Anda di halaman 1dari 7

Hukum Perjanjian

Ada istilah tentang sebuah perjanjian yang berbunyi “Janji adalah hutang” maka ketika
seseorang berjanji maka janji tersebut harus ditepati karena bobotnya sudah seperti hutang yang
harus dibayarkan. Hal ini berlaku juga ketika seseorang memulai suatu usaha atau menjalin
kesepakatan dalam bisnis dimana jika ada sebuah kesepakatan berupa perjanjian bisnis maka
kedua belah pihak harus mentaati perjanjian bisnis tersebut.

• Pengertian Hukum Perjanjian

Hukum adalah peraturan yang dibuat untuk mengatur tingkah laku manusia.

Kontrak atau perjanjian adalah kesepakatan antara dua orang atau lebih tentang hal-hal tertentu
yang telah mereka sepakati.

Hukum perjanjian artinya asas-asas hukum yang mengatur hubungan-hubungan hukum antara
dua pihak atau lebih berdasarkan perjanjian yang sah.

Keterkaitan Hukum dan Bisnis

1. Memberikan perlindungan hukum kepada bisnis


Hukum memberi perlindungan kepada bisnis dari segala jenis tindakan yang melanggar hak-
hak bisnis, seperti pelanggaran hak kekayaan intelektual, perjanjian yang melanggar hukum
atau tindakan persaingan tidak sehat.
2. Menentukan dasar hukum untuk pembentukan bisnis
Hukum menentukan dasar hukum untuk membentuk bisnis di Indonesia, mulai dari
pembentukan badan usaha, persyaratan pajak, hingga peraturan ketenagakerjaan.
3. Mencegah praktik korupsi
Korupsi di Indonesia memiliki dampak yang signifikan pada ekonomi dan reputasi bisnis.
Hukum berperan membantu pemberantasan korupsi melalui undang-undang dan peraturan
yang diterapkan oleh lembaga penegakan hukum.
4. Menyelesaikan sengketa
Ketika terjadi sengketa bisnis, hukum juga memainkan peran penting dalam menyelesaikan
sengketa melalui sistem peradilan
5. Meningkatkat kepercayaan investor
Hukum yang jelas dan stabil di Indonesia dapat meningkatkan kepercayaan investor dalam
memasukkan modal ke dalam Bisnis Indonesia, karena investor merasa bahwa bisnis
mereka akan dilindungi oleh hukum dan peraturan yang adil.

Jenis Kontrak Perjanjian

Hukum kontrak dibagi jadi 2, yaitu:

1. Hukum Kontrak Nominaat (Bernama)


Merupakan kententuan hukum yang mengkaji berbagai kontrak atau perjanjian yang dikenal
di dalam KUH Perdata.
Contoh:
a. Perjanjian jual beli → salah satu pihak mengikatkan dirinya untuk menyerahkan suatu
kebendaan dan pihak lainnya membayar harga (uang) yang telah dijanjikan.
b. Perjanjian tukar menukar → kedua pihak mengikatkan dirinya untuk saling memberikan
suatu barang secara timbal balik.
c. Perjanjian sewa menyewa → perjanjian dimana pihak pertama (menyewakan) memberi
izin dalam waktu tertentu kepada pihak lain (si penyewa) untuk menggunakan barangnya.
2. Hukum Kontarn Innominaat (Tidak Bernama)
Merupakan keseluruhan kaidah hukum yang mengkaji berbagai kontrak yang timbul dalam
masyarakat dan kontrak ini belum dikenal pada saat KUH Perdata diundangkan, misalnya
kontrak leasing, production sharing, kontrak karya, beli sewa, dll.
Contoh:
a. Kontrak karya → dikenal di bidang pertambangan di luar minyak dan gas bumi, seperti
penambangan batu bara, emas, tembaga, dan pertambangan umum.
b. Kontrak Leasing (sewa guna usaha) → kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan
barang modal untuk dipergunakan nasabah selama jangka waktu tertentu berdasarkan
pembayaran berkala.
c. Kontrak kerja konstruksi → mengatur hukum antara pengguna jasa dan penyedia jasa
dalam menyelenggarakan pekerjaan konstruksi

Prinsip Perjanjian Jaminan Kredit

• Prinsip 5C
1. Character → melihat bagaimana karakter dan latar belakang calon nasabah. Contohnya
apakah pernah memiliki catatan criminal atau kebiasaan buruk dalam keuangan seperti
tidak melunasi pinjaman.
2. Capacity → melihat kemampuan calon nasabah dalam membayar kreditnya. Dilihat dari
cara nasabah menjalankan usahanya atau seberapa besar penghasilan yang diterima tiap
bulannya. Hal tersebut agar pihak bank dapat melihat apakah calon nasabah tersebut
mampu melunasi kreditnya ke depan.
3. Capital → dikhususkan bagi nasabah yang meminjam untuk keperluan bisnis atau
usahanya. Gunanya yaitu untuk mengetahui modal atau asset yang dimiliki usaha
nasabah tersebut. Selain itu, pihak bank juga melihat bagaimana kaporan keuangan dari
usaha tersebut.
4. Collateral → adalah jaminan yang diberikan pada calon peminjam saat mengajukan
kredit kepada bank. Jaminan ini menjadi pelindung bagi pihak bank jika nantinya
nasabah tidak dapat membayar pinjamannya.
5. Condition → melihat kondisi perekonomian secara general maupun khusus pada bidang
usaha yang dijalankan calon nasabah. Hal ini terkait dengan bagaimana kemampuan
nasabah dalam membayar pinjamannya nanti.
• Prinsip 7P
1. Personality → Kepribadian dari calon nasabah yang mengajukan kreditnya yang dimana
melihat bagaimana keseluruhan kepribadian nasabah mencakup sikap dan perilakunya
sehari-hari
2. Party → Dimana calon nasabah dimasukkan ke dalam beberapa golongan yang terkait
dengan kondisi keuangannya. Dengan adanya perbedaan klasifikasi dan golongan ini,
akan ada perbedaan pula dalam pemberian fasilitas kredit nantinya.
3. Purpose → tujuan dari calon nasabah dalam mengajukan kreditnya pada lembaga
keuangan.
4. Prospect → bagaimana prospek dari usaha yang dijalankan oleh calon nasabah, apakah
menjanjikan atau tidak sehingga dapat memprediksi kemampuan nasabah dalam
membayar kreditnya.
5. Payment → Mengukur kemampuan bayar dari calon peminjam yang dilihat dari sumber
pendapatan, kelancaran usaha, hingga prospek usaha yang dijalankan calon nasabah.
6. Profitability → pihak bank melihat bagaimana kemampuan calon nasabah dalam
menghasilkan keuntungan atau laba.
7. Protection → mengacu pada jaminan yang dapat diberikan oleh calon peminjam, dapat
berupa asset rumah atau perusahaan dan juga asuransi.
Bentuk Hukum Perusahaan

1. Firma
Merupakan persekutuan dari beberapa badan usaha yang kemudian menjalankan bisnis
antara dua orang atau lebih menggunakan satu nama. Maka sekutu bertanggung jawab
penuh secara pribadi terhadap kemajuan perusahaan.
2. Persekutuan Komanditer (CV)
Adalah salah satu bentuk badan usaha yang dibentuk oleh dua orang atau lebih yang
kemudian mempercayakan modal yang dimiliki kepada dua orang atau lebih. Hal itu
dilakukan untuk menjalankan perusahaan tersebut sekaligus dipercaya untuk memimpin
perusahaan. Tujuannya agar tercapainya cita-cita bersama dengan tingkat keterlibatan
masing-masing anggotanya berbeda. Oleh karena itu, di dalam CV terdapat dua sekutu yang
berbeda.
Sekutu komanditer (sekutu pasif) yang bertanggungjawab untuk memberikan modal dan
terdapat sekutu komplementer (sekutu aktif) yang bertanggungjawab unuk menjalankan
kegiatan CV.
3. Perseroan Terbatas (PT)
Perseroan Terbatas (PT) adalah suatu badan hukum untuk menjalankan usaha yang memiliki
modal terdiri dari saham-saham, yang pemiliknya memiliki bagian sebanyak saham yang
dimilikinya. Karena modalnya terdiri dari saham-saham yang dapat diperjualbelikan,
perubahan kepemilikan perusahaan dapat dilakukan tanpa perlu membubarkan perusahaan.
4. Koperasi
Koperasi adalah perkumpulan ekonomi yang beranggotakan orang-orang yang memberikan
kebebasan keluar-masuk sebagai anggota dan mengikuti aturan yang ada dengan bekerja
sama secara kekeluargaan menjalankan usaha untuk mempertinggi kesejahteraan para
anggotanya.
5. Perusahaan Umum (Perum)
Perusahaan umum merupakan salah satu perusahaan unit bisnis negara yang dikuasai oleh
pemerintah seluruh modal dan kepemilikannya. Tujuannya yaitu untuk memberikan
penyediaan barang dan jasa publik, untuk melayani masyarakat umum dan mencari
keuntungan atau profit oriented yang berdasarkan prinsip pengolahan perusahaan.
6. Perusahaan Perseroan (Persero)
Persero adalah perusahaan milik negara yang sebagian sahamnya bisa dimiliki pihak lain.
Pihak lain di sini bisa berupa badan usaha atau perusahaan, maupun masyarakat umum yang
memiliki saham melalui pasar modal di Bursa Efek Indonesia.

Perbedaan Perusahaan Badan Hukum dan Non Badan Hukum

1. Subjek Hukum
- Perusahaan berbadan hukum → perusahaan yang menjadi subjek hukum. Artinya,
perusahaan memiliki hak dan kewajiban untuk melakukan perbuatan hukum. Segala
perbuatan hukumnya tersebut harus diwakili oleh pendiri atau pengurus yang
ditunjuk. Misalnya suatu PT hendak melakukan penggabungan dengan PT lain.
Maka, yang berkapasitas untuk mewakili PT adalah direksi.
- Perusahaan non berbadan hukum → tidak berpean sebagai subjek hukum melainkan
para pendiri dan sekutu atau pengurusnya. Badan usaha ini tidak memiliki hak dan
kewajiban secara tegas seperti badan usaha berbadan hukum.
2. Pemisahan Harta
- Perusahaan berbadan hukum → memiliki harta kekayaan sendiri yang disebut
kekayaan perusahaan.
- Perusahaan non berbadan hukum → tidak memiliki harta kekayaan. Baik modal
maupun biaya lain yang digunakan berasal dari harta para pendiri dan sekutunya.
3. Pertanggungjawaban jika Mengalami Kerugian dan Pailit
- Perusahaan berbadan hukum → jika perusahaan mengalami kerugian, maka
perusahan yang bertanggung jawab atas dampak yang ditimbulkan. Namun, karena
badan usaha bukan sesuatu yang bernyawa, maka pertanggungjawaban dilimpahkan
pada pengurusnya yaitu direksi maupun komisaris. Tetapi tidak mempengaruhi
kekayaan pribadi mereka karena adanya pemisahan harta yang jelas.
- Perusahaan non berbadan hukum → jika perusahaan mengalami kerugian, maka
yang menjadi penanggung jawab adalah pendiri dan pengurus atau sekutunya.
Dampaknya, harta kekayaan milik pendiri dan pengurusnya pun tersita.
4. Prosedur Pendirian
- Perusahaan berbadan hukum → diperlukan adanya pengesahan yang berasal dari
pemerintah terhadap anggaran serta akta pendirian.
- Perusahaan non berbadan hukum → tidak mewajibkan adanya akta notaris karena
dapat dirikan dengan akta di bawah tangan (tidak perlu keterlibatan notaris) atau
bahkan secara lisan saja.

Anda mungkin juga menyukai