Anda di halaman 1dari 26

1

LAPORAN AKHIR

PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

PELATIHAN PENGOLAHAN AIR BERSIH UNTUK KEBUTUHAN


RUMAH TANGGA DI DESA KLADI KECAMATAN CERMEE
KABUPATEN BONDOWOSO

Oleh:

Endhah Purwandari, SSi., MSi. NIP. 198111112005012001


Ir. Misto, MSi. NIP. 196812191994021001
Dr.Gaguk Jatisukamto, ST., MT. NIP. 196902091988021001

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT


UNIVERSITAS JEMBER
2017
LEMBAR PENGESAHAN

1. Judul Pengabdian Pelatihan Pengolahan Air Bersih Untuk


Kebutuhan Rumah Tangga Di Desa Kladi
Kecamatan Cermee Kabupaten Bondowoso
2. Ketua Tim Pengusul
A. Nama Endhah Purwandari, SSL, MSi.
B. NIDN 0011118102
C. Jabatan/Golongan Lektor/lll.a
D. Program Studi Fisika
E. Perguruan Tinggi Universitas [ember
F. Bidang Keahlian Komputasi Fisika Material
G. Nomor HP 085236054435
H. E-mail endhah.fmjpa@unej.ac.id
3. Anggota Tim Pengusul
A. Jumlah Anggota Dosen 2 orang
B. Nama Anggota/Bidang Ir. Misto, MSi/lnstrumentasi
Dr. Gaguk Jatisukamto, ST.,MT/TeknJk Mesin
C. Mabasiswa yang terlibat 5 orang
4. Lokasi Kegiatan/Mitra (1)
A. Wilayah Mitra (Desa/Kec.) Bercak/Cerrnee
B. Kabupaten/Kota Bondowoso
C. Propinsi Jawa Timur
D. Jarak PT ke Lokasi mitra (KM) : 80
5. Luaran yang dihasilkan Materi pengolahan air bersih
6. Jangka Waktu Pelaksanaan 4 bulan
7. Biaya Total
- lnstitusi Rp. 0,00
- Sumber Lain (Mandiri) Rp. 1.500.000

[ember, 18 Juli 2017


P gusul

i.
3

RINGKASAN

Sejalan dengan laju pertumbuhan penduduk yang terus meningkat dari waktu ke
waktu, serta penggunaan air yang tidak hanya digunakan untuk keperluan domestik,
tetapi juga untuk perusahaan (comercial water) dan industri (industrial water),
maka ketersediaan air tidak menunjukkan jumlah yang signifikan. Sehingga
pengolahan sumber daya air harus dilakukan dengan bijak agar sumber air tetap
terpelihara. Sistem penjernih air saat ini, dilakukan terhadap sumber-sumber yang
memiliki tingkat pencemaran tinggi seperti air payau, air sungai, dan sumber air
lainnya. Secara khusus, air sungai sangat rentan terkontaminasi oleh zat kimiawi,
karena sungai merupakan tempat buangan akhir dari limbah domesti, industri, dan
rumah tangga. Konsekuensinya air tersebut tidak layak untuk keperluan sehari-hari.

Desa Kladi, Kecamatan Cermee, Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, merupakan


daerah yang memiliki sumber air yang berasal dari sumur dan sungai, namun dalam
kurun waktu tertentu tidak menunjukkan keadaan fisik air bersih yang layak untuk
dikonsumsi. Keadaan air yang berwarna, bau dan berasa didapatkan pada sumber-
sumber air di atas. Perlu sebuah metode/teknik untuk dapat mengolah sumber air air
tersebut agar layak untuk dikonsumsi. Melalui kegiatan pengabdian ini, telah
dilakukan pelatihan mengenai metode fisika yang dapat diaplikasikan di dalam
mengolah air bersih agar dapat digunakan untuk kebutuhan rumah tangga.

Kegiatan pelatihan dilakukan dalam bentuk penyuluhan terhadap beberapa teknik


yang dapat digunakan dalam mengolah air bersih. Guna keperluan dokumentasi dan
keberlanjutan maka dibuat modul sederhana yang diedarkan kepada masyarakat
dengan bantuan mahasiswa KKN yang terlibat di dalam kegiatan pengabdian.
Beberapa manfaat yang dirasakan oleh masyarakat dari kegiatan ini adalah dapat
memberikan pengetahuan bagi masyarakat tentang metode pengolahan air bersih
dan dapat mengkader generasi berikutnya untuk dapat tanggap dini terhadap
lingkungan sekitar sehingga turut andil di dalam memelihara sistem/alat penjernih.
air yang akan dibuat. Dari sini, perlu dilakukan kegiatan serupa dalam bentuk
monitoring tahunan terhadap masyarakat, sebagai bentuk sumbangsih perguruan
tinggi dalam bidang pengabdian kepada masyarakat
4

TIM PELAKSANA KEGIATAN

Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat ini dilaksanakan oleh Tim Dosen dan
beberapa mahasiswa Universitas Jember, dengan susunan sebagai berikut :

Ketua Pelaksana : Endhah Purwandari, SSi., MSi.


