Anda di halaman 1dari 97

Tugas Mata Kuliah : Manajemen Keuangan Rumah Sakit

Nama Dosen : Dr. Joubert B. Maramis, SE., M.Si


Nama Mahasiswa : Natalia Johanna Tambajong
NIM : 21202111008
Kelas : Reguler 2 KARS /S2 IKM
Di dalam akuntansi keuangan, Neraca atau laporan posisi keuangan (bahasa Inggris: balance sheet
atau statement of financial position) adalah bagian dari laporan keuangan suatu entitas yang
dihasilkan pada suatu periode akuntansi yang menunjukkan posisi keuangan (kekayaan, kewajiban,
dan modal) dari suatu entitas tersebut pada akhir periode tersebut.

Yang dimaksud dengan posisi keuangan adalah : posisi dari aktiva atau harta (assets), kewajiban
(liabilities) dan Modal / Ekuitas (Owner's equality).

Aset =Liability + Equity

KOMPONEN PADA NERACA RUMAH SAKIT PARU DR. ARIO WIRAWAN


SALATIGA (CONTOH NERACA DI ATAS):

* Aset

- Aset lancar : Kas, Investasi Piutang, Persediaan.

Pada tahun 2020 adalah Rp.83.656.344.280, sedangkan pada tahun 2019 adalah
Rp.44.284.029.564.

- Aset tetap : Tanah, Gedung & bangunan, Peralatan dan mesin, Jalan, irigasi & jaringan, Aset
tetap lainnya.

Pada tahun 2020 adalah Rp.301.733.832.160, sedangkan pada tahun 2019 adalah
Rp.264.560.988.555.

- Aset lainya : Aset tidak berwujud, Aset lain-lain.

Pada tahun 2020 adalah Rp.189.941.750, sedangkan pada tahun 2019 adalah Rp.191.354.250.

Sehingga Jumlah Aset pada tahun 2020 adalah Rp.385.580.118.190, sedangkan pada tahun 2019
adalah Rp.309.036.372.369. Disini bisa dilihat ada peningkatan pada Aset.
* Kewajiban (Liabilitas)

Kewajiban Jangka Pendek : Hutang

Pada tahun 2020 adalah Rp.174.306.364, sedangkan pada tahun 2019 adalah Rp.108.826.762.

Sehingga jumlah Liabilitas / Kewajiban pada tahun 2020 adalah Rp.174.306.364, sedangkan
pada tahun 2019 adalah Rp.108.826.762. Disini bisa dilihat adanya peningkatan pada Liabilitas /
Kewajiban.

* Ekuitas / Modal

Jumlah Ekuitas pada tahun 2020 adalah Rp.385.405.811.826, sedangkan pada tahun 2019 adalah
Rp.308.927.545.607. Disini bisa dilihat adanya peningkatan pada Ekuitas.

Jumlah Kewajiban & Ekuitas pada tahun 2020 adalah Rp.385.580.118.190, sedangkan pada
tahun 2019 adalah Rp.309.036.372.369. Disini bisa dilihat adanya peningkatan.

Kesimpulan :
Aset = Liability + Equity

Tahun 2019 : Rp.309.036.372.369 = 309.036.372.369

Tahun 2020 : Rp. 385.580.118.190 = 385.580.118.190


Neraca seimbang (balance) dilihat dari Aset = Liability +Equity.
Terjadi peningkatan dari tahun 2019 ke 2020, dilihat dari Aset, Liability, dan Equity.
TUGAS
MATA KULIAH
MANAGEMEN KEUANGAN RUMAH SAKIT

NAMA: dr. Stacy Vika Budiman


NIM: 212021110008
KELAS: R2

Sebagaimana kita ketahui, Akuntansi Keuangan Rumah Sakit merupakan aktivitas jasa
yang tujuan utamanya menghasilkan informasi kuantitatif yang bermanfaat tentang posisi
keuangan dan hasil operasionalisasi rumah sakit, sehingga produk dari akuntansi keuangan
adalah Laporan Keuangan (financial statements). Informasi ini akan digunakan oleh manajer
RS, pemberi kredit, asuransi, dan pihak lainnya untuk pengambilan keputusan ekonomis.
Terdapat empat jenis laporan keuangan yang dihasilkan oleh Akuntansi Rumah Sakit, yaitu:
Neraca (balance sheet), laporan laba-rugi (statement of operation), laporan perubahan
modal, dan laporan arus kas. Pada artikel ini hanya akan dibahas laporan Neraca dan laporan
Laba-Rugi.

NERACA DAN PERSAMAAN AKUNTANSI

Neraca adalah laporan yang menyajikan posisi keuangan rumah sakit pada periode
waktu tertentu. Neraca disebut juga dengan balance sheet atau laporan posisi keuangan atau
laporan kondisi keuangan. Pengertian “posisi keuangan” adalah ukuran yang menyatakan nilai
harta/asset/sumber daya yang dimiliki dan hutang/obligasi/liabilitas yang harus dibayar oleh
RS pada periode waktu tertentu. Selisih antara harta dengan hutang disebut dengan harta bersih
atau net asset atau modal. Contoh laporan neraca rumah sakit disajikan pada table berikut:
Contoh Laporan Neraca Rumah Sakit

(dikutip dan modifikasi dari Nowicki, 2006, hal. 14)

RS Desa Bahagia

Laporan Neraca per 31 Desember 2014

HARTA (RP) HUTANG DAN MODAL (RP)


Kas: 5.400.000 Hutang: 3.000.000
Piutang: 25.000.000 Wesel Hutang: 2.750.000
Persediaan: 2.000.000 Beban Yang Diakui pembayarannya:
7.950.000
Beban Dibayar Dimuka: 600.000 Pendapatan Yang Ditangguhkan: 300.000
Total Harta Lancar: 33.000.000 Total Hutang Lancar: 14.000.000
Investasi Jangka Panjang: 4.000.000 Hutang Jangka Panjang: 32.000.000
= 37.000.000
Tanah, Gedung, dan Peralatan: 72.000.000 Total Hutang: 46.000.000
Akumulasi Penyusutan: 21.000.000 Modal RS: 42.000.000
= 51.000.000
Total Harta: 88.000.000 Total Hutang dan Modal: 88.000.000

Judul laporan Neraca biasanya terdiri dari tiga:

1. Nama dari entitas akutansi. Pengertian entitas akutansi adalah unit yang mampu
menjalankan aktivitas ekonomi seperti memiliki peralatan, menagih piutang, membeli
dan menjual, memberikan pelayanan, dan sebagainya.
2. Nama laporan; dan
3. Tanggal laporan. Entitas akutansi pada contoh laporan diatas adalah RS Desa Bahagia.
Pada contoh diatas tanggal yang tertera dan ditetapkan oleh akutansi adalah 31
Desember 2014, artinya neraca memotret posisi keuangan RS pada tanggal tersebut.
Dengan demikian, posisi keuangan RS akan berbeda pada tanggal sebelumnya 30
Desember 2014 dan sesudahnya 1 Januari 2015.
Isi neraca terdiri dari elemen – elemen penting sesuai dengan persemaan akutansi yaitu
Harta, Hutang, dan Modal.

A. Harta

Istilah untuk harta disebut juga Assets atau Aktiva atau Sumberdaya. Harta didefinisikan
sebagai sumberdaya ekonomis RS yang ditentukan dan dinilai dengan standar akutansi yang
berlaku. Pada contoh laporan neraca diatas, total harta RS Desa Bahagia adalah sebesar
88.000.000 per tanggal 31 Desember 2014.

Pada contoh laporan Neraca di atas, terdapat tujuh jenis Harta pada laporan Neraca yang
disebut dengan Perkiraan atau Akun, antara lain:

1. Kas atau cash yaitu sejumlah uang yang ada ditangan pemegang keuangan RS
2. Piutang atau account receivable, yaitu sejumlah uang yang telah jatuh tempon harus
dibayarkan ke RS oleh pasien atau pihak ketiga yang bekerja sama dengan RS
(misalnya penerimaan layanan rujukan dari klinik atau RS lain)
3. Persediaan atau inventory, yaitu sejumlah makanan (misalnya layanan gizi), energi
(misalnya pada layanan x-ray), obat – obatan (misalnya pada layanan farmasi).
4. Beban dibayar di muka atau prepaid expenses, yaitu beban-beban yang telah dibayar
dahulu oleh RS seperti Asuransi, Bunga, dan Sewa. Akun ini disebut Harta karena
akun-akun tersebut dibayarkan terlebih dahulu untuk mendapat benefit/manfaat di
kemudian hari bagi RS. Misalnya: bayar Asuransi untuk perlindungan, Bunga bank
untuk meminjam uang, dan Sewa untuk penggunaan lokasi usaha atau peralatan yang
disewa.
5. Investasi jangka panjang atau long term investment, yaitu sejumlah saham atau
sekuritas yang diterbitkan oleh pemerintah (mis: Bursa Efek) atau perusahaan swasta
yang dibeli atau dimiliki RS yang dimaksudkan untuk disimpan lebih dari satu tahun;
6. Tanah (land), Gedung (building), dan Peralatan (equipment), yaitu sejumlah harta RS
yang berwujud (tangible) senilai harga perolehannya yang digunakan untuk operasional
RS.
7. Akumulasi penyusutan atau Accumulated depreciation, yaitu sejumlah nilai yang
menggambarkan penggunaan Harta untuk operasional RS dan diperlakukan sebagai
biaya operasional RS selama waktu berlalu sejak Harta tersebut diperoleh. Yang
disajikan pada laporan neraca pada sisi Harta adalah sisa penyusutan Harta, bukan
besarnya penyusutan Harta.
B. Hutang

Hutang didefinisikan sebagai sejumlah kewajiban ekonomis RS yang ditentukan dan dinilai
dengan standar akuntansi tertentu. Pada contoh laporan Neraca di atas, perkiraan Hutang terdiri
dari lima jenis yaitu:

1. Hutang usaha atau Accounts payable, yaitu sejumlah hutang RS terhadap pemasok atau
supplier serta perusahaan dagang lainnya untuk membeli perlengkapan, merchandise,
atau pelayanan dari mereka secara kredit dan belum dibayarkan oleh RS;
2. Wesel hutang atau Notes payable, yaitu sejumlah pinjaman jangka pendek RS dari bank
atau lembaga keuangan lainnya. Hutang ini biasanya berbentuk Perjanjian Hutang (atau
Akad Kredit) yang dikeluarkan RS kepada peminjam;
3. Beban yang diakui pembayarannya atau Accrued expenses payable atau Accrued
liabilities yaitu sejumlah hutang yang timbul untuk pembiayaan (mis: gaji, tunjangan,
dsb) yang telah diakui oleh RS, namun belum dibayarkan;
4. Pendapatan yang ditangguhkan atau Deferred income, yaitu sejumlah pendapatan (mis:
biaya pendampingan pendidikan/PKL perawat) yang telah diterima di muka dalam
bentuk kas, akan tetapi belum diakui sebagai pendapatan karena RS memiliki
kewajiban memberikan pelayanan ke depannya sesuai perjanjian.
5. Hutang jangka panjang atau Long-term liabilites, yaitu sejumlah pinjaman hipotek atau
Surat hutang yang dikeluarkan RS yang akan dibayar pada waktu yang akan datang
(biasanya lebih dari satu tahun).

C. Modal

Istilah lain untuk modal adalah Harta bersih, Net assets, equity, capital, atau net worth.
Pengertian modal dalam akuntansi sebenarnya adalah selisih antara total Harta terhadap total
Hutang. Dengan demikian, bila total Harta sebuah RS melebihi total Hutang yang umumnya
didapat dari laba usaha, maka selisihnya adalah modal yang dimiliki RS yang dapat dipakai
untuk memperluas usaha. Namun bila total Hutang lebih besar dibanding total Harta yang
umumnya disebabkan kerugian usaha, maka modal RS tersebut akan tergerus/berkurang dan
bisa memperburuk posisi keuangan RS.
LAPORAN LABA RUGI

Istilah lain yang digunakan untuk laporan laba-rugi adalah statement of operations
(laporan operasional), income statement (laporan pemasukan), the statement of revenues and
expenses (laporan pendapatan dan biaya), the profit-andlost statement (laporan laba-rugi), atau
operating statement.

