karyawan
di level bawah dan meningkatkan efisien manajemn ( lihat Gambar 3.6). TI mendorong
hak pengambilan keputusan diberikan kepada level yang lebih bawah, karena karyawan
di level bahwa menerima informasi yang mereka perlukan tampa pengawasan.

Karena sekarang para manajer menerima informasi yang lebih akurat dan tepat waktu,
mereka menjadi lebih cepat dalam mengambil keputusan, maka jumlah manajer yang
diperlukan lebih sedikit. Perubahan ini berarti jangkauan konrol manajemen menjadi
semakin luas, memungkinkan manajer tingkat atas untuk mengontrol dan mengelola lebih
banyak karyawan dengan cukupan yang lebih luas.

d. Organisasi Pascaindustri

Teori Postindustri ( pasca era industry ) lebih berdasarkan sejarah ketimbang


ekonomi, juga mendukung gagasan bahwa teknologi informasi seharusnya merentakan
hierarki. Dalam masyarakan pasca era industry, peningkatan wewenang bergantung pada
pengetahuan dan kompetisi bukan hanya berdasarkan posisi formal saja.
12

Teknologi informasi mungkin dapat mendorong organisasi menggunakan


memberdayaan jaringan dalam menyelesaikan tugas-tugasnya, dimana sekelompok
professional berkumpul bisa secara tatap muka maupun secara elektronis dalam jagka
waaktu yang singkat untuk menyelesaikan pekerjaan tertentu ( contoh membuat
rancangan mobil baru); ketika tugas tersebut selesai, para prpfesional tersebut bergabung
dengan sekelompok kerja yang lain.

e. Memahami Penolakan Organisasi Terhadao Perubahan

Tak dapat dihindari lagi, system informasi menjadi bagian dari politik organisasi
karena mereka memengaruhi akses ke sumber yang dinamakan informasi. System
informasi dapat memengaruhi siapa yang mengerjakan apa, kepada siapa, di mana, dan
bagaimana pada sebuah organisasi. Karena system informasi berpontensi mengubah
struktur organisasi, budaya, proses bisnis dan strategi, sering kali ada begitu banyak
penolakan terhadap teknologi saaat diperkenalkan.

Ada beberapa cara dalam memvisualisasikan penolakan organisasi. Penelitian


mengenai penolakan organisasi terhadap inovasi, menunjukan ada 4 faktor terpenting :
sifat dari inovasi teknologi tersebut, struktur organisasi, budaya orang-orang di dalam
organisasi tersebut, dan pekerjaan-pekerjaan yang terkena dampak dari inovasi tersebut
perubahan di bidang teknologi diserap, diinterpretasikan, dibelokkan, dan dikalahkan
oleh peraturan tugas, struktur dan orang-orang dalam suatu oraisasi.

Karena penolakan dari organisasi begitu kuat,banyak investasi dibidang teknologi


informasi menjadi sia-sia dan tidak meningkatkan produktivias. Tentu saja, riset
mengenai kegagalan – kegagalan dalam suatu proyek menunjukkan bahwa alas an yang
paling sering terjadi dalam kegagalan proyek – proyek besar dalam mencapai tujuannya
bukanlah dari teknolohinya, melainkan penolakan dari organisasi dan politik terhadap
perubahan yang akan dibawa oleh teknologi tersebut.

f. Internet dan Organisasi

Internet, terutama World Wide Web (WWW) memeliki dampak penting terhadap
hubungan antar banyak perusahaan dan entitas diluar perusahaan, bahkan proses bisnis
13

didalam sebuah organisasi. Internet meningkatkan kemampuan akses, kapasitas


penyimpanan, distribusi informasi, dan pengetahuan bagi organisasi. Dalam
kehadirannya, internet secara dramatis menekan biaya transaksi dan biaya agen yang
dihadapi oleh banyak organisasi.

