Anda di halaman 1dari 14

RESUME MATERI KULIAH

MEMILIH BENTUK KEPEMILIKAN BISNIS

DISUSUN OLEH:
NAMA: ANDI ALISA DYAH SEPTARIANA
NIM: A021201101
KELAS: PENGANTAR BISNIS O

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HASANUDDIN
TAHUN 2021
1. Kepemilikan Tunggal (Perseorangan)
Jenis kepemilikan bisnis dimana pemiliknya hanya satu orang
disebut sebagai bisnis kepemilikan perseorangan. Pemilik dari
perseorangan disebut sebagai pemilik tunggal/Sole Proprietor.
Seorang pemilik tunggal dapat memeroleh pinjaman dari kreditor
untuk membantu proses pendanaan perusahaannya. Pemilik
tunggal berkewajiban untuk menutupi setiap biaya yang dihasilkan
dari pinjaman tersebut tetapi tidak berbagi keuntungan bisnis
dengan kreditor. Contoh dari bisnis kepemilikan perseorangan
adalah restoran lokal, perusahaan konstruksi lokal, salon,
barbershop, dan jasa laundry. Biasanya, perusahaan-perusahaan
dengan sistem kepemilikan seperti ini masih relatif kecil, sehingga
pendapatannya juga masih sedikit. Pendapatan yang dihasilkan
dari bisnis tersebut dianggap sebagai pendapatan pribadi milik
pemilik perusahaan yang juga dikenai pajak.
- Karakteristik Pemilik Tunggal yang Berhasil
Pemilik bisnis perseorangan harus bersedia menerima tanggung
jawab penuh atas kinerja perusahaan. Oleh karena itu, tekanan
yang diterima juga akan makin besar. Jam kerjanya juga cenderung
fleksibel sesuai dengan kondisi yang dihadapi perusahaan.
Tanggung jawab para pemilik tunggal demi kesuksesan bisnis
perseorangannya mendorong mereka untuk terus memantau
operasi bisnis. Mereka harus punya keterampilan kepemimpinan
yang kuat, terorganisir, dan membangun komunikasi yang baik
dengan karyawannya. Hal yang tak kalah penting juga adalah
pengalaman. Biasanya, para pemilik bisnis pernah bekerja sebagai
karyawan perusahaan lain di bidang yang sama, orang-orang
seperti ini memiliki keuntungan atas pemahaman mereka tentang
perilaku konsumen.
- Keunggulan Bisnis Perseorangan
a. Semua pendapatan yang dihasilkan menjadi hak milik pemilik
tunggal dan tidak harus berbagi kepada pemilik lain di
perusahaan yang sama.
b. Mudah dibentuk dan diorganisir karena tidak membutuhkan
terlalu banyak izin dan tidak terlalu banyaksyarat yang harus
dipenuhi secara hukum.
c. Pemilik tunggal memiliki kendali penuh terhadap perusahaan
sehingga tidak akan ada konflik pada saat proses menentukan
pilihan bisnis. Pemilik tunggal bebas menentukan segala hal
yang bersangkutan dengan bisnisnya.
d. Karena pendapatan yang dihasilkan dari bisnis perseorangan
dianggap sebagai pendapatan pribadi, pajak yang dikenakan
akan lebih rendah daripada perusahaan dengan bentuk
ownership lainnya.
- Kelemahan Bisnis Perseorangan
a. Pemilik tunggal harus menanggung semua kerugian. Bila
ternyata pendapatan yang dihasilkan hampir tidak cukup untuk
menutupi biaya produksi yang ada, maka kerugian ditanggung
sendirian karena tidak ada pemilik lain yang bisa membantu
menutupi hutang-hutang yang ada beserta kerugian yang
didapatkan.
b. Pemilik tunggal sebagai pemegang tanggung jawab utama
adalah orang pertama yang disalahkan bila ad masalah yang
menyangkut perusahaan secara keseluruhan. Apabila
perusahaan perseorangan digugat, pemilik perusahaan
bertanggung jawab terhadap segala gugatan.
c. Pemilik tunggal mungkin memiliki dana terbatas yang tersedia
untuk diinvestasikan pada perusahaan. Dengan demikian,
pemilik tunggal mengalami kesulitan terlibat dalam bisnis-bisnis
yang membutuhkan dana besar. Pemilik tunggal juga
memilikidana terbatas untuk mendukung ekspansi perusahaan
serta apabila terjadi kerugiaan, tidak akan ada dana yang cukup
untuk menutupi kerugiaan tersebut sampai perusahaan
mendapatkan pendapatan kembali.
d. Para pemilik tunggal biasanya tidak memiliki cukup skill untuk
mengendalikan keseluruhan komponen perusahaan. Dalam
bidang tertentu bisa saja dibutuhkan keahlian khusus.
2. Kemitraan
Bisnis yang dimiliki oleh dua orang atau lebih adalah definisi dari
bisnis berbentuk partnership atau kemitraan. Ada dua jenis
kemitraan, yaitu kemitraan umum dan kemitraan terbatas. Pada
bisnis berbentuk kemitraan umum, semua pemilik perusahaan
bertanggung jawab atas segala kewajiban perusahaan. Sebaliknya,
dalam kemitraan terbatas, tidak semua pemilik memegang
tanggung jawab terhadap segala komponenen perusahaan secara
keseluruhaan. Dalam kemitraan terbatas, ada satu owner atau lebih
yang tanggung jawabnya hanya sebatas pada uang atau properti
yang disalurkannya ke dalam perusahaan dan tidak berpartisipasi
dalam pengelolaan. Namun, tetap bertanggung jawab atas
kerugian dan berhak atas keuntungan yang didapatkan oleh
perusahaan.
- Keuntungan Kemitraan
a. Perusahaan dengan ownership berbentuk kemitraan memiliki
banyak owner. Oleh karena itu, lebih banyak dana yang
mungkin tersedia untuk membiayai kinerja bisnis. Beberapa
perusahaan kemitraan bahkan memiliki ribuan mitra yang
semuanya diharuskan menginvestasikan dana untuk
kepentingan perusahaan. Jenis kemitraan ini memiliki banyak
potensi untuk berkembang karena ketersediaan dananya yang
besar.
b. Kerugian bisnis apa pun yang didapatkan oleh perusahaan
adalah hal yang harus dipertanggungjawabkan oleh semua
owner. Semakin banyak owner, maka akan semakin sedikit
tanggungan yang harus dipikul perorangan terhadap setiap
kerugiaan yang ditimbulkan oleh perusahaan.
c. Sebagai kemitraan, para owner dapat fokus pada spesialisasi
masing-masing sehingga kinerja bisnis akan lebih optimal.
Semakin banyak owner, artinya semakin banyak skill yang
memadai untuk menangani segala bidang-bidang yang
berbeda-beda di satu perusahaan. Misalnya, kantor akuntan
mungkin memiliki satu akuntan yang berspesialisasidalam pajak
pribadi untuk individu dan lainnya bisa mengkhususkan diri
dalam pajak bisnis untuk perusahaan.
- Kelemahan Kemitraan
a. Pengambilan keputusan dalam kemitraan harus dijalankan
bersama-sama, apabila terjadi perbedaan pendapat yang
berkepanjangan dan berujung konflik, hal itu akan berdampak
buruk pada keberlangsungan perusahaan. Sementara, di dalam
sebuah perusahaan kemitraan yang memiliki banyak owner,
mungkin saja tidak semua dari mereka memiliki keterampilan
untuk mengelola bisnis, tetapi tetap mengajukan keputusan
karena hal itu merupakan bagian dari haknya sebagai pemilik
perusahaan.
b. Pada perusahaan kemitraan, tetap ada general owner
(walaupun mungkin lebih dari satu orang) yang memegang
tanggung jawab penuh atas bisnis tidak hanya sebatas pada
keuangan dan properti yang disalurkannya.
c. Pada perusahaan kemitraan, keuntungan harus dibagi. Semakin
banyak owner, semakin sedikit jumlah keuntangan yang
didistribusikan secara individu.
- S-Corporation
Perusahaan yang memiliki seratus atau lebih sedikit owner dapat
memilih membentuk perusahaan menjadi korporasi-S. Pemilik
korporasi-S memiliki kewajiban terbatas (seperti pemilik
perusahaan), tetapi mereka dikenai pajak seolah-olah perusahaan
tersebut adalah kemitraan. Pendapatan didistribusikan kepada
pemilik dan dikenakan pajak sesuai tarif pajak penghasilan pribadi
masing-masing pemilik.
