0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
13 tayangan14 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang tiga bentuk kepemilikan bisnis, yaitu kepemilikan perseorangan, kemitraan, dan korporasi. Kepemilikan perseorangan dimiliki oleh satu orang yang memiliki kendali penuh namun harus menanggung risiko keuangan sendirian. Kemitraan dimiliki oleh dua orang atau lebih sehingga risiko terbagi, tetapi pengambilan keputusan perlu musyawarah. Korporasi memisahkan pemil
Dokumen tersebut membahas tentang tiga bentuk kepemilikan bisnis, yaitu kepemilikan perseorangan, kemitraan, dan korporasi. Kepemilikan perseorangan dimiliki oleh satu orang yang memiliki kendali penuh namun harus menanggung risiko keuangan sendirian. Kemitraan dimiliki oleh dua orang atau lebih sehingga risiko terbagi, tetapi pengambilan keputusan perlu musyawarah. Korporasi memisahkan pemil
Dokumen tersebut membahas tentang tiga bentuk kepemilikan bisnis, yaitu kepemilikan perseorangan, kemitraan, dan korporasi. Kepemilikan perseorangan dimiliki oleh satu orang yang memiliki kendali penuh namun harus menanggung risiko keuangan sendirian. Kemitraan dimiliki oleh dua orang atau lebih sehingga risiko terbagi, tetapi pengambilan keputusan perlu musyawarah. Korporasi memisahkan pemil
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS HASANUDDIN TAHUN 2021 1. Kepemilikan Tunggal (Perseorangan) Jenis kepemilikan bisnis dimana pemiliknya hanya satu orang disebut sebagai bisnis kepemilikan perseorangan. Pemilik dari perseorangan disebut sebagai pemilik tunggal/Sole Proprietor. Seorang pemilik tunggal dapat memeroleh pinjaman dari kreditor untuk membantu proses pendanaan perusahaannya. Pemilik tunggal berkewajiban untuk menutupi setiap biaya yang dihasilkan dari pinjaman tersebut tetapi tidak berbagi keuntungan bisnis dengan kreditor. Contoh dari bisnis kepemilikan perseorangan adalah restoran lokal, perusahaan konstruksi lokal, salon, barbershop, dan jasa laundry. Biasanya, perusahaan-perusahaan dengan sistem kepemilikan seperti ini masih relatif kecil, sehingga pendapatannya juga masih sedikit. Pendapatan yang dihasilkan dari bisnis tersebut dianggap sebagai pendapatan pribadi milik pemilik perusahaan yang juga dikenai pajak. - Karakteristik Pemilik Tunggal yang Berhasil Pemilik bisnis perseorangan harus bersedia menerima tanggung jawab penuh atas kinerja perusahaan. Oleh karena itu, tekanan yang diterima juga akan makin besar. Jam kerjanya juga cenderung fleksibel sesuai dengan kondisi yang dihadapi perusahaan. Tanggung jawab para pemilik tunggal demi kesuksesan bisnis perseorangannya mendorong mereka untuk terus memantau operasi bisnis. Mereka harus punya keterampilan kepemimpinan yang kuat, terorganisir, dan membangun komunikasi yang baik dengan karyawannya. Hal yang tak kalah penting juga adalah pengalaman. Biasanya, para pemilik bisnis pernah bekerja sebagai karyawan perusahaan lain di bidang yang sama, orang-orang seperti ini memiliki keuntungan atas pemahaman mereka tentang perilaku konsumen. - Keunggulan Bisnis Perseorangan a. Semua pendapatan yang dihasilkan menjadi hak milik pemilik tunggal dan tidak harus berbagi kepada pemilik lain di perusahaan yang sama. b. Mudah dibentuk dan diorganisir karena tidak membutuhkan terlalu banyak izin dan tidak terlalu banyaksyarat yang harus dipenuhi secara hukum. c. Pemilik tunggal memiliki kendali penuh terhadap perusahaan sehingga tidak akan ada konflik pada saat proses menentukan pilihan bisnis. Pemilik tunggal bebas menentukan segala hal yang bersangkutan dengan bisnisnya. d. Karena pendapatan yang dihasilkan dari bisnis perseorangan dianggap sebagai pendapatan pribadi, pajak yang dikenakan