Anda di halaman 1dari 12

RESUME MATERI KULIAH

MENILAI KONDISI EKONOMI

DISUSUN OLEH:
NAMA: ANDI ALISA DYAH SEPTARIANA
NIM: A021201101
KELAS: PENGANTAR BISNIS O

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HASANUDDIN
TAHUN 2021
1. Dampak Pertumbuhan Ekonomi pada Kinerja Bisnis
- Pertumbuhan Ekonomi yang Kuat
Dampak ekonomi yang lebih kuat dapat menyebar dengan
cepat ke semua bisnis. Semakin banyak pekerjaan tercipta,
tingkat pendapatan umum konsumen meningkat dan dengan
begitu konsumen mulai meningkatkan pengeluarannya, dan
perusahaan akan mengalami permintaan yang lebih banyak
untuk produknya dan mungkin mulai mempekerjakan lebih
banyak karyawan serta memperluas operasi mereka untuk
mengakomodasi permintaan yang meningkat tersebut. Investor
yang berinvestasi dalam bisnis juga cenderung memperoleh
keuntungan yang lebih tinggi atas investasi mereka saat
ekonomi kuat dan dampak positifnya akan kembali lagi ke
perusahaan.
- Pertumbuhan Ekonomi yang Lemah
Pertumbuhan ekonomi yang lambat menghasilkan permintaan
yang rendah untuk produk dan jasa, yang dapat mengurangi
pendapatan perusahaan karena factor ekonomi yang lemah
menyebabkan pelanggan cenderung mengurangi permintaan
mereka. Perumbuhan ekonomi secara negative selama dua
kwartal berturut-turut disebut sebagai resesi. Karena
perusahaan menghasilkan penurunan pendapatan, laba, dan
tidak dapat menjual semua produk atau jasa yang mereka
hasilkan, mereka dapat mencoba mengurangi biaya dengan
menurunkan produksi, merumahkan lebih banyak pekerja,
melakukan PHK kepada karyawannya, atau bahkan bisa
sampai menutup perusahaan mereka.
- Indikator Pertumbuhan Ekonomi
Dua ukuran umum pertumbuhan ekonomi adalah tingkat
produksi total produk dan jasa dalam perekonomian dan jumlah
total pengeluaran atau disebut juga pengeluaran agregat.
Tingkat produksi total tergantung pada total permintaan produk
dan jasa. Tingkat produksi dapat dipantau dengan melacak
Produk Domestik Bruto (PDB), yang merupakan nilai pasar total
dari semua produk dan jasa akhir yang diproduksi.
Pertumbuhan ekonomi umumnya diartikan sebagai persentase
perubahan PDB dari satu periode (seperti kwartal) ke periode
lainnya. Indikator alternatif pertumbuhan ekonomi adalah tingkat
pengangguran. Bisnis memantau berbagai indicator
pengangguran karena dapat menunjukkan apakah kondisi
ekonomi membaik. Tingkat pengangguran yang rendah dapat
diartikan sebagai indicator peningkatan pertumbuhan ekonomi,
sebaliknya tingkat pengangguran yang lebih tinggi umumnya
diartikan sebagai pertanda berkurangnya pertumbuhan ekonomi
4 jenis pengangguran diantara lain:
1. Pengangguran friksional (pengangguran alami), status
pengangguran mereka sementara karena kemungkinan
besar mereka akan segera mendapatkan pekerjaan.
2. Pengangguran musiman, orang-orang yang jasanya tidak
dibutuhkan selama beberapa musim.
3. Pengangguran siklis, orang-orang yang menganggur karena
kondisi ekonomi yang buruk.
4. Pengangguran structural, orang-orang yang menganggur
karena tidak memiliki keterampilan yang memadai.
Banyak indicator pertumbuhan ekonomi lainnya, seperti indeks
produksi industry, pembangunan perumahan baru, dan tingkat
pendapatan pribadi.
2. Dampak Inflasi
Inflasi adalah kenaikan tingkat harga umum produk dan jasa
selama periode waktu tertentu. Tingkat inflasi dapat diperkirakan
dengan mengukur persentase perubahan dalam indeks harga
konsumen yang menunjukkan harga berbagai produk konsumen
seperti produk grosir, perumahan, bensin, layanan medis, dan
listrik. Inflasi dapat memengaruhi biaya operasi perusahaan dari
memproduksi produk dengan meningkatkan biaya persediaan dan
bahan. Upah juga bisa dipengaruhi oleh inflasi. Tingkat inflasi yang
tinggi akan menyebabkan peningkatan yang lebih besar dalam
biaya operasi perusahaan dan pendapatan perusahaan yang bisa
jadi ikut tinggi karena banyak perusahaan mengenakan harga yang
lebih tinggi untuk mengkompensasi biaya yang lebih tinggi.