- Perseroan Terbatas (LLC)
Perseroan Terbatas (PT) memiliki semua fitur yang disukai dari
perusahaan berbentuk kemitraan yang khas tetapi juga
menawarkan tanggung jawab terbatas untuk para mitra.
Perusahaan dengan bentuk ownership seperti ini melindungi aset
pribadi owner dari kelalaian owner lain di perusahaan. Jenis
perlindungan seperti ini sangat diminati, mengingat tingginya
frekuensi tuntutan hukum. Aset dari perusahaan (seperti properti
atau mesin yang dimiliki oleh perusahaan) tidak terlindungi.
Meskipun S-corporation juga dapat memberikan perlindungan akan
kewajiban owner, berbagai aturan dapat membatasi kewajiban
terbatas dari beberapa pemilik S-Corporation. Sedangkan PT tidak
tunduk pada aturan ketat seperti itu. Namun, PT tetap harus dibuat
sesuai dengan hukum negara tempat bisnis berada. Banyak
perusahaan kemitraan yang telah beralih ke bentuk PT untuk
memanfaatkan keuntungan kemitraan,sambil membatasi tanggung
jawab bagi pemiliknya.
3. Korporasi
Korporasi merupakan entitas negara yang membayar pajak yang
secara hukum di luar hak para pemilik perusahaan tersebut. Untuk
membentuk corporation, individu atau kelompok harus memiliki izin
yang legal (biasanya berupa piagam atau dokumen) dari negara
dan mengarsipkannya di pemerintahan. Izin legal itu harus memuat
aspek-aspek penting dari perusahaan, seperti nama perusahaan,
saham yang diterbitkan, dan lain sebagainya. Para pengelola
corporation juga harus membuat anggaran rumah tangga yang
merupakan pedoman umum untuk mengelola perusahaan. Karena
owner dari corporation atau dalam artian pemegang saham secara
hukum dipisahkan dari kesatuan perusahaan, para pemegang
saham ini memiliki kewajiban yang terbatas, berarti mereka tidak
bertanggung jawab secara pribadi atas tindakan perusahaan.
Kerugian maksimal yang ditanggung pemegang saham corporation
hanya sebatas pada jumlah uang yang mereka investasikan. Para
pemegang saham dapat memilih anggota dewan direksi, yang
nantinya akan bertanggung jawab untuk menetapkan kebijakan
umum perusahaandan memilih presiden perusahaan serta pejabat
kunci (seperti wakil presiden), yang kemudian diberi tanggung
jawab menjalankan bisnis sehari-hari. Jika anggota dewan direksi
tidak senang dengan kinerja orang-orang yang dipilih,maereka
memiliki kekuasaan untuk menggantikan mereka. Begitu pula
jikapemegang saham menjadi tidak senang dengan kinerja anggota
dewan direksi, pemegang saham dapat mengganti direksi pada
jadwal pemilihan berikutnya.
- Bagaimana Pemegang Saham Mendapatkan Keuntungan
Pemegang saham dapat memperoleh keuntungan atas investasi
mereka di sebuah perusahaan dengan dua cara berbeda. Pertama,
mereka mungkin menerima dividen dari perusahaan, yang
merupakan bagian dari pendapatan perusahaan selama tiga bulan
terakhir yangdidistribusikan ke pemegang saham. Kedua, saham
yang mereka pegang mungkin mengalami peningkatan nilai. Ketika
perusahaan mendapatkan untung yang banyak, nilai sahamnya
cenderung meningkat. Jadi, para pemegang saham bisa
mendapatkan keuntungan dengan menjual saham itu di harga yang
jauh lebih tinggi daripada harga beli mereka sebelumnya. Namun,
harga saham juga bisa turun sehingga para pemegang saham juga
memiliki risiko mengalami kerugian.
