Anda di halaman 1dari 7

NAMA : NADA GEDE SUJANA

NIM : 042000273
KELAS : MANAJEMEN 8D

MODUL 7 ANALISIS ASPEK MANAJEMEN

KEGIATAN BELAJAR 1

ANALISIS ASPEK MANAJEMEN DALAM STUDI KELAYAKAN BISNIS

Aspek Manajemen merupakan aspek yang paling kurang mendapat perhatian dalam melakukan
studi kelayakan disbanding aspek pasar, teknis maupun keuangan. Sebelum menentukan langkah
- langkah yang akan dilakukan dalam analisis dan perencanaan manajemen, analisis perlu
mengetahui lebih dahulu sebab-sebab terjadinya kegagalan manajemen. Kegagalan manajemen
disebabkan :

1. Kegagalan memahami fungsi puncak pimpinan (top management)

2. Kegagalan meberikan wewenang dan tanggung jawab yang memadai

3. Kegagalan mendapatkan tenaga manajemen yang memadai

4. Kekurangan tenaga manajemen yang berpengalaman

5. Kekurangan pemimpin yang berbakat

6. Tidak ada pendelegasian

7. Kurangnya kesadaran tentang profit dan biaya

8. Kurangnya kesadaran menggunakan alat akuntansi sebagai alat manajemen

9. Kurangnya kesadaran pengelolahan sumber daya manusia

10. Kurangnya kesadaran terhadap fungsi pemasaran

KEGIATAN BELAJAR 2

MANAJEMEN PEMBANGUNAN PROYEK

A. Bagan GANTT

bagan ini dipergunakan oleh HL Gantt untuk mengatasi masalah pengawasan produksi. Bagian ini
yang kemudian menjadi tttik tolak dipergunakannya teknik analisis jaringan, seperti PERTdan
CPM (Critical Path Method).
B. PERT

PERT merupakan singkatan dari program evaluation and review technique. PERT ini merupakan
perbaikan dari bagan Gantt sehingga bisa mengatasi kelemahan bagan tersebut.

PERT menolong kita dalam hal :

1. Perencanaan suatu proyek yang kompleks

2. Penjadwalan pekerjaan - pekerjaan sedemikian rupa dalam urutan yang praktis dan efisien

3. Mengadakan pembagian tenaga kerja dan sumber daya lain yang tersedia

4. Penjadwalan ulang untuk mengatasi hambatan - hambatan dan kelambatan - kelambatan

5. Menentukan trade off (kemungkinan pertukaran) antara waktu dan biaya, berapa rupiah
biayanya untuk mempercepat suatu pekerjaan

6. Menentukan kemungkinan untuk menyelesaikan suatu proyek (misal bangunan) tertentu.

C. Metode Jalur Kritis (Critical Path Method)

perbedaan utama metode jalur kritis (untuk selanjutnya disingkat dengan CPM) dengan PERT
adalah bahwa CPM lebih menekankan pada faktor biaya dalam perencanaan, sedangkan PERT
lebih menekankan pada faktor waktu. Apabila waktu pengerjaan bisa ditaksir dengan cukup akurat,
apabila biaya bisa diperkirakan sebelumnya dengan cukup tepat maka CPM akan lebih baik
daripada PERT.

sebaliknya, apabila ada ketidakpuasan yang cukup besar dalam menaksir waktu maka PERT
lebih baik dipergunakan daripada CPM.

Kegiatan Belajar 3

Manajemen Masa Komersial dan Penilaian Aspek Manajemen

Beberapa pertanyaan yang bisa diajukan dalam menyusun rencana tentang pengelolaan operasi

proyek ialah:

1. apa bentuk badan usaha yang sebaiknya dipergunakan;


2. jenis pekerjaan apa saja yang diperlukan agar usaha tersebut dapat berjalan dengan lancar, 3.
apa persyaratan-persyaratan yang diperlukan untuk bisa menjalankan pekerjaan-pekerjaan tersebut
dengan baik;

4. bagaimana struktur organisasi yang akan dipergunakan; bagaimana

memperoleh tenaga untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

1. Bentuk Badan Usaha yang Sebaiknya Dipergunakan

Beberapa bentuk badan usaha yang dikenal adalah perseorangan, CV, Perseroan Terbatas (PT).
Biasanya bentuk Perseroan Terbatas lebih disukai, terutama oleh calon kreditor karena lebih jelas
bentuk hukumnya.

2. Jenis-jenis Pekerjaan yang Diperlukan

Ada berbagai cara mengklasifikasikan pekerjaan-pekerjaan, ada yang membaginya menurut tipe
pekerjaan manajerial dan operasional, ada pula yang membaginya berdasarkan fungsi. Keterangan
tentang apa yang perlu dilakukan dalam suatu pekerjaan biasa disebut sebagaideskripsi jabatan
(job description).

