Anda di halaman 1dari 22

UNIVERSITAS PAMULANG S1 TEKNIK INFORMATIKA

PERTEMUAN 11
BENTUK-BENTUK BADAN USAHA DAN KEWIRAUSAHAAN

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada bab ini akan dijelaskan Tentang bentuk-bentuk badan usaha
berdasarkan hukum sehingga setelah mempelajari bab ini diharapkan
mahasiswa memahami:
11.1 Perusahaan perorangan
11.2 Perusahaan persekutuan (firma)
11.3 Perusahaan terbatas (PT)
11.4 Koperasi
11.5 Bentuk-bentuk lain organisasi dalam bisnis
11.6 Kewirausahaan

B. URAIAN MATERI
Tujuan Pembelajaran 11.1:
Perusahaan perorangan

Usaha pribadi adalah bentuk bisnis yang dimiliki dan dioperasikan


oleh hanya satu orang. Orang ini bertanggung jawab atas keseluruhan harta
kekayaan perusahaan tersebut dan mempunyai hak atas keseluruhan
keuntungan dari hasil usaha. Namun, orang tersebut juga mempunyai
kewajiban tidak terbatas akan hutang yang ditanggung oleh perusahaan
apabila mengalami kerugian. Hal ini karena seluruh harta kekayaan
pribadinya berada dalam status jaminan bagi usaha yang akan dijalankan.
Usaha pribadi masih merupakan bentuk usaha yang sangat mudah untuk
didirikan.
Hiong Chai, (1990) merinci beberapa kelebihan dan kekurangan dari
perusahaan perorangan;
1. Kelebihan Perusahaan Perseorangan
Kelebihan-kelebihan perusahaan perseorangan adalah sebagai berikut:

PENGANTAR ORGANISASI DAN BISNIS 163


UNIVERSITAS PAMULANG S1 TEKNIK INFORMATIKA

a. Mudah dibentuk, murah biaya pemberntukannya dan di banyak


negara tidak memerlukan izin pembentukan dari pemerintah.
b. Keuntungan hanya dinikmati oleh satu orang yaitu pendiri usaha
tersebut.
c. Pembuatan keputusan dan pengendalian hanya dilakukan oleh satu
orang sehingga orang tersebut benar-benar mengetahui bisnis yang
dijalankannya.
d. Fleksibel dalam arti manajemen dapat dengan mudah bereaksi
terhadap keputusan harian dengan mudah.
e. Relatif tidak ada kontrol dari pemerintah sehingga pajak yang harus
dibayarkan adalah pajak pribadi bukan pajak usaha.
2. Kekurangan Perusahaan Perseorangan
a. Tanggung jawab utang yang tidak terbatas, artinya apabila terjadi
kewajiban pembayaran maka kewajiban itu harus dipenuhi dengan
menyerahkan seluruh harta perusahaan dan harta pribadi pemilik.
Apabila bisnisnya gagal, maka harta pribadinya menanggung risiko
atas hutang dagang yang melebihi kemampuan usaha dalam
membayar hutang. Sebagai contoh, ketika seorang bangkrut,
kerditurnya akan mengklaim harta pribadinya seperti rumah atau
mobil; dan melelangnya untuk memperoleh kembali dana yang
dipinjamkannya.
b. Jarang ada yang bertahan lama, di mana hal ini dapat saja
disebabkan oleh meninggalnya pendiri atau pemilik dari perusahaan
tersebut.
c. Relatif sulit untuk memperoleh pinjaman jangka panjang dengan
bunga yang rendah.
d. Relatif bergantung hanya pada pola pikir satu orang saja sehingga
apabila orang ini tidak berpengalaman dalam bisnis maka risiko
kegagalan akan sangat besar.
Dengan melihat keuntungan dan kerugian dari perusahaan
perseorangan, maka dapat dikatakan bahwa hampur semua perusahaan
perseorangan berada dalam bentuk usaha kecil dan sedikit usaha menengah,

PENGANTAR ORGANISASI DAN BISNIS 164


UNIVERSITAS PAMULANG S1 TEKNIK INFORMATIKA

seperti; pedagang eceran dan wholesale, percetakan dan penerbitan dalam


skala kecil, warung makan, salon kecantikan, rental komputer dan lembaga
kursus.
Secara individu perusahaan perseorangan memulai suatu usaha hanya
untuk kebutuhan mereka sendiri, baik dalam mengatasi kondisi ekonomi
(keperluan kebutuhan rumah tangga), atau pun membantu dalam mengatasi
masalah pengangguran. Mereka kemudian diminta secara resmi untuk
mendaftarkan diri pada lembaga resmi (departemen perindustrian dan
perdagangan) untuk memperoleh pembinaan. Adapun informasi-informasi
yang dibutuhkan untuk keperluan pembinaan bagi perusahaan perseorangan
meliputi : a) nama usaha, b) tempat atau lokasi usaha, c) bentuk usaha, d)
tanggal dimulainya operasi usaha, e) pemilik utama, dan f) manajer. Setelah
mereka mengajukan permohonan kemudian di proses. Jika permohonannya
disetujui maka mereka akan memperoleh nomor izin usaha yang disertai
sertifikat.

Tujuan Pembelajaran 11.2:


Perusahaan persekutuan (firma)

Persekutuan (firma dan komanditer) merupakan bentuk organisasi


bisnis dimana dua orang atau lebih bertindak sebagai pemilik dari perusahaan
sehingga tanggung jawab dan hak yang ada akan ditanggung oleh mereka.
Firma adalah perseroan yang didirikan untuk menjalankan suatu perusahaan di
bawah satu nama bersama dimana peserta-pesertanya langsung dan sendiri-
sendiri bertanggung jawab sepenuhnya kepada pihak ketiga. Sedangkan
persekutuan Komanditer (CV) adalah perseroan yang didirikan untuk
menjalankan suatu perusahaan yang dibentuk oleh satu orang atau lebih
sebagai pihak yang bertanggung jawab renteng (solider) dan satu orang atau
lebih sebagai pihak lain yang mempercayakan uangnya (Lupiyoadi R. dan
Wacik J, 1998).
Bentuk persekutuan dapat digambarkan sebagai suatu pesekutuan
secara sukarela atas sumber-sumber yang dimiliki oleh dua orang atau lebih

PENGANTAR ORGANISASI DAN BISNIS 165


UNIVERSITAS PAMULANG S1 TEKNIK INFORMATIKA

menjadi suatu usaha atau bisnis. Jumlah modal yang diinvestasikan tidak
harus sama untuk setiap partner. Beberapa partner ada yang tidak
menginvestasikan dalam bentuk uang. Sebagai gantinya mereka
menyumbangkan jasa atau nama mereka. Jika tidak terdapat perjanjian khusus
diantara partner, setiap partner akan memperoleh laba dan rugi yang sama,
dengan mengabaikan jumlah modal yang ditanam.
Perjanjian utnuk membentuk persekutuan bisa dibuat dalam bentuk
lisan dan tertulis. Walaupun demikian, setiap orang yang ingin masuk dalam
persekutuan seharusnya menyatakan secara tegas dalam suatu perjanjian
tertulis untuk keamanan kepentingannya apabila terjadi perselisihan diantara
partner. Suatu perjanjian persekutuan yang sederhana menyatakan suatu
peraturan-peraturan dari suatu usaha yang akan beroperasi. Perjanjian tertulis
sangat bermacam-macam, tetapi hampir semua kontrak persekutuan memuat
hal-hal sebagai berikut:
a) Nama dari persekutuan dan partnernya.
b) Lokasi dan tipe usaha.
c) Periode waktu yang tertulis dalam perjanjian.
d) Jumlah dan jenis modal yang dikontribusikan oleh setiap partner.
e) Metode pembagian laba rugi diantara partner.
f) Gaji, jumlah pengambilan dan bunga yang diizinkan pada modal
persekutuan.
g) Kekuatan dan keterbatasan dari partner dalam manajemen persekutuan.
h) Prosedur-prosedur pemasukan dan pemberhentian suatu partner dan
pemberhetian usaha.
Beberapa kelebihan dan kekurangan dari perusahaan persekutuan
dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Kelebihan-kelebihan perusahaan persekutuan:
a. Modal tersedia lebih banyak.
Karena sumber-sumber modal berasal dari dua orang atau lebih yang
dikombinasikan, maka otomatis jumlah modal akan tersedia lebih
banyak. Modal tersebut kemudian digunakan untuk membangun
suatu persekutuan dengan fondasi keuangan yang lebih kuat. Apabila

PENGANTAR ORGANISASI DAN BISNIS 166


UNIVERSITAS PAMULANG S1 TEKNIK INFORMATIKA

suatu individu tidak mempunyai cukup uang untuk memulai suatu


usaha, maka ia dapat mengundang seorang investor lain untuk join
sebagai partner.
b. Meningkatkan kepercayaan keditor
Lembaga keuangan atau investor dalam bentuk lainnya akan lebih
berkenan untuk memperluas kreditnya pada saat partner membuat
sendiri secara pribadi tanggung jawabnya terhadap hutang
persekutuan. Karena dalam persekutuan lebih banyak pemilik,
kreditor lebih percaya dalam memberikan pinjamannya. Jadi lebih
aman dalam bentuk harta sehubungan dengan nilai yang mungkin
dapat diterima apabila debitur gagal dalam meluasi hutangnya.
c. Keahlian dan keterampilan bertambah
Adanya partner dengan berbagai latar belakang dapat saling
melengkapi satu dengan lainnya dalam hal keterampilan, hubungan
dan keahlian. Masing-masing partner membawa kelebihan dan
kekurangan pribadinya yang dapat diperlengkapi dengan melakukan
persekutuan.
d. Adanya kemungkinan untuk tumbuh dan berkembang
Dengan adanya variasi dalam managemen dan banyaknya sumber
modal akan dapat meningkatkan prospek dari persekutuan untuk
tumbuh dan dapat memperluas produksi dan pemasarannya.
Persekutuan adalah suatu posisi yang sangat disenangi untuk
menahan dan mengangkat personal utama dengan menambah
loyalitas dan kemampuan pegawai sebagi partner.
2. Kekurangan-kekurangan persekutuan
a. Tanggung jawab yang tidak terbatas
Semua partner secara individu dan bersama mempunyai tanggung
jawab yang tidak terbatas terhadap hutang dan kewajiban
persekutuan. Setiap partner bertanggung jawab atas kerugian yang
disebabkan oleh kesalahan atau hilangnya partner lain yang bertindak
atas nama usaha atau dengan kekuasaan partnernya. Sebagai contoh,
suatu persekutuan dengan tiga pemilik gagal setelah terjadinya hutang

PENGANTAR ORGANISASI DAN BISNIS 167


UNIVERSITAS PAMULANG S1 TEKNIK INFORMATIKA

yang sangat tinggi dan dua orang partner tidak mempunya harta,
kreditur dapat menagih semua piutangnya dari partner yang ketiga.
Jadi, perusahaan persekutuan adalah suatu bentuk kepemilikan yang
mempunyai risiko sangat tinggi.
b. Umur yang terbatas
Secara hukum, suatu persekutuan dapat diberhentikan karena adanya
kematian, ketidak mampuan atau penarikan salah satu dari partner.
Apabila seorang partner menjual kepentingannya atau partner baru
masuk, persekutuan dianggap berhenti, mungkin saja terjadi dalam
perjanjian diantara anggota, dimana untuk mencegah penghentian
suatu persekutuan karena keadaan tersebut, dapat dilakukan rencana
trust device (perwakilan penjamin dana). Ini diberikan dalam
perjanjian sebagai pilihan atau kewajiban mutlak dari partner yang
tersisa untuk membeli kepentingan dari partner yang berhenti.
c. Lemahnya pengendalian
Setiap partner wajib bertanggung jawab terhadap keputusan dari
partner yang lain. Semua indicant yang dilakukan setiap partner atas
nama persekutuan akan mengikat semua partner walaupun indicant
tersebut mungkin tidak diketahui oleh orang lain. Penting sekali bagi
semua partner untuk saling mengerti dan bisa bekerja sama secara
baik antara satu dengan yang lain sebagaimana otoritas yang tersebar
diantara partner. Tanpa kerja sama dan pengertian yang baik,
perdebatan akan mudah terjadi. Penyempitan kekuasaan dan
perselisihan mungkin menyebabkan penghentian suatu saham.
Lebih lanjut, Lupiyoadi R. dan Wacik J (1998:60-61) mengungkapkan
bahwa fungsi dan kedudukan partner dalam sebuah persekutuan dapat berupa :
a. Otensible partner, merupakan partner yang berperan aktif pada abisnis
yang akan dijalankan dan dikenal oleh pihak-pihak yang berkepentingan
sebagai partner. Partner jenis ini dapat juga berfungsi sebagai general
partner.

PENGANTAR ORGANISASI DAN BISNIS 168


UNIVERSITAS PAMULANG S1 TEKNIK INFORMATIKA

b. Active partner, merupakan partner yang berperan aktif pada bisnis yang
akan dijalankan. Partner jenis ini dapat juga berfungsi sebagai Otensible
partner.
c. Secret partner, merupakan partner yang berperan aktif pada bisnis yang
akan dijalankan tetapi kesertaanya dirahasiakan.
d. Dormant partner, merupakan partner yang berperan tidak aktif pada
bisnis yang akan dijalankan dan kesertaanya dikenal oleh pihak-pihak
yang berkepentingan sebagai partner.
e. Nominal partner, yaitu seseorang yang ikut serta dalam suatu CV di
mana kesertaanya sebagai partner diwakili oleh seseorang.
f. Subparner, yaitu seseorang yang dikontrak oleh seorang partner di
dalam CV untuk turut membantu kelancaran jalannya CV yang
bersangkutan.
g. Limited partner, merupakan partner yang harus dimintai persetujuan
lebih dahulu apabila hartanya akan dijadikan modal kerja bagi CV yang
ada.

Tujuan Pembelajaran 11.3:


Perusahaan terbatas (PT)

Perseroan terbatas secara hukum dianggap sebagai suatu badan


hukum, tepisah dari individu-individu yang memilikinya. Dalam
pengertiannya, Perseroan Terbatas (PT) merupakan badan hukum yang
didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal
dasar yang seluruhnya terbagi atas saham, dan memenuhi persyaratan yang
ditetapkan dalam Undang-undang serta peraturan pelaksanaannya. Biasanya
izin pendirian PT akan diberikan sepanjang PT tersebut tidak bertentangan
dengan Undang-undang ketertiban umum dan kesusilaan yang ada.
Perseoran dapat membuat perjanjian-perjanjian, ia dapat menuntut dan
dituntut, ia dapat memiliki harta benda, ia dapat menandatangani utang, dan
biasanya perusahaan mempunyai kewajiban-kewajiban yang merupakan
kewajiban yang sah dari PT itu, tetapi tidak dari pemilik-pemiliknya. Ini

PENGANTAR ORGANISASI DAN BISNIS 169


UNIVERSITAS PAMULANG S1 TEKNIK INFORMATIKA

berarti, bahwa PT itu dapat mengadakan kontrak dalam batas-batas hanya


sendiri, dan bahwa kewajiban yang melekat pada kontrak yang demikian
hanya dapat dijalankan dengan menggugat PT itu, tidak dengan menggugat
pemilik-pemilkinya.
Walaupun beberapa PT sangat kecil, atau dimiliki oleh hanya
sejumlah kecil pemegang saham yang juga mengelola perusahaan itu. Jenis PT
yang paling penting dalam kajian ini adalah PT yang menjual saham kepada
masyarakat umum.
Berikut ini akan dirinci beberapa kebaikan dan kekurangan dari
Perseroan Terbatas (PT);
1. Kebaikan bentuk PT
a. Adanya tanggung jawab atas utang yang terbatas dimana tanggung
jawab utang yang harus dibayar hanya terbatas atas jumlah saham yang
dimiliki.
b. Adanya kemungkinan untuk memperjualbelikan saham yang
dimilikinya.
c. Umumnya memiliki jangka waktu operasi yang tidak terbatas.
d. Relatif lebih mudah untuk memperoleh pinjaman dengan nominal yang
besar untuk jangka waktu panjang dan tingkat bunga yang rendah.
e. Adanya kemungkinan untuk alih teknologi dan ilmu dimana para
pemegang saham dapat dengan mudah menyewa tenaga manajemen
profesional untuk menjalankan perusahaan yang ada.
2. Kekurangan bentuk PT
a. Ketebatasan dalam jenis-jenis bidang usaha yang akan dijalankan;
dimana umumnya bidang-bidang usaha yang dijalankan oleh PT
ditentukan oleh izin yang dikeluarkan serta peraturan-peraturan yang
berlaku.
b. Adanya perbedaan kepentingan di dalam menjalankan PT, dimana
terkadang pemilik saham minoritas dikalahkan oleh kepentingan
pemilik saham mayoritas.
c. Adanya kewajiban-kewajiban untuk membuat laporan ke berbagai
pihak.

PENGANTAR ORGANISASI DAN BISNIS 170


UNIVERSITAS PAMULANG S1 TEKNIK INFORMATIKA

d. Biaya yang tidak sedikit untuk mendirikan PT.


e. Adanya sistem pajak yang menyebabkan seorang pemegang saham
membayar pajak ganda yaitu pajak atas PT itu sendiri, dividen yang
diterima serta pajak individunya.
Karena Perseroan Terbatas terdiri dari beberapa orang yang memiliki
saham, dan sekaligus dapat terlibat langsung dalam pengelolaan perusahaan,
maka susunan struktur organisasi perusahaan Perseroan Terbatas dan garis
kekuasaan akan nampak seperti gambar berikut:

Shareholder

Select

Board of Directors

Select

Company Managers

Supervisor

Operating and Administrative Divisions

Gambar 11.1
Struktur Organisasi dan Garsi Kekuasaan Perseroan Terbatas
Sumber: Hiong Chai, M. 1990. Management of Business, Fifth edition, McGraw-Hill
Book Company

a. Pemegang Saham (shareholder)


Pemegang saham merupakan kekuasaan tertinggi dalam perseroan. Dalam
pertemuan tahunan mereka, pemegang saham memilih direktur untuk
mengelola perusahaanya. Mereka juga memilih akuntan publik untuk
mengaudit laporan keuangannya. Dalam banyak perseroan pemerintah,
jumlah dari pemegang saham adalah sangat banyak, dan banyak diantara
mereka yang tidak pernah datang dalam pertemuan tahunan. Beberapa
diantara mereka menguasakan pada orang lain atas namanya.

PENGANTAR ORGANISASI DAN BISNIS 171


UNIVERSITAS PAMULANG S1 TEKNIK INFORMATIKA

b. Dewan Direktur (board of directors)


Board of Directors merupakan perwakilan dari pemegang saham, mereka
mempunyai kekuasaan akhir untuk memimpin urusan perseroan dan
menentukan kebijakan umum. Pada dasarnya, ketua (board) mempunyai
kekuasaan untuk memutuskan suatu keputusan manajemen seperti
keputusan untuk memmbangun pabrik baru, mengembangkan produk baru
dan membentuk anak perusahaan.
c. Manajer (managers)
Chief Executive Officers (CEO) atau Managing Directors dari perusahaan
ditunjuk oleh board of directors dan bertanggung jawab melaksanakan
kebijakan dari board of directors. Manajer yang lain selalu ditunjuk oleh
CEO yang secara menyeluruh merupakan suatu sistem manajemen dari
perusahaan.
Melihat ketiga bentuk utama dari organisasi bisni tersebut
menunjukkan bahwa kelebihan dan kekurangan yang dimilik oleh masing-
masing bentuk bisnis menjadikan bentuk-bentuk bisnis tidak ada yang lebih
unggul dari yang lain. Berikut ini adalah tabel yang meringkas perbedaan
antara ketiga bentuk utama dari bisnis berdasarkan faktor-faktor yang diamati:

Tujuan Pembelajaran 11.4:


Koperasi

Koperasi sebagai suatu sistem ekonomi, mempunyai kedudukan


politik yang cukup kuat karena memilik cantolan kosntitusional, yaitu
berpegang pada Pasar 33 UUD 1945, khususnya Ayat 1 yang menyebutkan
bahwa “Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas
kekeluargaan”. Dalam penjelasan UUD 1945 itu dikatakan bahwa bangun
usaha yang paling cocok dengan asas kekeluargaan itu adalah koperasi.
Tafsiran itu sering pula dikemukakan oleh Mohammad Hatta, yang sering
disebut sebagai perumus pasal tersebut.
Dalam penjelasan konstusi tersebut juga dikatakan, bahwa sistem
ekonomi Indonesia didasarkan pada asas Demokrasi Ekonomi, dimana

PENGANTAR ORGANISASI DAN BISNIS 172


UNIVERSITAS PAMULANG S1 TEKNIK INFORMATIKA

produksi dilakukan oleh semua dan untuk semua yang wujudnya dapat
ditafisrkan sebagai koperasi. Dalam wacaran sistem ekonomi daerah koperasi
disebut juga sebagai the third way, atau “jalan ketiga”, istilah yang akhir-akhir
ini dipopulerkan oleh sosiolog Inggris, Anthony Giddens, yaitu sebagai “jalan
tengah” antara kapitalisme dan sosialisme.
Dewasa ini, di dunia ada dua macam model koperasi. Pertama, adalah
koperasi yang dibina oleh pemerintahan dalam kerangka sistem sosialis.
Kedua, adalah koperasi yang dibiarkan berkembang di pasar oleh masyarakat
sendiri, tanpa bantuan pemerintah. Tapi, di negara sosialis seperti RRC,
koperasi adalah counterpart sector negara, karena itu koperasi disebut juga
sebagai “sektor sosial” (social sector) yang merupakan wadah dari usaha
individu dan usaha rumah tangga.
Jika Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merupakan usaha skala
besar, maka koperasi mewadahi usaha-usaha kecil, walaupun jika telah
bergabung dalam koperasi menjadi badan usaga skala besar juga. Di negara-
negara kapitalis, baik di Eropa Barat, Amerika Utara, dan Australia, koperasi
juga menjadi wadah usaha kecil dan konsumen berpendapatan rendah. Di
Jepang, koperasi telah menjadi wadah perekonomian pedesaan yang berbasis
pertanian. Di pedesaan Jepang, koperasi menggantikan peranan bank atau
menjadi semacam “bank rakyat”, yaitu koperasi yang beroperasi dengan
sistem perbankan (Rahardjo, Kompas, 9 Agustus 2002).
Di Indonesia, Bung Hatta sendiri menganjurkan didirikannya tiga
macam koperasi. Pertama, adalah koperasi konsumsi yang terutama melayani
kebutuhan kaum buruh dan pegawai. Kedua, adalah koperasi produksi yang
merupakan wadah kaum petani (termasuk peternak atau nelayan). Ketiga,
adalah koperasi kredit yang akan melayani perdagangan kecil dan pengusaha
kecil guna memenuhi kebuthan modal. Bung Hatta juga menganjurkan
pengorganisasian industri kecil dan koperasi produksi, guna memenuhi
kebutuhan bahan baku dan pemasaran hasil.
Peran koperasi dalam perekonomian Indonesia paling tidak dapat
dilihat dari :

