Judul:
ANALISIS KERUSAKAN DAN PERBAIKAN MOTOR AC MILIK
PT. X
DI PT.MESINDO TEKNINESIA
DISUSUN OLEH:
Edwina Rosalia (3210110040)
Nina Clarina Rosyadi (3210110062)
PROGRAM STUDI:
TEKNIK MESIN KONSENTRASI INSTALASI & PERAWATAN
DI PT.MESINDO TEKNINESIA
DISUSUN OLEH:
Edwina Rosalia (3210110040)
Nina Clarina Rosyadi (3210110062)
Panitia :
1. .. NIP.. ()
2. .. NIP.. ()
3. .. NIP.. ()
Disahkan oleh
Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Jakarta
Ketua Jurusan
1
PENILAIAN PROPOSAL TUGAS AKHIR BERBENTUK STUDI KASUS
JUDUL : ANALISIS KERUSAKAN DAN PERBAIKAN MOTOR AC MILIK PT. X DI
PT.MESINDO TEKNINESIA
NIP.
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan 1
Daftar Isi 3
BAB I PENDAHULUAN 4
1.1 Judul 4
2
1.2 Latar Belakang Masalah 4
1.3 Perumusan Masalah . 4
1.4 Pembatasan Masalah 5
1.5 Tujuan dan Manfaat . 5
Daftar Pustaka 17
Lampiran 18
Biodata Anggota 18
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. JUDUL
PT. Mesindo Tekninesia adalah salah satu perusahaan yang memberikan jasa
perbaikan untuk motor elektrik, baik kerusakan pada rotor, housing, journal bearing
ataupun kerusakan pada stator.
Saat beroperasi, motor harus dilakukan cek kondisi awal sesuai spesifikasi dan
perawatan awal atau perawatan sedang beroperasi. Kondisi motor sangat berpengaruh
terhadap kinerja motor. Oleh karena itu, kami tertarik untuk mengambil permasalahan
atau kerusakan yang terjadi pada motor AC menjadi bahan penulisan untuk tugas akhir
kami.
Observasi yang kami lakukan untuk pengambilan data dilaksanakan pada kegiatan
pembongkaran komponen motor AC seperti stator, rotor, housing bearing, dan journal. Di
tempat service motor kami mengamati dan pengambilan data pada motor-motor yang
mengalami kerusakan, klasifikasi kerusakan terdiri dari kerusakan atau penurunan
performance motor saat test running dan kerusakan pada motor yang di kirim customer
untuk melakukan perawatan dan perbaikan.
Kami akan menganalisa permasalahan yang terjadi pada motor tersebut agar saat test
performance motor, motor yang melakukan perawatan dan perbaikan tersebut dapat
beroperasi dengan baik sesuai keinginan customer.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Perawatan
Perawatan adalah sebuah operasi atau aktivitas yang harus dilakukan secara
berkala dengan tujuan untuk mengidentifikasi segala kerusakan - kerusakan yang terjadi
dan antisipasi perbaikannya. Perawatan juga ditujukan untuk mengembalikan suatu
sistem pada kondisinya agar dapat berfungsi sebagai mana mestinya, memperpanjang
usia kegunaan mesin, dan menekan failure sekecil mungkin.
Manajemen perawatan dapat digunakan untuk membuat sebuah kebijakan
mengenai aktivitas perawatan, dengan melibatkan aspek teknis dan pengendalian
manajemen kedalam sebuah program perawatan. Pada umumnya, semakin tingginya
aktivitas perbaikan dalam sebuah sistem, kebutuhan akan manajemen dan pengendalian
di perawatan menjadi semakin penting.
