Anda di halaman 1dari 7

BAB II

PEMBAHASAN

PIHAK-PIHAK BERELASI (PSAK 7 – Pengungkapan Pihak-Pihak Berelasi


IAS 24)
Pihak-pihak berelasi adalah orang atau entitas yang terkait dengan entitas
yang menyiapkan laporan keuangannya dalam hal ini ditunjuk sebagai “entitas
pelapor”. Orang atau anggota keluarga terdekat mempunyai relasi dengan
entitas pelapor jika orang tersebut :
a. Memiliki pengendalian atau pengendalian bersama atas entitas pelapor
b. Memiliki pengaruh signifikan atas entitas pelapor
c. Personil manajemen kunci entitas pelapor atau entitas induk entitas
pelapor

Suatu entitas berelasi dengan entitas pelapor jika memenuhi salah satu hal
berikut :
a. Entitas dan entitas pelapor adalah anggota dari kelompok usaha yang
sama (artinya entitas induk, entitas anak, dan entitas anak berikutnya
terkait dengan entitas lain)
b. Satu entitas adalah entitas asosiasi atau ventura bersama dari entitas
lain (atau entitas asosiasi atau ventuta bersama yang merupakan
anggota suatu kelompok usaha, yang mana entitas lain tersebut adalah
anggotanya)
c. Kedua entitas tersebut adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang
sama
d. Satu entitas adalah ventura bersama dari entitas ketiga dan entitas
yang lain adalah entitas asosiasi dari entitas ketiga
e. Entitas tersebut adalah suatu program imbalan pasca kerja untuk
imbalan kerja dari salah satu entitas pelapor atau entitas yang terkait
dengan entitas pelapor. Jika entitas pelapor adalah entitas yang
menyelenggarakan program tersebut, maka entitas sponsor juga
berelasi dengan entitas pelapor
f. Entitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersama
g. Orang yang memiliki pengaruh signifikan atas entitas atau personil
manajemen kunci entitas (atau entitas induk dari entitas)

TRANSAKSI PIHAK BERELASI (PSAK 7 – Pengungkapan Pihak-Pihak


Berelasi IAS 24)
Transaksi pihak berelasi adalah suatu pengendalian sumber daya, jasa,
atau kewajiban antara entitas pelapor dengan pihak-pihak berelasi, terlepas
apakah ada harga yang dibebankan. Dalam mempertimbangkan setiap
kemungkinan hubungan pihak berelasi, perhatian diarahkan pada substansi
hubungan dan tidak hanya dalam bentuk hukum. Dalam pernyataan ini, pihak-
pihak berikut bukan sebagai pihak-pihak berelasi, yaitu :
a. Dua entitas hanya karena mereka memiliki direktur atau personil
manajemen kunci yang sama atau karena personil manajemen kunci
dari suatu entitas mempunyai pengaruh signifikan atas entitas lain
b. Dua venturer hanya karena mereka mengendalikan bersama atas
ventura bersama
c. Penyandang dana, serikat dagang, entitas pelayanan publik, serta
departemen dan instansi pemerintah yang tidak mengendalikan ,
mengendalikan bersama atau memiliki pengaruh signifikan atas entitas
pelapor, semata-mata dalam pelaksanaan urusan normal dengan
entitas (meskipun pihak-pihak tersebut dapat membatasi kebebasan
entitas atau ikut serta dalam proses pengambilan keputusan)
d. Pelanggan, pemasok, pemegang hak waralaba, distributor atau agen
umum dengan siapa entitas mengaakan transaksi usaha dengan
volume signifikan, semata-mata karena ketergantungan ekonomis yang
diakibatkan oleh keadaan

Dalam definisi pihak-pihak berelasi, suatu entitas asosiasi termasuk entitas


anak dari entitas asosiasi tersebut dan suatu ventura bersama termasuk entitas
anak dari ventura bersama tersebut. oleh karena itu, misalnya entitas anak dari
entitas asosiasi dan investor yang memiliki pengaruh signifikan atas entitas
asosiasi tersebut merupakan pihak berelasi satu dengan yang lainnya.
PROSEDUR AUDIT TRANSAKSI ANTAR PIHAK-PIHAK BERELASI (SA 550 –
PIHAK BERELASI)
Auditor harus memandang transaksi antar pihak berelasi dalam rangka
pernyataan prinsip akuntansi dengan penekanan pada cukup atau tidaknya
pengungkapannya. Di samping itu, auditor harus menyadari bahwa substansi
suatu transaksi dapat secara signifikan menjadi berbeda dari bentuknya dan
bahwa laporan keuangan harus mengidentifikasi substansi transaksi tersebut
dan bukan hanya bentuknya semata.
Suatu audit yang dilaksanakan berdasarkan standar auditing yang
ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia tidak dapat diharapkan untuk memberikan
keyakinan bahwa semua transaksi antar pihak yang berelasi dapat ditemukan.
Namun, selama proses audit, auditor harus waspada akan adanya transaksi
antar pihak berelasi yang material yang dapat mempengaruhi laporan keuangan
dan kepemilikan bersama atau hubungan pengendalian manajemen, yang
menurut prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia harus diungkapkan.
Banyak prosedur yang biasanya dilaksanakan dalam audit berdasarkan standar
auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia, walaupun jika auditor tidak
memiliki alasan untuk mencurigai adanya transaksi antar pihak berelasi atau
adanya hubungan pengendalian.
Dalam penentuan lingkup pekerjaan yang harus dilakukan berkenaan
dengan kemungkinan adanya transaksi antar pihak berelasi, auditor harus
memperoleh pemahaman tentang tanggung jawab manajemen dan hubungan
masing-masing bagian dari entitas secara keseluruhan. Auditor harus
mempertimbangkan pengendalian atas aktivitas manajemen dan juga harus
mempertimbangkan tujuan bisnis yang dilayani oleh berbagai bagian dari entitas.
Umumnya, struktur bisnis dan gaya operasi didasarkan atas kemampuan
manajemen, pertimbangan hukum dan pajak, diversifikasi produk, dan lokasi
geografis. Pengalaman menunjukkan bahwa struktur bisnis dan gaya operasi
kadang-kadang dirancang dengan sengaja untuk mengaburkan transaksi antar
pihak berelasi.
Dalam kondisi yang di dalamnya tidak terdapat bukti yang sebaliknya,
transaksi antar pihak berelasi seharusnya tidak dianggap sebagai aktivitas bisnis
biasa dengan pihak luar. Namun, auditor juga harus waspada terhadap
kemungkinan bahwa transaksi antar pihak berelasi didorong semata-mata atau
dalam ukuran yang lebih besar oleh kondisi yang mirip dengan kondisi sebagai
berikut :
a. Tidak cukupnya modal kerja atau pinjaman untuk melanjutkan bisnis
b. Keinginan yang mendesak untuk mencatat tingkat laba yang tinggi
secara berkelanjutan dalam upaya untuk mendukung harga saham
perusahaan
c. Prakiraan laba yang terlalu optimis
d. Ketergantungan pada satu atau beberapa produk, pelanggan, atau
transaksi untuk kelangsungan keberhasilan perusahaan
e. Penurunan industri yang ditandai dengan sejumlah besar kegagalan
bisnis
f. Kelebihan kapasitas
g. Tuntutan perkara hukum yang signifikan, terutama perkara hukum
antara pemegang saham dengan manajemen
h. Ancaman keuangan yang signifikan karena perusahaan beroperasi
dalam industri berteknologi tinggi

Dalam ED SPA 550 tentang Pihak Berelasi yang dikeluarkan oleh IAPI
dijelaskan bahwa auditor bertanggung jawab untuk melaksanakan prosedur audit
untuk mengidentifikasi, menilai, dan merespon risiko kesalahan penyajian
material yang timbul dari kegagalan entitas untuk secara tepat mencatat atau
mengungkapkan hubungan transaksi atau saldo pihak berelasi sesuai dengan
ketentuan kerangka penyajian laporan keuangan yang berlaku.
Auditor harus melakukan prosedur audit terkait hubungan dan transaksi
pihak berelasi sebagai berikut :
a. Penilaian risiko dan aktivitas terkait
1. Auditor harus melaksanakan prosedur audit dan aktivitas terkait
untuk memperoleh informasi relevan guna mengidentifikasi risiko
kesalahan penyajian material yang berkaitan dengan hubungan dan
transaksi pihak berelasi
2. Auditor harus mengidentifikasi dan menilai risiko kesalahan
penyajian material yang berkaitan dengan hubungan dan transaksi
pihak berelasi dan menentukan apakah diantara risiko tersebut
merupakan risiko signifikan
3. Jika auditor mengidentifikasi faktor-faktor risiko kecurangan pada
waktu melaksanakan proses penilaian risiko dan aktivitas yang
berkaitan dengan dalam hubungannya dengan pihak berelasi,
auditor harus mempertimbangkan informasi tersebut pada waktu
mengidentifikasi dan menilai risiko kesalahan penyajian material
karena kecurangan (berdasarkan SPA 240)
b. Pemahaman atas hubungan dan transaksi pihak berelasi entitas
1. Identitas pihak berelasi entitas, termasuk perubahan dari periode
sebelumnya
2. Sifat hubungan antara entitas dan pihak berelasi tersebut
3. Apakah entitas melakukan transaksi dengan pihak berelasi ini
selama periode tersebut dan jika demikian, apa jenis dan tujuan
transaksi tersebut

Auditor harus meminta keterangan dari manajemen dan pihak lain


dalam entitas dan melaksanakan prosedur penilaian risiko lainnya yang
dipandang tepat untuk memperoleh suatu pemahaman tentang
pengendalian, jika ada, bahwa manajemen telah menetapkan untuk :
1. Mengidentifikasi, mencatat, dan mengungkapkan hubungan dan
transaksi pihak berelasi sesuai dengan kerangka pelaporan
keuangan yang berlaku
2. Mengotorisasi dan menyetujui transaksi dan pengaturan signifikan
dengan pihak berelasi
3. Mengotorisasi dan menyetujui transaksi dan pengaturan signifikan
diluar bisnis normal
c. Menjaga kewaspadaan terhadap informasi pihak berelasi pada waktu
mereview catatan atau dokumen
Selama sudit, auditor harus tetap waspada saat menginspeksi catatan
atau dokumen untuk pengaturan atau informasi lain yang dapat
menunjukkan adanya hubungan atau transaksi pihak berelasi yang
belum diidentifikasi dan diungkapkan sebelumnya oleh manajemen
kepada auditor. Jika auditor mengidentifikasi pihak berelasi atau
transaksi signifikan pihak berelasi yang tidak diidentifikasi atau
diungkapkan sebelumnya oleh manajemen, maka auditor harus :
1. Segera mengkomunikasikan informasi relevan tersebut kepada
anggota lain dalam tim perikatan
2. Jika kerangka pelaporan keuangan yang berlaku menetapkan
ketentuan pihak berelasi :
- Meminta kepada manajemen untuk mengidentifikasi semua
transaksi dengan pihak berelasi yang baru diidentifikasi tersebut
untuk dievaluasi
- Meminta keterangan tentang mengapa pengendalian entitas
terhadap transaksi pihak berelasi gagal untuk memungkinkan
mengidentifikasi atau mengungkapkan hubungan atau transaksi
pihak berelasi
3. Melaksanakan prosedur audit substantif yang tepat terhadap pihak
berelasi yang baru diidentifikasi atau transaksi pihak berelasi yang
signifikan
4. Mempertimbangkan kembali risiko bahwa pihak berelasi lainnya
kemungkinan ada yang tidak diidentifikasi atau diungkapkan dan
melaksanakan prosedur audit tambahan yang diperlukan terkait hal
tersebut
d. Pengevaluasian terhadap akuntansi dan pengungkapan tentang
hubungan dan transaksi pihak berelasi
Dalam merumuskan suatu opini atas laporan keuangan berdasarkan
SPA 700, auditor harus mengevaluasi :
1. Apakah hubungan dan transaksi pihak berelasi yang teridentifikasi
telah dicatat dan diungkapkan sesuai dengan kerangka pelaporan
keuangan yang berlaku
2. Apakah dampak hubungan transaksi pihak berelasi :
- Mencegah laporan keuangan dari pencapaian penyajian wajar
- Menyebabkan laporan keuangan menyesatkan
e. Representasi tertulis
Auditor harus memperoleh representasi tertulis dari manajemen dan jika
relevan, pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola perusahaan
bahwa :
1. Mereka telah mengungkapkan kepada auditor identitas pihak
berelasi entitas dan semua hubungan dan transaksi pohak berelasi
tersebut
2. Mereka telah mencatat dan mengungkapkan hubungan dan
transaksi tersebut secara tepat sesuai dengan ketentuan kerangka
pelaporan keuangan yang berlaku
f. Komunikasi dengan pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola
Auditor harus mengkomunikasikan hal-hal signifikan yang timbul selama
audit yang berkaitan dengan pihak berelasi entitas kepada pihak yang
bertanggung jawab atas tata kelola entitas
g. Dokumentasi
Auditor harus mencantumkan dalam dokumentasi auditnya nama pihak
berelasi yang teridentifikasi dan sifat hubungan pihak berelasi tersebut

Anda mungkin juga menyukai