Anda di halaman 1dari 2

TUGAS MATA KULIAH

MANAJEMEN KEUANGAN RUMAH SAKIT

Dosen Pengampu : Dr. Joubert B Maramis, SE, MSi


Nama Mahasiswa : Febriane Adeleide Everdine
NIM : 212021110077
Kelas : R2 – IKM – KARS

3 Masalah dalam Perencanaan Keuangan RS


1. Pemasalahan di dalam perencanaan adalah mengenai dana yang tersedia dalam plafon
anggaran tidak mencukupi, pengambil keputusan kurang memperhatikan bawahannya
terhadap kenyamanan atau kebisingan di dalam pelaksanaan tugas pokok Sehari - hari,
pengambil keputusan belum menguasai Kondisi Rumah Sakit karena terjadinya Pergantian
Pimpinan, konsep Perencanaan Selalu Berubah-ubah, Pendapat bawahan sering diabaikan
sehingga pada waktu perubahan Anggaran tidak terpenuhi dengan apa yang diharapkan.
Perencanaan yang penanganannya belum terfokus disebabkan adanya jabatan rangkap
yang seharusnya perencanaan ditangani oleh satu seksi serta kurangnya pengalaman dan
penguasaan tehnik dalam hal perencanaan. Dimana skala prioritas dan permintaan dari
masing-masing bagian tidak dapat terpenuhi.
Solusi: Pengelolaan keuangan sebaiknya ditangani oleh orang-orang yang berlatar
belakang pendidikan ekonomi dan akuntansi yang handal juga dilengkapi sarana dan
prasarana serta lingkungan yang kondusif sehingga didalam operasional dapat lebih efektif
dan efisien. Dan jika pemerintah menginginkan pelayanan yang memuaskan sebaiknya
dana ditingkatkan serta sarana dan prasarana dilengkapi sehingga apa yang ada dalam visi
dan misi Rumah Sakit dapat tercapai. Sebelum membuat perencanaan sebaiknya data harus
akurat disiapkan terlebih dahulu, serta dana kemudian membuat rencana yang rasional
yang dapat dilaksanakan, dan mudah melaksanakan, waktu dan tempat telah disiapkan,
kebijakan umum dan skala prioritas perlu diperhatikan, manfaat dan kegunaannya serta
membandingkan tahun-tahun sebelumnya sehingga efektif dan efisien dapat tercapai.
Perencanaan flapon anggaran yang disediakan untuk Rumah Sakit sebaiknya jangan3,75%
dari total anggaran keseluruhan Pemerintah Kabupaten Mamuju kalau perlu dinaikkan
maksimal 15% dari total Anggaran yang ada diluar gaji Pegawai. Sehingga diharapkan
didalam perencanaan dapat terpenuhi semua kebutuhan yang sifatnya mendasar atau skala
prioritas.
Sumber: Zamrudiah. EFEKTIVITAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH PADA KANTOR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MAMUJU. FORECASTING: Jurnal Ilmiah Ilmu
Manajemen Volume 2, No. 1, 2020
2. Dalam proses perencanaan, manajer keuangan bertanggung jawab terhadap desain sistem
penyusunan anggaran dan sekaligus harus berperan sebagai ketua komisi anggaran.
Manajer keuangan harus mampu mengantisipasi dampak perilaku dari sistem penyusunan
anggaran yang dimiliki oleh rumah sakit sekaligus mampu menciptakan sistem untuk
mencegah perilaku negatif dari sistem anggaran yang digunakan. Manajer keuangan juga
bertanggung jawab terhadap penyusunan prosedur penganggaran.
Solusi: Dalam mengahadapi MEA, perlu disiapkan manajer-manajer keuangan rumah sakit
yang kompeten dalam menjalankan peran strategis organisasi. Peningkatan kompetensi
manajer keuangan rumah sakit dapat dilakukan melalui program pendidikan berkelanjutan
atau melalui lokakarya peningkatan kompetensi. Untuk mengurangi kesenjangan
kompetensi manajer keuangan rumah sakit di berbagai daerah dalam menghadapi
Masyarakat Ekonomi ASEAN, program sertifikasi profesi manajer keuangan mungkin
dapat dilakukan sebagai solusi alternatif. Program sertifikasi dapat dilaksakan oleh
organisasi yang bergerak dalam bidang perumahsakitan bekerjasama dengan lembaga
pendidikan tinggi.
Sumber: https://kanalpengetahuan.fk.ugm.ac.id/peran-manajer-keuangan-rumah-sakit-di-era-
masyarakat-ekonomi-asean/
3. Perencanaan di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta dilakukan dengan sistem
bottom up dan berdasarkan acuan dari tahun sebelumnya. Sistem bottom up dilakukan
untuk mengetahui program kerja unit dan kebutuhan setiap unit sehingga manajemen dapat
menentukan program kerja dan kebutuhan setiap unit yang akan menjadi prioritas.
Penganggaran di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta terdapat beberapa pihak
yang terlibat didalam prosesnya yaitu Supervisor, Manajer, dan Direktur. Proses bottom up
dilakukan oleh Supervisor dengan membuat program kerja dan angggaran kemudian
dilanjutkan penyerahan kepada Manajer serta Admin keuangan. PPE saat ini belum
berjalan dengan optimal yaitu pada bagian proses estimasi atau forecasting, untuk itu perlu
adanya perbaikan terhadap hambatan yang ada sehingga proses PPE dapat berjalan dengan
lebih maksimal di masa mendatang atau tahun-tahun berikutnya.
Solusi: Melakukan penggabungan data internal dan eksternal dalam rumah sakit akan
bermanfaat dalam proses estimasi atau forecasting. Perlu adanya pembuatan pedoman atau
acuan yang rinci mengenai pelaksanaan Perencanaan, Penganggaran dan Estimasi (PPE).
Evaluasi dan penilaian keberhasilan pelaksanaan Perencanaan, Penganggaran dan Estimasi
(PPE) agar keselarasan antara rencana penganggaran dan estimasi dapat tercapai.
Sumber: Nurul Anisa, Firman Pribadi. Analisis Perencanaan, Penganggaran, dan Estimasi dalam
Meningkatkan Mutu Pelayanan di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai