PENGANGGARAN PUBLIK
2 Incremental Budgeting
Incremental budgeting adalah sistem anggaran belanja dan pendapatan yang memungkinkan revisi
selama tahun berjalan, sekaligus sebagai dasar penentuan usulan anggaran periode tahun yang akan
datang.
Angka pada pos pengeluaran merupakan perubahan (kenaikan) dari angak periode sebelumnya.
Permasalahan yang harus dipecahkan adalah metode kenaikan/ penurunan (incremental) dari
anggaran
tahun sebelumnya. Logika sistem penganggaran ini adalah seluruh kegiatan yang dilaksanakan
merupaan kelanjutan dari kegiatan tahun sebelumnya.
Tabel 7.5. Sistem Penganggaran Incremental Budgeting
Keunggulan Kelemahan
1. Mengatasi rumitnya proses penyusunan anggaran. Sama seperti sistem line-item
2. Tidak memerlukan pengetahuan yang terlalu rumit budgeting
untuk memahami program-program baru.
3. Dapat mengurangi konflik.
Zero Based budgeting (ZBB) merupakan sistem sistem anggaran yang didasarkan pada perkiraan
kegiatan, bukan pada yang telah dilakukan dimasa lalu. Setiap kegiatan akan dievaluasi secara
terpisah. Ini berarti berbagai program akan dikembangkan dalam visi tahun yang bersangkutan. Tiga
langkah penyusunan ZBB adalah :
(1) Mengidentifikasi unit keputusan.
(2) Membangun paket keputusan.
(3) Mereview dan menyusun peringkat paket keputusan.
5. Performance Budgeting
Performance budgeting (anggara yang berorioentasi kinerja) adalah sistem penganggaran yang
berorientasi pada output organisasi dan berkaitan sangat erat dengan visi, misi, serta rencana strategis
organisasi.
Dengan demikian, karakteristik dari sistem penganggaran yang berorientasi kinerja ini sangat bertolak
belakang dengan sistem traditional budgeting, yang banyak diterapkan pada negara-negara yang
menganut juga sistem administrasi publik tradisional.
Seperti telah disebutkan diatas, performance budgeting berkaitan erat dengan visi, misi, dan rencana
strategis organisasi. Hal ini berarti dalam proses perencanaan anggaran, visi,misi, dan recana strategis
menjadi acua utama.
Salah satu tujuan strategis yang ditetapkan adalah memanfaatkan dan menerapkan secara optimal
teknologi inovatif yang telah diketahui banyak orang. Hasil yang diharapkannya adalah sbb:
Peningkatan produktivitas tenaga kerja negara bagian.
Perbaikan penyelenggaraan pemerintah.
Penyediaan layanan publik dengan proses yang lebih sederhana.
Peningkatan kesadaran masyarakat terhadap program dan layanan negara bagian.
Peningkatan kemampuan untuk mengaitkan rencana strategis, penganggaran, ukuran kinerja, dan
dampak dalam masyarakat.
6. Medium Term Budgeting Framework (MTBF)
Medium Tern Budgeting Framework (MTBF) adalah kerangka strategi kebijakan tentang anggaran
belanja unit organisasi. Kerangka ini melimpahkan tanggung jawab yang lebih besar kepada unit
organisasi menyangkut penetapan alokasi dan penggunaan sumber dana pembangunan.
Tingkat kesiapan membangu MTBF tergantung pada kondisi keuangan organisasi. Ketidakstabilan
kebijakan fiskal akan menyebabkan tidak tepatnya alokasi sumber daya keberbagai prpgram atau
proyek.
3. Pendekatan psikologi/motivasi
Pendekatan psikologi/motivasi merupakan salah satu teknik penganggaran publik yang sangat baik
untuk dilakukan. Dengan mempertimbangkan berbagai asumsi, kenyataan, dan tujuan yang ingin
dicapai, penggunaan pendekatan psikologi/motivasi dalam proses penganggaran akan membuat
anggaran yang tersusun benar-benar akan dilaksanakan dengan baik dan tujuan serta sasarannya dapat
dicapai secara efektifdan efisien.
4. Pendekatan lingkungan berkesinambungan
Pengenggaran berdasarkan lingkungan berkesinambungan dimulai dengan proses penyusunan
anggaran bagi program yang berwawasan lingkungan. Anggaran progran ini harus
mempertimbangkan sisi pemeliharaan dan perbaikan kondisi lingkungan sekitasnya. Dengan
demikian, tujuan anggaran dan program dapat tercapai tanpa menimbulkan dampak buruk terhadap
kondisi lingkungan secara berkesilambungan.