Anggota : Ir. Misto, MSi.
Dr. Gaguk Jatisukamto, ST., MT.
5

PRAKATA

Puji syukur kehadirat Allah Swt., yang telah memberikan banyak


kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan kegiatan Pengabdian kepada
Masyarakat dengan judul kegiatan Pelatihan Pengolahan Air Bersih Untuk
Kebutuhan Rumah Tangga diDesa Kladi Kecamatan Cermee Kabupaten
Bondowoso.
Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka memenuhi kegiatan Tri Dharma
Perguruan Tinggi, realisasi dari komponen kegiatan Pengabdian kepada
Masyarakat. Transfer IPTEK kepada masyarakat sekitar diharapkan dapat
memberikan peningkatan terhadap wawasan keilmuan maupun pengetahuan
teraplikasi, sehingga dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan hidup.
Tentunya, akhir dari kegiatan ini bukan merupakan akhir dari program pengabdian
yang dilaksanakan oleh Tim Pelaksana Kegiatan, sehingga kegiatan berkelanjutan
tetap diupayakan dalam bentuk program pengabdian berikutnya.
Akhirnya, penulis berharap ada banyak masukan membangun terhadap
penulisan laporan kegiatan pengabdian, demi perbaikan kegiatan yang telah
dilakukan sekaligus menjadi stimulus untuk melaksanakan program kegiatan
pengabdian berikutnya. Semoga, laporan kegiatan ini dapat memberikan manfaat
kepada para pembaca sekalian.

Jember, Juni 2017

Tim Pelaksana Kegiatan


6

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL .................................................................................. 1


LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... 2
RINGKASAN ............................................................................................... 3
TIM PELAKSANA KEGIATAN ................................................................. 4
PRAKATA .................................................................................................... 5
DAFTAR ISI ................................................................................................. 6

BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................. 7


1.1 Analisis Situasi ............................................................................. 7
1.2 Perumusan Masalah ..................................................................... 9
BAB 2 TUJUAN DAN MANFAAT.............................................................. 10
BAB 3 TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 11
BAB 4 REALISASI PELAKSANAAN......................................................... 15
4.1 Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ................................................... 15
4.2 Beberapa Masalah dalam Kebutuhan Air Minum Desa Kladi ..... 16
4.3 Pembahasan.................................................................................. 17
BAB 5 PENUTUP.......................................................................................... 19
5.1 Kesimpulan .................................................................................. 19
5.2 Saran ............................................................................................ 19
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 20
LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Tugas
Lampiran 2 Materi Pengolahan Air Bersih
Lampiran 3 Foto Kegiatan
7

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Analisis Situasi


Masyarakat desa Kladi, Kecamatan Cermee, Kabupaten Bondowoso, Jawa
Timur adalah masyarakat yang suka bekerja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari
sehingga apabila masyarakat diberi bimbingan dalam pelatihan mereka akan bisa
melakukannya. Masyarakat di daerah ini sangat antusias dalam hal pelatihan untuk
perbaikan kehidupan khususnya pelatihan pengolahan air dari sumur, yang airnya
tidak jernih, dan ini menjadikan kebutuhan rumah tangga menjadi lebih bagus.
Secara umum, jika adanya usaha yang optimal dalam pengolahan air akan
memberikan dampak positif bagi masyarakat. Air keruh dari sumur atau dari sungai
merupakan air yang tidak sehat, mungkin ini disebakan oleh karakteristik tanah desa
Kladi yang tidak sanggup lagi membersihkan air secara alami. Untuk itu kegiatan
pelatihan pengolahan air bersih di desa tersebut merupakan solusi untuk
mendapatkan air bersih secara mandiri. Bahan-bahan kebutuhan sistem penjernih
sudah tersedia di sekitar kita, sehingga apabila masyarakat diberi pengetahuan
tentang pengolah air masyarakat akan bisa membuat sendiri. Action dari masyarakat
diperlukan untuk memulai merubah air kotor menjadi air bersih, masyarakat harus
bebas dari air kotor seperti ini.
Manajemen yang tepat harus didapat dan diputuskan dengan menilai situasi
saat ini (bersumber oleh data primer dan sekunder), kesenjangan analisis didasarkan
pada lima aspek yaitu aspek kelembagaan, aspek teknis, aspek pembiayaan, aspek
hukum dan partisipasi masyarakat. Identifikasi ini difokuskan pada penentuan
kualitas air sistem pengolahan dalam negeri berdasarkan kepadatan penduduk,
kondisi wilayah fisik, sumber air yang digunakan, dan kemampuan untuk
membiayai. Untuk itu dibutuhkan bantuan pengetahuan bagi masyarakat untuk bisa
menerapkan pengolahan air menjadi layak pakai dalam bentuk pelatihan tentang
pengolahan air keruh menjadi air bersih untuk air minum, mandi, dan cuci.
Air merupakan kebutuhan pokok bagi setiap makhluk hidup. Untuk manusia,
air selain sebagai sumber minuman juga sebagai penopang aktifitas lainnya. Dalam
kegiatan sehari-hari, air digunakan untuk mandi, mencuci, dan kebutuhan yang lain.
Agar memenuhi syarat, air harus memenuhi dari segi kualitas maupun kuantitasnya.
8