Berikut adalah 9 pendekatan untuk membuat sebuah program perawatan yang efektif:
1. Mengidentifikasi kekurangan eksisting
2. Membuat tujuan akhir dari program
3. Menetapkan skala prioritas
4. Menetapkan parameter untuk pengukuran performansi
5. Menetapkan rencana jangka pendek dan juga jangka panjang
6. Sosialisasi perencanaan terhadap bagian-bagian yang terkait
7. Implementasi perencanaan
8. Laporan berkala
9. Pemeriksaan kemajuan secara rutin
6
Time Directed Maintenance
Time directed maintenance dapat dilakukan apabila variable waktu dari komponen
atau system diketahui. Kebijakan perawatan yang sesuai untuk diterapkan pada time
directed maintenance adalah periodic maintenance danon-condition maintenance.
Periodic maintenance (hard time maintenance) adalah perawatan pencegahan yang
dilakukan secara terjadwal dan bertujuan untuk mengganti sebuah komponen atau system
berdasarkan interval waktu tertentu. On-condition maintenance merupakan kegiatan
perawatan yang dilakukan berdasarkan kebijakan operator.
Failure Finding
Failure Finding merupakan kegiatan perawatan pencegahan yang bertujuan untuk
mendeteksi kegagalan yang tersembunyi, dilakukan dengan cara memeriksa fungsi
tersembunyi (hidden function) secara periodic untuk memastikan kapan suatu komponen
mengalami kerusakan.
Run to Failure
Run to Failure tergolong sebagai perawatan pencegahan karena factor
ketidaksengajaan yang bias saja terjadi dalam beberapa peralatan. Disebut juga sebagai
no schedule maintenance karena dilakukan jika tidak ada tindakan pencegahan yang
efektif dan efisien yang dapat dilakukan, jika dilakukan tindakan pencegahan terlalu
mahal atau dampak kegagalan tidak terlalu esensial (tidak terlalu berpengaruh).
Corrective Maintenance
Corrective Maintenance merupakan kegiatan perawatan yang dilakukan untuk
mengatasi kegagalan atau kerusakan yang ditemukan selama masa waktu preventive
7
maintenance. Pada umumnya, corrective maintenance bukanlah aktivitas perawatan yang
terjadwal, karena dilakukan setelah sebuah komponen mengalami kerusakan dan
bertujuan untuk mengembalikan kehandalan sebuah komponen atau system ke kondisi
semula.
8
kegiatan pemeliharaan, komponen (spareparts) yang di butuhkan, laporan kemajuan
(progress report) tentang apa yang telah dikerjakan . waktu dilakukannya inspeksi dan
perbaikan, serta lamanya perbaikan tersebut, komponen (spareparts) yag tersedia di
bagian pemiliharaan. Jadi, dalam pencatatan ini termasuk penyusunan planning dan
scheduling, yaitu rencana kapan suatu mesin harus dicek atau diperiksa, diminyaki atau
di service dan di resparasi.
e. Pemeliharaan bangunan
Kegiatan ini merupakan kegiatan untuk menjaga agar bangunan gedung tetap
terpelihara dan terjamin kebersihannya.
9
f. Pemeliharaan Darurat (Emergency Maintenance): Pemeliharan ini adalah pekerjaan
pemeliharaan yang harus segera dilakukan karena terjadi kemacetan atau kerusakan
yang tidak terduga.
g. Pemeliharaan berhenti (shutdown maintenance): Pemeliharaan berhenti adalah
pemeliharaan yang hanya dilakukan selama mesin tersebut berhenti beroperasi,
h. Pemeliharaan rutin (routine maintenance): Pemeliharaan rutin adalah pemeliharaan
yang dilaksanakan secara rutin atau terus-menerus,
i. Design out maintenance adalah merancang ulang peralatan untuk menghilangkan
sumber penyebab kegagalan dan menghasilkan model kegagalan yang tidak lagi atau
lebih sedikit membutuhkan maintenance.