- Jenis-Jenis Inflasi
Inflasi Cost-Push terjadi ketika perusahaan menetapkan harga
yang lebih tinggi sebagai akibat dari biaya yang lebih tinggi.
Inflasi Demand-Pull terjadi ketika harga produk dan jasa
menjadi lebih tinggi karena permintaan konsumen yang lebih
kuat sehingga produk atau jasa tersebut menjadi langka.
3. Dampak Suku Bunga
- Dampak pada Biaya Perusahaan
Perusahaan memantau dengan cermat suku bunga karena
mereka menentukan jumlah biaya yang akan dikeluarkan jika
bisnis meminjam uang. Misalnya bisnis A meminjam $100.000
selama setahun dengan tingkat bunga 8%, maka biaya
bunganya adalah $8.000. Bagaimana jika suatu perusahaan
meminjam lebih dari $1M, suku bunga hanya 1% saja bisa
menghasilkan biaya bunga tahunan sebesar $10Jt. Perubahan
dalam suku bunga pasar dapat memengaruhi biaya bunga
perusahaan karena suku bunga pinjaman yang dibebankan oleh
bank komersial atau kreditor lain atas pinjaman kepada
perusahaan didasarkan pada suku bunga pasar. Bahkan ketika
sebuah perusahaan memperoleh pinjaman dari bank komersial
selama beberapa tahun, tingkat pinjaman biasannya
disesuaikan secara berkala berdasarkan tingkat bunga pasar
yang berlaku pada saat itu. Karena tingkat bunga
mempengaruhi biaya pendanaan, perusahaan harus
mempertimbangkan proyek mana yang memungkinkan atau
mengurangi tingkat ekspansi mereka saat tarif bunganya tinggi.
- Dampak pada Pendapatan Perusahaan
Konsumen biasa membeli produk atau jasa secara kredit,
mereka membayar uang muka setengah lalu mendapatkan
pinjaman untuk menutupi sisa harga pembelian. Jika suku
bunga naik, konsumen yang membeli produk atau jasa tersebut
dipaksa untuk melakukan pembayaran bulanan yang lebih
tinggi. Hal ini menghalangi beberapa konsumen untuk membeli
produk atau jasa tersebut karena mereka mau tidak mau atau
tidak mampu melakukan pembayaran sebesar itu. Dengan
demikian, suku bunga yang tinggi dapat menurunkan
permintaan barang atau jasa yang berakibat pada penurunan
penjualan.
4. Bagaimana Harga Pasar Ditentukan
- Jadwal Permintaan suatu Produk
Permintaan suatu produk dapat ditunjukkan dengan jadwal yang
menunjukkan jumlah produk yang akan diminta di setiap harga
yang memungkinkan. Ketika harga turun, jumlah yang diminta
meningkat.
- Jadwal Pasokan untuk Produk
Pasokan suatu produk dapat ditunjukkan dengan jadwal yang
menunjukkan kuantitas produk yang akan dipasok (diproduksi)
oleh perusahaan pada setiap harga yang memungkinkan.
Ketika harga naik, jumlah produk yang dipasok meningkat.
- Interaksi Permintaan dan Penawaran
Interaksi dari jadwal permintaan dan jadwal penawaran
menentukan harga. Surplus (kelebihan) ini terjadi karena
konsumen enggan membeli produk ketika harganya berlebihan.
Ketika harga produk relative rendah, kuantitas yang ditawarkan
oleh perusahaan akan lebih kecil daripada kuantitas yang
diminta oleh pelanggan, itulah disebut kekurangan produk.
Harga dimana kuantitas produk yang ditawarkan oleh
perusahaan sama dengan kuantitas produk yang diminta oleh
pelanggan disebut harga equilibrium, harga inilah yang
digunakan oleh perusahaan untuk menjual produknya.