Organisasi bisnis secara cepat menata ulang proses-proses bisnis utamanya


berdasarkan teknologi internet dan menjadikan teknologi ini komponen terpenting dari
infrastruktur teknologi informasi. Jika jaringan yang sesuai dapat terwujud, hasilnya
adalah proses bisnis yang lebih sederhana, jumlah karyawan yang lebih sedikit, serta
organisasi yang lebih merata dibandingkan pada masa lalu. 4

Sistem Informasi

Sistem informasi dan organisasi saling mempengaruhi, agar memberi informasi yang
dibutuhkan pada suatu bagian tertentu yang penting bagi organisasi. Organisasi disisi lain
juga harus waspada dan terbuka terhadap pengaruh sistem informasi supaya mendapat
keuntungan dari teknologi baru.Sitem informasi menjadi alat integral, online, interaktif yang
erat kaitannya dengan tiap menitoperasi dan pengambilan keputusan pada organisasi besar.

Dalam sebuah perusahaan terdapat departemen sistem informasi yang merupakan unit
organisasi formal yang bertanggung jawabuntuk memelihara fungsi sistem informasi di
dalam organisasi.Departemen sistem informasi terdiri dari para ahli seperti programer (ahli
teknis terlatih yang membuat kode-kode intruksi perangkat lunak dan komputer), analisis
sistem (petugas ahli yang menerjemahkan masalah-masalah bisnis dan persyaratannya untuk
menjadi peersyaratan informasi dan sistem serta sebagai penyusun link-link utama antar
kelompok), manajer sistem informasi (pemimpin dari beragam ahli pada departemen sistem
informasi), chief information officer (manajer senior yang bertugas mengepalai fungsi sitem
informasi si dalam perusahaan) dan end user (perwakilan diluar kelompok sistem informasi
sebagai objek sasaran pengembangan aplikasi).

C. Menggunakan Sistem Informasi untuk Mencapai Keunggulan Kompetitif

4
Ibid, hlm. 72-78
14

Sistem informasi adalah suatu sistem virtual data mereka mencerminkan sistem fisik dari
sebuah perusahaan. Sistem informasi dapat digunakan untukmemberikan keunggulan
kompetitifkepada perusahaan. Seiring dengan perusahaan memenuhi kebutuhan produk dan jasa
para pelanggannya, perusahaan tersebut akan berusaha untuk mendapatkan keunggulan di atas
para pesaingnnya.

Mereka dapat keunggulan ini dengan memberikan produk dan jasa pada harga yang lebih
rendah, memberikan produk dengan jassa dan kualitass yang lebih tinggi, dan memenuhi
kebutuhan-kebutuhan khususdari segmen-segmen pasar tertentu.Satu yang tidak selalu terlihat
jelas adalah adanya fakta bahwa sebuah perusahaan juga akan mencapai keunggulan kompetitif
melalui penggunaan sumber daya virtualnya. Di dalam bidang sistem informasi, keunggulan
kompetitif (competitive advantage) mengacu pada penggunaan informasi untuk mendapatkan
pengungkitan (leverage) didalam pasar.Ingat bahwa manajer perusahaan menggunakan sumber
daya virtual sekaligus juga fisik dalam memenuhi tujuan-tujuan strategi perusahaan.

Pandangan secara luas atas keunggulan kompetitif menyadari adanya organisasi-organisasi


yang bersaing dengan perusahaan sekaligus sekaligus juga profesional dan staf di negara-negara
lain yang bersaing memperebutkan pekerjaan dengan karyawan perusahaan.Perusahaan
multinasional sering kali mengontrakkan pekerjaan (outsource) ke organisasi-organisasi lain agar
dapat mencapai suatukeunggulan ekonnomi.Perusahaan yang melakukan bisnis secara global
memiliki kebutuhan-kebutuhan informasi dan koordinasi khusus.Biasanya keunggulan
kompetitif dapat dicapai melalui pengelolaan sumber daya fisik.Beberapa perusahaan berkinerja
lebih baik daripada yang lain.

