NAMA : SUHERI
NIM : 042427975
MATAKULIAH : HUKUM TATA NEGARA
Berdasarkan artikel di atas, berikan analisis anda mengapa bupati terpilih Kabupaten
Sabu Raijua tidak dapat dilantik walaupun lahir diIndonesia.
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Wali Kota
mengatur dengan jelas bahwa kepala daerah harus warga negara Indonesia (WNI). Dalam Pasal
7 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 disebutkan dengan jelas bahwa yang berhak
mencalonkan diri atau dicalonkan menjadi kepala daerah adalah WNI.
Dalam kontek permasalahan diatas, meskipun Orient Riwu Kore telah menjadi bupati terpilih
Kabupaten Sabu Raijua Tanpa status sebagai warga negara
Indonesia, maka hak seseorang sebagai calon bupati, dengan sendirinya gugur. Konsekuensi
lanjutannya adalah pengesahannya sebagai bupati juga akan batal demi hukum.
8. Memiliki paspor atau surat yang bersifat paspor dari negara asing atau surat yang dapat
diartikan sebagai tanda kewarganegaraan yang masih berlaku dari negara lain atas
namanya; atau,
9. bertempat tinggal di luar wilayah negara Republik Indonesia selama 5 (lima) tahun
terus-menerus bukan dalam rangka dinas negara, tanpa alasan yang sah dan dengan
sengaja tidak menyatakan keinginannyauntuk tetap menjadi Warga Negara Indonesia
sebelum jangka waktu 5 (lima) tahun itu berakhir, dan setiap 5 (lima) tahun berikutnya
yang bersangkutan tidak mengajukan pernyataan ingin tetap menjadi Warga Negara
Indonesia kepada Perwakilan Republik Indonesia yang wilayah kerjanya meliputi
tempat tinggal yang bersangkutan padahal Perwakilan Republik Indonesia tersebut
telah memberitahukan secara tertulis kepada yang bersangkutan, sepanjang yang
bersangkutan tidak menjadi tanpa kewarganegaraan.
Berdasarkan hal tersebut maka, Orient Riwu Kore sebagai Bupati terpilih Kabupaten
Kabupaten Sabu Raijua secara otomatis telah kehilangan kewarganegaraan Indonesia
sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 23 huruf h UU Kewarganegaraan karena Orient Riwu
Kore masih menjadi warga negara Amerika Serikat.
Selanjutnta berdasarkan Pasal 7 UU No. 1 Tahun 2015 tentang Pilkada (UU Pilkada)
sebagaimana diubah dengan UU No. 10 Tahun 2016 menegaskan bahwa setiap warga negara
mempunyai kesempatan yang sama untuk mencalonkan diri sebagai kepala daerah. Terkait
kewarganegaraan ganda yang, apabila berstatus warga negara asing maka gugur dengan
sendirinya.
Seseorang dapat kembali memperoleh kewarganegaraan RI, hal tersebut diatur berdasarkan
Undang-Undang Nomor 12 tahun 2006 pasal 23 huruf I,dapat memperoleh kembali
kewarganegaraan R.I. dengan mengajukan pemohonan
kepada menteri melalui pejabat atau perwakilan R.I. yang wialyah kerjanya meliputi tempat
tinggal pemohon.
Permohonan diajukan tertulis dalam bahasa Indonesia diatas kertas bermaterai cukup dan
sekurangkurangnya memuat:
a. Nama lengkap
b. Alamat tempat tinggal
c. Tempat dan tanggal lahir
d. Pekerjaan
e. Jenis kelamin
f. Status perkawinan; dan
g. Alasan kehilangan kewarganegaraan R.I.
Permohonan dimaksud harus melampirkan sesuai dengan ketentuan tata cara pengajuan
permohonan dan dilakukan sesuai dengan ketentuan Tata Cara Pewarganegaraan. Berikut
lampiran permohonan antara lain :
1. Fotocopy kutipan akte kelahiran atau sarat yang lain yang membuktikan tentang
kelahiran pemohon yang disahkan oleh pejabat atau perwakilan R.I.
2. Fotocopy paspor R.I., atau surat yang bersifaat paspor,atau surat lain yang dapat
membuktikan bahwa pemohon pernah menjadi WNI yang disahkan oleh pejabat atau
perwakilan R.I.
3. Fotocopy akte perkawinan/buku nikah, kutipan perceraian/surat talak
/perceraian , atau kutipan akte kematian istri/suami pemohon yang disahkan oleh
pejabat atau perwakilan R.I. bagi pemohon yang telah kawin atau cerai;
4. Fotocopy kutipan akte kelahiran anak pemohon yang belum berusia 18 (delapam belas)
tahun dan belum kawin yang disahkan oleh pejabat atau perwakilan R.I., bagi yang
mempunyai anak;
5. Pernyataan tertulis bahwa pemohon setia kepada Negara kesatuan Republik Indonesia,
Pancasila, UUD RI tahun 1945 dan akan membelanya
Sumber :