- Pengaruh Perubahan Jadwal Permintaan
Seiring berjalannya waktu, kondisi yang berubah dapat
menyebabkan jadwal permintaan atau jadwal pasokan untuk
produk tertentu berubah. Akitbatnya, harga equilibrium dari
produk itu juga akan berubah. Ketika suatu produk menjadi lebih
popular, permintaan konsumen terhadap produk itu akan
meningkat dan menyebabkan kekurangan pada jumlah
pasokan. Pada kondisi ini, perusahaan menyadari bahwa
mereka bisa menjual berapa pun produk yang mereka hasilkan
dengan harga yang tinggi dan ketika harga berada pada tingkat
dimana jumlah pasokan dan jumlah permintaan sama disitulah
kekurangan dapat diperbaiki.
- Pengaruh Perubahan Jadwal Penawaran
Sebuah perubahan dalam penawaran juga dapat
mempengaruhi harga equilibrium produk. Ketika teknologi yang
ditingkatkan memungkinkan perusahaan untuk menghasilkan
produk dengan harga lebih rendah dari biaya, maka lebih
banyak perusahaan akan bersedia menghasilkan produ namun
bisa saja terjadi surplus. Perusahaan dapat menjual semua
produk yang dipasok (diproduksi) dengan cara menurunkan
harga produk dan ketika harga berada pada tingkat dimana
jumlah pasokan dan jumlah permintaan sama disitulah surplus
tidak terjadi.
- Pengaruh Permintaan dan Penawaran pada Tingkat Harga
Umum
Tingkat harga umum adalah rata-rata harga dari semua produk
dan layanan yang ada. Jika total (agregat) permintaan oleh
konsumen untuk semua atau sebagian produk tiba-tiba
meningkat, tingkat harga secara umum juga bisa naik. Tingkat
harga secara umum mungkin juga dipengaruiho oleh perubahan
jadwal pasokan untuk semua barang dan jasa. Jika jadwal
pasokan semua atau sebagian besar produk tiba-tiba
berkurang, tingkat harga secara umum harus naik.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Harga Pasar
- Pendapatan konsumen, pendapatan konsumen menentukan
produk dan jasa yang orang itu dapat beli. Tingkat pertumbuhan
ekonomi yang tinggi menghasilkan lebih banyak pendapatan
bagi konsumen. Ketika pendapatan konsumen meningkat,
mereka mungkin meminta lebih banyak produk atau jasa
tertentu. Artinya, jadwal permintaan untuk berbagai produk dan
jasa mungkin bergeser sebagai akibat dari pendapatan yang
lebih tinggi yang dapat menghasilkan harga yang lebih tinggi.
Seblaliknya, ketika pendapatan konsumen menurut, mereka
mungkin akan mengurangi konsumsi terhadap suatu produk
atau jasa tersebut dan mau tidak mau perusahaan harus
menurunkan harga produk mereka.
- Preferensi konsumen, karena selera konsumen untuk produk
tertetu berubah, kuantitass produk yang diminta oleh konsumen
dapat berubah. Ada banyak contoh produk yang harganya naik
karena kenaikan permintaan, misalnya tiket pesawat. Ketika
suatu produk menjadi kurang popular, permintaan akan produk
tersebut menurun. Surplus yang dihasilkan dapat memaksa
perusahaan menurunkan harga jual produk yang mereka
hasilkan.
- Biaya produksi, ketika perusahaan mengalami biaya yang lebih
rendah, mereka bersedia untuk memasok (memproduksi) lebih
banyak dengan harga berapa pun. Hal ini menyebabkan surplus
produk yang memaksa perusahaan menurunkan harga mereka
untuk menjual semua produk yang dihasilkan.
5. Pengaruh Pemerintah terhadap Kondisi Ekonomi
- Kebijakan Moneter
Di AS, istilah suplai uang biasanya mengacu pada giro
(rekening Koran), mata uang yang dipegang oleh public, dan
cek perjalanan. Ini adalah definisi yang sempit, karena ada
ukuran yang lebih luas dari jumlah uang yang beredar yang
menghitung jenis simpanan lainnya juga. Terlepas dari definisi
tepatnya, setiap ukuran uang yang mewakili dana yang dapat
di[injamkan oleh lembaga keuangan kepada peminjam. Jumlah
uang beredar AS dikendalikan oleh Sistem cadangan
pemerintah pusat ("The Fed"), yang merupakan bank sentral
Amerika Serikat. The Fed menetapkan kebijakan moneter, yang
merepresentasikan keputusan pada tingkat jumlah uang
beredar di Amerika Serikat. The Fed dapat dengan mudah
menyesuaikan jumlah uang beredar AS dengan milyaran dolar
dalam satu hari. Karena kebijakan moneter Fed mempengaruhi
tingkat jumlah uang beredar, itu mempengaruhi tingkat suku
bunga. Ketika Fed mempengaruhi suku bunga dengan
kebijakan moneternya, itu secara langsung mempengaruhi
biaya bunga perusahaan. Kedua, hal ini dapat mempengaruhi
permintaan produk perusahaan jika produk tersebut biasanya
dibeli dengan dana pinjaman.
Pertemuan FOMC Khas
Kebijakan moneter The Fed ditentukan oleh Komite Pasar
Terbuka Federal (FOMC), yang memiliki 12 anggota suara.
Komite ini bertemu setiap enam minggu untuk menentukan
apakah tingkat suku bunga harus disesuaikan. Setiap
pertemuan FOMC dimulai dengan penilaian beberapa ukuran
tingkat produksi agregat, tingkat persediaan, dan tingkat harga
di Amerika Serikat. Tujuan dari penilaian ini adalah untuk
memprediksi pertumbuhan ekonomi AS dan inflasi, dengan
asumsi bahwa Fed tidak menyesuaikan kebijakan moneternya.
Risalah rapat menunjukkan bahwa panitia mempertimbangkan
dengan cermat setiap indikator ekonomi yang dapat digunakan
untuk mengantisipasi pertumbuhan ekonomi atau inflasi ke
depan. Misalnya, penurunan persediaan bisnis baru-baru ini
mungkin menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi meningkat
dan bahwa perusahaan perlu meningkatkan produksi untuk
melengkapi persediaan mereka.
Bagaimana Fed Dapat Menurunkan Suku Bunga
The Fed menyimpan sejumlah dana di luar sistem perbankan,
yang bukan merupakan dana pinjaman. Dana ini tidak tersedia
untuk perusahaan atau individu yang perlu meminjam. The Fed
dapat menggunakan dana ini untuk membeli sekuritas Treasury
yang dipegang oleh individu dan perusahaan. Pembelian ini
menyediakan dana baru bagi individu dan perusahaan, yang
mereka taruh di bank komersial mereka. Akibatnya, jumlah uang
beredar meningkat karena bank komersial dan lembaga
keuangan lainnya dapat meminjamkan dana tersebut. Dengan
kata lain, tindakan Fed meningkatkan pasokan dana pinjaman.
Dengan asumsi bahwa permintaan dana pinjaman tetap tidak
berubah, peningkatan pasokan dana pinjaman akan
menyebabkan penurunan suku bunga. Dengan menurunkan
suku bunga, Fed mungkin dapat merangsang pertumbuhan
ekonomi. Suku bunga pinjaman yang lebih rendah mungkin
menarik beberapa konsumen dan perusahaan untuk meminjam
lebih banyak dana dan membelanjakan lebih banyak uang, yang
dapat menghasilkan pendapatan dan pendapatan yang lebih
tinggi untuk bisnis.
Bagaimana Fed Dapat Meningkatkan Suku Bunga
Ketika Fed mengurangi jumlah uang beredar AS, ia menarik
dana dari bank komersial dan lembaga keuangan lainnya. Ini
mengurangi pasokan dana yang dapat dipinjamkan oleh
lembaga keuangan ini kepada peminjam. Dengan asumsi
bahwa permintaan dana pinjaman tetap tidak berubah,
penurunan pasokan dana pinjaman akan menyebabkan suku
bunga naik. Suku bunga yang lebih tinggi meningkatkan biaya
pinjaman dan dengan demikian cenderung menghalangi
konsumen dan perusahaan untuk meminjam. The Fed
menaikkan suku bunga ketika ingin mengurangi tingkat
pengeluaran di Amerika Serikat. The Fed mungkin melakukan
ini karena jumlah pengeluaran yang berlebihan dapat
menyebabkan tingkat inflasi yang lebih tinggi. Oleh karena itu,
ketika Fed menaikkan suku bunga sebagai upaya untuk
mengurangi pengeluaran, sebenarnya Fed berusaha untuk
menurunkan tingkat inflasi.
- Kebijakan Fiskal
Melibatkan keputusan tentang bagaimana pemerintah federal
harus menetapkan tarif pajak dan membelanjakan uang.
Keputusan ini relevan dengan bisnis karena mempengaruhi
pertumbuhan ekonomi dan oleh karena itu dapat mempengaruhi
permintaan akan produk atau jasa perusahaan.