- Perbedaan Private Corporation dan Public Corporation
Pada private corporation, perusahaan dimiliki secara pribadi, yang
berarti bahwa kepemilikan dibatasi hanya bagi sekelompok kecil
investor, sedangkan pada public corporation, para pemegang
saham bebas membeli lebih banyak saham, dan membebaskan
orang lain membeli saham perusahaan. Oleh karena itu, akan
semakin banyak ketersediaan dana yang dibutuhkan untuk
mendukung ekspansi bisnis.
- Keuntungan Korporasi
a. Karena owner hanya bertanggung jawab sebatas pada uang
yang ia investasikan, maka kewajibannya bersifat terbatas.
b. Memiliki fleksibiltas dan akses yang terbuka pada ketersediaan
dana. Saham yang dengan mudah diperjualbelikan dapat
menjadi batu lonjakan bagi perusahaan untuk melakukan
ekspansi karena ketersediaan dananya tidak dibebankan pada
satu orang owner (soleproprietorship) atau beberapa orang
owner yang bekerja sama (partnership).
c. Mudahnya transisi kepemilikan. Dengan kebebasan jual-beli
saham, maka struktur ownership juga bisa berganti dengan
cepat. Pemegang saham bisa menjual sahamnya secara online
atau menjualnya pada pemegang saham lain.
- Kelemahan Korporasi
a. Biaya pengelolaan yang cenderung lebih besar.
b. Data finansial terlalu terekspos karena saham perusahaan
diperdagangakan secara publik, banyak orang yang akan
memeriksa data keungan perusahaan. Akibatnya, perusahaan
mungkin harus lebih banyak mengungkapkan informasi
perusahaan melewati batas yang mereka inginkan.
c. Karena dijalankan oleh manajer yang bertanggung jawab untuk
membuat keputusan untuk bisnis, manajer mungkin tidak selalu
bertindak sesuai dengan kepentingan terbaik pemegang saham.
Apabila keputusan yang diambil manajer kurang tepat dan
menjurus pada keuntungan yang lebih kecil, pemegang saham
selaku owner juga akan terkena dampaknya ketika nilai saham
menurun.
d. Karena corporation adalah sebuah kesatuan yang terpisah,
yangmana ketentuan tersebut telah diatur oleh hukum, maka
pajak perusahaan akan berbeda dengan pajak owner-nya,
sehingga pajak yang dibayar akan semakin besar seiring
dengan peningkatan pendapatan perusahaan. Jika ada bagian
pendapatan setelah pajak dibayarkan kepada owner sebagai
dividen, makadividen dianggap pendapatan pribadi para
pemegang saham. Dengan demikian, pemegang saham harus
membayar pajak lagi dalam bentuk pajak penghasilan pribadi
atas dividen tersebut.
- Perbandingan Bentuk Kepemilikan Bisnis
Tidak ada satu bentuk ownership yang ideal untuk semua pelaku
bisnis. Bisnis-bisnis kecil yang diinisiasikan oleh satu orang
mungkin akan lebih memilih bentuk ownership seperti
soleproprietorship atau mencari mitra lalu memulai badan usaha
dengan bentuk partnership. Apabila seseorang tidak ingin memiliki
terlalu banyak tanggung jawab, ia mungkin akan mendirikan private
corporation sampai perusahaan tersebut berkembang dan mampu
menerima pemegang saham yang baru dalam jumlah yang besar
(going public).
- Bagaimana Kepemilikan Bisnis Dapat Berubah
Kepemilikan bisnis dapat berubah dari waktu ke waktu. Bahkan
setiap bentuk ownership sebenarnya bisa dilihat sebagai suatu
susunan tahapan, misalnya yang terjadi pada perusahaan jasa
perbaikan PC milik Ed, pada awal pembentukan, dia satu-satunya
pemilik saat itu, maka bisnisnya berbentuk perseorangan. Ketika
bisnisnya mulai berkembang, Ed ingin membuka bengkel baru dan
membutuhkan lebih banyak dana sehingga ia mencari partner,
seorang teman bernama Maria akhirnya setuju untuk menjadi
partner dan menginvestasikan uang untuk membantu
perkembangan bisnis, perusahaan pun beralih bentuk ownership
menjadi kemitraan. Saat bisnisnya semakin berkembang lagi, Ed
dan Maria ingin mendirikan tiga bengkel komputer lagi, jadi mereka
mendapatkan dana dari delapan teman yang menjabat sebagai
mitra terbatas. Bisnis Ed dan Maria kemudian terus meluas hingga
ke kota dan mereka memutuskan untukmenerbitkan saham kepada
publik dengan bantuan lembaga keuangan. Semakin banyak orang
yang bergabung dan membeli saham, maka kepemilikan bisnis
diubah dari kemitraan menjadi corporation. Struktur perusahaan
jadi semakin kompleks. Ed dan Maria masih membuat keputusan
bisnis, tetapi mereka sekarang harus mempertanggungjawabkan
ratusan investor lain yang merupakan pemilik sebagian dari bisnis
tersebut.