PENGANTAR ORGANISASI DAN BISNIS 173


UNIVERSITAS PAMULANG S1 TEKNIK INFORMATIKA

(1) Kedudukannya sebagai pemain utama dalam kegiatan ekonomi


diberbagai sektor, (2) penyedia lapangan kerja yang terbesar, (3) pemain
penting dalam pengembangan kegiatan ekonomi lokal dan pemberdayaan
masyarakat, (4) pencipta pasar baru dan sumber inovasi, serta (5)
sumbangannya dalam menjaga neraca pembayaran melalui kegiatan ekspor.
Peran koperasi, usaha mikro, kecil dan menengah sangat strategis dalam
perekonomian nasional, sehingga perlu menjadi fokus pembangunan
ekonomi nasional pada masa mendatang.
Pemberdayaan koperasi secara terstuktur perekonomian nasional,
mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional, mengurangi tingkat
penggangguran terbuka, menurunkan tingkat kemiskinan, mendinamisi sektor
riil, dan memperbaiki pemerataan pendapatan masyarakat. Pemberdayaan
koperasi juga akan meningkatkan pencapaian sasaran di bidang pendidikan,
kesehatan, dan indikator kesejahteraan masyarakat Indonesia lainnya.
Seiring dengan berjalannya waktu, koperasi di Indonesia terus
melakukan pembenahan dan perbaikan guna meningkatkan kualitas
sekaligus kuantitas. Beberapa masalah pokok yang masih menjadi tantangan
koperasi Indonesia ke depan adalah sebagai berikut;
1. Citra
Citra koperasi secara umum belum bisa sepenuhnya dikatakan
baik. Beberapa kasus KKN (kolusi, korupsi dan nepotisme) yang dialami
koperasi, turut memperparah citra positif koperasi di mata masyarakat.
Selama ini koperasi kerap masih dipandang sebagai badan usaha yang
kecil dan terbatas, baik keanggotaan maupun usahanya. Koperasi masih
dipandang sebagai wadah golongan ekonomi lemah, sulit berkembang,
tidak profesional, dan kurang potensial untuk diajak bekerjasama dengan
bahan usaha lainnya. Atas kondisi demikian, maka perlu dilakukan
pengalihan citra koperasi melalui kebijakan yang akan menghindarkan
koperasi sebagai alas kepentingan golongan/perorangan dengan
meningkatkan efisiensi koperasi yang berjati diri sebagai badan usaha
yang berorientasi pada kepentingan anggota.

PENGANTAR ORGANISASI DAN BISNIS 174


UNIVERSITAS PAMULANG S1 TEKNIK INFORMATIKA

2. Kemandirian
Masalah kemandirian merupakan isu utama dalam pembinaan
koperasi. Pola pembinaan yang dilakukan selama ini telah menimbulkan
ketergantungan dan berakibat pada tingkat kompetensi yang rendah.
Karena itu perlu dilakukan upaya-upaya peningkatan kemandirian, antara
lain dengan mengurangi berbagai intervensi pemerintah dan
mengembangkan kebijakan yang mengarah kepada reposisi, refungsi dan
reorientsi koperasi sesuai dengan prinsip-prinsip dan nilai dasar koperasi.
Hal demikian harus dijadikan landasan dalam pembinaan koperasi
selanjutnya, agar koperasi terhindar dari penyimpangan dan
penyalahgunaan.
3. Sumber Daya
Manusia. Menyangkut sumberdaya manusia, masih ditemukan
adanya keterbatasan pengetahuan dan pemahaman para pengelola
koperasi tentang teknis pengkoperasian terutama terkait dengan
pemahaman atas hakikat dan karakteristik koperasi sebagai badan usaha.
Di samping itu, pengeloalaan koperasi kebanyakan masih belum
ditangani oleh sumberdaya manusia yang memiliki wawasan,
pengetahuan, dan keterampilan kewirausahaan yang memadai. Sehingga,
hal sedemikian berdampak terhadap perkembangan dan kinerja koperasi.
4. Manajemen
Ketebatasan sumberdaya manusia, terutama dari aspek
kualitasnya, berpengaruh pada tingkat profesionalitas manajemen
koperasi yang belum optimal. Hampir seluruh fungsi manajemen, belum
dilakukan secara optimal dan profesional, sehingga masih tampak bahwa,
secara umum, koperasi masih belum menunjukkan perkembangan dan
kinerja yang memadai. Maka, konsekuensinya, upaya-upaya peningkatan
kinerja manajerial harus terus ditingkatkan. Dalam hal ini perlu ditunjang
oleh kualitas SDM yang berpendidikan, terampil, bermoral dan
mempunyai etos kerja yang tinggi.

PENGANTAR ORGANISASI DAN BISNIS 175


UNIVERSITAS PAMULANG S1 TEKNIK INFORMATIKA

5. Cakupan Skala Usaha


Cakupan dan skala usaha koperasi, pada umumnya masih sangat
terbatas dan cenderung terkait dengan program pemerintah, terutama di
sektor pertanian, seperti dalam program produksi dan pengadaan pangan.
Kegiatan yang bersifat non-program, biasanya dalam bentuk penjualan
eceran (waserda, toko, warung) dan usaha simpan-pinjam, yang usahanya
masih relatif kecil. Lingkup usaha yang sangat terbatas itu telah
menjadikan kopersi tidak dapat berkembang dan bersaing dengan pelaku
ekonomi lainnya. Oleh karena itu, lingkup usaha koperasi perlu
dikembangkan lebih optimal lagi, termasuk dalam pelayanan jasa.
6. Kerja Sama Usaha
Kerja sama usaha antar koperasi dan antara koperasi dan badan
usaha lainnya, baik secara vertikal maupun horizontal, masih belum
berkembang secara memadai. Peran koperasi sekunder yang diharapkan
dapat mendukung kegiatan usaha koperasi premiernya, ternyata masih
kurang optimal. Dalam rangka pengembangan usaha koperasi yang
memerlukan skala dan cakupan yang lebih besar, maka diperlukan
adanya konsepsi pengembangan yang melibatkan koperasi sekundernya
secara terintegrasi. Maka, dalam hal ini, masih terus diperlukan upaya
menuju kerjasama usaha antar koperasi dan antara koperasi dan badan
usaha lainnya, baik secara vertikal maupun horizontal secara optimal.
7. Permodalan
Permasalahan permodalan tampaknya masih menjadi ganjalan
utama, dalam pengembangan koperasi. Kemampuan pemupukan modal
koperasi relatif masih sangat terbatas, sebagai akibat partisipasi
anggotanya yang rendah. Di lain pihak, akses koperasi terhadap sumber-
sumber permodalan dan pembiayaan juga masih sangat terbatas, akibat
belum berkembangnya usaha koperasi yang memiliki kelayakan ekonomi
dan rendahnya kredibilitas koperasi dihadapan kreditur. Kondisi ini telah
membelit koperasi sebagai usaha ekonomi yang terus-menerus berada
pada posisi marjinal. Oleh sebab itu diperlukan kemampuan pemupukan

PENGANTAR ORGANISASI DAN BISNIS 176


UNIVERSITAS PAMULANG S1 TEKNIK INFORMATIKA

modal koperasi secara lebih optimal lagi, dengan berbagai terobosan


termasuk pengembangan modal dari pihak luar koperasi.

Citra Kemandirian

Sumber daya Manajemen

Cakupan dan Kerja sama


skala usaha usaha

Permodalan

Gambar 11.2.
Permasalahan Koperasi di Indonesia

Tujuan Pembelajaran 11.5:


Bentuk-bentuk lain organisasi dalam bisnis

Meskipun banyak terdapat organisasi bisnis yang berbentuk


perusahaan perseorangan, persekutuan, dan perusahaan perseoran terbatas,
bentuk-bentuk lain dari organisasi bisnis juga tidak sedikit dikembangkan saat
ini. Bentuk organisasi berikut ini kadang-kadang diadpsi untuk tujuan tertentu
atau untuk mempertahankan keuntungan-keuntungan tertentu dari bentuk lain
dan juga menghapuskan kelemahan-kelemahan yang ada. Bentuk bisnis yang
dimaksud meliputi Join Vneture, Sindicate, dan Cooperatives.
1. Join Venture
Join ventrue dapat diartikan sebagai suatu persetujuan (joint
project), yaitu bentuk persekutuan perseroan yang dibentuk oleh dua atau
lebih perseroan untuk tujuan tertentu. Tujuan utama dari join venture
adalah menggabungkan perseroan yang memiliki keahlian yang berbeda
untuk dapat dikontribusikan demi keberhasilan suatu proyek tertentu.

PENGANTAR ORGANISASI DAN BISNIS 177


UNIVERSITAS PAMULANG S1 TEKNIK INFORMATIKA

Join venture umumnya digunakan untuk pembangunan proyek


dengan skala besar dan untuk mempromosikan suatu perusahaan baru yang
memerlukan modal yang besar. Karakteristik utama dari join venture
adalah sebagai berikut;
a. Dibatasi pada proyek tententu.
b. Jangka waktunya dibatasi dengan perjanjian dan dihentikan pada saat
proyek sudah benar-benar telah selesai.
c. Dibawah kekuasaan seorang manajer, dimana namanya tertera dalam
usaha.
d. Pada saat join venture selesai, para partisipan akan membagi laba dan
rugi sesuai dengan perjanjian.
2. Sindicate
Sindicate memiliki kemiripan dengan join venture, yaitu dibentuk
oleh beberapa perusahaan yang mempunyai tujuan khusus. Pada
prinsipnya, sindicate digunakan dalam bidang keuangan. Sekelompok
investor bank mungkin mengkombinasikan sumber dananya dan
maenjamin suatu obligasi yang dikerluarkan oleh suatu perusahaan. Salah
satu anggota dari sindikat dipilih untuk mewakili kelompok dan bertindak
sebagai manajer. Sindikat akan dibubarkan setelah underwritten
(penjamin) benar-benar berhasil.
3. Cooperatives
Pada saat produsen, konsumen atau kelompok lain mempunyai
produk yang sama untuk dibeli dan dijual, suatu asosiasi kerja sama dapat
dibentuk dengan memberikan fasilitas pada indicant kelompok. Suatu
kerja sama merupakan penyusunan secara kolektif dimana semua anggota
menggabungkan sumber-sumbernya untuk membeli barang dalam partai
besar dan kemudian menjualnya diantara mereka. Beberapa prinsip dari
Cooperatives (kerja sama) yang sekarang diadopsi oleh bisnis di seluruh
dunia adalah sebagai berikut :
a. Keanggotaan terbuka bagi semua orang yang tertarik.
b. Setiap anggota hanya mempunyai satu suara.

