PENDAHULUAN
1.1.
Latar belakang
Metode penelitian pada dasarnya adalah cara ilmiah untuk medapatkan
data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Data yang diperolah melalui penelitian
itu adalah data empiris yang mempunyai kriteria tertentu yaitu valid, reliable, dan
objektif. Dalam metode penelitian, terdapat dua metode yang digunakan yaitu
metode kuantitatif dan metode kualitatif.
Metode kuantitatif memandang bahwa suatu gejala dianggap relatif tetap,
tidak berubah dalam waktu tertentu. Peneliti kuantitatif dalam memandang gejala
adalah bebas nilai. Dengan menggunakan teknik pengumpulan data dengan
kuesioner dan sampel yang diambil secara acak, sehingga peneliti tidak ada
kontak langsung dengan sumber data. Dengan demikian data yang diperoleh
adalah yang objektif dan bebas nilai.
Sedangkan metode kualitatif berpandangan bahwa suatu gejala bersifat
holistik, jadi tidak semua gejala dapat diamati dan diukur. Gejala dalam penelitian
kualitatif tidak bersifat sebab-akibat, tetapi lebih bersifat reciprocal (saling
mempengaruhi). Hasil penelitian kualitatif tidak akan bebas nilai, karena peneliti
berinteraksi dengan sumber data.
menerapkan
mixed
methods
research
seperti
Interpersonal
Communication (Boneva, Kraut, & Frohlich, 2001), AIDS Prevention (Janz et al.,
1996), Dementia Caregiving (Weitzman & Levkoff, 2000), Mental Health
(Rogers, Day, Randall, & Bentall, 2003), dan Middle-School Science (Houtz,
1995).
Rumusan Masalah
Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah agar pembaca dapat mengetahui hal-hal
yang berkaitan dengan penelitian mixed method yang termuat dalam rumusan
masalah.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
yang tradisional dan metode baru; metode positivistic dan metode postpositivistic,
metode scientific dan artistic, metode konfirmasi dan temuan. Jadi metode
kuantitatif sering dinamakan metode tradisional, positivistic, scientific dan metode
discovery. Selanjutnya metoda kualitatif sering dinamakan sebagai metode baru,
postposivistic, artistic dan interpretive research (Hamidi, 2004).
Metode kuantitatif dinamakan metode tradisional, karena metode ini sudah
cukup lama digunakan sehingga sudah mentradisi sebagai metode untuk
penelitian. Metode ini disebut sebagai metode positivistic karena berlandaskan
pada filsafat positivisme. Metode ini sebagai metode scientific karena telah
memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkrit/empiris, objektif, terukur, rasional
dan sistematis. Metode ini juga disebut metode discovery, karena dengan metode
ini dapat ditemukan dan dikembangkan berbagai iptek baru. Metode penelitian
kuantitatif dapat di artikan sebagai metode penelitian yang di gunakan untuk
meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan
instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan
untuk menguji hipotesis yang teleh di tetapkan (Sugiyono, 2010).
2.2.
Creswell dan Vicki L. Plano Clark bertujuan untuk memperkenalkan tentang apa
Mixed Methods Research, didalamnya membahas tahap-tahap mendesain dan
melakukan penelitian dalam bentuk inkuiri yang berfokus pada 4 tipe desain
Mixed Method.
Mixed Methods Research adalah suatu desain penelitian yang didasari
asumsi filosofis sebagaimana metoda inkuiri. Mixed Methods Research juga
disebut sebagai sebuah metodologi yang memberikan asumsi filosofis dalam
menunjukkan arah atau memberi petunjuk cara pengumpulan data dan
Post Positivism
Constructivism
Advocacy and
Participatory
Pragmatism
Determination
Understanding
Political
Consequences
of actions
Empowerment
and issue
oriented
Problem
oriented
Empirical
observation and
measurement
Multiple
participant
meanings
Social and
historical
construction
Collaborative
Pluralistic
Theory
verivication
Theory
generation
Change oriented
Realworld
Practice
oriented
Reductionism
a.
b.
c.
membentuk teori.
Penelitian mixed methods research dipengaruhi oleh pandangan
filsafat pragmatisme. Fokus utamanya ada pada konsekuensi
penelitian; berpusat pada pertanyaan mendasar dalam penelitian
dan bukan semata-mata berorientasi pada metoda penelitian. Multi
metoda untuk pengumpulan data dilakukan dalam rangka
memperoleh jawaban tentang masalah yang diteliti. Dengan kata
lain, pragmatisme ini bersifat pluralistic dan berorientasi pada
pekerjaan apa serta bersifat praktis.
Berdasarkan pada 4 pandangan filosofis tersebut di atas, berikut
membentuk
tema-tema
yang
lebih
luas
dan
dokumen, hipotesis).
b. Kualitatif
Data kualitatif bersumber dari informasi yang bersifat openended (jawaban terbuka) yang dikumpulkan oleh peneliti
open-ended
sendiri.
Data kualitatif dikumpulkan melalui observasi kepada
partisipan atau subyek penelitian, memperoleh dokumen
pribadi partisipan (missal : catatan harian (diary), dokumen
maupun kualitatif.
