Anda di halaman 1dari 11

6.1.

Bentuk-bentuk Organisasi Bisnis


Perkembangan ekonomi telah mendorong terbentuknya berbagai
organisasi bisnis dalam bentuk yang berbeda-beda. Setiap usaha bisnis yang
berkembang memiliki karakteristik yang berbeda baik dari segi modal, skala
usaha, kepemilikan, maupun operasional kegiatannya. Untuk itu perlu
pengelolaan yang spesifik dan berbeda antara satu usaha dengan yang lain.
Agar dapat berkembang dan mampu bersaing dalam lingkungan bisnis,
dalam memilih bentuk usaha perlu disesuaikan dengan kebutuhan dan
kemampuan yang dimiliki.
Kusdi (2011:42) mengatakan bahwa “Organisasi bisnis adalah
organisasi yang ditujukan untuk menyediakan barang dan jasa kepada
konsumen, yang dibedakan dari kemampuannya membayar (ability to pay)
barang dan jasa tersebut sesuai dengan hukum pasar”.

Ada beberapa jenis bentuk organisasi bisnis, yaitu :

6.1.1 Perusahaan Perseorangan


Perusahaan perseorangan merupakan bentuk badan hukum yang
hanya dimiliki oleh satu orang dan menanggung seluruh risiko secara
pribadi. Manajemen perusahaan dikelola pemilik yang berfungsi
sebagai direktur atau manajer atau bahkan sekaligus pelaksana harian
di perusahaan tersebut. Perusahaan perseorangan memiliki struktur
yang sederhana dengan kepemilikan tunggal serta memiliki tanggung
jawab tidak terbatas terhadap seluruh utang perusahaan yang dimiliki
perusahaan.
Memilih jenis perusahaan perseorangan akan mendapat beberapa
keuntungan maupun kerugian yang harus ditanggung. Adapun
keuntungan yang dapat diperoleh jika memilih perusahaan
perseorangan adalah sebagai berikut:
a. Pendirian perusahaan sangat mudah dan tidak berbelit-belit.
b. Perusahaan perseorangan cocok untuk usaha yang relatif kecil,
artinya bagi mereka yang memiliki modal dan bidang usaha yang
terbatas.
c. Tidak terlalu memerlukan akta formal (akta notaris) seperti hal
bentuk badan usaha lainnya, sehingga pemilik tidak perlu
mengeluarkan biaya yang berlebihan serta memenuhi syarat-syarat
lainnya.
d. Memiliki keleluasaan dalam hal mengambil keputusan baik
menentukan arah perusahaan atau hal-hal yang berkaitan dengan
keuangan perusahaan.
e. Dalam hal peraturan, tidak terlalu banyak peraturan pemerintah
yang mengatur perusahaan jenis ini, sehingga pemilik bebas untuk
melakukan aktivitasnya.
f. Dalam hal pajak pemilik tidak perlu membayar pajak perseroan,
walaupun semua pendapatan harus bayar pajak perorangan.
g. Semua keuntungan menjadi dan dimiliki oleh pemilik dan dapat
digunakan secara bebas oleh pemilik.

Sementara itu keterbatasan atau kerugian perusahaan


perseorangan antara lain dalam hal:

a. Permodalan
Relatif lebih sulit memperoleh modal, artinya jika perusahaan
memerlukan modal tambahan untuk melakukan kegiatan
operasional perusahaan atau investasi, maka memperoleh modal
pinjaman dari pihak terutama perbankan relatif sulit, terutama
untuk jumlah yang besar.
b. Ikut tender
Perusahaan perseorangan relatif sulit untuk mengikuti tender
yang diberikan oleh berbagai perusahaan. Kesulitan ini biasanya
terletak pada pemenuhan persyaratan kelengkapan dokumen yang
dibutuhkan dan jumlah dana yang tersedia.
c. Tanggung jawab
Pemilik perusahaan perseorangan bertanggung jawab terhadap
utang perusahaan secara penuh sampai harta pribadi jika harta
perusahaan tidak mencukupi untuk membayar utangnya.
d. Kelangsungan hidup
Mayoritas kelangsungan hidup atau umur perusahaan relatif
lebih singkat walaupun ada yang sampai beberapa turunan. Hal ini
disebabkan kepemimpinan pemilik sulit ditularkan kepada
keluarga, sehingga terjadi kevakuman yang menyebabkan
kelangsungan hidup perusahaan berakhir. Hal ini disebabkan juga
akibat pemiliknya meninggal dunia sehingga sulit untuk mencari
penggantinya.
e. Sulit berkembang
Artinya, jika perusahaan ingin memperbesar usahanya akan sulit
jika masih menggunakan badan hukum perseorangan. Hal ini
disebabkan kesulitan dalam hal mengelola usaha yang hanya
berada dalam satu tangan, sehingga jika ingin memperbesar usaha
harus mengubah lebih dahulu badan hukumnya.
f. Administrasi yang tidak terkelola secara baik
Dalam menjalankan aktivitasnya biasanya perusahaan
perseorangan tidak mengelola administrasinya secara baik,
sehingga terkadang dokumentasi dari setiap transaksi sulit untuk
dicari. Bahkan terkadang setiap transaksi tidak didukung dengan
dokumen yang seharusnya dibutuhkan. Hal ini tentunya akan
menyulitkan, bila terjadi klaim dari berbagai pihak.

6.1.2 Perusahaan Persekutuan (Firma dan CV)


Firma adalah perusahaan yang didirikan oleh dua orang atau lebih
dan menjalankan perusahaan atas nama perusahaan. Untuk mendirikan
firma terdiri dari dua cara. Pertama melalui akta resmi dan yang kedua
akta di bawah tangan. Jika melalui akta resmi, maka proses
selanjutnya harus sampai di berita negara. Namun jika memilih akta di
bawah tangan proses tersebut tidak perlu, cukup melalui kesepakatan
pihak-pihak terlibat.
Kepemimpinan firma berada sepenuhnya di tangan pemilik
sekaligus bertanggung jawab terhadap segala risiko yang mungkin
timbul, seperti masalah utang piutang. Modal firma diperoleh dari
mereka yang terlibat dalam firma dan besarnya tergantung
kesepakatan dari para pihak yang terlibat.
Mendirikan perusahaan dalam bentuk firma banyak memberikan
keuntungan jika dibandingkan dengan pendirian perusahaan
perseorangan. Adapun keuntungan dengan pendirian perusahaan
dalam bentuk firma antara lain:
a. Untuk mendirikan firma relatif mudah, tidak terlalu memerlukan
syarat yang berat, namun jika dibandingkan dengan perusahaan
perseorangan lebih sedikit berat karena dalam firma perlu
kesepakatan para pihak yang akan mendirikan firma.
b. Dalam pendirian firma tidak terlalu memerlukan akta formal,
karena dapat menggunakan akta di bawah tangan (tidak formal),
hanya saja perbedaan kedua ini juga berbeda dalam hal jika terjadi
masalah hukum.
c. Lebih mudah dalam memperoleh modal, karena pihak perbankan
lebih memercayainya, apalagi jika firma tersebut didirikan dengan
akta resmi dan juga tidak terlalu banyak peraturan pemerintah yang
mengatur.
d. Lebih mudah berkembang karena manajemen dipegang lebih dari
satu orang sehingga lebih terbuka terhadap berbagai pendapat atau
kritikan untuk kemajuan usaha.

