Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

MANAJEMEN

Disusun Oleh

Kelompok 1

1. A. Muh. Dwi Rahmat


2. Adam Ramadhan
3. Akhmad Fikri
4. Andi Amaliah Ibrahim
5. Andre Pramulia Wicaksana

Kelas : 1A TKJJ

JURUSAN TEKNIK SIPIL


PRODI D3 TEKNIK KONSTRUKSI JALAN DAN JEMBATAN
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
Bab I

Pendahuluan

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan manajemen dan apa fungsinya ?
2. Bagaimana tingkatan-tingkatan manajer dan keterampilan apa yang diperlukan oleh
seorang manajer ?
3. Apa saja unsur-unsur dalam manajemen ?
4. Apa yang dimaksud manajemen proyek konstruksi ?
5. Apa fungsi dan tujuan dari manajemen proyek ?
6. Bagaimana tahapan dalam manajemen proyek konstruksi ?
C. Tujuan
1. Dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan manajemen dan fungsinya.
2. Dapat mengetahui tingkatan manaajer dan keterampilan seorang manajer.
3. Dapat mengetahui unsur-unsur dalam manajemen.
4. Dapat mengetahui yang dimaksud dengan manajemen proyek konstruksi.
5. Dapat mengetahui fungsi dan tujuan manajemen proyek.
6. Dapat mengetahui tahapan dalam manajemen proyek konstruksi.
Bab II

Isi

A. Pengertian Manajemen
Kata manajemen berasal dari bahasa Italia (1561) maneggiare yang berarti "mengendalikan,"
terutama dalam konteks mengendalikan kuda, yang berasal dari bahasa latin manus yang
berarti "tangan". Bahasa Prancis lalu mengadopsi kata ini dari bahasa Inggris menjadi
ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur.
Manajemen adalah seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi Mary Parker
Follet ini berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain
untuk mencapai tujuan organisasi. Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen sebagai
sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber
daya untuk mencapai sasaran secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat
dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada
dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal.
B. Klasifikasi Teori Manajemen
1. Aliran klasik: Aliran ini mendefinisikan manajemen sesuai dengan fungsi-fungsi
manajemennya. Perhatian dan kemampuan manajemen dibutuhkan pada penerapan
fungsi-fungsi tersebut.
2. Aliran perilaku: Aliran ini sering disebut juga aliran manajemen hubungan manusia.
Aliran ini memusatkan kajiannya pada aspek manusia dan perlunya manajemen
memahami manusia.
3. Aliran manajemen Ilmiah: aliran ini menggunakan matematika dan ilmu statistika untuk
mengembangkan teorinya. Menurut aliran ini, pendekatan kuantitatif merupakan sarana
utama dan sangat berguna untuk menjelaskan masalah manajemen.
4. Aliran analisis sistem: Aliran ini memfokuskan pemikiran pada masalah yang
berhubungan dengan bidang lain untuk mengembangkan teorinya.
5. Aliran manajemen berdasarkan hasil: Aliran manajemen berdasarkan hasil
diperkenalkan pertama kali oleh Peter Drucker pada awal 1950-an. Aliran ini
memfokuskan pada pemikiran hasil-hasil yang dicapai bukannya pada interaksi kegiatan
karyawan.
6. Aliran manajemen mutu: Aliran manajemen mutu memfokuskan pemikiran pada usaha-
usaha untuk mencapai kepuasan pelanggan atau konsumen.
C. Fungsi Manajemen
1. Fungsi Perencanaan (planning)

Dalam manajemen, perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi,


membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas
kerja organisasi. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi
manajemen karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain—pengorganisasian,
pengarahan, dan pengontrolan—tak akan dapat berjalan.
Rencana dapat berupa rencana informal atau rencana formal. Rencana informal adalah
rencana yang tidak tertulis dan bukan merupakan tujuan bersama anggota suatu
organisasi. Sedangkan rencana formal adalah rencana tertulis yang harus
dilaksanakan suatu organisasi dalam jangka waktu tertentu. Rencana formal merupakan
rencana bersama anggota korporasi, artinya, setiap anggota harus mengetahui dan
menjalankan rencana itu. Rencana formal dibuat untuk mengurangi ambiguitas dan
menciptakan kesepahaman tentang apa yang harus dilakukan. Kegiatan dalam Fungsi
Perencanaan :
a. Menetapkan tujuan dan target bisnis
b. Merumuskan strategi untuk mencapai tujuan dan target bisnis tersebut
c. Menentukan sumber-sumber daya yang diperlukan
d. Menetapkan standar/indikator keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan target
bisnis.
2. Fungsi Pengorganisasian (organizing)

Proses yang menyangkut bagaimana strategi dan taktik yang telah dirumuskan dalam
perencanaan didesain dalam sebuah struktur organisasi yang tepat dan tangguh, sistem
dan lingkungan organisasi yang kondusif, dan dapat memastikan bahwa semua pihak
dalam organisasi dapat bekerja secara efektif dan efisien guna pencapaian tujuan
organisasi.
Kegiatan dalam Fungsi Pengorganisasian :
a. Mengalokasikan sumber daya, merumuskan dan menetapkan tugas, dan menetapkan
prosedur yang diperlukan
b. Menetapkan struktur organisasi yang menunjukkan adanya garis kewenangan dan
tanggungjawab
c. Kegiatan perekrutan, penyeleksian, pelatihan dan pengembangan sumber daya
manusia/tenaga kerja
– Kegiatan penempatan sumber daya manusia pada posisi yang paling tepat
3. Fungsi Pengarahan dan Implementasi (actuating/directing)

Proses implementasi program agar dapat dijalankan oleh seluruh pihak dalam organisasi
serta proses memotivasi agar semua pihak tersebut dapat menjalankan
tanggungjawabnya dengan penuh kesadaran dan produktifitas yang tinggi.
Kegiatan dalam Fungsi Pengarahan dan Implementasi :
a. Mengimplementasikan proses kepemimpinan, pembimbingan, dan pemberian
motivasi kepada tenaga kerja agar dapat bekerja secara efektif dan efisien dalam
pencapaian tujuan
b. Memberikan tugas dan penjelasan rutin mengenai pekerjaan
c. Menjelaskan kebijakan yang ditetapkan
4. Fungsi Pengawasan dan Pengendalian (controlling)