PENGANTAR ORGANISASI DAN BISNIS 178


UNIVERSITAS PAMULANG S1 TEKNIK INFORMATIKA

c. Distribusi dari surplus dibuat sebanding dengan besarnya pembelian


yang dibuat.
d. Tidak ada pinjaman pada pelanggan.
Cooperatives berbeda dengan bisnis yang berorientasi pada laba.
Umumnya dimana dia lebih cenderung memberikan jasa kepada
anggotanya dari pada mendapat laba untuk pemilik. Perusahaan secara
eceran menjual kepada semua langganannya dengan harga yang sebanding
dengan pedagang eceran lainnya dan mendistribusikan setiap laba dengan
memberikan potongan kepada anggotanya pada saat mereka membeli.
4. Franchise
Franchise adalah suatu sistem pemasaran yang berkisar pada
perjanjian sah antar dua pihak yang salah satunya (franchisee) diberi hal
istimewa untuk menjalankan bisnis sebagai pemilik pribadi, tapi dengan
syarat perusahaan dijalankan menurut metode dan terminologi yang
dispesifikasikan oleh pihak yang lain (franchisor). Longenecker, et. al,
(2002) mengungkapkan bahwa franchise melibatkan pengaturan yang
formal dan suatu tatanan hubungan yang memerintahkan cara suatu bisnis
harus dijalankan. Perusahaan franchise biasanya memberi anggota sistem
(franchisee) tersebut dengan nama, logo, produk, prosedur pengoperasian,
dan lain-lain.
Terdapat tiga tipe atau tingkatan dari sistem franchise yang
menawarkan berbagai hubungan antara pengusaha dan franchisor. Pada
tingkat pertama, produsen (franchisor) memberikan franchise kepada
penjual. Sistem seperti ini biasa digunakan didalam indsutri minuman
dingin. Perusahaan Dr Pepper dan Coca Cola adalah salah satu contoh
bisnis yang menggunakan franchise jenis ini. Dalam bentuk pengaturan
yang kedua, penjualnya adalah si franchisor. Sistem ini berkisar pada
supermarket atau toko barang dagangan umum. Sistem franchise yang
ketiga adalah franchisor sebagai produsen atau pencipta, di mana
franchisor bertindak sebagai pendiri retail seperti restoran makanan siap
saji.

PENGANTAR ORGANISASI DAN BISNIS 179


UNIVERSITAS PAMULANG S1 TEKNIK INFORMATIKA

Meskipun unik, franchising bukanlah pilihan ideal untuk semua


pengusaha, karena faktor kritisnya berbeda untuk tiap orang, tergantung
tujuan dan keadaan pribadi riap orang yang memilikinya. Oleh karena itu,
jika bisnis franchising merupakan suatu pilihan, maka perlu
dipertimbangkan beberapa kelebihan dan kekurangan dari franchising.
1. Kelebihan franchisee;
a. Pelatihan formal
b. Bantuan keuangan
c. Metode pemasaran yang telah terbukti
d. Bantuan manajemen
e. Jangka waktu permulaan bisnis lebih cepat
f. Tingkat kegagalan keseluruhan lebih rendah
2. Kekurangan franchisee;
a. Pajak franchisee
b. Royalti yang harus dibayarkan
c. Adanya batas pertumbuhan
d. Kurangnya kebebasan dalam beroperasi
e. Franchisor mungkin penyalur tunggal dari beberapa perlengkapan

Join Venture

Bentuk Lain Organisasi


Coorporatives Franchise
Bisnis

Sindicate

Gambar 11.3.
Bentuk lain dari Organisasi Bisnis

PENGANTAR ORGANISASI DAN BISNIS 180


UNIVERSITAS PAMULANG S1 TEKNIK INFORMATIKA

Tujuan Pembelajaran 11.6:


Kewirausahaan

Pemahaman antara Kewirausahaan (entrepreneurship) dan Wirausaha


(entrepreneur) seringkali digunakan secara bersamaan. Walaupun masih
banyak yang memperdebatkan, perlu kiranya diberikan sebuah batasan yang
jelas antara kedua istilah tersebut. Istilah kewirausahaan merupakan
padanankata dari entrepreneurship dalam bahasa Inggris. Kata
entrepreneurship sendiri sebenarnya berawal dari bahasa Prancis yaitu
“entreprende” yang berarti petualangan, pencipta, dan pengelola usaha
(Yuyus S. dan Kartib B. 2013).
Beberapa pengertian wirausaha dan kewirausahaan dapat dikutip dari
sejumlah referensi berikut :
1) Kao (1997, 13) mendefinisikan wirausaha dengan menekankan pada aspek
kebebasan berusaha yang dinyatakan sebagai berikut; an entrepreneur is
and independent, growth oriented owner-operator. Kebebasan yang
bergerak dari pengusaha perseorangan yang bebas murni sampai kepada
seorang manajer dalam sebuah perusahaan.
2) Schumpeter (1934) menjelaskan bahwa entrepreneur merupakan
pengusaha yang melaksanakan kombinasi-kombinasi baru dalam bidang
teknik dan komersial ke dalam bentuk praktik.
3) Raymond W. Y Kao (dalam, Lupiyoadi dan Wacik, 1998), menyebut
kewirausahaan sebagai proses. Yakni proses penciptaan sesuatu yang baru
(kreasi baru) dan membuat sesuatu yang berbeda dari yang sudah ada
(inovasi). Sedangkan wirausaha mengacu pada orang yang melaksanakan
proses penciptaan kesejahteraan/kekayaan dan nilai tambah, melalui
peneloran dan penetasan gagasan, memadukan sumber daya dan
merealisasikan gagasan tersebut menjadi kenyataan.
4) Hisrich-Peters (2005) kewirausahaan diartikan sebagai berikut :
“Entrepreneurship is the process of creating something different with
value by devoting the necessary time and effort, assuming the
accompanying financial, psychic, and social risk, and receiving the