Perusahaan yang melakukan kinerja lebih baik daripada yang lain dikatakan memliki
keunggulan kompetitif. Perusahaan yang memiliki keunggulan kompetitif biasanya memiliki
akses terhadap sumber daya khusus yang tidak dimilki yang lain, atau juga mampu menggunakan
sumber daya yang tersedia umum dengan lebih efisien-biasanya pengetahuan dan aset informasi
yang superior.Seiring dengan perusahaan memenuhi kebutuhan produk dan jasa para
pelanggannya, perusahaan tersebut akan berusaha untuk mendapatkan keunggulan di atas para
pesaingnya. Perusahaan dapat mencapai keunggulan ini dengan memberikan produk dan jasa
pada harga yang lebih rendah, memberikan produk dan jasa dengan kualitas yang lebih tinggi,
dan memenuhi kebutuhan-kebutuhan khusus dari segmen-segmen pasar tertentu.Di dalam sistem
15

informasi, keunggulan kompetitif mengacu pada penggunaan informasi untuk mendapatkan


pengungkit (leverage) di dalam pasar. Pendukung utama keunggulan kompetitif adalah Michael
Porter, yang mengembangkan konsep-konsep seperti rantai nilai (value chains) dan sisteam nilai
(value system).

Rantai Nilai PorterProfesor Harvard Michael E. Porter adalah orang yang paling sering
dikaitkan dengan topik keunggulan kompetitif.Buku dan artikel-artikel yang ditulisnya
memberikan panduan dan strategi bagi perusahaan yang mencoba untuk mendapatkan
keunggulam diatas para pesaingnya.Porter yakin bahwa sebuah perusahaan meraih keunggulan
kompetitif dengan menciptakan suatu rantai nilai (value chains).

Margin adalah nilai produk atau jasa perusahaan dikurangi dengan biaya produksi dan
marginmerupakan tujuan dari rantai nilai tersebut.Aktivitas-aktivitas nilai pokok ditunjukkan
pada gambar (Merah) meliputi pengumpulan logistik (inbound logistic) untuk mendapatkan
bahan mentah dan persediaan lainnya dan menyuplai; Operasional yaitu mengubah barang baku
menjadi barang jadi; penyebaran logistic(outbound logistik) yaitu transportasi dan distribusi
produk kepada pelanggan; pemasaran dan penjualan yaitu mengetahui kebutuhan pelanggan dan
menerima pesanan; dan servis atau pelayanan untuk memelihara hubungan baik dengan para
pelanggan setelah transaksi jual-beli.Aktivitas-aktivitas nilai penunjang tampak pada gambar
(warna biru), terdiri dari infrastruktur perusahaan,yaitu penyusunan organisasi yang
mempengaruhi semua aktivitas pokok. Sebagian ada tiga aktivitas yang berpengaruh pada
aktivitas utama, ketiga aktivitas itu adalah pengelola sumber daya manusia terdiri dari seluruh
aktivitas yang berhubungan dengan pengelolaan peawai perusahaan, termasuk fungsi dan peran
yang dilaksanakan oleh para manager; pengembangan teknologi yaitu semua aktivitas yang
melibatkan teknologi; pengadaanatau perolehan yaitu aktivitas yang berhubungan dengan
pengadaan sumber daya seperti material dan mesin yang akan digunakan oleh aktivitas-aktivitas
utamanya.

3. Dimensi-dimensi Keunggulan Kompetitif

a. Keunggulan Strategis

Keunggulan ini merupakan keunggulan yang memiliki dampak fundamental dalam


membentuk operasi perusahaan. Sistem informasi keunggulan strategis ini bisa dilihat dalam
16

suatu perusahaan yang memutuskan untuk mengubah semua data perusahaan yang dimiliki
kedalam database yang memungkinkan untuk digunakan bersama-sama dengan
pelangganataupun partner bisnis, database standart yang bisa diakses melalui web
browser.Bernagai koneksi ke internet memungkinkan web browser untuk mengakses laporan 5
secara maya dari berbagai tempat didunia.