Secara kualitas, air harus tersedia pada kondisi yang memenuhi syarat kesehatan.
Mutu air dapat ditinjau dari segi fisika, kimia dan biologi. Dalam keperluan sehari-
hari, air harus memenuhi standar baku air untuk kebutuhan rumah tangga. Mutu air
yang baik ini tidak selamanya tersedia di alam. Sejalan dengan adanya
perkembangan industri dan pemukiman dapat mengancam kelestarian air bersih.
Malahan di daerah-daerah tertentu, air yang tersedia tidak memenuhi syarat
kesehatan secara alami seperti daerah rawa, sehingga diperlukan upaya perbaikan
dan pengolahan air secara sederhana ataupun yang lebih maju.
Sejalan dengan laju pertumbuhan penduduk yang terus meningkat dari waktu
kewaktu, serta penggunaan air yang lebih dari keperluan domestik, tetapi juga untuk
perusahaan (comercial water) dan industri (industrial water), maka ketersediaan air
tidak menunjukkan jumlah yang signifikan. Sehingga pengolahan sumber daya air
harus dilakukan dengan bijak agar sumber air tetap terpelihara. Sistem penjernih air
jaman sekarang dilakukan dari sumber-sumber yang memiliki tingkat pencemaran
yang tinggi seperti air payau, air sungai, dan sumber air lainnya. Secara khusus
untuk air sungai sangat rentan terkontaminasi oleh zat kimiawi, karena sungai
merupakan tempat buangan akhir dari limbah domestic, industri, dan lain-lain.
Konsekuensinya air tersebut tidak layak untuk keperluan sehari-hari.
Secara mendasar banyak sumber air yang dapat dimanfaatkan sebagai air baku
untuk memproduksi air minum, namun yang menjadi kendala selama ini adalah
pemilihan teknologi yang tepat agar kualitas dan biaya yang dikeluarkan untuk
memproduksi air minum tersebut lebih murah. Di antaranya sumber air baku yang
layak dimanfaatkan untuk memproduksi air minum yang berkualitas bebas impuritis
organik, anorganik, virus dan bakteri adalah air mata air. Air sumber alam memiliki
konsentrasi zat padat terlarut antara 70 – 250 mg/liter.
Dari segi kualitas maupun kuantitas air yang digunakan harus memenuhi
syarat. Namun secara kualitas, air harus tersedia pada kondisi yang memenuhi syarat
kesehatan. Mutu air dapat ditinjau dari segi fisika, kimia dan biologi. Air yang dapat
digunakan untuk keperluan sehari-hari harus memenuhi standar baku air untuk
kebutuhan rumah tangga. Kualitas air yang baik ini tidak selamanya tersedia di
alam. Dengan adanya perkembangan industri dan pemukiman dapat mengancam
kelestarian air bersih. Bahkan di daerah-daerah tertentu, air yang
9

tersedia tidak memenuhi syarat kesehatan seperti daerah rawa, sehingga diperlukan
upaya perbaikan dan pengolahan air secara sederhana ataupun modern.
Kadang-kadang di daerah tertentu air bersih sangat sulit didapatkan. Namun
air bersih bukan berarti tidak ada. Sayang di sebagian tempat untuk bisa dipakai
minum air harus melewati proses penjernihan dahulu. Namun masyarakat perlu bisa
mengenal cara/ metode penjernihan air seperti ini bisa kita buat sendiri. Banyak
sekali cara-cara yang bisa kita gunakan untuk menjernihkan air secara alami.
Misalnya penjernihan menggunakan batu, pasir, kerikil, arang sekam padi, ijuk,
kapur, tawas, biji kelor dan lain-lain. Semuanya itu sangat mudah untuk kita pelajari
menggunakan ilmu alam sederhana, semua bahan penjernih air yang diperlukan
terdapat di sekitar kita.