akan lebih rendah daripada perusahaan dengan bentuk ownership lainnya. - Kelemahan Bisnis Perseorangan a. Pemilik tunggal harus menanggung semua kerugian. Bila ternyata pendapatan yang dihasilkan hampir tidak cukup untuk menutupi biaya produksi yang ada, maka kerugian ditanggung sendirian karena tidak ada pemilik lain yang bisa membantu menutupi hutang-hutang yang ada beserta kerugian yang didapatkan. b. Pemilik tunggal sebagai pemegang tanggung jawab utama adalah orang pertama yang disalahkan bila ad masalah yang menyangkut perusahaan secara keseluruhan. Apabila perusahaan perseorangan digugat, pemilik perusahaan bertanggung jawab terhadap segala gugatan. c. Pemilik tunggal mungkin memiliki dana terbatas yang tersedia untuk diinvestasikan pada perusahaan. Dengan demikian, pemilik tunggal mengalami kesulitan terlibat dalam bisnis-bisnis yang membutuhkan dana besar. Pemilik tunggal juga memilikidana terbatas untuk mendukung ekspansi perusahaan serta apabila terjadi kerugiaan, tidak akan ada dana yang cukup untuk menutupi kerugiaan tersebut sampai perusahaan mendapatkan pendapatan kembali. d. Para pemilik tunggal biasanya tidak memiliki cukup skill untuk mengendalikan keseluruhan komponen perusahaan. Dalam bidang tertentu bisa saja dibutuhkan keahlian khusus. 2. Kemitraan Bisnis yang dimiliki oleh dua orang atau lebih adalah definisi dari bisnis berbentuk partnership atau kemitraan. Ada dua jenis kemitraan, yaitu kemitraan umum dan kemitraan terbatas. Pada bisnis berbentuk kemitraan umum, semua pemilik perusahaan bertanggung jawab atas segala kewajiban perusahaan. Sebaliknya, dalam kemitraan terbatas, tidak semua pemilik memegang tanggung jawab terhadap segala komponenen perusahaan secara keseluruhaan. Dalam kemitraan terbatas, ada satu owner atau lebih yang tanggung jawabnya hanya sebatas pada uang atau properti yang disalurkannya ke dalam perusahaan dan tidak berpartisipasi dalam pengelolaan. Namun, tetap bertanggung jawab atas kerugian dan berhak atas keuntungan yang didapatkan oleh perusahaan. - Keuntungan Kemitraan a. Perusahaan dengan ownership berbentuk kemitraan memiliki banyak owner. Oleh karena itu, lebih banyak dana yang mungkin tersedia untuk membiayai kinerja bisnis. Beberapa perusahaan kemitraan bahkan memiliki ribuan mitra yang semuanya diharuskan menginvestasikan dana untuk kepentingan perusahaan. Jenis kemitraan ini memiliki banyak potensi untuk berkembang karena ketersediaan dananya yang besar. b. Kerugian bisnis apa pun yang didapatkan oleh perusahaan adalah hal yang harus dipertanggungjawabkan oleh semua owner. Semakin banyak owner, maka akan semakin sedikit tanggungan yang harus dipikul perorangan terhadap setiap kerugiaan yang ditimbulkan oleh perusahaan. c. Sebagai kemitraan, para owner dapat fokus pada spesialisasi masing-masing sehingga kinerja bisnis akan lebih optimal. Semakin banyak owner, artinya semakin banyak skill yang memadai untuk menangani segala bidang-bidang yang berbeda-beda di satu perusahaan. Misalnya, kantor akuntan mungkin memiliki satu akuntan yang berspesialisasidalam pajak pribadi untuk individu dan lainnya bisa mengkhususkan diri dalam pajak bisnis untuk perusahaan. - Kelemahan Kemitraan a. Pengambilan keputusan dalam kemitraan harus dijalankan bersama-sama, apabila terjadi perbedaan pendapat yang berkepanjangan dan berujung konflik, hal itu akan berdampak buruk pada keberlangsungan perusahaan. Sementara, di dalam sebuah perusahaan kemitraan yang memiliki banyak owner, mungkin saja tidak semua dari mereka memiliki keterampilan untuk mengelola bisnis, tetapi tetap mengajukan keputusan karena hal itu merupakan bagian dari haknya sebagai pemilik perusahaan. b. Pada perusahaan