PENGANTAR ORGANISASI DAN BISNIS 181


UNIVERSITAS PAMULANG S1 TEKNIK INFORMATIKA

resulting rewards of monetary and personal satisfaction and


independence” (kewirausahaan adalah proses menciptakan seesuatu yang
berbeda dengan menggunakan waktu dan kegiatan disertai modal dan
risiko serta menerima balas jasa dan kepuasan serta kebebasan pribadi).
Dalam pengertian yang sederhana dapat dinyatakan bahwa
kewirausahaan merupakan wujud dari sesuatu, baik barang maupun jasa yang
diciptakan oleh pengusaha (entrepreneur) melalu proses inovasi dan kreasi.
Seseorang dapat dikatakan sebagai wirausaha apabila yang bersangkutan
memiliki kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru atau
mewujudkan sesuatu yang sebelumnya belum ada menjadi ada. Sedangkan
yang dimaksud usaha kecil adalah bentuk usaha atau bisnis yang
diselenggarakan denan batas kemampuan yang terbatas serta modal kerja tang
terbatas pula. Lupiyoadi dan Wacik (1998) mendefinisikan usaha kecil
sebagai suatu bentuk usaha tang tidak tergantung pada pemilik dan
manajemennya serta tidak menguasai/mendominasi pasar dimana ia berada.
Usaha kecil tidak menjadi bagian dari bisnis lainnya, sehingga sebagai
perusahaan kecil tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap pasar
dimana dia berada.
Pengusaha kecil sesuai kriteria Dinas Kperasi dan usaha kecil, adalah
usaha yang memiliki modal maksimal 200 juta rupiah, omset sampai dengan
Rp. 1 (satu) Milyar rupiah per tahun, merupakan pengusaha mandiri atau
bukan anak perusahaan dan bergerak di bidang usaha produk dan jasa,
mempunyai karyawan lebih dari lima orang dan kurang dari 100 orang.
Adapun sifat-sifat yang perlu dimiliki oleh seseorang wirausaha
adalah sebagai berikut :
a) Suka terhadap tantangan-tantangan yang membawa dirinya pada
keinginan untuk mencoba tantangan tersebut.
b) Risiko bukan faktor yang paling dipertimbangkan dalam melakukan
sesuatu.
c) Kepercayaan akan kemampuan diri melebihi dorongan dari orang lain.
d) Berani menerima kegagalan dan menjadikan kegagalan itu sebagai
pembimbing utama.

PENGANTAR ORGANISASI DAN BISNIS 182


UNIVERSITAS PAMULANG S1 TEKNIK INFORMATIKA

e) Suka dan dapat bergaul dengan orang lain.


f) Berorientasi ke masa depan.
Schumpeter (1961) mengidentifikasi bahwa seorang entrepreneur
(wirausaha) memiliki ciri inisiatif, memiliki tanggung jawab atau wewenang
dan berpandangan ke depan (berpengharapan = foresight). Lebih lanjut
Achumpeter mengatakan bahwa entrepreneur berfungsi mengkombinasikan
faktor yang produktif untuk diolah. Kombinasi faktor ini dilakukan pada
kesempatan pertama sebelum orang lain menjalankannya. Pandangan ini
serupa dengan pandangan John Bernard Say.
Seorang entrepreneur terlepas apakah dia bawaan sejak lahir atau dari
proses pengembangan, pada umumnya memiliki ciri-ciri;
a) Gemar berbisnis, tegar walaupun gagal,
b) Percaya diri,
c) Memiliki self determination atau locus of control,
d) Mengelola risiko,
e) Perubahan dipandang sebagai kesempatan,
f) Toleransi terhadap banyak pilihan,
g) Inisiatif dan memiliki need for achievement
h) Kreatif,
i) Memiliki pandangan luas,
j) Waktu adalah berharga,
k) Memiliki motivasi yang kuat.
Stevenson (1983), mengkonseptualisasikan kewirausahaan sebagai
suatu pendekatan manajemen yang berkeinginan besar terhadap pengejaran
kesempatan dan ekspliotasi kesempatan tanpa mempertimbangkan sumber
daya yang sedang dikontrol. Dia membedakan antara perilaku perusahaan
propotor dihadapkan pada satu sisi kewirausahaan dan perusahaan pengawas
pada sisi administrasi. Perhatian utama perusahaan promotor adalah
pengejaran kesempatan dan eksploitasi kesempatan tanpa mempertimbangkan
sumber daya yang dikontrol, sedangkan perusahaan pengawas berjuang untuk
membuat penggunaan yang paling efisien dari sumber dayanya.

PENGANTAR ORGANISASI DAN BISNIS 183


UNIVERSITAS PAMULANG S1 TEKNIK INFORMATIKA

C. SOAL LATIHAN/TUGAS

D. DAFTAR PUSTAKA

1. Amirullah. dkk. (2017) Budaya dan Perilaku Organisasi. Empat Dua.


Malang
2. A. Rusdiana. (2014) Manajemen Operasi. Pustaka setia. Bandung
3. Muhamad fuad. Dkk. (2017) Pengantar Bisnis. Indomedia Pustaka.
Yogyakarta
4. Khaerul Umam. (2011) Manajemen Orgaisasi. Pustaka Setia. Bandung
5. Stephen P. Robbins. (2006) Perilaku Organisasi. Indeks. Klaten
6. Widiyono dan Mukhaer Pakkanna. (2013) Pengantar Bisnis Respon
Terhadap Dinamika Global. Mitra Wacana Media. Jakarta
7. Irham Fahmi. (2014) Manajemen Kepemimpinan Teori dan Aplikasi. Alfa
Beta. Bandung

PENGANTAR ORGANISASI DAN BISNIS 184

Anda mungkin juga menyukai