Anda di halaman 1dari 4

SUMMARY

FILOSOFI PENELITIAN DAN PARAGDIGMA PERBEDAAN KUALITATIF DAN


KUANTITATIF

Filosofi penelitian membentuk kerangka dasar yang mendalam untuk proses penelitian.
Ini mencakup pemahaman tentang bagaimana kita memperoleh pengetahuan, baik melalui
pengalaman langsung maupun melalui studi literatur dan pemikiran teoritis. Ilmu pengetahuan,
sebagai inti dari filosofi penelitian, terdiri dari tiga elemen utama: pengetahuan, aktivitas, dan
metode. Sifat ilmu pengetahuan mencakup aspek-aspek seperti empiris, logis, sistematis,
objektif, analitis, dan verifikatif. Filsafat ilmu pengetahuan melibatkan pertimbangan
ontologis, epistemologis, dan aksiologis, yaitu mengenai hakikat realitas, sumber pengetahuan,
dan nilai-nilai yang terkait dengan pengetahuan. Tujuan ilmu mencakup pencarian
pengetahuan, kebenaran, pemahaman, penjelasan, peramalan, pengendalian, dan penerapan
pengetahuan dalam berbagai konteks. Penelitian sendiri adalah proses yang digunakan untuk
mencapai tujuan ini, dengan penelitian ilmiah memiliki ciri-ciri seperti metodologi yang
cermat, objektivitas, dan pemahaman mendalam. Filosofi penelitian adalah landasan teoretis
yang membentuk dasar dari seluruh proses penelitian. Ini mencakup pemahaman tentang
bagaimana pengetahuan diperoleh, baik secara aktif (melalui observasi, eksperimen, atau studi
empiris) maupun pasif (melalui studi literatur dan pemahaman teoritis). Ilmu, sebagai konsep
dalam filosofi penelitian, mencakup tiga elemen utama: pengetahuan, aktivitas, dan metode.
Sifat ilmu pengetahuan mencakup aspek-aspek seperti empiris (berdasarkan pengalaman dan
observasi), logis (berdasarkan pemikiran rasional), sistematis (mengikuti struktur tertentu),
objektif (tidak dipengaruhi oleh pandangan pribadi), analitis (dipisahkan menjadi bagian-
bagian yang lebih kecil untuk pemahaman yang lebih baik), dan verifikatif (dapat diuji dan
diverifikasi).
Filsafat ilmu pengetahuan mencakup aspek ontologis (mengenai hakikat kenyataan),
epistemologis (mengenai sumber pengetahuan dan cara kita memahaminya), dan aksiologis
(mengenai nilai-nilai yang terkait dengan pengetahuan). Tujuan ilmu pengetahuan mencakup
pencarian pengetahuan, kebenaran, pemahaman, penjelasan, peramalan, pengendalian, dan
penerapan pengetahuan dalam konteks yang lebih luas. Penelitian adalah proses yang
digunakan untuk mencapai tujuan ini, dengan ciri-ciri penelitian ilmiah termasuk metodologi
yang cermat, objektivitas, dan pemahaman yang mendalam.
Filsafat, dalam konteks penelitian, membantu kita memahami bagaimana konsep-konsep
dan teori-teori berkaitan dengan pertanyaan penelitian. Unsur-unsur penelitian meliputi
metode, metodologi, pendekatan teknik, prinsip, konsep, dan teori yang digunakan dalam
penelitian. Metode ilmiah adalah cara sistematis untuk mengumpulkan data dan menghasilkan
pengetahuan baru, sementara pendekatan teknik adalah cara pendekatan yang digunakan dalam
pengumpulan dan analisis data.
Filosofi penelitian adalah landasan intelektual yang memberikan pemahaman mendalam
tentang proses penelitian. Dalam konteks ini, kita mempertimbangkan bagaimana kita
memperoleh pengetahuan, baik melalui tindakan aktif seperti observasi dan eksperimen,
maupun melalui penerimaan pasif dari informasi melalui studi literatur dan pemikiran teoritis.
Ilmu pengetahuan, yang mencakup pengetahuan, aktivitas, dan metode, menjadi pusat
perhatian dalam filosofi penelitian. Sifat ilmu pengetahuan yang mencakup aspek empiris
(berdasarkan pengalaman dan observasi), logis (berkaitan dengan pemikiran rasional),
sistematis (mengikuti struktur tertentu), objektif (tidak dipengaruhi oleh pandangan pribadi),
analitis (menguraikan fenomena menjadi bagian-bagian yang lebih kecil), dan verifikatif (dapat
diuji dan diverifikasi) memberikan kerangka kerja penting untuk penelitian ilmiah.
Filsafat ilmu pengetahuan membawa pemahaman yang lebih dalam tentang ontologis
(hakikat realitas yang dipelajari), epistemologis (sumber pengetahuan dan cara
memahaminya), dan aksiologis (nilai-nilai yang terkait dengan pengetahuan). Tujuan ilmu,
yang mencakup pencarian pengetahuan, kebenaran, pemahaman, penjelasan, peramalan,
pengendalian, dan penerapan pengetahuan, memberikan arah bagi upaya penelitian. Penelitian
itu sendiri adalah proses sistematis yang memiliki tujuan, orientasi, dan ciri-ciri khusus dalam
penelitian ilmiah. Penelitian ilmiah mengutamakan metodologi yang cermat, objektivitas, dan
manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian tersebut.
Filsafat, yang berhubungan erat dengan penelitian, membantu kita memahami cara
berpikir filsafat dalam konteks penelitian. Unsur-unsur penelitian termasuk metode,
metodologi, pendekatan teknik, prinsip, konsep, dan teori, yang semuanya membentuk
kerangka kerja penelitian. Metode ilmiah adalah pendekatan sistematis untuk mengumpulkan
data dan menghasilkan pengetahuan baru, sementara pendekatan teknik adalah cara penelitian
diarahkan dalam pengumpulan dan analisis data. Prinsip, konsep, dan teori adalah komponen
penting dalam mengembangkan pemahaman yang lebih dalam tentang fenomena yang
dipelajari dalam penelitian. Keseluruhan, pemahaman mendalam tentang filosofi penelitian
dan elemen-elemennya adalah kunci untuk merumuskan dan melaksanakan penelitian yang
bermutu serta memiliki dampak yang signifikan dalam bidang ilmiah yang bersangkutan.
Paradigma penelitian merujuk pada kerangka filosofis yang membimbing pendekatan
dan metodologi penelitian. Dalam paradigma ini, terdapat dua aliran utama. Aliran positivistik,
yang memiliki akar dalam metode ilmiah dan positivisme, mendasarkan penelitiannya pada
asumsi bahwa realitas dapat diukur secara objektif dan dianalisis dengan cara yang sama seperti
dalam ilmu alam, positivistik, selalu menekankan penggunaan metode kuantitatif untuk
menguji hipotesis dengan cara objektif yang melibatkan pengumpulan data numerik dan
analisis statistik untuk menguji hipotesis dan mencari generalisasi. Di sisi lain, aliran
postpositivistik mengakui bahwa realitas sosial kompleks dan cenderung ambigu. Penelitian
postpositivistik menerima adanya ketidakpastian dan subjektivitas dalam penelitian. Mereka
menggunakan metode kualitatif, kuantitatif, atau kombinasi keduanya untuk memahami
fenomena dengan lebih dalam dan reflektif. untuk mendekati penelitian dengan cara yang lebih
refleksif dan terbuka terhadap kompleksitas.
Di sisi lain, paradigma penelitian memengaruhi pendekatan yang digunakan dalam
penelitian. Terdapat dua aliran utama dalam paradigma penelitian: positivistik, yang
menekankan penggunaan metode kuantitatif untuk menguji hipotesis secara objektif, dan
postpositivistik, yang lebih fleksibel dalam menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif dan
mendorong refleksi dan pengakuan terhadap kompleksitas dalam penelitian. Perbedaan kunci
antara penelitian kualitatif dan kuantitatif terletak pada pendekatan dan metodologi. Penelitian
kualitatif mengutamakan pemahaman mendalam melalui observasi dan analisis naratif, Data
yang dihasilkan sering berupa teks, naratif, atau deskripsi yang kompleks. Sebaliknya,
sedangkan penelitian kuantitatif lebih berfokus pada pengumpulan data numerik yang dapat
dianalisis secara statistik, Karakteristik metodologis seperti penggunaan instrumen pengukuran
dan sampel yang berbeda membedakan antara keduanya. Aliran non-positivistik menekankan
pemahaman yang mendalam daripada pengujian hipotesis dan sering menggunakan
metodologi kualitatif atau gabungan kualitatif dan kuantitatif untuk menjelajahi realitas sosial
dengan lebih baik. Mereka menggunakan instrumen pengukuran yang terstandarisasi dan
sering mengumpulkan data dalam bentuk angka. Tujuan penelitian juga berbeda, dengan
penelitian kualitatif bertujuan memahami makna dan konteks, sedangkan penelitian kuantitatif
lebih berorientasi pada generalisasi dan hubungan antarvariabel.
Syarat-syarat ilmu dalam aliran non-positivistik mencakup pengakuan terhadap
ketidakpastian dan subjektivitas dalam penelitian. Peneliti dalam aliran ini harus meragukan
asumsi, melihat realitas sebagai konstruksi sosial, dan mengakui bahwa pandangan mereka
dapat memengaruhi hasil penelitian. Mereka lebih terbuka terhadap berbagai perspektif,
termasuk sudut pandang partisipan dalam penelitian. Dengan memahami paradigma penelitian
ini dan karakteristik kualitatif dan kuantitatif serta syarat-syarat ilmu dalam aliran non-
positivistik, peneliti dapat mengambil keputusan yang tepat dalam merancang dan
melaksanakan penelitian sesuai dengan pertanyaan penelitian dan tujuan yang ingin dicapai.
Dengan memahami filosofi penelitian dan paradigma penelitian, peneliti dapat memilih
pendekatan yang sesuai dengan pertanyaan penelitian dan tujuan mereka dengan lebih baik.
Perbedaan antara penelitian kualitatif dan kuantitatif terletak pada pendekatan dan metodologi
yang digunakan.

Daftar Pustaka
Abdussamad, Z. (2022). Buku Metode Penelitian Kualitatif.
Gunawan, I. (2022). Metode Penelitian Kualitatif: teori dan praktik. Bumi Aksara.
Lubis, Z., Manaf, A. H. A., Ahmad, M. A. H., Abdullah, M. S., & Junoh, M. Z. M. (2019).
Panduan pelaksanaan penelitian sosial. Penerbit Andi.
Manzilati, A. (2017). Metodologi penelitian kualitatif: Paradigma, metode, dan aplikasi.
Universitas Brawijaya Press.
Natasya, A., Putri, T., Siahaan, R. P. J., & Khoirunnisa, A. (2022). Filsafat Ilmu dan
Pengembangan Metode Ilmiah. Mahaguru: Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 3(1),
167-179.
Pambayun, E. L., & Permassanty, T. D. (2021). An Integrated Marketing Communication
Circle in 4.0 Era: Filosofi, Konsep, dan Implementasi. Penerbit Adab.
Pangaribuan, T. (2008). Paradigma bahasa. Graha Ilmu.
Setyawan, F. E. B. (2017). Pengantar Metodologi Penelitian:(statistika praktis). Zifatama
Jawara.
Tohardi, A. (2019). Pengantar Metodologi Penelitian Sosial+ Plus. Tanjungpura University
Press.

Anda mungkin juga menyukai