LAPORAN AKHIR
Oleh:
i.
3
RINGKASAN
Sejalan dengan laju pertumbuhan penduduk yang terus meningkat dari waktu ke
waktu, serta penggunaan air yang tidak hanya digunakan untuk keperluan domestik,
tetapi juga untuk perusahaan (comercial water) dan industri (industrial water),
maka ketersediaan air tidak menunjukkan jumlah yang signifikan. Sehingga
pengolahan sumber daya air harus dilakukan dengan bijak agar sumber air tetap
terpelihara. Sistem penjernih air saat ini, dilakukan terhadap sumber-sumber yang
memiliki tingkat pencemaran tinggi seperti air payau, air sungai, dan sumber air
lainnya. Secara khusus, air sungai sangat rentan terkontaminasi oleh zat kimiawi,
karena sungai merupakan tempat buangan akhir dari limbah domesti, industri, dan
rumah tangga. Konsekuensinya air tersebut tidak layak untuk keperluan sehari-hari.
Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat ini dilaksanakan oleh Tim Dosen dan
beberapa mahasiswa Universitas Jember, dengan susunan sebagai berikut :
PRAKATA
DAFTAR ISI
BAB 1. PENDAHULUAN
Secara kualitas, air harus tersedia pada kondisi yang memenuhi syarat kesehatan.
Mutu air dapat ditinjau dari segi fisika, kimia dan biologi. Dalam keperluan sehari-
hari, air harus memenuhi standar baku air untuk kebutuhan rumah tangga. Mutu air
yang baik ini tidak selamanya tersedia di alam. Sejalan dengan adanya
perkembangan industri dan pemukiman dapat mengancam kelestarian air bersih.
Malahan di daerah-daerah tertentu, air yang tersedia tidak memenuhi syarat
kesehatan secara alami seperti daerah rawa, sehingga diperlukan upaya perbaikan
dan pengolahan air secara sederhana ataupun yang lebih maju.
Sejalan dengan laju pertumbuhan penduduk yang terus meningkat dari waktu
kewaktu, serta penggunaan air yang lebih dari keperluan domestik, tetapi juga untuk
perusahaan (comercial water) dan industri (industrial water), maka ketersediaan air
tidak menunjukkan jumlah yang signifikan. Sehingga pengolahan sumber daya air
harus dilakukan dengan bijak agar sumber air tetap terpelihara. Sistem penjernih air
jaman sekarang dilakukan dari sumber-sumber yang memiliki tingkat pencemaran
yang tinggi seperti air payau, air sungai, dan sumber air lainnya. Secara khusus
untuk air sungai sangat rentan terkontaminasi oleh zat kimiawi, karena sungai
merupakan tempat buangan akhir dari limbah domestic, industri, dan lain-lain.
Konsekuensinya air tersebut tidak layak untuk keperluan sehari-hari.
Secara mendasar banyak sumber air yang dapat dimanfaatkan sebagai air baku
untuk memproduksi air minum, namun yang menjadi kendala selama ini adalah
pemilihan teknologi yang tepat agar kualitas dan biaya yang dikeluarkan untuk
memproduksi air minum tersebut lebih murah. Di antaranya sumber air baku yang
layak dimanfaatkan untuk memproduksi air minum yang berkualitas bebas impuritis
organik, anorganik, virus dan bakteri adalah air mata air. Air sumber alam memiliki
konsentrasi zat padat terlarut antara 70 – 250 mg/liter.
Dari segi kualitas maupun kuantitas air yang digunakan harus memenuhi
syarat. Namun secara kualitas, air harus tersedia pada kondisi yang memenuhi syarat
kesehatan. Mutu air dapat ditinjau dari segi fisika, kimia dan biologi. Air yang dapat
digunakan untuk keperluan sehari-hari harus memenuhi standar baku air untuk
kebutuhan rumah tangga. Kualitas air yang baik ini tidak selamanya tersedia di
alam. Dengan adanya perkembangan industri dan pemukiman dapat mengancam
kelestarian air bersih. Bahkan di daerah-daerah tertentu, air yang
9
tersedia tidak memenuhi syarat kesehatan seperti daerah rawa, sehingga diperlukan
upaya perbaikan dan pengolahan air secara sederhana ataupun modern.
Kadang-kadang di daerah tertentu air bersih sangat sulit didapatkan. Namun
air bersih bukan berarti tidak ada. Sayang di sebagian tempat untuk bisa dipakai
minum air harus melewati proses penjernihan dahulu. Namun masyarakat perlu bisa
mengenal cara/ metode penjernihan air seperti ini bisa kita buat sendiri. Banyak
sekali cara-cara yang bisa kita gunakan untuk menjernihkan air secara alami.
Misalnya penjernihan menggunakan batu, pasir, kerikil, arang sekam padi, ijuk,
kapur, tawas, biji kelor dan lain-lain. Semuanya itu sangat mudah untuk kita pelajari
menggunakan ilmu alam sederhana, semua bahan penjernih air yang diperlukan
terdapat di sekitar kita.
4. Adsorpsi
Adsorpsi merupakan proses penangkapan ion-ion yang terdapat di dalam air. Zat
penangkap ion disebut sebagai adsorben. Adsorben yang biasa digunakan dalam
proses adsorpsi adalah zeolite dan resin.
Beberapa bahan kimia seperti pembunuh kuman (kaporit), penjernih air (tawas) dan
batu kapur dapat pula disertakan dalam bak pengendapan.
perlu sentuhan pendekatan sosial, ilmu pengetahuan dan teknologi dalam proses
penjernihan air dalam bentuk penerapan teknologi tepat guna sehingga hasilnya
dapat dibuktikan oleh masyarakat. Dengan adanya kegiatan pengabdian ini dapat
memberikan manfaat pada masyarakat dalam bentuk perbaikan kualitas air minum
sehingga kesehatan masyarakat meningkat.
Realisasi pelaksanaan kegiatan pengabdian di lapangan adalah sebagai
berikut: Studi awal ke dusun Kladi untuk pembuatan proposal yang dilakukan
bersama mahasiswa KKN. Pada tahap ini telah dilakukan identifikasi dan
perumusan masalah. Kemudian tahap berikutnya adalah pembuatan proposal.
Setelah proposal diterima kemudian dilakukan kegiatan di lapangan. Dari
pelaksanaan: Kegiatan hari pertama, berlangsung sesuai rencana, dilakukan
identifikasi masalah ulang untuk menentukan jenis penerapan teknologi yang sesuai
untuk sistem penjernihan sesuai problem kekeruhan air setempat. Pada identifikasi
masalah tambahan ini diperoleh informasi bahwa penyebab kekeruhan air setempat
tersebut seperti apa; warna, kandungan padatan air dan pH. Sehingga teknologi tepat
guna yang akan digunakan apakah melibatkan penyaring, pasir, atau bahan yang
lain. Kegiatan hari kedua, demo teknologi tepat guna untuk proses penyiapan
proses penjernihan air keruh menjadi jernih. Kegiatan berlangsung sesuai jadual
dan berjalan dengan lancar, warga setempat ikut bekerja sekaligus praktik.
Kemudian, Kegiatan hari ketiga, demo teknologi tepat guna untuk pembuatan
sistem dan pemeliharaan alat. Demo ini sekaligus untuk mengajak masyarakat
untuk bisa membuat sistem penjernih sendiri serta pemeliharaan secara mandiri.
pemerintah. Secara umum, masyarakat desa Kladi mengkonsumsi air tidak layak
minum yang berlangsung dalam waktu yang lama, termasuk juga untuk mandi, dan
mencuci. Hal ini menimbulkan ketidak layakan mutu air konsumsi untuk kehidupan
sehari-hari. Untuk memperbaiki ketidaklayakan mutu air konsumsi tersebut
diperlukan adanya penerapan teknologi tepat guna. Oleh karenanya diperlukan
kegiatan ini.
4.3 Pembahasan
Air adalah bahan kebutuhan vital sehari-hari untuk minum, mencuci, dan
mandi manusia termasuk untuk masyarakat Kladi. Air juga digunakan untuk bersuci
(wudhu) orang muslim untuk setiap akan sholat dan keadaannya harus menenuhi
syarat. Sumber air bisa berasal berupa mata air atau sumur yang ada dibuat dekat
pekarangan rumah. Dari sisi sumber air, masyarakat desa Kladi mudah
mendapatkannya. Hanya sayang keadaannya keruh.
Hal yang menarik dari keberadaan air di daerah Kladi adalah air mudahnya
didapatkan melalui sumur warga sendiri. Disamping didapatkan dari sumur warga,
air juga bisa diperoleh dari sumber air di desa. Sayang air dari keduanya keruh.
Meskipun begitu warga tidak mengkonsumsi air kemasan yang mutunya lebih baik
dari air sumur lokal, karena air kemasan harganya mahal padahal daya beli
masyarakat (dalam jumlah sedikit) untuk produk ini ada yang mampu. Observasi
awal identifikasi air ini bertujuan untuk mengetahui sistem penjernih yang akan
dibuat sehingga diharapkan dapat memberikan gambaran umum mengenai
permasalahan di daerah ini.
Observasi dilakukan di daerah Kladi, Kecamatan Cermee yang merupakan
daerah dengan air bermasalah. Desa Kladi termasuk yang letaknya dekat dengan
pegunungan (Ijen). Warganya sangat berharap untuk bisa mengkonsumsi air yang
lebih bersih. Observasi awal telah dilakukan bersama mahasiswa yang sedang
mengikuti kegiatan KKN (kuliah kerja nyata) dari Universitas. Permasalahan ini
diangkat karena masyarakat Kladi telah bertahun-tahun mengkonsumsi air dalam
keadaan keruh. Berdasarkan jumlah penduduk yang lebih dari 8765 (2011) jiwa,
maka kebutuhan air sehari-hari cukup besar, seluruhnya harus diambil dari daerah
setempat. Proses eksplorasi paling murah melalui sumur dipekarangan masing-
18
masing. Proses ini adalah proses yang paling mudah yang membutuhkan
kebersamaan melalui sumur masing-masing. Berikutnya penjernih bisa dilakukan
mandiri oleh penduduk melalui alat penjernih yang sudah bisa diduplikasi. Semua
kebutuhan bahan untuk pembuat alat sudah ada di Bondowoso.
19
BAB 5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan, dapat ditarik
beberapa kesimpulan sebagai berikut;
1. Melalui penerapan teknologi tepat guna, mutu air di desa Kladi, dalam proses
penjernihan dapat dilakukan dengan melakukan pengolahan terhadap sumber
air yang tidak layak konsumsi menjadi sumber air bersih, dengan menggunakan
metode fisika.
2. Kegiatan penyuluhan dapat digunakan untuk mengkader para generasi muda
agar dapat memelihara sistem penjernih air yang digunakan
untukmeningkatkan mutu air di desa Kladi.
5.2. Saran
Perlu sumbangsih perguruan tinggi dalam bidang pengabdian kepada
masyarakat dalam bentuk monitoring setiap tahun agar semua hambatan bisa
diselesaikan.
20
DAFTAR PUSTAKA
S U R A T T U G A S
Nomor : 416/UN25.3.2/PM/2017
Berdasarkan Surat Dekan Fakultas MIPA Universitas Jember Nomor 992/UN25.1.9/PM/2017 perihal Permohonan Surat
Tugas, Ketua LPM Universitas jember menugaskan kepada:
Demikian surat tugas ini diberikan untuk dapatnya digunakan sebagaimana mestinya dan setelah pelaksanaan kegiatan
tugas inim yang bersangkutan harap menyerahkan laporan ke Lembaga Pengabdian pada Masyarakat Universitas Jember
sesuai dengan ketentuan.
Dikeluarkan di : Jember
Pada tanggal : 03 Februari 2017
Ketua LPPM
Pendahuluan
Ketersediaan air bersih menjadi syarat bagi sebuah rumah yang dikategorikan
sebagai rumah sehat. Adapun sumber air yang tersedia dalam rumah/sebuah
keluarga hendaknya memiliki dua persyaratan yang harus dipenuhi. Pertama,
sumber air yang dimiliki adalah air bersih, dengan ciri fisik tak berwarna (jernih),
tak berbau dan tak berasa. Kedua adalah sumber air yang ada haruslah sehat, bebas
dari kuman dan bibit penyakit. Dalam upaya penyediaan air bersih, perlu dilakukan
pengolahan terhadap sumber air, sehingga layak untuk dikonsumsi. Metode paling
sederhana yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan metode fisika.
Beberapa bahan kimia seperti pembunuh kuman (kaporit), penjernih air (tawas) dan
batu kapur dapat pula disertakan dalam bak pengendapan.