Proses yang dilakukan untuk memastikan seluruh rangkaian kegiatan yang telah
direncanakan, diorganisasikan dan diimplementasikan dapat berjalan sesuai dengan
target yang diharapkan sekalipun berbagai perubahan terjadi dalam lingkungan dunia
bisnis yang dihadapi. Kegiatan dalam Fungsi Pengawasan dan Pengendalian :
a. Mengevaluasi keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan target bisnis sesuai dengan
indikator yang telah ditetapkan
b. Mengambil langkah klarifikasi dan koreksi atas penyimpangan yang mungkin
ditemukan
c. Melakukan berbagai alternatif solusi atas berbagai masalah yang terkait dengan
pencapaian tujuan dan target bisnis
Ada beberapa hal yang perlu terpenuhi dalam melakukan pengawasan:
a. Jalur (routing): manajer harus menetapkan jalur untuk memperkecil resiko
kesalahan yang terjadi
b. Penetapan waktu (scheduling): manajer harus memiliki waktu rutin untuk
melakukan pengawasan, misalnya saja satu bulan satu kali atau dua kali
c. Perintah pelaksanaan (dispatching): manajer memiliki sikap untuk mendorong dan
memerintah agar setiap sumber daya menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu
yang sudah ditentukan
d. Tindak lanjut (follow up): manajer melakukan evaluasi dan memberikan solusi dari
segala yang permasalahan yang terjadi selama proses mencapai tujuan untuk
meminimalisisr terjadinya kesalahan yang sama.
D. Funsi manajemen dalam bisnis
1. Perencanaan (Planning)
Perencanaan adalah yang paling penting dalam sebuah manajemen bisnis. Seorang
manajer yang mengelola manajemen dalam perusahaan atau bisnis akan merencanakan
dan mengevaluasi setiap tindakan yang sudah dan yang belum ditindaklanjuti dalam
bisnis. Perencanaan penting untuk menentukan secara keseluruhan tujuan perusahaan
dan upaya untuk memenuhi tujuan tersebut. Manajer selalu bertindak sebagai seseorang
yang mencari alternatif dalam mencapai tujuan akhir, mencakup rencana jangka pendek,
menengah maupun jangka panjang. Tanpa perencanaan yang tepat dalam bisnis yang
sedang berkembang bisa membuat bisnis tidak berjalan sesuai dengan jalurnya.
Penyimpangan ini bisa berakibat pada ketidakteraturan hingga kebangkrutan.
2. Pengorganisasian (Organizing)
Fungsi manajemen dalam bisnis yang kedua adalah sebagai pengorganisasian dengan
membagi kegiatan besar menjadi beberapa kegiatan kecil atau serangkaian kegiatan.
Tujuannya adalah untuk mempermudah manajer melakukan pengawasan yang lebih
efektif dan menentukan sumber daya yang dibutuhkan untuk setiap kegiatan yang sudah
dibagi menjadi lebih efisien. Pengorganisasian secara lebih gampang dapat dilaksanakan
dengan menentukan apa tugas yang dikerjakan, siapa yang mengerjakan dan bagaimana
harus dikerjakan. Hal ini bertujuan untuk mencapai tujuan bisnis melalui proses yang
lebih terstruktur atau terorganisasi.
3. Penempatan (Staffing)
Mirip dengan organizing, namun penggunaannya lebih luas. Bila organizing lebih
memperhatikan manajemen sumber daya manusia, maka staffing lebih memperhatikan
sumber daya secara umum. Beberapa sumber daya tersebut diantaranya; peralatan,
perlengkapan, dan inventaris yang ada pada sebuah organisasi.
4. Pengarahan (Directing)
Fungsi manajamen dalam bisnis yang terakhir adalah sebagai suatu tindakan yang
mengupayakan agar setiap anggota bisnis atau kelompok mampu mencapai sasaran dan
target sesuai prosedur manajerial yang sudah direncanakan. Seorang manajer akan
melakukan pengarahan jikalau terjadi masalah atau jika apa yang dikerjakan tidak sesuai
dengan yang direncanakan. Karena tidak semua hal yang direncanakan dalam bisnis bisa
diwujudkan secara nyata dalam tindakan, mengingat banyak kejadian yang tidak bisa
terduga sebelumnya. Sehingga disinilah fungsi manajemen sebagai pengarahan agar apa
yang dikerjakan sumber daya masih berada pada jalur yang semestinya.
5. Pengawasan (Controlling)
Dari serangkaian rencana dan tindakan yang sudah dijalankan, perlu adanya pengawasan
atau controlling. Fungsi manajemen bisnis dalam hal ini adalah melakukan evaluasi
secara menyeluruh terhadap kinerja sumber daya perusahaan. Manajer secara aktif akan
melakukan pengawasan terhadap sumber daya yang sudah diorganisasi sebelumnya dan
memastikan apa yang dikerjakan sesuai dengan yang direncanakan. Adanya kesalahan
atau penyimpangan dalam menjalankan tugas dapat dikoreksi untuk menjadi
pembelajaran pada perencanaan tahap berikutnya. Klasifikasi dari masing-masing
sumber daya juga penting untuk menjadi bahan klasifikasi supaya tidak menimbulkan
dominansi dari manajer saja. Bisnis yang baik adalah bisnis yang anggotanya mampu
bekerjasama sacara tim dan berjalan secara simultan.
E. Prinsip-prinsip Manajemen
1. Pembagian kerja (division of work)
2. Wewenang dan tanggung jawab (authority and responsibility)
3. Disiplin (discipline)
4. Kesatuan perintah (unity of command)
5. Kesatuan pengarahan (unity of direction)
6. Mengutamakan kepentingan organisasi di atas kepentingan sendiri (subordination of
individual interests to the general interests)
7. Pembayaran upah yang adil (renumeration)
8. Pemusatan (centralisation)
9. Hierarki (hierarchy)
10. Tata tertib (order)
11. Keadilan (equity)
12. Stabilitas kondisi karyawan (stability of tenure of personnel)
13. Inisiatif (Inisiative)
14. Semangat kesatuan (esprits de corps)
F. Tingkatan dan keterampilan manajer
a. Tingkatan manajer
1. Manejemen lini pertama (first-line management), dikenal pula dengan istilah
manajemen operasional, merupakan manajemen tingkatan paling rendah yang
bertugas memimpin dan mengawasi karyawan non-manajerial yang terlibat dalam
proses produksi. Mereka sering disebut penyelia (supervisor), manajer shift, manajer
area, manajer kantor, manajer departemen, atau mandor (foreman).
2. Manajemen tingkat menengah (middle management) mencakup semua manajemen
yang berada di antara manajer lini pertama dan manajemen puncak dan bertugas
sebagai penghubung antara keduanya. Jabatan yang termasuk manajer menengah di
antaranya kepala bagian, pemimpin proyek, manajer pabrik, atau manajer divisi.
3. Manajemen puncak (top management), dikenal pula dengan istilah executive officer,
bertugas merencanakan kegiatan dan strategi perusahaan secara umum dan
mengarahkan jalannya perusahaan. Contoh top manajemen adalah CEO (Chief
Executive Officer), CIO (Chief Information Officer), dan CFO (Chief Financial Officer).
b. Keterampilan manajer
1. Keterampilan konseptual (conceptional skill)
Manajer tingkat atas (top manager) harus memiliki keterampilan untuk membuat
konsep, ide, dan gagasan demi kemajuan organisasi. Gagasan atau ide serta konsep
tersebut kemudian haruslah dijabarkan menjadi suatu rencana kegiatan untuk
mewujudkan gagasan atau konsepnya itu. Proses penjabaran ide menjadi suatu
rencana kerja yang konkret itu biasanya disebut sebagai proses perencanaan atau
planning. Oleh karena itu, keterampilan konsepsional juga meruipakan keterampilan
untuk membuat rencana kerja.
2. Keterampilan berhubungan dengan orang lain (humanity skill)
Selain kemampuan konsepsional, manajer juga perlu dilengkapi dengan
keterampilan berkomunikasi atau keterampilan berhubungan dengan orang lain,
yang disebut juga keterampilan kemanusiaan. Komunikasi yang persuasif harus
selalu diciptakan oleh manajer terhadap bawahan yang dipimpinnya. Dengan
komunikasi yang persuasif, bersahabat, dan kebapakan akan membuat karyawan
merasa dihargai dan kemudian mereka akan bersikap terbuka kepada atasan.
Keterampilan berkomunikasi diperlukan, baik pada tingkatan manajemen atas,
menengah, maupun bawah.
3. Keterampilan teknis (technical skill)
Keterampilan ini pada umumnya merupakan bekal bagi manajer pada tingkat yang
lebih rendah. Keterampilan teknis ini merupakan kemampuan untuk menjalankan
suatu pekerjaan tertentu, misalnya menggunakan program komputer, memperbaiki
mesin, membuat kursi, akuntansi dan lain-lain.
Selain tiga keterampilan dasar di atas, Ricky W. Griffin menambahkan dua keterampilan
dasar yang perlu dimiliki manajer, yaitu:[2]
1. Keterampilan manajemen waktu
Merupakan keterampilan yang merujuk pada kemampuan seorang manajer untuk
menggunakan waktu yang dimilikinya secara bijaksana. Griffin mengajukan contoh
kasus Lew Frankfort dari Coach. Pada tahun 2004, sebagai manajer, Frankfort digaji
$2.000.000 per tahun. Jika diasumsikan bahwa ia bekerja selama 50 jam per minggu
dengan waktu cuti 2 minggu, maka gaji Frankfort setiap jamnya adalah $800 per
jam—sekitar $13 per menit. Dari sana dapat kita lihat bahwa setiap menit yang
terbuang akan sangat merugikan perusahaan. Kebanyakan manajer, tentu saja,
memiliki gaji yang jauh lebih kecil dari Frankfort. Namun, waktu yang mereka miliki
tetap merupakan aset berharga, dan menyianyiakannya berarti membuang-buang
uang dan mengurangi produktivitas perusahaan.
2. Keterampilan membuat keputusan
Merupakan kemampuan untuk mendefinisikan masalah dan menentukan cara
terbaik dalam memecahkannya. Kemampuan membuat keputusan adalah yang
paling utama bagi seorang manajer, terutama bagi kelompok manajer atas (top
manager). Griffin mengajukan tiga langkah dalam pembuatan keputusan. Pertama,
seorang manajer harus mendefinisikan masalah dan mencari berbagai alternatif yang
dapat diambil untuk menyelesaikannya. Kedua, manajer harus mengevaluasi setiap
alternatif yang ada dan memilih sebuah alternatif yang dianggap paling baik. Dan
terakhir, manajer harus mengimplementasikan alternatif yang telah ia pilih serta
mengawasi dan mengevaluasinya agar tetap berada di jalur yang benar.
G. Unsur-unsur manajemen
1. Men (manusia, orang-orang, tenaga kerja)
Dalam manajemen, faktor manusia adalah faktor yang sangat menentukan. Manusia yang
membuat tujuan dan manusia pula yang melakukan proses untuk mencapai tujuan .
Tanpa ada manusia tidak ada proses kerja, sebab pada dasarnya manusia adalah makhluk
kerja.
contoh kasus : Pak Renhard ingin mebangun sebuah perusahaan yang bergerak dalam
bidang otomotif. dalam unsur manajemen yaitu faktor manuisa , Pak Renhard
memerlukan mansia untuk melakukan proses dan untuk dapat mencapai tujuan
perusahaan yang akan dibangun. Pak Renhard tidak dapat menjalankan perusahaan itu
seorang diri tanpa bantuan tenaga manusia lainnya .
2. Money
uang merupakan salah satu unsur yang tidak dapat diabaikan. Uang merupakan alat tukar
dan alat pengukur nilai. Besar kecilnya hasil kegiatan dapat diukur dari jumlah uang yang
beredar dalam perusahaan. Oleh karena itu uang merupakan alat yang penting untuk
mencapai tujuan karena segala sesuatu harus diperhitungkan secara rasional. Hal ini
akan berhubungan dengan berapa uang yang harus disediakan untuk membiayai gaji
teanaga kerja, alat alat yang dibutuhkan dan harus dibeli serta berapa hasil yang akan
dicapai dari suatu organisasi
Contoh Kasus : Pak Renhard jika ingin membangun perusahaan otomotif maka Pak
Renhard harus mempunyai uang yang cukup sebagai modal untuk membeli segala alat -
alat yang diperlukan dalam perusahaan itu . Berapa uang yang akan dipergunakan untuk
mengaji para karyawan dan membandingkannya dengan hasil yang akan tercapai. Tanpa
uang, pak Renhard tidak akan dapat membangun perusahaannya tersebut .
3. Material ( bahan-bahan)
Materi terdiri dari bahan setengah jadi dan bahan jadi. Dalam dunia usaha untuk
mencapai hasil yang lebih baik, selain manusia yang ahli dalam bidangnya juga harus
dapat menggunakan bahan/materi sebagai sarana. Sebab materi dengan manusia tidak
dapat dipisahkan, tanpa materi tidak akan tercapai hasil yang dikehendaki.
Contoh Kasus : Jika Pak Renhard sudah memiliki orang yang akan bekerja bersamanya
dan uang yang sudah cukup, maka hal yang lain yang harus dipenuhi adalah bahan bahan
yang akan dipakai sebagai sarana. Karena perusahaan yang akan dibangun adalah dalam
bidang otomotif, maka bahan bahannya harus berbau dengan peralatan otomotif. Tanpa
alat, bapak Renhard tidak akan dapat bekerja.
4. Machines ( Mesin)
Dalam kegiatan perusahaan, mesin sangat diperlukan. Penggunaan mesin akan
membawa kemudahan atau menghasilkan keuntungan yang lebih besar serta
menciptakan efesiensi kerja.
Contoh Kasus : Pak Renhard membutuhkan mesin dalam mendukung efesiensi kerjanya,
karena dengan mesin maka pekerjaan akan terasa lebih mudah . Hal yang berat dan tidak
dapat dikerjakan oleh pegawainya dapat diselesaikan dengan mudah dengan bantuan
mesin .
5. Methods (metode)
dalam pelaksanaan kerja diperlukan metode metode kerja. Suatu tata kerjan yang baik
akan memperlancar jalan nya perkerjaan. Sebuah metode dapat dinyatakan sebagai
penetapan cara pelaksanaan kerja suatu tugas dengan memberikan berbagai
pertimbangan- pertimbangan kepada sasaran, fasilitas yang tersedia dan penggunaan
waktu serta uang dan kegiatan usaha.
Contoh Kasus : Setelah itu Pak Renhard harus memilki metode kerja untuk mengatur dan
memperlancar pekerjaan. Pak Renhard harus mempertimbangkan apa apa saja yang
akan dicapai dan bagaimana konsekuensi kerjanya, apakah mengenai sasaran atau
mendukung kegiatan . Dengan metode yang dimilki maka sebuah perusahaan dapat
berjalan sesuai espektasi pak Renhard.
6. Market ( Pasar)
Memasarkan produk suatu barang tertentu sangat penting sebab barang yang diproduksi
tidak laku, aka proses produksi barang akan terhenti. Artinya proses bekerja tidak akan
berlangsung. Oleh sebab itu, penguasaan pasar dalam arti menyebarkan hasil produksi
merupakan faktor menentukan dalam perusahaan.
Contoh kasus : Setelah perusaahan Pak Renhard beroperasi dan telah menghasilkan
produk . Misalnya produk ban mobil, maka produk barang harus dipasarkan untuk
diperkenalkan kepada masyarakat. Agar dapat respon yang baik dalam masyarakat,
produk barang harus dapat memuaskan hati pembeli . Jika produk laku dipasaran, maka
proses kerja berlangsung.
H. Pengertian manajemen proyek dan manajemen proyek konstruksi
Manajemen proyek adalah sebuah disiplin keilmuan dalam hal perencanaan,
pengorganisasian, pengelolaan (menjalankan serta pengendalian), untuk dapat mencapai
tujuan-tujuan proyek. “Project Manager is a qualified individual or firm authorized by the
administration, and for coordinating time, equipment, money, tasks, and people for all or
specified portios of a specific projek.” (Liebing, Ralph W.Construction of architecture : from
design to built, 277.New Jersey:2008.)
Tantangan utama sebuah proyek adalah mencapai sasaran-sasaran dan tujuan proyek
dengan menyadari adanya batasan-batasan yang telah dipahami sebelumnya. Pada
umumnya batasan-batasan itu adalah ruang lingkup pekerjaan, waktu pekerjaan dan
anggaran pekerjaan. Dan hal ini biasanya disebut dengan "triple constrains" atau "tiga
batasan". Dengan semakin meningkatnya kesadaran akan harkat dan martabat individu
dalam menjalankan proyek, maka batasan ini kemudian berkembang dengan ditambahkan
dengan batasan keempat yaitu faktor keselamatan. Tantangan selanjutnya adalah bagaimana
mengoptimasikan dan pengalokasian semua sumber daya dan mengintegrasikannya untuk
mencapai tujuan proyek yang telah ditentukan.
Manajemen proyek konstruksi adalah proses penerapan fungsi-fungsi manajemen
(perencanaan, pelaksanaan dan penerapan) secara sistimatis pada suatu proyek dengan
menggunkan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien agar tercapai tujuan proyek
secara optimal. Manajemen Konstruksi meliputi mutu fisik konstruksi, biaya dan waktu.
manajemen material dan manjemen tenaga kerja yang akan lebih ditekankan. Hal itu
dikarenakan manajemen perencanaan berperan hanya 20% dan sisanya manajemen
pelaksanaan termasuk didalamnya pengendalian biaya dan waktu proyek.
I. Fungsi dan tujuan manajemen proyek
1. Fungsi manajemen proyek
Ada beberapa fungsi manajemen dalam suatu proyek konstruksi
a. Sebagai Quality Control sehingga dapat menjaga kesesuaian antara perencanaan dan
pelaksanaan
b. Mengantisipasi terjadinya perubahan kondisi di lapangan yang tidak pasti serta
mengatasi kendala terjadinya keterbatasan waktu pelaksanaan
c. Memantau prestasi dan kemajuan proyek yang telah dicapai. Hal itu dilakukan
dengan opname (laporan) harian, mingguan dan bulanan
d. Hasil evaluasi dapat dijadikan tindakan dalam pengambilan keputusan terhadap
masalah-masalah yang terjadi di lapangan
e. Fungsi manajerial dari manajemen merupakan sebuah sistem informasi yang baik
yang dapat digunakan untuk menganalisis performa dilapangan
2. Tujuan manajemen proyek
a. Mengelola Risiko
Keberhasilan pelaksanaan proyek tak lepas dari ’trial and error’ selama menjalani
prosesnya. Reisiko bisa saja mengganggu keberlangsungan suatu proyek, namun
bukan berarti tidak bisa dikelola. Dengan melakukan manajemen proyek, Anda dapat
mengatasi risiko yang mungkin terjadi.
b. Memaksimalkan Potensi Tim
Kualitas sumber daya manusia turut mengambil peran penting dalam melaksanakan
proyek. Manajemen proyek menggerakkan setiap individu agar dapat memainkan
perannya dengan maksimal, mampu membuat perencanaan yang baik serta memiliki
kemampuan dalam mengelola proyek.
c. Menciptakan Perencanaan yang Tepat
Manajemen proyek mengarahkan pada perencanaan yang tepat mencakup seluruh