1.2 Perumusan Masalah


Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan, dapat dirumuskan
masalah-masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana cara mengolah air yang kotor menjadi air yang bersih untuk
kebutuhan rumah tangga?
2. Bagaimana mengkader masyarakat agar memelihara alat/sistem
penjernih agar tetap menghasilkan air yang bersih untuk keperluan
sehari-hari?
10

BAB 2. TUJUAN DAN MANFAAT

Tujuan dari kegiatan pengabdian masyarakat yang akan dilakukan adalah


sebagai berikut :
a. Mempertajam pemahaman masyarakat tentang pentingnya air bersih
untuk konsumsi kebutuhan rumah tangga bagi kesehatan
b. Memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang beberapa
alternatif cara untuk mendapatkan air bersih
c. Memberikan pelatihan kepada mayarakat mengenai bagaimana cara
menjernihkan air limbah rumah tangga yang kotor menjadi air yang
bersih.

Adapun manfaat kegiatan bagi pelaku/tim pelaksana kegiatan pengabdian kepada


masyarakat adalah ;
a. Melatih rasa kepedulian sosial pelaku kegiatan pengabdian kepada
masyarakat akan permasalahan yang ada di masyarakat
b. Memberikan solusi atas permasalahan yang dihadapi masyarakat.
c. Masyarakat dapat mempertajam pemahaman yang dimiliki tentang
pentingnya penggunaan air bersih untuk konsumsi rumah tangga.
d. Masyarakat mendapatkan pengetahuan tentang beberapa metode yang
dapat digunakan dalam penyediaan air bersih.
e. Untuk wahana bermanfaat yang dapat memberi pengetahuan kepada
masyarakat bahwa ternyata air keruh dapat diolah menjadi air bersih
untuk keperluan rumah tangga dengan membuat alat penyaringan air
sederhana dengan biaya murah.
f. Setiap anggota masyarakat dapat memenuhi kebutuhan air bersih sendiri
sehingga bisa memenuhi kebutuhan sendiri.
g. Dengan munculnya pemahaman masyarakat tentang sistem pengolah air
mandiri dan tidak tergantung pada pemerintah.
11

BAB 3 TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Desa Kladi Kecamatan Cermee Bondowoso


Objek masyarakat dari Program Kegiatan Pengabdian Masyarakat adalah
masyarakat Desa Kladi, Kecamatan Cermee, Kabupaten Bondowoso. Sebagai objek
penulisan, Desa Kladi, berdasarkan hasil sensus kelurahan setempat pada tahun
2011 dihuni oleh 8765 jiwa dengan klasifikasi 4537 laki-laki dan 4258 perempuan.
Dari 8765 jiwa penduduk, 4142 jiwa termasuk penduduk miskin. Sekitar 90%
penduduk desa ini adalah petani dan pekebun murni. Desa ini terletak di
Bondowoso, terdiri dari tujuh dusun dan memiliki total luas wilayah 835Ha
(http://bondowosokab.go.id/instansi/kecamatan/kecamatan-cermee). Sebagai desa
kawasan pertanian, desa Kladi memiliki banyak lahan pertanian dan produk hasil
pertanian. Keadaan masyarakat desa Kladi masih banyak yang hidup di bawah garis
kemiskinan. Selain itu, dusun Kladi memiliki berbagai masalah yang tak kunjung
berakhir ialah permasalahan air bersih yang sulit didapatkan walaupun belum
tersedia PDAM untuk pasokan air bersih keperluan sehari-hari.
Untuk itulah kami berinisiatif memberi pengetahuan pengolahan air agar
dapat digunakan kembali serta melatih keterampilan warga dalam membuat alat
penyaringan air. Berdasarkan sumber daya manusia, program ini sangat cocok
karena sasaran dari program ini adalah masyarakat yang merindukan air bersih.
Program pengabdian ini akan dijembatani oleh mahasiswa untuk pemasangan
instalasi (penjernihan air) dan untuk kesinambungan jangka panjang sistem
penjernihan air di desa Kladi.

3.2 Pengolahan Air Bersih


Pengolahan fisika yang memenuhi standar fisik air sebagai bahan baku air
minum meliputi bau, rasa, tingkat kejernihan air, jumlah zat yang terlarut, suhu,
dan warnanya. Adapun pengolahan air secara fisika dilakukan melalui beberapa
tahapan, yaitu penyaringan, pengendapan, absorbsi, dan adsorbs (Lumiu, 2016).
1. Penyaringan
12

Penyaringan atau filtrasi merupakan proses pemisahan padatan yang terlarut di


dalam air. Pada proses ini, filter berperan memisahkan air dari partikel-partikel
padatan. Bahan padatan yang disaring untuk dipisahkan dari air antara lain kayu,
daun, pasir, dan lumpur.
2. Pengendapan
Pengendapan bertujuan untuk memisahkan air dan partikel-partikel padat yang
terdapat di dalam air dengan memanfaatkan gaya gravitasi. Benda atau padatan yang
berat jenisnya lebih besar daripada air akan mengendap di dasar bak pengendapan.
3. Absorbsi
Absorbsi merupakan peristiwa penyerapan bahan-bahan tertentu yang terlarut di
dalam air. Bahan yang digunakan untuk menyerap disebut absorben. Absorbeninilah
yang akan digunakan sebagai filter. Umumnya absorben yang digunakan adalah
karbon aktif. Contoh: arang batok kelapa.

4. Adsorpsi
Adsorpsi merupakan proses penangkapan ion-ion yang terdapat di dalam air. Zat
penangkap ion disebut sebagai adsorben. Adsorben yang biasa digunakan dalam
proses adsorpsi adalah zeolite dan resin.

Langkah Kerja Membuat Alat Penjernih Air Sederhana


1. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan seperti
Bahan : Alat :

a) Botol 1,5 L a) Gunting/Cutter


b) Arang b) Paku
c) Kerikil besar c) Palu
d) Kerikil kecil
e) Pasir
f) Ijuk
g) Jerami

2. Memotong botol dengan menggunakan cutter pada bagian bawah botol


3. Memasukkan bahan ke dalam botol sesuai urutan
13

Gambar 1 Sistem penyaring air bersih secara sederhana (Lumiu, 2016)

4. Memasukkan air kotor ke alat penjernih air sederhana


14

Modifikasi wadah pengolahan air dapat juga dilakukan dengan menggunakan


skema berikut.

Gambar 2 Balok pengolah air bersih yang meliputi proses pengendapan,


penyaringan danpenampungan (Lumiu, 2016)

Beberapa bahan kimia seperti pembunuh kuman (kaporit), penjernih air (tawas) dan
batu kapur dapat pula disertakan dalam bak pengendapan.

Gambar 3 Bak pengendapan yang dilengkapi dengan bahan kimia dipadukan


dengan bak penyaringan
15

BAB 4. REALISASI PELAKSANAAN

4.1 Realisasi Pelaksanaan Kegiatan


Permasalahan air bersih di dusun Kladi kecamatan Cermee telah
berlangsung lama hingga kini. Usaha pembuatan sistem penjernih air melalui
kegiatan pengabdian ini, memberikan harapan warga dusun Kladi untuk mengakhiri
penderitaan mengkonsumsi air kurang layak menuju yang lebih baik, hal ini
dibuktikan dengan antusiasnya warga masyarakat ketika diberikan program
kegiatan penjernihan air minum oleh tim pengabdian kepada masyarakat. Akan
tetapi kegiatan pembuatan sistem penjernihan air melalui pengabdian ini adalah
semacam pilot projek hanya sebagai contoh belum bisa mengatasi kebutuhan
seluruh warga, karena untuk bisa memenuhi kebutuhan air minum warga
dibutuhkan sistem penjernih yang banyak, idealnya setiap rumah mempunyai sistem
penjernih minimum satu sistem. Dengan adanya bimbingan oleh tim pengabdian ini
masyarakat yang lain diharapkan bisa membuat sistem penjernih sendiri untuk
kebutuhannya sendiri di rumah. Bahan yang diperlukan untuk membuat sebuah
sistem penjernih semuanya tersedia di Bondowoso, cara membuatnya, dan cara
mengoperasikan termasuk pemeliharaan sistem telah diberikan oleh tim pengabdian
masyarakat Universitas Jember.
Pada kegiatan pengabdian ini langkah yang dilakukan menggunakan
pendekatan kualitatif, sehingga hasil kegiatan akan dapat diuraikan dan dianalisis
sesuai dengan kondisi atau keadaan yang terjadi di lapangan. Teknik pendekatan
awal adalah data yang digunakan antara lain: 1) Observasi Informan, 2) Wawancara,
3) Pembuatan Proposal, dan 4) Pelaksanaan Kegiatan. Berdasarkan hasil studi awal
diketahui bahwa : air minum yang dikonsumsi masyarakat di dusun Kladi sejak dulu
hingga sekarang diambil dari sumur lokal dalam keadaan tidak layak (keruh). Air
di daerah ini mudah didapat melalui sumur lokal di pekarangan, setiap tanah
pekarangan mempunyai sumur sendiri-sendiri hanya warnanya masih keruh. Hanya
saja belum pernah ada usaha penjernihan baik datang dari bimbingan institusi
maupun dari warga masyarakat sendiri. Dengan adanya kegiatan pengabdian ini
maka usaha perbaikan mutu air minum dimulai. Oleh karena itu
16

perlu sentuhan pendekatan sosial, ilmu pengetahuan dan teknologi dalam proses
penjernihan air dalam bentuk penerapan teknologi tepat guna sehingga hasilnya
dapat dibuktikan oleh masyarakat. Dengan adanya kegiatan pengabdian ini dapat
memberikan manfaat pada masyarakat dalam bentuk perbaikan kualitas air minum
sehingga kesehatan masyarakat meningkat.
Realisasi pelaksanaan kegiatan pengabdian di lapangan adalah sebagai
berikut: Studi awal ke dusun Kladi untuk pembuatan proposal yang dilakukan
bersama mahasiswa KKN. Pada tahap ini telah dilakukan identifikasi dan
perumusan masalah. Kemudian tahap berikutnya adalah pembuatan proposal.
Setelah proposal diterima kemudian dilakukan kegiatan di lapangan. Dari
pelaksanaan: Kegiatan hari pertama, berlangsung sesuai rencana, dilakukan
identifikasi masalah ulang untuk menentukan jenis penerapan teknologi yang sesuai
untuk sistem penjernihan sesuai problem kekeruhan air setempat. Pada identifikasi
masalah tambahan ini diperoleh informasi bahwa penyebab kekeruhan air setempat
tersebut seperti apa; warna, kandungan padatan air dan pH. Sehingga teknologi tepat
guna yang akan digunakan apakah melibatkan penyaring, pasir, atau bahan yang
lain. Kegiatan hari kedua, demo teknologi tepat guna untuk proses penyiapan
proses penjernihan air keruh menjadi jernih. Kegiatan berlangsung sesuai jadual
dan berjalan dengan lancar, warga setempat ikut bekerja sekaligus praktik.
Kemudian, Kegiatan hari ketiga, demo teknologi tepat guna untuk pembuatan
sistem dan pemeliharaan alat. Demo ini sekaligus untuk mengajak masyarakat
untuk bisa membuat sistem penjernih sendiri serta pemeliharaan secara mandiri.

4.2 Beberapa Masalah dalam Kebutuhan Air Minum Desa Kladi


Sasaran dalam kegiatan ini adalah masyarakat desa Kladi kecamatan Cermee
kabupaten Bondowoso. Masyarakat desa Kladi selama ini mengkonsumsi air minum
dalam keadaan keruh. Air keruh tersebut diperoleh dari sumber air atau sumur di
daerahnya sendiri. Keadaan air keruh dari sumber air atau sumur tersebut terjadi
pada seluruh warga desa bahkan dalam satu kecamatan. Mereka membiarkan
keadaan ini tanpa adanya usaha untuk mencari penyelesaiannya. Belum ada
sentuhan untuk usaha perbaikan dari pihak luar termasuk dari
17

pemerintah. Secara umum, masyarakat desa Kladi mengkonsumsi air tidak layak
minum yang berlangsung dalam waktu yang lama, termasuk juga untuk mandi, dan
mencuci. Hal ini menimbulkan ketidak layakan mutu air konsumsi untuk kehidupan
sehari-hari. Untuk memperbaiki ketidaklayakan mutu air konsumsi tersebut
diperlukan adanya penerapan teknologi tepat guna. Oleh karenanya diperlukan
kegiatan ini.

4.3 Pembahasan
Air adalah bahan kebutuhan vital sehari-hari untuk minum, mencuci, dan
mandi manusia termasuk untuk masyarakat Kladi. Air juga digunakan untuk bersuci
(wudhu) orang muslim untuk setiap akan sholat dan keadaannya harus menenuhi
syarat. Sumber air bisa berasal berupa mata air atau sumur yang ada dibuat dekat
pekarangan rumah. Dari sisi sumber air, masyarakat desa Kladi mudah
mendapatkannya. Hanya sayang keadaannya keruh.
Hal yang menarik dari keberadaan air di daerah Kladi adalah air mudahnya
didapatkan melalui sumur warga sendiri. Disamping didapatkan dari sumur warga,
air juga bisa diperoleh dari sumber air di desa. Sayang air dari keduanya keruh.
Meskipun begitu warga tidak mengkonsumsi air kemasan yang mutunya lebih baik
dari air sumur lokal, karena air kemasan harganya mahal padahal daya beli
masyarakat (dalam jumlah sedikit) untuk produk ini ada yang mampu. Observasi
awal identifikasi air ini bertujuan untuk mengetahui sistem penjernih yang akan
dibuat sehingga diharapkan dapat memberikan gambaran umum mengenai
permasalahan di daerah ini.
Observasi dilakukan di daerah Kladi, Kecamatan Cermee yang merupakan
daerah dengan air bermasalah. Desa Kladi termasuk yang letaknya dekat dengan
pegunungan (Ijen). Warganya sangat berharap untuk bisa mengkonsumsi air yang
lebih bersih. Observasi awal telah dilakukan bersama mahasiswa yang sedang
mengikuti kegiatan KKN (kuliah kerja nyata) dari Universitas. Permasalahan ini
diangkat karena masyarakat Kladi telah bertahun-tahun mengkonsumsi air dalam
keadaan keruh. Berdasarkan jumlah penduduk yang lebih dari 8765 (2011) jiwa,
maka kebutuhan air sehari-hari cukup besar, seluruhnya harus diambil dari daerah
setempat. Proses eksplorasi paling murah melalui sumur dipekarangan masing-
18

masing. Proses ini adalah proses yang paling mudah yang membutuhkan
kebersamaan melalui sumur masing-masing. Berikutnya penjernih bisa dilakukan
mandiri oleh penduduk melalui alat penjernih yang sudah bisa diduplikasi. Semua
kebutuhan bahan untuk pembuat alat sudah ada di Bondowoso.
19

BAB 5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan, dapat ditarik
beberapa kesimpulan sebagai berikut;
1. Melalui penerapan teknologi tepat guna, mutu air di desa Kladi, dalam proses
penjernihan dapat dilakukan dengan melakukan pengolahan terhadap sumber
air yang tidak layak konsumsi menjadi sumber air bersih, dengan menggunakan
metode fisika.
2. Kegiatan penyuluhan dapat digunakan untuk mengkader para generasi muda
agar dapat memelihara sistem penjernih air yang digunakan
untukmeningkatkan mutu air di desa Kladi.

5.2. Saran
Perlu sumbangsih perguruan tinggi dalam bidang pengabdian kepada
masyarakat dalam bentuk monitoring setiap tahun agar semua hambatan bisa
diselesaikan.
20

DAFTAR PUSTAKA

Kabupaten Bondowoso, 2016, Profil Kabupaten Bondowoso.


http://bondowosokab.go.id/instansi/kecamatan/kecamatan-cermee. [Diakses
tanggal 20 Februari 2017].

Lumiu, H. 2016. Cara Penjernihan Air Secara Fisika.


http://haastitanickylumiu.blogspot.co.id/2016/11/a.html. [Diakses tanggal
15 Februari 2017].
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS JEMBER
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
Jl. Kalimantan No. 37 Jember Telp. 0331-337818, 339385 Fax. 0331-337818
e-Mail : penelitian.lemlit@unej.ac.id

S U R A T T U G A S
Nomor : 416/UN25.3.2/PM/2017

Berdasarkan Surat Dekan Fakultas MIPA Universitas Jember Nomor 992/UN25.1.9/PM/2017 perihal Permohonan Surat
Tugas, Ketua LPM Universitas jember menugaskan kepada:

NO NAMA / NIP PANGKAT / GOL JABATAN FAK / PS KET


Endhah Purwandari, S.Si., M.Si. Fakultas Matematika dan Ilmu
1. Penata Muda / III.a Lektor Ketua
NIP. 198111112005012001 Pengetahuan Alam
Ir. Misto, M.Si Pembina Utama Muda / Fakultas Matematika dan Ilmu
2. Lektor Kepala Anggota 1
NIP. 195911211991031002 IV.c Pengetahuan Alam
Dr. Gaguk Jatisukamto S.T., M.T.
3. Penata / III.c Lektor Fakultas Teknik Anggota 2
NIP. 196902091998021001

untuk melaksanakan kegiatan pengabdian pada masyarakat tentang :

PELATIHAN PENGOLAHAN AIR BERSIH UNTUK KEBUTUHAN RUMAH TANGGA DI DESA


KLADI KECAMATAN CERMEE KABUPATEN BONDOWOSO

Bentuk Kegiatan : Pendidikan Kepada Masyarakat


Khalayak Sasaran : Masyarakat
Metode Penyampaian : Ceramah Dan Pelatihan
Lokasi Kegiatan : Kelurahan / Desa Kladi, Kecamatan Cermee, Kab. Bondowoso, Provinsi Jawa Timur
Waktu Pelaksanaan : 06 Februari 2017 S/d 08 Mei 2017
Jumlah Dana : Rp. 1500000.00
Sumber Dana : Mandiri

Demikian surat tugas ini diberikan untuk dapatnya digunakan sebagaimana mestinya dan setelah pelaksanaan kegiatan
tugas inim yang bersangkutan harap menyerahkan laporan ke Lembaga Pengabdian pada Masyarakat Universitas Jember
sesuai dengan ketentuan.

Dikeluarkan di : Jember
Pada tanggal : 03 Februari 2017
Ketua LPPM

Prof. Ir. Achmad Subagio, M.Agr.,PhD.


NIP. 196905171992011001
Tembusan kepada yth.:
• Dekan Fakultas MIPA Universitas Jember.
SISTER - Copyright (c) 2013 UPT
Teknologi Informasi Universitas Jember
Lampiran 2 Materi Pengolahan Air Bersih

Pendahuluan
Ketersediaan air bersih menjadi syarat bagi sebuah rumah yang dikategorikan
sebagai rumah sehat. Adapun sumber air yang tersedia dalam rumah/sebuah
keluarga hendaknya memiliki dua persyaratan yang harus dipenuhi. Pertama,
sumber air yang dimiliki adalah air bersih, dengan ciri fisik tak berwarna (jernih),
tak berbau dan tak berasa. Kedua adalah sumber air yang ada haruslah sehat, bebas
dari kuman dan bibit penyakit. Dalam upaya penyediaan air bersih, perlu dilakukan
pengolahan terhadap sumber air, sehingga layak untuk dikonsumsi. Metode paling
sederhana yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan metode fisika.

Pengolahan Air Bersih


Pengolahan fisika yang memenuhi standar fisik air sebagai bahan baku air minum
meliputi bau, rasa, tingkat kejernihan air, jumlah zat yang terlarut, suhu, dan
warnanya. Adapun pengolahan air secara fisika dilakukan melalui beberapa
tahapan, yaitu penyaringan, pengendapan, absorbsi, dan adsorbs.
1. Penyaringan
Penyaringan atau filtrasi merupakan proses pemisahan padatan yang terlarut di
dalam air. Pada proses ini, filter berperan memisahkan air dari partikel-partikel
padatan. Bahan padatan yang disaring untuk dipisahkan dari air antara lain kayu,
daun, pasir, dan lumpur.
2. Pengendapan
Pengendapan bertujuan untuk memisahkan air dan partikel-partikel padat yang
terdapat di dalam air dengan memanfaatkan gaya gravitasi. Benda atau padatan yang
berat jenisnya lebih besar daripada air akan mengendap di dasar bak pengendapan.
3. Absorbsi
Absorbsi merupakan peristiwa penyerapan bahan-bahan tertentu yang terlarut di
dalam air. Bahan yang digunakan untuk menyerap disebut absorben. Absorbeninilah
yang akan digunakan sebagai filter. Umumnya absorben yang digunakan adalah
karbon aktif. Contoh: arang batok kelapa.
4. Adsorpsi
Adsorpsi merupakan proses penangkapan ion-ion yang terdapat di dalam air. Zat
penangkap ion disebut sebagai adsorben. Adsorben yang biasa digunakan dalam
proses adsorpsi adalah zeolite dan resin.

Langkah Kerja Membuat Alat Penjernih Air Sederhana


1. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan seperti
Bahan : Alat :

a) Botol 1,5 L a) Gunting/Cutter


b) Arang b) Paku
c) Kerikil besar c) Palu
d) Kerikil kecil
e) Pasir
f) Ijuk
g) Jerami

2. Memotong botol dengan menggunakan cutter pada bagian bawah botol


3. Memasukkan bahan ke dalam botol sesuai urutan

Gambar 1 Sistem penyaring air bersih secara sederhana

4. Memasukkan air kotor ke alat penjernih air sederhana


Modifikasi wadah pengolahan air dapat juga dilakukan dengan menggunakan
skema berikut.

Gambar 2 Balok pengolah air bersih yang meliputi proses pengendapan,


penyaringan danpenampungan

Beberapa bahan kimia seperti pembunuh kuman (kaporit), penjernih air (tawas) dan
batu kapur dapat pula disertakan dalam bak pengendapan.

Gambar 3 Bak pengendapan yang dilengkapi dengan bahan kimia dipadukan


dengan bak penyaringan
Lampiran 3 Foto Kegiatan

Anda mungkin juga menyukai