Manfaat Asuransi:
a) Perlindungan Finansial: Asuransi memberikan perlindungan finansial kepada
tertanggung atau ahli warisnya dalam menghadapi risiko yang tidak terduga. Ini
membantu mengurangi dampak keuangan yang mungkin terjadi akibat kejadian yang
tidak diinginkan, seperti penyakit serius, kecelakaan, atau kerugian properti.
b) Ketengangan Pikiran: Dengan memiliki asuransi, tertanggung dapat merasa lebih tenang
karena mengetahui bahwa mereka memiliki perlindungan jika terjadi sesuatu yang tidak
terduga. Hal ini mengurangi stres dan kekhawatiran terkait dengan risiko finansial yang
mungkin timbul.
c) Penyebaran Risiko: Asuransi membantu dalam penyebaran risiko di antara sejumlah
besar orang atau perusahaan. Premi yang dibayarkan oleh banyak peserta digunakan
untuk mengganti kerugian yang dialami oleh segelintir tertanggung. Dengan demikian,
beban keuangan yang dihasilkan dari risiko dapat dibagi secara adil.
d) Investasi dan Tabungan: Beberapa jenis asuransi, seperti asuransi jiwa, juga dapat
berfungsi sebagai instrumen investasi atau tabungan jangka panjang. Tertanggung dapat
membangun nilai tunai atau mendapatkan keuntungan dari investasi yang dilakukan oleh
perusahaan asuransi.
2. Wanprestasi adalah pelaksanaan kewajiban yang tidak dipenuhi atau ingkar janji atau
kelalaian yang dilakukan oleh debitur baik karena tidak melaksanakan apa yang telah
diperjanjikan maupun malah melakukan sesuatu yang menurut perjanjian tidak boleh
dilakukan. Berikan analisis anda jika ada perilaku wanprestasi yang dilakukan oleh salah
satu pihak (baik dari perusahaaan dana pensiun dan konsumen) dalam pelaksanaan
perjanjian dana pensiun !
Jawab:
Jika terdapat perilaku wanprestasi yang dilakukan oleh salah satu pihak dalam
pelaksanaan perjanjian dana pensiun, baik oleh perusahaan dana pensiun maupun
konsumen, ini dapat memiliki konsekuensi yang serius dan memengaruhi kedua belah
pihak. Berikut adalah beberapa analisis terkait dampak perilaku wanprestasi dalam
perjanjian dana pensiun:
a) Dampak pada Konsumen:
• Kerugian Finansial: Jika perusahaan dana pensiun melakukan wanprestasi, konsumen
dapat mengalami kerugian finansial yang signifikan. Dana pensiun yang seharusnya
diterima oleh konsumen dapat terhambat atau tidak dibayarkan sepenuhnya. Hal ini
dapat berdampak negatif pada stabilitas keuangan dan masa depan keuangan
konsumen.
• Ketidakpastian dan Kekhawatiran: Perilaku wanprestasi dari perusahaan dana pensiun
dapat menciptakan ketidakpastian dan kekhawatiran bagi konsumen. Mereka
mungkin khawatir tentang keselamatan dan keamanan dana pensiun mereka serta
kemungkinan kehilangan manfaat yang seharusnya mereka terima.
Untuk mencegah dan mengatasi perilaku wanprestasi dalam perjanjian dana pensiun,
penting bagi kedua belah pihak untuk mematuhi perjanjian dengan itikad baik dan mengikuti
ketentuan yang telah disepakati. Transparansi, komunikasi yang baik, dan pengawasan yang
ketat dapat membantu mencegah terjadinya wanprestasi dan menjaga integritas perjanjian
dana pensiun. Jika terjadi sengketa atau masalah, upaya penyelesaian alternatif seperti
negosiasi atau mediasi dapat dilakukan sebelum mengambil langkah hukum.
3. Bank Terbuka mengajukan transaksi SBI Repo dengan merepokan seri SBI
IDBI1152415973 dengan nilai nominal Rp1.450.000.000,- dan tingkat diskonto SBI Repo
yang berlaku sebesar 9,50%. Berapakah nilai tunai transaksi SBI Repo?
Jawab:
Diketahui
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑛𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑙 = 𝑅𝑝1.450.000.000, −
𝑡𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝑑𝑖𝑠𝑘𝑜𝑛𝑡𝑜 𝑆𝐵𝐼 𝑅𝑒𝑝𝑜 = 9,50%.
4. Lembaga Penunjang adalah institusi penunjang yang turut serta mendukung pengoperasian
Pasar Modal dan bertugas dan berfungsi melakukan pelayanan kepada pegawai dan
masyarakat umum. Terdapat Institusi penunjang yang turut serta mendukung pengoperasian
pasar modal. Jelaskan peran masing-masing institusi penunjang pasar modal
Jawab:
Terdapat beberapa institusi penunjang yang turut serta mendukung pengoperasian
pasar modal. Berikut ini adalah beberapa institusi penunjang pasar modal beserta peran
masing-masing:
a) Otoritas Jasa Keuangan (OJK): OJK merupakan lembaga yang bertugas mengawasi dan
mengatur pasar modal di Indonesia. Peran OJK meliputi pemberian izin dan pengawasan
terhadap perusahaan efek, bursa efek, dan lembaga penunjang lainnya. OJK juga
bertanggung jawab dalam menjaga kestabilan dan integritas pasar modal serta
melindungi kepentingan investor.
b) Bursa Efek: Bursa Efek adalah tempat dilakukannya perdagangan efek, seperti saham,
obligasi, dan instrumen keuangan lainnya. Peran bursa efek adalah menyediakan fasilitas,
sistem, dan aturan untuk memfasilitasi perdagangan efek secara teratur dan transparan.
Bursa efek juga memastikan adanya mekanisme harga yang efisien dan terbuka untuk
para investor.
c) Kliring dan Penjaminan: Lembaga kliring dan penjaminan bertanggung jawab untuk
menjamin kelancaran dan keamanan penyelesaian transaksi di pasar modal. Mereka
melakukan penyelesaian transaksi secara fisik maupun finansial, melindungi pihak-pihak
yang terlibat dari risiko gagal bayar, dan memastikan penyelesaian yang tepat waktu.
d) Lembaga Rating: Lembaga rating memberikan penilaian kredit terhadap instrumen
keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan atau pemerintah. Penilaian ini membantu
investor dalam mengukur risiko investasi dan mempertimbangkan keputusan investasi
yang tepat. Lembaga rating juga berperan dalam memberikan informasi kepada pasar
mengenai kualitas kredit emiten.
e) Perusahaan Efek: Perusahaan efek, seperti perusahaan sekuritas atau broker, berperan
sebagai perantara antara investor dan pasar modal. Mereka menyediakan jasa penasehat
investasi, eksekusi perdagangan, dan layanan lainnya kepada investor. Perusahaan efek
juga bertugas memberikan informasi dan edukasi kepada investor mengenai investasi di
pasar modal.
f) Lembaga Edukasi dan Penelitian: Lembaga-lembaga edukasi dan penelitian, seperti
universitas, lembaga riset ekonomi, dan lembaga keuangan, berperan dalam memberikan
pendidikan dan pengetahuan tentang pasar modal kepada masyarakat. Mereka
melakukan penelitian, mengadakan pelatihan, dan menyebarkan informasi terkait
perkembangan pasar modal kepada para pelaku pasar dan investor.
5. Pada produk pasar modal atau instrumen pasar modal, yang paling umum diperjualbelikan
adalah Saham dan Obligasi. Jelaskan apa perbedaan dan manfaat yang diterima dari saham
dan obligasi!
Jawab:
Saham dan obligasi merupakan dua produk pasar modal yang umum diperjualbelikan,
namun keduanya memiliki perbedaan dalam karakteristik, hak, risiko, dan manfaat yang
diterima oleh investor. Berikut adalah penjelasan mengenai perbedaan dan manfaat dari
saham dan obligasi:
Saham:
Saham merupakan instrumen yang memberikan kepemilikan sebagian dari suatu
perusahaan kepada pemegang saham. Pemegang saham menjadi pemilik sebagian dari aset,
pendapatan, dan hak suara dalam perusahaan. Saham memiliki potensi untuk menghasilkan
keuntungan yang tinggi melalui kenaikan harga saham. Jika perusahaan mengalami
pertumbuhan dan berhasil, nilai saham dapat meningkat, dan investor dapat memperoleh
keuntungan dari selisih harga jual dan harga beli saham. Jika perusahaan memberikan
dividen, pemegang saham berhak menerima bagian dari laba perusahaan dalam bentuk
dividen. Dividen merupakan pembagian keuntungan kepada pemegang saham secara
periodik. Investasi saham cenderung memiliki tingkat risiko yang lebih tinggi dibandingkan
obligasi. Harga saham dapat berfluktuasi secara signifikan, tergantung pada kondisi pasar
dan kinerja perusahaan. Saham juga memiliki risiko likuiditas yang lebih tinggi.
Obligasi:
Obligasi merupakan instrumen utang di mana investor memberikan pinjaman kepada
penerbit obligasi, yang biasanya adalah perusahaan atau pemerintah. Penerbit obligasi
berjanji untuk membayar bunga dan mengembalikan pokok pinjaman pada tanggal jatuh
tempo. Obligasi memberikan pendapatan tetap berupa bunga yang dibayarkan secara
periodik kepada pemegang obligasi. Tingkat bunga yang ditetapkan pada obligasi akan
menentukan jumlah pendapatan yang diterima oleh investor. Obligasi cenderung memiliki
tingkat risiko yang lebih rendah dibandingkan saham. Karena obligasi merupakan utang
yang harus dibayar, risiko default (ketidakmampuan penerbit obligasi untuk membayar)
lebih rendah dibandingkan risiko perusahaan gagal. Jika penerbit obligasi mengalami
kebangkrutan, pemegang obligasi memiliki prioritas klaim atas aset dibandingkan
pemegang saham. Obligasi memiliki struktur klaim yang lebih tinggi dalam pembagian aset
penerbit obligasi saat likuidasi. Karena obligasi memberikan pendapatan tetap dan memiliki
tingkat risiko yang lebih rendah, obligasi dapat memberikan stabilitas pendapatan bagi
investor yang mencari arus kas yang lebih stabil.
Referensi :
Eduardus Tandelilin. (2001). Analisis Investosi dan Manajemen Portfolio (Edisi 1). BPFE,
Yogyakarta
Hartono, Sri Rejeki, 2001, Hukum Asuransi dan Perusahaan Asuransi, Sinar Grafika, Jakarta.
Muhammad, Abdul Kadir, 2002, Hukum Asuransi Indonesia, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung.
Reilly, Frank & Edgar A. Norton. (2006). Investments (7th edition). Thompson South Western,
United States of America.
Sharpe, William F.; Alexander, Gordon J.; Bailey, Jeffery V. (2005). Investasi, Edisi Keenqm,
Jilid I. Iakarta: PT Indeks Kelompok Gramedia.