Laporan laba-rugi adalah laporan yang menyajikan hasil operasional RS pada periode
waktu tertentu (bisa bulanan, kwartal, atau tahunan). Pengertian laba-rugi adalah selisih antara
pendapatan dengan biaya. Laba bila pendapatan lebih besar dari biaya, sedangkan rugi bila
pendapatan lebih sedikit dibanding biaya.

Format penyusunan laporan laba-rugi setiap RS berbeda-beda sesuai dengan standar


akuntansi yang dipakai. Berikut adalah contoh Laporan Laba-Rugi RS Desa Bahagia per 31
Desember 2014.

Contoh Laporan Laba – Rugi RS Desa Bahagia 31 Desember 2014

(dalam Rupiah)

Pendapatan Kotor: Rupiah Total


Pendapatan Layanan Medik 60.000.000

Pendapatan Layanan 40.000.000


Penunjang
Total Pendapatan Kotor 100.000.000

Dikurangi Pembatalan 10.000.000


Layanan (retur)
Total Pendapatan Bersih 90.000.000

Pendapatan Lain – Lain 5.000.000

Total Pendapatan 95.000.000

Dikurangi Beban
Operasional:
Beban Perawatan 34.000.000
Beban Tenaga Kesehatan 27.000.000
Lainnya
Beban Umum 18.000.000

Beban Administrasi dan 14.000.000


Keuangan
Total Beban Operasional 93.000.000

Laba Operasional 2.000.000


Laba Non – Operasional 1.300.000
Total Laba 3.300.000

Judul pada laporan laba-rugi mirip dengan laporan neraca yaitu terdiri dari nama
perusahaan/entitas serta periode waktu laporan tersebut. Sedangkan isi dari laporan laba-rugi
terdiri dari: pendapatan dan beban.

A. Pendapatan

Pendapatan RS terdiri dari penghasilan secara ekonomis yang didapat RS melalui


pemberian pelayanan kepada pasien. Ada yang mengelompokkan atas jenis layanannya yaitu
pendapatan rawat jalan, rawat inap, emergensi dan lain-lain. Ada pula yang mengelompokkan
berdasarkan rutinitasnya yaitu pendapatan rutin dan nonrutin.

B. Beban

Beban RS terdiri dari biaya-biaya untuk menghasilkan pelayanan, membeli persediaan,


dan pembelian lainnya yang digunakan untuk melayani pasien yang disebut juga dengan beban
operasional. Pengelompokkan beban dapat dilakukan berdasarkan departemen misalnya beban
instalasi gizi, beban rumah tangga, beban SDM, dan sebagainya. Dapat pula berdasarkan
jenisnya seperti beban gaji, beban persediaan, beban pembelian, dan sebagainya.
PERSAMAAN AKUTANSI

Baik laporan neraca maupun laporan laba-rugi, keduanya harus memenuhi prinsip
keseimbangan (Balance). Keseimbangan ini disebut dengan Persamaan Akuntansi, dengan
formula sebagai berikut:

A. Pada laporan neraca


Harta = Hutang + Modal atau
Harta – Hutang = Modal
B. Pada laporan laba-rugi
Pendapatan = Beban, maka tidak ada laba/rugi (impas), atau
Pendapatan > Beban, maka terjadi Laba, atau
Pendapatan < Beban, maka terjadi Rugi
Sehingga bila digabungkan persamaan Akuntansi akan menjadi Harta = Hutang +
Modal + Pendapatan - Beban
NAMA MATA KULIAH : Manajemen Keuangan Rumah Sakit
PROGRAM STUDI : Pasca Sarjana Ilmu Kesehatan Masyarakat
DOSEN MATA KULIAH : Dr. Joubert B.Maramis, SE, M.Si
KELAS : R 2/S2-IKM
NAMA MAHASISWA : Citra Wahyuni Thamrin
NIM : 212021110021
TUGAS : Analisa Neraca Keuangan Rumas Sakit

PASCA SARJANA
PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO
2022
Analisis Data

Data keuangan bersumber dari:

1. Neraca tahun 2017- 2019

2. Laporan Operasional tahun 2017- 2019

1. Rasio Likuiditas

Tabel 1 Rekapitulasi Data Keuangan Untuk Menghitung Rasio Likuiditas RSU

Kartini Jepara Pada Tahun 2017-2019.

Keterangan Tahun

2017 2018 2019

Aktiva Lancar 33.268.673.507,00 33.113.866.636,00 30.233.748.196,50


Utang Lancar 7.482.543.405,00 10.569.336.523,00 14.653.880.190,00
Kas & Setara 20.847.768.718,00 18.986.116.666,00 8.997.274.256,00
Kas
Persediaan 3.977.664.929,00 4.962.762.834,00 6.479.485,00
Aktiva lancar - 29.291.008.578,00 28.151.103.802,00 23.754.263.196,50
Persediaan
Sumber :Laporan Keuangan RSU Kartini Jepara

Dari tabel hasil analisis rasio likuiditas yang telah dilakukan, maka dapat

diketahui bahwa: 1) Tahun 2017 diperoleh Current Ratio sebesar 4,45%,

yang berarti setiap Rp 1,00 utang lancar akan dijamin oleh Rp. 4,45 dari

aktiva lancar. 2) Tahun 2018 Current Ratio menurun menjadi 3,13% yang

berarti setiap kewajiban lancar (utang lancar) Rp. 1,00 dijamin dengan aktiva

Lancar sebesar Rp. 3,13. 3) Tahun 2019 Current Ratio sebesar 2,06 artinya

setiap kewajiban lancar (hutang lancar) Rp. 1,00 dijamin dengan aset lancar

sebesar Rp. 2,06.


2. Rasio Solvabilitas

Tabel 2 Rekapitulasi Data Keuangan Untuk Menghitung Rasio Solvabilitas

RSU Kartini Jepara Pada Tahun 2017- 2017.

Keterangan Tahun

2017 2018 2019

Total Aktiva 136.812.627.182,00 167.726.380.304,00 192.352.564.466,50


Total Hutang 7.482.543.405,00 10.569.336.523,00 14.653.880.190,00
Modal 129.330.083.777,00 157.157.043.781,00 177.698.684.276,00
Sumber: Laporan Keuangan RSU Kartini Jepara.

Dari tabel hasil analisis rasio solvabilitas yang telah dilakukan, maka dapat

diketahui bahwa: 1) Pada tahun 2017 Debt to Equity Ratio RSU Kartini

sebesar 0,06, artinya setiap total hutang sebesar Rp. 1,00, dapat dijamin

dengan modal sebesar Rp. 0,06. 2) Pada tahun 2018 Debt to Equity Ratio

RSU Kartini mengalami penurunan sebesar 0,07, artinya setiap total hutang

sebesar Rp. 1,00, dapat dijamin dengan modal sebesar Rp. 0,07. 3) Pada

tahun 2019 Debt to Equity Ratio RSU Kartini mengalami penurunan lagi

sebesar 0,08, artinya setiap total hutang sebesar Rp. 1,00, dapat dijamin

dengan modal sebesar Rp. 0,08.

3. Rasio Rentalitas

Hasil Analisis Rasio Rentabilitas dengan Perhitungan ROA Periode Tahun 2017-

2019

Keterangan Tahun

2017 2018 2019

Return on 6% 11% 13%


Assets
Sumber : Data yang telah diolah.

Dari tabel analisis rasio rentabilitas yang telah dilakukan, maka dapat diketahui

bahwa: a. Tahun 2017, Return on Assets sebesar -6% berarti bahwa setiap Rp

1,00 dari total aktiva mengalami kerugian sebesar Rp 6,7.


b. Pada tahun 2019 rasio sebesar -11%, ini berarti setiap Rp 1,00 keseluruhan

aktiva mengalami kerugian sebesar Rp 11.

c. Pada tahun 2019 rasio sebesar -13%, ini berarti Rp 1,00 keseluruhan aktiva

dapat menghasilkan rugi sebesar Rp 13. Jadi jumlah kerugian semakin

bertambah setiap tahunnya.

Analisa

1. Hasil perhitungan current ratio pada tahun 2017-2019 masing-masing

adalah 445%, 313%, dan 206%. Pada tahun 2017 dan 2018 mengalami

penurunan sebesar 132%, sedangkan pada tahun 2018 dan 2019

mengalami penurunan sebesar 107%. Dari angka presentase tersebut

RSU Kartini berada dalam posisi likuid, meskipun setiap tahun cenderung

menurun tapi masih diatas 200%. Namun RSU Kartini tidak mengalami

kesulitan dalam memenuhi kewajiban lancarnya.

2. Dari perhitungan Rasio Solvabilitas yang telah dilakukan maka terlihat

bahwa presentase Debt to Equity Ratio selama Tahun 2017-2018 adalah

sebesar 0,06%, 0,07%, dan 0,08%. Berarti angka presentase dari tahun

ke tahun mengalami peningkatan 0,01%, yaitu dari nilai total hutang dan

nilai modal sama-sama mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Dengan

demikian RSU Kartini dapat dikatakan solvabel, karena RSU Kartini

mampu memenuhi kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang.

3. Tingkat rentabilitas RSU Kartini Jepara bila dilihat dari perhitungan Net

Rate of Return on Assets pada Tahun 2017 sampai 2019 adalah sebesar

-6,%, -11%, dan -13%. Sedangkan Return on Equity pada tahun 2017

sebesar -6%, tahun 2018 bertambah menjadi -12% dan pada tahun 2019

berkurang sebesar -7%.


Berdasarkan hasil analisis terlihat bahwa untuk tahun 2017-2019, RSU Kartini

mengalami kerugian. Kerugian ini dipengaruhi oleh jumlah beban yang semakin

meningkat daripada pendapatan, yaitu Rp. 97.685.524.748,05, sedangkan

pendapatannya sebesar Rp. 89.948.548.130 pada tahun 2017. Pada tahun 2018

jumlah beban sebesar Rp. 115.301.333.527 dan jumlah pendapatan Rp.

96.731.405.530. Dan pada tahun 2019 jumlah beban Rp. 140.748.732.435

dengan pendapatan sebesar Rp. 116.016.529.958. Beban biaya tersebut terdiri

dari biaya pegawai, biaya persediaan, biaya jasa, biaya perjalanan dinas, biaya

penyusutan dan biaya barang dan jasa. Hasil tersebut membuktikan bahwa

semakin rendah pendapatan dan beban semakin bertambah maka akan terjadi

defisit. Bisa dikatakan rumah sakit tidak beroperasi secara efektif dan efisien.
MK. MANAJEMEN KEUANGAN RUMAH SAKIT
NAMA : STEVY S E MANAMPIRING
NIM : 212021110067
TUGAS I : LAPORAN KEUANGAN NERACA/ RUGI LABA DI RUMAH SAKIT

Penjelasan :
Neraca merupakan salah satu dari tiga laporan keuangan yang sangat penting dalam praktik akuntansi. Maka dari itulah, kita perlu
memahami bagaimana cara menghitung neraca. Laporan neraca adalah laporan keuangan yang memberikan gambaran tentang aset yang
perusahaan miliki, serta jumlah yang diinvestasikan oleh pemegang saham. Di dalamnya terdapat gambaran tentang apa yang perusahaan
miliki, hutang perusahaan, serta jumlah yang diinvestasikan oleh pemegang saham.
Melalui neraca, kita bisa tahu nilai bisnis pada waktu tertentu, sehingga Anda dapat lebih memahami posisi keuangannya.
Neraca memberikan gambaran keuangan Anda pada saat tertentu dengan menggabungkan setiap entri jurnal sejak perusahaan Anda
beroperasi. Karena isinya tentang rangkuman dari keuangan bisnis, neraca juga terkadang disebut dengan istilah laporan posisi keuangan
(statement of financial position).
Perusahaan biasanya menyiapkannya di akhir periode pelaporan, seperti bulan, kuartal, atau tahun. Neraca dapat diibaratkan seperti
cerminan dari sebuah bisnis atau perusahaan.
ANALISIS PROFITABILITAS UNTUK MENGUKUR
KINERJA MANAJEMEN RUMAH SAKIT

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


KABUPATEN LOMBOK BARAT
LAPORAN LABA RUGI

Analisis yang digunakan dalam penilaian kemampuan manajemen Rumah Sakit yaitu analisis
profitabilitas yang merupakan salah satu alat untuk mengukur kemampuan manajemen Rumah
Sakit dalam meningkatkan profitabilitas secara umum. Rasio yang digunakan untuk
mengetahui nilai atau besarnya variance yaitu menggunakan Net Profit Margin (NPM)

