SKRIPSI
OLEH
SKRIPSI
Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Pada Program Studi S1 Teknik Mesin Di Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi
Oleh
Judul Skripsi : Penerapan Metode House of Risk (HOR) Untuk Analisis Dan
Perbaikan Pengelolaan Risiko Pada Rantai Pasokan Produk Cap Tikus
Nama : Anjas Frisky Ontorael
NIM : 17021104034
Program Studi : S1 Teknik Mesin
Jurusan : Teknik Mesin Universitas Sam Ratulangi
Menyetujui :
Pembimbing I, Pembimbing II,
i
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
FAKULTAS TEKNIK
Alamat : Kampus UNSRAT Manado
Telp. (0431) 863886, 863786, Fax. (0431)823705
Laman: http://www.unsrat.ac.id
LEMBAR PENGESAHAN
ii
ABSTRAK
Kata Kunci : Risiko, Cap tikus, House of Risk (HoR), Strategi mitigasi.
iii
ABSTRACT
The purpose of this study is to identify risks or disorders that are likely to
arise in the supply chain activities of Cap Tikus by taking a case study on the
manufacturer of Cap Tikus in Ranomea village, Amurang Subdistrict with the
approach of applying the House of Risk (HoR) method. In this study there are
several stages of data processing, namely HOR phase 1, HOR phase 2, and
determination of risk mitigation strategies. The results showed the existence of 31
Risk Event and 47 Risk Agent in the supply chain of Cap Tikus. From the
application of HOR method, five most critical risks include A26 "Not carrying out
safety measures", A27 " Unexpected error", A32 "Workers are less careful", A10
"Lack of communication between manufacturers and distributors/agents, A43
"Distance traveled far. . While the proposals to mitigate these risks include the
first: Providing safety training to workers, second: Providing relevant trainings,
third: Provide procedures, instructions, and assistance clear and accurate work,
fourth: Multiplying supplies nira, fifth: Finding the root cause of the problem,
sixth: Always communicate with distributors.
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas
berkat, rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Skripsi yang berjudul “PENERAPAN METODE HOUSE OF RISK (HOR)
UNTUK ANALISIS DAN PERBAIKAN PENGELOLAAN RISIKO PADA
RANTAI PASOKAN PRODUK CAP TIKUS” disusun oleh penulis sebagai
salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik pada Program Studi S1
Teknik Mesin di Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi
Manado.
Penulis menyadari bahwa penelitian dan skripsi ini dapat terselesaikan atas
bantuan bimbingan dan topangan dari berbagai pihak, untuk itu penulis hendak
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Prof. Dr. Ir. Fabian Johanes Manoppo, M., Agr, selaku Dekan Fakultas
Teknik, Unsrat.
2. Dr. Eng. Charles Punuhsingon, ST., MT., selaku Ketua Jurusan Teknik
Mesin Fakultas Teknik, Unsrat.
3. Rudy Poeng, ST., MT., selaku Sekretaris Jurusan Teknik Mesin Fakultas
Teknik, Unsrat.
4. Dr. Eng. Agung Sutrisno, ST., MT., selaku pembimbing I.
5. Jeffereson Mende, ST., MT., selaku pembimbing II.
6. Johan Neyland, ST., MT., selaku penguji skripsi I.
7. Hengky Luntungan, ST, MT., selaku penguji skripsi II
8. Dr.Eng. Jotje Rantung, ST, MT., selaku penguji III
9. Jefferson Mende, ST., MT., selaku dosen pembimbing akademik yang
selalu membimbing dan membantu selama menyelesaikan studi.
10. Seluruh dosen pengajar dan staf Jurusan Teknik Mesin UNSRAT yang telah
memberikan ilmu yang sangat berharga dan dukungan yang sangat besar.
11. Orang tua saya yaitu Bapak Julfried B. Ontorael dan Ibu Yanita Entjaurau
yang senantiasa mendoakan dan mendukung dalam menempuh studi ini.
12. Kaka saya Rifay Entjaurau yang selalu memberikan dukungan moral
maupun material selama masa studi.
v
13. Adik saya Juan A. Ontorael dan Violeta W. Ontorael yang senantiasa
memberikan doa dan sebagai penyemangat penulis dalam menyelesaikan
studi ini.
14. Seluruh keluarga besar Ontorael-Entjaurau yang selalu memberikan
motivasi, semangat, doa dan dukungan kepada penulis.
15. Seluruh rekan mahasiswa Teknik Mesin Unsrat dan khususnya teman-
teman satu angkatan saya angkatan 2017.
16. Untuk Yuyun Sarendaren yang selalu memberikan semangat kepada
penulis.
17. Teruntuk teman-teman KKT angkatan 124 khususnya KTM squad.
18. Untuk HIANES squad +lia.
19. Untuk #BtamangBae yang selalu memberikan masukan dan dukungan
kepada penulis selama masa studi sampai selesai.
20. Teman-teman mabar Mobile Legends yang selalu menemani dikala penulis
merasa stress saat mengerjakan skripsi.
21. Seluruh pihak yang tidak dapat disebut satu per satu, yang telah membantu
dalam penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi yang telah disusun masih banyak
kekurangan yang disebabkan terbatasnya kemampuan penulis. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan masukan berupa saran dan perbaikan untuk penyempurnaan
penulisan ini, dan semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi kita sekalian.
Penulis
vi
DAFTAR ISI
viii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR GAMBAR
x
DAFTAR NOTASI
xi
DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
Lampiran 27 kemasan botol cap tikus………………………………………...…..94
Lampiran 28 Proses pembuangan limbah Cap Tikus…………………...……..….94
Lampiran 29 Plastik yang digunakan sebagai alat untuk mengalirkan nira…..…...95
Lampiran 30 Proses penampungan Cap Tikus dari hasil penyulingan……………95
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
1
meminimalkan risiko dapat dilakukan dengan pendekatan penerapan metode House
of Risk (HOR).
Perbedaan penelitian ini dengan dengan penelitian terdahulu yaitu judul
penelitian, lokasi, metode, dan juga responden yang digunakan. Untuk judul,
peneliti menggunakan analisis dan perbaikan pengelolaan risiko pada rantai produk
Cap Tikus, kemudian membuat strategi mitigasi terhadap risiko yang paling besar
terhadap usaha pembuatan produk Cap Tikus. Lokasi penelitian berada di desa
Ranomea Kec. Amurang Kab. Minahasa Selatan Provinsi Sulawesi Utara. Yang
membedakan metode HOR pada penelitian ini dan penelitian terdahulu yaitu,
mengidentifikasi risiko-risiko yang terjadi pada proses rantai pasok produksi Cap
Tikus, kemudian menentukan risiko dominan. Selanjutnya menetapkan strategi
mitigasi terhadap risiko dominan yang mudah untuk diimplementasikan dan juga
relevan bagi para pembuat Cap Tikus. Dalam penelitian ini, responden yang
digunakan sebanyak 5 orang yang menjadi sampel penelitian.
Berdasarkan kapabilitas metode HOR dalam mengidentifikasi dan
menentukan pilihan solusi memitigasi risiko tersebut, penulis tertarik untuk
menerapkan metode HOR dengan studi kasus pada lingkup rantai pasokan produk
Cap Tikus yang menjadi komoditi unggulan Provinsi Sulawesi Utara.
2
2. Aktivitas rantai pasokan Cap Tikus di desa Ranomea, Kec. Amurang meliputi
aktivitas proses bisnis dari Plan, Source, Make, dan Deliver.
3
b. Berkontribusi dalam peningkatan kualitas kehidupan bermasyarakat untuk
meningkatkan kualitas Jurusan Teknik Mesin.
4
BAB II
LANDASAN TEORI
5
Tabel 2. 1 Cakupan Kegiatan SCM (Pujawan, 2005)
Bagian Cakupan kegiatan antara lain
Perencanaan dan
Demand planning, peramalan permintaan, perencanaan
Pengendalian
kapasitas, perencanaan produksi dan persediaan
Supply Chain menunjukkan adanya rantai yang panjang yang dimulai dari
supplier sampai pelanggan, dimana adanya keterlibatan entitas atau disebut pemain
dalam konteks ini dalam jaringan supply chain yang sangat kompleks tersebut
(Hayati, 2014). Berikut ini merupakan pemain utama yang yang terlibat dalam
supply chain:
1. Supplier (chain 1)
Rantai pada supply chain dimulai dari sini, yang merupakan sumber yang
menyediakan bahan pertama, dimana mata rantai penyaluran barang akan
mulai. Bahan pertama di sini bisa dalam bentuk bahan baku, bahan mentah,
bahan penolong, suku cadang atau barang dagang.
2. Supplier-Manufacturer (chain 1-2)
Rantai pertama tadi dilanjutkan dengan rantai kedua, yaitu manufacturer
yang merupakan tempat mengkonversi ataupun menyelesaikan barang
(finishing). Hubungan kedua mata rantai tersebut sudah mempunyai potensi
6
untuk melakukan penghematan. Misalnya, penghematan inventory carrying
cost dengan mengembangkan konsep supplier partnering.
3. Supplier-Manufacturer-Distribution (chain 1-2-3)
Dalam tahap ini barang jadi yang dihasilkan disalurkan kepada pelanggan,
dimana biasanya menggunakan jasa distributor atau wholesaler yang
merupakan pedagang besar dalam jumlah besar.
4. Supplier-Manufacturer-Distribution-Retail Outlets (chain 1-2-3-4)
Dari pedagang besar tadi barang disalurkan ke toko pengecer (retail outlets).
Walaupun ada beberapa pabrik yang langsung menjual barang hasil
produksinya kepada customer, namun secara relatif jumlahnya tidak banyak
dan kebanyakan menggunakan pola seperti di atas.
5. Supplier-Manufacturer-Distribution-Retail Outlets-Customer (chain 1-2-3-
4-5).
Customer merupakan rantai terakhir yang dilalui dalam supply chain dalam
konteks ini sebagai end-user.
Berikut adalah contoh skema SCM mulai dari supplier sampai ke customer:
8
4. Deliver
Proses deliver menggambarkan aktivitas yang terkait dengan penciptaan,
pemeliharaan dan pemenuhan pesanan pelanggan. Proses deliver atau pengiriman
digambarkan dengan proses berupa penerimaan, validasi dan pembuatan pesanan
pelanggan, penjadwalan pengiriman pesanan, pengambilan, pengemasan dan
pengiriman serta penagihan pelanggan.
5. Return
Proses return menggambarkan aktivitas yang terkait dengan arus
pengembalian barang. Proses return atau pengembalian digambarkan dengan
proses berupa identifikasi kebutuhan untuk kembali, pengambilan keputusan
disposisi, penjadwalan pengembalian dan pengiriman serta penerimaan barang
yang dikembalikan. Berikut adalah gambar dari proses SCOR :
SUPPLY CHAIN
PLAN
RETURN
10
Tabel 2. 2 Model HOR fase pertama
Risk Agent (Ai) Severity of
Business Risk Event
Risk Event I
Processes (Ei)
A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 (Si)
Plan E1 R11 R12 R13 S1
E2 R21 R22 S2
Source E3 R31 S3
E4 R41 S4
Make E5 S5
E6 S6
Deliver E7 S7
E8 S8
Return E9 S9
Occurrence of Agent j O1 O2 O3 O4 O5 O6 O7
Aggregate Risk Potential j ARP1 ARP2 ARP3 ARP4 ARP5 ARP6 ARP7
Priority Rank of Agent j
3. Melakukan penilaian severity (Si) atau dampak dari setiap peristiwa risiko
yang sudah diidentifikasi berdasarkan masing-masing proses bisnis. Nilai severity
(Si) ditempatkan pada bagian paling kiri yang dapat dilihat pada tabel. Berikut
adalah contoh skala untuk severity (Si) yang ditunjukkan pada Tabel 2.3 yaitu:
11
Lanjutan tabel 2.3
Rangking Severity Deskripsi
Mengalami penurunan kinerja secara
5 Rendah
bertahap
4 Sangat rendah Efek yang kecil pada performa sistem
Sedikit berpengaruh pada kinerja
3 Kecil
sistem
Efek yang diabaikan pada kinerja
2 Sangat kecil
sistem
1 Tidak ada efek Tidak ada efek
(sumber : Widianti dan Firdaus, 2016)
Skala Keterangan
0 Tidak ada korelasi
1 Korelasi/hubungan lemah
3 Korelasi/hubungan sedang
9 Korelasi/hubungan kuat
(sumber : Pujawan dan Geraldin, 2009)
13
dalam melakukan strategi mitigasi yang direkomendasikan. Pemilihan strategi
mitigasi risiko yang baik dan sesuai dengan kemampuan untuk terjadinya risiko
secara efektif. Berikut adalah Langkah-langkah dalam menghitung ARP di tahap
HOR fase ke-2 :
1. Setelah mendapatkan beberapa agen risiko prioritas dari tahap HOR fase
pertama, selanjutnya dilakukan pemberian peringkat untuk risk agent sesuai
dengan nilai ARP masing-masing dengan menggunakan analisis Pareto.
Agen risiko yang terpilih akan ditempatkan di sisi kiri yang dapat dilihat
pada tabel 2.6 yaitu :
A1 E11 ARP1
A2 ARP2
A3 ARP3
A4 ARP4
Total
effectiveness of TE1 TE2 TE3 TE4 TE5
action k
Degree of
difficulty
D1 D2 D3 D4 D5
performing
action k
Effectiveness to ETD1 ETD2 ETD3 ETD4
difficulty ratio ETD5
Rank of priority R1 R2 R3 R4 R5
(sumber : Pujawan dan Geraldin, 2009)
14
agent (Aj). Hubungan ini ditentukan dengan skala korelasi yang sama
seperti pada tahap HOR fase pertama. Hubungan ini (Ejk) dapat diartikan
sebagai tingkat efektivitas tindakan (TEk) dalam mengurangi kemungkinan
terjadinya risk agent (Aj).
4. Menghitung nilai total effectiveness (TEk) dapat dihitung dengan
menggunakan rumus sebagai berikut :
TEk = ∑j ARPjEjk……………………………………………(2.2)
Dimana :
TEk : total of Effectiveness
ARPj : Aggregate Risk Potensial
Ejk : Korelasi strategi penanganan risiko dengan risk
agent (Skala 9, 3, 1, dan 0)
5. Mengukur tingkat kesulitan dalam melakukan setiap tindakan mitigasi.
Tingkat kesulitan (Dk) dapat dinilai dan diwakili oleh skala seperti yang
ditunjukkan pada tabel 2.7 adalah sebagai berikut :
15
7. Menetapkan peringkat (Rk) dari hasil effectiveness to difficulty ratio (ETDk)
yang ada. Peringkat akan diurutkan mulai dari nilai tertinggi effectiveness
to difficulty ratio (ETDk) sampai terendah.
2.6.1 Validitas
Validitas atau kesahihan adalah menunjukan sejauh mana suatu alat ukur
mempu mengukur apa yang ingin di ukur (Siregar, 2016). Sedangkan menurut
Muhidin dan Abdurahman (2017) mengatakan bahwa suatu instrument pengukuran
dikatakan valid jika instrument dapat mengukur sesuatu dengan tepat yang hendak
diukur. Jika rhitung < rtabel, maka instrument dinyatakan tidak valid dan apabila rhitung
> rtabel, maka instrument dinyatakan valid. Berikut ini adalah rumus korelasi untuk
mencari koefisien korelasi hasil uji instrument dengan uji kriterianya.
Dimana :
𝑟𝑥𝑦 = Koefisien korelasi
n = Jumlah responden uji coba
Xi = Skor tiap item
Yi = Skor seluruh item responden uji coba
2.6.2 Reliabilitas
Suatu instrumen pengukur dikatakan reliabel jika pengukurannya konsisten
dan cermat akurat. Jadi uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui konsistensi dari instrumen sebagai alat ukur, sehingga hasil suatu
pengukuran dapat dipercaya. Hasil pengukuran dapat dipercaya hanya apabila
dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama
diperoleh hasil yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri subjek
17
memang belum berubah (Muhidin dan Abdurahman, 2017). Untuk uji reliabilitas
dalam penelitian ini, penulis menggunakan rumus Cronbach Alfa sebagai berikut :
Dimana :
r11 = Reliabilitas instrumen
k = Banyak Butir pertanyaan
∑ 𝜎𝑏2 = Jumlah varians butir
𝜎𝑡2 = Varians total
18
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
19
3. Observasi
Observasi/pengamatan dilakukan bersama pemilik tempat pembuat cap
tikus di desa Ranomea, Kec. Amurang, Kab. Minahasa Selatan, Kota Manado, Prov.
Sulawesi Utara.
4. Wawancara
Wawancara dilakukan dengan cara mengadakan diskusi tanya jawab dan
sharing secara langsung maupun via telepon dengan pemilik tempat pembuat cap
tikus guna mendapatkan data yang valid dari hasil wawancara. Responden yang
diwawancarai berjumlah 1 orang selaku pemilik tempat sekaligus pembuat cap
tikus.
5. Analisis Data
Analisis data dilakukan untuk mengubah data hasil dari penelitian menjadi
sebuah informasi baru yang dapat digunakan dalam membuat kesimpulan.
6. Kesimpulan
Merupakan suatu rangkaian akhir dari bab yang telah disusun dari karya
tulis, yang mana penulis akan memberikan kesimpulan dari semua apa yang telah
dibahasnya.
20
3. House of Risk (HOR) Fase 2
Dalam tahapan ini beberapa sumber risiko yang telah dipilih dilakukan analisis
penentuan prioritas tindakan pencegahan yang teridentifikasi sebelumnya dengan
mencari nilai korelasi yang tertinggi antara sumber risiko dan tindakan pencegahan.
Maka dihasilkan prioritas pemilihan tindakan pencegahan untuk mengurangi risiko
pada rantai pasok. Langkah-langkah dalam tahapan House of Risk (HOR) fase 2
secara lengkap dapat dilihat pada bab 2 landasan teori halaman 22-24.
21
3.4 Flowchart Metode Penelitian
MULAI
Identifikasi Masalah
Pengumpulan Data
Perancangan Kuisioner
Valid? Tidak
Reliabel ?
Ya
Pengolahan Data
SELESAI
22
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
23
Supplier Factory Retailer Customer
Distributor/agen
Tempat
Pohon aren produksi Cap Pabrik End Customer
Tikus
Warung-
warung kecil
24
Berdasarkan pemetaan aktivitas rantai pasok melalui pendekatan konsep
SCOR pada tabel di bawah ini akan mempermudah dalam mengidentifikasi risiko-
risiko yang terjadi pada rantai pasok produksi cap tikus.
25
Identifikasi kejadian risiko untuk masing-masing proses bisnis yang telah
teridentifikasi merupakan semua kejadian yang mungkin muncul dan menimbulkan
gangguan dalam kegiatan rantai pasok produksi Cap Tikus. Sementara itu untuk
identifikasi tingkat keparahan dampak risiko (severity) terhadap proses bisnis usaha
Cap Tikus berdasarkan pada seberapa besar gangguan yang ditimbulkan oleh suatu
kejadian risiko terhadap proses bisnis usaha Cap Tikus. Adapun skala yang
digunakan dalam nilai severity ini adalah skala 1-10 dengan arti bahwa nilai 1
(hampir tidak ada dampak) dan nilai 10 (dampak sangat berbahaya).
Hasil dari wawancara dan pemberian kuesioner dapat diidentifikasi bahwa
kejadian risiko (risk event) yang terjadi pada rantai pasok cap tikus sebanyak 31
kejadian risiko. Hasil wawancara kejadian risiko (risk event) dan pembobotan nilai
severity dari aliran rantai pasok cap tikus dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 4. 2 Risk Event (kejadian risiko) pada rantai pasok cap tikus.
Severity Si
Risk Event (Risiko (Tingkat
Proses Aktivitas Kode
Kejadian)
Keparahan)
Kesalahan jumlah
Perencanaan perencanaan stok untuk E1 7
pengadaan bahan bahan baku
baku Jumlah produksi tidak 5
E2
maksimal
Plan Terjadi perubahan rencana 4
E3
Perencanaan dalam proses produksi
produksi Ketidaksiapan fasilitas 5
E4
peralatan produksi
Ketidaksesuaian perencanaan
Perencanaan 5
distribusi dengan E5
distribusi
perencanaan produksi
Proses Keterlambatan kedatangan
peralatan dan bahan E6 4
pengadaan
peralatan pendukung lainnya
Source produksi dan Ketidaksesuaian jumlah 5
E7
bahan peralatan produksi
pendukung Peralatan tidak sesuai dengan 4
E8
lainnya standar kualitas
26
Lanjutan tabel 4.2
Severity Si
Proses Risk Event (Risiko (Tingkat
Aktivitas Kode
Kejadian) Keparahan)
27
Lanjutan tabel 4.2
Severity Si
Proses Risk Event (Risiko (Tingkat
Aktivitas Kode
Kejadian) Keparahan)
Keterlambatan pengiriman 5
E28
ke distributor atau agen
Penundaan pengiriman 7
E29
Proses oleh distributor atau agen
pengiriman Terjadi kecelakaan pada 3
E30
saat pengiriman
Kurangnya alat 5
E31
transportasi/kendaran
28
Tabel 4. 3 Risk agent (penyebab kejadian risiko) pada rantai pasok produksi cap
tikus
Occurrence
Kode Risk Agent (Tingkat
Kejadian)
29
Lanjutan tabel 4.3
Occurrence
Kode Risk Agent (Tingkat
Kejadian)
Dari tabel 4.3 diketahui bahwa terdapat 47 risk agent dengan nilai
occurrence dari setiap risk agent. Nilai occurrence dari risk agent dan nilai severity
dari risk event akan menjadi input untuk House of Risk (HoR) fase 1. Selain itu,
30
juga menggunakan nilai korelasi antara risk event dan risk agent yang dinilai oleh
responden.
Setelah diketahui risk event dan risk agent pada proses rantai pasokan cap
tikus, kemudian menentukan dampak risiko dari masing-masing 47 risk agent
tersebut. Adapun dampak risiko yang ditimbulkan bisa dilihat pada tabel 4.4
berikut:
31
Lanjutan tabel 4.4
Tidak dilakukannya perawatan pada Terjadi kebocoran pada drum dan juga
A18 bambu.
peralatan penyulingan
A19 Nira yang di ambil buruk Kualitas cap tikus kurang baik
Terlalu lama dalam menyimpan Rasa cap tikus yang dihasilkan asam
A20
bahan baku (nira)
Proses pembakaran kurang baik (api Kualitas alkohol dari cap tikus kurang
A21
terlalu kecil/besar)
Proses pembakaran terlalu Kualitas alkohol dari cap tikus kurang
A22
lama/cepat
A23 Jumlah nira yang diambil sedikit Hasil produksi sedikit
32
Lanjutan tabel 4.4
Kode Risk Agent Dampak Risiko
Tidak terdapat alat yang dapat Kadar alkohol tidak diketahui dengan
A36
mengukur kadar alkohol pasti
Tidak ada takaran pasti (hanya Penjualan dalam kemasan botol kurang
A38
mengira-ngira) merata
33
data-data tersebut didapatkan, maka langkah selanjutnya adalah melakukan
pemberian nilai korelasi antara risk event dan risk agent.
Hubungan antara sumber risiko kejadian lainnya dan diberi nilai 0 (tidak
ada korelasi), 1 (korelasi lemah), 3 (korelasi sedang), atau 9 (korelasi kuat) sebagai
tanda dari masing-masing hubungan. Bila suatu sumber risiko menyebabkan
timbulnya suatu risiko lainnya, maka dikatakan terdapat korelasi/hubungan.
Semakin tinggi korelasi menunjukkan semakin besar korelasi antar kejadian risiko
dengan sumber risiko penyebabnya.
Setelah menentukan nilai korelasi, kemudian menghitung nilai ARP yang
bertujuan untuk mengetahui penanganan sumber terjadinya risiko yang harus
ditangani terlebih dahulu lalu diberikan peringkat dari sumber terjadinya risiko
berdasarkan nilai tertinggi hingga terendah. Tabel 4.5 dibawah menunjukan hasil
pengolahan data yang meliputi penilaian korelasi, nilai ARP dan rangking ARP
untuk House of Risk fase 1.
Tabel 4.5 menunjukan bahwa nilai Aggregate Risk Potential (ARP) tertinggi
adalah risiko dengan Risk Agent A26 yaitu “Tidak Melaksanakan K3” dengan nilai
ARP sebesar 2880, sedangkan nilai ARP terendah dengan kode risk agent A24 yaitu
“Kurangnya Jumlah Pekerja” dengan nila ARP sebesar 10. Nilai ARP tersebut akan
dimasukkan dalam diagram pareto untuk mengetahui risiko-risiko dominan yang
terjadi pada usaha produksi cap tikus. Hasil perhitungan diagram pareto risk agent
dapat dilihat pada tabel 4.6
34
Tabel 4. 5 House of Risk Fase 1
35
Lanjutan tabel 4.5
RISK RISK AGENT (Ai) SEVE
SCOR EVENT A4 RITY
(Ei) A24 A25 A26 A27 A28 A29 A30 A31 A32 A33 A34 A35 A36 A37 A38 A39 A40 A41 A42 A43 A44 A45 A46 (Si)
7
E1 3 1 7
E2 5
PLAN E3 9 4
E4 5
E5 5
E6 1 9 9 4
SOURCE E7 5
E8 1 3 4
E9 3 9 3 3 5
E10 1 9 5
E11 5
E12 9 9 9 4
E13 9 9 9 4
E14 9 5
E15 9 9 9 5
E16 3 9 9 3 6
MAKE E17 9 3 9 1 3 9 9 9
E18 9 3 3 8
E19 3 3 1
E20 9 3 5
E21 3 3 4
E22 3 2
E23 9 9 6
E24 9 3
E25 3 4
E26 9 3 9 5
E27 5
E28 9 3 5
DELIVERY
E29 9 9 7
E30 9 1 3 9 9 3
E31 9 5
Oi 2 4 8 5 5 5 4 5 5 3 2 3 2 5 3 4 1 2 2 8 6 5 8 6
ARP 10 216 2880 895 270 405 216 480 795 243 162 228 90 75 36 72 147 54 288 768 576 315 216 270
RANK 47 24 1 2 19 14 25 12 3 21 29 22 35 36 43 39 30 41 17 5 9 16 26 20
36
Tabel 4. 6 Perhitungan Pareto Risk Agent
%
Kode Risk Agent ARP KUMULATIF % Rangking
KUMULATIF
Kurangnya kendaraan
A44 576 8642 4% 55% 9
pengangkut
Tidak dilakukannya
A18 perawatan pada peralatan 315 11258 2% 71% 15
penyulingan
Kurangnya komunikasi
A42 antara produsen dan 288 11861 2% 75% 17
distributor/agen
37
Lanjutan tabel 4.6
%
Kode Risk Agent ARP KUMULATIF % Rangking
KUMULATIF
Ketidakpedulian pekerja
A25 216 13583 1% 86% 24
terhadap kebersihan
38
Lanjutan tabel 4.6
%
Kode Risk Agent ARP KUMULATIF % Rangking
KUMULATIF
Penjadwalan/perencanaan
pengadaan peralatan
A8 45 15710 0% 99% 42
produksi (drum dan gallon)
yang salah
Dari tabel 4.6 dapat diketahui urutan risk agent dari yang terbesar ke yang
terkecil dan jumlah persentase nilai ARP setiap risk agent terhadap jumlah
keseluruhan nilai ARP. Diagram pareto digunakan untuk melihat dimana batas
yang harus dilakukan perbaikan sehingga dapat mengurangi penyebab risiko dan
menentukan prioritas risk agent yang akan diberikan penanganan. Penelitian ini
prinsip pareto yang digunakan yaitu 80:20. Adapun bentuk representasi diagram
pareto mengenai risk agent dapat di lihat pada gambar 4.2 di bawah ini :
39
DIAGRAM PARETO 100%
99% 99% 100%
3500 100%
96%97%97%98%98%99% 99% 100%
96% 100%
94%95%
92%93%94%
91% 90%
87%89%90%
3000 86%
84%
83%
82%
80%
78%
77% 80%
75%
73%
2500 71%
69% 70%
67%
64%
61% 60%
2000 58%
55%
51% 50%
47%
1500 43%
40%
39%
34%
29% 30%
1000
24%
20%
18%
500
10%
2880895795792768688672576576525486480405405315315288270270270243228225216216216180180162147144120120108 90 75 72 72 72 54 54 45 36 34 32 10 10
0 0%
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47
40
pada gambar 4.2 diatas dapat diketahui bahwa terdapat risiko-risiko yang
memiliki korelasi/hubungan dominan pada usaha produksi Cap Tikus. Perhitungan
diambil dari nilai persen kumulatif sebesar 80% yang harus ditangani dengan tujuan
dapat mengurangi risiko yang lainnya sebesar 20%. Dari diagram pareto di atas
dapat diketahui bahwa terdapat 20 risk agent dominan yang telah diidentifikasi
menjadi penyebab dominan di dalam usaha produksi cap tikus. Berikut adalah risk
agent dominan beserta nilai ARP dan juga persen kumulatifnya dapat dilihat pada
tabel 4.7 di bawah ini :
%
Kode Risk Agent ARP Rangking
Kumulatif
41
Lanjutan tabel 4.7
%
Kode Risk Agent ARP Rangking
Kumulatif
42
Tabel 4. 8 Deskripsi Perencanaan Strategi Mitigasi
Skala
Kode Risk Agent Mitigasi Kode
Kesulitan
43
Lanjutan tabel 4.8
Skala
Kode Risk Agent Mitigasi Kode
Kesulitan
Tempat penyimpanan
A45
pada agen penuh
A43 Jarak yang di tempuh
jauh
Membangun sarana dan
prasarana yang dapat
A44 Kurangnya kendaraan
menunjang dan PA8 4
pengangkut
memudahkan akses
perjalanan
A47 Tidak ada alternatif
kendaraan lain
A3 Persediaan nira
kurang
44
Lanjutan tabel 4.8
Skala
Kode Risk Agent Mitigasi Kode
Kesulitan
Setelah proses
Menyediakan/membuat
pembuatan limbah
A28 tempat penampungan PA11 3
yang panas langsung
limbah hasil cap tikus
di buang
45
Tabel 4. 9 House of Risk Fase 2
Strategi Penanganan (Preventive Action / PA) ARP
Sumber Risiko/Risk Agent (A)
PA1 PA2 PA3 PA4 PA5 PA6 PA7 PA8 PA9 PA10 PA11
A26, 3360
Tidak melaksanakan K3, Faktor cuaca 9 3 3
A31
A27,
Kesalahan tak terduga, Human error pada saat proses 1786
A29, 9 9 9
pembakaran, Uap panas dari proses pembakaran
A15
A32, Pekerja kurang berhati-hati, Ketidaktelitian dari pekerja itu 1488
9
A1 sendiri
A10, Tidak adanya komunikasi antara produsen dan distributor/agen,
A42, Kurangnya komunikasi antara produsen dan dirtributor/agen, 9 9 1395
Total effectiveness of action (TEk) 30240 26154 26154 16074 1497 1404 12555 14526 19602 5265 2430
Degree of difficulty (Dk) 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3
Effectiveness to difficulty ratio (ETDk) 10080 8718 8718 5358 499 468 4185 3631.5 6534 1755 810
Rank of priority 1 3 2 5 10 11 6 7 4 8 9
46
Berdasarkan perhitungan HOR fase 2 didapatkan urutan strategi mitigasi
risiko berdasarkan nilai Effectiveness to Difficulty (ETDk) tertinggi. Berikut adalah
urutan atau Rank of Priority dari strategi mitigasi risiko yang dapat dilihat pada
tabel 4.10 di bawah ini, yaitu :
Berdasarkan tabel 4.10 dapat diketahui bahwa dari 11 strategi mitigasi yang
diterapkan, didapatkan hasil prioritas perencanaan strategi mitigasi yaitu PA1
“Memberikan pelatihan K3 kepada pekerja” dengan nilai ETDk sebesar 10080.
Sedangkan prioritas perencanaan strategi mitigasi terendah yaitu PA6 “Melakukan
koordinasi dengan distributor sebelum proses pembuatan dan penjualan” dengan
nilai ETDk sebesar 810.
47
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis yang telah dilakukan, maka
didapatkan kesimpulan sebagai berikut :
1. Terdapat 31 Risk Event dan 47 Risk Agent yang teridentifikasi terjadi pada
tempat produksi cap tikus di desa Ranomea Kec. Amurang.
2. Pada 47 Risk Agent penulis memprioritaskan 20 risiko dominan yang
didapatkan melalui prinsip pareto 80:20 yaitu : A26 “Tidak melaksanakan
K3”, A27 “Kesalahan tak terduga”, A32 “Pekerja kurang berhati-hati”, A10
“Tidak adanya komunikasi antara produsen dan distributor/agen, A43
“Jarak yang ditempuh jauh”, A1 “Ketidaktelitian dari pekerja itu sendiri”,
A3 “Persediaan nira kurang”, A16 “Faktor alam”, A44 “Kurangnya
kendaraan pengangkut”, A2 “Nira yang dihasilkan sedikit”, A15 “Uap panas
dari proses pembakaran”, A31 “Faktor cuaca”, A23 “Jumlah nira yang
diambil sedikit”, A29 “Human error pada saat proses pembakaran”, A18
“Tidak dilakukannya perawatan pada peralatan penyulingan”, A45 “Tempat
penyimpanan pada agen penuh”, A42 “Kurangnya komunikasi antara
produsen dan distributor/agen”, A17 “Tidak adanya preventive
maintenance”, A28 “Setelah proses pembuatan limbah yang panas langsung
di buang”, A47 “Tidak ada alternatif kendaraan lain”.
3. Setelah didapatkan 20 Risk Agent dominan kemudian menentukan strategi
mitigasi risiko. Pada 20 Risk Agent tersebut didapatkan 11 strategi mitigasi
risiko yang kemudian dilakukan pe-rangkingan dari yang tertinggi adalah
pertama : Memberikan pelatihan K3 kepada pekerja, kedua : Memberikan
pelatihan-pelatihan yang relevan, ketiga : Memberikan prosedur, instruksi,
dan bantuan pekerjaan yang jelas dan akurat, keempat : Memperbanyak
persediaan nira, kelima : Mencari akar penyebab masalah, keenam : Selalu
berkomunikasi dengan distributor, ketujuh : Membangun sarana dan
prasarana yang dapat menunjang dan memudahkan akses perjalanan,
48
kedelapan : Melaksanakan preventive maintenance secara rutin maupun
berkala, kesembilan : Menyediakan/membuat tempat penampungan limbah
hasil cap tikus, kesepuluh : Lebih meningkatkan ketelitian dan kewaspadaan
dalam bekerja, dan yang kesebelas : Melakukan koordinasi dengan
distributor sebelum proses pembuatan dan penjualan.
5.2 Saran
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, maka dihasilkan beberapa saran
untuk pihak pemilik tempat usaha produksi cap tikus di Desa Ranomea Kec.
Amurang serta bagi peneliti selanjutnya.
1. Pemilik tempat usaha produksi cap tikus
a. Mengajukan program pelatihan K3 kepada Dinas terkait.
b. Mengajukan permohonan bantuan pendanaan kepada pemerintah
setempat untuk menyediakan sarana dan prasarana yang layak.
c. Diharapkan bagi pemilik tempat usaha produksi cap tikus mampu
menerapkan aksi penanganan risiko yang telah di prioritaskan sehingga
bisa memperbaiki kinerja rantai pasok produksi cap tikus.
2. Penelitian Selanjutnya
a. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan agar menambah lebih banyak
sampel penelitian.
49
DAFTAR PUSTAKA
Achmadi, R. E., dan Mansur, A. 2018. Design Mitigation of Blood Supply Chain
Using Supply Chain Risk Management Approach. IEOM Society
International, 17631772.
Andi, N., Teguh, O., dan Titik, H. 2019. Manajemen Risiko Rantai Pasok
Sayuran Menggunakan Metode Supply Chain Operation Reference dan
Model House of Risk. Jurnal Teknologi, Informasi dan Industri, Vol. 2, pp.
104-105.
Cendrowski, H., dan Mair, W. C. 2009. “Enterprise Risk Management And COSO
: A Guide For Directors, Execuves, And Practitioners”, New Jersey: John
Wiley & Son Inc.
Halim, M. 2017. Analisis Risiko Produksi Halal pada Rantai Pasok PT. Dagsap
Endura Eatore dengan Metode House of Risk. Skripsi Program Studi S1
Teknik Industri UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Juttner, U., Peck, H., dan Christhoper, M. 2003. “Supply chain Risk Management:
Outlining An Agenda For Future Research”, International Journal Of
Logistics Management, Vol 16, No 1.
50
Kristanto, B. R., dan Hariastuti, N. P. 2014. Aplikasi Model House of Risk (HOR)
Untuk Mitigasi Risiko Pada Supply Chain Bahan Baku Kulit. Jurnal ilmiah
Teknik Industri, 144-157.
Luin, N., Suardika, I., dan Adriantantri, E. 2020. Analisis dan Pengendalian Risiko
Rantai Pasok Menggunakan Metode House of Risk (HOR). Jurnal Valtech.
Vol. 3, Is 2, pp. 70-71.
Matodang, T. P., dan Ulkhaq, M. M. 2018. Jurnal Sistem dan Manajemen Industri,
Vol 2 No 2.
Muhidin, S. A., dan Abdurahman, M. 2017. Analisis Korelasi, Regresi, dan Jalur
Dalam Penelitian Dilengkapi dengan Aplikasi Program SPSS. Bandung: CV
Pustaka Setia.
Norrman, A., dan Jonsson, U. 2004. “Ericson”S Proactive Supply chain Risk
Management And Performance Measurement”, Journal Of The
Operational Research Society, Vol 58 No 11, Hal 434 – 456
Paul, J. 2014. Panduan penerapan transformasi rantai suplai dengan metode SCOR.
51
Putri, S., Okdinawati, L., dan Pramudita, A. 2017. Oktober. Analisis Risiko Rantai
Pasok pada PT Leschaco Logistic Indonesia dengan Metode House of Risk
(HOR). Jurnal Logistik Bisnis, Vol. 8, Is 1, pp. 55.
Supply Chain Council. 2012. Supply Chain Operation Reference Model Revision
11.0. In Supply Chain Operation Reference Model. United states: Supply
Chain Council.
Turban, et al. 2004. Information technology for management 4th edition, John
Wiley &Sons, Inc.
Ummu, N., Gunawan, A., dan Muhamad, R. 2017. Oktober. Identifikasi Risiko
Pembuatan Kue Gipang Sebagai Makanan Tradisional Khas Banten
dengan Metode House of Risk (HOR). Jurnal Industrial Services. Vol. 1,
pp. 343.
Widianti, T., dan Firdaus, H. 2016. Pengujian suhu lemari es dengan metode
terintegrasi Fuzzy-Failure Mode and Effect Analysis (FUZZY-FMEA).
Jurnal Standardisasi, 9.
52
LAMPIRAN
Lampiran 1 Nilai DF
53
Lanjutan lampiran 2
Keterangan :
Yth Bapak/Ibu,
54
Data Responden
Nama :
Alamat :
No telepon :
Umur : ……..Tahun
Jenis kelamin : Laki-laki Perempuan
Kewarganegaraan : WNI WNA,Negara asal…
Pendidikan Terakhir : SD SMP SMA
Diploma (D1, D2, D3, D4)
Sarjana (S1, S2, S3)
Pengalaman Kerja : ….. Tahun
Jenis Usaha bengkel : Bengkel bersertifikat
Bengkel tidak bersertifikat
55
Tingkat
Skala Deskripsi
Keparahan/Dampak
Hampir tidak ada dampak/kegagalan, dampak
1 Tidak ada dampak dapat diabaikan
Dampak sangat sedikit dan tidak mengganggu
2 Sangat sedikit kinerja/ kualitas proses bisnis perusahaan
Dampak sedikit dan tidak mengganggu kinerja/
3 Sedikit kualitas proses bisnis perusahaan
Dampak kecil dan muncul tanda-tanda gangguan
4 Kecil kinerja/kualitas proses bisnis perusahaan
Dampak sedang dan mulai adanya gangguan
5 Sedang kinerja/kualitas proses bisnis perusahaan
Dampak signifikan dan mengganggu
6 Signifikan kinerja/kualitas proses bisnis perusahaan
Dampak besar dan mengancam kinerja/kualitas
7 Besar proses bisnis perusahaan
Dampak sangat besar dan mengancam
8 Sangat besar kinerja/kualitas proses bisnis perusahaan
Dampak sangat serius dan mengancam
9 Serius kinerja/keseluruhan kualitas proses bisnis
perusahaan
Dampak sangat berbahaya terhadap
10 Berbahaya kinerja/keseluruhan kualitas proses bisnis
perusahaan
56
3. Tabel Identifikasi Risk event (Risiko Kejadian)
Tabel Identifikasi Risk Event
Severity Si
Risk Event (Risiko
Proses Aktivitas Kode (Tingkat
Kejadian)
Keparahan)
Kesalahan jumlah
Perencanaan perencanaan stok untuk E1
pengadaan bahan baku
bahan baku Jumlah produksi tidak
E2
maksimal
Terjadi perubahan rencana
Plan E3
Perencanaan dalam proses produksi
produksi Ketidaksiapan fasilitas
E4
peralatan produksi
Ketidaksesuaian
Perencanaan perencanaan distribusi
E5
distribusi dengan perencanaan
produksi
Proses Keterlambatan kedatangan
pengadaan peralatan dan bahan E6
peralatan pendukung lainnya
Source produksi dan Ketidaksesuaian jumlah
E7
bahan peralatan produksi
pendukung Peralatan tidak sesuai
E8
lainnya dengan standar kualitas
Kerusakan pada alat
E9
penyulingan
Kualitas cap tikus yang
E10
buruk
Target jumlah produksi
E11
Make Proses produksi tidak tercapai
Kebersihan tidak terjaga
E12
selama proses produksi
Pekerja terkena uap panas E13
Limbah hasil pembuatan
E14
cap tikus merusak tanaman
57
Lanjutan tabel Identifikasi Risk Event
Severity Si
Proses Risk Event (Risiko (Tingkat
Aktivitas Kode
Kejadian) Keparahan)
58
Lanjutan tabel Identifikasi Risk Event
Severity Si
Proses Risk Event (Risiko (Tingkat
Aktivitas Kode
Kejadian) Keparahan)
Kurangnya alat
E31
transportasi/kendaran
59
5. Tabel Identifikasi Risk Agent (Sumber Risiko)
60
Lanjutan tabel Identifikasi Risk Agent
Occurrence
Kode Risk Agent (Tingkat
Kejadian)
A24 Kurangnya jumlah pekerja
A25 Kurangnya kesadaran dari pekerja
A26 Tidak melaksanakan K3
A27 Kesalahan tak terduga
A28 Setelah proses pembuatan limbah yang panas langsung
di buang
A29 Human error pada saat proses pembakaran
A30 Tempat pembuatan berada di lereng gunung
A31 Faktor cuaca
A32 Pekerja kurang berhati-hati
A33 Bambu/kayu yang dijadikan pijakan patah
A34 Human error pada saat pekerja mengambil bahan baku
A35 Ketidaktelitian dari pekerja
A36 Tidak terdapat alat yang dapat mengukur kadar alkohol
A37 Hanya memprediksi kadar alkohol yang terkandung
dalam cap tikus
A38 Tidak ada takaran pasti (hanya mengira-ngira)
A39 Gallon/botol tidak tertutup dengan benar
A40 Kurangnya kepedulian dari pekerja
A41 Tempat penyimpanan kecil
A42 Kurangnya komunikasi antara produsen dan
distributor/agen
A43 Jarak yang di tempuh jauh
A44 Kurangnya kendaraan pengangkut
A45 Tempat penyimpanan pada agen penuh
A46 Jalur yang dilalui sangat buruk
A47 Tidak ada alternatif kendaraan lain
61
6. Penilaian Korelasi
Korelasi adalah besarnya hubungan antara risiko (risk event) dengan sumber
penyebab risiko (risk agent). Pada tahapan ini penelitian dilakukan untuk
mengetahui nilai korelasi/hubungan antara risiko dari masing-masing proses, hal ini
akan dinilai oleh orang yang berpengalaman/pemilik usaha. Berikut adalah panduan
skala penilaian korelasi (correlation).
Tabel Skala Penilaian Korelasi
Skala penilaian Correlation (Korelasi)
Skala Keterangan
1 Korelasi/hubungan lemah
3 Korelasi/hubungan sedang
9 Korelasi/hubungan kuat
62
Tabel HOR Fase 1
63
Lanjutan tabel HOR Fase 1
RISK RISK AGENT (Ai) SEVE
SCOR EVENT A4 RITY
(Ei) A24 A25 A26 A27 A28 A29 A30 A31 A32 A33 A34 A35 A36 A37 A38 A39 A40 A41 A42 A43 A44 A45 A46 (Si)
7
E1
E2
PLAN E3
E4
E5
E6
SOURCE E7
E8
E9
E10
E11
E12
E13
E14
MAKE E15
E16
E17
E18
E19
E20
E21
E22
E23
E24
E25
E26
E27
E28
DELIVERY
E29
E30
E31
Oi
ARP
RANK
64
Lampiran 4 Kuesioner HOR Fase 2
KUESIONER HOR FASE 2
Yth Bapak/Ibu,
Data Responden
Nama :
Alamat :
No telepon :
Umur : ……Tahun
Jenis kelamin : Laki-laki Perempuan
Kewarganegaraan : WNI WNA,Negara asal…………………….
Pendidikan Terakhir : SD SMP SMA
Diploma (D1, D2, D3, D4) Sarjana (S1, S2, S3)
Pengalaman Kerja : …..Tahun
Jenis Usaha bengkel : bersertifikat tidak bersertifikat
65
A. Identifikasi Strategi Penanganan / Mitigasi Risiko
Penanganan atau mitigasi risiko adalah suatu upaya penanganan untuk
mengurangi risiko yang muncul. Hal ini dilakukan untuk mengurangi dampak yang
dapat merugikan maupun membahayakan suatu usaha. Dalam tahapan ini akan
dilakukan penilaian atau penentuan Degree of Difficult (Dk) untuk masing-masing
strategi penanganan/mitigasi risiko. Degree of Difficult (Dk) adalah tingkat
kesulitan dari suatu penanganan/mitigasi untuk sumber risiko (risk agent). Berikut
adalah panduan untuk penilaian Degree of Difficult (Dk):
Tabel Skala Dk
Skala/Bobot Keterangan
66
Lanjutan tabel Perencanaan Mitigasi Penanganan Risiko
Skala
Kode Risk Agent Mitigasi Kode
Kesulitan
Memeriksa kembali
PA4 3
hasil pekerjaan
Melaksanakan etos
PA5 3
kerja
Mencari jalur lain yang
PA6 4
lebih baik
Jalur yang dilalui Meminta bantuan dari
A46
sangat buruk pemerintah setempat
PA7 5
agar supaya dibuatkan
jalan setapak
Melakukan koordinasi
dengan distributor
Tidak adanya sebelum proses PA8 3
komunikasi antara pembuatan dan
A10
produsen dan penjualan
distributor/agen Selalu berkomunikasi
PA9 3
dengan
distributor
B. Penilaian Korelasi
Korelasi pada tahapan ini adalah besarnya hubungan antara sumber risiko (risk
agent) dengan strategi mitigasi penanganan risiko. Pada tahapan ini penilaian
dilakukan untuk mengetahui nilai korelasi/hubungan antara sumber risiko dengan
masing-masing strategi penanganan. Hal ini akan dinilai oleh pemilik tempat usaha
produksi cap tikus. Berikut adalah panduan skala penilaian korelasi :
67
Tabel Skala Penilaian korelasi
Skala penilaian Correlation (Korelasi)
Skala Keterangan
1 Korelasi/hubungan lemah
3 Korelasi/hubungan sedang
9 Korelasi/hubungan kuat
68
Tabel Korelasi Antara Sumber Risiko dan Strategi Mitigasi
69
Dengan ini saya menyatakan bersedia berpartisipasi sebagai responden dan
bersedia memberikan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian “Penerapan
Metode House of Risk (HOR) Untuk Analisis Dan Perbaikan Pengelolaan Risiko
Pada Rantai Pasokan Produk Cap Tikus” sesuai dengan dengan kondisi yang
sesungguhnya. Demikian pernyataan saya buat dan saya isi dalam keadaan sadar
tanpa ada unsur paksaan data kuesioner ini hanya digunakan untuk kepentingan
penelitian.
Responden
Si dan Oi
R1 R2 R3 R4 R5
E1 7 6 8 6 6
E2 6 4 7 5 4
E3 4 3 5 3 3
E4 6 4 8 4 5
S E5 7 3 8 4 5
E E6 4 3 7 3 3
V E7 5 3 8 4 3
E E8 4 3 7 3 3
R E9 5 4 6 4 4
I E10 6 3 8 4 3
T E11 5 4 7 4 4
Y E12 4 3 6 3 3
E13 5 3 6 3 4
E14 6 3 8 4 3
E15 6 5 7 5 4
E16 6 5 7 5 5
70
Lanjutan Lampiran 5
Responden
Si dan Oi
R1 R2 R3 R4 R5
E17 9 8 10 8 8
E18 8 7 10 7 7
E19 2 1 2 1 1
E20 6 4 6 4 4
E21 5 3 6 3 4
E22 3 2 3 2 2
S E23 6 5 7 5 5
E E24 4 3 4 3 3
V E25 4 3 5 3 3
E E26 6 4 8 4 5
R E27 5 4 7 4 4
I E28 6 4 9 5 3
T E29 9 7 9 6 6
Y E30 4 3 5 3 2
E31 6 4 7 4 5
O A1 9 7 10 7 8
C A2 6 4 7 5 4
C A3 8 7 9 6 6
U A4 2 2 4 1 1
R A5 3 2 3 2 2
R A6 3 2 3 2 2
E A7 2 1 3 1 1
N A8 4 2 5 2 3
C A9 3 2 3 2 2
E A10 10 7 10 7 8
71
Lanjutan Lampiran 5
Responden
Si dan Oi
R1 R2 R3 R4 R5
A11 5 3 5 3 3
A12 4 2 5 2 3
A13 6 5 8 5 5
A14 4 2 5 3 2
A15 8 4 8 4 5
A16 6 3 6 3 3
A17 7 5 8 6 5
A18 8 6 9 6 7
O
A19 5 4 7 4 4
C
A20 5 3 6 4 3
C
A21 9 7 9 7 7
U
A22 8 7 9 7 7
R
A23 7 5 9 6 5
R
A24 2 2 4 1 1
E
A25 6 4 6 3 3
N
A26 9 8 10 7 7
C
A27 5 5 8 4 4
E
A28 7 5 7 4 4
A29 7 4 7 4 4
A30 8 2 8 2 2
A31 6 3 6 4 5
A32 5 4 7 4 4
A33 4 2 5 2 3
A34 2 1 3 1 1
A35 4 2 5 3 2
72
Lanjutan Lampiran 5
Responden
Si dan Oi
R1 R2 R3 R4 R5
A36 2 2 4 1 1
A37 10 1 10 3 2
A38 2 1 10 1 1
A39 4 4 7 3 3
A40 2 1 2 1 1
A41 3 2 4 1 1
A42 3 2 3 2 2
A43 9 7 9 7 7
A44 7 5 7 5 5
A45 5 5 7 4 4
A46 9 7 9 7 7
A47 8 5 8 3 4
Jumlah 430 297 520 298 298
75
Lanjutan Lampiran 7
77
Lampiran 8 Uji Reliabilitas
Uji Reliabilitas
Si dan Responden
Varians Butir
Oi R1 R2 R3 R4 R5
E1 7 6 8 6 6 0.800
E2 6 4 7 5 4 1.700
E3 4 3 5 3 3 0.800
E4 6 4 8 4 5 2.800
E5 7 3 8 4 5 4.300
E6 4 3 7 3 3 3.000
E7 5 3 8 4 3 4.300
E8 4 3 7 3 3 3.000
S E9 5 4 6 4 4 0.800
E E10 6 3 8 4 3 4.700
V E11 5 4 7 4 4 1.700
E E12 4 3 6 3 3 1.700
R E13 5 3 6 3 4 1.700
I E14 6 3 8 4 3 4.700
T E15 6 5 7 5 4 1.300
Y E16 6 5 7 5 5 0.800
E17 9 8 10 8 8 0.800
E18 8 7 10 7 7 1.700
E19 2 1 2 1 1 0.300
E20 6 4 6 4 4 1.200
E21 5 3 6 3 4 1.700
E22 3 2 3 2 2 0.300
E23 6 5 7 5 5 0.800
E24 4 3 4 3 3 0.300
78
Lanjutan lampiran 8
Si dan Responden
Varians Butir
Oi R1 R2 R3 R4 R5
E25 4 3 5 3 3 0.800
E26 6 4 8 4 5 2.800
E27 5 4 7 4 4 1.700
E28 6 4 9 5 3 5.300
E29 9 7 9 6 6 2.300
E30 4 3 5 3 2 1.300
E31 6 4 7 4 5 1.700
A1 9 7 10 7 8 1.700
A2 6 4 7 5 4 1.700
A3 8 7 9 6 6 1.700
A4 2 2 4 1 1 1.500
O A5 3 2 3 2 2 0.300
C A6 3 2 3 2 2 0.300
C A7 2 1 3 1 1 0.800
U A8 4 2 5 2 3 1.700
R A9 3 2 3 2 2 0.300
R A10 10 7 10 7 8 2.300
E A11 5 3 5 3 3 1.200
N A12 4 2 5 2 3 1.700
C A13 6 5 8 5 5 1.700
E A14 4 2 5 3 2 1.700
A15 8 4 8 4 5 4.200
A16 6 3 6 3 3 2.700
A17 7 5 8 6 5 1.700
A18 8 6 9 6 7 1.700
79
Lanjutan lampiran 8
Si dan Responden
Varians Butir
Oi R1 R2 R3 R4 R5
A19 5 4 7 4 4 1.700
A20 5 3 6 4 3 1.700
A21 9 7 9 7 7 1.200
A22 8 7 9 7 7 0.800
A23 7 5 9 6 5 2.800
A24 2 2 4 1 1 1.500
A25 6 4 6 3 3 2.300
A26 9 8 10 7 7 1.700
O
A27 5 5 8 4 4 2.700
C
A28 7 5 7 4 4 2.300
C
A29 7 4 7 4 4 2.700
U
A30 8 2 8 2 2 10.800
R
A31 6 3 6 4 5 3.700
R
A32 5 4 7 4 4 1.700
E
A33 4 2 5 2 3 1.700
N
A34 2 1 3 1 1 0.800
C
A35 4 2 5 3 2 1.700
E
A36 2 2 4 1 1 1.500
A37 10 1 10 3 2 19.700
A38 2 1 10 1 1 15.500
A39 4 4 7 3 3 2.700
A40 2 1 2 1 1 0.300
A41 3 2 4 1 1 1.700
A42 3 2 3 2 2 0.300
A43 9 7 9 7 7 1.200
80
Lanjutan lampiran 8
Responden
Si dan Oi Varians Butir
R1 R2 R3 R4 R5
A44 7 5 7 5 5 1.200
A45 5 5 7 4 4 1.500
A46 9 7 9 7 7 1.200
A47 8 5 8 3 4 5.300
Jumlah 430 297 520 298 298 10446.800
Jumlah Varians
183.900
Butir
Varian Total 10446.800
r11 0.995
Reliabilitas Sangat Tinggi
Dimana :
r11 = Reliabilitas instrumen
k = Banyak Butir pertanyaan
∑ 𝜎𝑏2 = Jumlah varians butir
𝜎𝑡2 = Varians total
81
Lampiran 10 Koefisien Reliabilitas Guilford
RISK
ARP KUMULATIF % % KUMULATIF Rank
AGENT
A26 2880 2880 18% 18% 1
A27 895 3775 6% 24% 2
A32 795 4570 5% 29% 3
A10 792 5362 5% 34% 4
A43 768 6130 5% 39% 5
A1 688 6818 4% 43% 6
A3 672 7490 4% 47% 7
A16 576 8066 4% 51% 8
A44 576 8642 4% 55% 9
A2 525 9167 3% 58% 10
A15 486 9653 3% 61% 11
A31 480 10133 3% 64% 12
A23 405 10538 3% 67% 13
A29 405 10943 3% 69% 14
A18 315 11258 2% 71% 15
A45 315 11573 2% 73% 16
A42 288 11861 2% 75% 17
A17 270 12131 2% 77% 18
A28 270 12401 2% 78% 19
A47 270 12671 2% 80% 20
A33 243 12914 2% 82% 21
82
Lanjutan lampiran 11
RISK
ARP KUMULATIF % % KUMULATIF Rank
AGENT
A35 228 13142 1% 83% 22
A19 225 13367 1% 84% 23
A25 216 13583 1% 86% 24
A30 216 13799 1% 87% 25
A46 216 14015 1% 89% 26
A14 180 14195 1% 90% 27
A20 180 14375 1% 91% 28
A34 162 14537 1% 92% 29
A40 147 14684 1% 93% 30
A11 144 14828 1% 94% 31
A21 120 14948 1% 94% 32
A22 120 15068 1% 95% 33
A12 108 15176 1% 96% 34
A36 90 15266 1% 96% 35
A37 75 15341 0% 97% 36
A6 72 15413 0% 97% 37
A13 72 15485 0% 98% 38
A39 72 15557 0% 98% 39
A9 54 15611 0% 99% 40
A41 54 15665 0% 99% 41
A8 45 15710 0% 99% 42
A38 36 15746 0% 99% 43
A5 34 15780 0% 100% 44
A7 32 15812 0% 100% 45
A4 10 15822 0% 100% 46
A24 10 15832 0% 100% 47
83
Lampiran 12 Diagram Pareto Risk Agent
RISK
ARP KUMULATIF % % KUMULATIF Rank
AGENT
A26 2880 2880 18% 18% 1
A27 895 3775 6% 24% 2
A32 795 4570 5% 29% 3
A10 792 5362 5% 34% 4
A43 768 6130 5% 39% 5
A1 688 6818 4% 43% 6
A3 672 7490 4% 47% 7
A16 576 8066 4% 51% 8
A44 576 8642 4% 55% 9
A2 525 9167 3% 58% 10
A15 486 9653 3% 61% 11
A31 480 10133 3% 64% 12
A23 405 10538 3% 67% 13
84
Lanjutan lampiran 13
RISK
ARP KUMULATIF % % KUMULATIF Rank
AGENT
A29 405 10943 3% 69% 14
A18 315 11258 2% 71% 15
A45 315 11573 2% 73% 16
A42 288 11861 2% 75% 17
A17 270 12131 2% 77% 18
A28 270 12401 2% 78% 19
A47 270 12671 2% 80% 20
n =5
∑Xi = 33
∑Yi = 1843
∑XiYi = 12528
∑X2i = 221
∑Y2i = 721117
85
Penyelesaian :
𝑛 ∑ 𝑋𝑖 𝑌𝑖 − (∑ 𝑋𝑖 )(∑ 𝑌𝑖 )
𝑟𝑥𝑦 =
√[(𝑛 ∑ 𝑋𝑖2 − (∑ 𝑋𝑖 )2 )(𝑛 ∑ 𝑌𝑖2 − (∑ 𝑌𝑖 )2 )]
𝑘 ∑ 𝜎𝑏2
𝑟11 = (1 − 2 )
𝑘−1 𝜎𝑡
Diamana :
r11 = Reliabilitas instrument
k = Banyaknya butir pertanyaan
∑ 𝜎𝑏2 = Jumlah varian butir
𝜎𝑡2 = Varians total
Langkah 1 : Menghitung jumlah varian. Untuk varian 1 dihitung dengan rumus
berikut :
Diketahui :
∑𝜎1 = 33
∑ 𝜎12 = 221
86
n =5
Penyelesaian :
(∑𝜎1 )2
∑ 𝜎12 −( )
𝑛
𝜎𝑡2 =
𝑛
(33)2
221−( 5 )
=
5
= 0,64
Catatan : Untuk varian 2 sampai 78 dapat dihitung menggunakan rumus di atas.
Sehinggah jumlah varian adalah 147,12.
Langkah ke-2 : Menghitung jumlah varian total :
∑ 𝜎𝑏 (1−78)2
𝜎𝑏2 (1−78)−( )
𝑛
𝜎𝑡2 =
𝑛
(1843)2
721117−( 5
)
=
5
= 8357,44
Langkah ke -3 : Menghitung reliabilitas instrument. Adapun rumus yang digunakan
yaitu :
𝑘 ∑ 𝜎𝑏2
𝑟11 = (1 − )
𝑘−1 𝜎𝑡2
Sehingga :
𝑘 ∑ 𝜎𝑏 (1−78)2
r11 = (1− )
𝑘−1 𝜎𝑡2
78 147,12
= (1− )
78−1 8357,44
= 1,0129 (1−0,0176)
= 1,0129 (0,9824)
= 0,995
Jadi untuk nilai r11 = 0,995
87
Lampiran 16 Pengisian kuesioner oleh responden
88
Lampiran 17 Pengisian kuesioner oleh responden
89
Lampiran 19 Pengisian kuesioner oleh responden
90
Lampiran 21 Pengisian kuesioner oleh responden
91
Lampiran 23 Proses pengisian nira ke dalam drum
92
Lampiran 25 Drum bekas yang sudah keropos
93
Lampiran 27 kemasan botol cap tikus
94
Lampiran 29 Plastik yang digunakan sebagai alat untuk mengalirkan nira
95
Riwayat Hidup Penulis
Nama lengkap saya Anjas Frisky Ontorael biasa dipanggil Anjas, saya lahir
pada tanggal 24 Agustus 1999 di Desa Essang Selatan Kec. Essang. Saya adalah
anak pertama dari 3 orang bersaudara.
Saya lulus Jurusan Teknik Mesin Universitas Sam Ratulangi pada bulan Juli
2021.
96