kemitraan, tetap ada general owner (walaupun mungkin lebih dari satu orang) yang memegang tanggung jawab penuh atas bisnis tidak hanya sebatas pada keuangan dan properti yang disalurkannya. c. Pada perusahaan kemitraan, keuntungan harus dibagi. Semakin banyak owner, semakin sedikit jumlah keuntangan yang didistribusikan secara individu. - S-Corporation Perusahaan yang memiliki seratus atau lebih sedikit owner dapat memilih membentuk perusahaan menjadi korporasi-S. Pemilik korporasi-S memiliki kewajiban terbatas (seperti pemilik perusahaan), tetapi mereka dikenai pajak seolah-olah perusahaan tersebut adalah kemitraan. Pendapatan didistribusikan kepada pemilik dan dikenakan pajak sesuai tarif pajak penghasilan pribadi masing-masing pemilik. - Perseroan Terbatas (LLC) Perseroan Terbatas (PT) memiliki semua fitur yang disukai dari perusahaan berbentuk kemitraan yang khas tetapi juga menawarkan tanggung jawab terbatas untuk para mitra. Perusahaan dengan bentuk ownership seperti ini melindungi aset pribadi owner dari kelalaian owner lain di perusahaan. Jenis perlindungan seperti ini sangat diminati, mengingat tingginya frekuensi tuntutan hukum. Aset dari perusahaan (seperti properti atau mesin yang dimiliki oleh perusahaan) tidak terlindungi. Meskipun S-corporation juga dapat memberikan perlindungan akan kewajiban owner, berbagai aturan dapat membatasi kewajiban terbatas dari beberapa pemilik S-Corporation. Sedangkan PT tidak tunduk pada aturan ketat seperti itu. Namun, PT tetap harus dibuat sesuai dengan hukum negara tempat bisnis berada. Banyak perusahaan kemitraan yang telah beralih ke bentuk PT untuk memanfaatkan keuntungan kemitraan,sambil membatasi tanggung jawab bagi pemiliknya. 3. Korporasi Korporasi merupakan entitas negara yang membayar pajak yang secara hukum di luar hak para pemilik perusahaan tersebut. Untuk membentuk corporation, individu atau kelompok harus memiliki izin yang legal (biasanya berupa piagam atau dokumen) dari negara dan mengarsipkannya di pemerintahan. Izin legal itu harus memuat aspek-aspek penting dari perusahaan, seperti nama perusahaan, saham yang diterbitkan, dan lain sebagainya. Para pengelola corporation juga harus membuat anggaran rumah tangga yang merupakan pedoman umum untuk mengelola perusahaan. Karena owner dari corporation atau dalam artian pemegang saham secara hukum dipisahkan dari kesatuan perusahaan, para pemegang saham ini memiliki kewajiban yang terbatas, berarti mereka tidak bertanggung jawab secara pribadi atas tindakan perusahaan. Kerugian maksimal yang ditanggung pemegang saham corporation hanya sebatas pada jumlah uang yang mereka investasikan. Para pemegang saham dapat memilih anggota dewan direksi, yang nantinya akan bertanggung jawab untuk menetapkan kebijakan umum perusahaandan memilih presiden perusahaan serta pejabat kunci (seperti wakil presiden), yang kemudian diberi tanggung jawab menjalankan bisnis sehari-hari. Jika anggota dewan direksi tidak senang dengan kinerja orang-orang yang dipilih,maereka memiliki kekuasaan untuk menggantikan mereka. Begitu pula jikapemegang saham menjadi tidak senang dengan kinerja anggota dewan direksi, pemegang saham dapat mengganti direksi pada jadwal pemilihan berikutnya. - Bagaimana Pemegang Saham Mendapatkan Keuntungan Pemegang saham dapat memperoleh keuntungan atas investasi mereka di sebuah perusahaan dengan dua cara berbeda. Pertama, mereka mungkin menerima dividen dari perusahaan, yang merupakan bagian dari pendapatan perusahaan selama tiga bulan terakhir yangdidistribusikan ke pemegang saham. Kedua, saham yang mereka pegang mungkin mengalami peningkatan nilai. Ketika perusahaan mendapatkan untung yang banyak, nilai sahamnya