Net Profit Margin (NPM): Membandingkan laba bersih dengan pendapatan bersih.
Jadi dari tabel di atas, NPM Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Lombok Barat :
Tahun 2012 adalah : Rp. 6.408.106.637,04/38.711.848.530,24 = 16,5%
Tahun 2013 adalah : Rp. 3.125.134.185,23/41.512.192.432,42 = 7,5%

Dari perhitungan tersebut maka NPM RSUD Kabupaten Lombok Barat tahun 2012
lebih besar dari tahun 2013. Jadi kemampuan Rumah Sakit dalam menghasilkan laba
menurun. Hal ini disebabkan oleh penurunan pendapatan melalui APBD di tahun 2013 dan
kenaikan biaya-biaya operasional, walaupun terjadi peningkatan pendapatan operasional
Rumah Sakit. Manajemen Rumah Sakit di tahun 2013 masih membutuhkan APBD yang lebih
besar untuk mengakomodir kenaikan biaya operasional. Kebutuhan akan APBD terlihat baik
tahun 2012 maupun 2013, RS mengalami Defisit tanpa penerimaan dari pemerintah.

Irene Pandeiroot, Kelas R2


NIM. 212021110011
Nama Dosen : Dr. Joubert B. Maramis, SE, M.Si
Mata Kuliah : Manajemen Keuangan Rumah Sakit
Nama Mahasiswa : Beatris Yuliawati Matei
NIM : 212021110010
Kelas / Parodi : Reguler 2 / S2-IKM

TUGAS

Cari 1 laporan keuangan neraca/ rugi laba di RS, kasih komentar ttg kinerjanya

LAPORAN KEUANGAN NERACA

Rumah sakit Sehat Sejahtra neraca

1. Aset, merupakan sesuatu yang dimiliki atau dikendalikan bisnis dan memiliki nilai seperti uang tunai,
investasi, peralatan, mesin produksi, pabrik, merek dagang
Berdasarkan contoh di atas asset termasuk
No. ASET 2010 2009
1 Kas dan Setara Kas 1.600.127.515 288.612.817
2. Persediaan 662.846.550 394.364.119
3 Asset Lancar lain 183.502.115 99.321.866
4. Tanah Bangunan dan Peralatan 7.332.934.591 4.811.158.993
5. Jaminan Pasien 119.650.000 -
6. Rek Afilisasi 501.999.324 228.243.634
7. Asset tidak lancer lain 3.545.114.775 2.942.876.708

2. Kewajiban, merupakan sesuatu yang dimiliki bisnis namun harus dibayarkan atau dikembalikan
kepada seseorang seperti pinjaman bank, sewa bangunan, Gaji yang terhutang dan contoh di atas
seperti :
No. KEWAJIBAN 2010 2009
1 Piutang 1.373.207.274 1.053,018,712
2 Beban yang di tangguhkan 136.075.000 -
3 Sewa dibayar dimuka 1.170.084.600 -
4. Biaya dibayar dimuka 165.826.231 243.479
5. Uang muka pembelian 1.170.084.600 -

3. Ekuitas, merupakan jumlah modal yang tersisa dalam bisnis setelah asset digunakan untuk melunasi
kewajiban dimana ekuitas mewakili perbedaan antara asset dan liabilitas. Dari contoh diatas
No. EKUITAS 2010 2009
1 Persediaan 662.846.550 394.364.119
Nama : Herianto,S.Si, Apt
NIM : 212021110056
Kelas : R2 KARS

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


PATUT PATUH PATJU
KABUPATEN LOMBOK BARAT
NERACA
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DES 2013 dan 31 DESEMBER 2012
(dalam rupiah)

Keterangan :

1. Modal Kerja = total aktiva- kewajiban/utang ( 51.106.174.588 – 7.737.844.999)= Rp.43.368.329.589

2. Rasio lancar (current Ratio)

Mengukur Kemampuan perusahaan membayar jangka pendek atau utang yang segerah jatuh
tempo

100%

7.198.625.045
100% 93%
7.737.844.999
Kesimpulan :

Baik = 300 %/ 3:1

Keadaan keuangan kurang bagus,

3. Rasio Kas (Cash Ratio)

Kemampuan perusahaan membayar jangka pendek dengan kas yang tersedia atau tabungan di
Bank

!
100%
268.711.875
100% 8,7%
7.737.844.999
Kesimpulan :

Baik = 50%

Keadaan keuangan kurang bagus,

4. Quick Ratio/ Ratio sangat lancar

Kemampuan perusahaan membayar jangka utang dengan aktiva lancer yang lebih liquid

− $% %&
100%

7.198.625.045 − 962.230.681
100% 80%
7.737.844.999
Kesimpulan :

Baik = 150 %/ 1,5:1

Keadaan keuangan kurang bagus, dengan rasio 80%

5. Return On Asset (ROA),

Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dari setiap satu
rupiah asset yang digunakan.

Nilai ROA yang semakin mendekati 1, berarti semakin baik profitabilitas perusahaan karena setiap aktiva
yang ada dapat menghasilkan laba. Jika mendekati 0 maka tidak baik untuk perusahaan.

, ,% ℎ
%' ( ) % ( ()) 100%
$
43.368.329.587
%' ( ) % ( ()) 100%
51.106.174.588
%' ( ) % ( ()) 84%
TUGAS
LAPORANG KEUANGAN
RUMAH SAKIT UMUM HAJI SURABAYA
TAHUN 2018

(Matakuliah Manajemen Keuangan)

DISUSUN OLEH:

SRI MARIONI SANDAG


212021110003

PASCASARJANA
PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
MANADO
2022
URAIAN

Laporan Neraca Keuangan RSU Haji Surabaya menyajikan posisi aset, kewajiban, dan ekuitas
per 31 Desember 2018 yang dibandingkan dengan pada tahun sebelumnya (31 desember 2017).
Neraca pada 2018 diinformasikan bahwa nilai aset adalah sebesar Rp. 356,472,701,846.45 dan
kewajiban adalah sebesar Rp. 10,162,410,134.45, sehingga ekuitas per 31 Desember 2018
adalah sebesar Rp. 346,310,291,712.00.

Laporan Neraca Keuangan RSU Haji Surabaya per 31 Desember 2017, diinformasikan bahwa
nilai aset adalah sebesar Rp. 313,763,003,371.32 dan kewajiban adalah sebesar Rp.
10,816,022,289.76, sehingga ekuitas per 31 Desember 2017 adalah sebesar Rp.
302,946,981,081.56.

Berdasarkan laporan keuangan tersebut dapat dilihat bahwa nilai aset pada 2018 mengalami
peningkatan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Peningkatan aset dari 2017 ke 2018
adalah sebesar Rp. 42,709,698,475.13. Hal ini dipengaruhi oleh jumlah kas dan setara kas, kas
di BLUD, piutang pendapatan, piutang pendapatan di BLUD dan aset tetap yang mengalami
peningkatan dari tahun sebelumnya (2017). Selisih/kenaikan aset antara lain dipengaruhi oleh
piutang pasien umum maupun pasien BPJS sepanjang tahun 2018 dan piutang hasil
pemanfaatan aset BLUD.

Sedangkan, jika dilihat dari jumlah kewajiban, RSU Haji Surabaya mengalami penurunan
pengeluaran kewajiban dari 2017 – 2018 yaitu sebesar Rp. 653,612,155.31. Jumlah Persediaan
Rumah Sakit Umum Haji Surabaya tahun 2018 dibandingkan dengan tahun 2017 mengalami
penurunan sebesar 21,63 %. Hal ini disebabkan oleh pemberlakuan efisiensi belanja untuk
pemakaian persediaan non medis dan medis (obat-obatan) yang menyesuaiakan dengan paket
BPJS. Penurunan Persediaan bahan kimia dikarenakan kegiatan pemeriksaan Laboratorium
Rumah Sakit Haji tahun 2018 menurun seiring dengan menurunnya jumlah kunjungan pasien.
Jumlah kunjungan pasien yang menurun ini perlu diteliti lebih lanjut penyebabnya dengan
melihat faktor internal (kinerja rumah sakit) dan eksternal (pesaing / stakeholder).
MATA KULIAH : Manajemen Keuangan RS

DOSEN : Dr. Joubert B. Maramis, SE, M.Si

NAMA MAHASISWA : Citra Marianti Ningsih Lombongkaehe, S.Kep, Ns.

NIM : 212021110071

Contoh Laporan Keuangan Rumah Sakit

1
2
Pengertian Neraca Keuangan
Neraca keuangan adalah salah satu dari 5 komponen laporan keuangan yang berfungsi
menunjukkan posisi aset, modal, dan kewajiban perusahaan. Di dalam sebuah neraca, nominal
aset perusahaan wajib sama kalkulasinya dengan akumulasi modal dan kewajiban.

Neraca perusahaan dikatakan sehat apabila jumlah modalnya lebih besar dari kewajiban. Jika
sebaliknya, itu artinya keuangan perusahaan dalam keadaan tidak sehat, karena sebagian besar
aset perusahaan dibiayai oleh hutang.

a. Pendekatan
Secara garis besar ada 2 pendekatan :
1) Pendekatan pembelanjaan

3
Kewajiban dan Modal pada Neraca menunjukkan sumber-sumber pembelanjaan
suatu entitas. Adapun Harta menunjukkan penggunaan dari sumber-sumber
pembelanjaan tersebut.
2) Pendekatan sumber daya
Harta menunjukkan jumlah sumber daya yang dimiliki suatu entitas pada tanggal
tertentu. Adapun kewajiban dan Modal pada Neraca menunjukkan hak/klaim atas
harta tersebut. Kewajiban menunjukkan hak/klaim pihak luar. Sedangkan Modal
menunjukkan hak/klaim pemilik.
Dengan demikian dapat dipahami bahwa jumlah aktiva atau harta di dalam neraca
selalu sama dengan jumlah kewajiban dan modalnya.
b. Kegunaan Neraca
Untuk mengetahui :
1) Laporan sisa hasil usaha Rumah Sakit
2) Kemampuan melunasi kewajiban jangka pendeknya
3) Jumlah total harta dan susunannya
4) Jumlah akumulasi Modal dan sebagainya.

Dengan demikian dapat diproyeksikan tindakan keuangan apa yang harus


dilakukan, apakah jumlah persediaan mencukupi, apakah dana untuk membeli
peralatan tersedia dan sebagainya.

c. Komponen-komponen Neraca
1) Aktiva/Harta
a) Aktiva lancar : meliputi Kas dan Bank (tidak termasuk deposito, check kosong,
check mundur dan sebagainya). Kas yang disisihkan untuk tujuan khusus
disajikan terpisah.
b) Surat berharga : Saham, obligasi dan disajikan di Neraca sebesar biaya/nilai
pasar yang paling rendah.
c) Piutang (Account Receivables) tagihan kepada pihak lain untuk melakukan
pembayaran jangka pendek, terdiri dari piutang usaha dan piutang bukan
usaha.
d) Persediaan (Inventory) Antara lain : persediaan obat, benang medis, bahan
laboratorium, bahan radiologi, alat keperawatan, linen, bahan makanan dan
alatalat kebersihan disajikan dalam neraca berdasarkan nilai realisasi bersih.

4
e) Biaya bayar di muka (Prepaid expenses) Antara lain : ATK, barang cetakan,
tissue, premi asuransi, sewa bayar di muka, tidak termasuk uang muka
pembelian aktiva dan Pajak bayar di muka.
f) Investasi : dinyatakan dalam neraca sebesar biaya perolehannya (termasuk
komisi broker, jasa bank dan lain-lain)
g) Aktiva tetap adalah aktiva berwujud
Yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu
yang digunakan untuk kegiatan Rumah Sakit dengan masa manfaat lebih dari
satu tahun. Penyajian dalam neraca adalah nilai perolehannya dikurangi
penyusutan.
h) Aktiva tak berwujud Merupakan hak istimewa yang diperoleh organisasi usaha
untuk digunakan dalam kegiatannya seperti : hak cipta dan sebagainya.
i) Aktiva lain-lain misalnya gedung dalam pembangunan. Uang muka pembelian
aktiva tetap, piutang jangka panjang dan sebagainya.
2) Kewajiban (Liabilitas)
Kewajiban lancar meliputi hutang yang akan dilunasi dalam waktu satu tahun atau
satu siklus normal, seperti : Fee dokter yang belum dibayar, hutang pembelian obat,
ATK dan lain-lain. Kewajiban tak lancar yaitu hutang yang tidak akan jatuh tempo
dalam waktu setahun, misalnya hutang investor.
3) Modal/Ekuitas
adalah hak residual atas aktiva organisasi setelah dikurangi semua kewajiban.
Terdiri dari Modal dasar, akumulasi sisa hasil usaha dan modal yang berasal dari
sumbangan

5
MATA KULIAH : Manajemen Keuangan RS

DOSEN : Dr. Joubert B. Maramis, SE, M.Si

NAMA MAHASISWA : dr. Faridah Alkatiri

NIM : 212021110002
Neraca Disebut juga laporan posisi keuangan yang menunjukkan kondisi atau posisi keuangan
suatu entitas pada suatu tanggal tertentu. Yang dimaksud dengan posisi keuangan adalah :
posisi dari aktiva atau harta (assets), kewajiban (liabilities) dan Modal (Owner's equality).

Komponen Neraca

1. Aktiva
Komponen pertama neraca keuangan adalah aktiva, istilah akuntansi dari “aset”. Di
dalam laporan neraca, aktiva dibagi menjadi dua, yaitu aktiva lancar dan aktiva tidak
lancar. Aktiva lancar adalah aset mudah dicairkan atau dialihkan bentuknya, misalnya
uang kas, surat berharga, piutang, stok, dan biaya DP.
Sementara itu, aktiva tidak lancar adalah aktiva sulit atau tidak dapat dicairkan,
misalnya tanah, gedung, mesin, hak cipta, paten, dan brand.

2. Liabilitas
Komponen berikutnya laporan neraca adalah liabilitas, atau disebut juga dengan
“kewajiban”.
Ada dua jenis liabilitas dalam laporan neraca, yaitu liabilitas jangka pendek (hutang
lancar) dan liabilitas jangka panjang (hutang tidak lancar).
Hutang lancar adalah hutang atau tagihan yang periode pelunasannya di bawah satu
tahun, mislanya tagihan listrik, biaya perawatan mesin rutin, pajak, dan gaji karyawan.
Sebaliknya, hutang tidak lancar adalah hutang atau tagihan yang pembayarannya
setelah satu tahun ke atas, misalnya pinjaman jangka panjang, dana pensiun, dan
sebagainya.

3. Ekuitas
Komponen terakhir laporan neraca adalah ekuitas, atau bahasa lainnya “modal”. Seperti
namanya, modal adalah sejumlah kekayaan yang dimiliki perusahaan, baik dari pemilik
maupun investor. Ekuitas dapat terbagi menjadi dua jenis, yaitu saham disetor dan laba
ditahan.
TUGAS MANAGEMEN KEUANGAN

Liliana Lokan 212021110015

PASCA SARJANA

UNIVERSITAS SAMRATULANGI MANADO

2022
Komentar Kinerja Managemen Keuangan RSUD Sambilegi :

Melihat dari Neraca Rumah Sakit ini saya dapat menyimpulkan bahwa Rumah Sakit masih mampu
membayar kewajibannya yang di lihat dari Nilai Perbandingan Aktiva dan Kewajiban lancar dibayarkan.
Pada Tabel 2.3 Neraca dapat di lihat pada Nilai Aset tetap ada penambahan sehingga pada kewajiban
rumah sakit bisa di tanggulangi dan pada neraca keuangan tidak ditemukan kerugiaan tp justru dari nilai
ekuitas adanya peningkatan pendapatan yang menguntungkan pihak Rumah Sakit Tersebut.

Referensi :

Laporan Keuangan Pokok RSUD s


TUGAS MATA KULIAH
MANAJEMEN KEUANGAN RUMAH SAKIT
Dosen Pengampu : Dr. Joubert B Maramis, SE, MSi
Nama Mahasiswa : Febriane Adeleide Everdine
NIM : 212021110077
Kelas : R2 – IKM – KARS
Tugas : Laporan Keuangan RS Mitra Keluarga tahun 2018
(Sumber: Laporan tahunan 2018)

Neraca keuangan RS Mitra Keluarga mengalami peningkatan sebesar 8%. Peningkatan


dari total asset sebesar 8%. Aset lancar turun dan aset tidak lancar meningkat.
Untuk aset lancar, yang terdiri dari kas dan setara kas, investasi jangka pendek, piutang
usaha, piutang lain-lain, aset keuangan lancar lainnya, persediaan, pajak dibayar dimuka, serta
biaya dibayar di muka dan uang muka. Aset keuangan lancar lainnya merupakan investasi dalam
bentuk unit reksadana yang diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang tersedia untuk dijual.
Persediaan terdiri dari obat-obatan, perlengkapan medis dan lain-lain. Persediaan sedikit turun.
Obat-obatan mencakup sebagian besar persediaan, yakni sebesar 68,8% dari total persediaan tahun
2018.
Sedangkan aset tidak lancar terdiri dari taksiran tagihan restitusi pajak penghasilan, piutang
lain-lain, uang muka perolehan aset tetap, aset tetap, aset tak berwujud, aset pajak tangguhan dan
aset tidak lancar lainnya.
Total liabilitas turun 6,2%. Liabilitias jangka pendek relatif stabil, sedangkan liabilitas
jangka panjang turun. Liabilitas jangka pendek terdiri dari utang bank, utang usaha, utang lain-
lain, uang muka pasien, beban akrual, utang pajak dan utang bank jangka panjang yang jatuh tempo
dalam satu tahun. Liabilitas jangka panjang terdiri dari utang bank jangka panjang dan liabilitas
imbalan pasca kerja, yang diberikan kepada karyawan yang telah mencapai usia pensiun sesuai
dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan yang berlaku.
Peningkatan ekuitas terutama ditopang oleh kenaikan saldo laba yang belum ditentukan
penggunaannya dan jumlah ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk yang
lebih tinggi.
Kesimpulannya, peningkatan laba perusahaan di optimalkan untuk penambahan aset tetap
serta pembayaran hutang bank jangka panjang dan pembayaran liabilitas imbalan pasca kerja
untuk karyawan yang akan pensiun.
Dengan aset lancar lebih besar dari liabilitas jangka pendek, sehingga dapat disimpulkan
dari RS Mitra Keluarga memiliki kemampuan yang cukup tinggi untuk membayar hutang jangka
pendek yang ada.
TUGAS