proses awal hingga akhir dengan memaksimalkan kualitas dan kapabilitas.
d. Memanfaatkan Peluang
Manajemen proyek sangat membantu mengelola sebuah peluang untuk
dimanfaatkan bagi perkembangan perusahaan tanpa mengurangi nilai utama yang
ingin dicapai perusahaan.
e. Mengelola Integrasi
Membuat proyek tetap konsisten dan tetap berada pada jalur yang tepat dibutuhkan
integrasi antara sistem, proses bisnis, dan organisasi. Kesinambungan antara 3
elemen tersebut membuat kunci dari nilai sebuah proyek tetap terjaga, sehingga
tujuan pun dapat tercapai. Manajemen proyek berperan penting dalam
mengidentifikasi dan mempertahankan integrasi.
J. Tahapan dan peran manajemen proyek konstruksi
a. Tahapan manajemen proyek
1. Project Definition (Pendefinisian Proyek)
Mendefinisikan tujuan proyek dan faktor-faktor yang harus dipertimbangkan agar
proyek yang dilaksanakan tersebut berhasil dengan kualitas yang diinginkan.
2. Project Initiation (Inisialisasi Proyek)
Perencanaan awal terhadap sumber daya yang akan digunakan sebelum suatu proyek
dimulai.
3. Project Planning (Perencanaan Proyek)
Menguraikan dengan jelas bagaimana sebuah proyek harus dijalankan. Pada project
planning ini, akan terlihat dengan jelas pentingnya segitiga manajemen proyek yaitu
waktu, biaya, dan ruang lingkup suatu proyek.
4. Project Execution (Pelaksanaan Proyek)
Melakukan pekerjaan agar proyek yang dimaksud tersebut berhasil sesuai dengan
keinginan.
5. Project Monitoring & Control (Pemantauan dan Pengendalian Proyek)
Pengambilan langkah-langkah yang diperlukan sehingga pengoperasian proyek
berjalan dengan lancar.
6. Project Closure (Penutupan Proyek)
Menerima hasil akhir dari proyek dan menghentikan semua penggunaan sumber
daya.
b. Peran manajemen proyek konstruksi
1. Agency Construction Manajement (ACM)
Pada sistim ini konsultan manajemen konstruksi mendapat tugas dari pihak pemilik
dan berfungsi sebagai koordinator “penghubung” (interface) antara perancangan dan
pelaksanaan serta antar para kontraktor.
2. Extended Service Construction Manajemen (ESCM)
Jasa konsultan MK dapat diberikan oleh pihak perencana atau pihak kontraktor.
Apabila perencana melakukan jasa Manajemen Konstruksi, akan terjadi “konflik-
kepentingan” karena peninjauan terhadap proses perancangan tersebut dilakukan
oleh konsultan perencana itu sendiri, sehingga hal ini akan menjadi suatu kelemahan
pada sistim ini
3. Owner Construction Management (OCM)
Dalam hal ini pemilik mengembangkan bagian manajemen konstruksi profesional
yang bertanggungjawab terhadap manajemen proyek yang dilaksanakan
4. Guaranted Maximum Price Construction Management (GMPCM)
Konsultan ini bertindak lebih kearah kontraktor umum daripada sebagai wakil
pemilik. Disini konsultan GMPCM tidak melakukan pekerjaan konstruksi tetapi
bertanggungjawab kepada pemilik mengenai waktu, biaya dan mutu.
K. Bidang-bidang manajemen
1. Manajemen Produksi
Manajemen produksi merupakan salah satu bidang manajemen yang penting. Ketika
mutu produk atau jasa menjadi kunci dalam memenangi persaingan bisnis, peran
manajemen produksi terasa semakin penting bagi perusahaan.
2. Manajemen Pemasaran
Manajemen pemasaran diartikan sebagai kegiatan pengaturan secara optimal dari fungsi
pemasaran agar kegiatan pertukaran atau penyampaian barang dari produsen ke
konsumen dapat berjalan lancar dan memuaskan melalui riset pasar, promosi,
pengaturan organisasi pemasaran, sistem distribusi, dan bagaimana memuaskan
pelanggan.
3. Manajemen Keuangan
Manajemen keuangan adalah manajemen yang berhubungan dengan langkah untuk
mendapatkan dana yang dibutuhkan dan bagaimana penggunaannya dalam rangka
mencapai tujuan. Hal-hal yang berkaitan dengan manajemen keuangan adalah
manajemen sumber dana, manajemen penggunaan dana, dan pengawasan penggunaan
dana.
4. Manajemen Personalia
Manajemen personalia adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan
pengendalian atas pengadaan tenaga kerja, pengembangan, kompensasi, integrasi,
pemeliharaan, dan pemutusan hubungan kerja (PHK) dengan sumber daya manusia
untuk mencapai sasaran perseorangan.
5. Manajemen Administrasi
Manajemen administrasi memberi perhatian pada pemberian layanan di bidang
administasi, penggunaan alat yang efektif, dan kemudahan pada bidang lain.
Bab III