Meskipun tidak ada standar bentuk deskripsi jabatan, umumnya penyusunan deskripsi jabatan ini,
untuk tugas-tugas yang harus dilaksanakan dimulai kalimatnya dengan kata kerja, misalnya
berikut ini.

Tugas-tugas yang dilakukan:

a. membuat rencana penyelesaian pekerjaan dengan menyusun "Gantt Chart";

b. menaksir biaya yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut;

c. menaksir kebutuhan man hours untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut.

Dalam deskripsi jabatan yang dibuat sering disusun bentuknya sebagai berikut.

a. Identifikasi jabatan

b. Ringkasan jabatan.

c. Tugas yang dilaksanakan.

d. Pengawasan yang diberikan dan diterima. e. Hubungan dengan jabatan lain.

f. Bahan-bahan, alat-alat, dan mesin-mesin yang dipergunakan.

g. Kondisi kerja.
h. Penjelasan istilah-istilah yang tidak lazim

i. Komentar tambahan untuk melengkapi penjelasan di atas

3. Persyaratan-persyaratan yang Diperlukan untuk Bisa Menjalankan Pekerjaan dengan Baik

Persyaratan persyaratan ini mungkin menyangkut pendidikan formal, kecerdasan minimal,


pengalaman, pengetahuan dan keterampilan, persyaratan fisik, status perkawinan, jenis kelamin.
usia, dan kewarganegaraan. Persyaratan-persyaratan ini dituangkan dalam spesifikasi jabatan,
yang disusun setelah deskripsi jabatan selesai dibuat. Dengan demikian, penyusunan spesifikasi
jabatan ini pun memerlukan bantuan dan kerja sama dari mereka yang mengetahui secara pasti
isi suatu jabatan. Pihak tersebut bisa sponsor proyek tersebut, para teknisi industri ataupun pihak-
pihak yang telah mempunyai pengalaman dalam bidang yang sama.

4. Struktur Organisasi yang akan Dipergunakan

Proses pengorganisasian menyangkut prosedur tiga langkah, yaitu:

a. memerincikan semua pekerjaan yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan proyek. b.
membagi semua beban ke dalam berbagai aktivitas yang secara logis enak dijalankan oleh
seseorang

c. menyusun mekanisme untuk mengkoordinasi pekerjaan dari para anggota organisasi itu ke
dalam satuan yang harmonis dan padu, yaitu dalam bentuk bagan organisasi.

Manfaat dan kerugian bagan organisasi telah lama menjadi perdebatan para ahli.

a. Manfaatnya bagan organisasi:

1. memudahkan para anggota organisasi melihat bagaimana organisasi disusun, disamping

para manajer dan bawahan mengetahui tugastugas mereka secara jelas; 2. dapat dengan mudah
mencari orang yang dapat memecahkan masalah ketika kita mendapat suatu persoalan yang ingin
dipecahkan.

b. Kerugian bagan organisasi:Bagan organisasi tersebut terlalu banyak hal-hal yang terlewatkan.
Berbagai departemen yang ada dalam organisasi secara formal dapat disusun dalam dua cara
utama, yaitu:

a) Organisasi berdasarkan fungsi menyatukan dalam suatu departemen orang-orang yang

menjalankan pekerjaan yang sama atau saling berhubungan.


b) Organisasi berdasarkan divisi, mengelompokkan kegiatan berdasarkan produk yang dibuat,
wilayah yang dilayani, konsumen yang dilayani, proses yang digunakan.

Beberapa masalah yang timbul dalam suatu pengorganisasian adalah sebagai berikut.

a. Pembagian pekerjaan. Salah satu masalah yang selalu timbul dalam pengorganisasian adalah
menentukan seberapa banyak tugas yang harus dijalankan oleh seorang anggota organisasi atau
sejumlah mana kita akan melakukan spesialisasi. b. Koordinasi. Koordinasi merupakan suatu
proses pengintegrasian berbagai kegiatan dan tujuan

dari berbagai satuan organisasi agar bisa mencapai tujuan organisasi dengan efisien. Ada

beberapa cara yang bisa dipergunakan untuk mengoordinir berbagai kegiatan yang ada dalam

organisasi:

1) Menggunakan hierarki manajerial.

2) Menggunakan komunikasi antardepartemen.

3) Menggunakan panitia. Panitia ini umumnya melakukan rapat secara periodik untuk membahas
berbagai masalah yang dihadapi oleh berbagai departemen

c. Rentang Pengawasan (Space of control). Rentang pengawasan menunjukkan jumlah bawahan


yang bisa diawasi dengan efektif. Hal ini tidak mengherankan karena banyak sedikitnya jumlah
karyawan yang diawasi tergantung pada berbagai faktor, diantaranya:

1) kompleksitas pekerjaan.