Adapun kerugian jika memilih perusahaan dalam bentuk badan


hukum firma adalah:
a. Dalam hal tanggung jawab pemilik firma memiliki tanggung jawab
yang tidak terbatas atas utang yang dimilikinya.
b. Apabila salah satu pemilik meninggal dunia atau mengundurkan
diri, maka akan mengancam kelangsungan hidup perusahaan.
c. Kesulitan dalam peralihan kepemimpinan karena berbagai
kepentingan para pihak yang terlibat dan juga sering terjadi konflik
kepentingan sehingga dapat mengancam kemajuan usahanya.
d. Kesulitan dalam menghimpun dana dalam jumlah besar, serta
mengikuti tender dalam jumlah tertentu.
Selanjutnya Perseroan Komanditer atau Commanditaire
Vennootschap (CV) merupakan perusahaan yang didirikan atas dasar
kepercayaan. CV merupakan salah satu bentuk usaha yang dapat
dipilih oleh para pengusaha yang ingin melakukan kegiatan usaha
dengan modal yang terbatas. CV merupakan badan usaha yang tidak
berbadan hukum dan kekayaan para pendirinya tidak terpisahkan dari
kekayaan CV.
Sekutu yang terdapat dalam CV ada dua, yaitu sekutu komanditer
(sekutu pasif) dan sekutu komplementer (sekutu aktif). Perusahaan
CV dijalankan oleh seorang sekutu aktif dan bertanggung jawab atas
semua risiko atau kewajiban kepada pihak ketiga. Tanggung jawab ini
juga sampai kepada penggunaan harta pribadi, jika harta perusahaan
tidak cukup untuk menutupi kewajibannya. Adapun sekutu pasif
hanya menyetorkan sejumlah dana, namun tidak terlibat dalam
pengelolaan perusahaan.

Dalam memilih bentuk badan usaha CV memiliki keuntungan dan


kerugian tersendiri jika dibandingkan dengan badan usaha
perseorangan atau perseroan terbatas. Berikut ini keuntungan
mendirikan Perseroan Komanditer adalah:

a. Untuk mendirikan CV saat ini relatif lebih sulit, karena


memerlukan syarat yang cukup banyak dibandingkan dengan firma.
Pendirian CV harus melalui akta notaris dan daftarkan di
Departemen Kehakiman.
b. Bentuk CV sudah dikenal masyarakat, terutama masyarakat bisnis
kecil dan menengah, sehingga memudahkan perusahaan ikut dalam
berbagai kegiatan, misalnya ikut dalam tender pekerjaan tertentu.
c. CV lebih mudah dalam memperoleh modal, karena pihak
perbankan lebih memercayainya, jika dibandingkan dengan
perusahaan perseorangan.
d. Lebih mudah berkembang karena manajemen dipegang oleh orang
yang ahli dan dipercaya oleh sekutu lainnya, kemudian kemudahan
untuk memperoleh tender dari pemerintah.
e. CV lebih fleksibel, karena tanggung jawab terbatas hanya sekutu
komanditer sedangkan yang mengurus perusahaan dan mempunyai
tanggung jawab tidak terbatas hanya sekutu komplementer.
f. Pengenaan pajak hanya satu kali, yaitu pada badan usaha saja.
Pembagian keuntungan atau laba yang diberikan kepada sekutu
komanditer tidak lagi dikenakan pajak penghasilan.

Adapun kerugian jika memilih perusahaan dalam bentuk CV


antara lain:

a. Maka tanggung jawabnya akan menjadi tanggung jawab pribadi


apabila sekutu komanditer menjadi sekutu aktif.
b. Status hukum badan usaha CV jarang dipilih oleh pemilik modal
atau beberapa proyek besar.

Sementara itu untuk mendirikan CV tidak diperlukan syarat yang


berat. Adapun persyaratan pendirian CV adalah sebagai berikut:

a. Pendirian CV disyaratkan oleh dua orang, dengan menggunakan


akta Notaris dan menggunakan bahasa Indonesia. (Namun dalam
Kitab Undang-undang Hukum Dagang dinyatakan bahwa
pendirian CV tidak mutlak harus dengan akta notaris).
b. Pada waktu pendirian CV, yang harus dipersiapkan sebelum
datang ke notaris adalah adanya persiapan mengenai: nama CV
yang akan digunakan, tempat kedudukan CV, siapa saja yang
akan bertindak selaku Persero aktif, dan Persero diam, maksud
dan tujuan pendirian CV serta dokumen persyaratan lainnya.
c. CV tersebut didaftarkan pada pengadilan negeri setempat dengan
membawa kelengkapan berupa: SKDP (Surat Keterangan
Domisili Perusahaan) dan NPWP atas nama CV yang
bersangkutan, guna memperkuat kedudukan CV.

6.1.3 Perseroan Terbatas (PT)


Perseroan Terbatas (PT) adalah badan hukum perusahaan yang
paling banyak digunakan dan diminati oleh para pengusaha.
Penyebabnya adalah karena badan hukum jenis ini memiliki banyak
kelebihan jika dibandingkan dengan badan hukum lainnya.

Perseroan Terbatas memiliki berbagai macam jenis dan masing-


masing jenis memiliki kelebihan serta syarat tertentu. Berikut ini jenis
perseroan terbatas dilihat dari berbagai sudut pandang, yakni:

1) Dilihat dari segi kepemilikan


Artinya, siapa saja yang menjadi pemilik dari saham
perusahaan tersebut apakah warga negara Indonesia, asing, atau
pemerintah.
a. Perseroan Terbatas Biasa
Merupakan PT di mana para pendiri, pemegang saham, dan
pengurusnya adalah warga negara Indonesia dan badan hukum
Indonesia (dalam pengertian tidak ada modal asing).
b. Perseroan Terbatas Terbuka
Merupakan PT yang didirikan dalam rangka penanaman
modal dan dimungkinkan warga negara asing atau badan hukum
asing menjadi pendiri, pemegang saham, atau pengurusnya dari
PT tersebut.

c. Perseroan Terbatas PERSERO


Merupakan PT yang dimiliki oleh pemerintah melalui Badan
Usaha Milik Negara (BUMN). Perseroan terbatas jenis ini
sebagian besar pengaturannya tunduk pada ketentuan tentang
BUMN. Biasanya perusahaan jenis ini kata Persero ditulis di
belakang nama perseroan terbatas tersebut.
2) Dilihat dari segi status perseroan terbatas dibagi dalam:
a. Perseroan Tertutup
Perseroan Tertutup merupakan Perseroan Terbatas yang
modal dan jumlah pemegang sahamnya memenuhi kriteria
tertentu atau perseroan dan tidak melakukan penawaran umum.
b. Perseroan Terbuka
Perseroan terbuka maksudnya adalah perseroan yang modal
dan jumlah pemegang sahamnya memenuhi kriteria tertentu atau
jumlah perseroan yang melakukan penawaran umum, sesuai
dengan peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal.
Pemberian nama PT jenis ini biasanya disertai dengan singkatan
“Tbk.” di belakang nama PT tersebut.

Dalam pendirian perseroan terbatas diperlukan sejumlah modal


tertentu yang disyaratkan. Artinya, besarnya modal sesuai dengan
peraturan yang berlaku. Dalam praktiknya modal perseroan terbatas
terdiri dari:

a. Modal dasar (authorized capital)


Modal dasar perseroan terdiri atas seluruh nilai nominal saham
dan merupakan modal yang pertama kali dan tertera dalam akta
notaris pada saat perseroan terbatas tersebut didirikan. Besarnya
modal dasar perseroan paling sedikit Rp 50.000.000,00 (lima puluh
juta rupiah).

b. Modal ditempatkan atau dikeluarkan (issued capital)


Merupakan modal yang telah ditempatkan atau dikeluarkan
para pemegang saham. Besarnya modal ditempatkan minimal 25%
dari modal dasar.
c. Modal setor (paid-up capital)
Merupakan modal yang harus sudah disetor oleh pemegang
saham yang jumlahnya paling sedikit 25% dari modal dasar harus
ditempatkan dan disetor penuh. Modal ditempatkan dan disetor
penuh dengan bukti penyetoran yang sah.

6.1.4 Yayasan
Yayasan adalah badan hukum yang terdiri atas kekayaan yang
dipisahkan dan diperuntukkan untuk mencapai tujuan tertentu di
bidang sosial, keagamaan, dan kemanusiaan, yang tidak mempunyai
anggota.
Dalam menjalankan kegiatannya sehari-hari yayasan mempunyai
organ yang terdiri atas:
1) Pembina
2) Pengurus
3) Pengawas

Kekayaan yayasan baik berupa uang, barang, maupun kekayaan


lain yang diperoleh yayasan. Berdasarkan undang-undang ini, dilarang
dialihkan atau dibagikan secara langsung atau tidak langsung kepada
pembina, pengurus, pengawas, karyawan, atau pihak lain yang
mempunyai kepentingan terhadap yayasan.
Ketentuan, syarat, dan pendirian yayasan antara lain:

a. Yayasan didirikan oleh satu orang atau lebih dengan memisahkan


harta kekayaan pendirinya sebagai kekayaan awal.
b. Pendirian yayasan dilakukan dengan akta notaris dan dibuat dalam
bahasa Indonesia.
c. Yayasan dapat didirikan berdasarkan surat wasiat.
d. Yayasan memperoleh status badan hukum setelah akta pendirian
yayasan memperoleh pengesahan dari menteri.
e. Kewenangan menteri dalam memberikan pengesahan akta
pendirian yayasan sebagai badan hukum dilaksanakan oleh Kepada
Kantor Wilayah Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia
atas nama menteri, yang wilayah kerjanya meliputi tempat
kedudukan yayasan.
f. Dalam memberikan pengesahan, Kepala Kantor Wilayah
Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia dapat meminta
pertimbangan dari instansi terkait.

6.1.5 Koperasi
Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang
atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya
berdasarkan prinsip koperasi, sekaligus sebagai gerakan ekonomi
rakyat berdasarkan asas kekeluargaan. Tujuan mendirikan koperasi
adalah untuk memajukan kesejahteraan para anggota pada khususnya
dan masyarakat pada umunya.
Jenis koperasi didasarkan pada kesamaan kegiatan dan
kepentingan ekonomi anggotanya. Secara umum jenis koperasi dibagi
menjadi dua, yaitu:
a. Koperasi Primer adalah koperasi yang didirikan oleh dan
beranggotakan orang-orang.
b. Koperasi Sekunder adalah koperasi yang didirikan dan
beranggotakan koperasi.
Kemudian dalam menjalankan aktivitasnya koperasi memiliki
perangkat tersendiri dari anggota koperasi. Perangkat organisasi
koperasi umumnya terdiri dari:

a. Rapat anggota
b. Pengurus
c. Pengawas

Modal koperasi terdiri dari modal sendiri dan modal pinjaman.


Modal sendiri berasal dari simpanan pokok, simpanan wajib, dana
cadangan, atau hibah. Modal pinjaman berasal dari anggota koperasi
lainnya dan anggotanya, bank dan lembaga keuangan lainnya, atau
melalui penerbitan obligasi serta surat utang lainnya.

7.1 Aktivitas Manajemen Keuangan


Manajemen keuangan berhubungan dengan 3 aktivitas, yaitu:
1. Aktivitas penggunaan dana, yaitu aktivitas untuk menginvestasikan dana
pada berbagai aktiva.
2. Aktivitas perolehan dana, yaitu aktivitas untuk mendapatkan sumber
dana, baik dari sumber dana internal maupun sumber dana eksternal
perusahaan.
3. Aktivitas pengelolaan aktiva, yaitu setelah dana diperoleh dan
dialokasikan dalam bentuk aktiva, dana harus dikelola seefisien mungkin.

Anda mungkin juga menyukai