Penutup

A. Kesimpulan
Manajemen adalah seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Ricky W. Griffin
mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian,
pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran secara efektif dan
efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien
berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal.
Manajemen proyek konstruksi adalah proses penerapan fungsi-fungsi manajemen (perencanaan,
pelaksanaan dan penerapan) secara sistimatis pada suatu proyek dengan menggunkan sumber
daya yang ada secara efektif dan efisien agar tercapai tujuan proyek secara optimal. Manajemen
berfungsi sebagai :
1. Planning
2. Organizing
3. Directing
4. Controlling
Tingkatan-tingkatan manajemen ada tiga yaitu top management, middle management, dan first
line management. Seorang manajer harus memiliki keterampilan-keterampilan agar dapat
mengelola perusahaan atau organisasinya dengan baik. Selain keterampilan diperlukan juga
koordinasi atau pengaturan unsur unsur manajemen yang baik agar manajemennya dapat
berjalan dengan baik.
Dalam manajamen proyek konstruksi yang baik harus ada beberapa tahapan yang perlu
dilakukan sehingga proyek tersebut dapat berjalan baik diantaranya pendefinisian proyek,
inisisasi proyek, perencanaan proyek, pelaksanaan proyek, dan penutupan proyek.
B. Saran
Daftar Pustaka

https://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen_proyek

https://id.wikipedia.org/wiki/Tanggung_Jawab_Sosial_Dan_Etika_Manajemen

https://www.ilmutekniksipil.com/pengelolaan-dan-pengendalian-proyek/manajemen-konstruksi

https://ristiyantihp25.wordpress.com/2015/10/26/4-fungsi-utama-dalam-manajemen-poac/

http://nichonotes.blogspot.com/2015/02/tingkatan-manajemen.html

http://nichonotes.blogspot.com/2015/02/unsur-unsur-manajemen.html

https://www.kembar.pro/2015/10/6-unsur-manajemen-terpenting-dalam-fungsi-manajemen.html

http://officialvap.blogspot.com/2016/06/etika-dalam-manajemen.html
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai