Anda di halaman 1dari 3

Soal

Cemburu dan Dendam Bertahun-tahun, Pelaku yang Bunuh Tetangganya Mengaku


Tak Menyesal: Saya Puas
TRIBUNNEWS.COM - Kasus pembunuhan kembali terjadi. Seorang warga Wonosari
Wetan II E, Surabaya, bernama Mat Nadin (60), nekat membacok tetangganya, Ahmad
Suhandi (51), hingga tewas. Pembunuhan tersebut terjadi pada Jumat (16/10/2020) kemarin.
Atas tindakan yang dilakukannya, Nadin mengaku tak menyesal.
"Saya puas," kata Mat Nadin kepada SURYAMALANG.COM di Polres Pelabuhan
Tanjung Perak, Sabtu (17/10/2020). Mat Nadin dendam setelah memergoki istrinya bertemu
dengan Suhandi beberapa kali. Bahkan Nadin pernah mendapati sang istri di dalam rumah
bersama korban saat dia sedang bekerja. "Masak benar mereka berduaan di rumah saat suami
tidak di rumah," kenang Nadin
https://www.tribunnews.com/regional/2020/10/17/cemburu-dan-dendam-bertahun-
tahun-pelaku-yangbunuh-tetangganya-mengaku-tak-menyesal-saya-puas.
Pertanyaan:
1. Berdasarkan kasus diatas coba anda analisis hubungkan penyebab terjadinya kejahatan
pembunuhan dengan menggunakan pendekatan antropologi criminal ?
Jawab:
Antropologi Kriminal adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari deskripsi atau
tanda-tanda fisik pada penjahat yang menjadi khas dari penjahat tersebut. Antropologi
kriminal atau yang dikenal dengan sebutan anthropology kriminil dikenal sebagai aliran
biologi yang bermazhab Itali, hal mana pada mazhab ini menjelaskan bahwa antropologi
kriminal merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari tanda-tanda fisik yang menjadi
ciri khas dari seorang penjahat sebagaimana contoh yang dikemukakan oleh Lombroso yang
menyebutkan ciri fisik dan psikis seorang penjahat, yakni terdiri dari:
a) Tengkoraknya panjang;
b) Rambutnya lebat;
c) Tulang pelipisnya menonjol ke luar;
d) Dahinya mencong;
e) dan seterusnya.

Sedangkan ciri-ciri psikis seorang penjahat (criminals) menurut Lombroso, yakni


terdiri dari: Kejam (tidak berperikemanusjaan); Tidak mempunyai perasaan menyesal dan
rasa belas kasihan; Tidak memiliki rasa sakit jika dipukul; Tidak mengetahui agama; Suka
tatto (membuat lukisan pada bagian anggota tubuh); Suka minum minuman keras (minuman
beralkohol); Suka bermain judi; dan lain sebagainya.
Sifat-sifat menyimpang sebagaimana pendapat Lombroso yang menyatakan bahwa
orang yang melakukan kejahatan terjadi karena keturunan, hal mana menurut Lombroso
orang tersebut dilahirkan memang sebagai penjahat. Adapun orang-orang yang mempunyai
sifat-sifat sebagaimana yang dimaksud oleh Lombroso adalah orang-orang yang akan atau
kemungkinan dapat menjadi penjahat.
Orang-orang yang memenuhi syarat-syarat tersebut ada kemungkinan dan
dikhawatirkan cepat atau lambat akan menjadi penjahat. Sehingga orang yang memenuhi
syarat-syarat tersebut dikenal dengan istilah Tipe Lombroso. Menurut Lombroso, orang itu
melakukan perbuatan jahat karena memang yang bersangkutan pada dasarnya dilahirkan
sebagai seorang penjahat atau dikenal dengan istilan geboren misdadiger.
Adapun pendapat Lombroso tersebut mendapat perhatian dari masyarakat luas, akan
tetapi pendapatnya pun juga mendapatkan celaan keras dari berbagai pihak karena dianggap
tidak setiap orang yang memenuhi syarat-syarat penjahat sebagaimana penggolongan
Lombroso tentang orang-orang yang dapat menjadi penjahat.
Berjalan seiringnya waktu pendapat Lombroso mengenai hal tersebut terdapat banyak
kesalahan, salah satunya dikarenakan penyelidikannya ditekankan pada fáktor perseorangan
saja yakni mencari sebab-sebab kejahatan pada diri orang yang melakukan perbuatan jahat
tersebut.

2. Mengapa perbuatan menghilangkan nyawa seseorang dianggap sebagai suatu kejahatan ?


jelaskan argumentasi saudara dengan teori yang relevan dengan masalah tersebut ?
Jawab:
Pengertian pembunuhan adalah suatu aktivitas yang dilakukan oleh seseorang dan
beberapa orang yang mengakibatkan seseorang dan beberapa orang meninggal dunia.
Tindak pidana pembunuhan, di dalam kitab Undang-undang Hukum Pidana termasuk ke
dalam kejahatan terhadap nyawa. Kejahatan terhadap nyawa (misdrijven tegen het leven)
adalah berupa penyerangan terhadap nyawa orang lain. Dalam hukum pidana, pembunuhan
disebut dengan kejahatan terhadap jiwa seseorang yang diatur dalam BAB XIX Buku II
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP). Bentuk pokok dari kejahatan ini adalah
pembunuhan (doodslage), yaitu menghilangkan jiwa seseorang.
3. Coba anda tunjukkan faktor penyebab viktimisasi dari kasus diatas dan berikan argumentasi
saudara ?
Jawab:
Faktor penyebab viktimisasi kasus di atas adalah kecemburuan atas perselingkuhan
yang dilakukan korban terhadap pelaku. Hal ini dipicu oleh istri pelaku yang telah
melakukan perselingkuhan dengan korban selaku tetangganya sendiri. Hal ini memicu
kemarahan pelaku hingga akhirnya memutuskan untuk mengakhiri hidup korban.

Referensi:
Bonger, W.A. (1977), ”Pengantar tentang Kriminologi” (Gahlia Indonesia, Jakarta).
Sanford, Atmasasmita, Romli, “Teori dan Kapita Selekta Krimonologi”, (Penerbit: Rafika
Aditama, 2007).
Widiyanti, Ninik dan Panji Anoraga, 1987, Perkembangan Kejahatan dan Masalahnya,
(Penerbit: Pradnya Paramita, Jakarta) Hal. 58
Zainudin Ali, Hukum Pidana Islam, ( Jakarta: Sinar Grafika, 2007 ), hlm. 24

Anda mungkin juga menyukai