cenderung meningkat. Jadi, para pemegang saham bisa mendapatkan keuntungan dengan menjual saham itu di harga yang jauh lebih tinggi daripada harga beli mereka sebelumnya. Namun, harga saham juga bisa turun sehingga para pemegang saham juga memiliki risiko mengalami kerugian. - Perbedaan Private Corporation dan Public Corporation Pada private corporation, perusahaan dimiliki secara pribadi, yang berarti bahwa kepemilikan dibatasi hanya bagi sekelompok kecil investor, sedangkan pada public corporation, para pemegang saham bebas membeli lebih banyak saham, dan membebaskan orang lain membeli saham perusahaan. Oleh karena itu, akan semakin banyak ketersediaan dana yang dibutuhkan untuk mendukung ekspansi bisnis. - Keuntungan Korporasi a. Karena owner hanya bertanggung jawab sebatas pada uang yang ia investasikan, maka kewajibannya bersifat terbatas. b. Memiliki fleksibiltas dan akses yang terbuka pada ketersediaan dana. Saham yang dengan mudah diperjualbelikan dapat menjadi batu lonjakan bagi perusahaan untuk melakukan ekspansi karena ketersediaan dananya tidak dibebankan pada satu orang owner (soleproprietorship) atau beberapa orang owner yang bekerja sama (partnership). c. Mudahnya transisi kepemilikan. Dengan kebebasan jual-beli saham, maka struktur ownership juga bisa berganti dengan cepat. Pemegang saham bisa menjual sahamnya secara online atau menjualnya pada pemegang saham lain. - Kelemahan Korporasi a. Biaya pengelolaan yang cenderung lebih besar. b. Data finansial terlalu terekspos karena saham perusahaan diperdagangakan secara publik, banyak orang yang akan memeriksa data keungan perusahaan. Akibatnya, perusahaan mungkin harus lebih banyak mengungkapkan informasi perusahaan melewati batas yang mereka inginkan. c. Karena dijalankan oleh manajer yang bertanggung jawab untuk membuat keputusan untuk bisnis, manajer mungkin tidak selalu bertindak sesuai dengan kepentingan terbaik pemegang saham. Apabila keputusan yang diambil manajer kurang tepat dan menjurus pada keuntungan yang lebih kecil, pemegang saham selaku owner juga akan terkena dampaknya ketika nilai saham menurun. d. Karena corporation adalah sebuah kesatuan yang terpisah, yangmana ketentuan tersebut telah diatur oleh hukum, maka pajak perusahaan akan berbeda dengan pajak owner-nya, sehingga pajak yang dibayar akan semakin besar seiring dengan peningkatan pendapatan perusahaan. Jika ada bagian pendapatan setelah pajak dibayarkan kepada owner sebagai dividen, makadividen dianggap pendapatan pribadi para pemegang saham. Dengan demikian, pemegang saham harus membayar pajak lagi dalam bentuk pajak penghasilan pribadi atas dividen tersebut. - Perbandingan Bentuk Kepemilikan Bisnis Tidak ada satu bentuk ownership yang ideal untuk semua pelaku bisnis. Bisnis-bisnis kecil yang diinisiasikan oleh satu orang mungkin akan lebih memilih bentuk ownership seperti soleproprietorship atau mencari mitra lalu memulai badan usaha dengan bentuk partnership. Apabila seseorang tidak ingin memiliki terlalu banyak tanggung jawab, ia mungkin akan mendirikan private corporation sampai perusahaan tersebut berkembang dan mampu menerima pemegang saham yang baru dalam jumlah yang besar (going public). - Bagaimana Kepemilikan Bisnis Dapat Berubah Kepemilikan bisnis dapat berubah dari waktu ke waktu. Bahkan setiap bentuk ownership sebenarnya bisa dilihat sebagai suatu susunan tahapan, misalnya yang terjadi pada perusahaan jasa perbaikan PC milik Ed, pada awal pembentukan, dia satu-satunya pemilik saat itu, maka bisnisnya berbentuk perseorangan. Ketika bisnisnya mulai berkembang, Ed ingin membuka bengkel baru dan membutuhkan lebih banyak dana sehingga ia mencari partner, seorang teman bernama Maria akhirnya setuju untuk menjadi partner dan menginvestasikan uang untuk membantu perkembangan bisnis, perusahaan pun beralih bentuk ownership menjadi kemitraan. Saat bisnisnya semakin berkembang lagi, Ed dan Maria ingin mendirikan tiga bengkel komputer lagi, jadi mereka mendapatkan dana dari delapan teman yang menjabat sebagai mitra terbatas. Bisnis Ed dan Maria kemudian terus meluas hingga ke kota dan mereka memutuskan untukmenerbitkan saham kepada publik dengan bantuan lembaga keuangan. Semakin banyak orang yang bergabung dan membeli saham, maka kepemilikan bisnis diubah dari kemitraan menjadi corporation. Struktur perusahaan jadi semakin kompleks. Ed dan Maria masih membuat keputusan bisnis, tetapi mereka sekarang harus mempertanggungjawabkan ratusan investor lain yang merupakan pemilik sebagian dari bisnis tersebut. 4. Bagaimana Kepemilikan Memengaruhi Keuntungan dan Resiko - Dampak Kepemilikan terhadap Keuntungan Investasi Pada saat perusahaan mendapatkan pendapatan lalu dipotong pajak, pendapatan yang telah dipotong pajak tersebutlah yang diberikan kepada owner sebagai keuntungan investasinya. Namun hal itu bukanlah hal yang digunakan untuk mengukur kemampuan bisnis dalam menghasilkan profit, melainkan ROE (Return on Equity). ROE adalah keuntungan setelah pajak dibagi dengan jumlah investasi total dari para pemegang saham. Hasil akhirnya berupa persen. Contohnya apabila lima belas persen, maka keuntungannya adalah lima belas persen dari keseluruhan investasi yang diberikan untuk perusahaan. - Dampak Kepemilikan terhadap Kemungkinan Resiko Resiko suatu perusahaan mewakili tingkat ketidakpastian akan pendapatan masa depan perusahaan, yang mencerminkan keuntungan yang tidak pasti kepada owner.Perusahaan dapat mengalami kerugian jika pendapatan kurang dari yang diharapkan atau jika pengeluaran lebih dari yang diharapkan. Beberapa perusahaan mengalami kerugian besar dan akhirnya gagal. Dalam kasus ini, pemilik dapat kehilangan sebagian besar atau seluruh dana yang mereka investasikan di perusahaan. Dalam hal ini, soleproprietorshipcenderung merupakan usaha kecil dengandana yang terbatas, mereka umumnya lebih berisiko daripada bisnis yang lebih besar seperti kemitraandan korporasi. Saat memutuskan ownership, trade-offtersebut harus diperhatikan. Semakin besar jumlah pemiliknya, semakin besar pula jumlah ketersediaan dana, tetapi semakin banyak jumlah orang yang ikut andil dalam kinerja bisnis, semakin sedikit keuntungan yang didapatkan secara individual. Dengan demikian, kepemilikan perseorangan dapat mengurangi risikonya dengan berganti menjadi kemitraan sehingga dapat mengakses lebih banyak dana. Sebuah kemitraan dapat mengurangi risikonya dengan mengubah menjadi corporation sehingga dapat mengakses lebih banyak dana. 5. Memperoleh Kepemilikan Bisnis yang Ada - Mengasumsikan Kepemilikan Bisnis Keluarga Banyak orang bekerja dalam bisnis keluarga dan beberapa waktu kemudian, mendapatkan ownership dari bisnis itu. Hal ini bisa menjadi cara ideal untuk memiliki bisnis karena owner bisnis keluarga bisa menjalankan bisnis yang sudah tertata dan keputusan besar terkait proses produksidan operasi lain dari perusahaan mungkin telah ditentukan sebelumnya. Jika bisnis telah dirintis dan berhasil di masa lalu, fungsi utama pemilik baru ialah memastikan bahwa operasi yang ada terus berjalan dengan efisien. Alternatifnya, jika bisnis mengalami kinerja yang buruk, pemilik baru mungkin harus merevisi kebijakan manajemen, pemasaran, dan pembiayaan. - Membeli Bisnis yang Sudah Ada Bisnis dijual karena berbagai alasan, termasuk kesulitan keuangan atau masalah pada eksistensi owner lamanya.Orang-orang yang mempertimbangkan untuk membeli