2) kemampuan karyawan.

3) kegiatan yang harus dijalankan oleh pimpinan.

Agar fungsi pengendalian dapat berjalan dengan baik, maka perlu memperhatikan hal-hal berikut.

1) Pengendalian harus direncanakan dengan baik, dengan demikian dapat digunakan untuk
mengukur apakah proses pengendalian bekerja dengan baik atau tidak.

2) Dapat merefleksikan sifat pengawasan yang unik dari bidang-bidang yang diawasi

3) Pelaporan penyimpangan dilakukan dengan segera.

4) Pengawasan haus bersifat fleksibel, dinamis, dan ekonomis.

5) Dapat merefleksikan pola kerja unit organisasi, apakah sesuai dengan standar atau tidak.
6) Dapat menjamin diberlakukannya tindakan korektif, sehingga dapat segera mengetahui apa
yang salah, dimana terjadinya kesalahan, dan siapa yang bertanggung jawab.

5. Memperoleh Tenaga untuk Memangku Jabatan yang Diperlukan

Umumnya cara yang diperlukan untuk memperoleh tenaga kerja yang diperlukan, ditempuh
dengan cara-cara, seperti:

a. memasang iklan;

b. menghubungi kantor penempatan tenaga kerja;

c. menggunakan jasa dari karyawan yang sudah ada;

d. menghubungi lembaga pendidikan;

e. lamaran yang masuk secara kebetulan;

f. menghubungi organisasi buruh yang ada.

SPONSOR PROYEK DAN MANAJEMEN

Sponsor proyek ialah orang-orang atau perusahaanperusahaan yang secara langsung atau tidak
langsung terlibat dalam suatu proyek dengan kriteria-kriteria sebagai berikut.

1. Merencanakan dan mempersiapkan usulan proyek.

2. Menyediakan dana bagi pembiayaan proyek.

3. Melaksanakan pembangunan fisik proyek

4. Melaksanakan jalannya proyek secara komersial.

5. Turut bertanggung jawab atas segala akibat pelaksanaan jalannya proyek, baik berupa risiko

yang harus ditempuh maupun kewajiban-kewajiban yang harus dipenuhi.

Dalam praktik, analisis, dan penilaian aspek manajemen yang harus dilakukan oleh calon
kreditor meliputi penilaian sponsor proyek yang bersangkutan, yaitu mengenai

1. Identitas Sponsor Proyek. Sebuah proyek bisa berupa individu atau badan hukum. Jika sponsor
proyek yang dimaksud adalah individu atau orang maka hal-hal yang perlu diteliti adalah
keterangan pribadinya, latar belakang pendidikan dan pengalaman, kewarganegaraan (jika
diperlukan), hubungan keluarga (jika lebih dari satu orang), kegiatan usaha di tempat lain,
hubungan yang pernah dilakukan dengan Bank atau Lembaga Keuangan lainnya, hubungan yang
bersangkutan dengan proyek, dan reputasinya, sedangkan jika sponsor proyek adalah perusahaan,
perlu diketahui status hukumnya, struktur permodalannya, pemegang saham, pimpinan, dan
kelompok perusahaan (jika ada).

2. Keikutsertaan dalam Proyek dan Motivasinya. Keterlibatan seseorang atau suatu perusahaan
dalam suatu proyek dapat disebabkan oleh berbagai faktor, misalnya ikut dalam partisipasi
modal, persiapan proyek atau pembangunan fisik, pelaksanaan manajemen, memberikan paten dan
royalties, dan ikut memberikan jaminan tambahan (dalam hubungan dengan pinjaman bank).

3. Kualitas Individu. keterampilan manajemen, kepemimpinan, sifat pembawaan, kemampuan


bergaul dan bekerja sama serta kondisi fisik dan mental, kesehatan, usia.

4. Hasil yang Dicapai di Masa Lalu. Ketajaman analisis terhadap kemampuan sponsor proyek
(baik individu maupun perusahaan) sangat dibantu dan dipengaruhi oleh adanya data dan informasi
mengenai hasil-hasil yang pernah dicapai oleh individu atau perusahaan tersebut.

5. Kelayakan Berkredit. Bertujuan untuk menilai tingkat kepercayaan bank atau lembaga
keuangan lain atau kreditor terhadap kemampuan dan kemauan debitur (calon nasabah) atau
sponsor proyek untuk memenuhi kewajibannya, yaitu kemampuan untuk mengembalikan
pinjaman yang akan diberikan kepadanya.

6. Kepantasan Manajemen. Penilaian tersebut meliputi struktur organisasi perusahaan/proyek dan


kapabilitas dari orang-orang yang akan menduduki jabatan pimpinan (key personnel)

Anda mungkin juga menyukai