Anda di halaman 1dari 22

Definisi dalam PSAK 7, "Pengungkapan Pihak-Pihak Berelasi"

Defnisi dalam PSAK 7, "Pengungkapan Pihak-Pihak Berelasi"


Anggota keluarga dekat dari individu adalah anggota keluarga yang mungkin
mempengaruhi, atau dipengaruhi oleh, orang dalam hubungan mereka dengan entitas.
Meraka dapat termasuk:
(a) Pasangan hidup dan anak dari individu;
(b) Anak dari pasangan hidup individu; dan
(c) Tanggungan dari individu atau pasangan hidup individu.
Entitas pemerintah yang merupakan pihak-pihak erelasi adalah entitas yang
dikendalikan, dikendalikan bersama, atau dipengaruhi secara signikan oleh pemerintah.
Kompensasi termasuk seluruh imbalan ker!a (sebagaimana didenisikan dalam P"A#
$%: &mbalan #er!a) termasuk imbalan ker!a yang menerapkan P"A# '( (revisi $)*)):
Pembayaran +erbasis "aham. &mbalan ker!a adalah seluruh bentuk imbalan yang
dibayar, terutang atau diberikan oleh entitas, atau untuk kepentingan entitas, atas
imbalan !asa yang diberikan kepada entitas. ,al ini !uga mencakup imbalan yang
dibayarkan untuk kepentingan entitas induk terkait dengan entitas. #ompensasi meliputi:
(a) &mbalan ker!a !angka pendek, seperti upah, ga!i dan kontribusi !aminan sosial, cuti
tahunan dan cuti sakit yang dibayar, bagi hasil dan bonus (!ika dibayarkan dalam
-aktu dua belas bulan setelah akhir periode) dan imbalan nonkeuangan (seperti
pera-atan kesehatan, perumahan, mobil dan barang atau !asa gratis atau disubsidi)
bagi karya-an saat ini;
(b) &mbalan pascaker!a seperti pensiun, man.aat pensiun lain, asuransi !i-a pascaker!a
dan pera-atan medis pascaker!a;
(c) &mbalan ker!a !angka pan!ang lainnya, termasuk cuti besar, cuti hari raya, imbalan
!angka pan!ang lain, imbalan cacat permanen, dan bagi laba, bonus, dan kompensasi
yang ditangguhkan (!ika terutang seluruhnya lebih dari dua belas bulan pada akhir
periode pelaporan);
(d) Pesangon pemutusan kontrak ker!a; dan
(e) Pembayaran berbasis saham.
Pemerintah meru!uk kepada pemerintah, instansi pemerintah dan badan yang serupa
baik lokal, nasional maupun internasional.
Pengaruh signifkan adalah kekuasaan untuk berpartisipasi dalam keputusan kebi!akan
keuangan dan operasional dari suatu entitas, tetapi tidak mengendalikan kebi!akan
tersebut. Pengaruh signikan dapat diperoleh melalui kepemilikan saham, anggaran
dasar atau per!an!ian.
Pengendalian adalah kekuasaan untuk mengatur kebi!akan keuangan dan operasional
dari suatu entitas sehingga memperoleh man.aat dari aktivitas entitas tersebut.
Pengendalian ersama adalah persetu!uan kontraktual untuk berbagi pengendalian
terhadap suatu aktivitas ekonomi.
Personil mana!emen kun"i adalah orang/orang yang mempunyai ke-enangan dan
tanggung !a-ab untuk merencanakan, memimpin dan mengendalikan aktivitas entitas,
secara langsung atau tidak langsung, termasuk direktur dan komisaris (baik eksekuti.
maupun bukan eksekuti.) dari entitas.
Pihak-pihak erelasi adalah orang atau entitas yang terkait dengan entitas yang
menyiapkan laporan keuangannya (dalam pernyataan ini diru!uk sebagai 0entitas
pelapor1).
(a) 2rang atau anggota keluarga terdekat mempunyai relasi dengan entitas pelapor !ika
orang tersebut:
i. Memiliki pengendalian atau pengendalian bersama atas entitas pelapor;
ii. Memiliki pengaruh signikan atas entitas pelapor; atau
iii. Personil mana!emen kunci entitas pelapor atau entitas induk entitas pelapor.
(b) "uatu entitas berelasi dengan entitas pelapor !ika memenuhi salah satu hal berikut:
i. 3ntitas dan entitas pelapor adalah anggota dari kelompok usaha yang sama
(artinya entitas induk, entitas anak, dan entitas anak berikutnya terkait dengan
entitas lain).
ii. "atu entitas adalah entitas asosiasi atau ventura bersama dari entitas lain (atau
entitas asosiasi atau ventura bersama yang merupakan anggota suatu kelompok
usaha, yang mana entitas lain tersebut adalah anggotanya).
iii. #edua entitas tersebut adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang sama.
iv. "atu entitas adalah ventura bersama dari entitas ketiga dan entitas yang lain
adalah entitas asosiasi dari entitas ketiga.
v. 3ntitas tersebut adalah suatu program imbalan pascaker!a untuk imbalan ker!a
dari salah satu entitas pelapor atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor.
4ika entitas pelapor adalah entitas yang menyelenggarakan program tersebut,
maka entitas sponsor !uga berelasi dengan entitas pelapor.
vi. 3ntitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang diidentikasi
dalam huru. (a).
vii. 2rang yang diidentikasi dalam huru. (a) (i) memiliki pengaruh signikan atas
entitas atau personil mana!emen kunci entitas (atau entitas induk dari entitas).
#ransaksi pihak erelasi adalah suatu pengendalian sumber daya, !asa atau ke-a!iban
antara entitas pelapor dengan pihak/pihak berelasi, terlepas apakah ada harga yang
dibebankan.
)$. 5alam mempertimbangkan setiap kemungkinan hubungan pihak berelasi,
perhatian diarahkan pada substansi hubungan dan tidak hanya dalam bentuk hukum.
)(. 5alam pernyataan ini, pihak/pihak berikut bukan sebagai pihak/pihak
berelasi:
(a) 5ua entitas hanya karena mereka memiliki direktur atau personil mana!emen kunci
yang sama atau karena personil mana!emen kunci dari satu entitas mempunyai
pengaruh signikan atas entitas lain.
(b) 5ua venturer hanya karena mereka mengendalikan bersama atas ventura bersama.
(c) Penyandang dana, serikat dagang, entitas pelayanan publik, dan departemen dan
instansi pemerintah yang tidak mengendalikan, mengendalikan bersama atau
memiliki pengaruh signikan atas entitas pelapor,semata/mata dalam pelaksanaan
urusan normal dengan entitas (meskipun pihak/pihak tersebut dapat membatasi
kebebasan entitas atau ikut serta dalam proses pengambilan keputusan).
(d) Pelanggan, pemasok, pemegang hak -aralaba, distributor atau agen umum dengan
siapa entitas mengadakan transaksi usaha dengan volume signikan, semata/mata
karena ketergantungan ekonomis yang diakibatkan oleh keadaan.
)%. 5alam denisi pihak/pihak berelasi, suatu entitas asosiasi termasuk
entitas anak dari entitas asosiasi tersebut dan suatu ventura bersama termasuk entitas
anak dari ventura bersama tersebut. 2leh karena itu, misalnya, entitas anak dari entitas
asosiasi dan investor yang memiliki pengaruh signikan atas entitas asosiasi tersebut
merupakan pihak berelasi satu dengan yang lainnya.
PENGUNGKAPAN PIHAK PIHAK YANG MEMPUNYAI
HUBUNGAN ISTIMEWA (PSAK 7)


TUGAS SEMINAR AKUNTANSI KEUANGAN





Disusun oleh:
Asri Wandi (01109027)
Kurnia Dewi
Seto Widodo (01109009)


PROGRAM AKUNTANSI



SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDONESIA MEMBANGUN
STIE INABA
BANDUNG
2012
ABSTRAKSI

Pada dasarnya transaksi antar pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah suatu kesepakatan atau
pengaturan bisnis yang dilakukan oleh pihak-pihak yang saling tidak bebas satu dengan lainnya untuk tujuan
tertentu. Unsur kesepakatan dalam menentukan harga transaksi adalah hal yang paling menjadi perhatian,
karena kesepakatan dalam penentuan harga dapat membawa dampak keuntungan maupun kerugian bagi pihak-
pihak terkait (stakeholder). Karena ini adalah keharusan yang ditetapkan di PSAK Nomor 7 tentang
Pengungkapan Pihak-Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa. Dalam PSAK Nomor 7 ini ditekankan
pelaksanaan prinsip kewajaran dan kelaziman usaha (arms length principle) dalam melakukan transaksi antar
pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Dalam prinsip kewajaran dan kelaziman usaha (arms length
principle) penetapan harga dan laba transaksi haruslah sama dan sebanding antara transaksi dengan pihak-
pihak yang memiliki hubungan istimewa dengan pihak-pihak yang tidak dipengaruhi hubungan istimewa. Sama
dan sebanding tidaklah dalam arti sama persis, akan tetapi terdapat batasan-batasan rentang yang wajar.