bisnis yang ada harus menentukan apakah mereka memiliki keahlian untuk menjalankan bisnis atau setidaknya memantau para manajer dengan tepat. Kemudian mereka harus membandingkan manfaat yang diharapkan bisnis dengan pengeluaran awal yang diperlukan untuk membelinya. - Menjalankan Waralaba Waralaba adalah sistem pengaturan di mana pemilik bisnis (franchisor) mengizinkan orang lain (franchisee) untuk menggunakan merek dagangnya, atau hak cipta, dalam kondisi tertentu. Setiap waralaba beroperasi sebagai bisnis independen dan biasanya dimiliki oleh seorang pemilik tunggal. Dengan demikian, bisnis baru dibuat dengan menggunakan merek dagang dan nama pemilik waralaba yang ada. Jenis-Jenis Waralaba a. Distributor = Para penerima waralaba diperbolehkan menjual produk yang langsung diproduksi dari franchisor. b. Bisnis bergaya rantai = Para penerima waralaba diperbolehkan menggunakan merek perusahaan yang menyediakan franchise dengan syarat harus mengikuti standard perusahaan menyangkut harga dan penjualan yang telah ditetapkan. c. Pengaturan Manufaktur = Franchisor mengizinkan para penerima waralaba untuk memproduksi barangnya dengan menggunakan formula yang telah diberikan. Keunggulan dari Waralaba a. Manajemen franchise adalah sebuah kesuksesan yang terbukti. Tujuan utama franchise adalah menduplikasi bisnis yang sudah terbukti di lokasi tertentu yang belum terjangkau. Jadi,franchise cenderung tidak terlalu berisiko dibandingkan jenis bisnis baru. b. Nama yang digunakan telah familiar di mata konsumen, oleh karena itu permintaannya akan cenderung tinggi karena promosi dan pemasaran telah dilakukan sejak lama. c. Beberapa penerima franchise mendapatkan bantuan dana dari franchisor-nya. Kelemahan dari Waralaba a. Sebagai imbalan atas layanan yang diberikan oleh franchisor, penerima franchise harus berbagi keuntungan dengan franchisor-nya sesuai dengan kesepakatan yang telah dibuat. b. Penerima waralaba harus mematuhi ketentuan tentang produksi, harga, manajemen, pemasaran, dan lain-lain. Akibatnya, kinerja penerima franchise bergantung pada garis panduan ini. Mereka tidak diperbolehkan untuk merevisi ketentuan yang sudah dibuat oleh franchisor. Meskipun pengambilan keputusannya terbatas, penerima franchise tetap harus membuat beberapa keputusan penting. Mereka harus memutuskan apakah franchise tertentu bisa sukses di lokasi tertentu. Selain itu, meskipun kebijakan produksi dan pemasaran telah ditentukan sebelumnya, para penerima franchise tetap bertanggung jawab untuk mengelola karyawannya. Mereka harus memimpin dan memotivasi untuk memaksimalkan efisiensi produksi. Popularitas Waralaba Business to Business Franchise yang melayani bisnis lain (disebut waralaba bisnis-ke- bisnis atau B2B), franchise jenis ini telah berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir. Biasanya, kebanyakan franchise berfokus pada penyediaan layanan perekrutan, layanan konsultasi, dan layanan pelatihan untuk perusahaan. Jenis franchise ini populer karena biasanya mereka membutuhkaninvestasi awal yang lebih kecil daripada franchise lain seperti hotel dan restoran. Banyak waralaba B2B dapat dioperasikan dari rumah dengan bermodalkan komputer. Oleh karena itu, jenis franchise ini dapat dimulai dengan investasi yang lebih kecil. Sebaliknya, waralaba restoran mungkin memerlukan investasi yang lebih besar karena banyak yang perlu disediakan. Selain itu, waralaba B2B dapat menggunakan teknologi komputer daripada karyawan untuk melakukan beberapa pekerjaan, seperti menyortir resume dan menawarkan pelatihan dengan file komputer animasi. Selain itu, karena waralaba B2B berinteraksi dengan bisnis lain, maka jam kerjanya juga tidak akan terlalu padat.