Dengan cara yang sama, pelanggan dan pemasok yang berpotensi di berbagai tempat
diseluruh didunia mempunyai akses yang memadai terhadap bahan baku dan barang jadi
perusahaan untuk mempercrpat transaksi penjualan dan pembelian perusahaan.Tingkat strategis
akan menentukan arah dan tujuan perusahaan, namun tetap masih terdapat kebutuhan akan suatu
rencana yang dapat mencapai suatu strategi yang menyadari arti penting dari keamanan

b. Keunggulan Taktikal

Keunggulan taktikal didefinisikan sebagai metode membuat dan menyempurnakan


strategi menggunakan cara yang lebih baik dibandingkan dengan cara yang digunakan para
pesaing.Keputusan strategis dibuat agar sistem informasi perusahaan mampu memberi pelayanan
yang memuaskan bagi para pelanggan, ini juga berarti sisitem informasi taktis yang
dikembangkan perusahaan tidak hanya meningktakan kepuasan pelanggan tetapi juga
meningkatkan keuntungan perusahaan.

c. Keunggulan Operasional

Keunggulan operasional merupakan keunggulan yang berhubungan dengan transaksi


adan prose sehari-hari. Di sinilah sistem informasi akan berinteraksi secara langsung dengan
proses. Situs web mampu mengingat pelanggan dan prefensinya melalui masa lalu
menggambarkan suatu keuntungan professional. Browser sering mempunyai cookies dan
informasi lainnya yang berhubungan dengan transaksi pelanggan. Penggunaan computer
olehpelanggan untuk memasukkan data akan lebih akurat. Karena data yang dimasukkan sendiri
oleh pengguna, maka ada perasaan kepemilikan dari pengguna, bila data yang dimasukkan
ternyata tidak akurat maka pengguna tidak boleh menyalahkan perusahaan.Untuk berbagai alas

5
Susanto, Sitem Informai Manajemen, Konep dan Pengembangannya, (Bandung: Lingga Jaya,2007), hlm. 135-145
17

an operasional, akses web terhadap sistem informasi perusahaan meningkatkan hubungan


perusahaan dengan pelanggan.

Dari tiga tingkat keunggulan kompetitif di atas akan bekerja bersama-sama. Sistem
informasi yang terpengaruh olehketiga tingkat ini akan memiliki kemungkinan terbaik untuk
meningkatkan kinerja sebuah perusahaan secara substansial.

4. Contoh pemanfaatan teknologi informasi dalam perusahaan

a. Kebutuhan efisiensi waktu dan biaya menyebabkan setiap pelaku usaha merasa perlu
menerapkan teknologi informasi dalam lingkungan kerjanya.

Penerapan Teknologi informasi dan komunikasi tentu akan berdampak pada


perubahan kebiasaan kerja. Contoh : penggunaan intranet untuk helpdesk technical
support yang memanfaatkan teknologi Local -Area Netwok akan meminimalkan
penggunaan kertas kerja pada operasional bisnis perusahaan.

Selain itu pemanfaatan internet sebagai sarana untuk website perusahaan yang
berfungsi sebagai online company profile juga akan meminimalkan anggaran keuangan
perusahaan untuk mencetak company profile, bahkan dengan adanya website tersebut
akan meningkatkan good corporate image terhadap pesaing, partner bisnis dan
konsumennya.

Dengan adanya internet juga dapat digunakan untuk komunikasi antar karyawan
dalam divisi yang sama maupun berbeda divisi bahkan untuk komunikasi dengan
konsumen dan partner bisnisnya dapat menggunakan email dan messenger. Hal ini tentu
dapat meminimalkan penggunaan kertas dan biaya telepon / fax, juga dapat mengurangi
biaya transport untuk visit ke konsumen.

Penggunaan computer juga memudahkan pekerjaan karyawan perusahaan, karena


pekerjaan menjadi lebih cepat selesai dengan tingkat kesalahan yang minim. Apalagi jika
perusahaan menerapkan computer based information system dimana system informasi
perusahaan tersebut dibuat sedemikian rupa saling terhubung (integrated) dan
mengotomatiskan pekerjaan-pekerjaan rutin operasional, seperti misalnya pencetakan
kwitansi akan terhubung langsung dengan laporan keuangan perusahaan.
18

Contoh Kasus Keunggulan Kompetitif Perusahaan Dell Computers, perusahaan yang


memproduksi komputer dengan mengandalkan keterlibatanpelanggan dalam menentukan 6
sendiri fitur dari komputer yang akan dibeli (bukan fitur yangsudah distandarkan dari
pabrik), serta Amazon.com, yang juga mengandalkan keterlibatanpelanggan dengan
konsep ”swalayan” (pelanggan bisa memilih sendiri buku yang akandibeli, dengan
harga yang paling sesuai dengan kantong masing-masing), merupakan contohyang tepat
untuk menggambarkan pemanfaatkan kekuatan informasi yang ditunjang dengan
teknologi yang tepat untuk memenangkan persaingan.

Kedua perusahaan ini tampil sebagai pemenang karena mereka mampu


menggunakan informasi untuk memenangkan pelanggandengan cara yang mengubah
paradigmanya dari persaingan dalam produk menjadi persaingandalam pemanfaatan
informasi yang tepat untuk memenangkan persaingan di pasar

C. Value Chain

Konsep value chain merupakan konsep yang dikembangkan oleh Porter pada tahun 1985
yang memandang perusahaan sebagai suatu rangkaian atau jaringan aktivitas dasar yang
menambah nilai bagi produk atau jasanya dan menambah margin nilai baik bagi perusahaan
maupun bagi pelanggannya. Analisis value chain menggambarkan aktivitas di dalam dan
disekitar organisasi dan menghubungkannya pada kekuatan persaingan perusahaan.

Porter mengelompokkan aktivitas perusahaan menjadi dua kelompok, yaitu primary


activities dan supporting activities. Primary activities terdiri dari inbound logistics,
operations, outbound logistics, marketing and sales, and service. Setiap aktivitas ini saling
terhubung dengan supporting activities agar dapat meningkatkan efektivitas atau efisiensinya.
Terdapat empat area utama dalam supporting activities, yaitu: procurement, technology
development, human resource management, and infrastructure. Porter (1980) berpendapat
bahwa suatu perusahaan dapat mencapai keunggulan kompetitifnya dengan mengembangkan
salah satu dari dua strategi umum yaitu low cost strategy dan differentiation strategy.

6
Sutarbi, Sistem Informasi Manajemen, (Yogyakarta: Andi Ofset,2005), hlm. 92-98
19

1. Low-cost strategy

Fokus utama dari low-cost strategy adalah mencapai kos yang lebih rendah secara
relatifnya dibandingkan dengan kompetitor (cost leadership). Cost leadership dapat dicapai
dengan beberapa pendekatan, antara lain economic of scale in production, experience curve
effects, high cost control, dan cost minimization dalam area research and development, sales,
atau advertizing.

2. Differentiation strategy

Fokus utama differentiation strategy adalah menciptakan suatu produk yang unik bagi
konsumen atau memiliki atribut yang berbeda secara signifikan dengan produk pesaing dan
atribut tersebut penting dan bernilai bagi konsumen. Keunikan produk dapat dicapai dengan
berbagai cara, antara lain brand royalty, superior customer service, dealer network product
design, atau technology.

D. Definisi Value Chain

Untuk mengetahui dengan jelas definisi Value Chain, maka berikut ini akan dikemukakan
definisi Value Chain yang diambil dari beberapa ahli. Pertama menurut Blocher, Chen, dan
Lin (2007:53), analisis value chain merupakan analisis strategi yang digunakan untuk
memahami secara lebih baik keunggulan kompetitif untuk mengidentifikasi dimana value
chain pelanggan dapat ditingkatkan atau penurunan biaya, dan untuk memahami secara lebih
baik hubungan perusahaan dengan pemasok atau supplier, pelanggan, dan perusahaan lain
dalam industry. Menurut Blocher, Chen, dan Lin, ada dua jenis hubungan yang harus
dianalisis dan dipahami, yaitu:

1. Internal Value Chain

Internal value chain merupakan suatu rangkaian kegiatan yang terjadi atau dilakukan
dalam bagian satu rantai perusahaan. Menurut Hansen daan Mowen (2006:13), Internal
Value Chain adalah rangkaian aktivitas yang diperlukan untuk mendesain, mengembangkan,
memproduksi, memasarkan dan mengirimkan produk serta jasa kepada pelanggan. Ada yang
20

perlu ditekankan dalam rantau nilai internal perusahaan adalah sistem akuntansi manajemen
harus memahami berbagai informasi tentang jenis aktivitas yang tersebar dalam rantai nilai
perusahaan.7

2. Eksternal Value Chain

Eksternal Value Chain adalah hubungan rantai nilai dalam perusahaan yang dilakukan
oleh pelanggan dan pemasoknya. Dengan hubungan eksternal diharapkan dapat mencapai
hasil yang saling menguntungkan bagi pihak perusahaan, pemasok, dan pelanggan.
Hubungan eksternal value chain bermanfaat bagi perusahaan dimana perusahaan harus
memahami seluruh rangkaian aktivitas dan bukan hanya bagian dari rantai nilai perusahaan.

7
Yakub, Pengantar Sistem Informai, (Yogyakarta: Graha Ilmu,2012), hlm. 183-185
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Teknologi Informasi adalah teknologi yang memanfaatkan komputer sebagai perangkat


utama untuk mengolah data menjadi informasi yang bermanfaat. Sistem Informasi Strategis
adalah system informasi yang menggunakan Teknologi Informasi (IT) untuk membantu
perusahaan dalam hal mendapatkan keunggulan bersaing meminimalkan hal yang tidak
menguntungkan sehingga tercapai tujuan strategis perusahaan. Sistem Informasi Strategis
membantu perusahaan dengan menyediakan produk dan layanan yang memberikan
keuntungan lebih stategic dibandingkan pesaingnya dalam pasar yang kompetitif. Dapat
juga diasumsikan sebagai sistem informasi yang mempromosikan inovasi bisnis,
meningkatkan proses bisnis, dan membangun sumber daya informasi bagi sebuah
perusahaan.

Keunggulan kompetitif adalah keunggulan yang dimiliki oleh perusahaan dimana


keunggulannya dipergunakan untuk berkompetisi dan bersaing dengan perusahaan lainnya
untuk meningkatkan value (nilai) perusahaan baik dalam hal peningkatan laba maupun citra
perusahaan. Contoh perusahaan-perusahaan telekomunikasi berusaha untuk mendapatkan
konsumen sebanyak-banyaknya dengan cara berkompetisi sesuai dengan keunggulan yang
dimilikinya. Dalam upaya mencapai keunggulan kompetitif, perusahaan harus
menghadapi tantangan bahkan tekanan-tekanan internal dan eksternal perusahaan. Salah satu
pendekatannya adalah bagaimana mengefektifkan potensi sumber daya yang ada, bisa melalui
peningkatan kualitasproduk dan layanan kepada pelanggan, maupun melalui pemanfaatan
kemajuan teknologi informasi.

B. Saran

Kami sebagai penulis menyadari bahwa masih terdapat kesalahan dalam penulisan makalah
ini. Oleh karena itu kami harap pembaca bersedia memberikan masukan dan kritik terhadap
makalah yang kami sampaikan bermanfaat bagi kita semua.

21
DAFTAR PUSTAKA

Sungkono,Chriwan. 2007. Sistem Informasi Manajemen.Jakarta:Salemba Empat

Darmawan,Deni.2015. Sistem Informasi Manajemen.Bandung: PT Remaja Roakarya Offset

Susanto, 2007. Sistem Informasi Manajemen, Konsep dan Pengembangannya.Bandung:Lingga


Jaya

Sutarbi,2005. Sistem Informasi Manajemen.Yogyakarta:Andi Ofset

Yakub,2012.Pengantar Sitem Informasi. Yogyakarta:Graha Ilmu

22

Anda mungkin juga menyukai