2.5. Analisa Produktivitas
Kegiatan dan tindakan-tindakan yang dilakukan dalam TPM tidak hanya berfokus
pada pencegahan terjadinya kerusakan pada mesin/peralatan dan meminimalkan downtime
mesin/peralatan. Akan tetapi banyak faktor yang dapat meyebabkan kerugian akibat
rendahnya efisiensi mesin/peralatan saja Rendahnya produktivitas mesin/peralatan yang
menimbulkan kerugian bagi perusahaan sering diakibatkan oleh penggunaan mesin/peralatan
yang tidak efektif dan efisien terdapat enam faktor yang disebut enam kerugian besar (six big
losses). Efisiensi adalah ukuran yang menunjukkan bagaimana sebaiknya sumber-sumber
daya digunakan dalam proses produksi untuk menghasilkan output. Efisiensi merupakan
karakteristik proses mengukur performansi aktual dari sumber daya relatif terhadap standar
yang ditetapkan Sedangkan efektivitas merupakan karakteristik lain dari proses mengukur
derajat pencapaian output dari sistem produksi. Efektivitas diukur dari aktual output rasio
terhadap output direncanakan. Dalam era persaingan bebas saat ini pengukuran sistem
produksi yang hanya mengacu pada kuantitas output semata akan dapat menyesatkan karena
pengukuran ini tidak memperhatikan karakteristik utama dari proses yaitu: kapasitas,
efisiensi dan efektivitas.
Menggunakan mesin/peralatan seefisien mungkin artinya adalah memaksimalkan
fungsi dari kinerja mesin/peralatan produksi dengan tepat guna dan berdaya guna. Untuk
dapat meningkatkan produktivitas mesin/peralatan yang digunakan maka perlu dilakukan
analisis produktivitas dan efisiensi mesin/peralatan pada six big losses. Adapun enam
kerugian besar (six big losses) tersebut adalah sebagai berikut:
1. Downtime (PenurunanWaktu)
a. Equipment failur/Breakdowns (Kerugian karena kerusakan peralatan).
10
b. Set-up and adjustment (Kerugian karena pemasangan dan penyetelan).
2. Speed losses (Penurunan Kecepatan)
a. Idling and minor stoppages (Kerugian karena beroperasi tanpa beban
maupun berhenti sesaat).
b. Reduced speed (Kerugian karena penurunan kecepatan produksi).
3. Defects (Cacat).
a. Process defect (Kerugian karena produk cacat maupun karena kerja produk diproses
ulang).
b. Reduced yieled losses (Kerugian pada awal waktu produksi hingga mencapai waktu
produksi yang stabil).
2.5.1 Eqipment Failur/breakdowns (Kerugian karena kerusakan peralatan)
Kerusakan mesin/peralatan (equipment failur breakdowns) akan mengakibatkan
waktu yang terbuang sia-sia yang mengakibatkan kerugian bagi perusahaan akibat
berkurangnya volume produksi atau kerugian material akibat produk yang dihasilkan
cacat.
2.5.2 Set-up and Adjustment Losses (Kerugian karena pemasangan dan penyetelan)
Kerugian karena set-up dan adjustment adalah semua waktu set-up termasuk
waktu penyesuaian (adjustment) dan juga waktu yang dibutuhkan untuk kegiatan-
kegiatan mengganti suatu jenis produk ke jenis produk berikutnya untuk produksi
selanjutnya. Dengan kata lain total yang dibutuhkan mesin tidak berproduksi guna
menganti peralatan (dies) bagi jenis produk berikutnya sampai dihasilkan produk yang
sesuai untuk proses selanjutnya.
2.5.3 Idling and Minor Stoppages Losses (Kerugian karena beroperasi tanpa beban maupun
karena berhenti sesaat)
Kerugian karena beroperasi tanpa beban maupun karena berhenti sesaat muncul
jika faktor eksternal mengakibatkan mesin/peralatan berhenti berulang-ulang atau
mesin/peralatan beroperasi tanpa menghasilkan produk.
11
Menurunnya kecepatan produksi timbul jika kecepatan operasi aktual lebih kecil
dari kecepatan mesin yang telah dirancang beroperasi dalamm kecepatan normal.