4. Bagaimana Kepemilikan Memengaruhi Keuntungan dan Resiko
- Dampak Kepemilikan terhadap Keuntungan Investasi
Pada saat perusahaan mendapatkan pendapatan lalu dipotong
pajak, pendapatan yang telah dipotong pajak tersebutlah yang
diberikan kepada owner sebagai keuntungan investasinya. Namun
hal itu bukanlah hal yang digunakan untuk mengukur kemampuan
bisnis dalam menghasilkan profit, melainkan ROE (Return on
Equity). ROE adalah keuntungan setelah pajak dibagi dengan
jumlah investasi total dari para pemegang saham. Hasil akhirnya
berupa persen. Contohnya apabila lima belas persen, maka
keuntungannya adalah lima belas persen dari keseluruhan
investasi yang diberikan untuk perusahaan.
- Dampak Kepemilikan terhadap Kemungkinan Resiko
Resiko suatu perusahaan mewakili tingkat ketidakpastian akan
pendapatan masa depan perusahaan, yang mencerminkan
keuntungan yang tidak pasti kepada owner.Perusahaan dapat
mengalami kerugian jika pendapatan kurang dari yang diharapkan
atau jika pengeluaran lebih dari yang diharapkan. Beberapa
perusahaan mengalami kerugian besar dan akhirnya gagal. Dalam
kasus ini, pemilik dapat kehilangan sebagian besar atau seluruh
dana yang mereka investasikan di perusahaan. Dalam hal ini,
soleproprietorshipcenderung merupakan usaha kecil dengandana
yang terbatas, mereka umumnya lebih berisiko daripada bisnis
yang lebih besar seperti kemitraandan korporasi. Saat memutuskan
ownership, trade-offtersebut harus diperhatikan. Semakin besar
jumlah pemiliknya, semakin besar pula jumlah ketersediaan dana,
tetapi semakin banyak jumlah orang yang ikut andil dalam kinerja
bisnis, semakin sedikit keuntungan yang didapatkan secara
individual. Dengan demikian, kepemilikan perseorangan dapat
mengurangi risikonya dengan berganti menjadi kemitraan sehingga
dapat mengakses lebih banyak dana. Sebuah kemitraan dapat
mengurangi risikonya dengan mengubah menjadi corporation
sehingga dapat mengakses lebih banyak dana.
5. Memperoleh Kepemilikan Bisnis yang Ada
- Mengasumsikan Kepemilikan Bisnis Keluarga
Banyak orang bekerja dalam bisnis keluarga dan beberapa waktu
kemudian, mendapatkan ownership dari bisnis itu. Hal ini bisa
menjadi cara ideal untuk memiliki bisnis karena owner bisnis
keluarga bisa menjalankan bisnis yang sudah tertata dan
keputusan besar terkait proses produksidan operasi lain dari
perusahaan mungkin telah ditentukan sebelumnya. Jika bisnis
telah dirintis dan berhasil di masa lalu, fungsi utama pemilik baru
ialah memastikan bahwa operasi yang ada terus berjalan dengan
efisien. Alternatifnya, jika bisnis mengalami kinerja yang buruk,
pemilik baru mungkin harus merevisi kebijakan manajemen,
pemasaran, dan pembiayaan.
- Membeli Bisnis yang Sudah Ada
Bisnis dijual karena berbagai alasan, termasuk kesulitan keuangan
atau masalah pada eksistensi owner lamanya.Orang-orang yang
mempertimbangkan untuk membeli bisnis yang ada harus
menentukan apakah mereka memiliki keahlian untuk menjalankan
bisnis atau setidaknya memantau para manajer dengan tepat.
Kemudian mereka harus membandingkan manfaat yang
diharapkan bisnis dengan pengeluaran awal yang diperlukan untuk
membelinya.
- Menjalankan Waralaba
Waralaba adalah sistem pengaturan di mana pemilik bisnis
(franchisor) mengizinkan orang lain (franchisee) untuk
menggunakan merek dagangnya, atau hak cipta, dalam kondisi
tertentu. Setiap waralaba beroperasi sebagai bisnis independen
dan biasanya dimiliki oleh seorang pemilik tunggal. Dengan
demikian, bisnis baru dibuat dengan menggunakan merek dagang
dan nama pemilik waralaba yang ada.
 Jenis-Jenis Waralaba
a. Distributor = Para penerima waralaba diperbolehkan
menjual produk yang langsung diproduksi dari franchisor.
b. Bisnis bergaya rantai = Para penerima waralaba
diperbolehkan menggunakan merek perusahaan yang
menyediakan franchise dengan syarat harus mengikuti
standard perusahaan menyangkut harga dan penjualan
yang telah ditetapkan.
c. Pengaturan Manufaktur = Franchisor mengizinkan para
penerima waralaba untuk memproduksi barangnya
dengan menggunakan formula yang telah diberikan.
 Keunggulan dari Waralaba
a. Manajemen franchise adalah sebuah kesuksesan yang
terbukti. Tujuan utama franchise adalah menduplikasi bisnis
yang sudah terbukti di lokasi tertentu yang belum terjangkau.
Jadi,franchise cenderung tidak terlalu berisiko dibandingkan
jenis bisnis baru.
b. Nama yang digunakan telah familiar di mata konsumen, oleh
karena itu permintaannya akan cenderung tinggi karena
promosi dan pemasaran telah dilakukan sejak lama.
c. Beberapa penerima franchise mendapatkan bantuan dana
dari franchisor-nya.
 Kelemahan dari Waralaba
a. Sebagai imbalan atas layanan yang diberikan oleh
franchisor, penerima franchise harus berbagi keuntungan
dengan franchisor-nya sesuai dengan kesepakatan yang
telah dibuat.
b. Penerima waralaba harus mematuhi ketentuan tentang
produksi, harga, manajemen, pemasaran, dan lain-lain.
Akibatnya, kinerja penerima franchise bergantung pada garis
panduan ini. Mereka tidak diperbolehkan untuk merevisi
ketentuan yang sudah dibuat oleh franchisor. Meskipun
pengambilan keputusannya terbatas, penerima franchise
tetap harus membuat beberapa keputusan penting. Mereka
harus memutuskan apakah franchise tertentu bisa sukses di
lokasi tertentu. Selain itu, meskipun kebijakan produksi dan
pemasaran telah ditentukan sebelumnya, para penerima
franchise tetap bertanggung jawab untuk mengelola
karyawannya. Mereka harus memimpin dan memotivasi
untuk memaksimalkan efisiensi produksi.
 Popularitas Waralaba Business to Business
Franchise yang melayani bisnis lain (disebut waralaba bisnis-ke-
bisnis atau B2B), franchise jenis ini telah berkembang pesat
dalam beberapa tahun terakhir. Biasanya, kebanyakan
franchise berfokus pada penyediaan layanan perekrutan,
layanan konsultasi, dan layanan pelatihan untuk perusahaan.
Jenis franchise ini populer karena biasanya mereka
membutuhkaninvestasi awal yang lebih kecil daripada franchise
lain seperti hotel dan restoran. Banyak waralaba B2B dapat
dioperasikan dari rumah dengan bermodalkan komputer. Oleh
karena itu, jenis franchise ini dapat dimulai dengan investasi
yang lebih kecil. Sebaliknya, waralaba restoran mungkin
memerlukan investasi yang lebih besar karena banyak yang
perlu disediakan. Selain itu, waralaba B2B dapat menggunakan
teknologi komputer daripada karyawan untuk melakukan
beberapa pekerjaan, seperti menyortir resume dan menawarkan
pelatihan dengan file komputer animasi. Selain itu, karena
waralaba B2B berinteraksi dengan bisnis lain, maka jam
kerjanya juga tidak akan terlalu padat.

Anda mungkin juga menyukai