Anda di halaman 1dari 8

AKUNTANSI

WAKAF
SISRI RAHMAYANI
2105134660
AKT SYARIAH
Akuntansi wakaf
Kata wakaf atau waqf berasal dari bahasa arab waqala. asal kata waqafa berarti menahan
atau berhenti atau diam ditempat atau tetap berdiri. kata al-waql dalam bahasa arab mengandung
beberapa pengertian, yaitu : menahan, menahan harta untuk diwakafkan. secara syariah, wakaf berarti
menahan harta dan memberikan manfaatnya dijalan Allah. Menurut Mazhab hanafi Wakaf adalah
menahan sesuatu benda menurut hukum, tetapi milik si wakif/pewakaf dan mempergunakan
manfaatnya untuk kebajikan
Dasar Syariah
Sumber hukum dasar syariah ada 2
1. Alquran
2. sunah
Berdasarkan ayat-ayat Alquran dan hadis tersebut, dapat disimpulkan bahwa Allah dan Nabi saw
menganjurkan agar manusia memberikan wakaf untuk kemaslahatan umat mamix Pahala atas wakaf
tersebut akan tetap mengalir pada pemberi wakaf, sekalipun ia telah meninggal dunia, selama harta
yang diwakafkan masih memberikan manfaat.
Entitas Pelaporan
Entitas wakaf merupakan entitas pelaporan atas aset wakaf dan kegiatan ekonomi terkait. Entitas wakaf
menyajikan laporan keuangan tersendiri yang tidak dikonsolidasikan ke dalam laporan keuangan
organisasi atau badan hukum dari nazir. Entitas pelaporan terdiri atas (1) nazir, baik perseorangan,
organisasi dan badan hukum, (2) pemberi wakaf organisasi dan badan hukum. Entitas wakaf ini lebih
mengacu pada entitas akuntansi, bukan entitas hukum, sebagaimana dijelaskan dalam dasar kesimpulan
PSAK 112
Laporan Keuangan Entitas Wakaf
Laporan posisi keuangan pada akhir periode, merupakan laporan yang menjelaskan aset. liabilitas dan
aset neto. Seluruh perlakuan akuntansi yang tidak diatur dalam PSAK ini akan mengacu pada PSAK
terkait, seperti: PSAK 16 untuk Aset Tetap, PSAK 13 untuk Properti Investasi, PSAK 19 untuk Aset
Tidak Berwujud, PSAK 110 untuk Sukuk dan PSAK 71 untuk Instrumen Keuangan lain selain sukuk.
a. Laporan rincian aset wakaf pada akhir periode
b. Laporan aktivitas selama periode, merupakan laporan yang menjelaskan terkait operasionalisasi aset
wakaf, sehingga untuk penghasilan akan dibagi menjadi:
1 Penerimaan wakaf permanen dari pemberi wakaf
2 Penerimaan wakaf temporer dari pemberi wakaf
3 Dampak pengukuran ulang atas aset wakaf yang ada
4 Hasil pengelolaan dan pengembangan aset wakaf termasuk hasil pengelolaan
danpengembangan aset wakaf (aset reinvestasi) dan imbalan nazir.
c. Laporan arus kas selama periode, merupakan laporan yang menjelaskan kas masuk dan keluar dalam
suatu periode tertentu, mengacu pada PSAK 2 tentang laporan arus kas.
d. Catatan atas laporan keuangan
Akuntansi Entitas Wakaf
Penerimaan aset wakaf diakui pada saat entitas wakaf memiliki kendali secara hukum dan fisik atas aset
tersebut. Jika yang diterima adalah wasiat wakaf maupun wa'd wakaf, maka tidak boleh diakui dalam
periode berjalan. Aset yang diterima dalam bentuk kas akan diakui sebesar nilai kas yang diterima dan
jika dalam bentuk nonkas akan diakui sebesar nilai wajar, termasuk emas. Jika karena suatu kondisi nilai
wajar tidak dapat ditentukan, maka, akan dijelaskan dalam catatan laporan keuangan saja.
a. Untuk wakaf permanen, akan diakui dan disajikan sebagai aset neto.
b. Untuk wakaf termporer, akan diakui dan disajikan sebagai liabilitas.
Akuntansi Pemberi Wakaf
1. Aset yang diserahkan pemberi wakaf sebagai wakaf akan dicatat sebagai beban pada saat diserahkan
dengan jumlah sebesar nilai tercatat. Sementara, jika penyerahannya secara temporer akan diakui
sebagai aset yang dibatasi penggunaannya. Untuk itu pemberi wakaf tidak berhenti untuk mengakui
aset tersebut, termasuk jika dalam bentuk kas.

2. Pengungkapan yang dilakukan pemberi wakaf antara lain:


a. Rincian aset wakaf yang diserahkan dan peruntukan aset wakaf pada periode berjalan untuk
wakaf permanen modal kerja Hasan pada
b. Rincian aset wakaf yang diserahkan, peruntukan dan jangka waktu aset wakaf pada periode
berjalan untuk wakaf temporer
c. Hubungan pihak berelasi antara pemberi wakaf, nazir dan/atau penerima wakaf
THANKYOU

Anda mungkin juga menyukai