KATA PENGANTAR
Assalammualaikum Wr. Wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan segala rahmat dan hidayah-Nya kepada seluruh
manusia . Shalawat dan salam sepantasnya kita ucapkan kepada nabi kita Muhammad saw yang telah
memberikan suri tauladan yang baik kepada seluruh umat Islam di dunia. Alhamdulillah, atas karunia Allah,
akhirnya kami dapat menyelasaikan makalah ini yang berjudul Pengungkapan Pihak pihak yang Memiliki
Hubungan Istimewa dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Seminar Akuntansi Keuangan yang diberikan
oleh Bapak Drs. H. Peddy H F Dasuki, Ak, M.Si kepada mahasiswa semester enam Jurusan Akuntansi STIE
INABA.
Dalam pembuatan makalah ini, kami berupaya sebaik mungkin untuk menyajikan karya tulis yang mampu
memberikan gambaran tentang pengungkapan pihak pihak yang memiliki hubungan istimewa. Kami menyadari
betul keterbatasan dalam makalah ini, sehingga kami akan sangat menghargai kritik dan saran yang
membangun, terutama dari Bapak Drs. H. Peddy H F Dasuki, Ak, M.Si selaku dosen mata kuliah Seminar
Akuntansi Keuangan, demi penulisan karya tulis yang lebih baik lagi dikemudian hari.
Akhirnya, mudah mudahan makalah ini dapat bermanfaat sebagaimana mestinya. Amin.
Wassalamualaikum Wr. Wb
Penulis



DAFTAR ISI

ABSTRAK .. i
KATA PENGANTAR . ii
DAFTAR ISI iii
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Perumusan Masalah 2
II. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Transaksi Hubungan Istimewa Menurut Pernyataan 4
Standar Akuntansi Keuangan Nomor 7
2.2 Penerapan Prinsip Kewajaran dan Kelaziman Usaha . 5
(Arms Length Principle) Dalam Transaksi Hubungan Istimewa
2.3 Pertimbangan Akuntansi . 9
2.4 Tambahan istilah dalam PSAK 7 (Rev. 2010) 10
2.5 Pihak pihak Berelasi . 10
2.6 Bukan Pihak-pihak Berelasi 11
2.7 Bukan pihak pihak Berelasi Tambahan dalam PSAK 7 (Rev. 2010) 12
2.8 Pengungkapan Pihak pihak yang Berelasi 12
2.9 Contoh situasi transaksi antara pihak yang mepunyai hubungan istimewa
mungkin memerlukan pengungkapan oleh suatu perusahaan pelapor . 14
2.9.1 Unsur unsur hakekat transaksi yang harus diungkapkan antara
pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa biasanya mencakup 14
2.9.2 Prosedur Audit . 14
III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan .. 16
3.2 Saran 16
DAFTAR PUSTAKA

I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Transaksi pihak pihak dalam hubungan istimewa dewasa ini mendapat perhatian yang sangat serius baik dari
dalam kalangan dunia bisnis maupun dari pihak otoritas perpajakan. Pada dasarnya transaksi antar pihak yang
mempunyai hubungan istimewa adalah suatu kesepakatan atau pengaturan bisnis yang dilakukan oleh pihak-
pihak yang saling tidak bebas satu dengan lainnya untuk tujuan tertentu. Unsur kesepakatan dalam menentukan
harga transaksi adalah hal yang paling menjadi perhatian, karena kesepakatan dalam penentuan harga dapat
membawa dampak keuntungan maupun kerugian bagi pihak-pihak terkait (stake holder). Stake holder yang perlu
mendapat informasi yang transparan dari transaksi di atas antara lain, investor, kreditor, pemegang
saham (share holder).
Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 7, laporan keuangan harus mengungkapkan transaksi
dengan pihak pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Yang termasuk dalam pihak pihak yang memiliki
hubungan istimewa adalah transaksi yang dilakukan dengan:
Perusahaan yang memiliki hubungan kepemilikan
Perorangan sebagai pemilik atau karyawan yang mempunyai pengaruh signifkan.
Anggota keluarga terdekat dari perorangan tersebut, dan
Perusahaan yang dimiliki secara substansial oleh perorangan tersebut.
Yang wajib dilaporkan meliputi hakikat hubungan istimewa, jenis transaksi serta nilainya. PSAK ini mengacu pada
Standar Akuntansi Internasional (International Accounting Standard) No. 24.
Transaksi dengan pihak yang memiliki hubungan istimewa memiliki dua hipotesis yang bertolak belakang yaitu
sebagai transaksi opportunis atau sebagai transaksi yang efsien. Sebagai transaksi yang opportunis dalam hal
transaksi dengan yang memiliki hubungan istimewa menyebabkan confict of interest yang konsisten
dengan agency theory, seperti yang dikemukakan oleh Berle dan Means (1932) dan Jensen dan Meckling
(1976). Transaksi dengan yang memiliki hubungan istimewa dapat digunakan sebagai alat untuk expropriation of
the frms resources. Hipotesis yang lain bahwa transaksi dengan yang memiliki hubungan istimewa merupakan
transaksi yang dilakukan dalam pertimbangan efsiensi untuk memenuhi kebutuhan perusahaan.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka permasalahan yang diangkat dalam makalah ini, penulis
rumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimanakah pengertian transaksi hubungan istimewa menurut Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan Nomor 7?
2. Bagaimanakah penerapan prinsip kewajaran dan kelaziman usaha (arms length principle) dalam
transaksi hubungan istimewa?

II. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Pihak pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa adalah pihak-pihak yang dianggap mempunyai hubungan
istimewa bila satu pihak mempunyai kemampuan untuk mengendalikan pihak lain atau mempunyai pengaruh
signifkan atas pihak lain dalam mengambil keputusan keuangan dan operasional. Transaksi antara Pihak pihak
yang Mempunyai Hubungan Istimewa adalah suatu pengalihan sumber daya atau kewajiban antara pihak pihak
yang mempunyai hubungan istimewa, tanpa menghiraukan apakah suatu harga diperhitungkan Pengendalian
adalah kepemilikan langsung melalui anak perusahaan dengan lebih darisetengah hak suara dari suatu
perusahaan, atau suatu kepentingan substansial dalam hak suara dan kekuasaan untuk mengarahkan kebijakan
keuangan dan operasi manajemenperusahaan berdasarkan anggaran dasar atau perjanjian.
Pihak pihak yang mempunyai hubungan istimewa merupakan gejala normal dalamperniagaan dan usaha.
Misalnya, perusahaan seringkali melaksanakan kegiatannya secaraterpisah-pisah melalui anak perusahaan dan
atau perusahaan afliasi, memperoleh kepentingan dalam perusahaan lain untuk tujuan investasi atau untuk
alasan perniagaan dalam proporsi yang cukup untuk mengendalikan atau melaksanakan pengaruh
yangsignifkan dalam pengambilan keputusan keuangan dan operasi perusahaan penerima investasi (investee).
Posisi keuangan dan hasil usaha dari suatu perusahaan dapat terpengaruh oleh hubungan istimewa dengan
suatu pihak walaupun tidak terjadi sesuatu transaksi denganpihak tersebut. Suatu hubungan istimewa dapat
mempengaruhi transaksi perusahaan pelapor dengan pihak lain.
Sebagai contoh, suatu anak perusahaan dapat mengakhiri hubungan dengan suatu mitra dagangnya karena
induk perusahaan telah mengakuisisi suatu perusahaan lain yang berusaha dalam bidang perdagangan yang
sama dengan mitra dagang terdahulu. Di samping itu, suatu tindakan dapat tertunda karena pengaruh yang
signifkandari pihak lain. Sebagai contoh, suatu anak perusahaan dapat diinstruksikan oleh induknya untuk tidak
ikut serta dalam riset dan pengembangan. Pengakuan akuntansi suatu pengalihan sumber daya secara normal
didasarkan pada suatuharga yang disepakati pihak yang bersangkutan. Harga yang berlaku antara pihak yang
tidak mempunyai hubungan istimewa adalah harga pertukaran antara pihak yang independen (arms length
price).
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa mungkin mempunyai suatu tingkat keluwesan dalam proses
penentuan harga, yang tidak terdapat dalam transaksi antara pihak yang tidak mempunyai hubungan istimewa
.Suatu cara untuk menentukan harga dalam suatu transaksi antara pihak yang mempunyai hubungan istimewa
adalah dengan metode harga pasar bebas yang dapat diperbandingkan. Bila barang atau jasa dipasok dalam
suatu transaksi antara pihak yangmempunyai hubungan istimewa, dan keadaan yang bersangkutan itu adalah
serupa dengan keadaan dalam transaksi perdagangan normal, metode ini sering digunakan. Metode ini juga
sering digunakan untuk menentukan biaya pembelanjaan bila barang dialihkan antara pihak yang mempunyai
hubungan istimewa sebelum dijual kepada pihak yang independen, metode harga penjualan kembali (resale
price) sering digunakan.
Metode ini mengurangi harga penjualan kembali dengan suatu margin yangwajar. Metode ini juga digunakan
untuk pengalihan/transfer sumber daya lain, seperti hak dan jasa. Pendekatan lain adalah metode biaya-plus
(cost-plus method), yang menambahkan suatu kenaikan (mark-up) tertentu pada biaya pemasok. Kesulitan
kesulitan mungkin dialami baik dalam menentukan unsur biaya yang dapat diatribusikan maupun kenaikan (mark-
up) tersebut. Di antara ukuran ukuran yang dapat membantu menentukan harga transfer adalah hasil (return)
yang dapat dibandingkan dalam industri sejenis atas volume penjualan atau modal yang digunakan. Berikut ini
adalah contoh situasi transaksi antara pihak yang mempunyai hubungan istimewa mungkin memerlukan
pengungkapan oleh suatu perusahaan pelapor:
Pembelian atau penjualan barang
Pembelian atau penjualan properti dan aktiva lain
Pemberian atau penerimaan jasa
Pengalihan riset dan pengembangan
Pendanaan (termasuk pemberian pinjaman dan penyetoran modal baik secara tunai maupun dalam
bentuk natura)
Garansi dan penjaminan (collateral)
Kontrak manajemen. Jika terdapat transaksi antara pihak yang mempunyai hubungan istimewa, perlu
diungkapkan hakekat transaksi dan unsur unsur transaksi yang diperlukan agar laporan keuangan
tersebut dapat dimengerti. Unsur unsur ini biasanya mencakup:
Suatu petunjuk mengenai volume transaksi, baik jumlahnya maupunproporsinya
Jumlah atau proporsi pos pos terbuka (outstanding items)
Kebijakan harga
Secara umum perbedaan antara ED PSAK 7 (revisi 2009): Pengungkapan Pihak pihak yang Mempunyai
Hubungan Istimewa dengan PSAK 7 (1994): Pengungkapan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan
Istimewa adalah sebagai berikut:
2.1 Pengertian Transaksi Hubungan Istimewa Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 7
Berdasarkan pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 7 tentang Pengungkapan Pihak-Pihak
yang Mempunyai Hubungan Istimewa, diberikan defnisi sebagai berikut:
Pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah pihak-pihak yang dianggap mempunyai hubungan
istimewa bila satu pihak mempunyai kemampuan untuk mengendalikan pihak lain atau mempunyai pengaruh
signifkan atas pihak lain dalam mengambil keputusan keuangan dan operasional.
Transaksi antara pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah suatu pengalihan sumber daya atau
kewajiban antara pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa, tanpa menghiraukan apakah suatu harga
diperhitungkan.
Dalam penjelasan defnisi tersebut diuraikan lebih lanjut bahwa termasuk sebagai pihak-pihak yang mempunyai
hubungan istimewa adalah perusahaan di bawah pengendalian satu atau lebih perantara (intermediaries),
perusahaan asosiasi (associated company); perorangan yang memiliki hak suara yang berpengaruh secara
signifkan, dan anggota keluarga dekat ; karyawan kunci; dan perusahaan yang dimiliki baik secara langsung
maupun tidak langsung oleh setiap orang yang berpengaruh signifkan.
Dalam Standar Laporan Keuangan Internasional juga mensyaratkan adanya pengungkapan (disclosure) jika
terjadi transaksi hubungan istimewa sebagai berikut:
Regardless of whether there have been transactions between a parent and a subsidiary, an entity must disclose
the name of its parent and, if diferent, the ultimate controlling party. If neither the entitys parent nor the ultimate
controlling party produces fnancial statements available for public use, the name of the next most senior parent
that does so must also be disclosed. [IAS 24.16]
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa mungkin mempunyai suatu tingkat keluwesan dalam proses
penentuan harga, yang tidak terdapat dalam transaksi antara pihak yang tidak mempunyai hubungan istimewa.
Suatu cara untuk menentukan harga dalam suatu transaksi antara pihak yang mempunyai hubungan istimewa
adalah dengan metode harga pasar bebas yang dapat diperbandingkan. Bila barang atau jasa dipasok dalam
suatu transaksi antara pihak yang mempunyai hubungan istimewa, dan keadaan yang bersangkutan itu adalah
serupa dengan keadaan dalam transaksi perdagangan normal, metode ini sering digunakan. Metode ini juga
sering digunakan untuk menentukan biaya pembelanjaan bila barang dialihkan antara pihak yang mempunyai
hubungan istimewa sebelum dijual kepada pihak yang independen, metode harga penjualan kembali (resale
price) sering digunakan (juli 2003 : 42).
2.2 Penerapan Prinsip Kewajaran dan Kelaziman Usaha (Arms Length Principle) Dalam Transaksi
Hubungan Istimewa
Dalam prinsip kewajaran dan kelaziman usaha (arms length principle) penetapan harga dan laba transaksi
haruslah sama dan sebanding antara transaksi dengan pihak-pihak yang memiliki hubungan istimewa dengan
pihak-pihak yang tidak dipengaruhi hubungan istimewa. Sama dan sebanding tidaklah dalam arti sama persis,
akan tetapi terdapat batasan-batasan rentang yang wajar (Kusumah, 2010 : 28).
Batasan rentang wajar memang tidak diberikan batasan yang pasti, tapi kalau merujuk pada ketentuan umum
seperti yang ditetapkan dalam PSAK, batasan wajar dapat diartikan dalam batasan yang tidak material
(immaterial items). Batasan ini dapat juga diartikan sebagai jumlah yang tidak signifkan terhadap keseluruhan
transaksi. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER 43/PJ/2010 tanggal 6 November 2010 menetapkan
batasan material adalah transaksi yang tidak melebihi Rp. 10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah) tidak perlu
dilakukan penerapan prinsip penerapan kewajaran dan kelaziman usaha, tetapi cukup dengan membukuan
seperti cara biasa.
Dalam Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER 43/PJ/2010 tanggal 6 November 2010 diatur langkah-
langkah dalam penerapan-penerapan prinsip kewajaran dan kelaziman usaha (arms length principle), sebagai
berikut :
1. Melakukan analisis kesebandingan dan menentukan pembanding;
2. Menentukan metode penentuan harga transfer yang tepat;
3. Menerapkan prinsip kewajaran dan kelaziman usaha berdasarkan hasil analisis kesebandingan dan
metode penentuan harga transfer yang tepat ke dalam transaksi yang dilakukan antara Wajib Pajak
dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa; dan
4. Mendokumentasikan setiap langkah dalam menentukan harga wajar atau laba wajar sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan perpajakan yang berlaku.
Analisis kesebandingan adalah analisis yang dilakukan oleh Wajib Pajak atau Direktorat Jenderal Pajak atas
kondisi dalam transaksi yang dilakukan antara Wajib Pajak dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa
untuk diperbandingkan dengan kondisi dalam transaksi yang dilakukan antara pihak-pihak yang tidak mempunyai
hubungan istimewa, dan melakukan identifkasi atas perbedaan kondisi dalam kedua jenis transaksi dimaksud.
Dalam langkah ini juga ditentukan data pembanding yang berupa data pembanding internal dan eksternal. Data
pembanding internal didapatkan dari data perusahaan sendiri atas transaksi yang tidak dipengaruhi hubungan
istimewa, dan data eksternal adalah data perusahaan lain atas transaksi sejenis yang tidak dipengaruhi
hubungan istimewa. Penetapan transaksi sejenis dilakukan dengan memperhatikan kondisi materialitas dan
signifkan. Data pembanding internal lebih diprioritaskan penggunaannya dibandingkan data pembanding
eksternal (Kusumah, 2010 : 28).
Dalam analisis kesebandingan ada faktor-faktor yang mempengaruhi kesebandingan yaitu karakteristik
barang/harta dan jasa, fungsi masing-masing pihak yang melakukan transaksi ketentuan-ketentuan dalam
kontrak/perjanjian, keadaan ekonomi, dan strategi usaha. Karakteristik barang dan jasa merupakan sifat fsik dan
karakternya. Sifat ini harus dapat dibandingkan secara signifkan untuk mendapatkan data sebanding. Fungsi
masing-masing pihak harus dapat mendeskripsikan apa kaitan penyerahan antar pihak tersebut, dapat dari
rangkaian fungsi produksi sampai distribusi dan penyediaan jasa. Dalam melakukan penilaian dan analisis atas
kontrak/perjanjian harus dilakukan analisis terhadap tingkat tanggung jawab, risiko, dan keuntungan yang dibagi
antara pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa untuk dibandingkan dengan ketentuan-ketentuan dalam
kontrak/perjanjian yang dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak mempunyai hubungan istimewa, yang meliputi
ketentuan tertulis dan tidak tertulis. Keadaan Ekonomi yang relevan, seperti keadaan geografs, luas pasar,
tingkat persaingan, tingkat permintaan dan penawaran, serta tingkat ketersediaan barang atau jasa pengganti
pada transaksi yang dilakukan antara pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa dengan transaksi yang
dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak mempunyai hubungan istimewa, juga dapat menjadi faktor analisa
kesebandingan. Dan yang terakhir dilakukan analisa terhadap strategi usaha antara lain dengan mengidentifkasi
inovasi dan pengembangan produk baru, tingkat diversifkasi barang/jasa, tingkat penetrasi pasar, dan kebijakan-
kebijakan usaha lainnya, yang terjadi pada pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa dan pihak-pihak
yang tidak mempunyai hubungan istimewa.
Dalam penentuan metode harga wajar atau laba wajar diberikan panduan metode mana yang tepat diterapkan
dalam kondisi-kondisi tertentu. Metode penentuan harga transfer yang dapat diterapkan adalah:
1. Metode perbandingan harga antara pihak yang independen (comparable uncontrolled price/CUP);
2. Metode harga penjualan kembali (resale price method/RPM) atau metode biaya-plus (cost plus
method/CPM);
3. Metode pembagian laba (proft split method/PSM) atau metode laba bersih transaksional (transactional
net margin method/TNMM).
Penerapan metode-metode ini wajib dilakukan secara berurutan sesuai urutan prioritasnya. Prioritas pertama
dimulai dengan menerapkan metode perbandingan harga antar pihak yang independen. Jika metode ini tidak
tepat maka diterapkan metode penjualan kembali (resale price method/RPM) atau metode biaya-plus tergantung
mana yang lebih sesuai untuk diterapkan. Dalam hal metode ini juga tidak tepat untuk diterapkan, dapat
diterapkan metode pembagian laba atau metode laba bersih transaksional.
Kondisi yang tepat dalam menerapkan metode perbandingan harga antar pihak yang independen adalah:
1. Barang atau jasa yang ditransaksikan memiliki karakteristik yang identik dalam kondisi yang sebanding;
atau
2. Kondisi transaksi yang dilakukan antara pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa dengan pihak-
pihak yang tidak memiliki hubungan istimewa identik atau memiliki tingkat kesebandingan yang tinggi atau
dapat dilakukan penyesuaian yang akurat untuk menghilangkan pengaruh dari perbedaan kondisi yang
timbul.
Kondisi yang tepat dalam menerapkan metode penjualan kembali adalah :
1. Tingkat kesebandingan yang tinggi antara transaksi antara Wajib Pajak yang mempunyai hubungan
istimewa dengan transaksi antara Wajib Pajak yang tidak mempunyai hubungan istimewa.
2. Pihak penjual kembali (reseller) tidak memberikan nilai tambah yang signifkan atas barang atau jasa
yang diperjualbelikan.
Kondisi yang tepat dalam menerapkan metode biaya-plus adalah:
1. Barang setengah jadi dijual kepada pihak-pihak yang mempunyai Hubungan Istimewa;
2. Terdapat kontrak/perjanjian penggunaan fasilitas bersama (joint facility agreement) atau kontrak jual-beli
jangka panjang (long term buy and supply agreement) antara pihak-pihak yang mempunyai hubungan
istimewa; atau
3. Bentuk transaksi adalah penyediaan jasa.
Metode pembagian laba secara khusus hanya dapat diterapkan dalam kondisi sebagai berikut :
1. Transaksi antara pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa sangat terkait satu sama lain
sehingga tidak dimungkinkan untuk dilakukan kajian secara terpisah; atau
2. Terdapat barang tidak berwujud yang unik antara pihak-pihak yang bertransaksi yang menyebabkan
kesulitan dalam menemukan data pembanding yang tepat.
Dalam hal kondisi-kondisi di atas tidak terpenuhi maka metode laba bersih transaksional (transactional net
margin method/TNMM) dapat diterapkan.
Penerapan metode-metode di atas akan menghasilkan harga atau laba wajar. Harga atau laba wajar dapat
berbentuk harga tunggal (single price) atau dalam bentuk rentang harga wajar atau laba wajar (arms length
range/ALR). Rentang harga wajar atau laba wajar dapat terbentuk jika pengujian data pembanding diperoleh dari
banyak data pembanding. Jika yang digunakan adalah rentangan, maka ditentukan harga wajar atau laba wajar
dalam antara kuartil pertama dan ketiga yang harus memenuhi persyaratan sebagai berikut (Nugroho, 2011 : 39):
1. Transaksi atau data pembanding yang digunakan dapat diandalkan.
2. Didukung dengan bukti-bukti dan penjelasan yang memadai bahwa penetapan harga atau laba tunggal
tidak dapat dilakukan.
Dalam hal transaksi jasa yang dipengaruhi hubungan istimewa, prinsip kewajaran dan kelaziman usaha juga
wajib diterapkan. Persyaratan transaksi jasa memenuhi prinsip kewajaran dan kelaziman usaha adalah:
1. Penyerahan atau perolehan jasa benar-benar terjadi;
2. Terdapat manfaat ekonomis atau komersial dari perolehan jasa; dan
3. Nilai transaksi jasa antara pihak-pihak yang mempunyai Hubungan Istimewa sama dengan nilai
transaksi jasa yang dilakukan antara pihak-pihak yang tidak mempunyai Hubungan Istimewa yang
mempunyai kondisi yang sebanding.
Langkah-langkah dalam penentuan harga jasa wajar atau laba wajar dilakukan dengan cara yang sama seperti di
atas. Akan tetapi ada kalanya jasa dimanfaatkan tidak hanya oleh wajib pajak sendiri, tetapi secara bersama-
sama jasa tersebut juga dimanfaatkan oleh pihak lain yang memiliki hubungan istimewa, akan tetapi tidak dapat
diidentifkasi nilai transaksi jasa yang diterima masing-masing. Dalam hal demikian maka beban jasa harus
dialokasikan berdasarkan manfaat yang diterima oleh masing-masing pihak. Pengalokasian beban jasa harus
terukur dan berdasarkan perhitungan yang dapat diandalkan. Hal ini juga berlaku sama atas transaksi
pemanfaatan harta tidak berwujud.
2.3 Pertimbangan Akuntansi
Prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia mengharuskan pengungkapan pihak yang memiliki hubungan
istimewa. Pernyataan standar akuntansi keuangan tertentu mengatur perlakuan akuntansi jika terdapat pihak
pihak yang memiliki hubungan istimewa, namn; namun, prinsip akuntansi yang telah ditetapkan biasanya tidak
mensyaratkan transaksi dengan pihak pihak yang memiliki hubungan istimewa diperlakukan dengan dasar
yang berbeda dari yang seharusnya, jika tidak terdapat hubungan istimewa. Auditor harus memandang transaksi
antar pihak yang memiliki hubungan istimewa dalam rangka pernyataan prinsip akuntansi, dengan penekanan
pada cukup atau tidaknya pengungkapannya. Di samping itu, auditor harus menyadari bahwa substansi suatu
transaksi dapat secara signifkan menjadi berbeda dari bentuknya dan bahwa laporan keuangan harus
mengidentifkasi substansi transaksi tersebut dan bukan hanya bentuk hukumnya semata.
Transaksi transaksi yang karena sifatnya mungkin memberikan indikasi adanya pihak yang memiliki hubungan
istimewa, antara lain:
1. Transaksi peminjaman atau pemberian pinjaman tanpa beban bunga atau dengan suku bunga yang
secara signifkan di atas atau di bawah suku bunga pasar yang berlaku umum pada saat transaksi.
2. Transaksi penjualan real estate pada tingkat harga yang berbeda secara signifkan dari nilai taksiran.
3. Transaksi pertukaran property dengan property yang serupa dalam transaksi nonmoneter.
4. Transaksi pemberian pinjaman tanpa ketentuan mengenai jadwal dan cara pengembaliannya.
2.4 Tambahan istilah dalam PSAK 7 (Rev. 2010)
Pengendalian bersama
Anggota keluarga dekat dari individu
Anggota manajemen kunci
Entitas yang berelasi dengan pemerintah
Pemerintah
Imbalan kerja
Kompensasi
2.5 Pihak pihak Berelasi
} Orang atau entitas yang berelasi dengan entitas pelapor
1. Orang atau anggota keluarga terdekatnya berelasi dengan entitas pelopor jika orang tersebut:
A. i. Memiliki pengendalian atau pengendalian bersama
terhadap entitas pelapor.
B. ii. Memiliki pengaruh signifkan terhadap entitas
pelapor; atau
C. iii. Personil manajemen kunci entitas pelapor atau
entitas induk entitas pelapor.
} Orang atau entitas yang berelasi dengan Entitas Pelapor
1. Suatu Entitas Berelasi dengan Entitas Pelapor jika memenuhi hal hal berikut;
A. i. Entitas dan entitas pelapor adalah anggota dari
kelompok usaha yang sama (artinya entitas induk, entitas anak dan entitas anak berikutnya
berelasi dengan entitas lain;
B. ii. Satu entitas adalah entitas asosiasi atau ventura
bersama bagi entitas lain (atau entitas asosiasi atau ventura bersama yang merupakan anggota
suatu kelompok usaha, dimana entitas lain tersebut adalah anggotanya.
C. iii. Kedua entitas tersebut adalah ventura bersama dari
pihak ketiga yang sama;
} Orang atau entitas yang berelasi dengan entitas pelapor
c. Suatu entitas berelasi dengan entitas pelapor jika memenuhi hal-hal berikut;
1. i. Satu entitas adalah ventura bersama dari entitas ketiga dan
entitas yang lain adalah entitas asosiasi dari entitas ketiga.
2. ii. Entitas tersebut adalah suatu program imbalan pasca kerja
untuk imbalan kerja dari salah satu entitas pelapor atau entitas yang berelasi dengan entitas pelapor.
Jika entitas pelapor adalah entitas yang menyelenggarakan program tersebut, entitas sponsor juga
berelasi dengan entitas pelapor
3. iii. Entitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh
orang yang diidentifkasi dalam butir (a)
4. iv. Orang yang diidentifkasi dalam butir (a) (i) memiliki pengaruh
signifkan terhadap entitas atau anggota menejemen kunci entitas (atau entitas induk dari entitas).
2.6 Bukan Pihak-pihak Berelasi
Penyandang dana
Serikat dagang
Entitas pelayanan publik
Pelanggan, pemasok, pemegang waralaba, distributor, perwakilan / agen umum.
2.7 Bukan pihak - pihak Berelasi Tambahan dalam PSAK 7 (Rev. 2010)
Dua entitas yang mempunyai direksi atau personil manajemen kunci yang sama atau manajemen kunci
tersebut mempunyai pengaruh signifkan atas entitas lain.
Dua venturer yang mempunyai pengendalian bersama atas suatu ventura bersama.
Departemen dan instansi pemerintah yang tidak mengendalikan, mengendalikan bersama atau memiliki
pengaruh signifkan terhadap entitas pelapor.
2.8 Pengungkapan Pihak pihak yang Berelasi
Nama entitas induk, jika berbeda dengan entitas anak. Pihak yang paling mengendalikan. Jika entitas
induk maupun pihak pengendali utama menghasilkan laporan keuangan yang tersedia untuk keperluan
umum, nama entitas induk berikutnya yang paling pertama melakukannya (next most senior parent) juga
harus diungkapkan.
Kompensasi manajemen kunci secara total dan berdasarkan kategori:
Imbalan kerja jangka pendek.
Imbalan pasca-kerja.
Imbalan kerja jangka panjang lainnya.
Imbalan pemutusan hubungan kerja.
Pembayaran berbasis saham.
Transaksi dengan pihak pihak berelasi meliputi:
Nilai transaksi.
Jumlah saldo (outstanding balances),termasuk komitmen dan:
Persyaratan dan ketentuan terkait, termasuk apakah terdapat jaminan, dan
sifat bahwa imbalan harus diberikan pada saat penyelesaian.
Rincian jaminan yang diberikan atau diterima.
Penyisihan piutang ragu-ragu terkait dengan jumlah saldo (outstanding balances).
Beban yang diakui selama periode atas piutang ragu ragu atau penghapusan
piutang dari pihak pihak berelasi.
Pihak pihak berelasi yang diperlakukan setara dengan pihak dalam transaksi yang
wajar (arms length transaction).
Klasifkasi pengungkapan atas pihak-pihak berelasi:
Entitas induk
Entitas dengan pengendalian bersama atau pengaruh signifkan terhadap
entitas.
Entitas anak
Entitas asosiasi
Ventura bersama dimana entitas merupakan venturer
Anggota manajemen kunci dari entitas atau entitas induknya
Pihak pihak berelasi lainnya.
Entitas yang berelasi dengan pemerintah:
Nama pemerintah dan sifat dari hubungan tersebut dengan entitas
pelapor (misalnya; pengendalian, pengendalian bersama atau pengaruh
signifkan).
Informasi berikut dengan rincian yang cukup yang memungkinkan
pengguna laporan keuangan entitas memahami dampak transaksi dengan
pihak-pihak berelasi dalam laporan keuangannya:
Sifat dan jumlah setiap transaksi yang secara individual
signifkan.
Untuk transaksi lain yang secara kolektif signifkan, yang
diindikasikan kualititatif atau kuantitatif.
2.9 Contoh situasi transaksi antara pihak yang mepunyai hubungan istimewa mungkin memerlukan
pengungkapan oleh suatu perusahaan pelapor:
v Pembelian atau penjualan barang
v Pembelian atau penjualan property dan asset lain
v Pemberian atau penerimaan jasa
v Pengalihan riset dan pengembangan
v Pendanaan
v Garansi dan penjaminan (collateral)
v Kontrak manajemen
2.9.1 Unsur unsur hakekat transaksi yang harus diungkapkan antara pihak-pihak yang mempunyai
hubungan istimewa biasanya mencakup:
Suatu petunjuk mengenai volume transaksi, baik jumlah maupun proporsinya.
Jumlah atau proporsi pos-pos terbuka
Kebijakan harga
2.9.2 Prosedur Audit
Suatu audit yang dilaksanakan berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia tidak
dapat diharapkan untuk memberikan keyakinan bahwa semua transaksi antar pihak yang memiliki hubungan
istimewa dapat ditemukan. Namun, selama proses audit, auditor harus waspada akan adanya transaksi
antarpihak yang memiliki hubungan istimewa yang material yang dapat mempengaruhi laporan keuangan dan
kepemilikan bersama (common ownership) atau hubungan pengendalian manajemen; yang menurut prinsip
akuntansi yang berlaku umum di Indonesia harus diungkapkan. Banyak prosedur yang dikemukakan dalam
paragraph selanjutnya yang biasanya dilaksanakan dalam audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan
Ikatan Akuntansi Indonesia, walaupun jika auditor tidak memiliki alasan untuk mencurigai adanya transaksi
antarpihak yang memiliki hubungan istimewa atau adanya hubungan pengendalian. Prosedur prosedur audit
lain yang dikemukakan dalam Seksi ini terutama diarahkan pada transaksi antarpihak yang memiliki hubungan
istimewa.
Dalam penentuan lingkup pekerjaan yang harus dilakukan berkenaan dengan kemungkinan adanya transaksi
antarpihak yang memiliki hubungan istimewa, auditor harus memperoleh pemahaman tentang tanggung jawab
manajemen dan hubungan masing masing bagian dari entitas secara keseluruhan. Auditor harus
mempertimbangkan pengendalaian atas aktivitas manajemen, dan ia harus mempertimbangkan tujuan bisnis
yang dilayani oleh berbagai bagian dari entitas. Umumnya, struktur bisnis dan gaya operasi didasarkan atas
kemampuan manajemen, pertimbangan hokum dan pajak, diversifkasi produk, dan lokasi geografs.
Pengalaman menunjukkan bahwa struktur bisnis dan gaya operasi kadang kadang dirancang dengan sengaja
untuk mengaburkan transaksi antarpihak yang memiliki hubungan istimewa.
Dalam kondisi yang didalamnya tidak terdapat bukti yang sebaliknya, transaksi antarpihak yang memiliki
hubungan istimewa seharusnya tidak dianggap sebagai aktivitas bisnis biasa dengan pihak luar. Namun, auditor
harus waspada terhadap kemungkinan bahwa transaksi antarpihak yang memiliki hubungan istimewa didorong
semata mata, atau dalam ukuran yang lebih besar, oleh kondisi yang mirip dengan kondisi berikut ini:
a. Tidak cukupnya modal kerja atau pinjaman untuk melanjutkan bisnis.
b. Keinginan yang mendesak untuk mencatat tingkat laba yang tinggi secara berkelanjutan dalam upaya untuk
mendukung harga saham perusahaan.
c. Prakiraan laba yang terlalu optimis.
d. Ketergantungan pada satu atau beberapa produk, customers, atau transaksi untuk kelangsungan keberhasilan
perusahaan.
e. Penurunan industry yang ditandai dengan sejumlah besar kegagalan bisnis.
f. Kelebihan kapasitas
g. Tuntutan perkara hokum yang signifkan, terutama perkara hokum antara pemegang saham dengan
manajemen.
h. Ancaman keusangan yang signifkan karena perusahaan beroperasi dalam industry berteknologi tinggi.
III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas, maka kesimpulan yang dapat ditarik adalah sebagai berikut:
1. Pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah pihak-pihak yang dianggap mempunyai
hubungan istimewa bila satu pihak mempunyai kemampuan untuk mengendalikan pihak lain atau
mempunyai pengaruh signifkan atas pihak lain dalam mengambil keputusan keuangan dan operasional
2. Dalam prinsip kewajaran dan kelaziman usaha (arms length principle) penetapan harga dan laba
transaksi haruslah sama dan sebanding antara transaksi dengan pihak-pihak yang memiliki hubungan
istimewa dengan pihak-pihak yang tidak dipengaruhi hubungan istimewa. Sama dan sebanding tidaklah
dalam arti sama persis, akan tetapi terdapat batasan-batasan rentang yang wajar.
3.2 Saran
Saran atau rekomendasi yang dapat penulis berikan adalah sebagai berikut:
1. Pihak otoritas pajak dan Wajib Pajak harus saling bekerjasama dalam memecahkan permasalahan
dokumentasi untuk menghindari adanya persyaratan dokumentasi yang berlebihan. Selain itu, juga untuk
memberikan informasi yang memadai untuk menerapkan prinsip kewajaran.
2. Metode untuk menyelidiki adanya prinsip kewajaran dan kelaziman usaha (arms length principle) dalam
praktik perlu dipahami oleh investor. Dengan begitu, investor bisa menilai apakah transaksi yang
dilakukan oleh perusahaan publik dengan perusahaan afliasinya mengandung unsur transfer pricing atau
tidak.

BAB 2
2.1 PSAK No.7
Pengungkapan Pihak - Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa
PN!AH"#"AN
$u%uan
Pe&nyataan ini be&hubungan 'engan pengungkapan pihak-pihak yang mempunyai hubungan
istimewa 'an t&ansaksi anta&a pe&usahaan pe(apo& 'an pihak yang mempunyai hubungan
istimewa .
)uang #ingkup
1. Pe&sya&atan Pe&nyataan ini be&(aku untuk (apo&an keuangan 'a&i setiap pe&usahaan pe(apo&.
2. Pengungkapan t&ansaksi ti'ak 'ipe&(ukan*
a.+ !a(am (apo&an keuangan konso(i'asi sehubungan 'engan t&ansaksi int&a-ke(ompok.
b.+ !a(am (apo&an keuangan in'uk pe&usahaan bi(a (apo&an itu te&se'ia atau ikut 'ite&bitkan
be&sama 'engan (apo&an keuangan konso(i'asi
,.+ !a(am (apo&an keuangan anak pe&usahaan yang 'imi(iki se(u&uhnya o(eh in'uk
pe&usahaan 'an te(ah 'isusun (apo&an keuangan konso(i'asinya- 'an 'a(am (apo&an keuangan
ba'an usaha mi(ik nega&a.'ae&ah mengenai t&ansaksi 'engan ba'an usaha mi(ik nega&a.'ae&ah
(ainnya.
!e/inisi
Be&ikut a'a(ah penge&tian isti(ah yang 'igunakan 'a(am Pe&nyataan ini*
Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa a'a(ah pihak-pihak yang 'ianggap
mempunyai hubungan istimewa bi(a satu pihak mempunyai kemampuan untuk
mengen'a(ikan pihak (ain atau mempunyai penga&uh signi/ikan atas pihak (ain 'a(am
mengambi( keputusan keuangan 'an ope&asiona(.
$&ansaksi anta&a Pihak-Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa a'a(ah suatu penga(ihan
sumbe& 'aya atau kewa%iban anta&a pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa- tanpa
menghi&aukan apakah suatu ha&ga 'ipe&hitungkan.
Pengen'a(ian a'a(ah kepemi(ikan (angsung me(a(ui anak pe&usahaan 'engan (ebih 'a&i
setengah hak sua&a 'a&i suatu pe&usahaan- atau suatu kepentingan substansia( 'a(am hak sua&a
'an kekuasaan untuk menga&ahkan kebi%akan keuangan 'an ope&asi mana%emen pe&usahaan
be&'asa&kan angga&an 'asa& atau pe&%an%ian.
Penga&uh Signi/ikan 0untuk tu%uan Pe&nyataan ini+ a'a(ah penye&taan 'a(am pengambi(an
keputusan kebi%akan keuangan 'an ope&asi suatu pe&usahaan- tetapi ti'ak mengen'a(ikan
kebi%akan itu. Penga&uh signi/ikan 'apat 'i%a(ankan 'engan be&bagai ,a&a anta&a (ain
be&'asa&kan pe&waki(an 'a(am 'ewan komisa&is atau penye&taan 'a(am p&oses pe&umusan
kebi%akan- t&ansaksi anta& pe&usahaan yang mate&ia(- pe&tuka&an ka&yawan mana%e&ia( atau
kete&gantungan pa'a in/o&masi teknis. Penga&uh signi/ikan 'apat 'ipe&o(eh be&'asa&kan
kepemi(ikan be&sama- angga&an 'asa& atau pe&%an%ian. !engan kepemi(ikan be&sama-
penga&uh signi/ikan 'ianggap sesuai 'engan 'e/inisi yang 'imuat 'a(am Pe&nyataan Stan'a&
Akuntansi Keuangan No. 1 tentang #apo&an Keuangan Konso(i'asi
Pen!elasan
Pe&nyataan ini hanya be&(aku untuk pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa yang
'igamba&kan sebagai be&ikut*
a.) Pe&usahaan yang me(a(ui satu atau (ebih pe&anta&a 0inte&me'ia&ies+- mengen'a(ikan- atau
'iken'a(ikan o(eh- atau be&a'a 'i bawah pengen'a(ian be&sama- 'engan pe&usahaan pe(apo&
0te&masuk ho('ing ,ompanies- subsi'ia&ies 'an /e((ow subsi'ia&ies+
b.+ Pe&usahaan asosiasi 0asso,iate' ,ompany+
,.+ Pe&o&angan yang memi(iki- baik se,a&a (angsung maupun ti'ak (angsung- suatu
kepentingan hak sua&a 'i pe&usahaan pe(apo& yang be&penga&uh se,a&a signi/ikan- 'an
anggota ke(ua&ga 'ekat 'a&i pe&o&angan te&sebut 0yang 'imaksu'kan 'engan anggota ke(ua&ga
'ekat a'a(ah me&eka yang 'apat 'iha&apkan mempenga&uhi atau 'ipenga&uhi pe&o&angan
te&sebut 'a(am t&ansaksinya 'engan pe&usahaan pe(apo&+
'.+ Ka&yawan kun,i- yaitu o&ang-o&ang yang mempunyai wewenang 'an tanggung %awab
untuk me&en,anakan- memimpin 'an mengen'a(ikan kegiatan pe&usahaan pe(apo& yang
me(iputi anggota 'ewan komisa&is- 'i&eksi 'an mana%e& 'a&i pe&usahaan se&ta anggota
ke(ua&ga 'ekat o&ang-o&ang te&sebut
e.+ Pe&usahaan 'i mana suatu kepentingan substansia( 'a(am hak sua&a 'imi(iki baik se,a&a
(angsung maupun ti'ak (angsung o(eh setiap o&ang yang 'iu&aikan 'a(am 0,+ atau 0'+- atau
setiap o&ang te&sebut mempunyai penga&uh signi/ikan atas pe&usahaan te&sebut. Ini men,akup
pe&usahaan-pe&usahaan yang 'imi(iki anggota 'ewan komisa&is- 'i&eksi atau pemegang
saham utama 'a&i pe&usahaan pe(apo& 'an pe&usahaan-pe&usahaan yang mempunyai anggota
mana%emen kun,i yang sama 'engan pe&usahaan pe(apo&.
!a(am mempe&timbangkan setiap kemungkinan hubungan istimewa- pe&hatian 'ia&ahkan
pa'a substansi hubungan- bukan hanya pa'a bentuk hukumnya.
Pihak-p(hak be&ikut ti'ak 'ianggap sebagai pihak-pihak yang mempunyai hubungan
istimewa*
a.+ penyan'ang 'ana- se&ikat 'agang- pe&usahaan pe(ayanan umum 0pub(i, uti(ities+-
'epa&temen 'an instansi peme&intah
!a(am pe(aksanaan u&usan no&ma( 'engan pe&usahaan pe(apo& 0meskipun pihak-pihak
te&sebut 'apat membatasi kebebasan suatu pe&usahaan atau ikut se&ta 'a(am p&oses
pengambi(an keputusan+.
b.+ Satu-satunya pe(anggan- pemasok- pemegang hak /&an,hise- 'ist&ibuto& atau
pe&waki(an.agen umum 'engan siapa suatu pe&usahaan menga'akan t&ansaksi usaha 'engan
2o(ume yang signi/ikan- semata-mata ka&ena kete&gantungan ekonomis yang 'iakibatkan o(eh
kea'aan.
P)S3A#AN PIHAK-PIHAK 4AN5 MMP"N4AI H"B"N5AN IS$IM6A
Pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa me&upakan ge%a(a no&ma(
'a(am pe&niagaan 'an usaha. Misa(nya- pe&usahaan se&ingka(i me(aksanakan kegiatannya
se,a&a te&pisah- pisah me(a(ui anak pe&usahaan 'an atau pe&usahaan a/i(iasi- mempe&o(eh
kepentingan 'a(am pe&usahaan (ain - untuk tu%uan in2estasi atau untuk a(asan pe&niagaan -
'a(am p&opo&si yang ,ukup untuk mengen'a(ikan atau me(aksanakan penga&uh yang
signi/ikan 'a(am pengambi(an keputusan keuangan 'an ope&asi pe&usahaan pene&ima
in2estasi 0in2estee+.
Hubungan istimewa 'engan suatu pihak 'apat mempunyai 'ampak atas
posisi keuangan 'an hasi( usaha pe&usahaan pe(apo&. Pihak-pihak yang mempunyai hubungan
istimewa 'apat me(akukan t&ansaksi yang ti'ak akan 'i(akukan o(eh pihak-pihak yang ti'ak
mempunyai hubungan istimewa. $&ansaksi anta&a pihak-pihak yang mempunyai hubungan
istimewa %uga 'apat 'i(akukan 'engan ha&ga yang be&be'a 'engan t&ansaksi se&upa yang
'i(akukan anta&a pihak-pihak yang ti'ak mempunyai hubungan istimewa.
Posisi keuangan 'an hasi( usaha 'a&i suatu pe&usahaan 'apat te&penga&uh
o(eh hubungan istimewa 'engan suatu pihak wa(aupun ti'ak te&%a'i sesuatu t&ansaksi 'engan
pihak te&sebut. Suatu hubungan istimewa 'apat mempenga&uhi t&ansaksi pe&usahaan pe(apo&
'engan pihak (ain. Sebagai ,ontoh- suatu anak pe&usahaan 'apat mengakhi&i hubungan
'engan suatu mit&a 'agangnya ka&ena in'uk pe&usahaan te(ah mengakuisisi suatu pe&usahaan
(ain yang be&usaha 'a(am bi'ang pe&'agangan yang sama 'engan mit&a 'agang te&'ahu(u. !i
samping itu- suatu tin'akan 'apat te&tun'a ka&ena penga&uh yang signi/ikan 'a&i pihak (ain.
Sebagai ,ontoh- suatu anak pe&usahaan 'apat 'iinst&uksikan o(eh in'uknya untuk ti'ak ikut
se&ta 'a(am &iset 'an pengembangan.
Ka&ena te&'apat kesu(itan yang me(ekat bagi mana%emen untuk menentukan
'ampak 'a&i penga&uh ti'ak te&%a'inya suatu t&ansaksi- maka pengungkapan 'ampak
sema,am itu ti'ak 'iha&uskan o(eh Pe&nyataan ini.
Pengakuan akuntansi suatu penga(ihan sumbe& 'aya se,a&a no&ma(
'i'asa&kan pa'a suatu ha&ga yang 'isepakati pihak yang be&sangkutan. Ha&ga yang be&(aku
anta&a pihak yang ti'ak mempunyai hubungan istimewa a'a(ah ha&ga pe&tuka&an anta&a pihak
yang in'epen'en 0a&m7s (ength p&i,e+. Pihak yang mempunyai hubungan istimewa mungkin
mempunyai suatu tingkat ke(uwesan 'a(am p&oses penentuan ha&ga- yang ti'ak te&'apat
'a(am t&ansaksi anta&a pihak yang ti'ak mempunyai hubungan istimewa .
Be&bagai ma,am meto'e 'igunakan untuk menentukan ha&ga 'a(am suatu t&ansaksi anta&a
pihak yang mempunyai hubungan istimewa.
Suatu ,a&a untuk menentukan ha&ga 'a(am suatu t&ansaksi anta&a pihak yang mempunyai
hubungan istimewa a'a(ah 'engan meto'e ha&ga pasa& bebas yang 'apat 'ipe&ban'ingkan.
Bi(a ba&ang atau %asa 'ipasok 'a(am suatu t&ansaksi anta&a pihak yang mempunyai hubungan
istimewa- 'an kea'aan yang be&sangkutan itu a'a(ah se&upa 'engan kea'aan 'a(am t&ansaksi
pe&'agangan no&ma(- meto'e ini se&ing 'igunakan. Meto'e ini %uga se&ing 'igunakan untuk
menentukan biaya pembe(an%aan
Bi(a ba&ang 'ia(ihkan anta&a pihak yang mempunyai hubungan istimewa
sebe(um 'i%ua( kepa'a pihak yang in'epen'en- meto'e ha&ga pen%ua(an kemba(i 0&esa(e p&i,e+
se&ing 'igunakan. Meto'e ini mengu&angi ha&ga pen%ua(an kemba(i 'engan suatu ma&gin yang
wa%a&. Meto'e ini %uga 'igunakan untuk penga(ihan.t&ans/e& sumbe& 'aya (ain- sepe&ti hak 'an
%asa.
Pen'ekatan (ain a'a(ah meto'e biaya-p(us 0,ost-p(us metho'+- yang
menambahkan suatu kenaikan 0ma&k-up+ te&tentu pa'a biaya pemasok. Kesu(itan-kesu(itan
mungkin 'ia(ami baik 'a(am menentukan unsu& biaya yang 'apat 'iat&ibusikan maupun
kenaikan 0ma&k-up+ te&sebut. !i anta&a uku&an-uku&an yang 'apat membantu menentukan
ha&ga t&ans/e& a'a(ah hasi( 0&etu&n+ yang 'apat 'iban'ingkan 'a(am in'ust&i se%enis atas
2o(ume pen%ua(an atau mo'a( yang 'igunakan.
A'aka(anya ha&ga t&ansaksi anta&a pihak yang mempunyai hubungan
istimewa ti'ak 'itentukan menu&ut sa(ah satu 'a&i meto'e yang 'iu&aikan 'a(am pa&ag&a/ 18
sampai 'engan pa&ag&a/ 19 'i atas. Ka'ang-ka'ang bahkan sama seka(i ti'ak a'a ha&ga yang
'ipe&hitungkan- misa(nya pembe&ian %asa mana%emen tanpa mempe&hitungkan imba(an 'an
pembe&ian pin%aman tanpa bunga.
Ka'angka(a- t&ansaksi ti'ak te&%a'i %ika ti'ak te&'apat hubungan istimewa.
Misa(nya- suatu pe&usahaan yang biasanya men%ua( sebagian besa& p&o'uksinya 'engan ha&ga
pokok kepa'a in'uk pe&usahaannya akan menga(ami kesu(itan men'apatkan pe(anggan (ain
apabi(a suatu saat in'uk pe&usahaannya ti'ak membe(i p&o'uk te&sebut.
Pengungakapan
Be&ikut ini a'a(ah ,ontoh situasi t&ansaksi anta&a pihak yang mempunyai hubunganistimewa
mungkin meme&(ukan pengungkapan o(eh suatu pe&usahaan pe(apo&*
1. pembe(ian atau pen%ua(an ba&ang
2. pembe(ian atau pen%ua(an p&ope&ti 'an akti2a (ain
8. pembe&ian atau pene&imaan %asa
1. penga(ihan &iset 'an pengembangan
9. pen'anaan 0te&masuk pembe&ian pin%aman 'an penyeto&an mo'a( baik se,a&a
tunai maupun 'a(am bentuk natu&a+
:. ga&ansi 'an pen%aminan 0,o((ate&a(+
7. kont&ak mana%emen
Aga& pemba,a (apo&an keuangan 'apat men'apatkan gamba&an tentang penga&uh hubungan
istimewa- pe&usahaan pe(apo& wa%ib mengungkapkan a'anya hubungan istimewa bi(a te&'apat
pengen'a(ian 0,ont&o(+- sehubungan 'engan t&ansaksi anta&a pihak yang mempunyai
hubungan istimewa
;ika te&'apat t&ansaksi anta&a pihak yang mempunyai hubungan istimewa-
pe&(u 'iungkapkan hakekat t&ansaksi 'an unsu&-unsu& t&ansaksi yang 'ipe&(ukan aga& (apo&an
keuangan te&sebut 'apat 'imenge&ti. "nsu&-unsu& ini biasanya men,akup*
1. suatu petun%uk mengenai 2o(ume t&ansaksi- baik %um(ahnya maupun p&opo&sinya
2. %um(ah atau p&opo&si pos-pos te&buka 0outstan'ing items+
8. kebi%akan ha&ga.
Pos-pos se&upa biasanya 'iag&egasikan ke,ua(i %ika pengungkapan te&pisah
'ipe&(ukan aga& penga&uh 'a&i t&ansaksi anta&a pihak yang mempunyai hubungan istimewa
pa'a (apo&an keuangan pe&usahaan pe(opo& 'apat 'imenge&ti.
Pengungkapan t&ansaksi-t&ansaksi anta& pe&usahaan yang (apo&an
keuangannya te(ah 'ikonso(i'asikan ti'ak 'ipe&(ukan 'a(am (apo&an keuangan konso(i'asi
ka&ena (apo&an keuangan konso(i'asi te(ah menya%ikan in/o&masi mengenai in'uk pe&usahaan
'an anak pe&usahaan sebagai satu kesatuan ekonomi.
.$ #26738936"& &:8" 5i &65263"&A
Pada bulan 5esember $));, &katan Akuntan &ndonesia (&A&) telah mencanangkan
konvergensi P"A# ke &:8" secara penuh pada tahun $)*$. "e!ak tahun $))<, 5e-an
"tandar Akuntansi #euangan = &katan Akuntan &ndonesia (5"A#/&A&) melaksanakan
program ker!a terkait dengan proses konvergensi tersebut sampai dengan tahun
$)**.
5itargetkan bah-a pada tahun $)*$, seluruh P"A# tidak memiliki beda material
dengan &:8" yang berlaku per * 4anuari $))<. "etelah tahun $)*$, P"A# akan di/
update secara terus/menerus seiring adanya perubahan pada &:8". +ukan hanya
mengadopsi &:8" yang sudah terbit, 5"A#/&A& !uga bertekad untuk berperan akti.
dalam pengembangan standar akuntansi dunia.
International Financial Reporting Standards (&:8") memang merupakan kesepakatan
global standar akuntansi yang didukung oleh banyak negara dan badan/badan
internasional di dunia. Popularitas &:8" di tingkat global semakin meningkat dari
-aktu ke -aktu. #esepakatan 9/$) di Pittsburg pada tanggal $%/$' "eptember $))<,
misalnya, menyatakan bah-a otoritas yang menga-asi aturan akuntansi
internasional harus meningkatkan standar global pada 4uni $)** untuk mengurangi
kesen!angan aturan di antara negara/negara anggota 9/$).
$%&S (International Financial Reporting Standard) merupakan pedoman penyusunan
laporaan keuangan yang diterima secara global. "e!arah terbentuknya pun cukup
pan!ang dari terbentuknya &A">? &A:>, &A"+, hingga men!adi $%&S seperti sekarang
ini. 4ika sebuah negara menggunakan $%&S, berarti negara tersebut telah
mengadopsi sistem pelaporan keuangan yang berlaku secara global sehingga
memungkinkan pasar dunia mengerti tentang laporan keuangan perusahaan di
negara tersebut berasal.
&ndonesia pun akan mengadopsi $%&S secara penuh pada $)*$ nanti, seperti yang
dilansir &A& pada peringatan ,@T nya yang ke = '*. 5engan mengadopsi penuh $%&S,
laporan keuangan yang dibuat berdasarkan P"A# tidak memerlukan rekonsiliasi
signikan dengan laporan keuangan berdasarkan $%&S. Adopsi
penuh $%&S diharapkan memberikan man.aat :
*. memudahkan pemahaman atas laporan keuangan dengan menggunakan "A#
yang dikenal
secara internasional
$. meningkatkan arus investasi global
(. menurunkan biaya modal melalui pasar modal global dan menciptakan esiensi
penyusunan laporan keuangan
"trategi adopsi yang dilakukan untuk konvergensi ada dua macam, yaitu big bang
strategy dan gradual strategy. Big bang strategy mengadopsi penuh $%&S sekaligus,
tanpa melalui tahapan = tahapan tertentu. "trategi ini digunakan oleh negara =
negara ma!u. "edangkan pada gradual strategy, adopsi $%&S dilakukan secara
bertahap. "trategi ini digunakan oleh negara = negara berkembang seperti
&ndonesia.
P"A# akan dikonvergensikan secara penuh dengan $%&S melalui tiga tahapan, yaitu
tahap adopsi, tahap persiapan akhir dan tahap implementasi.
Tahap adopsi dilakukan pada periode $));/$)** meliputi aktivitas adopsi
seluruh $%&Ske P"A#, persiapan in.rastruktur, evaluasi terhadap P"A# yang berlaku.
Pada $))< proses adopsi $%&S? &A" mencakup :
*. &:8" $ "hare/based payment
$. &:8" ( +usiness combination
(. &:8" % &nsurance contracts
%. &:8" ' 6on/current assets held .or sale and discontinued operations
'. &:8" A 3Bploration .or and evaluation o. mineral resources
A. &:8" C :inancial instruments: disclosures
C. &:8" ; "egment reporting
;. &A" * Presentation o. nancial statements
<. &A" ; Accounting policies, changes in accounting estimates
*). &A" *$ &ncome taBes
**. &A" $* The eDects o. changes in .oreign eBchange rates
*$. &A" $A Accounting and reporting by retirement benet plans
*(. &A" $C >onsolidated and separate nancial statements
*%. &A" $; &nvestments in associates
*'. &A" (* &nterests in !oint ventures
*A. &A" (A &mpairment o. assets
*C. &A" (C Provisions, contingent liabilities and contingent assets
*;. &A" (; &ntangible assets
Pada $)*) adopsi $%&S? &A" mencakup :
*. &:8" C "tatement o. >ash :lo-s
$. &:8"$) Accounting .or 9overnment 9rants and 5isclosure o. 9overnment
Assistance
(. &:8"$% 8elated Party 5isclosures
%. &:8"$< :inancial 8eporting in ,yperinEationary 3conomies
'. &:8"(( 3arnings per "hare
A. &:8"(% &nterim :inancial 8eporting
C. &:8"%* Agriculture
"edangkan arah pengembangan konvergensi $%&S meliputi :
*. P"A# yang sama dengan $%&S akan direvisi, atau akan diterbitkan P"A# yang
baru
$. P"A# yang tidak diatur dalam $%&S, maka akan dikembangkan
(. P"A# industri khusus akan dihapuskan
%. P"A# turunan dari @@ tetap dipertahankan
Pada $)** tahap persiapan akhir dilakukan dengan menyelesaikan seluruh
in.rastruktur yang diperlukan. Pada $)*$ dilakukan penerapan pertama kali P"A#
yang sudah mengadopsi $%&S. 6amun, proses konvergensi ini tidak semudah
membalikkan telapak tangan. 5ampak yang ditimbulkan dari konvergensi ini akan
sangat mempengaruhi semua kalangan, baik itu bidang bisnis maupun pendidikan.
"esuai dengan roadmap konvergensi P"A# ke &:8" (International Financial Reporting
Standart) maka saat ini &ndonesia telah memasuki tahap persiapan akhir ($)**)
setelah sebelumnya melalui tahap adopsi ($)); = $)*)). ,anya setahun sa!a &A&
(&katan Akuntan &ndonesia) menargetkan tahap persiapan akhir ini, karena setelah
itu resmi per * 4anuari $)*$ &ndonesia menerapkan &:8".
sasaran konvergensi P"A# ke &:8" yang direncanakan 5e-an "tandar Akuntansi
#euangan (5"A#) &A&:
#ahap Adopsi
'())* + (),)-
#ahap Persiapan Akhir
'())* + (),)-
#ahap $mplementasi
'())* + (),)-
Adopsi seluruh &:8" ke
P"A#
Penyelesaian persiapan
in.rastruktur yang
diperlukan
Penerapan P"A# berbasis
&:8" secara bertahap
Persiapan in.rastruktur
yang diperlukan
Penerapan secara bertahap
beberapa P"A# berbasis
&:8"
3valuasi dampak penerapan
P"A# secara komprehensi.
3valuasi dan kelola
dampak adopsi terhadap
P"A# yang berlaku
4ika kita bandingkan antara semua standar akuntansi yang dimiliki &ndonesia dengan
&:8", dengan !elas kita temukan perbedan kuantitas sebagai berikut:
PSAK $%&S
%( "tandards (P"A#)
; "yariFah "tandard
** &nterpretation (&"A#)
% Technical +ulletins
* "A# 3TAP (3ntitas tanpa
akuntanbilitas publik?@#M)
(C "tandards
/ ; &:8"
/ $< &A"
$C &nterpretation
*A &:8&> &nterpretation
** "&>

Anda mungkin juga menyukai