Wakaf adalah salah satu bentuk filantropi dalam islam. Ia merupakan salah satu sara penggunaan
harta yang dianjurkan oleh Allah SWT. Dan Nabi Muhammad SAW. Wakaf telah dilaksanakan sejak
zaman rasul hingga saat ini. Wakaf dengan bentuk yang lebih luas yaitu tidak hanya dalam bentuk
asset nonkas tetapi juga wakaf dalam bentuk uang tunai yang biasa dikenal dengan wakaf tunai. PSAK
112 mendefinisikan Wakaf sebagai perbuatan hokum wakif (pemberi wakaf) untuk memisahkan dana
atau menyerahkan sebagian harta benda miliknya untuk dimanfaatkan selamanya atau untuk jangka
waktu tertentu sesuai dengan kepentingannya guna keperluan ibadah dan/atau kesejahteraan umum
menurut syariah.
Wakaf bertujuan untuk kemaslahatan manusia dengan mendekatkan diri kepada Allah, dan untuk
memperoleh pahala yang berkesinambungan dari pemanfaatan harta yang diwakafkan, yang akan
terus mengalir walaupun pemberi wakaf sudah meninggal dunia.
Berdasarkan ayat alquran dan hadist tersebut , dapat disimpulkan bahwa Allah dan Nabi
SAW. Menganjurkan agar manusia memberikan wakaf untuk keaslahatan umat manusia.
Pahala atas wakaf tersebut akan tetap mengalir pada pemberi wakaf, sekalipun ia telah
meninggal dunia. Selama harta yang diwakafkan masih memberikan manfaat.
C. ENTITAS Pelaporan (PSAK 112 par. 17-18)
Entitas wakaf merupakan entitas pelaporan atas asset wakaf dan kegiatan ekonomi terkait.
Entitas wakaf menyajikan laporan keuangan sendiri yang tidak dikonsolidasikan kedalam laporan
keuangan organisasi atau badan hokum dari nazir. Entitas pelaporan terdiri atas :
1. Nazir, baik perorangan , organisasi atau badan hokum
2. Pemberi wakaf organisasi & baadan hokum.
Entitas wakaf ini lebih mengacu kepada entitas akuntansi, bukan entitas hokum, sebagaimana
dijelaskan dalam dasar kesimpulan PSAK 112. Kondisi ini ditegaskan dengan adanya pemisahan
antara entitas akuntansi dan entitas hokum yang merujuk kepada Conceptual Framework IASB
(international Accounting Standard Board) Bab 3 tentang laporan keuangan dan entitas
pelaporan. Rujukan ini digunakan karena KDPPLKS (Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian
Laporan Keuangan Syariah) belum mengatur hal ini. Rujukan lainnya yang digunakan adalah
peraturan pemerintah No. 42/2006 tentang pelaksanaan Undang-Undang Wakaf No. 41/2004
pada pasal 7, menyatakan bahwa daftar kekayaan yang berasal dari harta wakaf yang terpisah
dari kekayaan lain atau yang merupakan kekayaan organisasi dan bersedia diaudit. Hal ini
berimplikasi bahwa entitas wakaf lebih ditekankan pada asset wakaf yang ada serta kegiatan
dari asset wakaf terkait.
Jika entitas wakafa memiliki investasi pada entitas lain maka seluruh investasi tersebut diukur
pada biaya perolehan, nilai wajar atau metode ekuitas, namun laporan keuangan entitas lain itu
tidak dikonsolidasikan dalam laporan keuangan entitas wakaf. Hal ini dilakukan agar asset wakaf
tetap tercermin dalam laporan keuangan entitas pelaporan, sekaligus melindungi asset wakaf.
Mengingat jika dikonsolidasikan, maka rincian asset wakaf berupa saham tidak akan tercermin
dalam laporan konsolidasi. Begitu pula pelaporan entitas wakaf tidak perlu dikonsolidasikan
kepada laporan keuangan nazir organisasi atau badan hokum, mengingat asset wakaf terikat
dengan ikrar wakaf untuk pemanfaatannya sehingga tidaka da pengendalian nazir atas asset
wakaf (nazir wakaf dapat diganti).
Entitas wakaf menerima tanah senilai Rp. 10.000.000 dan tanah tersebut diukur ulang
dengan nilai wajar dan ternyata mengalami peningkatan menjadi Rp. 14.000.000,
dijurnal :
Akun selisih penilaian kembali – tanah akan disajikan sebagai asset neto sebagai
penghasilan komprehensif lain.
2. Selisih dari pelepasan asset wakaf diperoleh ketika asset wakaf dilepaskan dengan
harga jual lebih tinggi dari harga perolehan awal. Untuk kondisi ini tidak boleh dianggap
sebagai penghasilan wakaf, tetapi akan diakui sebagao penambahan asset wakaf.
Contoh :
Entitas wakaf menerima wakaf berupa emas senilai Rp. 25.000.000. ketika akan
disalurkan menjdai bangunan rumah sakit, emas tersebut dijual dengan nilai RP.
27.000.000 dijurnal :
Kas Rp. 27.000.000
Emas Rp. 25.000.000
Penerimaan Wakaf Permanen-Emas Rp. 2.000.000
3. Beban terkait pengelolaan dan pengembangan sebagai pengurang hasil pengelolaan. Hasil
pengelolaan dikurangi beban menjadi hasil neto pengelolaan. Komponen yang termasuk
dalam beban adalah penyaluran manfaat wakaf, beban operasional, mupun beban imbalan
nazir, beban manfaat wakaf diakui sebagai penyaluran pada saat manfaat tersebut diterima
secara langsung oleh penerima wakaf. Apabila penyaluran tidak dilakukan secara langsung
missal melalui lembaga wakaf lain maka, belum diakui sebagai penyaluran tetapi sebagai
piutang kepada lembaga penyalur tersebut.
Contoh :
Entitas melakukan penyaluran atas manfaat wakaf berupa beasiswa pendidikan kepada
anak-anak tidak mampu di desa binaan sebesar Rp. 10.000.000 dijurnal :
Beban penyaluran beasiswa pendidikan Rp. 10.000.000
Kas Rp.10.000.000
Jika penyaluranna melalui lembaga wakaf lain maka dijurnal
Piutang Penyaluran Beasiswa pendidikan – Wakaf Rp. 10.000.000
Kas Rp. 10.000.000
Saat menerima laporan dari wakaf bahwa dana sudah diterima oleh penerima manfaat,
maka dijurnal:
Beban Penyaluran Pendidikan Rp. 10.000.000
Piutang Penyaluran Beasiswa pendidikan – Wakaf Rp. 10.000.000
4. Imbalan nazir didasarkan atas hasil neto pengelolaan dan pengembangan asset wakaf yang
telah direalisasikan dalam bentuk kas atau setara kas pada periode berjalan. Secara
langsung perhitungan imbalan nazir secara basis kas.
Contoh :
Entitas wakaf menetapkan imbalan nazir sebesar 10% dari hasil neto pengelolaan sesuai
ketentuan. Hasil neto pengelolaan dan pengembangan dari periode berjalan adalah Rp.
100.000.000. meski demikian dari jumlah tersebut sebanyak Rp. 15.000.000 belum diterima
dananya. Sedangkan dari bulan desember telah diterima sebesar Rp. 5.000.000 . dasar
imbalan untuk nazir adalah Rp. 80.000.000 (Rp. 100.000.000-Rp. 15.000.000.-Rp. 5.000.000).
jumlah yang harus diterima nazir adalah Rp. 8.000.000 (Rp. 80.000.000 x 10%). Dijurnal :
Beban imbalan Nazir Rp. 8.000.000
Kas Rp. 8.000.000
6. Terkait dengan asset wakaf, maka perlakuan akuntansi tentang asset wakaf mengikuti PSAK
terkait yang relevan. PSAK yang terkait tersebut antara lain : PASK 16 untuk asset wakaf
berwujud, PSAK 13 terkait asset investasi, PSAK 19 untuk asset wakaf tidak berwujud. PSAK
111 tentang sukuk, dan PSAK 71 tentang iinstrumen keuangan.
Sumber : wasilah, dan Sri Nurhayati. 2019. Akuntansi Syariah di Indonesia. Jakarta: Penerbit
Salemba Empat.
tt
Secara umum PSAK 112 mengatur tentang perlakuan akuntansi atas transaksi wakaf yang dilakukan baik oleh
nazhir maupun wakif yang berbentuk organisasi dan badan hukum. PSAK 112 dapat juga diterapkan oleh
nazhir perorangan.
Pengelolaan dan pengembangan wakaf merupakan suatu entitas pelaporan (digunakan istilah ‘entitas wakaf’)
yang menyusun laporan keuangan tersendiri dan tidak dikonsolidasikan ke laporan keuangan organisasi atau
badan hukum dari nazhir. Laporan keuangan entitas wakaf tidak mengkonsolidasi laporan keuangan entitas
anaknya. Laporan keuangan entitas wakaf yang lengkap meliputi laporan posisi keuangan, laporan rincian aset
wakaf, laporan aktivitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan.
Dasar pengakuan aset wakaf adalah akta ikrar wakaf, dimana wasiat wakaf dan janji (wa’d) wakaf belum
memenuhi kriteria pengakuan aset wakaf. Wakaf temporer merupakan liabilitas yang wajib dikembalikan ke
wakif di masa mendatang. Dasar pengakuan atas penyaluran manfaat wakaf adalah diterimanya manfaat wakaf
tersebut oleh mauquf alaih. Sementara dasar imbalan nazhir adalah hasil neto pengelolaan dan pengembangan
aset wakaf yang telah direalisasi dalam bentuk kas (cash basis). Pengukuran aset wakaf yang diterima dari
wakif adalah nilai nominal untuk kas dan nilai wajar untuk aset nonkas.
Wakif mengakui penyerahan aset wakaf sebagai beban dalam laba rugi, kecuali wakaf temporer yang tetap
dicatat sebagai aset wakif dan disajikan sebagai aset yang dibatasi penggunaannya.
Ketentuan transisi PSAK 112 ini adalah prospektif catch-up sejak awal periode sajian.
Sumber : http://iaiglobal.or.id/v03/berita-kegiatan/detailberita-1113=psak-112-akuntansi-
wakaf-telah-disahkan