Revisi Tarif Pajak Penghasilan Pribadi
Pertimbangkan kebijakan fiskal yang mengurangi pajak
penghasilan pribadi. Dengan kebijakan ini, masyarakat akan
memiliki pendapatan setelah pajak yang lebih tinggi, yang
mungkin mendorong mereka untuk membelanjakan lebih
banyak uang. Perilaku tersebut mencerminkan peningkatan
permintaan agregat untuk produk dan jasa yang dihasilkan oleh
bisnis, yang akan meningkatkan kinerja bisnis.
Revisi Pajak Perusahaan
Kebijakan fiskal juga dapat mempengaruhi pendapatan setelah
pajak perusahaan secara langsung. Misalnya, anggaplah tarif
pajak perusahaan diturunkan dari 30 persen menjadi 25 persen.
Jika pendapatan sebelum pajak perusahaan tertentu adalah $
10 juta, pajaknya akan menjadi $ 3 juta (dihitung sebagai 30% x
$ 10.000.000) pada tarif pajak lama. Namun, sekarang, dengan
tarif pajak perusahaan sebesar 25 persen, pajaknya adalah $
2,5 juta (dihitung sebagai 25% x $ 10.000.000). Oleh karena itu,
pendapatan setelah pajak perusahaan sekarang lebih tinggi $
500.000, hanya karena pajak perusahaan lebih rendah $
500.000.
Revisi Pajak Cukai
Pajak cukai adalah pajak yang dikenakan oleh pemerintah
federal atas produk tertentu. Pajak-pajak ini menaikkan biaya
produksi barang-barang ini. Akibatnya, produsen cenderung
memasukkan pajak ke dalam harga yang mereka tetapkan
untuk produk. Dengan demikian konsumen secara tidak
langsung dikenakan pajak. Pajak juga dapat mengurangi
konsumsi barang-barang ini dengan secara tidak langsung
mempengaruhi harga. Pajak cukai dikenakan atas berbagai
produk, termasuk alkohol dan tembakau.
Revisi Defisit Anggaran
Kebijakan fiskal yang ditetapkan oleh pemerintah federal
menentukan jumlah pendapatan pajak yang dihasilkan oleh
pemerintah federal dan jumlah pengeluaran federal. Jika
pengeluaran Pemerintah lebih dari pendapatannya, maka
pemerintah. harus mengumpulkan jumlah ini. Jumlah ini defisit
dan dapat dipenuhi dengan mengeluarkan mata uang baru oleh
bank sentral negara. Tapi, itu akan mengurangi daya beli mata
uang. Semakin banyak mata uang baru akan meningkatkan
inflasi dan setelah nilai inflasi mata uang akan menurun. Jadi,
pembiayaan defisit adalah masalah yang sangat serius di depan
pemerintah. Pemerintah harus menggunakannya, jika tidak ada
sumber pemerintah lain. penghasilan.
Ringkasan Pengaruh Pemerintah terhadap Faktor Ekonomi
Kebijakan fiskal dapat mempengaruhi tarif pajak pribadi dan
karenanya mempengaruhi perilaku belanja konsumen. Hal ini
juga dapat mempengaruhi tarif pajak perusahaan, yang
mempengaruhi pendapatan perusahaan. Kebijakan moneter
dapat mempengaruhi suku bunga, yang dapat mempengaruhi
permintaan produk perusahaan (jika pembelian kadang-kadang
dibayar dengan dana pinjaman). Dengan mempengaruhi tingkat
bunga, kebijakan moneter juga mempengaruhi biaya bunga
yang dikeluarkan perusahaan.
Dilema Pemerintah Federal
Pemerintah federal menghadapi dilema ketika mencoba
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Jika dapat
mempertahankan laju pertumbuhan ekonomi yang rendah,
maka dapat mencegah tekanan inflasi yang disebabkan oleh
permintaan produk yang berlebihan. Kebijakan moneter atau
fiskal yang membatasi dapat digunakan untuk tujuan ini.
Kebijakan moneter yang ketat menyebabkan rendahnya
pertumbuhan jumlah uang beredar dari waktu ke waktu, yang
cenderung memberikan tekanan ke atas pada suku bunga. Hal
ini mengganggu peminjaman dan karena itu dapat mengurangi
total pengeluaran dalam perekonomian. Kebijakan fiskal yang
restriktif menghasilkan pajak yang tinggi dan pengeluaran
pemerintah yang rendah.

Anda mungkin juga menyukai