Menurunnya kecepatan produksi antara lain disebabkan oleh:
a. Kecepatan mesin yang dirancang tidak dapat dicapai karena berubahnya jenis
produk atau material yang tidak sesuai dengan mesin/peralatan yang digunakan.
b. Kecepatan produksi mesin/peralatan menurun akibat operator tidak mengetahui
berapa kecepatan normal mesin/peralatan sesungguhnya.
c. Kecepatan produksi sengaja dikurangi untuk mencegah timbulnya masalah pada
mesin/peralatan dan kualitas produk yang dihasilkan jika diproduksi pada
kecepatan produksi yang lebih tinggi.
2.5.5 Process Defect Losses (Kerugian karena produk cacat maupun karena kerja produk
diproses ulang)
Produk cacat yang dihasilkan akan mengakibatkan kerugian material, mengurangi
jumlah produksi, limbah produksi meningkat dan biaya untuk pengerjaan ulang.
Kerugian akibat pengerjaan ulang termasuk biaya tenaga kerja dan yang waktu yang
dibutuhkan untuk mengolah dan mengerjakan kembali ataupun memperbaiki cacat
produk Cuma sedikit akan tetapi kondisi seperti ini bisa menimbulkan masalah yang
semakin besar.
2.5.6 Reduced Yield Losses (Kerugian pada waktu produksi hingga mencapai kondisi
produksi yang stabil)
Reduced yieled losses adalah kerugian waktu dan material yang timbul selama
waktu yang dibutuhkan oleh mesin/peralatan untuk menghasilkan produk baru dengan
kualitas produk yang telah diharapkan. Kerugian yang timbul tergantung pada faktor-
faktor seperti keadaan operasi yang tidak stabil tidak tepatnya penanganan dan
pemasangan mesin/peralatan atau cetakan (dies) ataupun operator tidak mengerti dengan
kegiatan proses produksi yang dilakukan.
12
BAB III
METODE PELAKSANAAN
Sebelum materi tugas akhir mengenai analisis kerusakan rotor milik PT.X dipilih, penulis
melakukan observasi lapangan ke PT.Mesindo Tekninesia. Selain itu penulis juga mencari
konsep permasalahan melalui media internet dan literatur yang cocok untuk dijadikan bahan dan
pustaka tugas akhir.
Konsep permasalahan yang sudah terpilih, dicari jalan penyelesaiannya dengan
melakukan kajian pustaka melalui media internet, buku-buku katalog, bertanya kepada dosen
pembimbing tugas akhir dan pembimbing di lapangan. Hal tersebut untuk melengkapi pustaka
proposal tugas akhir.
Data-data dari hasil praktek dan observasi yang didapat, kemudian di analisa untuk
dijadikan bahan laporan tugas akhir. Penentuan tahapan pelaksanaan ini terencana dan sesuai
jadwal yang telah ditentukan serta mempercepat proses pemecahan masalah di dalam
pelaksanaannya.
13
BAB IV
JADWAL KEGIATAN DAN BIAYA
14
4.2 Rancangan Biaya
Harga Jumlah
No Nama Komponen / Bahan Volume Satuan Harga
( Rp ) Satuan (Rp)
1. Biaya Habis Pakai
2. Peralatan Penunjang
a. Pembuatan proposal dan 1 250.000 250.000
laporan
3. Perjalanan
a. Survey dan perjalanan 1 450.000 450.000
4. Lain Lain
a. Biaya tak terduga 3 100.000 300.000
15
Daftar Pustaka
16
LAMPIRAN
DAFTAR BIODATA
Anggota I
Identitas Pribadi
Agama : Islam
Golongan Darah :B
Riwayat Pendidikan :
Edwina Rosalia
(NIM. 3211110040)
DAFTAR BIODATA
17
Anggota II
Identitas Pribadi
Agama : Islam
Golongan Darah :O
Riwayat Pendidikan :
(NIM. 3211110062)
18