Pengumpulan data menggunakan instrumen open-ended dan
close-ended, dengan alasan menggunakan kombinasi atau
perpaduan open dan close-ended lebih baik dari pada hanya
2.4.
method
research
menjawab,
data
kualitatif
meninggalkan
konstruktivisme;
d)
dichotomy
Penggunaan
antara
konsep
postpositivisme
metafisika
dan
seperti
Desain
ini
digunakan
apabila
peneliti
ingin
(1)
model
(Gambar
1.3);
peneliti
saling
melengkapi
yaitu
apakah
data
kuantitatif
dikumpulkan dalam satu tahap secara bersamaan; (c) masingmasing jenis data dapat dikumpulkan dan dianalisis secara terpisah
dan independen serta dapat menggunakan teknik analisis data yang
disesuaikan dengan jenis datanya. Adapun keterbatasan atau
kelemahan desain ini adalah ; (a) memerlukan usaha keras dan
memerlukan tenaga ahli karena pengumpulan data yang concurrent
dan bobot penggunaan ndua jenis data sama; (2) peneliti
mendapatkan tantangan pertanyaan apa yang harus dilakukan jika
pendekatan kuantitatif dan kualitatif tidak setuju?
b) Embedded design
Embedded design adalah desain mix method dimana seperangkat
data berfungsi sebagai pendukung (support), peranan kedua dalam
studi tergantung pada jenis data yang lain. Premis dasar desain ini
adalah bahwa seperangkat data yang single tidaklah cukup, karena
pertanyaan penelitian yang berbeda perlu jawaban yang berbeda
pula, maka setiap jenis pertanyaan masingmasing membutuhkan
jenis data yang berbeda pula. Peneliti menggunakan desain ini
apabila perlu untuk memasukkan data kualitatif atau kuantitatif
untuk menjawab pertanyaan penelitian dalam studi kuantitatif atau
kualitatif yang luas. Desain ini sangat bermanfaat apabila peneliti
membutuhkan untuk melekatkan (embed) komponen kualitatif
dalam desain kuantitatif, seperti dalam desain eksperimen atau
korelasional. Pada contoh eksperimen, peneliti memasukkan data
metodologi.
melekatkan/menempelkan
Contoh:
data
Seorang
kualitatif
peneliti
dalam
dapat
metodologi
ini
eksperimen,
dikembangkan
dan
data
dari
kualitatif
kuantitatif,
metodologi
mengikuti/mendukung
metodologi. Desain ini bisa digunakan dalam pendekatan onephase maupun two-phase.
(2) Embedded correlational model (gambar 2.3) adalah kebalikan
dari eksperimental model. Dalam model ini data kualitatif
mendukung desain kuantitatif. Peneliti mengumpulkan data
kualitatif sebagai bagian dari kegiatan studi korelasional untuk
membantu proses pelaksanaan kerja penelitian korelasional.
Kelebihan embedded design adalah : (1) peneliti dapat
menggunakan desain ini apabila diperkirakan waktu yang
dibutuhkan sangat terbatas dan pengumpulan dua jenis data
(kualitatif dan kuantitatif) dapat dilakukan sekaligus dalam waktu
yang sama karena jenis data yang satu berfungsi sebagai
pendukung terhadap jenis data yang lain; (2) desain penelitian
lebih logis dan mudah diterapkan sehingga cocok bagi mahasiswa
karena satu metoda membutuhkan sedikit data untuk bisa
mendukung metoda yang lain; (3) desain ini lebih tepat dijadikan
agen temuan karena focus utamanya adalah kuantitatif tradisional
seperti analisis eksperimen atau analisis korelasional.
Adapun beberapa keterbatasan desain ini adalah : (1)
peneliti
dituntut
untuk
menentukan
tujuan
khusus
dalam
Pada
fase
pertama
ini
berikutnya
dilakukan
temuantemuan
khusus
kuantitatif
yang
beberapa
alasan,
yaitu
pengukuran
atau
ada
kerangka
acuan/teori.
Desain
explanatory
mengeksplorasi
sebuah
fenomena.
Desain
ini
sangat
bermanfaat
jika
peneliti
bermaksud
untuk
instrument
kurang
tepat
atau
untuk
mengeksplorasi
sebuah
fenomena
secara
sehingga
disebut
pula
Exploratory
instrumen,
identifikasi
variabel,
dan
development
apabila
model
perlu
(gambar
4.2)
mengembangkan
dan
temuan
kualitatif.
mengeksplorasi
topic
Peneliti
mengawal
penelitian
secara
(2) Taxonomy
4.3)
lebih
mengidentifikasi
mengembangkan
lanjut
melalui
variable-variabel
suatu
taksonomi
kegiatan
penting,
atau
system
Kategori
dan
hubungan
khusus
tersebut
ini
digunakan
memformulasikan
apabila
pertanyaan
peneliti
penelitian
akan
kuantitatif
exploratory
design
adalah
(1)
mendeskripsikan,
menyusun
laporan
mengimplementasikan,
penelitian;
(2)
walaupun
dan
desain
kuantitatif
dapat
membantu
pendekatan
(3)
peneliti
dituntut
untuk
mampu