NAMA MAHASISWA : dr.NOVITA TOMBOKAN


NIM : 212021110012
KELAS : R2
DOSEN : Dr. Joubert B. Maramis, SE, M.Si
MATA KULIAH : Manajemen Keuangan Rumah Sakit

LAPORAN KEUANGAN RUMAH SAKIT PARU dr. ARIO WIRAWAN SALATIGA

SALATIGA

Laporan keuangan pada rumah sakit ini, RUMAH SAKIT PARU dr. Ario Wirawan
SALATIGA, dilakukan pada 31 desember 2019. Laporan ini berisi tentang surat pernyataan
Direksi tentang tanggung jawab atas Laporan Keuangan, Laporan Realisasi Anggaran, Neraca,
Laporan Operasional, Laporan perubahan Ekuitas, Laporan saldo anggaran lebih, Laporan arus
kas, Catatan atas Laporan Keuangan, Daftar barang milik Negara, Daftar pendapatan jasa
layanan kepada masyarakat, Laporan Auditor Independen.

Pendapatan pada 31 desember 2019 anggaran sebesar 57.000.000 yang terealisasi 57.
665.665.178 terdapat kelebihan 665.665.178 dibandingkan pada 31 desember 2018
40.582.560.279, mengalami peningkatan pada tahun 2019.

Pada jumlah belanja operasi terdapat realisasi yang kurang dari anggaran, Pada jumlah belanja
modal terdapat realisasi yang kurang di banding anggaran. Dari total semua belanja ada
pebedaan antara anggaran dan realisasi, yaitu anggaran 123.245.140.000 sedangkan realisasi
105.172. 918.427.

NERACA pada rumah sakit ini, Pada audited aset lancer dan aset tetap terdapat perbedaan pada
tahun 2018 dan 2019, jumlah aset terdapat perbedaan, yaitu pada tahun 2019 309.036.372.369
dan pada tahun 2019 289.706.442.134 jumlah kenaikan ( penurunan) 19.329.930.235 sebesar
67%.

Surplus ( defisit ) laba pada tahun berjalan terdapat perbedaan antara tahun 2018 dan 2019
sebesar 52,40.
Nama : Herianto,S.Si, Apt
NIM : 212021110056
Kelas : R2 KARS

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


PATUT PATUH PATJU
KABUPATEN LOMBOK BARAT
NERACA
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DES 2013 dan 31 DESEMBER 2012
(dalam rupiah)

Keterangan :

1. Modal Kerja = total aktiva- kewajiban/utang ( 51.106.174.588 – 7.737.844.999)= Rp.43.368.329.589

2. Rasio lancar (current Ratio)

Mengukur Kemampuan perusahaan membayar jangka pendek atau utang yang segerah jatuh
tempo

100%

7.198.625.045
100% 93%
7.737.844.999
Kesimpulan :

Baik = 300 %/ 3:1

Keadaan keuangan kurang bagus,

3. Rasio Kas (Cash Ratio)

Kemampuan perusahaan membayar jangka pendek dengan kas yang tersedia atau tabungan di
Bank

!
100%
268.711.875
100% 8,7%
7.737.844.999
Kesimpulan :

Baik = 50%

Keadaan keuangan kurang bagus,

4. Quick Ratio/ Ratio sangat lancar

Kemampuan perusahaan membayar jangka utang dengan aktiva lancer yang lebih liquid

− $% %&
100%

7.198.625.045 − 962.230.681
100% 80%
7.737.844.999
Kesimpulan :

Baik = 150 %/ 1,5:1

Keadaan keuangan kurang bagus, dengan rasio 80%

5. Return On Asset (ROA),

Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dari setiap satu
rupiah asset yang digunakan.

Nilai ROA yang semakin mendekati 1, berarti semakin baik profitabilitas perusahaan karena setiap aktiva
yang ada dapat menghasilkan laba. Jika mendekati 0 maka tidak baik untuk perusahaan.

, ,% ℎ
%' ( ) % ( ()) 100%
$
43.368.329.587
%' ( ) % ( ()) 100%
51.106.174.588
%' ( ) % ( ()) 84%
ANALISIS PROFITABILITAS UNTUK MENGUKUR
KINERJA MANAJEMEN RUMAH SAKIT

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


KABUPATEN LOMBOK BARAT
LAPORAN LABA RUGI

Analisis yang digunakan dalam penilaian kemampuan manajemen Rumah Sakit yaitu analisis
profitabilitas yang merupakan salah satu alat untuk mengukur kemampuan manajemen Rumah
Sakit dalam meningkatkan profitabilitas secara umum. Rasio yang digunakan untuk
mengetahui nilai atau besarnya variance yaitu menggunakan Net Profit Margin (NPM)

Net Profit Margin (NPM): Membandingkan laba bersih dengan pendapatan bersih.
Jadi dari tabel di atas, NPM Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Lombok Barat :
Tahun 2012 adalah : Rp. 6.408.106.637,04/38.711.848.530,24 = 16,5%
Tahun 2013 adalah : Rp. 3.125.134.185,23/41.512.192.432,42 = 7,5%

Dari perhitungan tersebut maka NPM RSUD Kabupaten Lombok Barat tahun 2012
lebih besar dari tahun 2013. Jadi kemampuan Rumah Sakit dalam menghasilkan laba
menurun. Hal ini disebabkan oleh penurunan pendapatan melalui APBD di tahun 2013 dan
kenaikan biaya-biaya operasional, walaupun terjadi peningkatan pendapatan operasional
Rumah Sakit. Manajemen Rumah Sakit di tahun 2013 masih membutuhkan APBD yang lebih
besar untuk mengakomodir kenaikan biaya operasional. Kebutuhan akan APBD terlihat baik
tahun 2012 maupun 2013, RS mengalami Defisit tanpa penerimaan dari pemerintah.

Irene Pandeiroot, Kelas R2


NIM. 212021110011

Anda mungkin juga menyukai